You are on page 1of 40

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan
satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah
satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka,
sehingga penting untuk menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam
rongga mulut. Penyakit gigi dan mulut dapat menjadi faktor risiko penyakit lain, sebagai fokal
infeksi misalnya tonsilitis, faringitis, otitis media, bakteremia, toksemia, bayi timbangan rendah
(BBLR), diabetes melitus, dan bahkan penyakit jantung. Disamping itu, penyakit HIV / AIDS,
penyakit-penyakit sistemik lain juga dapat bermanifestasi di dalam mulut. 1

Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan masyarakat Indonesia.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilaporkan oleh Kementerian
Kesehatan Nasional Indonesia tahun 2010 menunjukkan dari 10 kelompok penyakit terbanyak
yang dikeluhkan masyarakat, penyakit gigi dan mulut menduduki peringkat pertama yaitu meliputi
60% penduduk. Berdasarkan data WHO 2004, diperkirakan sebanyak 6,5 miliar orang di seluruh
dunia pernah mengalami karies gigi.2 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan
persentase penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut di Indonesia pada tahun 2007 dan
2013 meningkat dari 23,2% menjadi 25,9%. Selain itu, sebesar 75% penduduk Indonesia
mengalami riwayat karies. Prevalensi penyakit karies dan jaringan periodontal menduduki tingkat
teratas penyakit terbanyak kunjungan poli gigi di Indonesia. Di lihat dari insiden karies meningkat
dari tahun 2007 sebesar 43,4% menjadi 53,2% pada tahun 2013, yaitu kurang lebih 93.998.727
jiwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi. 3

Hasil riset kesehatan menunjukkan bahwa indeks DMF-T digunakan sebagai indikator status
kesehatan Gigi dan Mulut, merupakan penjumlahan dari indeks kerusakan Gigi dan Mulut/Decay,
pencabutan Gigi dan Mulut/Missing dan penambalan Gigi dan Mulut/Filling, dimana indeks
DMF-T menggambarkan tingkat keparahan kerusakan gigi. Angka DMF-T Nasional di Indonesia
sebesar 4,5, ini berarti rata-rata jumlah kerusakan gigi penduduk Indonesia sebesar 5 gigi setiap
orang, diantaranya 4 gigi sudah dicabut ataupun sudah tidak bisa dipertahankan lagi, sementara
angka penumpatan sangat rendah (0,08 gigi per orang).4 Juga dilaporkan penduduk Indonesia yang
1
menyadari bahwa dirinya bermasalah gigi dan mulut hanya 23%, dan di antara mereka yang
menyadari hal itu, hanya 30% yang menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga profesional
gigi. Ini berarti effective demand (keinginan dan kemampuan untuk mendapat pelayanan) untuk
berobat gigi sangat rendah, yaitu hanya 7%.5

Tidak menutup kemungkinan rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan gigi


dan mulut juga menjadi penyebab tingginya penyakit gigi dan mulut di Indonesia. Prevalensi
nasional yang menyikat gigi tiap hari sebesar 94,2% dan yang mengikuti rekomendasi menyikat
gigi pada waktu yang tepat yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur malam hanya 2,3%.
Kebanyakan masyarakat atau 76,6% menyikat gigi di saat mandi pagi atau sore hari. Kebiasaan
menyikat gigi yang salah inilah yang menyebabkan kondisi lebih dari 70% masyarakat Indonesia
mengalami gigi berlubang.2 Mahalnya perawatan atau pengobatan gigi dan mulut juga
berpengaruh terhadap kebutuhan masyarakat mencari pengobatan yang layak di klinik gigi,
terutama masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah. Hasil penelitian Selain tingginya penyakit
gigi dan jaringan periodontal, di Indonesia kesenjangan ratio antara ketersediaannya dokter gigi
dengan jumlah penduduk penerima pelayanan jauh dari target WHO. WHO mempunyai target
perbandingan dokter gigi dengan penduduk untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut sebesar 1 : 7.500, sedangkan di Indonesia sebesar 1 : 9.090.6

Oleh sebab itu pelayanan gigi dan mulut sangat diperlukan untuk meningkatkan status
kesehatan gigi dan mulut. Salah satu strategi utama Departemen kesehatan dalam mencapai
misinya membuat rakyat sehat adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Pelayanan yang berkualitas harus dilaksanakan oleh semua jajaran
pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta. Dengan pelayanan yang berkualitas dampak
terhadap perbaikan derajat kesehatan masyarakat lebih dirasakan, masyarakat akan lebih berminat
untuk memanfaatkan sarana yang ada sehingga sekaligus dapat meningkatkan efisiensi pelayanan
kesehatan.7

2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
 Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat
dipisahkan dengan lainnya karena mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan dan dapat
menjadi faktor risiko penyakit lain.
 Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilaporkan oleh
Kementerian Kesehatan Nasional Indonesia tahun 2010 menunjukkan dari 10 kelompok
penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat, penyakit gigi dan mulut menduduki
peringkat pertama yaitu meliputi 60% penduduk.
 Penduduk Indonesia yang menyadari bahwa dirinya bermasalah gigi dan mulut hanya
23%, dan di antara mereka yang menyadari hal itu, hanya 30% yang menerima perawatan
atau pengobatan dari tenaga profesional gigi.
 Tingkat keinginan dan kemampuan untuk mendapat pelayanan (effective demand) untuk
berobat gigi sangat rendah, yaitu hanya 7%.
 Data dari Puskesmas Medangasem bulan Januari 2017 sampai dengan Desember 2017
menunjukkan jumlah pasien yang datang berkunjung ke poli gigi sebesar 51,84% dimana
masih jauh dari target 100%, dengan besar masalah 48,16%.

1.3.Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat keberhasilan program kunjungan rawat jalan gigi di Puskesmas
Medangasem dengan membandingkan dengan tolak ukur sehingga diketahuinya
masalah, penyebab permasalahan yang ada dan digunakan sebagai umpan balik.

