Professional Documents
Culture Documents
2017
Abstrak
Tumbuhan bambu merupakan bagian aspek bentang alam yang berpengaruh terhadap jumlah dan
kualitas air tanah. Jumlah air tanah daerah klaten 260502740 m3/tahun yang berasal dari (1) sebesar
73301436 m3/detik, (2). air tanah tertekan 34138520 m3/detik dan (3) mata air 153062784 m3/detik
( Suharjo, 2005). Kualitas air tanah mengalami penurunan akibat aktivitas manusia seperti bakteri
coli dan unsur nitrat (NO3). Tujuan dari penelitian menganalisa agihan tumbuhan bambu dan
implikasinya dengan potensi air tanah daerah Klaten Jawa Tengah. Metode penelitian di pilih survei,
sedang analisa hasil mengunakan deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian diperoleh: 1). Daerah
bentuklahan lereng, puncak dan kaki punung api Merapi bagian atas didominasi tumbuhan bambu
implikasi kualitas air tanah layak untuk air minum; 2) dataran fluvial dan kaki Merapi bagian
bawah, keberadaan bambu berada di tebing kanan kiri sungai; implikasi potensi air tanah daerah
ini mengalami penurunan; 3) Daerah lerang dan dataran perbukitan struktural Bayat, penyebaran
tumbuhan bambu tidak mempunyai implikasi terhadap kuantitas air tanah meningkat sedang
kualitas air tanah/sebagian mata air dan air sumur tercemar oleh air laut.
Kata Kunci: Bentang alam, bambu, mata air dan potensi air tanah
Perbedaan ini muncul baik pada kualitas maupun akar, batang, dan daun. (Rosanti Dewi,2002)
kuantitas air yang mengalir dan muncul di air Fungsi akar adalah sebagai penyerap air dan
tanah. Potensi air, meliputi kualitas dan kuantitas, unsure hara, yang selanjutnya akan diteruskan ke
dapat di identifikasi berdasarkan geomorfologi, batang dan daun, sehingga terjadi proses
tanah; dan geologinya. metabolisme. Fungsi lain dari akar yaitu sebagai
Keberadaan fisik alami; Verstappen (1983) gutasi jalan tetesnya air dan tersimpan dalam
mengemukakan bahwa satuan/unit geomorfologi akuifer air tanah. Daun memiliki fungsi sebagai
dapat untuk mendeliniasi satuan hidrologi suatu organ pernapasan, tempat berlangsungnya proses
daerah. Adapun aspek geomorfologi yang penting fotosinteses dan sebagai alat perkemmbang
dalam untuk mendeliniasi satuan hidrologi yaitu biakan secara vegetative dan alat masuknya air
aspek morfologi dan aspek morfogenesa. Suharjo melalui stomata/pori-pori daun. Batang, ranting
(2005), daerah lereng Merapi terbagi menjadi berfungsi untuk menyimpan air hujan melalui pori
empat satuan morfologi yaitu: (1) satuan puncak batang.
Merapi, (2) satuan kaki Merapi, (3) satuan dataran Bambu, batang juga berfungsi sebagai alat
fluvial, dan (4) satuan perbukitan Jiwo Bayat. perbembangbiakan tumbuhan secaran vegetative
Ditinjau dari morfogenesanya, daerah Klaten atau aseksual. Pembiakan tumbuhan melalui
merupakan daerah asal struktural (Daerah batang dikenal dengan stek. Pada lingkungan
perbukitan Jiwo) dan asal volkan. Kuantitas dan yang ekstrim, akan beradaptasi dengan
kualitas alami ditetukan oleh kondisi fisik alami; bermetamorfose/berubah bentuk menjadi ramping
Geologi; Todd (1980), ada empat perlapisan atau dikenal dengan nama rhisoma atau umbi.
batuan yang mengakibatkan perlakuan air tanah cepatnya perkembangan bambu maka akar, daun
berbeda yaitu: 1). Akuifer, yaitu perlapisan batuan dan batang membentuk koloni dan berfungsi
yang mempunyai susunan sedemikian rupa penyimpan air tanah yang potensial.
