You are on page 1of 7

HASIL PENELITIAN

Persepsi Orang Tua Mengenai Demam dan


Penggunaan Antipiretik: Studi Potong Lintang di
RSUD Malingping dan RSUPN Cipto Mangunkusumo
Idha Yulandari, Dina Indah Mulyani, Soepardi Soedibyo
Poliklinik Pediatri Umum - Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSUPN Cipto Mangunkusumo
2014

Abstrak
Demam pada anak merupakan keluhan tersering yang membuat orang tua khawatir dan membawa anaknya ke dokter atau petugas kesehatan.
Banyak orang tua yang memberikan obat antipiretik (penurun panas) karena merasa khawatir dan selalu menganggap bahwa anak harus tetap
dalam suhu normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan pengetahuan orang tua mengenai demam dan penanganan
demam pada anak termasuk penggunaan antipiretik.

Kata kunci: Anak, antipiretik, demam, orang tua.

Abstract
Fever in children is the most common symptom worries parents and causes them to take their children to the healthcare. Many parents give
antipyretic medication because they feel worried and consider that a child should remain in normal temperature. The objective of this study
is to understand the perception and knowledge of parents regarding fever and its management in children including the use of antipyretic.

Keywords: Antipyretic, child, fever, parent.

Pendahuluan tua terhadap demam dan ketidaktepatan dilakukan di RSUD Malingping dan RSUPN
Demam pada anak merupakan keluhan penggunaan antipiretik dapat disebabkan Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada bulan
tersering yang membuat orang tua khawatir oleh berbagai faktor. Principi, dkk. menyatakan September - Desember 2013. Populasi target
dan membawa anaknya ke dokter atau bahwa demam pada anak menyita waktu, adalah semua orang tua yang memiliki anak
petugas kesehatan. Diperkirakan sepertiga dari pertolongan medis, pembelian obat, dan usia 6 bulan – 6 tahun. Populasi terjangkau
kunjungan pasien ke dokter anak disebabkan perhatian yang lebih di rumah. Walsh, dkk. adalah semua orang tua pasien yang memiliki
oleh keluhan demam. Banyak orang tua menyatakan bahwa demam pada anak anak usia 6 bulan – 6 tahun yang berobat ke
yang memberikan obat antipiretik (penurun memiliki efek sosial ekonomi, fisik, dan poli anak RSUD Malingping dan RSCM. Data
panas) meskipun anak hanya menderita emosional pada orang tua.2,3 diambil dengan menggunakan kuesioner
sedikit demam atau bahkan tidak sama sekali, penelitian yang terdiri dari 10 pertanyaan
karena orang tua merasa khawatir dan selalu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai identitas responden dan 19
menganggap bahwa anak harus tetap dalam persepsi dan pengetahuan orang tua pertanyaan mengenai persepsi demam
suhu normal.1 mengenai demam dan penanganan demam dan tatalaksananya. Data diolah dengan
pada anak termasuk penggunaan antipiretik. menggunakan program SPSS 17. Statistik
Walaupun demam dipercaya selama ribuan Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat deskriptif digunakan untuk menampilkan data,
tahun sebagai mekanisme protektif, bahkan menjadi pedoman untuk edukasi pada orang data kontinu ditampilkan dalam nilai rata-rata
ada yang diinduksi oleh dokter untuk tua mengenai demam, penanganan demam, ± standar deviasi, data kategorikal ditampilkan
mengatasi infeksi tertentu, penggunaan serta penggunaan dosis antipiretik yang tepat dalam jumlah dan persentase. Data disajikan
antipiretik telah membuat suatu kepercayaan pada anak. dalam bentuk tekstular dan tabular.
yang salah bahwa demam merupakan
sesuatu yang maladaptif dan berbahaya. Metode Penelitian Hasil Penelitian
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif Data Demografis
orang tua memiliki beberapa persepsi yang (survei) potong lintang untuk mengetahui Penelitian ini diikuti oleh masing-masing
salah mengenai demam, peranannya dalam persepsi orang tua mengenai demam dan 60 orang responden di poli anak RSUD
penyakit, dan tatalaksananya. Fobia orang penggunaan antipiretik pada anak. Penelitian Malingping dan RSCM. Karakteristik responden
Alamat Korespondensi email: idhayulandari@yahoo.com

