You are on page 1of 4

Comparative Politics o Pertanyaan penelitian dipilih; disadvantage = o Sistem: seperangkat interaksi,

Mid-Term Exams menentukan metode inferensi kurang kuat dan dapat hubungan, struktur, dan pattern
o Membandingkan banyak bias berdasarkan negara- of behaviour antar institusi atau
 What is comparative politics? (many) negara: cocok untuk negara tertentu yang dipilih. entitas untuk mencapai suatu
o Studi yang membandingkan kuantitatif karena agregasi o Single country studies: tujuan.
situasi/kondisi, proses, dan data; membutuhkan level dikatakan komparatif jika  Sistem politik melakukan-
kegiatan politik internal/ abstraksi lebih tinggi; metode konsep yg digunakan dapat nya secara legal; legitimate;
domestik antara dua negara ini muncul ketika para political diaplikasikan pada negara lain, mengikat dan memaksa
atau lebih. (Berbeda dengan HI. scientists perlu menjawab membuat konsep yang dapat o David Easton: sistem politik
HI memelajari hubungan antar pertanyaan2 besar ttg diaplikasikan ke negara lain, adalah seperangkat interaksi
dua negara atau lebih). pembangunan dan stabilitas dan/atau membuat inferensi atau perilaku yang
o Dalam membandingkan: men- politik; advantage = dapat yang meluas ke negara lain; mengalokasikan sumber daya
jelaskan hubungan antarva- menggunakan statistic untuk studi 1 negara memberikan dan keputusan untuk
riabel. meng-counter penjelasan deskripsi kontekstual, masyarakat.
o Reasons to compare rival/alternatif, meng-cover membuat klasifikasi baru, o Gabriel Almond: sistem politik
(objectives): banyak negara, menemukan membuat hipotesis, dan bersifat sosiologis karena
 Contextual description negara yang outlier; menguji teori, serta berdampak pada perilaku
 Classification disadvantages = data yang menjelaskan adanya deviant manusia (outcome-nya)
 Hypothesis testing terbatas untuk banyak negara countries. o Tokoh: Kaplan, Easton, Almond,
 Prediction dalam timeframe yang luas,  Kritik thdp perbandingan politik: Apter, dan Deutch
 What do you look at in butuh computing skills, tidak o Tidak dapat menjawab perta- o Tujuan mengkaji dengan
comparative politics? dapat menjelaskan hubungan nyaan ttg nilai/values pendekatan system:
o Aktivitas politik, proses politik, kausal yang kompleks, proses o Kurang data/bukti (esp. kalau  Melihat pola perilaku obyek
dan kekuatan politik sejarah, dan pengertian/ negara yang dibandingkan dalam sistem
 Goals of comparative politics interpretasi ttg konteks) banyak)  Menjelaskan interaksi dalam
 Methods of comparative politics? o Membandingkan sedikit (few) o Berkutat dg probabilitas dan sistem
o Melihat differences and countries: 2 hingga 20 negara; bukan kepastian  Menjelaskan faktor yang
similarities lebih fokus kepada persamaan o Apakah risetnya berarti jika menjaga sistem tsb tetap ada
o In doing so, menggunakan dan perbedaan alih-alih memiliki banyak keterbatasan? o Sistem refers to kotak konversi
metode kualitatif (berusaha hubungan antarvariabel; 2 tipe o Setiap negara bersifat unik shg (input, blackbox (i.e. konversi;
memaknai dan mengidenti- riset = comparing different tidak dapat dibandingkan legislatif eksekutif yudikatif),
fikasi atribut; 3 tipe metode outcomes across similar  Systemic and structural approach output, feedback)
kualitatif = macro-historical, in- countries (Most Similar Systems o Membandingkan kondisi politik o Fungsi sistem politik: sosialisasi
depth interviews dan Design) dan comparing similar negara berdasarkan sistem politik; rekrutmen politik;
participant observation; outcomes across different politik komunikasi politik
interpretivism, hermeneutics, countries (Most Different o Bersifat ekologis karena ber- o Fungsi polity: artikulasi
and thick description) dan Systems Design); advantage = interaksi dg lingkungan sekitar kepentingan; agregasi kepen-
kuantitatif (variabel numerik, dapat memilih negara-negara (dan ada hubungan pengaruh/ tingan; pembuatan kebijakan;
statistik) yang akan dibandingkan dipengaruhi) implementasi dan adjudikasi/
berdasarkan tipe riset yang evaluasi kebijakan.
