Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan masyarakat Indonesia.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilaporkan oleh Kementerian
Kesehatan Nasional Indonesia tahun 2010 menunjukkan dari 10 kelompok penyakit terbanyak
yang dikeluhkan masyarakat, penyakit gigi dan mulut menduduki peringkat pertama yaitu meliputi
60% penduduk. Berdasarkan data WHO 2004, diperkirakan sebanyak 6,5 miliar orang di seluruh
dunia pernah mengalami karies gigi.2 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan
persentase penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut di Indonesia pada tahun 2007 dan
2013 meningkat dari 23,2% menjadi 25,9%. Selain itu, sebesar 75% penduduk Indonesia
mengalami riwayat karies. Prevalensi penyakit karies dan jaringan periodontal menduduki tingkat
teratas penyakit terbanyak kunjungan poli gigi di Indonesia. Di lihat dari insiden karies meningkat
dari tahun 2007 sebesar 43,4% menjadi 53,2% pada tahun 2013, yaitu kurang lebih 93.998.727
jiwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi. 3
Hasil riset kesehatan menunjukkan bahwa indeks DMF-T digunakan sebagai indikator status
kesehatan Gigi dan Mulut, merupakan penjumlahan dari indeks kerusakan Gigi dan Mulut/Decay,
pencabutan Gigi dan Mulut/Missing dan penambalan Gigi dan Mulut/Filling, dimana indeks
DMF-T menggambarkan tingkat keparahan kerusakan gigi. Angka DMF-T Nasional di Indonesia
sebesar 4,5, ini berarti rata-rata jumlah kerusakan gigi penduduk Indonesia sebesar 5 gigi setiap
orang, diantaranya 4 gigi sudah dicabut ataupun sudah tidak bisa dipertahankan lagi, sementara
angka penumpatan sangat rendah (0,08 gigi per orang).4 Juga dilaporkan penduduk Indonesia yang
1
menyadari bahwa dirinya bermasalah gigi dan mulut hanya 23%, dan di antara mereka yang
menyadari hal itu, hanya 30% yang menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga profesional
gigi. Ini berarti effective demand (keinginan dan kemampuan untuk mendapat pelayanan) untuk
berobat gigi sangat rendah, yaitu hanya 7%.5
Oleh sebab itu pelayanan gigi dan mulut sangat diperlukan untuk meningkatkan status
kesehatan gigi dan mulut. Salah satu strategi utama Departemen kesehatan dalam mencapai
misinya membuat rakyat sehat adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Pelayanan yang berkualitas harus dilaksanakan oleh semua jajaran
pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta. Dengan pelayanan yang berkualitas dampak
terhadap perbaikan derajat kesehatan masyarakat lebih dirasakan, masyarakat akan lebih berminat
untuk memanfaatkan sarana yang ada sehingga sekaligus dapat meningkatkan efisiensi pelayanan
kesehatan.7
2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat
dipisahkan dengan lainnya karena mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan dan dapat
menjadi faktor risiko penyakit lain.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilaporkan oleh
Kementerian Kesehatan Nasional Indonesia tahun 2010 menunjukkan dari 10 kelompok
penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat, penyakit gigi dan mulut menduduki
peringkat pertama yaitu meliputi 60% penduduk.
Penduduk Indonesia yang menyadari bahwa dirinya bermasalah gigi dan mulut hanya
23%, dan di antara mereka yang menyadari hal itu, hanya 30% yang menerima perawatan
atau pengobatan dari tenaga profesional gigi.
Tingkat keinginan dan kemampuan untuk mendapat pelayanan (effective demand) untuk
berobat gigi sangat rendah, yaitu hanya 7%.
Data dari Puskesmas Medangasem bulan Januari 2017 sampai dengan Desember 2017
menunjukkan jumlah pasien yang datang berkunjung ke poli gigi sebesar 51,84% dimana
masih jauh dari target 100%, dengan besar masalah 48,16%.
