Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Batang tanaman jagung merupakan salah satu limbah hasil pertanian yang mengandung selulosa,
hemiselulosa dan lignin. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH
pada proses ekstraksi selulosa dari batang tanaman jagung terhadap rendemen dan sifat fisik selulosa.
Tahap dan metode penelitian meliputi: ekstraksi selulosa batang tanaman jagung melalui proses
delignifikasi, pencucian, blanching, pengeringan dan pembuatan serbuk selulosa. Percobaan
menggunakan waktu ekstraksi selama 60 menit dengan konsentrasi NaOH (K) dengan 5 taraf
perlakuan yaitu K1= 10%, K2= 15%, K3= 20%, K4= 25% dan K5= 30%. Masing-masing perlakuan
diulang tiga kali dan masing-masing dianalisis dengan dua ulangan. Sehingga diperoleh unit
percobaan 3x5x2 = 30 unit percobaan. Analisis produk selulosa secara fisik meliputi pengukuran
rendemen, pH, Water Holding Capacity (WHC) dan Oil Holding Capacity (OHC). Hasil penelitian
menunjukan bahwa penggunaan NaOH konsentrasi 25% pada proses ekstraksi selulosa batang jagung
menghasilkan rendemen tertinggi sebesar 35,61%; nilai pH rata-rata sebesar 8,66. Kemampuan
mengikat air (WHC) tertinggi sebesar 8,21 g/g dan kemampuan mengikat minyak (OHC) sebesar 9,76
g/g.
273
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017
besar rantai polimer polisakarida dari beta 2011; Espinoza-Herrera et al. 2011; Jahit et
glukosa (Israel et al. 2008). Selulosa dapat al. 2016).
digunakan di industri kertas, industri pangan, Proses ekstraksi selulosa dilakukan dengan
obat-obatan dan industri kimia. Khususnya jalan memisahkan komponen selulosa dari
dalam industri pangan, selulosa dan komponen lainnya pada bahan melalui proses
turunannya digunakan sebagai bahan ekstraksi asam dan ekstraksi basa maupun
tambahan dalam pembuatan makanan kombinasi keduanya yang melibatkan proses
maupun minuman. Isolasi selulosa dapat delignifikasi. Proses ekstraksi basa biasa
dilakukan pada limbah atau sisa-sisa kegiatan menggunakan larutan NaOH dalam proses
pertanian antara lain limbah kelapa sawit, delignifikasi. Penelitian yang dilakukan oleh
tongkol jagung, sagu, bambu, enceng Widodo et al. (2013) sintesis α-selulosa dari
gondok, limbah kulit kakao, bagase, batang limbah batang tanaman ubi kayu
tanaman dan limbah pertanian lainnya. Pada menggunakan NaOH sebagai pelarut alkali
beberapa penelitian ekstraksi selulosa seperti dengan konsentrasi 25% dan lama waktu 60
pada cake kernel kelapa sawit memiliki menit menghasilkan rendemen selulosa
kandungan selulosa sekitar 20-30%, 67,69%. Ekstraksi selulosa kulit buah kakao
kandungan selulosa pada kulit gandum, kulit dengan menggunakan NaOH 12% dapat
padi, fiber pada tomat, batang pisang, tandan menghasilkan rendemen selulosa dengan sifat
kosong kelapa sawit dan tongkol jagung yang terbaik sebesar 26,09%, penggunaan
berturut-turut 32,2%; 24,4%; 19,7%; 37,5%; NaOH lebih dari 17% menyebabkan semakin
34,15% dan 44,9%.(Bono et al. 2009; menurunnya rendemen selulosa yang
Wijayani et al. 2005; Yan et al. 2009; dihasilkan. Penggunaan alkali dalam proses
Hutomo 2012; Melisa et al. 2014; Azubuike delignifikasi dapat menghasilkan sifat dan
& Okhamafe 2012; Veeramachineni et al. jumlah rendemen selulosa yang berbeda-beda
2016) tergantung pada jenis bahan baku yang
Aplikasi selulosa secara luas yang spesifik digunakan (Hutomo 2012; Bouredja et al.
