You are on page 1of 7

LaPORAN KASUS BEDAH UMUM

Identitas

Nama : An. X

Nomor RM : 103783

Umur : 9 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Pekerjaan :-

Alamat : Bandar Lampung

Tanggal pemeriksaan : 26 Juli 2015

Tanggal masuk RS : 25 Juli 2015


1. Anamnesa

Keluhan Utama :

Luka robek pada kening ukuran 8cm dan kaki kanan terasa nyeri hebat dan tidak dapat
digerakkan dua jam SMRS

Riwayat penyakit sekarang :

Os mengaku 4 jam sebelumnya os terjatuh ke lubang sumur sedalam 12m saat bermain petak
umpet. Os terjatuh dalam keadaan terlentang cenderung kekanan. Kemudian os mengalami
luka robek pada kening dan terjadi perdarahan serta kaki kanan os terasa sangat nyeri dan
tidak bisa digerakkan. Saat kejadian tersebut os tidak mengalami penurunan kesadaran dan
tidak muntah. Os belum mendapat pertolongan atau minum obat sebelumnya. Os langsung
dibawa ke UGD Rymah Sakit Imanuel.

Riwayat penyakit dahulu : -

PemeriksaanFisis
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Status Kesadaran : E4V5M6, compos mentis
Keadaan Jiwa : Baik
Tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 88 kali/menit
P : 20 kali/menit
S : 36.2 ◦C

Status Generalis
Kepala : Normocepal
Mata :Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), RCL (+/+),
RCTL (+/+)
Hidung : deformitas (-)
Mulut : Sianosis (-), lidah kotor (-), hiperemis (-)
Tenggorok : faring hiperemis (-), tonsil T1-T1
Telinga : normotia, deformitas (-), sekret (-/-)
Leher : pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-)
Thorax : simetris S=D, sonor (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Cor : ictus cordis tidak terlihat, S1-2 murni reguler, Gallop (-),
murmur (-)
Abdomen : Supel, peristaltik (+) normal, Nyeri tekan (-)
Ekstremitas superior : udem (-/-), gerak (+/+), kekuatan (5/5)
Ekstremitas Inferior : udem (-/+), gerak (+/sulit dinilai), kekuatan (5/sulit dinilai)

Status lokalis :
a. Terdapat luka robek ukuran 8cm di dahi
b. Regio femur Dextra
Look :Pemendekan (+), udem (+), deformitas (+), tidak terdapat luka
robek.
Feel : Nyeri tekan (+)
Movement :Nyeri gerak aktif (+), nyeri gerak pasif (+)
.

Pemeriksaan Penunjang

Hematologi

Hemoglobin 13 g/dl

Hematokrit 38.8%

Eritrosit 4.93 juta/ul

Trombosit 403 ribu/ul

Leukosit 22.290/ul

Rontgen : Gambaran Complete Fracture Os Femur Dextra 1/3 Medial


1. Diagnosa
Vulnus laseratum regio frontalis dan Fraktur tertutup 1/3 medial femur dextra
2. Penatalaksanaan
Vulnus Laseratum
 IVFD RL
 Debridement + jahit luka
 Ceftazidime 2x1gr iv
 Ketorolac 3x1
Fraktur os Femur
Konservatif
 Pasang bidai
Operatif
 Konsul bedah ortopedi

3. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad sanationem : dubia ad bonam
VULNUS LACERATUM

. Pengertian.
Mansjoer (2000) menyatakan “Vulnus Laseratum merupakan luka terbuka yang terdiri
dari akibat kekerasan tumpul yang kuat sehingga melampaui elastisitas kulit atau otot”. (p.219).
Vulnus laceratum adalah terjadinya gangguan kontinuitas suatu jaringan sehingga terjadi
pemisahan jaringan yang semula normal, luka robek terjadi akibat kekerasan yang hebat
sehingga memutuskan jaringan.
Jenis-jenis luka
•Berdasarkan ada tidaknya hubungan dengan lingkungan luar, luka dibagi menjadi luka terbuka
(Vulnus appertum) dan luka tertutup.
•Berdasarkan penyebabnya, luka dibagi menjadi :
- Luka akibat trauma mekanik :
o Luka akibat benda tumpul :
 a.Kontusio (luka memar atau hematom)
 b.Ekskoriasi (luka lecet atau abrasi) :
 i. Scratch (luka lecet gores)
 ii. Friction abration (luka lecet geser)
 iii. Impression (luka lecet tekan)
 c. Vulnus laceratum (luka robek/ luka dengan tepi tidak beraturan)
o Luka akibat benda tajam :
a.Vulnus scisum (luka sayat atau luka iris)
b.Vulnus punctum (luka tusuk)
o Luka akibat benda setengah tajam :
a.Vulnus morsum(luka karena gigitan binatang/bite mark )