1.3.Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat keberhasilan program kunjungan rawat jalan gigi di Puskesmas
Medangasem dengan membandingkan dengan tolak ukur sehingga diketahuinya
masalah, penyebab permasalahan yang ada dan digunakan sebagai umpan balik.
3
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Evaluator
Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh pada saat kuliah dan
membandingkan dengan keadaan sebenarnya di dalam masyarakat.
Mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam mengatur program.
Mengembangkan kemampuan minat dan bakat dalam mengevaluasi program
Puskesmas dan berpikir secara ilmiah.
Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.
1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi
Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.
Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.
1.4.3. Bagi Puskesmas yang dievaluasi
Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program Puskesmas dan
pemecahan masalahnya.
Memperoleh masukan-masukan berupa hasil evaluasi dan saran untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya pada bidang kunjungan rawat jalan
gigi.
1.4.4. Bagi Masyarakat
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya pada bidang kesehatan gigi
dan mulut, serta menurunkan prevalensi karies gigi pada masyarakat.
Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan rawat jalan gigi.
1.5. Sasaran
Semua penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Medangasem, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat.
4
Bab II
Materi dan Metode
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan
Puskesmas mengenai program Kunjungan Rawat Jalan Gigi di Puskesmas Medangasem,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 yang
berisi:
• Pendataan jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja puskesmas
• Menentukan jumlah sasaran program kunjungan rawat jalan gigi
• Standar jumlah tenaga kesehatan gigi
• Tugas dokter gigi
• Tugas perawat gigi
• Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan gigi
• Jenis pelayanan
• Pencatatan dan pelaporan
2.2. Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan kunjungan rawat jalan gigi
pada penduduk di Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang, Jawa Barat periode
Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 terhadap tolok ukur yang ditetapkan dengan
mengadakan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, analisis data dan
interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat ditemukan masalah
yang ada dari pelaksanaan program kunjungan rawat jalan gigi di Puskesmas Medangasem
kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab
masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.
5
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1.Sistem
Sistem adalah suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan
mempunyai suatu tujuan yang jelas. Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang
saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu
kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan pada
waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Ada 6 unsur yang saling
berhubungan dan mempengaruhi pada sistem, yaitu :
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana
(money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan
(machine), jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan informasi
(information).
6
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Mulai
dari perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (actuating) dan
pengawasan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya
proses dalam sistem.
4. Umpan balik (feedback)
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari
sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut
5. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
6. Lingkungan (environtment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
7
Bab IV
Penyajian Data
• Data geografi dari Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang, Jawa Barat periode
Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.
• Data demografi Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang, Jawa Barat periode
Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.
• Data jumlah kunjungan pasien baru di balai pengobatan gigi Puskesmas Medangasem,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.
4.2.1.Data Geografi
8
4. Wilayah Administrasi
Secara administrasi wilayah UPTD Puskesmas Medangasem mempunyai wilayah kerja 3
(tiga) desa, terdiri dari 13 dusun, 57 RT dan 19 RW. Ketiga desa tersebut adalah Desa
Medangasem, Desa Kampungsawah, dan Desa Ciptamarga.
5. Geologi
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang berada pada dataran
rendah.
4.2.2.Data Demografi
1. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Medangasem pada tahun 2016 adalah
31.822 jiwa dan meliputi 12.672 Kepala Keluarga.