untuk produk pangan dapat dibedakan dari 2015)
karakteristik fisik dan kimia hasil turunan Pemanfaatan limbah batang tanaman jagung
(modifikasi) selulosa. Beberapa turunan sebagai sumber selulosa dapat meningkatkan
selulosa yang secara komersil banyak nilai guna limbah hasil pertanian. Batang
dikembangkan antara lain methyl cellulose tanaman jagung mengandung selulosa 42,6%,
(MC), carboxymethyl cellulose (CMC), hemiselulosa 21,3%, dan lignin 8,2%
hydroxypropyl cellulose (HPC), dan sehingga potensi limbah batang tanaman
hydroxypropylmethyl cellulose (HPMC). jagung yang tinggi tersebut berpeluang
Turunan selulosa merupakan hasil modifikasi sebagai salah satu alternatif sumber selulosa
fisik dan kimia yang digunakan dalam untuk berbagai kebutuhan industri(Sarkar et
memperbaiki sifat reologi, emulsifikasi, al. 2012). Ekstraksi selulosa batang tanaman
stabilitas larutan, modifikasi pembentukan jagung ditujukan untuk mendapatkan
dan pertumbuhan kristal es, dan rendemen yang tinggi dan dapat memiliki
meningkatkan kapasitas pengikatan air karakteristik fisik dan kimia yang dapat
(WHC) serta kapasitas pengikatan minyak diaplikasikan dalam proses pengolahan
(OHC). Selulosa dan produk turunannya makanan dan industri. Batang tanaman
dapat digunakan sebagai anti caking agent, jagung merupakan salah satu biomasa limbah
emulsifier, stabilizer, agen dispersi, pertanian yang cukup banyak terdapat di
pengental, dan biodegradable films. Indonesia. Salah satu pemanfaatan batang
Aplikasinya pada makanan atara lain: frozen tanaman jagung adalah sebagai pakan ternak,
dessert, kue/roti, saos, sirup, dan produk bahan bakar, dan kompos. Pada beberapa
beverage, serta dapat juga dimanfaatkan penelitian belum diketahui secara pasti
sebagai edible coating film (Malmiri H. et al. berapa konsentrasi NaOH dan lama waktu
proses delignifikasi yang digunakan dalam
274
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017
proses ekstraksi selulosa batang tanaman Analisis kadar air menggunakan metode
jagung. Komponen selulosa pada batang thermogravimetri, dan kadar abu dengan
tanaman jagung yang tinggi tersebut cara membakar sampel pada suhu 400oC
berpeluang sebagai salah satu alternatif dengan menggunakan tanur hingga
sumber selulosa untuk berbagai kebutuhan menjadi abu. Kadar air dan kadar abu
industri. dinyatakan dalam persentase (%).
3. Analisis Water Hoding Capacity (WHC)
METODE Merupakan analisis terhadap kemampuan
1. Bahan & Alat selulosa dalam mengikat air. Dihitung
Bahan utama yang digunakan adalah batang dengan simulasi banyaknya air yang
tanaman jagung (Zea mays) yang diambil terikat dalam satu gram selulosa (Hutomo
dari pertanian di Wonogiri. Bahan kimia dan et al. 2012; Indriyati et al. 2016)
penunjang antara lain : NaOH, NaOCl, 4. Analisis Oil Holding Capacity (OHC)
aquadest, selulosa komersil murni dari Merupakan analisis kemampuan selulosa
SIGMA. Peralatan yang digunakan pada dalam mengikat minyak. Dihitung dengan
penelitian ini antara lain (1) peralatan dapur simulasi banyaknya minyak yang dapat
seperti : pisau, talenan, timbangan, baskom, terikat dalam satu gram selulosa (Hutomo
sarangan, blender dan kompor, serta (2) et al. 2012; Indriyati et al. 2016)
peralatan laboratorium meliputi : timbangan
analitik (Sartorius), oven (IK Oven HASIL DAN PEMBAHASAN
Carbolite), eksikator, sentrifuse dan peralatan Batang tanaman jagung digunakan sebagai
gelas yang mendukung antara lain gelas ukur, bahan utama ekstraksi selulosa. Tujuan dari
erlenmeyer, botol timbang, dan gelas beker. penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi NaOH pada
2. Tahapan Penelitian delignifikasi selulosa batang tanaman jagung
Penelitian ini dirancang dalam beberapa terhadap rendemen serta karakteristik fisik
tahap yaitu pertama ekstraksi selulosa dari dan kimia.
