Professional Documents
Culture Documents
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Baginda
Rasulillah shallallahu ‘alayhi wasallam.
Diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam hadits:
ِ ِ ﺖ ﻟَﻴـﻠَﺔُ اﻟﻨِّﺼ
(ﺻ ْﻮُﻣ ْﻮا ﻧَ َـﻬ َﺎرَﻫﺎ" )رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ
ُ ﻒ ﻣ ْﻦ َﺷ ْﻌﺒَﺎ َن ﻓَـ ُﻘ ْﻮُﻣ ْﻮا ﻟَْﻴـﻠَ َﻬﺎ َو ْ ْ ْ َ"إِ َذا َﻛﺎﻧ
Maknanya: “Jika tiba malam pertengahan Sya’ban, maka hidupkanlah malamnya dan
berpuasalah di siang harinya” (H.R. Ibnu Majah)
1
Nabi atau membaca al Qur’an. Ini adalah Maknanya: “Hai orang-orang yang beriman,
salah satu perkara yang dikerjakan untuk bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
mendekatkan diri kepada Allah, disertai takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali
dengan melaksanakan kewajiban- kamu mati melainkan dalam keadaan
kewajiban dan menjauhi perkara-perkara beragama Islam” (Q.S. Al ‘Imran: 102)
yang diharamkan. Bertakwa kepada Allah adalah
melaksanakan kewajiban dan menjauhi
perkara-perkara yang diharamkan. Maka
Malam Nishfu Sya’ban dan Ibadah di selayaknya bagi orang yang cerdik dan
dalamnya cerdas bersegera di malam nishfu
Sya’ban ini untuk melakukan kebaikan-
Malam Nishfu Sya’ban adalah malam
kebaikan sebagaimana selayaknya di
yang diberkahi dan dimuliakan.
semua waktu dan di semua malam. Dan
Menghidupkan dan mengisi malam
selayaknya selalu mengingat bahwa
tersebut dengan berbagai macam ibadah
kematian itu dekat dan pasti akan tiba,
seperti shalat, dzikir dan membaca al
tidak bisa tidak, dan para hamba akan
Qur’an adalah sesuatu yang dinilai baik
dibangkitkan lalu dikumpulkan di
dan mengandung pahala yang agung.
padang mahsyar di hari kiamat, maka
Diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alayhi
akan selamat dan beruntung orang yang
wasallam hadits:
beriman kepada Allah dan para rasul-
ﻒ ِﻣ ْﻦ َﺷ ْﻌﺒَﺎ َن ﻓَـ ُﻘ ْﻮُﻣ ْﻮا
ِﺼْ ِّﺖ ﻟَْﻴـﻠَﺔُ اﻟﻨ ْ َ"إِ َذا َﻛﺎﻧ
Nya serta bertakwa kepada-Nya. Dan
akan merugi orang yang kufur kepada
(ﺎرَﻫﺎ" )رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ َ ﺻ ْﻮُﻣ ْﻮا ﻧَ َـﻬ
ُ ﻟَْﻴـﻠَ َﻬﺎ َو
Allah, berbuat zhalim dan berbuat
maksiat. Allah ‘azza wa jalla berfirman:
Maknanya: “Jika tiba malam pertengahan
Sya’ban, maka hidupkanlah malamnya dan z b ^] \ [ Z Y {
berpuasalah di siang harinya.” (HR. Ibnu
Majah) [١٩٧ :]ﺳﻮرة اﻟﺒﻘﺮة
Perkara paling utama yang dikerjakan Maknanya: “Berbekallah, dan sesungguhnya
oleh seseorang di malam tersebut adalah sebaik-baik bekal adalah takwa” (Q.S. al
bertakwa kepada Allah di malam itu Baqarah: 197)
seperti di malam-malam yang lain,
supaya mendapatkan ridla Allah, karena
takwa adalah anugerah terbaik untuk Penjelasan Tentang Beberapa Hal
manusia di dunia yang fana dan akan
sirna ini. Dalam konteks pembicaraan tentang