1.3.2. Tujuan Khusus


Diketahuinya cakupan kunjungan rawat jalan gigi di Puskesmas Medangasem,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.

3
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Evaluator
 Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh pada saat kuliah dan
membandingkan dengan keadaan sebenarnya di dalam masyarakat.
 Mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam mengatur program.
 Mengembangkan kemampuan minat dan bakat dalam mengevaluasi program
Puskesmas dan berpikir secara ilmiah.
 Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.
1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi
 Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.
 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.
1.4.3. Bagi Puskesmas yang dievaluasi
 Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program Puskesmas dan
pemecahan masalahnya.
 Memperoleh masukan-masukan berupa hasil evaluasi dan saran untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya pada bidang kunjungan rawat jalan
gigi.
1.4.4. Bagi Masyarakat
 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya pada bidang kesehatan gigi
dan mulut, serta menurunkan prevalensi karies gigi pada masyarakat.
 Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan rawat jalan gigi.

1.5. Sasaran
Semua penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Medangasem, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat.

4
Bab II
Materi dan Metode

2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan
Puskesmas mengenai program Kunjungan Rawat Jalan Gigi di Puskesmas Medangasem,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 yang
berisi:
• Pendataan jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja puskesmas
• Menentukan jumlah sasaran program kunjungan rawat jalan gigi
• Standar jumlah tenaga kesehatan gigi
• Tugas dokter gigi
• Tugas perawat gigi
• Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan gigi
• Jenis pelayanan
• Pencatatan dan pelaporan

2.2. Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan kunjungan rawat jalan gigi
pada penduduk di Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang, Jawa Barat periode
Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 terhadap tolok ukur yang ditetapkan dengan
mengadakan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, analisis data dan
interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat ditemukan masalah
yang ada dari pelaksanaan program kunjungan rawat jalan gigi di Puskesmas Medangasem
kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab
masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

5
Bab III
Kerangka Teoritis

3.1.Sistem

Gambar 1. Skema Sistem

Sistem adalah suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan
mempunyai suatu tujuan yang jelas. Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang
saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu
kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan pada
waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Ada 6 unsur yang saling
berhubungan dan mempengaruhi pada sistem, yaitu :
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana
(money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan
(machine), jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan informasi
(information).

6
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Mulai
dari perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (actuating) dan
pengawasan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya
proses dalam sistem.
4. Umpan balik (feedback)
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari
sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut
5. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
6. Lingkungan (environtment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

3.2. Tolok Ukur


Tolok ukur keberhasilan terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan,
umpan balik, dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus
dicapai dalam program Kunjungan Rawat Jalan Gigi. (Lampiran)

7
Bab IV

Penyajian Data

4.1. Sumber Data


Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari:

• Data geografi dari Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang, Jawa Barat periode
Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.
• Data demografi Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang, Jawa Barat periode
Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.
• Data jumlah kunjungan pasien baru di balai pengobatan gigi Puskesmas Medangasem,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.

4.2. Data Umum

4.2.1.Data Geografi

1. Puskesmas Medangasem terletak di Jalan Raya Medangasem, Desa Medangasem,


Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang.
2. Luas wilayah kerja puskesmas : ± 1.713 Ha. Puskesmas Medangasem memiliki wilayah
kerja terdiri dari 3 Desa (Desa Medangasem, Desa Kampungsawah, Desa Ciptamarga), 19
RW, 57 RT. Jarak desa terjauh ke Puskesmas yaitu 5 km dan jarak terdekat yaitu 2 km
dengan waktu tempuh terlama adalah 15 menit dan waktu tempuh tercepat 5 menit dengan
demikian dapat dikatakan bahwa seluruh desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Medangasem relatif terjangkau. Jarak antara Puskesmas Medangasem ke pusat kota
Karawang adalah + 23 km.
3. Batas-batas wilayah kerja Medangasem
a. Sebelah Utara : Kecamatan Tirtajaya
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Rengasdengklok
c. Sebelah Barat : Kecamatan Pebayuran Bekasi
d. Sebelah Timur : Wilayah kerja UPTD Puskesmas Jayakerta

8
4. Wilayah Administrasi
Secara administrasi wilayah UPTD Puskesmas Medangasem mempunyai wilayah kerja 3
(tiga) desa, terdiri dari 13 dusun, 57 RT dan 19 RW. Ketiga desa tersebut adalah Desa
Medangasem, Desa Kampungsawah, dan Desa Ciptamarga.

5. Geologi
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang berada pada dataran
rendah.

4.2.2.Data Demografi

1. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Medangasem pada tahun 2016 adalah
31.822 jiwa dan meliputi 12.672 Kepala Keluarga.
Tabel 4.1 Jumlah Jiwa dan KK UPTD Medangasem Tahun 2016
No Desa Luas Jumlah Jumlah KK
Wilayah Penduduk

1 Medangasem 505 9.774 3.936


2 Ciptamarga 476 8.928 3.260
3 Kampungsawah 732 13.120 5.476
Jumlah 1.713 31.822 12.672
Sumber : Data demografi wilayah kerja Puskesmas Medangasem Tahun 2016
2. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 16.424 jiwa dan
perempuan 15.398 jiwa.
3. Klasifikasi penduduk berdasarkan mata pencaharian di wilayah kerja Puskesmas
Medangasem adalah petani 54,06%, buruh tani 40,02%, karyawan swasta 0,91% , lain-
lain 4,48%.
4. Tingkat Pendidikan penduduk di wiayah kerja UPTD Puskesmas Medangasem
sebagian besar yaitu Tamat SD 35,54%.
4.2.3. Data Fasilitas Kesehatan
Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Medangasem,
antara lain : Puskesmas (1), Posyandu (24), Balai Pengobatan 24 Jam (1), Praktik Dokter
Umum (2), Praktik Dokter Gigi (1), Praktik Bidan (9).

