Professional Documents
Culture Documents
Fiqih
Amalan-Amalan Pada Bulan Sya’ban
Amalan-Amalan Pada Bulan Sya’ban
admin
May 20, 2015
No Comments
‘Aisyah berkata:
ه َْل، ُ ه َْل ِم ْن ُم ْست َ ْغ ِف ٍر فَأ َ ْغ ِف َر لَه: ش ْعبَانَ ؛ نَادَى ُمنَا ٍد َ ف ِم ْن ِ صْ ِِإذَا َكانَ لَ ْيلَةُ الن
أ َ ْو، إِ هَل زَ انِيَةٌ ِبفَ ْر ِج َها، ي َ ْط ِ ش ْيئًا إِ هَل أُع ِ سائِ ٍل فَأُع
َ ٌْطيَهُ ؟ فَ ََل يَ ْسأ َ ُل أ َ َحد َ ِم ْن
ُم ْش ِر ٌك
“Apabila telah tiba malam pertengahan pada bulan Sya’ban (Nishfu Sya’ban) maka ada suara yang menyerukan
(Allah): ‘Barangsiapa yang meminta ampun (kepada-Ku) maka akan Aku ampuni dia, Barangsiapa yang meminta
(kepada-Ku) maka akan Aku penuhi permintaannya’, maka tidaklah seorang meminta sesuatu (kepada Allah)
melainkan akan dipenuhi permintaannya. Kecuali seorang wanita pezina atau orang yang menyekutukan Allah.”
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam kitab “Syuabul Iman” no. 3836 dari jalan Jami’ bin Shabih ar-Ramli dari
Markhum bin ‘Abdul ‘Aziz dari Dawud bin Abdurrahman dari Hisyam bin Hassan dari al-Hasan dari sahabat ‘Utsman
bin Abil ‘Ash.
Hadits ini adalah lemah karena di dalam sanadnya terdapat 2 cacat. Yang pertama adalah ‘an’anah-nya seorang rawi
yang bernama al-Hasan (al-Bashri) dan dia dikenal sebagai seorang rawi mudallis. Yang kedua adalah kelemahan
seorang rawi yang bernama Jami’ bin Shabih ar-Ramli. (Silsilah al-Ahadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah, juz 14, hlm.
1099)
َ ف ِم ْن
َش ْعبَان ِ ص ٍ أ َ هو ُل لَ ْيلَ ٍة ِم ْن َر َج: س لَيَا ٍل َلَ ت ُ َردُّ ِف ْي ِه هن الدهع َْوة
ْ ِب َولَ ْيلَةُ الن ُ خ َْم
ْ َولَ ْيلَةُ ال ُج ْمعَ ِة َولَ ْيلَةُ ال ِف
ط ِر َولَ ْيلَ ِة النه ْح ِر
“Ada 5 malam yang tidak akan ditolak doa orang yang berdoa di dalamnya: awal malam dari bulan Rajab, malam
Nishfu Sya’ban, malam Jum’at, malam ‘Idul Fithri dan malam ‘Idul Adha.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir dalam kitab “Tarikh Dimasyq” no. 1452 dari jalan Abu Sa’id Bandar bin
‘Umar dengan sanadnya dari Ibrahim bin Abi Yahya dari Abu Qa’nab dari sahabat Abu Umamah.
Hadits ini adalah palsu karena di dalamnya sanadnya terdapat 2 orang rawi yang dikenal sebagai pendusta yaitu Abu
Sa’id Bandar bin Umar dan Ibrahim bin Abi Yahya.
Al-Imam Sirajuddin Ibnu Mulaqqin asy-Syafi’i mengatakan, “Tidak ada hadits yang shahih yang menerangkan tentang
masalah (pengkhususan) salat pada malam Nishfu Sya’ban.” (at-Taudhih, juz 13, hlm. 445)
Al-Hafizh Zainuddin Abul Fadhl al-‘Iraqi asy-Syafi’i mengatakan, “Hadits tentang pengkhususan salat pada malam
Nishfu Sya’ban adalah palsu atas nama Rasulullah dan kedustaan atas nama beliau.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, juz
1, hlm. 190)
Kesimpulan: Para ulama ahli hadits telah meneliti bahwa semua hadits yang menyebutkan tentang keutamaan
meramaikan malam Nishfu Sya’ban dengan salat atau yang lainnya dan berpuasa pada siang harinya tidak ada satu
pun yang shahih yang dapat dijadikan pegangan untuk beramal.
Sumber : nurussunnah-tegal.net
(11008) views
http://www.darussalaf.or.id/fiqih/amalan-amalan-pada-bulan-syaban/
http://www.darussalaf.or.id/fiqih/hukum-perayaan-malam-nisyfu-syaban/
(12256) views