malam Nishfu Sya’ban ini, penting untuk
Allah ta’ala berfirman: dijelaskan tentang beberapa hal yang
cukup populer di kalangan banyak orang
]\[Z YXWVUT { awam, padahal itu tidak sahih dan tidak
memiliki dasar dalam syara’, bahkan
[١٠٢ : ]ﺳﻮرة ءال ﻋﻤﺮانz `_ ^ sebaliknya menyalahi syara’ yang mulia
ini. Di antaranya:
2
A. Beberapa hadits Palsu
]ﺳﻮرةz U T S R Q P {
Ada beberapa hadits palsu yang tidak
boleh dinisbatkan kepada Rasulullah [٤ :اﻟﺪﺧﺎن
shallallahu ‘alayhi wasallam, seperti hadits:
Maknanya: “Pada malam itu dijelaskan
ِ "رﺟﺐ َﺷﻬﺮ
َ ﷲ َو َﺷ ْﻌﺒَﺎ ُن َﺷ ْﻬ ِﺮ ْي َوَرَﻣ
ﻀﺎ ُن َﺷ ْﻬ ُﺮ ُْ ُ ََ segala urusan yang penuh hikmah” (Q.S. ad-
Dukhan: 4)
ْ ِ أُ ﱠﻣ
."ﱵ
“Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah Meskipun hal ini beredar di sebagian
bulanku dan Ramadlan adalah bulan orang awam, ini tidak sahih. Yang benar
ummatku”. bahwa malam di mana diberitahukan
ِﺼﻼَة اﻻﺳﺘِﻐْ َﻔﺎ ِر َو َﺷ ْﻌﺒَﺎ ُن َﺷ ْﻬ ُﺮ اﻟ ﱠ
ketetapan Allah kepada para malaikat
ْ ﺐ َﺷ ْﻬ ُﺮ ُ "ر َﺟ
َ tersebut adalah malam Laylat al Qadr.
ﺎﺟﺘَ ِﻬ ُﺪ ْوا ِ
ِّ َِﻋﻠَﻰ اﻟﻨ
Makna ayat tersebut adalah bahwa Allah
ْ َﻀﺎ ُن َﺷ ْﻬ ُﺮ اﻟ ُﻘ ْﺮَءان ﻓ َ ﱠﱯ َوَرَﻣ memberitahukan kepada para malaikat
."َُرِﺣ َـﻤ ُﻜ ُﻢ ﷲ di malam Lailatul Qadr tentang perincian
hal-hal yang terjadi di tahun ini dari
“Rajab adalah bulan istighfar, Sya’ban adalah malam tersebut hingga malam yang sama
bulan shalawat Nabi dan Ramadlan adalah di tahun setelahnya, mengenai perkara-
bulan al Qur’an, maka bersungguh- perkara yang ditaqdirkan Allah akan
sungguhlah kalian, semoga Allah merahmati terjadi pada hamba, berupa kematian,
kalian”. kehidupan, kelahiran, rejeki dan
semacamnya.
Dua hadits ini tidak ada asalnya menurut
para ulama hadits. Maka tidak selayaknya seseorang
meyakini bahwa malam Nishfu Sya’ban
Sedangkan membaca surat Yasin di adalah malam turunnya al Qur’an ke
malam ini, maka itu mengandung pahala, Baitul ‘Izzah di langit pertama. Yang
sebagaimana demikian halnya di waktu- benar malam itu adalah malam Lailatul
waktu yang lain, akan tetapi hendaklah Qadr dengan dalil firman Allah ta’ala:
diketahui bahwa tidak ada penjelasan
dari Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam
bahwa disunnahkan membaca surat ]ﺳﻮرةz F E D C B A {
Yasin di malam ini secara khusus.
[١ :اﻟﻘﺪر
Maknanya: “Sesungguhnya Kami telah
B. Penjelasan bahwa al Qur’an bukan menurunkannya (al Quran) pada malam
turun di Malam Nishfu Sya’ban kemuliaan” (Q.S. al Qadr: 1)
Sebagaimana perlu diperhatikan bahwa Jadi ayat ini menafsirkan ayat yang
malam Nishfu Sya’ban bukanlah malam lain:
yang dimaksud oleh firman Allah:
3
“Tidak ada riwayat tentang shalat khusus di
M L KJ I H G F { malam ini dari jalur yang shahih maupun
dla’if, justeru hadits-hadits seperti itu adalah
z UTS RQPON palsu dan kebohongan”.