- Luka akibat trauma fisik :


o Luka akibat trauma listrik
o Luka akibat trauma suhu :
 a.Vulnus combutio (luka bakar)
 b.Cedera suhu dingin
o Luka akibat trauma zat kimia
o Luka akibat trauma radiasi dan ionisasi
o Vulnus caesum (luka potong)
o Vulnus Sclopetorum (luka tembak)

Berdasarkan waktunya :
- Akut : penyembuhannya dapat diperkirakan waktunya sesuai dengan waktu yang
dibutuhkan untuk melewati fase-fase penyembuhan luka.
- Kronis : luka yang tidak mengalami penyembuhan (sesuai fasenya) atau sembuhtanpa
perbaikan anatomi dan fungsional yang adekuat (>3 bulan).
Berdasarkan Kedalaman dan Hilangnya Lapisan Kulit :
Stadium I : Luka superficial (Non-branching eritem) hanya mengenai lapisan epidermis.
Stadium II : Luka Partial thickness epidermis + dermis bagian atas
Stadium III : Luka Full thickness hilangnya kulit keseluruhan tetapi tidak melewati jaringan
yang mendasarinya (subkutan).
Stadium IV : Luka Full thickness mencapai lapisan otot, tendon, tulang,destruksi luas.

2. Etiologi.
Luka dapat disebabkan oleh berbagai hal, yaitu:
1) Trauma mekanis yang disebabkan karena tergesek, terpotong, terbentur dan terjepit.
2) Trauma elektris dan penyebab cidera karena listrik dan petir.
3) Trauma termis, disebabkan oleh panas dan dingin.
4) Truma kimia, disebabkan oleh zat kimia yang bersifat asam dan basa serta zat iritif dan berbagai
korosif lainnya.

3. Patofisiologi.
Menurut Price (2006:p.36), Vulnus laserrratum terjadi akibat kekerasan benda tumpul,
goresan, jatuh, kecelakaan sehingga kontuinitas jaringan terputus. Pada umumnya respon tubuh
terhadap trauma akan terjadi proses peradangan atau inflamasi.reaksi peradangan akan terjadi
apabila jaringan terputus.dalam keadaan ini ada peluang besar timbulnya infeksi yang sangat
hebat. Nyeri timbul karena kulit mengalami luka infeksi sehingga terjadi kerusakan jaringan.sek-
sel yang rusak akan membentuk zat kimia sehingga akan menurunkan ambang stimulus terhadap
reseptormekano sensitif dan hernosenssitif. Apabila nyeri di atas hal ini dapat mengakibatkan
gangguan rasa nyaman nyeri yang berlanjut istirahat atau tidur terganggu dan terjadi ketertiban
gerak..

4. Tanda dan Gejala.


Tanda-tanda umum adalah syok dan syndroma remuk ( cris syndroma ), dan tanda-tanda
lokal adalah biasanya terjadi nyeri dan pendarahan. Syok sering terjadi akibat kegagalan sirkulasi
perifer ditandai dengan tekanan darah menurun hingga tidak teraba, keringat dingin dan lemah,
kesadaran menurun hingga tidak sadar.
Syok dapat terjadi akibat adanya daerah yang hancur misalnya otot-otot pada daerah yang
luka, sehingga hemoglobin turut hancur dan menumpuk di ginjal yang mengakibatkan kelainan
yang disebut “lower Nepron / Neprosis”, tandanya urine berwarna merah, disuria hingga anuria
dan ureum darah meningkat.

You might also like