CDK-257/ vol. 44 no. 10 th. 2017 677


HASIL PENELITIAN

di RSUD Malingping dan RSCM tertera pada Tabel 1. Karakteristik responden di RSUD Malingping dan RSCM
tabel 1. Rata-rata usia orang tua yang ikut RSUD MALINGPING RSCM
dalam penelitian di RSUD Malingping adalah KARAKTERISTIK
JUMLAH (%)
31,4 tahun, sedangkan rata-rata usia orang
Jenis kelamin Laki-laki 9 (15,0) 9 (15,0)
tua di RSCM adalah 30,8 tahun. Sebagian
Perempuan 51 (85,0) 51 (85,0)
besar responden di RSUD Malingping dan
Jumlah anak di bawah 6 1 46 (76,7) 44 (73,3)
RSCM memiliki 1 orang anak di bawah 6 tahun
2 12 (20,0) 14 (23,3)
tahun sebanyak 76,7% di RSUD Malingping
3 2 (3,3) 2 (3,3)
dan 73,3% di RSCM. Karakteristik responden
di RSUD Malingping adalah perempuan (ibu) 4 0 (0) 0 (0)

sebanyak 85% dengan tingkat pendidikan Pembiayaan kesehatan Jamkesmas 10 (16,7) 7 (11,6)

sarjana sebanyak 33,3%, sedangkan di Jamkesda 0 (0) 0 (0)


RSCM sebagian besar perempuan (ibu) 85% Askes 4 (6,7) 3 (5,0)
dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak Jaminan Kesehatan Nasional 0 (0) 43 (71,6)
60%. Tingkat pendapatan orang tua di RSUD Umum 46 (76,7) 7 (11,6)
Malingping dan RSCM rata-rata menengah ke Tingkat pendidikan ayah Tidak sekolah 3 (5,0) 0 (0)
bawah, yaitu ≤Rp 3.000.000. Sebagian besar SD 12 (20,0) 4(6,7)
pasien yang berobat ke poli anak di RSUD SMP 7 (35,0) 10 (16,6)
Malingping menggunakan biaya pribadi, yaitu SMA 17 (28,3) 29 (48,3)
76,7%, sedangkan di RSCM sebanyak 71,6% Universitas 21 (35,0) 17(28,3)
menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional
Tingkat pendidikan ibu Tidak sekolah 2 (3,3) 0 (0)
(JKN).
SD 14 (23,3) 4(6,7)
SMP 10 (16,7) 10 (16,6)
Persepsi Orang Tua Mengenai Demam
SMA 14 (23,3) 36 (60,0)
Persepsi orang tua mengenai demam pada
Universitas 20 (33,3) 10 (16,6)
anak di RSUD Malingping dan RSCM dapat
dilihat pada tabel 2. Dari tabel tersebut Status pekerjaan Keduanya bekerja 27 (45,0) 24 (40,0)
didapatkan data bahwa di RSUD Malingping Salah satu bekerja 31 (51,7) 35 (58,3)