batang tanaman jagung, tahap kedua 1. Rendemen Selulosa
karakterisasi sifat fisik dan kimia selulosa Hasil perhitungan rendemen selulosa dari
hasil esktraksi. Rancangan percobaan yang proses ekstraksi batang tanaman jagung
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan NaOH dengan variasi
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%
satu parameter perlakuan yaitu ekstraksi yang dilanjutkan dengan proses pemutihan
selulosa menggunakan NaOH dengan variasi (bleaching) menggunakan NaOCl 5%
konsentrasi 10, 15, 20, 25, dan 30%, pada menghasilkan rendemen berkisar antara
suhu 100oC dengan lama waktu 60 menit. 31,67 – 35,61%, dengan rendemen rata-rata
menggunakan 3 unit ulangan percobaan dan sebesar 33,54%. Nilai rendemen berturut-
2 ulangan pengujian sehingga diperoleh unit turut sebesar 32,41%, 33,19%, 34,80%,
percobaan 5 x 3 x 2= 30 unit percobaan. 35,61% dan 31,67% pada proses perendaman
selama 1 jam, suhu 100oC, menggunakan
Analisis laboratorium meliputi analisis fisik larutan NaOH konsentrasi 10, 15, 20, 25 dan
dan kimiawi pada selulosa yaitu : 30%. Hasil pengujian statistik menunjukan
1. Analisis Rendemen tidak berbeda nyata pada nilai rendemen
Rendemen merupakan hasil ekstraksi tersebut. Pada grafik Gambar 2, terlihat
selulosa yang diperoleh dibandingkan bahwa rendemen selulosa dari proses
dengan jumlah bahan awal yang delignifikasi metode basa, pada konsentrasi
digunakan dalam kondisi kering, NaOH 10% sampai dengan konsentrasi
dinyatakan dalam persentase (%). NaOH 25% mengalami peningkatan,
2. Analisis Kadar Air kemudian menurun pada konsentrasi NaOH
30%.
275
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017
276
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017
menggunakan NaOH konsentrasi 25%, tidak larut air pada proses blancing dan
dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi pencucian.
NaOH lebih rendah atau lebih tinggi (Gambar 6).
DAFTAR PUSTAKA
Azubuike, C.P. & Okhamafe, A.O., 2012.
Physicochemical, spectroscopic
and thermal properties of
microcrystalline cellulose
derived from corn cobs.
International Journal Of
Recycling of Organic Waste in
Agriculture, 1(1), p.9.
Bono, A. et al., 2009. Synthesis and
Characterization of
Gambar 5. Kemampuan Selulosa Mengikat Air (WHC)
Carboxymethyl Cellulose from
Palm Kernel Cake. Advances in
Natural and Applied Sciences,,
3(1), pp.5–11.
Bouredja, N., Mehdadi, Z. & Bouredja, M.,
2015. Extraction Of The
Cellulose And The Biometrics
Of The Fibers Of The Pods Of
Retamamonosperma ( L .).
Boissgrowingin Natural
Conditions In The Algerian
Western Coast. International
Journal of Biosciences, 6(10),
Gambar 6. Kemampuan Selulosa Mengikat Minyak (OHC) pp.31–38.
Coffey, D.G., Bell, D.A. dan Anderson, A.
Proses hidrolisis oleh NaOH pada selulosa 1995. Cellulose and Cellulose
menyebabkan perubahan struktur selulosa Derivatives. In : Stephen, A.M
sehingga mendorong air dan minyak akan
semakin mudah menembus struktur selulosa yang
(editor) Food Polysaccharides
melonggar akibat proses tersebut. Sejalan dengan and Their Application. Marcel
penelitian Hutomo (2012) ekstraksi selulosa dari Dekker Inc. New York. Hal 123-
Pod Husk kakao menggunakan NaOH dengan 153
konsentrasi 4-16% tertinggi sebesar 3,24 g/g. Espinoza-Herrera, N. et al., 2011. Thermal,
Mechanical and Microstructures
SIMPULAN Properties of Cellulose
Penggunaan NaOH konsentrasi 25% pada Derivatives Films: A
proses ekstraksi selulosa batang jagung Comparative Study. Food
menghasilkan rendemen tertinggi sebesar Biophysics, 6(1), pp.106–114.
35,61%; nilai pH rata-rata sebesar 8,66. Hutomo, et al, 2012. Ekstraksi Selulosa Dari
Kemampuan mengikat air (WHC) tertinggi Pod Husk Kakao Menggunakan
sebesar 8,21 g/g dan kemampuan mengikat Sodium Cellulose Extraction
minyak (OHC) sebesar 9,76 g/g. Ekstraksi from Cacao Pod Husk Using
selulosa metode basa menggunakan larutan Sodium Hydroxide. , 32(3),
NaOH dapat digunakan untuk mendorong pp.223–229.
proses pemecahan komponen lignoselulosa Hutomo, G.S. et al., 2012. Ekstraksi Selulosa
sehingga menghasilkan komponen selulosa Dari Pod Husk Kakao
Menggunakan Sodium
277
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017
278