sehingga dapat mengalirkan air dalam jumlah
besar. Batuan ini terdiri dari pasir atau kerikil, HASIL DAN PEMBAHASAN
batu pasir, batu gamping yang berlubang dan lava Kabupaten Klaten terletak pada bagian
yang retak– retak; 2). Akuiklud, yaitu perlapisan tenggara wilayah Propinsi Jawa Tengah dan
batuan yang dapat menyimpan air tetapi tidak terletak pada jalur regional yang menghubungkan
dapat mengalirkan dalam jumlah yang berarti. Kota Solo dan Yogyakarta. Secara astronomis,
Batuan ini terdiri dari lempung, tuf dan atau silt; Kabupaten Klaten terletak pada koordinat antara
3). Akuifug, yaitu lapisan batuan yang tidak dapat 110° 30’ BT - 110° 45’ BT dan 7° 30’ LS - 7° 45’
menyimpan dan tidak mengalirkan air, contoh LS. Secara administratif Kabupaten Klaten
batuan granit; 4). Akuitar, yaitu perlapisan batuan meliput daerah seluas 655,56 km2 dengan
yang mempunyai susunan sedemikian rupa pembagian wilayah administrasi yang terdiri dari
sehingga dapat menyimpan air tetapi hanya dapat 26 wilayah kecamatan, 391 wilayah desa, dan 10
mengalirkan air dalam jumlah yang terbatas, kelurahan. Batas administrasi Kabupaten Klaten,
contoh lempung berpasir. Suharyadi, 1984; utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali,
pendekatan kualitas air tanah dapat diinterpretasi barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman DIY,
berdasarkan kandungan unsur kimia yang selatan berbatasan dengan Kabupaten
terkandung dalam litologi penyusun akuifer Gunungkidul, Propinsi DIY dan sebelah timur
seperti Calsium (Ca), magnesium (Mg), Natrium berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo. Agihan
(Na), Kalium (K), Narium (Na), Belerang (S), permukiman disajikan pada gambar1.
Besi (Fe), Mangan (Mn), Chlorida (Cl), Sulfat
(SO4).
Tumbuhan merupakan aspek ekologi yang
berperan penting dalam produsen, peranannya
dengan sumberdaya air organ tumbuhan yaitu
5
2
4
4
0
0
0
0
4
4
8
0
0
0
4
5
6
0
0
0
4
6
4
0
0
0
4
7
2
0
0
0
m
T
9
0
1
0
6
0
8
8
0
6
0
1
0
9
G
.
M
e
r
a
p
i
m
U
$
PETA BENTUKLAHAN
KABUPATEN BOYOLALI KABUPATEN KLATEN
S
k
al
a
1
:
2
0
0
.
0
0
0
U
2 0 2 6 Km
0
0
0
9
0
1
6
6
1
0
9
0
0
0
Legenda :
[
% : ibukota kabupaten
: batas kabupaten
: jalan
0
0
0 : rel kereta
9
2
1
5
5
1 : sungai
2
9
0
0
0
: rawa
Satuan Bentuklahan :
KABUPATEN KLATEN : dataran fluvial kaki Volk an
[
% : Kaki Volkan
: Lereng dan Puncak Volk an
PROP. : Perbukitan Struktural
0
0 DIY
0
9
4
1
4
4
1
4
9
0
0
0
Rowo Jombor K. Dengkeng JAWA TENGAH
KABUPATEN LA UT JAWA
SUKOHARJO
SAMUD
ERA
INDON
ESIA
: Kabupaten Klaten
0
0
0 PROP. DIY 9 Sumber :
6 1. Peta Rupa Bumi Indonesia, Skala 1 : 25.000
1
3
3
Disusun oleh :
4
4
0
0
0
0
4
4
8
0
0
0
4
5
6
0
0
0
4
6
4
0
0
0
4
7
2
0
0
0
Suharjo, dkkTahun 2006
Jumlah air dari mata air atau spring atau pertambahan penduduk pada tahun 2018
umbul 4921 L/detik , 425 .174.400 L/ hari sebanyak 50.000 jiwa, maka membutuhkan
atau153.062.784 m3/tahun. Kuantitas air air tanah sebesar 7.500.000 L/hari. Pada
tanah daerah Klaten yaitu debit airtanah tahun 2018, penduduk Klaten akan
bebas + drbit air tanah Tertekan + debit air membutuhkan air tanah sebesar 182 100 000
Mata air = 73.301.436 m3/tahun. + liter/hari. Jika kondisi lingkungan tidak
34.138.520 m3/tahun. + 153.062.784 berubah maka pada tahun 2018 air tanah
m3/tahun.= 260.502.740 m3/tahun. atau 723 masih mengalami kelebihan 723 618
.618.722 liter /hari . Kebutuhan untuk air 722liter/hari - 182 100 000. liter /hari = 541
minum tahun 2008 diperkirakan 1164000 518 722 liter/hari.