4
Nya, karena berubah adalah salah satu
sifat makhluk. Jadi tidak boleh seseorang
ْﺳ ُﻬ ْﻢ ﺑَـ ْﻴـﻨَـ ُﻬ ْﻢ ﻓَ َﻤﻨَـ َﻌﻨِْﻴـ َﻬﺎ" )رواﻩ اﳊﺎﻓﻆ
َ ـﺠ َﻌ َﻞ ﺑَﺄ
ْ َﻳ
meyakini bahwa Allah ta’ala berubah .(ﻋﺒﺪ اﻟﺮﲪﻦ ﺑﻦ أﰊ ﺣﺎﰎ ﻋﻦ أﰊ ﻫﺮﻳﺮة
sifat-sifat-Nya atau berubah kehendak-
Nya atau berganti ilmu-Nya atau muncul Maknanya: “Aku meminta kepada Allah
pada Allah kehendak baru terhadap empat perkara, Allah kabulkan untukku tiga
sesuatu yang tidak dikehendaki-Nya perkara dan tidak mengabulkan perkara yang
pada azal, sebagaimana tidak boleh satunya. Aku meminta kepada Allah agar
diyakini bahwa muncul bagi Allah ilmu tidak menjadikan ummatku kafir seluruhnya,
baru tentang sesuatu yang tidak maka Allah mengabulkan itu untukku, aku
diketahui-Nya pada azal. meminta kepada Allah agar tidak
membinasakan ummatku dengan cara
Jadi kehendak Allah ta’ala tidak
dibinasakannya ummat-ummat sebelum
berubah karena doanya orang yang
mereka, maka Allah memberikan itu
berdoa, sedekahnya orang yang kepadaku, dan aku meminta Allah agar tidak
bersedekah atau nadzarnya orang yang memenangkan terhadap ummatku musuh
bernadzar, maka apa yang Allah dari luar mereka hingga ia menghabiskan
kehendaki ada atau terjadi, pasti akan ummatku, maka Allah mengabulkan itu
ada dan terjadi, dan apa yang tidak Allah untukku, dan aku meminta kepada Allah agar
kehendaki ada atau terjadi, pasti tidak tidak menjadikan keributan dan peperangan
akan ada dan tidak akan terjadi, di antara mereka, maka Allah tidak
sebagaimana diriwayatkan oleh Abu mengabulkan itu untukku” (H.R. Abdur
Dawud dari Rasulullah shallallahu ‘alayhi Rahman ibn Abi Hatim dari Abu
wasallam. Jadi apa yang Allah ketahui dan Hurairah)
kehendaki pada azal akan ada, pasti akan
ada dan apa yang Allah ketahui tidak Muslim meriwayatkan dari Tsauban
akan ada, pasti tidak akan masuk dalam hadits ini dari Nabi shallallahu ‘alayhi
keberadaan. wasallam bahwa ia bersabda:
Di antara dalil yang menunjukkan hal ﲔ َوَﻣﻨَـ َﻌ ِﲏ ِ ْ ْﺖ َرِّْﰊ ﺛَﻼَﺛًﺎ ﻓَﺄَ ْﻋﻄَ ِﺎﱐ ﺛِْﻨﺘَـ ُ "ﺳﺄَﻟ
َ
itu adalah hadits Nabi shallallahu ‘alayhi
ـﺤ ﱠﻤ ُﺪ إِِّﱐ إِ َذا ِ
wasallam: َ ﻳَﺎ ُﻣ:ﺎل ِ ْﱄ َ َ "ﻗ: وﰲ رواﻳﺔ."َواﺣ َﺪ ًة
ِ ﺖ رِﰊ أَرﺑـﻌﺎ ﻓَﺄَ ْﻋﻄَ ِﺎﱐ ﺛَﻼَﺛًﺎ وﻣﻨـﻌ ِﲏ و ."ﺎء ﻓَِﺈﻧﱠﻪُ ﻻَ ﻳُـ َﺮدﱡ