sebagian besar orang tua percaya bahwa Tidak ada yang bekerja 2 (3,3) 1 (1,7)
demam disebabkan adanya penyakit tertentu Tingkat pendapatan <1.500.000 26 (43,3) 26 (43,3)
keluarga
pada anak (51,7%), namun sebanyak 25% 1.500.000 – 3.000.000 29 (48,3) 29 (48,3)
menganggap demam merupakan bagian 3.000.000 – 5.000.000 3 (5,0) 4 (6,7)
yang normal dari proses pertumbuhan anak, >5.000.000 2 (3,3) 1 (1,7)
yaitu menandakan anak akan tumbuh besar.
Sedangkan data di RSCM didapatkan sebagian beberapa bahaya lainnya dilaporkan secara sebanyak 56,7% menggunakan antipiretik dan
besar orang tua menganggap demam merata (Tabel 2). mengompres anak. Sebagian besar orang tua
sebagai suatu penyakit, bukan hanya sekedar (38,3%) sudah memberikan antipiretik pada
tanda penyakit (41,7%), dan sebanyak 18,3% Metode Orang Tua untuk Tatalaksana suhu <38 °C, sedangkan 28,3% menyatakan
orang tua menganggap demam sebagai Demam pada Anak tidak mengetahui pada suhu berapa
bagian normal dari proses pertumbuhan anak. Sebagaimana terlihat pada tabel 3, orang tua antipiretik diberikan pada anak. Jika terdapat
Berdasarkan literatur, definisi demam adalah menggunakan metode yang berbeda untuk kondisi komorbid selain demam, sebanyak
jika suhu >38 °C. Di RSUD Malimping, sebanyak mengetahui apakah anak mengalami demam 40% orang tua memberikan antipiretik
31,7% orang tua menyatakan demam pada atau tidak. Penelitian ini menunjukkan di RSUD dan konsultasi dokter, 23,3% langsung
anak pada suhu >38 °C, sedangkan sebanyak Malimping sebanyak 66,7% dari orang tua membawa anaknya untuk konsultasi dokter,
40% sudah menganggap suhu <38 °C sebagai mengenali demam pada anak hanya dengan 16,7% membawa anaknya untuk konsultasi
demam, dan sebanyak 28,3% menyatakan meraba, 5% menggunakan termometer, ke tenaga kesehatan lainnya seperti bidan
tidak mengetahui batasan suhu demam dan 28,3% menggunakan metode perabaan dan perawat. Sebanyak 8,3% membawa
pada anak. Orang tua percaya bahwa demam dan mengukur dengan menggunakan anaknya ke apotek dan membeli obat dengan
dapat berbahaya pada anak. Sebanyak 41,7% termometer. Tempat pengukuran suhu bertanya kepada petugas apotek, 8,3% masih
orang tua percaya bahwa demam dapat dengan termometer paling banyak di ketiak, menggunakan cara tradisional seperti pijat
menyebabkan kejang pada anak. Beberapa yaitu 60%. Selain itu, juga didapatkan bahwa dan kerik. Sebagaimana tertera pada tabel 3,
bahaya lainnya dilaporkan secara merata, di 28,3% orang tua tidak tahu cara menggunakan sebagian besar orang tua (43,3%) menyatakan
antaranya 15% percaya bahwa demam dapat pengukuran suhu dengan termometer. mendapatkan antipiretik berdasarkan resep
menyebabkan penurunan kesadaran. Di RSCM Untuk mengatasi demam pada anaknya jika dokter, 28,3% langsung beli sendiri ke apotek,
sebanyak 46,7% orang tua berpikir demam tidak ada kondisi komorbid, sebanyak 25% dan sebanyak 15% mendapatkan dari tenaga
dapat menyebabkan kejang pada anak, orang tua menggunakan antipiretik, serta kesehatan lain selain dokter. Untuk jenis