Jiwa x 150 L/hari = 174.600.000 L/hari. Jika
Kualitas air tanah sangat menentukan pertanian berdampak menambah unsur kimia
layak dan tidaknya air untuk peruntukan t untuk alami menjadi unsur kimia alami dan unsur
sumber air minum. Kualitas air tanah dangkal, kimia hasil aktivitas manusia atau antropogenik.
proses antroogenik seperti pembuangan limbah Hasil analisa laboratorium disajikan pada tabel
rumah tangga, industri pertanian dan non 2
Tabel 2. Data Pencemaran Air Tanah di Dataran Fluvial Vulkan Untuk Permukiman Daerah
Kabupaten Klaten Jawa Tengah
Nomor Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Baku
Satuan Lahan Permukiman DFVP DFVP DFVP DFVP DFVP DFVP DFVP DFVP DFVP DFVP Mutu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Air
besih
Perm
enkes
416 /
869/L 870/L 871/L 872/L 873/L 874/L 875/L 856/L 877/L 878/L MEN
Nomor Laboratorium
H/14 H/14 H/14 H/14 H/14 H/14 H/14 H/14 H/14 H/14 KES/
KES/
IX/19
90
1.1.1.1 PARAMETER
1.1.1.2 Satuan
1.1.1.3 FISIKA
DHL mhos/cm 1152 1888 1738 10384 1900 1050 1391 1596 1881 1836 -
0
1.1.1.4 KIMIA
pH - 6.04 6.91 6.66 6.77 6.84 6.62 6.82 6.73 6.69 6.86 6.5 –
9.0
BOD mg/L 1,44 1.01 1.87 1.44 1.00 1.15 0.86 0.88 1.58 1.86 -
COD mg/L
3.51 4.68 3.89 4.68 6.55 4.92 6.79 3.98 10.53 4.21 -
Kalium ( K ) mg/L 17.50 49.77 26.64 25.76 41.75 55.32 33.75 47.63 52.57 44.832 -
5 3 5 7 7 4 3 7
Natrium (Na) mg/L 16.74 24.48 31.28 20.56 40.20 22.75 23.92 30.12 34.43 41.956 -
1 1 7 8 2 2 3 2 0
Kalsium (Ca) mg/L
36 64 64 76 90 70 50 66 68 76 -
Kesadahan ( mg/l
CaCO3 )
168 188 252 236 276 240 60 160 292 228 -
Biologi
Coliform Total MPN/100 95 150 253 157 22 2200 221 18 I0 6 Nihil
ml
Agihan tumbuhan bambu; berdasarkan original atau alami yaitu curak hujam, batuan
interpretasi dan survey lapangan, bahwa akibat penyusun akuifer, morfologi, proses, tumbuhan
alih fungsi lahan pertanian, perkebunan dan yang masuk dalam biofisik alami. Proses alam
lahan terbuka menjadi lahan terbangan maka: 1) dari dalam bumi di daerah Kabupaten Klaten
tumbuhan bambu di daerah dataran fluvial yang pernah terjadi yaitu proses vulkanik dan
Merapi berada pada tanggul alam sungai dan tektonik. Letusan Merapi tahun 2006 dan 2010
dibantaran sungai; 2). agihan tumbuhan bambu atau sebelumnya membangun akuifer yang
di daerah kaki Merapi bagian bawah sangat tebal dan merupakan simpanan air tanah
keberadaanya tinggal 20 % yaitu di lingkungan sebagai pemasok air tanah dalam/air tanah
umbul/mata air yang pengelolaanya berbasis tertekan, air tanah bebas atau sumur dan air tanah
budaya; 3) agihan tumbuhan bambu di daerah berujud mata air atau umbul. Gempabumi
struktural bayat keberadaan masih 40 % ; 4) tektonik yang terjadi pada tahun 2006
agihan tumbuhan bambu di daerah puncak, merekahkan, mematahkan akuifer/perlapisan
lereng atas dan kaki Merapi bagian atas batuan di daerah peralihan bentuklahan asal
keberadaanya 60- 90 %. Agihan tanaman bambu gunung Merapi dan perbukitan struktural Bayat
disajikan pada gambar 3. dan pegunungan jalur Batur agung hasilnya
bersifat membangun dan sedikit merusak. Hasil
yang membangan yaitu munculnya mata air baru
yang jumlah airnya mencukupi untuk air minum
sejumlah 250 kepala keluarga atau setaran 80
jiwa dan untuk sebagian lahan oncoran lahan
pertanian. Hasil yang bersifat merusak atau
distruktif yaitu munculnya air asin pada 3 sumur
penduduk yang mempunyai kandungan gaman
sagat tinggi. Proses eksogen yang terjadi di
daerah Klaten antara lain proses erosi,
sedimentasi, kekeringan dan gerak massa batuan
dan banjir. Proses eksogen sebagian besar
Gambar 3. Peta Agihan Tumbuhan bersifat distruktif dengan agihan di setiap satuan
Bambu disetiap bentuklahan bentuklahan.
PEMBAHASAN Proses antropogenik, sebagian besar
Kuantitas, kualitas atau potensi air proses antropogenik di daerah Klaten atau di
tanah dipengaruhi oleh aspek bentang alam daerah lain bersifat distruktif kecuali proses