o Gabriel Almond membuat dan sikap terhadap kehidup-  Budaya tidak dapat mendefinisikan apa yang
klasifikasi: an didefinisikan untuk dianggap penting oleh
 Anglo-American: homogen  Aronoff: pendekatan tradi- mencakup seluruh perilaku, manusia dan apa yang
(sistem memiliki legitimasi sional mendefinisikan buda- nilai, dan institusi karena diperebutkan dalam konflik
dan diterima), sekuler dan ya politik dalam bentuk budaya bersifat distinctive (culture defines interests and
independen, sistem birokrasi sikap dan nilai, sementara  Budaya tidak memiliki how they are pursued)
dapat diprediksi karena ada pendekatan kontemporer batasan dan membership  Budaya menghubungkan
pola; individu bukan political melihatnya dalam bentuk yang jelas sehingga tidak identitas individu dengan
entities melainkan skenario dan diskursus. selalu konsisten identitas kolektif: ikatan
subkulturnya  Worldview yang membentuk  Umumnya efek budaya thdp emosional; sense of common
 Pre-Industrial: heterogen; mengapa dan bagaimana aksi kolektif dan politik fate, implementasi norma
rasa nasionalisme dan “anger” manusia bersikap bersifat indirect; perlu dan perilaku berdasarkan
terhadap budaya/kelompok o Budaya memberikan mengkaji hubungan budaya identitas kolektif, menen-
lain, tidak ada pola birokrasi framework yang mengatur dengan kepentingan dan tukan bagaimana outsiders
atau struktur, cenderung tidak kehidupan orang; menginter- institusi. memperlakukan anggota
stabil pretasikan motif; membantu o Budaya secara subjektif: kebudayaan/kelompok
 Totalitarian: tampak homogen menganalisis kepentingan, bagaimana individu menginter-  Budaya mendefinisikan
namun nonkonsensual, ada identitas, dan aksi. nalisasikan nilai dan perilaku batasan (boundaries) dan
political apathy, ada monopoli o Budaya mengorganisasi makna individual perilaku dalam batasan tsb:
kekerasan dan media dan membuat makna, o Budaya secara intersubjektif: mendefinisikan ekspektasi
komunikasi, sesungguhnya mengidentifikasi identitas fokus kepada makna dan mengenai pola perilaku dan
tidak legitimate karena tidak sosial dan politik, mengstruktur identitas yang mencakup identitas
ada pendelegasian kekuasaan aksi kolektif, dan membuat simbol, ekspresi, dan  Budaya memberikan
dari rakyat ke norma politik dan sosial. interpretasi dalam hidup. framework untuk mengin-
pemerintah/birokrasi/militer o Tujuan analisis budaya: o Individu2 dalam satu kelompok terpretasikan perilaku dan
/bisnis. memahami worldview aktor budaya dapat memiliki panda- motif: apa yang diterima
 Continental European: ada dalam konteks tertentu dan ngan yang berbeda (e.g. dalam oleh seseorang perlu
national root tapi mengapa keputusan tertentu agama); disebut within-culture dipahami sesuai yang
terfragmentasi (e.g. katolik, dibuat (dan lain tidak) diversity. dimaksudkan oleh si pengi-
middle class, etc). berdasarkan budaya; o Kepentingan dilihat berdasar- rim; motif mirp dengan
 Cultural approach berdasarkan premis utama: kan konteks interest/kepentingan
o Definisi budaya politics occurs in cultural  Narratives yang digunakan namun memiliki konteks.
 Core values, kepercayaan, context. untuk ‘membentuk’ dunia  Budaya memberikan sumber
cara hidup o Respon/komplementer terha- sosial dan politik tergantung daya untuk organisasi dan
 Geertz: pola dalam bentuk dap rational choice theory dan dari interpretasi orang- mobilisasi politik: menjadi
simbol; sistem konsep dalam teori institusional yang tidak orang/kelompok instumen organisasi dan
bentuk simbol yang melihat kepentingan aktor yang o Peran budaya dalam studi mobilisasi/aksi kolektif (e.g.
digunakan manusia untuk context-specific. perbandingan politik agama menggerakkan emosi,
berkomunikasi dan me- o 3 prinsip mengkaji perspektif  Culture frames the context in memberikan legitimasi pada
ngembangkan pengetahuan budaya: which politics occurs: arrangement politik, dan
mengadakan perkumpulan minoritas (sejumlah kecil orang  Elite: berkuasa karena  Demokratisasi terjadi akibat
dan ritual); ini terjadi jika yang memiliki kekuasaan materi, intelek, dan moral adanya elite settlement, yakni
individu memiliki besar); kemunculan elite superiority. negosiasi yang terjadi antara
keterkaitan/attachment bersifat inevitable karena  Konsepsi kekuasaan/rule: para elite yang berkontestasi
yang erat dengan kelompok masyarakat secara ineheren 1) ruling class anggotanya untuk menghasilkan new
dan budaya mereka. bersifat elite driven. sedikit, memonopoli political order.