Tabel 4.1 Jumlah Jiwa dan KK UPTD Medangasem Tahun 2016
No Desa Luas Jumlah Jumlah KK
Wilayah Penduduk
9
4.2.4. Data Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Medangasem:
4.3.1. Masukan
Tenaga
Dana
Sarana
o Sarana Medis
10
sonde lurus, excavator)
11
Bahan cetak & gypsum : Tidak ada
Tang klammer : Tidak ada
Tang potong : Tidak ada
Tempat kapas : Ada
Cotton roll, cotton pellet : Ada
Alkohol 70% : Ada
Povidone iondine 10 % : Ada
NaCl : Ada
Chlor etyl : Ada
Lidokain HCl inj. inflt.1% : Ada
Alat Bantu Pendidikan (DHE) : Ada
Sterilisator standar : Ada
o Sarana Non Medis
Infocus : Ada
Layar : Ada
Alat bantu penyuluhan
Leaflet : Ada
Poster : Ada
Panthom : Ada
Data jumlah sasaran : Ada
Data/Peta Sarana fasilitas yankesdas : Ada
Alur rujukan : Ada
12
o Metode
i. Pendataan jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja puskesmas
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas merupakan sasaran kerja dari program
kunjungan rawat jalan gigi, sehingga perlu didata ada berapa penduduk pada wilayah kerja
puskesmas.
ii. Menentukan jumlah sasaran program kunjungan rawat jalan gigi dan mulut
Jumlah sasaran program kunjungan rawat jalan gigi adalah empat persen dari
jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas dalam 1 tahun.
Standar jumlah tenaga kesehatan yaitu jumlah minimal tenaga kesehatan gigi yang
harus dimiliki oleh puskesmas dalam upaya melaksanakan Program kunjungan rawat jalan
gigi
Tugas dokter gigi dalam melaksanakan Program kunjungan rawat jalan gigi yaitu:
Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan kesehatan gigi dengan penuh tanggung
jawab sesuai kompetensi dan kewenangannya.
Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi sesuai standar prosedur operasional, tata kerja
dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan Puskesmas.
Membuat rekam medik gigi yang baik dan lengkap serta dapat pertanggungjawabkan.
Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan gigi sesuai dengan standar profesi dan
mematuhi peraturan perundangan yang berlaku
13
Melaksanakan dan meningkatkan mulut pelayanan kesehatan gigi.
Tugas perawat gigi dalam melaksanakan Program kunjungan rawat jalan gigi yaitu:
Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan asuhan keperawatan gigi dengan penuh
tanggung jawab sesuai kompetensi dan kewenangannya.
Membuat catatan-catatan yang perlu dalam rekam medik gigi secara baik dan lengkap
serta dapat dipertanggungjawabkan.
Melaksanakan upaya pelayanan asuhan keperawatan gigi sesuai standar profesi dan
mematuhi peraturan perundangan yang berlaku.
Melaksanakan dan menjaga klinik pelayanan kesehatan gigi meliputi keamanan dan
kebersihan alat dan ruangan serta pencegahan pencemaran lingkunngan.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka pimpinan Puskesmas perlu
memberikan kesempatan untuk dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Jenis pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas ditujukan kepada keluarga dan masyarakat
di wilayah kerjanya dan dapat dilaksanakan di gedung Puskesmas dan luar gedung seperti
sekolah dan posyandu.
14
b) Pelayanan pencegahan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas meliputi pelayanan di dalam dan
luar gedung. Pelayanan di dalam gedung meliputi pelayanan pencegahan
perorangan, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan pelayanan di luar gedung meliputi
pelayanan pencegahan komunitas. Pelayanan yang ditujukan kepada komunitas
melalui Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD) dan Upaya Kesehatan
Gigi Sekolah (UKGS) atau kepada perorangan melalui nasehat dan petunjuk
mengenai kesehatan gigi dan mulut di poli gigi.
Pelayanan yang ditujukan kepada komunitas meliputi kampanye kesehatan gigi
melalui penyuluhan.
Pelayanan yang ditujukan kepada kelompok : promosi kesehatan gigi dan mulut
melalui pendekatan komunikasi informasi dan edukasi kepada kelompok tertentu
melalui program UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyrakat) seperti UKGS,
UKGM dll.
Pelayanan yang ditujukan kepada perorangan meliputi pemeriksaan gigi dan mulut,
nasehat dan petunjuk kepada perorangan mengenai hygiene mulut, pembersihan
karang gigi dan pelaksanaan fissure sealant.