9
4.2.4. Data Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Medangasem:

1. Taman Kanak-Kanak : 4 buah


2. SD Negeri : 13 buah
3. Madrasah Ibtidaiyah : 3 buah
4. SMP : 2 buah
5. Pondok Pesantren : 3 buah
6. RaudhatulAthfal / RA : 1 buah
7. S M A : 3 buah

4.3. Data Khusus

4.3.1. Masukan

 Tenaga

o Dokter gigi : 1 orang


o Perawat gigi : 1 orang

 Dana

o APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) : Tidak Ada


o BOK (Biaya Operasional Kesehatan) : Tidak Ada

 Sarana

o Sarana Medis

Dental unit : Ada


Masker : Ada
Kaca mata pelindung (google) : Tidak ada
Kompresor / tabung oksigen : Tidak ada
Contra angle + straight hand piece : Tidak ada

Sarung tangan : Ada


Alat diagnostik dasar (kaca mulut, pinset dental, sonde half moon, : Ada

10
sonde lurus, excavator)

Set alat tambal:


Plastis filling : Ada
Stoper semen : Ada
Burniser berbagai ukuran : Ada
Stoper amalgam & Pembawa Amalgan : Ada
Spatula semen : Ada
Bur intan : Tidak ada
Pita seluloid : Tidak ada
Kertas artikulasi : Tidak ada
Pelindung jari (finger stool) : Tidak ada
Kaca pengaduk : Tidak ada
Pita matriks dan pemegangnya : Tidak ada
Peralatan perawatan saraf gigi : Tidak ada
Bahan tumpatan dan tumpatan sementara : Ada
Scaler : Tidak ada
Set alat cabut:
Tang ekstraksi dewasa : Ada
Tang ekstraksi anak : Ada
Bein lurus : Ada
Bein bengkok : Ada
Cryer : Ada
Scalpel : Ada
Rasparatorium : Tidak ada
Hecting set : Ada
Klem arteri : Ada
Periodontal probe : Ada
Sendok Cetak RA + RB berbagai ukuran : Tidak ada

11
Bahan cetak & gypsum : Tidak ada
Tang klammer : Tidak ada
Tang potong : Tidak ada
Tempat kapas : Ada
Cotton roll, cotton pellet : Ada
Alkohol 70% : Ada
Povidone iondine 10 % : Ada
NaCl : Ada
Chlor etyl : Ada
Lidokain HCl inj. inflt.1% : Ada
Alat Bantu Pendidikan (DHE) : Ada
Sterilisator standar : Ada
o Sarana Non Medis
 Infocus : Ada
 Layar : Ada
 Alat bantu penyuluhan

 Leaflet : Ada

 Poster : Ada

 Panthom : Ada
 Data jumlah sasaran : Ada
 Data/Peta Sarana fasilitas yankesdas : Ada
 Alur rujukan : Ada

12
o Metode
i. Pendataan jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja puskesmas
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas merupakan sasaran kerja dari program
kunjungan rawat jalan gigi, sehingga perlu didata ada berapa penduduk pada wilayah kerja
puskesmas.

ii. Menentukan jumlah sasaran program kunjungan rawat jalan gigi dan mulut
Jumlah sasaran program kunjungan rawat jalan gigi adalah empat persen dari
jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas dalam 1 tahun.

Jumlah sasaran = 4% x Jumlah Penduduk di wilayah kerja Puskesmas

iii. Standar jumlah tenaga kesehatan gigi

Standar jumlah tenaga kesehatan yaitu jumlah minimal tenaga kesehatan gigi yang
harus dimiliki oleh puskesmas dalam upaya melaksanakan Program kunjungan rawat jalan
gigi

Dokter gigi : Minimal 1 orang/ 1 puskesmas

Perawat gigi : Minimal 1 orang/ 1 puskesmas

iv. Tugas dokter gigi

Tugas dokter gigi dalam melaksanakan Program kunjungan rawat jalan gigi yaitu:

 Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan kesehatan gigi dengan penuh tanggung
jawab sesuai kompetensi dan kewenangannya.

 Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi sesuai standar prosedur operasional, tata kerja
dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan Puskesmas.

 Membuat rekam medik gigi yang baik dan lengkap serta dapat pertanggungjawabkan.

 Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan gigi sesuai dengan standar profesi dan
mematuhi peraturan perundangan yang berlaku

13
 Melaksanakan dan meningkatkan mulut pelayanan kesehatan gigi.

v. Tugas perawat gigi

Tugas perawat gigi dalam melaksanakan Program kunjungan rawat jalan gigi yaitu:

 Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan asuhan keperawatan gigi dengan penuh
tanggung jawab sesuai kompetensi dan kewenangannya.

 Melaksanakan pelayanan keperawatan gigi sesuai standar prosedur operasional, tata


kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan Puskesmas.

 Membuat catatan-catatan yang perlu dalam rekam medik gigi secara baik dan lengkap
serta dapat dipertanggungjawabkan.

 Melaksanakan upaya pelayanan asuhan keperawatan gigi sesuai standar profesi dan
mematuhi peraturan perundangan yang berlaku.

 Melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi.

 Melaksanakan dan menjaga klinik pelayanan kesehatan gigi meliputi keamanan dan
kebersihan alat dan ruangan serta pencegahan pencemaran lingkunngan.

vi. Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan gigi

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka pimpinan Puskesmas perlu
memberikan kesempatan untuk dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan.

vii. Jenis pelayanan

Jenis pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas ditujukan kepada keluarga dan masyarakat
di wilayah kerjanya dan dapat dilaksanakan di gedung Puskesmas dan luar gedung seperti
sekolah dan posyandu.

a) Pelayanan kedaruratan gigi

 Upaya menghilangkan rasa sakit.