o Psychocultural narratives: o Inti pendekatan elite: men- kekuasaan dan mendapat o Robert Michels: elite = oligarki;
penjelasan mengenai peristiwa jelaskan perilaku, interaksi, dan keuntungan. Kelas yang selalu ada dalam setiap
yang dikonstruksi secara sosial; transformasi elite beserta diperintah anggotanya organisasi karena organisasi
simplifikasi hubungan hal2 tsb dg banyak dan didominasi 2) membutuhkan pemimpin dan
 Peran: indikator/reflector pembuatan keputusan/state jika massa tidak puas maka expert; Iron Law of Oligarchy
pemaknaan kepercayaan outcomes. dapat memengaruhi  Elite tidak dapat hilang;
dan intensitasnya; o Fokus/concerned with struktur, keputusan ruling class; 3) berusaha memecah mrk
exacerbater atau inhibitor terutama struktur otoriter pemimpin tidak dapat hanya akan lead to elite yg
dalam konflik; framework o Kekuasaan dapat datang dari memerintah tanpa dukung- lebih kecil (tetap ada)
mengenai opsi sikap/ mana saja; anyone but not an massa, massa dapat  Elite dalam organisasi bersifat
perilaku apa yang dapat everyone can be an elite. menggulingkan elite. fungsional; organisasi tidak
diambil (why do people do o Vilfredo Pareto (1966):  Political class = managerial dapat berfungsi jika tidak ada
certain things and not membahas elite dan non elite; class yang “menggerakkan”
others?) membahas sirkulasi elite = 1) o Robert Dahl: elite bersifat  Sekali menjadi elite,
o Budaya dapat memengaruhi elite dapat digantikan oleh elite pluralistic dan demokrasi umumnya terus menjadi elite
bagaimana political leaders lain ketika terjadi regenerasi merupakan hasil dari proses karena memiliki akses
memaknai aksi dan ungkapan = atau decay dalam aristokrasi; 2) tawar-menawar dan konflik/ terhadap sumber daya, media
memengaruhi diplomasi dg individu bermobilisasi antara 2 persetujuan para elite serta komunikasi, kontak2 ke luar,
negara lain, dapat level (elite dan non elite) political culture. dan terorganisasi (dibanding-
menyebabkan miskomunikasi.,  Elite: governing elite dan o Higley, Gunther, and Burton kan massa yg tidak).
memengaruhi hubungan dg non-governing elite (new elitist model): Elite akan  Sirkulasi elite dapat terjadi
konstituen.  Elite adalah mereka yang bekerja sama meski memiliki namun seringkali terjadi
o Kritik trhdp pendekatan mirip singa (domination by konflik kepentingan satu sama “amalgamasi” elite (yg baru
budaya: force) dan rubah lai jika memiliki shared interests gabung dg yg lama)
 Lack of precision about (domination by persuasion yang lebih besar/dianggap  Contoh: partai politik
culture as a unit of analysis and skill) lebih penting.  Development and underdevelop-
 Konsep budaya tidak jelas;  Individu/kelompok menjadi  Tipologi elite: disunited ment
apa perbedaan dg organisasi elite karena talenta dan skill (unstable democracies and o Teori dan cara pandang yang
sosial, perilaku politik, dan o Gaetano Mosca: membahas authoritarian regimes); muncul untuk mengkaji
nilai = karena budaya tidak political class, ruling class, and consensually united (stable perubahan-perubahan yang
memiliki batasan yang jelas governing class. democracies); ideologically terjadi di negara berkembang
 Elite approach  Dalam setiap masyarakat united (totalitarian regimes; dan Third World countries
o Premis inti: keputusan dalam selalu ada elite dan non elite centralized ideological com- o Development dan modernisasi
masyarakat ditentukan oleh mand) (1960-an): proses atau
perubahan menuju
advancement/kemajuan,
kematangan ekonomi dan
industri, kapitalis, masyarakat
plural, dan demokrasi.
o Ada 2 teori
 Linear (Rostow): bersifat
fixed; tahap = tradisional,
agraris/Pasteur, feudalisme
atau aristokrasi, pra tinggal
landas, tinggal landas,
landas, konsumsi tingkat
tinggi; sangat populer
 Dinamis: tidak dpt linear;
masy selalu berubah2 dan
dinamis; dapat terjadi siklus
atau regresi atau stagnan
(e.g. suka dg kondisi skrg;
ada kudeta; ada bencana
alam; ada perang/konflik/
demo)
o Underdevelopment (1970-an):
 Hub pusat - periphery: peri-
phery mengirimkan sumber
daya ke pusat kemudian
pusat mengolahnya; peri-
phery membeli produk;
terjadi penghisapan sumber
daya
 Cara menghentikan: memo-
tong hub antara pusat dan
periphery (isolasi); proteksi
industri lokal; substitusi
komoditas impor; inovasi;
leadership; etos kerja dan
pendidikan
 Institutional approach
 Democracies and authoritarian
regimes

You might also like