Restorasi tumpatan.
15
viii. Pencatatan dan pelaporan
a) Pencatatan
Rekam medik
Rekam medik menjelaskan keterangan/informasi yang cukup, akurat dan lengkap tentang:
16
Laporan triwulan
Jenis pelaporan upaya pelayanan kesehatan gigi yang harus dilaporkan oleh klinik
gigi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan laporan kegiatan Puskesmas
lainnya.
4.3.2. Proses
Ada perencanaan tertulis mengenai:
i. Pendataan jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas merupakan sasaran kerja dari program
kunjungan rawat jalan gigi, sehingga perlu didata ada berapa penduduk pada wilayah kerja
puskesmas. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Medangasem sebanyak 31.822
orang.
Standar jumlah tenaga kesehatan yaitu jumlah minimal tenaga kesehatan gigi yang
harus dimiliki oleh Puskesmas dalam upaya melaksanakan Program kunjungan rawat jalan
gigi.
Dengan syarat:
17
o Mampu mengkoordinir dan memonitor program kesehatan gigi dan mulut di wilayah
kerjanya
Dengan syarat:
o Mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Perawat Gigi (SIPG) dan Surat Ijin
Kerja (SIK)
Tugas dokter gigi dalam melaksanakan Program kunjungan rawat jalan gigi yaitu:
Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan kesehatan gigi dengan penuh tanggung
jawab sesuai kompetensi dan kewenangannya.
Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi sesuai standar prosedur operasional, tata kerja
dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan Puskesmas.
Membuat rekam medik gigi yang baik dan lengkap serta dapat pertanggungjawabkan.
Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan gigi sesuai dengan standar profesi dan
mematuhi peraturan perundangan yang berlaku
18
v. Tugas perawat gigi
Tugas perawat gigi dalam melaksanakan Program kunjungan rawat jalan gigi yaitu:
Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan asuhan keperawatan gigi dengan penuh
tanggung jawab sesuai kompetensi dan kewenangannya.
Membuat catatan-catatan yang perlu dalam rekam medik gigi secara baik dan lengkap
serta dapat dipertanggungjawabkan.
Melaksanakan upaya pelayanan asuhan keperawatan gigi sesuai standar profesi dan
mematuhi peraturan perundangan yang berlaku.
Melaksanakan dan menjaga klinik pelayanan kesehatan gigi meliputi keamanan dan
kebersihan alat dan ruangan serta pencegahan pencemaran lingkunngan.
Jenis pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas ditujukan kepada keluarga dan masyarakat
di wilayah kerjanya dan dapat dilaksanakan di gedung Puskesmas dan luar gedung seperti
sekolah dan posyandu.
Pelayanan kedaruratan gigi dan pelayanan medik gigi dasar diberikan setiap hari kerja
pukul 08.00-14.00 dan pada hari Jumat diberikan pukul 08.00-11.00.
Pelayanan pencegahan
o Dilakukan kegiatan UKGMD yang meliputi 3 desa binaan setiap bulan dan UKGS
yang meliputi 6 sekolah SD/MI binaan setiap bulan di wilayah kerja Puskesmas
19
Medangasem. Masing-masing desa dan sekolah binaan mempunyai 1 orang kader
yang telah dilatih untuk melaksanakan upaya kesehatan gigi berupa pengenalan
tanda dan gejala masalah gigi dan mulut sehingga masyarakat yang bermasalah dapat
segera dirujuk dan mendapat pengobatan di Puskesmas.
o Pelayanan yang ditujukan kepada masyarakat meliputi kampanye kesehatan gigi
melalui penyuluhan diberikan setiap bulan pada hari kerja pada setiap desa.
o Pelayanan yang ditujukan kepada kelompok meliputi promosi kesehatan gigi dan
mulut melalui program pendidikan kepada kelompok tertentu, program UKGS dan
UKGMD dilakukan setiap bulan pada hari kerja.
o Pelayanan yang ditujukan kepada perorangan meliputi pemeriksaan gigi dan mulut,
nasehat dan petunjuk kepada perorangan mengenai hygiene mulut, pembersihan
karang gigi dan pelaksanaan fissure sealant dilakukan sesuai dengan jadwal
pelayanan kedaruratan gigi dan pelayanan medik gigi dasar.