678 CDK-257/ vol. 44 no. 10 th. 2017


HASIL PENELITIAN

Tabel 2. Persepsi orang tua mengenai demam pada anak di RSUD Malingping dan RSCM antipiretik dengan tujuan menurunkan suhu,
RSUD MALINGPING RSCM sebagian kecil lainnya untuk mengurangi
PERSEPSI ORANG TUA
JUMLAH (%) nyeri dan gejala lain seperti tercantum pada
Penyebab Demam tabel 4.
Bagian dari proses anak akan tumbuh besar 15 (25,0) 11 (18,3)
Tanda suatu penyakit 31 (51,7) 23 (38,3) Di RSUD Malimping, ketika anak demam,
Merupakan suatu penyakit, bukan hanya sekedar tanda 12 (20,0) 25 (41,7)
penyakit
96,7% orang tua lebih memilih obat dalam
Tanda anak akan tumbuh besar dan merupakan suatu penyakit 2 (3,3) 1 (1,7) bentuk sediaan oral, 91,7% dalam bentuk sirup
Batasan Suhu Demam Anak dan sisanya (3,3%) dalam bentuk kombinasi
< 38 °C 24 (40,0) 22 (36,7) oral dan suppositoria. Tidak ada yang memilih
38 ° - 38,5 °C 5 (8,3) 13 (21,7) dalam bentuk suppositoria, sedangkan di
38,5 °- 39 °C 9 (15,0) 7 (11,7) RSCM 93,3% menggunakan sediaan sirup.
> 39 °C 5 (8,3) 3 (5,0) Untuk frekuensi pemberian antipiretik,
Tidak tahu 17 (28,3) 15 (25,0)
sebagian besar orang tua di RSUD Malimping
Bahaya Demam bagi Anak
(88,3%) memberikan 3x sehari, 6,7%
Dehidrasi 0 (0) 1 (1,7)
Kejang 25 (41,7) 28 (46,7)
memberikan dalam frekuensi lebih sering,
Kerusakan otak 2 (3,3) 2 (3,3) yaitu 4x sehari, dan 5% dengan frekuensi 2x
Kerusakan organ tubuh yang lain (hati, ginjal) 3 (5,0) 1 (1,7) sehari, sedangkan di RSCM sebanyak 78,3%
Penurunan kesadaran 3(5,0) 4 (6,7) memberikan dengan frekuensi 3x dan 10%
Tanda penyakit serius 2 (3,3) 2 (3,3) sebanyak 4x. Faktor yang paling berpengaruh
Tidak tahu 2 (3,3) 2 (3,3) terhadap frekuensi dan dosis pemberian
Kejang dan kerusakan otak 2 (3,3) 3 (5,0) antipiretik adalah anjuran dokter (63,3%),
Kejang, penurunan kesadaran, tanda penyakit serius 3 (5,0) 3 (5,0)
anjuran petugas kesehatan lain selain dokter
Dehidrasi dan tanda penyakit serius 2 (3,3) 1 (1,7)
(13,3%), instruksi leaflet obat (8,3%), dan 5%
Kejang dan tanda penyakit serius 3 (5,0) 3 (5,0)
menyatakan dipengaruhi oleh berat badan
Kejang, kerusakan otak, penurunan kesadaran 2 (3,3) 3 (5,0)
Dehidrasi, kejang, tanda penyakit serius 2 (3,3) 1 (1,7)
anak, secara umum tidak berbeda dengan
Dehidrasi, kejang, kerusakan otak, penurunan kesadaran 3 (5,0) 1 (1,7) di RSCM di mana sebanyak 70% berdasarkan
Kematian 2 (3,3) 0 (0) anjuran dokter dan sisanya berdasarkan leaflet
Dehidrasi, kejang, kerusakan otak, kerusakan organ tubuh lain 2 (3,3) 2 (3,3) obat.
(hati, ginjal), penurunan kesadaran
Kejang, kerusakan otak, kerusakan organ tubuh yang lain (hati, 2 (3,3) 3 (5,0)
Dalam memberikan antipiretik pada anak,
ginjal), penurunan kesadaran
sebagian besar orang tua (76,7%) mengalami
