You are on page 1of 2

PEM dibagi menjadi protein malnutrisi dan kalori malnutrisi.

Anak dengan
marasmus berasal dari wasting dan stunting kurang dari (kurang dari 60 %)
diharapkan dari berat badan untuk umur. Patofisiologi penyakit di adaptasi secara
koseptual dan non adaptasi dari bentuk kelaparan (starvation). Marasmic adalah
penurunan intake semua makronutrisi terutama karbohidrat, sehingga terjadi
penekanan produksi insuline. Katabolik hormon tidak ada rintangan menstimulasi
perubahan glycogen menjadi glucosa. Pada fase awal dari adaptasi terhadap
kelaparan, otot dipecah dalam 24 jam, terjadi gluconeogenesis untuk melepaskan
glukosa pada sirkulasi sistemik. Penghancuran lemak membentuk keton bodies untuk
dimanfaatkan oleh otak dan SSP (Central Nerve System). Selanjutnya kerusakan otot
dan oleh karena itu ammonia disintesis untuk Lean Body mass dan beberapa sintesis
protein untuk bertahan. Jika terlalu lama dalam kondisi kelaparan, wasting akan
terjadi, Lean Body mass dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sumber energi,
jika dalam keadaan tidak ada masukan nutrisi maka organisme akan mati.
Pada kwarsiorkor jika intake karbohidrat meningkat dan relative penurunan intake
protein dan lemak. Tanpa keseimbangan lemak dan protein intake, insulin berkurang,
dimana produksi protein ditekan sehingga terjadi hipoproteinemia, edema,
peningkatan diare, tidak dapet mengaktifkan lipoprotein, lemak menumpuk di hati,
yang lebih penting karena tidak memproduksi protein lama sehingga daya tahan tubuh
menurun dan terjadi infeksi opertunistik dan septikemia. infeksi opertunistik dan
septikemia adalah penyebab kematian utama pada kwarsiorkor.

Melinda J. Cutaneus changes in nutritional disease. In : Fitzpatrick’s


Dermatology General Medicine. 8 thed. New York:Mc Graw Hill:2012. p1201-03

Wasting merupakan bagian dari kekurangan gizi. Menurut UNICEF, wasting adalah
kurangnya berat badan terhadap tinggi badan sehingga tubuh anak tersebut tidak
proporsional (low weight for height).
Wasting disebabkan oleh asupan nutrisi yang inadekuat dan dapat juga terjadi
akibat penyakit. Infeksi gastrointestinal seperti diare dan infeksi saluran pernapasan
merupakan contoh dari penyakit yang dapat mengakibatkan wasting. Selain itu,
infeksipada mulut dan gigi, efek samping dari obat tertentu, gangguan fungsi usus,
hiperaktivitas, perubahan metabolisme, dan gangguan nafsu makan juga memiliki
peran tersendiri dalam menimbulkan wasting.
Prevalensi Anak Berisiko Wasting dan Faktor-Faktor yang Berhubungan: Studi Cross
Sectional pada Anak Usia 3-9 Tahun di Pesantren Tapak Sunan Tahun 2011. Abdulla
Emir Pramudya, FK UI, 2012 .

You might also like