 Penanganan trauma sebelum pasien dirujuk.

14
b) Pelayanan pencegahan

 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas meliputi pelayanan di dalam dan
luar gedung. Pelayanan di dalam gedung meliputi pelayanan pencegahan
perorangan, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan pelayanan di luar gedung meliputi
pelayanan pencegahan komunitas. Pelayanan yang ditujukan kepada komunitas
melalui Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD) dan Upaya Kesehatan
Gigi Sekolah (UKGS) atau kepada perorangan melalui nasehat dan petunjuk
mengenai kesehatan gigi dan mulut di poli gigi.
 Pelayanan yang ditujukan kepada komunitas meliputi kampanye kesehatan gigi
melalui penyuluhan.

 Pelayanan yang ditujukan kepada kelompok : promosi kesehatan gigi dan mulut
melalui pendekatan komunikasi informasi dan edukasi kepada kelompok tertentu
melalui program UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyrakat) seperti UKGS,
UKGM dll.
 Pelayanan yang ditujukan kepada perorangan meliputi pemeriksaan gigi dan mulut,
nasehat dan petunjuk kepada perorangan mengenai hygiene mulut, pembersihan
karang gigi dan pelaksanaan fissure sealant.

c) Pelayanan medik gigi dasar

 Ekstraksi tanpa komplikasi.

 Restorasi tumpatan.

 Perawatan saluran akar.

 Perawatan penyakit/kelainan jaringan mulut.

 Menghilangkan trauma oklusi.

d) Pelayanan kesehatan rujukan

15
viii. Pencatatan dan pelaporan

a) Pencatatan
 Rekam medik
Rekam medik menjelaskan keterangan/informasi yang cukup, akurat dan lengkap tentang:

o Identitas (nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan)


o Anamnesa
o Perjalanan penyakit
o Hasil pemeriksaan klinis yang ditemukan
o Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan
o Dokumentasi hasil pemeriksaan
o Diagnosis penyakit dan rencana terapi
o Terapi dan tindakan medik yang diberikan serta proses pengobatan
o Rujukan
 Informed consent
Informed consent adalah persetujuan untuk tindakan medik yang akan dilakukan dokter
gigi terhadap pasien. Persetujuan diberikan oleh pasien setelah yang bersangkutan mendapat
penjelasan secara lengkap mencakup sekurangnya:

o Diagnosis dan tata cara tindakan medik


o Tujuan tindakan medik yang dilakukan
o Alternatif tindakan lain dan risikonya
o Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
o Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
 Pencatatan kegiatan pelayanan kesehatan gigi di luar gedung Puskesmas
b) Pelaporan
 Laporan bulanan
Setiap puskesmas harus membuat laporan menggunakan LB1 dan LB4 ke Dinas
Kesehatan Kab./kota, dan Suku Dinas

16
 Laporan triwulan
Jenis pelaporan upaya pelayanan kesehatan gigi yang harus dilaporkan oleh klinik
gigi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan laporan kegiatan Puskesmas
lainnya.

4.3.2. Proses
Ada perencanaan tertulis mengenai:
i. Pendataan jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas merupakan sasaran kerja dari program
kunjungan rawat jalan gigi, sehingga perlu didata ada berapa penduduk pada wilayah kerja
puskesmas. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Medangasem sebanyak 31.822
orang.

ii. Menentukan jumlah sasaran program kunjungan rawat jalan gigi


Jumlah sasaran program kunjungan rawat jalan gigi adalah empat persen dari jumlah
penduduk di wilayah kerja puskesmas dalam 1 tahun.

Jumlah sasaran = 4% x Jumlah Penduduk di wilayah kerja Puskesmas


= 4% x 31.822 orang
= 1.273 orang

iii. Standar jumlah tenaga kesehatan gigi

Standar jumlah tenaga kesehatan yaitu jumlah minimal tenaga kesehatan gigi yang
harus dimiliki oleh Puskesmas dalam upaya melaksanakan Program kunjungan rawat jalan
gigi.

 Dokter gigi : 1 orang

Dengan syarat:

o Mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktek.

o Mampu mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah, mengevaluasi program


kesehatan gigi.

17
o Mampu mengkoordinir dan memonitor program kesehatan gigi dan mulut di wilayah
kerjanya

o Mampu melaksanakan pelayanan darurat gigi/Basic Emergency Care.

o Mampu melaksanakan pelayanan pencegahan penyakit gigi.

o Mampu melaksanakan pelayanan medik gigi dasar sesuai kompetensi dan


kewenangannya.

o Mampu melakukan pelayanan dokter gigi keluarga.

 Perawat gigi : 1 orang

Dengan syarat:

o Mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Perawat Gigi (SIPG) dan Surat Ijin
Kerja (SIK)

o Mampu melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan gigi dan mulut pelayanan


promotif, preventif dan pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan gigi.

o Mampu melaksanakan asistensi dokter gigi sesuai kompetensi dan kewenangannya.

iv. Tugas dokter gigi

Tugas dokter gigi dalam melaksanakan Program kunjungan rawat jalan gigi yaitu:

 Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan kesehatan gigi dengan penuh tanggung
jawab sesuai kompetensi dan kewenangannya.

 Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi sesuai standar prosedur operasional, tata kerja
dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan Puskesmas.

 Membuat rekam medik gigi yang baik dan lengkap serta dapat pertanggungjawabkan.

 Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan gigi sesuai dengan standar profesi dan
mematuhi peraturan perundangan yang berlaku

 Melaksanakan dan meningkatkan mulut pelayanan kesehatan gigi.

18
v. Tugas perawat gigi

Tugas perawat gigi dalam melaksanakan Program kunjungan rawat jalan gigi yaitu:

 Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan asuhan keperawatan gigi dengan penuh
tanggung jawab sesuai kompetensi dan kewenangannya.

 Melaksanakan pelayanan keperawatan gigi sesuai standar prosedur operasional, tata


kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan Puskesmas.