Pencatatan
Rekam medik
Rekam medik menjelaskan keterangan/informasi yang cukup, akurat dan lengkap tentang:
20
Informed consent
Informed consent adalah persetujuan untuk tindakan medik yang akan dilakukan dokter
gigi terhadap pasien. Persetujuan diberikan oleh pasien setelah yang bersangkutan mendapat
penjelasan secara lengkap mencakup sekurangnya:
Pencatatan kegiatan pelayanan kesehatan gigi di luar gedung Puskesmas dilakukan saat
awal, pertengahan, dan akhir kegiatan.
Pelaporan
Laporan bulanan
Setiap puskesmas harus membuat laporan menggunakan LB1 dan LB4 ke Dinas
Kesehatan Kab./kota, dan Suku Dinas.
Laporan triwulan
Jenis pelaporan upaya pelayanan kesehatan gigi yang harus dilaporkan oleh klinik
gigi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan laporan kegiatan Puskesmas
lainnya.
Pengorganisasian
Terdapat struktur organisasi tertulis dan pemberian tugas yang teratur dalam melaksanakan
tugasnya
21
Struktur Organisasi
o Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan Program kunjungan rawat jalan gigi.
22
b. Koordinator Balai Pengobatan Gigi
o Melakukan tindakan dasar atas pendelegasian dari dokter gigi penanggung jawab.
Pelaksanaan
• Perencanaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi
Dilakukan pendataan sasaran pelayanan gigi, yaitu seluruh penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Medangasem sebanyak 31.822 orang.
Tenaga kesehatan gigi sudah ada yaitu 1 orang dokter gigi dan 1 orang perawat gigi yang sudah
memenuhi persyaratan dan telah diterima oleh Kepala Puskesmas.
23
• Tugas perawat gigi
Tugas perawat gigi sudah dilaksanakan sesuai dengan SOP Tatalaksana Gigi dan Mulut di
Puskesmas Medangasem.
• Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan gigi
Pimpinan Puskesmas perlu memberikan kesempatan untuk dapat mengikuti pendidikan dan
pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Jenis pelayanan
Pelayanan pencegahan
Pelayanan kepada perorangan: Dilakukan setiap hari selama jam kerja pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di balai pengobatan gigi.
24
• Pelaporan
o Laporan bulanan: Sudah dibuat LB1 dan LB4 dan dilaporkan setiap bulan setiap
hari sabtu minggu pertama.
Pengawasan
Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh dokter gigi di poli rawat jalan gigi berdasarkan
jumlah kunjungan baru dan lama yang dibagi berdasarkan usia, jenis pekerjaan, status pasien,
status ibu hamil, dan kunjungan anak pra sekolah. Pencatatan juga dibagi berdasarkan jenis
tindakan yang dilakukan dipoli rawat jalan gigi, jenis kelainan gigi, serta asal rujukan. Data
tersebut selanjutnya oleh koordinator program puskesmas akan dikumpulkan dan dilakukan
rekapitulasi untuk kemudian dilaporkan ke Kepala Puskesmas dan Dinas Kabupaten
Karawang.
4.3.3. Keluaran
1. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Gigi ke Puskesmas
Jumlah sasaran = Seluruh penduduk di wilayah kerja Puskesmas Medangasem
= 31.822 orang
25
Tabel 4.1 - Cakupan pelaksanaan program Kunjungan Rawat Jalan Gigi di Puskesmas
Medangasem, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan
Desember 2017.