،اﺣ َﺪ ًة َ َ ََ َ ْ ً َْ ّْ َ ُ ْ"ﺳﺄَﻟ َ ًﻀ َ َﺖ ﻗ
ُ ﻀ ْﻴ
َ َﻗ
ِ ِ
ُﱵ ُﺟـ ْﻤﻠَﺔً ﻓَﺄَ ْﻋﻄَﺎﻧ ْﻴـ َﻬﺎ َو َﺳﺄَﻟْﺘُﻪْ ِ َﺳﺄَﻟْﺘُﻪُ أَ ْن ﻻَ ﻳُ ْﻜﻔ َﺮ أُ ﱠﻣ Maknanya: “Aku meminta kepada Tuhanku
tiga perkara, maka Ia kabulkan dua perkara,
ﻚ ﺑِ ِﻪ اﻷَُﻣ َﻢ ﻗَـ ْﺒـﻠَ ُﻬ ْﻢ َ َأَ ْن ﻻَ ﻳُـ ْﻬﻠِ َﻜ ُﻬ ْﻢ ﺑِـ َﻤﺎ أَ ْﻫﻠ dan tidak mengabulkan perkara yang
َْﺻﻠَ ُﻬ ْﻢ ﻓَﺄَ ْﻋﻄَﺎﻧِْﻴـ َﻬﺎ َو َﺳﺄَﻟْﺘُﻪُ أَ ْن ﻻ ِ ﻏَ ِْﲑِﻫﻢ ﻓَـﻴﺴﺘَﺄ Muhammad, jika aku menetapkan sebuah
َْ ْ ketetapan maka itu tidak akan berubah atau
tertolak”. (H. R. Muslim)
5
Ini adalah dalil yang jelas bahwa
Allah subhanahu wata’ala tidak berubah ]ﺳﻮرةz ¯ ª© ¨ § ¦ ¥ {
kehendak-Nya karena doa orang yang
berdoa, dan bahwa tidak akan terjadi [٣٩ :اﻟﺮﻋﺪ
kecuali apa yang Allah taqdirkan dan
maka maknanya adalah bahwa Allah
Allah kehendaki pada azal. Seandainya
ta’ala menghapus ayat al Qur’an yang Ia
Allah merubah kehendak-Nya karena
kehendaki dan menghilangkan
doa seseorang, niscaya Allah akan
hukumnya serta menghapusnya, dan
merubah kehendak-Nya untuk hamba
yang Ia kasihi; al Mushthafa shallallahu Allah menetapkan ayat yang Allah
kehendaki dari al Qur’an, maka Ia tidak
‘alayhi wasallam. Inilah akidah para
penganut kebenaran, akidah Rasulullah, menghapusnya. Ayat ini tidak bermakna
bahwa Allah ta’ala merubah kehendak-
akidah para sahabat dan orang-orang
Nya karena doa, sedekah atau nadzar
yang datang setelah mereka dan
seseorang, sebagaimana dipahami oleh
mengikuti mereka dengan baik.
sebagian orang yang tidak berilmu.
Keyakinan bahwa kehendak Allah
Makna:
berubah, atau ilmu-Nya berubah, atau
salah satu di antara sifat-sifat-Nya
berubah, ini menyebabkan seseorang ]ﺳﻮرةz ¯ ® ¬ « {
keluar dari Islam sebagaimana
ditegaskan oleh al Imam Abu Hanifah [٣٩ :اﻟﺮﻋﺪ
dan para ulama mulia lainnya.
Yakni keseluruhannya, yaitu ayat atau
Orang yang meyakini keyakinan ini,
hukum yang menghapus (an-Na-sikh) dan
maka rusaklah akidahnya, ia wajib
yang dihapus (al Mansukh), kedua-
meyakini keyakinan yang benar dan
duanya ada di al-Lauh al Mahfuzh.
membaca dua kalimah syahadat agar
terbebas dari kekufuran, kita memohon
kepada Allah agar menyelamatkan kita F. Tafsir Ayat (Q.S. ar-Rahman: 29):
dari kekufuran.