 Membuat catatan-catatan yang perlu dalam rekam medik gigi secara baik dan lengkap
serta dapat dipertanggungjawabkan.

 Melaksanakan upaya pelayanan asuhan keperawatan gigi sesuai standar profesi dan
mematuhi peraturan perundangan yang berlaku.

 Melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi.

 Melaksanakan dan menjaga klinik pelayanan kesehatan gigi meliputi keamanan dan
kebersihan alat dan ruangan serta pencegahan pencemaran lingkunngan.

vi. Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan gigi

Pimpinan Puskesmas perlu memberikan kesempatan untuk dapat mengikuti pendidikan


dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

vii. Jenis pelayanan

Jenis pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas ditujukan kepada keluarga dan masyarakat
di wilayah kerjanya dan dapat dilaksanakan di gedung Puskesmas dan luar gedung seperti
sekolah dan posyandu.

 Pelayanan kedaruratan gigi dan pelayanan medik gigi dasar diberikan setiap hari kerja
pukul 08.00-14.00 dan pada hari Jumat diberikan pukul 08.00-11.00.

 Pelayanan pencegahan

o Dilakukan kegiatan UKGMD yang meliputi 3 desa binaan setiap bulan dan UKGS
yang meliputi 6 sekolah SD/MI binaan setiap bulan di wilayah kerja Puskesmas

19
Medangasem. Masing-masing desa dan sekolah binaan mempunyai 1 orang kader
yang telah dilatih untuk melaksanakan upaya kesehatan gigi berupa pengenalan
tanda dan gejala masalah gigi dan mulut sehingga masyarakat yang bermasalah dapat
segera dirujuk dan mendapat pengobatan di Puskesmas.
o Pelayanan yang ditujukan kepada masyarakat meliputi kampanye kesehatan gigi
melalui penyuluhan diberikan setiap bulan pada hari kerja pada setiap desa.

o Pelayanan yang ditujukan kepada kelompok meliputi promosi kesehatan gigi dan
mulut melalui program pendidikan kepada kelompok tertentu, program UKGS dan
UKGMD dilakukan setiap bulan pada hari kerja.

o Pelayanan yang ditujukan kepada perorangan meliputi pemeriksaan gigi dan mulut,
nasehat dan petunjuk kepada perorangan mengenai hygiene mulut, pembersihan
karang gigi dan pelaksanaan fissure sealant dilakukan sesuai dengan jadwal
pelayanan kedaruratan gigi dan pelayanan medik gigi dasar.

viii. Pencatatan dan pelaporan

 Pencatatan
 Rekam medik

Rekam medik menjelaskan keterangan/informasi yang cukup, akurat dan lengkap tentang:

o Identitas (nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan)


o Anamnesa
o Perjalanan penyakit
o Hasil pemeriksaan klinis yang ditemukan
o Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan
o Dokumentasi hasil pemeriksaan
o Diagnosis penyakit dan rencana terapi
o Terapi dan tindakan medik yang diberikan serta proses pengobatan
o Rujukan

20
 Informed consent

Informed consent adalah persetujuan untuk tindakan medik yang akan dilakukan dokter
gigi terhadap pasien. Persetujuan diberikan oleh pasien setelah yang bersangkutan mendapat
penjelasan secara lengkap mencakup sekurangnya:

o Diagnosis dan tata cara tindakan medik

o Tujuan tindakan medik yang dilakukan

o Alternatif tindakan lain dan risikonya

o Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi

o Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

 Pencatatan kegiatan pelayanan kesehatan gigi di luar gedung Puskesmas dilakukan saat
awal, pertengahan, dan akhir kegiatan.
 Pelaporan

 Laporan bulanan

Setiap puskesmas harus membuat laporan menggunakan LB1 dan LB4 ke Dinas
Kesehatan Kab./kota, dan Suku Dinas.

 Laporan triwulan

Jenis pelaporan upaya pelayanan kesehatan gigi yang harus dilaporkan oleh klinik
gigi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan laporan kegiatan Puskesmas
lainnya.

Pengorganisasian

Terdapat struktur organisasi tertulis dan pemberian tugas yang teratur dalam melaksanakan
tugasnya

21
Struktur Organisasi

Kepala UPTD Puskesmas Medangasem


dr. Hj. Cucu Siti Minpalah, MKes

Dokter Gigi Puskesmas


Koordinator dan Pelaksana UKGMD
drg. Tutik Wahyuni

Perawat Gigi Puskesmas


Koordinator UKGS
Uja Sunar W

Pengorganisasian dalam program kunjungan rawat jalan gigi Puskesmas dibagi


berdasarkan jabatan:
a. Kepala Puskesmas Medangasem

o Sebagai penanggung jawab program.

o Monitoring pelaksanaan Program kunjungan rawat jalan gigi.

o Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan Program kunjungan rawat jalan gigi.

22
b. Koordinator Balai Pengobatan Gigi

o Melaksanakan kegiatan dasar medik.

o Menerima rujukan kasus medik dasar dan merujuk kasus spesialistik.

o Bila diperlukan dapat melakukan pelayanan asuhan sistematik maupun asuhan


masyarakat.

o Mengidentifikasi, merencanakan dan memecahkan masalah kemudian mengevaluasi


masalah kesehatan gigi di wilayahnya.

c. Perawat Balai Pengobatan Gigi

o Pelayanan asuhan kesehatan sekolah dan masyarakat.

o Melakukan tindakan dasar atas pendelegasian dari dokter gigi penanggung jawab.

Pelaksanaan
• Perencanaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi
Dilakukan pendataan sasaran pelayanan gigi, yaitu seluruh penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Medangasem sebanyak 31.822 orang.

• Penentuan jumlah sasaran Program kunjungan rawat jalan gigi


Jumlah sasaran Program kunjungan rawat jalan gigi telah ditentukan yaitu sebanyak 1.273
orang.