kesulitan. Kesulitan ini termasuk anak menolak
antipiretik yang sering digunakan, 85% orang besar responden melakukan kompres dan
meminum obat dan memuntahkannya
tua menggunakan parasetamol. Dari orang tua obat penurun panas (58,3%). Sedangkan bila
(66,7%), anak terlalu rewel sehingga sulit
yang menggunakan parasetamol, sebanyak demam disertai keluhan lain orang tua lebih
diberikan obat (23,3%). Kesulitan ini juga
8,3% tidak mengetahui bahwa obat yang banyak memilih untuk memberikan antipiretik
didapatkan pada sebagian orang tua di RSCM,
dibeli merupakan parasetamol. Hanya 3,3% dan berkonsultasi ke dokter. Mayoritas
yaitu sebanyak 25% anak menolak menelan
orang tua yang menggunakan ibuprofen, responden mengenal parasetamol sebagai
obat yang diberikan. Untuk mengatasi
sisanya 11,7% menggunakan kombinasi obat antipiretik untuk anak (90%) dan sebagian
kesulitan dalam pemberian antipiretik,
penurun panas, batuk, dan pilek (Tabel 3). mendapatkan antipiretik tersebut berdasarkan
sebagian besar orang tua membujuk
resep dokter (36,7%)
anaknya agar mau minum obat (63%), 21,7%
Di RSCM, sebanyak 33% orang tua mengenali
Persepsi Orang Tua Mengenai Penggunaan menyatakan mencampur obat dengan
demam pada anak dengan melakukan
Antipiretik makanan atau minuman, sebanyak 4,3%
perabaan, penggunaan termometer untuk
Sebagaimana terlihat pada tabel 4, keputusan menyatakan memaksa anak untuk minum
mengenali demam hanya dilakukan oleh
orang tua di RSUD Malimping untuk obat, dan 4,3% menyatakan akan memberikan
7% responden, sedangkan sisanya (20%)
menggunakan antipiretik sebanyak 31,7% antipiretik dalam bentuk suppositoria.
mengenali demam dengan perabaan dan
adalah bertujuan untuk menurunkan suhu, Sebanyak 40% responden percaya bahwa
pengukuran termometer. Tempat mengukur
faktor lain yang cukup berpengaruh untuk antipiretik berbahaya, 5% menyatakan tidak
suhu dengan termometer sebagian besar
penggunaan antipiretik, yaitu 11,7%, bertujuan tahu. Dari orang tua yang menyatakan bahwa
dilakukan di ketiak (81,7%). Sebagian besar
untuk menurunkan suhu dan mengurangi rasa antipiretik berbahaya, menyatakan bahaya
orang tua memberikan obat penurun
nyeri atau tidak nyaman, 8,3% karena adanya terbanyak antipiretik adalah gangguan hati
panas saat suhu anak mencapai 38-38,5°C,
gejala lain seperti batuk, pilek, muntah, 5% (33,3%) dan bahaya overdosis (29,2%). Hal
sedangkan 18% di antara responden
menyatakan karena terdapat riwayat kejang ini tidak berbeda dengan responden RSCM
memberikan obat penurun panas saat suhu
demam pada anak. Di RSCM, sebanyak 41,7% yang secara umum memiliki persepsi bahwa
anak <38°C. Untuk mengatasi demam pada
orang tua memutuskan untuk menggunakan obat penurun panas tidak berbahaya (61,7%)
anak bila tidak disertai keluhan lain, sebagian