UPAYA KES. GIGI & MULUT Target Pencapaian Cakupan Target
Sasaran
4.3.4. Lingkungan
Lingkungan Fisik
1. Lokasi
Berdasarkan lokasi, letak gedung Puskesmas Medangasem di berada di dataran rendah
di lingkungan wilayah kecamatan Jayakerta, yaitu di Jalan Raya Medangasem, yang
terletak di Desa Medangasem dengan jarak tempuh sekitar 23 kilometer dari Ibu Kota
Kabupaten. Puskesmas Medangasem dapat diakses secara universal oleh seluruh
penduduk di wilayah kerjanya (jarak berkisar antara 0 – 5 kilometer dengan rumah
warga).
2. Transportasi
Puskesmas terletak di jalan besar, namun jarang ada kendaraan umum beroperasi dan
masyarakat lebih sering menggunakan transportasi pribadi roda dua atau berjalan kaki.
3. Fasilitas kesehatan lain di bidang kesehatan gigi dan mulut belum mencukupi di
wilayah kerja Puskesmas.
26
4.3.5. Umpan Balik
Adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap sesuai dengan waktu yang ditentukan akan
dapat digunakan sebagai masukan dalam perencanaan program kunjungan rawat jalan gigi.
Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan sekali yang membahas
laporan kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan.
4.3.6. Dampak
Dampak langsung yaitu diketahuinya masalah yang terjadi sehingga dapat dilakukan
perbaikan untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas penyakit gigi.
Dampak tidak langsung yaitu meningkatnya derajat kesehatan gigi dan mulut penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Medangasem.
27
Bab V
Pembahasan Masalah
Alat
Sarana
I. Medis Tidak Lengkap
28
7. Alat diagnostik dasar (kaca mulut, Setengah dari jumlah Ada
lurus, excavator)
masing)
14. Bur intan (bulat, inverted & fissure) 1 set Tidak ada
29
pengisi saluran akar/lentulo needle,
spreader
set)
Peralatan Periodontal
30
Peralatan Prostetik
Umum
31
5.3. Masalah Menurut Variabel Proses
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1 Perencanaan -Pendidikan dan pelatihan -Belum ada (+)
. tenaga kesehatan gigi untuk perencanaan
peningkatan kualitas SDM
32
5.4.Masalah Menurut Lingkungan
N
o
Variabel
. Pencapaian Masalah
Fasilitas kesehatan lain (+)
di bidang kesehatan gigi
Fisik:Fas. dan mulut belum
Kesehatan
1
(
mencukupi
(
)
-
-
o
j
h
(
=
(
)
Variabel selain tertera di atas tidak memiliki masalah berdasarkan tolak ukur keberhasilan.
33
Bab VI
Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang ditemukan dalam evaluasi Program kunjungan rawat jalan gigi
di Puskesmas Medangasem periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017, sebagai
berikut.
34
Bab VII
Prioritas Masalah
7.2.Prioritas Masalah
Tidak dibuatnya prioritas masalah karena hanya terdapat satu masalah dalam program.
35
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
Masalah :
Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Gigi ke Puskesmas sebesar 51,84% dari target
100%.
Dari hasil yang didapat belum mencapai target, saya jadikan masalah dikarenakan:
1. Kurangnya peran serta pemerintah daerah dalam pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana,
dan dana.
2. Belum adanya kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan gigi dalam
perencanaan Puskesmas.
3. Kurangnya jenis Pelayanan kedaruratan gigi dan pelayanan medik gigi dasar di
Puskesmas.
4. Kurangnya jumlah kegiatan pelayanan pencegahan berupa penyuluhan.
Penyelesaian:
1. Menyampaikan kebutuhan akan sarana, prasarana dan dana dengan menyampaikan
dampak yang telah dialami Puskesmas karena kurangnya hal tersebut pada setiap
pertemuan rapat dengan dinas terkait. Sehingga dapat terlaksana pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang maksimal.
2. Merencanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan gigi pada waktu-waktu
menjelang hari libur panjang, mengingat pada waktu tersebut biasanya diikuti oleh
penurunan jumlah kunjungan pasien dan kegiatan diluar gedung. Hal ini untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut.
3. Mengadakan kegiatan khusus seperti bazar ataupun kegiatan sikat gigi masal pada waktu-
waktu tertentu dengan tujuan mendapatkan dana baik dari dana masyarakat atau sponsor
dari suatu produk sikat gigi atau pasta gigi, yang dananya dapat digunakan untuk
pemenuhan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pelayanan kedaruratan gigi dan
pelayanan medik gigi dasar.
4. Membuat jadwal perencanaan kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan secara rutin. Selain
itu dapat menjalin kerjasama lintas sector dan lintas program, agar dapat dilakukan
penyuluhan mengenai kesehatan gigi saat kegiatan tersebut dilaksanakan. Memberikan
36
informasi mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut dan cara merawat dan mengosok
gigi yang baik dan benar, serta menghimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan
gigi dan dan perawatan gigi secara rutin pada tenaga kesehatan.
37
Bab IX
Kesimpulan dan Saran
9.1 Kesimpulan
Telah dilaksanakan evaluasi program Kunjungan Rawat Jalan Gigi di Puskesmas
Medangasem, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017
dengan cara pendekatan sistem, ditemukan adanya masalah jumlah cakupan Kunjungan
Rawat Jalan Gigi yang masih dibawah target. Hal ini disebabkan karena sarana, prasarana,
dan dana yang kurang, pelayanan kesehatan gigi menjadi tidak maksimal, serta kurangnya
penyuluhan yang dilakukan dan disarankan untuk meningkatkan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan gigi sehingga pelayanan kesehatan gigi dapat dilaksanakan secara
optimal dan meningkatkan kegiatan penyuluhan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
jumlah kunjungan rawat jalan gigi dan meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut.
9.2. Saran
Melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan pelayanan
medik dasar rawat jalan gigi dalam jangka waktu 1 tahun. Sehingga dapat melaksanakan
pelayanan kesehatan gigi medik dasar secara optimal.
Melakukan pendidikan dan pelatihan dan pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan
tenaga kesehatan dan kader sehingga penduduk yang bermasalah bisa segera dirujuk ke
Puskesmas dan jika ada upaya kesehatan gigi di luar gedung, kegiatan di poli gigi tidak
terganggu. Diharapkan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 6 bulan, sehingga dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang kesehatan gigi.
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas program, yaitu dengan program promosi
kesehatan maupun kerjasama lintas sektoral untuk meningkatkan upaya promosi dan
preventif kesehatan gigi dan mulut. Sehingga pelayanan kesehatan gigi tidak hanya terfokus
pada tindakan kuratif saja melainkan meningkatkan upaya promosi dan preventif.
Menyediakan waktu khusus pada hari dimana jumlah pasien tidak terlalu banyak, yakni hari
jumat atau sabtu untuk melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan kepada siswa SD/MI dan
38
masyarakat. Diharapkan dalam jangka waktu 1 bulan dapat dilaksanakan penyuluhan
sebanyak 2 kali pada masyarakat dan 1 kali pada SD/MI. Melakukan penyuluhan untuk
memberikan informasi tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut, cara merawat dan
mengosok gigi yang benar serta menghimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan
gigi dan dan perawatan gigi secara rutin.
39
Daftar Pustaka
1. Pedoman pelayanan unit rawat jalan poli gigi. Jakarta : Kementrian kesehatan RI. 2015. h. 1-
35.
2. Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Dasar. Standar pelayanan kesehatan gigi dan mulut
di Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan RI; 2009. h. 1-24.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar nasional. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI; 2013.
4. Infodatin pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI, situasi kesehatan gigi dan mulut.
Kementerian Kesehatan RI; 2014.
5. Rencana program pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2012.
6. Rencana aksi nasional pelayanan kesehatan gigi dan mulut 2015-2019. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2016.
40