• Standar jumlah tenaga kesehatan gigi

Tenaga kesehatan gigi sudah ada yaitu 1 orang dokter gigi dan 1 orang perawat gigi yang sudah
memenuhi persyaratan dan telah diterima oleh Kepala Puskesmas.

• Tugas dokter gigi


Tugas dokter sudah dilaksanakan sesuai dengan SOP Tatalaksana Gigi dan Mulut di Puskesmas
Medangasem.

23
• Tugas perawat gigi
Tugas perawat gigi sudah dilaksanakan sesuai dengan SOP Tatalaksana Gigi dan Mulut di
Puskesmas Medangasem.
• Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan gigi
Pimpinan Puskesmas perlu memberikan kesempatan untuk dapat mengikuti pendidikan dan
pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
 Jenis pelayanan

 Pelayanan kedaruratan gigi sudah dilakukan

 Pelayanan medik dasar sudah dilakukan, tetapi pelayanan restorasi tumpatan,


perawatan saluran akar dan menghilangkan trauma oklusi belum dapat dilaksanakan.

 Pelayanan pencegahan

 Pelayanan kepada komunitas dan kelompok : Dilakukan penyuluhan baik dalam


UKGMD dan UKGS, sudah dilakukan tetapi tidak dilakukan setiap bulan
disesuaikan dengan kegiatan balai pengobatan gigi. Cakupan penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat dalam program UKGMD di
Puskesmas Medangasem periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017
sebesar 66,67% dari targetnya yaitu sebesar 60%. Sedangkan cakupan
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di SD/MI di Puskesmas Medangasem
periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 sebesar 37,5%, dimana
masih jauh dari target yaitu 80%.

 Pelayanan kepada perorangan: Dilakukan setiap hari selama jam kerja pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di balai pengobatan gigi.

 Pencatatan dan pelaporan


 Pencatatan

o Rekam medik : Sudah dilakukan pengisian rekam medik secara lengkap

o Informed consent : Sudah dilakukan sesuai SOP mengenai informed consent.

24
• Pelaporan

o Laporan bulanan: Sudah dibuat LB1 dan LB4 dan dilaporkan setiap bulan setiap
hari sabtu minggu pertama.

o Laporan triwulan: Sudah dibuat dan dilaporkan bersama laporan kegiatan


Puskesmas lainnya

 Pengawasan
Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh dokter gigi di poli rawat jalan gigi berdasarkan
jumlah kunjungan baru dan lama yang dibagi berdasarkan usia, jenis pekerjaan, status pasien,
status ibu hamil, dan kunjungan anak pra sekolah. Pencatatan juga dibagi berdasarkan jenis
tindakan yang dilakukan dipoli rawat jalan gigi, jenis kelainan gigi, serta asal rujukan. Data
tersebut selanjutnya oleh koordinator program puskesmas akan dikumpulkan dan dilakukan
rekapitulasi untuk kemudian dilaporkan ke Kepala Puskesmas dan Dinas Kabupaten
Karawang.

4.3.3. Keluaran
1. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Gigi ke Puskesmas
Jumlah sasaran = Seluruh penduduk di wilayah kerja Puskesmas Medangasem
= 31.822 orang

Target sasaran = 4% dari jumlah penduduk


4% x 31.822 = 1.273 orang

Cakupan = Jumlah kunjungan baru ke poli rawat jalan gigi x 100%


Jumlah sasaran
= 660 / 1273 x 100%
= 51,84%

25
Tabel 4.1 - Cakupan pelaksanaan program Kunjungan Rawat Jalan Gigi di Puskesmas
Medangasem, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan
Desember 2017.
UPAYA KES. GIGI & MULUT Target Pencapaian Cakupan Target
Sasaran

Cakupan Kunjungan Rawat Jalan


1.273 660 51,84% 100%
Gigi ke Puskesmas

4.3.4. Lingkungan
Lingkungan Fisik

1. Lokasi
Berdasarkan lokasi, letak gedung Puskesmas Medangasem di berada di dataran rendah
di lingkungan wilayah kecamatan Jayakerta, yaitu di Jalan Raya Medangasem, yang
terletak di Desa Medangasem dengan jarak tempuh sekitar 23 kilometer dari Ibu Kota
Kabupaten. Puskesmas Medangasem dapat diakses secara universal oleh seluruh
penduduk di wilayah kerjanya (jarak berkisar antara 0 – 5 kilometer dengan rumah
warga).
2. Transportasi
Puskesmas terletak di jalan besar, namun jarang ada kendaraan umum beroperasi dan
masyarakat lebih sering menggunakan transportasi pribadi roda dua atau berjalan kaki.
3. Fasilitas kesehatan lain di bidang kesehatan gigi dan mulut belum mencukupi di
wilayah kerja Puskesmas.

Lingkungan Non Fisik

1. Mata pencaharian di wilayah kerja Puskesmas Medangasem adalah petani 54,06%,


buruh tani 40,02%, karyawan swasta 0,91% , lain-lain 4,48%.
2. Tingkat Pendidikan penduduk di wiayah kerja UPTD Puskesmas Medangasem
sebagian besar yaitu Tamat SD 35,54%.

26
4.3.5. Umpan Balik
 Adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap sesuai dengan waktu yang ditentukan akan
dapat digunakan sebagai masukan dalam perencanaan program kunjungan rawat jalan gigi.

 Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan sekali yang membahas
laporan kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan.

4.3.6. Dampak
Dampak langsung yaitu diketahuinya masalah yang terjadi sehingga dapat dilakukan
perbaikan untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas penyakit gigi.

Dampak tidak langsung yaitu meningkatnya derajat kesehatan gigi dan mulut penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Medangasem.