CDK-257/ vol. 44 no. 10 th. 2017 679


HASIL PENELITIAN

(Tabel 4). Tabel 3. Metode orang tua dalam penanganan demam pada anak di RSUD Malingping dan RSCM
RSUD MALINGPING RSCM
VARIABEL
Terdapat kecenderungan bahwa lebih JUMLAH (%)
banyak orang tua pasien dengan latar Cara Mengenali Demam
belakang pendidikan tingkat universitas yang Perabaan 40 (66,7) 33 (55,0)

mengenali demam mengunakan termometer Menggunakan termometer 3 (5,0) 7 (11,7)


Perabaan dan termometer 17 (28,3) 20 (33,3)
dibandingkan dengan orang tua yang tidak
Tempat Mengukur Suhu dengan Termometer
memiliki pendidikan di tingkat universitas
Mulut (oral) 5 (8,3) 1 (1,7)
(Tabel 5 dan Tabel 6). Telinga 0 (0) 0 (0)
Ketiak 36 (60) 49 (81,7)
Diskusi Anus (rektal) 2 (3,3) 0 (0)
Penelitian ini dilakukan di RSUD Malingping Tidak tahu 17 (28,3) 10 (16,7)
yang terletak di Kecamatan Malingping, Suhu Memberikan Antipiretik
Banten, dan RSCM di Jakarta Pusat. Berdasarkan <38°C 23 (38,3) 18 (30,0)
data yang diperoleh di RSUD Malingping, 38° - 38,5°C 15 (25,0) 22 (36,7)
hanya sepertiga dari orang tua yang memiliki 38,5°- 39°C 5 (8,3) 5 (8,3)
>39°C 0 (0) 0 (0)
tingkat pendidikan sampai dengan universitas.
Tidak tahu 17 (28,3) 15 (25,0)
Selain itu, responden hanya berasal dari pasien
Cara Mengatasi Demam (bila tidak ada kondisi
yang berobat ke poli anak yang sebagian komorbid)
besar menggunakan dana pribadi, dan hal ini Menggunakan antipiretik 15 (25,0) 18 (30,0)
mungkin tidak mewakili seluruh populasi di Dikompres air dingin 0 (0) 1 (1,7)
Kecamatan Malingping yang mungkin tingkat Dikompres air hangat 7 (11,7) 5 (8,3)
pendidikannya lebih rendah. Hasil di RSCM Menggunakan obat herbal 0 (0) 0 (0)

didapatkan tingkat pendidikan responden Dikompres dan menggunakan antipiretik 34 (56,7) 35 (58,3)
Dikompres air hangat dan obat herbal 2 (3,3) 1 (1,7)
sebagian besar SMA, dan hampir keseluruhan
Kompres air dingin dan dikerik 2 (3,3) 0 (0)
responden menggunakan JKN untuk biaya
Cara Mengatasi Demam Bila Ada Kondisi Komorbid
pengobatan. Tingkat pendidikan responden (misalnya muntah, diare)
tentu saja mempengaruhi pengetahuan Antipiretik dan pemantauan suhu 0 (0) 2 (3,3)
pasien mengenai kesehatan termasuk demam Antipiretik dan konsultasi dokter 24 (40,0) 21 (35,0)
dan tatalaksana demam pada anak. Langsung konsultasi dokter 14 (23,3) 15 (25,0)
Ke apotek dan membeli obat dengan bertanya kepada 5 (8,3) 5 (8,3)
petugas apotek
Hampir dua per tiga orang tua di RSUD
Obat herbal 0 (0) 0 (0)
Malingping ataupun RSCM mengenali demam Ke tenaga medis lain selain dokter (bidan, perawat) 10 (16,7) 15 (25,0)
pada anak dengan metode perabaan, bukan Lainnya (cara tradisional seperti pijat, kerik) 5 (8,3) 0 (0)
dengan metode pengukuran yang tepat. Antipiretik, ke dokter, dan cara tradisional 2 (3,3) 2 (3,3)
Metode perabaan ini kurang tepat untuk Cara Mendapatkan Antipiretik
mengetahui demam pada anak, dengan Beli di warung 5 (8,3) 5 (8,3)
persentase false positives dan false negatives Beli di apotek 17 (28,3) 16 (26,7)
yang tinggi. Chaturvedi menyatakan bahwa Berdasarkan resep dokter 26 (43,3) 22 (36,7)
Membeli obat yang sama dengan resep terdahulu 3 (5,0) 5 (8,3)
metode perabaan merupakan metode skrining
Berdasarkan resep untuk saudaranya 0 (0) 0 (0)
yang tidak valid untuk demam. Teng C, et al,
Lainnya (dari tenaga kesehatan lainnya) 9 (15,0) 12 (20,0)
dalam sebuah systematic review menyatakan
Jenis Antipiretik
bahwa metode perabaan memiliki sensitivitas Parasetamol 51 (85) 54 (90,0)
89,2% dan spesifisitas 50%, sehingga perabaan Ibuprofen 2 (3,3) 5 (8,3)
Lainnya 7 (11,7) 1 (1,7)
oleh ibu lebih berguna untuk menyingkirkan
(rule out) demam.4 Jalil, et al, menyatakan
bahwa metode pengukuran suhu merupakan berbeda sesuai dengan tempat pengukuran. di RSUD Malingping maupun di RSCM. Suhu
metode yang paling akurat untuk mengetahui Secara umum organ yang mendekati ke arah rektal dianggap sebagai baku emas dalam
demam pada anak, tetapi pada penelitian ini permukaan tubuh mempunyai suhu lebih pengukuran suhu karena bersifat praktis dan
hanya sepertiga dari orang tua yang mengukur rendah dibanding organ yang lebih dalam. akurat dalam estimasi rutin suhu tubuh. Namun
suhu anaknya untuk mengetahui apakah anak demikian ditemukan beberapa kelemahan.
tersebut demam atau tidak.5 Pengukuran Pada penelitian ini ditemukan kecenderungan Nilai suhu rektal dipengaruhi oleh kedalaman
suhu tubuh sebenarnya ditujukan untuk bahwa orang tua dengan latar belakang insersi termometer, kondisi aliran darah,
mengukur suhu inti tubuh. Nilai suhu tubuh pendidikan tingkat universitas lebih banyak dan ada/tidaknya feses. Selain itu, terdapat
sangat dipengaruhi metabolisme tubuh dan yang menggunakan metode termometer risiko perforasi rektal dan infeksi nosokomial.6
aliran darah, serta hasil pengukuran akan untuk mengenali kondisi demam anak, baik Namun, beberapa beranggapan metode