: ]ﺳﻮرة اﻟﺮﲪﻦz k j i h g f {
E. Tafsir Ayat (Q.S. Ar-Ra’d: 39): [٢٩
¬ « ª© ¨ § ¦ ¥ { Ayat ini tidak bermakna berlakunya
perubahan pada Dzat Allah dan sifat-
[٣٩ : ]ﺳﻮرة اﻟﺮﻋﺪz ¯® sifat-Nya, melainkan perubahan itu
terjadi pada makhluk.
Sedangkan firman Allah ta’ala: Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam
menafsirkan ayat ini dengan sabdanya:
6
ﻀ ُﻊ ُ "ﻳَـﻐْ ِﻔ ُﺮ ذَﻧْـﺒًﺎ َوﻳَ ْﻜ ِﺸ
َ َﻒ َﻛ ْﺮﺑًﺎ َوﻳَـ ْﺮﻓَ ُﻊ ﻗَـ ْﻮًﻣﺎ َوﻳ
kesembuhan, karena pahala doa telah
dicatat untuknya.
(اﺧ ِﺮﻳْ َﻦ" )رواﻩ اﺑﻦ ﺣﺒﺎن َ َء
Kesimpulan:
“Allah mengampuni dosa, menghilangkan
kesulitan, mengangkat derajat sekelompok Jadi tidak boleh diyakini bahwa Allah
orang dan merendahkan sekelompok yang merubah kehendak-Nya di malam
lain”. (H.R. Ibnu Hibban) Nishfu Sya’ban, sehingga karena Allah
merubah kehendak-Nya, maka pelaku
Senada dengan ini, perkataan
maksiat berbalik menjadi taat, orang
seseorang:
yang berperilaku buruk berbalik menjadi
.""ﺳ ْﺒ َﺤﺎ َن اﻟﱠ ِﺬي ﻳُـﻐَِّﲑُ َوﻻَ ﻳَـﺘَـﻐَﻴﱠـ ُﺮ
ُ
berperilaku baik, orang yang ditetapkan
mati dalam keadaan kafir berubah
menjadi mati dalam keadaan iman, dan
“Maha suci Allah, Dzat yang merubah
orang yang kesulitan dalam hal rejeki
(keadaan makhluk-Nya) tanpa ia berubah
menjadi dimudahkan rejekinya.
(Dzat dan sifat-sifat-Nya)”.
Terakhir, selayaknya seseorang
Ini adalah perkataan yang bagus dan
bersegera melakukan kebaikan-kebaikan
indah, karena perubahan terjadi pada
dengan penuh kesungguhan dan
makhluk, dan bukan pada Dzat Allah
menyambut malam-malam yang penuh
dan sifat-sifat-Nya.
berkah, termasuk malam Nishfu Sya’ban,
Menjadi jelas bahwa Allah merubah dengan taubat yang sungguh-sungguh,
keadaan-keadaan para hamba dari sakit agar ia selamat dan beruntung di hari
ke sehat, dari rusak ke saleh, dari fakir kiamat.
menjadi kaya dan dari kaya menjadi fakir
sesuai dengan kehendak-Nya yang azali.
Jadi perubahan terjadi pada keadaan Catatan:
makhluk, bukan pada kehendak Allah Saudaraku sesama muslim, hendaklah
dan ilmu-Nya. anda mempelajari urusan agama ini
Jika seorang hamba berdoa kepada kepada para guru yang tepercaya secara
Tuhannya agar menyembuhkannya lalu talaqqi (belajar langsung). Jangan
Allah mengabulkannya, maka sah jika membahayakan diri dengan membaca
dikatakan bahwa doa hamba tersebut atau menelaah sendiri buku-buku atau
sesuai dengan kehendak Allah. Dan jika situs-situs di internet. Hati-hati dan
Allah tidak mengabulkan doanya, maka jauhilah setiap kalimat atau perkataan
sah jika dikatakan Allah tidak yang berisi penisbatan sifat berubah
menghendaki baginya kesembuhan. terhadap Dzat Allah atau salah satu sifat-
Dalam dua keadaan ini, seorang mukmin Nya.
tetap mendapatkan faedah dari doanya ***
kepada tuhannya, baik disertai manfaat
yang diperoleh dengan kesembuhan atau
tidak disertai dengan manfaat
7
DOA NISHFU SYA’BAN
8