27
Bab V

Pembahasan Masalah

5.1. Masalah Menurut Variabel Keluaran :

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Besar Masalah (%)


1. Cakupan Kunjungan Rawat 100% 51,84% 48,16%
Jalan Gigi ke Puskesmas

5.2.Masalah Menurut Variabel Masukan


No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
I. Dana  Peran serta pemerintah  Tidak tersedia (+)
(Money) daerah dalam pemenuhan
kebutuhan sarana, prasarana,
dan alat dana
II. Sarana  Tersedia lengkap alat dan  Tidak Lengkap (+)
(Material) bahan medik (minimal)
No Variabel Standar Minimal Ketersediaan

Alat

Sarana
I. Medis Tidak Lengkap

1. Jas praktik Sesuai kebutuhan Ada

2. Masker 1 box ( isi 100 lembar) Ada

3. Sarung tangan 1 box (isi 100 buah) Ada

4. Kaca mata pelindung ( google) 1 buah Tidak ada

5. Dental unit lengkap 1 buah Ada

6. Kompresor / tabung oksigen 1 buah Tidak ada

28
7. Alat diagnostik dasar (kaca mulut, Setengah dari jumlah Ada

pinset dental, sonde half moon, sonde rata-rata pasien/hari

lurus, excavator)

8. Contra angle + straigt hand piece 1 buah (masing- Ada

masing)

Peralatan dan Bahan Tumpatan Gigi:

9. Plastis filling 3 buah Ada

10. Stoper semen 3 buah Ada

11. Burniser berbagai ukuran 3 buah Ada

12. Stoper Amalgam & Pembawa Masing-masing 3 buah Ada

13. Spatula semen 3 buah Ada

14. Bur intan (bulat, inverted & fissure) 1 set Tidak ada

15. Pita seluloid 1 set Tidak ada

16. Kertas artikulasi (Articulating paper) 1 buah Tidak ada

17. Pelindung Jari ( Finger Stool) Sesuai kebutuhan Tidak ada

18. Kaca pengaduk (Glass slab) 2 buah Tidak ada

19. Pita matriks dan pemegangnya 1 buah Tidak ada

(Matrix band + retainer)

20. Peralatan perawatan saraf gigi 1 set Tidak ada

(reamer, jarum ekstirpasi, file,

29
pengisi saluran akar/lentulo needle,

spreader

Bahan tumpatan dan tumpatan sementara

21. Bahan Tambal Masing-masing 1 set Ada

Perangkat Alat Skeling (Scaling

set)

22. Scaler Masing-masing 1 set Tidak ada

Peralatan Cabut Gigi & Bedah minor

23. Tang cabut gigi dewasa 1 set Ada

24. Tang cabut gigi anak 1 set Ada

25. Bein lurus 2 buah Ada

26. Bein bengkok 2 set Ada

27. Cryer 1 set Ada

28. Scalpel 2 buah Ada

29. Rasparatorium 1 buah Tidak ada

30. Hecting set 2 set Ada

31. Klem Arteri 2 buah Ada

Peralatan Periodontal

32. Periodontal probe 1 buah Ada

30
Peralatan Prostetik

33. Sendok Cetak RA + RB Masing-masing 1 set Tidak ada

34. Bahan cetak & gipsum 1 set Tidak ada

35. Tang klammer (universal) 1 buah Tidak ada

36. Tang potong 1 buah Tidak ada

Umum

37. Tempat kapas 1 buah Ada

38. Cotton roll, cotton pellet Sesuai kebutuhan Ada

39. Alkohol 70 % Sesuai kebutuan Ada

40. Povidon Iodine 10% Sesuai kebutuhan Ada

41. NaOCl Sesuai kebutuhan Ada

42. Chlor ethyl Sesuai kebutuhan Ada

43. Lidokaine HCl inj. infil 1% Sesuai kebutuhan Ada

44. Alat Bantu Pendidikan (DHE) 1 set Ada

45. Sterilistor standar 1 set Ada

31
5.3. Masalah Menurut Variabel Proses
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1 Perencanaan -Pendidikan dan pelatihan -Belum ada (+)
. tenaga kesehatan gigi untuk perencanaan
peningkatan kualitas SDM

-Adanya pelayanan kedaruratan - Pelayanan (+)


gigi, pelayanan medik dasar. kedaruratan gigi dan
pelayanan medik dasar
tidak dapat dilakukan
sepenuhnya
-Adanya pelayanan pencegahan -Dilakukan pelayanan (+)
kesehatan gigi dan mulut pencegahan dengan
dengan penyuluhan. penyuluhan tetapi
belum maksimal. Baik
di sekolah ataupun di
UKGMD (posyandu)
2 Pelaksanaan -Adanya pelayanan kedaruratan - Pelayanan (+)
. gigi, pelayanan medik dasar. kedaruratan gigi dan
pelayanan medik dasar
tidak dapat dilakukan
sepenuhnya
-Adanya pelayanan pencegahan -Dilakukan pelayanan (+)
kesehatan gigi dan mulut pencegahan dengan
dengan penyuluhan. penyuluhan tetapi
belum maksimal. Baik
di sekolah ataupun di
UKGMD (posyandu).

32
5.4.Masalah Menurut Lingkungan

N
o
Variabel
. Pencapaian Masalah
Fasilitas kesehatan lain (+)
di bidang kesehatan gigi
Fisik:Fas. dan mulut belum
Kesehatan
1
(
mencukupi
(
)
-
-
o
j
h
(
=
(
)

Variabel selain tertera di atas tidak memiliki masalah berdasarkan tolak ukur keberhasilan.

33
Bab VI
Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang ditemukan dalam evaluasi Program kunjungan rawat jalan gigi
di Puskesmas Medangasem periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017, sebagai
berikut.

6.1 Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya) :


1. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Gigi ke Puskesmas sebesar 51,84% dari target
100%.

