You are on page 1of 1

LATAR BELAKANG

Menurut data profil kesehatan provinsi Nusa Tenggara Barat (2015) hasil rinkesdas 2013,
pada umumnya, diabetes melitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit kronis menurut
WHO yang tidak menular, dan berkembang secara lambat. Dibandingkan dengan tahun 2007,
angka penderita diabetes melitus mengalami peningkatan yakni mencapai angka 5 juta. Sehingga
dapat dilihat kematian terbesar akibat penyakit tersebut terjadi pada tahun 2014 dengan
komplikasi sebesar 6,7%. Sementara itu, pada profil kesehatan Lombok Timur (2015) masalah
kesehatan di Lombok Timur sedang dihadapkan oleh berbagai penyakit yang tidak menular,
Salah satunya yaitu diabetes melitus (DM). Kecendrungan penyakit tersebut dapat dipicu oleh
beberapa factor. Diantaranya yaitu perubahan gaya hidup akibat urbanisasi, modernisasi, dan
modernisasi. Selain itu, dapat diakibatkan oleh kebiasaan merokok, terlalu sering meminum
alkohol, memakan makanan yang manis, tinggi lemak, dan kurang sayur dan buah, serta
kurangnya melakukan aktivitas fisik, setres, dan lain sebagainya. Akvitas fisik merupakan salah
satu pengaruh terjadinya penyakit diabetes melitus. Meningkatnya berat badan dapat
berpengaruh dapal timbulnya penyakit diabetes. Dalam hal ini, kurangnya aktivitas tersebut akan
menhakibatkan meningkatkan kalori dalam tubuh. Sehingga gula darah dalam tubuh mengalami
peningkatan yang akan mengakibatkan penyakit diabetes melitus (Lathifah, 2017).
Ironisnya hingga saat ini, penyakit diabetes melitus semakin meningkat. Namun seperti
yang diketahui, masih belum ada obat herbal untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
Pengobatan bagi para penyandang penyakit diabetes membutuhkan biaya yang cukup besar.
Selain obat yang perlu dibeli, biaya rawat inap menjadi faktor utama yang menjadi masalah
penyembuhannya. Biaya yang dikeluarkan untuk pengombatan diabetes ini sendiri semakin besar
jika penyakit tersebut kronis dan mengalami komplikasi. Seperti pada penelitian Sari (2016)
hasil International Diabetes Federation 2012 untuk pengombatan diabetes melitus di Indonesia
menghabiskan biaya sebesar 80,22 USD per tahunnya.
Dilihat dari fakta tersebut, maka perlu adanya pengobatan alternatif yang murah dan
mudah didapatkan oleh masyarakat. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan kulit batang kelor
dan gula Xilytol dari limbah ampas tebu. Kulit batang kelor memiliki kandungan kimia berupa
flavoid, sterol, triterpenoid,saponin, fenol, dan alkaloid. Kandungan tersebut sangat baik bagi
kesehatan. Salah satunya yaitu senyawa alkaloid yang dapat bekerja dalam mekanisme ekstra
pankreatik sehingga akan menurunkan kadar gula kadar gula yang terbentuk dari substrat lain
yang bukan dari karbohidrat (Larantukan,dkk,2014). Selain dengan teknik pengobatan, asupan
makanan dan olahraga juga sangat perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan karena asupan gizi
sangat berpengaruh terhadap pengendalian kadar gula dalam darah dan akan memperbaiki
metabolism karbohidrat dalam tubuh (Suryani, dkk, 2016). Untuk menghindari asupan gula dan
sejenisnya, maka digunakan ampas tebu sebagai penghasil gula xilytol yang baik bagi penderita
diabetes melitus. Oleh sebab itu, penulis berinovasi membuat teh anti diabetes dari kombinasi
kulit batang kelor dan gula xilytol dari limbah ampas tebu agar penderita diabetes melitus lebih
mudah dan praktis mengkonsumsinya. Selain itu, dengan memaksimalkan fungsi dan manfaat
dari kulit batang kelor dan limbah ampas tebu itu sendiri, dapat menjadikan Indonesia menjadi
Negara mandiri karena dapat memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang ada.

You might also like