Professional Documents
Culture Documents
Identitas
Nama : An. X
Nomor RM : 103783
Umur : 9 tahun
Pekerjaan :-
Keluhan Utama :
Luka robek pada kening ukuran 8cm dan kaki kanan terasa nyeri hebat dan tidak dapat
digerakkan dua jam SMRS
Os mengaku 4 jam sebelumnya os terjatuh ke lubang sumur sedalam 12m saat bermain petak
umpet. Os terjatuh dalam keadaan terlentang cenderung kekanan. Kemudian os mengalami
luka robek pada kening dan terjadi perdarahan serta kaki kanan os terasa sangat nyeri dan
tidak bisa digerakkan. Saat kejadian tersebut os tidak mengalami penurunan kesadaran dan
tidak muntah. Os belum mendapat pertolongan atau minum obat sebelumnya. Os langsung
dibawa ke UGD Rymah Sakit Imanuel.
PemeriksaanFisis
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Status Kesadaran : E4V5M6, compos mentis
Keadaan Jiwa : Baik
Tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 88 kali/menit
P : 20 kali/menit
S : 36.2 ◦C
Status Generalis
Kepala : Normocepal
Mata :Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), RCL (+/+),
RCTL (+/+)
Hidung : deformitas (-)
Mulut : Sianosis (-), lidah kotor (-), hiperemis (-)
Tenggorok : faring hiperemis (-), tonsil T1-T1
Telinga : normotia, deformitas (-), sekret (-/-)
Leher : pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-)
Thorax : simetris S=D, sonor (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Cor : ictus cordis tidak terlihat, S1-2 murni reguler, Gallop (-),
murmur (-)
Abdomen : Supel, peristaltik (+) normal, Nyeri tekan (-)
Ekstremitas superior : udem (-/-), gerak (+/+), kekuatan (5/5)
Ekstremitas Inferior : udem (-/+), gerak (+/sulit dinilai), kekuatan (5/sulit dinilai)
Status lokalis :
a. Terdapat luka robek ukuran 8cm di dahi
b. Regio femur Dextra
Look :Pemendekan (+), udem (+), deformitas (+), tidak terdapat luka
robek.
Feel : Nyeri tekan (+)
Movement :Nyeri gerak aktif (+), nyeri gerak pasif (+)
.
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
Hemoglobin 13 g/dl
Hematokrit 38.8%
Leukosit 22.290/ul
3. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad sanationem : dubia ad bonam
VULNUS LACERATUM
. Pengertian.
Mansjoer (2000) menyatakan “Vulnus Laseratum merupakan luka terbuka yang terdiri
dari akibat kekerasan tumpul yang kuat sehingga melampaui elastisitas kulit atau otot”. (p.219).
Vulnus laceratum adalah terjadinya gangguan kontinuitas suatu jaringan sehingga terjadi
pemisahan jaringan yang semula normal, luka robek terjadi akibat kekerasan yang hebat
sehingga memutuskan jaringan.
Jenis-jenis luka
•Berdasarkan ada tidaknya hubungan dengan lingkungan luar, luka dibagi menjadi luka terbuka
(Vulnus appertum) dan luka tertutup.
•Berdasarkan penyebabnya, luka dibagi menjadi :
- Luka akibat trauma mekanik :
o Luka akibat benda tumpul :
a.Kontusio (luka memar atau hematom)
b.Ekskoriasi (luka lecet atau abrasi) :
i. Scratch (luka lecet gores)
ii. Friction abration (luka lecet geser)
iii. Impression (luka lecet tekan)
c. Vulnus laceratum (luka robek/ luka dengan tepi tidak beraturan)
o Luka akibat benda tajam :
a.Vulnus scisum (luka sayat atau luka iris)
b.Vulnus punctum (luka tusuk)
o Luka akibat benda setengah tajam :
a.Vulnus morsum(luka karena gigitan binatang/bite mark )
Berdasarkan waktunya :
- Akut : penyembuhannya dapat diperkirakan waktunya sesuai dengan waktu yang
dibutuhkan untuk melewati fase-fase penyembuhan luka.
- Kronis : luka yang tidak mengalami penyembuhan (sesuai fasenya) atau sembuhtanpa
perbaikan anatomi dan fungsional yang adekuat (>3 bulan).
Berdasarkan Kedalaman dan Hilangnya Lapisan Kulit :
Stadium I : Luka superficial (Non-branching eritem) hanya mengenai lapisan epidermis.
Stadium II : Luka Partial thickness epidermis + dermis bagian atas
Stadium III : Luka Full thickness hilangnya kulit keseluruhan tetapi tidak melewati jaringan
yang mendasarinya (subkutan).
Stadium IV : Luka Full thickness mencapai lapisan otot, tendon, tulang,destruksi luas.
2. Etiologi.
Luka dapat disebabkan oleh berbagai hal, yaitu:
1) Trauma mekanis yang disebabkan karena tergesek, terpotong, terbentur dan terjepit.
2) Trauma elektris dan penyebab cidera karena listrik dan petir.
3) Trauma termis, disebabkan oleh panas dan dingin.
4) Truma kimia, disebabkan oleh zat kimia yang bersifat asam dan basa serta zat iritif dan berbagai
korosif lainnya.
3. Patofisiologi.
Menurut Price (2006:p.36), Vulnus laserrratum terjadi akibat kekerasan benda tumpul,
goresan, jatuh, kecelakaan sehingga kontuinitas jaringan terputus. Pada umumnya respon tubuh
terhadap trauma akan terjadi proses peradangan atau inflamasi.reaksi peradangan akan terjadi
apabila jaringan terputus.dalam keadaan ini ada peluang besar timbulnya infeksi yang sangat
hebat. Nyeri timbul karena kulit mengalami luka infeksi sehingga terjadi kerusakan jaringan.sek-
sel yang rusak akan membentuk zat kimia sehingga akan menurunkan ambang stimulus terhadap
reseptormekano sensitif dan hernosenssitif. Apabila nyeri di atas hal ini dapat mengakibatkan
gangguan rasa nyaman nyeri yang berlanjut istirahat atau tidur terganggu dan terjadi ketertiban
gerak..