6.2 Masalah dari unsur lain (penyebab) :


6.2.1 Masukan
 Kurangnya peran serta pemerintah daerah dalam pemenuhan kebutuhan sarana,
prasarana.
 Kurangnya peralatan poliklinik gigi dasar yang dimiliki oleh Puskesmas.
6.2.2 Proses
 Belum adanya kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan gigi dalam
perencanaan Puskesmas.
 Pelayanan kedaruratan gigi dan pelayanan medik gigi dasar di Puskesmas tidak dapat
dilakukan sepenuhnya.
 Kurangnya jumlah kegiatan pelayanan pencegahan berupa penyuluhan.

34
Bab VII

Prioritas Masalah

7.1.Masalah Menurut Keluaran


1. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Gigi ke Puskesmas sebesar 51,84% dari target
100%.

7.2.Prioritas Masalah
Tidak dibuatnya prioritas masalah karena hanya terdapat satu masalah dalam program.

35
Bab VIII
Penyelesaian Masalah

Masalah :
Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Gigi ke Puskesmas sebesar 51,84% dari target
100%.
Dari hasil yang didapat belum mencapai target, saya jadikan masalah dikarenakan:
1. Kurangnya peran serta pemerintah daerah dalam pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana,
dan dana.
2. Belum adanya kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan gigi dalam
perencanaan Puskesmas.
3. Kurangnya jenis Pelayanan kedaruratan gigi dan pelayanan medik gigi dasar di
Puskesmas.
4. Kurangnya jumlah kegiatan pelayanan pencegahan berupa penyuluhan.

Penyelesaian:
1. Menyampaikan kebutuhan akan sarana, prasarana dan dana dengan menyampaikan
dampak yang telah dialami Puskesmas karena kurangnya hal tersebut pada setiap
pertemuan rapat dengan dinas terkait. Sehingga dapat terlaksana pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang maksimal.
2. Merencanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan gigi pada waktu-waktu
menjelang hari libur panjang, mengingat pada waktu tersebut biasanya diikuti oleh
penurunan jumlah kunjungan pasien dan kegiatan diluar gedung. Hal ini untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut.
3. Mengadakan kegiatan khusus seperti bazar ataupun kegiatan sikat gigi masal pada waktu-
waktu tertentu dengan tujuan mendapatkan dana baik dari dana masyarakat atau sponsor
dari suatu produk sikat gigi atau pasta gigi, yang dananya dapat digunakan untuk
pemenuhan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pelayanan kedaruratan gigi dan
pelayanan medik gigi dasar.
4. Membuat jadwal perencanaan kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan secara rutin. Selain
itu dapat menjalin kerjasama lintas sector dan lintas program, agar dapat dilakukan
penyuluhan mengenai kesehatan gigi saat kegiatan tersebut dilaksanakan. Memberikan
36
informasi mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut dan cara merawat dan mengosok
gigi yang baik dan benar, serta menghimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan
gigi dan dan perawatan gigi secara rutin pada tenaga kesehatan.

37
Bab IX
Kesimpulan dan Saran

9.1 Kesimpulan
Telah dilaksanakan evaluasi program Kunjungan Rawat Jalan Gigi di Puskesmas
Medangasem, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017
dengan cara pendekatan sistem, ditemukan adanya masalah jumlah cakupan Kunjungan
Rawat Jalan Gigi yang masih dibawah target. Hal ini disebabkan karena sarana, prasarana,
dan dana yang kurang, pelayanan kesehatan gigi menjadi tidak maksimal, serta kurangnya
penyuluhan yang dilakukan dan disarankan untuk meningkatkan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan gigi sehingga pelayanan kesehatan gigi dapat dilaksanakan secara
optimal dan meningkatkan kegiatan penyuluhan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
jumlah kunjungan rawat jalan gigi dan meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut.

9.2. Saran
 Melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan pelayanan
medik dasar rawat jalan gigi dalam jangka waktu 1 tahun. Sehingga dapat melaksanakan
pelayanan kesehatan gigi medik dasar secara optimal.
 Melakukan pendidikan dan pelatihan dan pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan
tenaga kesehatan dan kader sehingga penduduk yang bermasalah bisa segera dirujuk ke
Puskesmas dan jika ada upaya kesehatan gigi di luar gedung, kegiatan di poli gigi tidak
terganggu. Diharapkan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 6 bulan, sehingga dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang kesehatan gigi.
 Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas program, yaitu dengan program promosi
kesehatan maupun kerjasama lintas sektoral untuk meningkatkan upaya promosi dan
preventif kesehatan gigi dan mulut. Sehingga pelayanan kesehatan gigi tidak hanya terfokus
pada tindakan kuratif saja melainkan meningkatkan upaya promosi dan preventif.
 Menyediakan waktu khusus pada hari dimana jumlah pasien tidak terlalu banyak, yakni hari
jumat atau sabtu untuk melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan kepada siswa SD/MI dan
38
masyarakat. Diharapkan dalam jangka waktu 1 bulan dapat dilaksanakan penyuluhan
sebanyak 2 kali pada masyarakat dan 1 kali pada SD/MI. Melakukan penyuluhan untuk
memberikan informasi tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut, cara merawat dan
mengosok gigi yang benar serta menghimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan
gigi dan dan perawatan gigi secara rutin.

39
Daftar Pustaka

1. Pedoman pelayanan unit rawat jalan poli gigi. Jakarta : Kementrian kesehatan RI. 2015. h. 1-
35.
2. Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Dasar. Standar pelayanan kesehatan gigi dan mulut
di Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan RI; 2009. h. 1-24.

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar nasional. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI; 2013.
4. Infodatin pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI, situasi kesehatan gigi dan mulut.
Kementerian Kesehatan RI; 2014.

5. Rencana program pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2012.

6. Rencana aksi nasional pelayanan kesehatan gigi dan mulut 2015-2019. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2016.

7. Profil kesehatan Indonesia 2014. Jakarta : Departemen Kesehatan RI; 2014.

40

You might also like