680 CDK-257/ vol. 44 no. 10 th. 2017


HASIL PENELITIAN

rektal kurang sesuai untuk dipakai oleh orang untuk anak dengan demam menunjukkan antipiretik diberikan untuk tatalaksana
tua karena risiko patah pada termometer, penurunan awal demam yang lebih cepat, demam jika suhu >38,5°C, sedangkan
cedera rektal, dan infeksi silang.7 Dari data tetapi tidak menunjukkan perbedaan dalam berdasarkan penelitian ini sebagian besar
yang didapatkan, sebagian besar orang tua 2 jam. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa orang tua sudah memberikan antipiretik
yang mengukur suhu anaknya melakukan penambahan kompres selain antipiretik pada suhu <38°C. Tujuan pemberian
pengukuran suhu di ketiak. Pengukuran untuk tatalaksana demam tidak memberikan antipiretik adalah untuk mengurangi rasa
suhu aksila relatif mudah bagi pemeriksa, keuntungan tambahan untuk menurunkan tidak nyaman anak atau kekhawatiran
nyaman bagi pasien, dan mempunyai suhu melainkan dapat memberikan rasa tidak orang tua, bukan untuk menurunkan suhu
risiko yang paling kecil untuk penyebaran nyaman.10 Literatur terbaru menyarankan ataupun kemungkinan kekhawatiran akan
penyakit. Kelemahan pengukuran suhu aksila
terletak pada sensitivitasnya yang rendah Tabel 4. Persepsi orang tua yang mempengaruhi penggunaan antipiretik pada anak di RSUD Malingping dan
RSCM
dan mempunyai variasi suhu yang tinggi
dan sangat dipengaruhi suhu lingkungan. RSUD
RSCM
VARIABEL MALINGPING
Rekomendasi Academy of Pediatrics (AAP)
JUMLAH (%)
untuk pengukuran suhu pada neonatus Keputusan untuk Menggunakan Antipiretik
adalah suhu aksila karena risiko perforasi Menurunkan suhu ketika meningkat 19 (31,7) 25 (41,7)
rektal bila menggunakan termometer rektal. Adanya rasa nyeri atau tidak nyaman 3 (5,0) 8 (13,3)
Selain itu, penelitan Mayfield dan Buntain Ada gejala lain seperti muntah, batuk, pilek 5 (8,3) 1 (1,7)
mendapatkan pengukuran suhu aksila pada Gangguan tidur 0 (0) 0 (0)
neonatus mempunyai hasil yang akurat dan Tidak mau makan atau minum 2 (3,3) 0 (0)
berkorelasi baik dengan pengukuran suhu Terdapat riwayat kejang demam 3 (5,0) 5 (8,3)
Terapi non-farmakologis dan obat herbal yang diberikan tidak efektif 0 (0) 0 (0)
rektal. Sedangkan untuk anak yang lebih
Menurunkan suhu dan mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman 7 (11,7) 4 (6,7)
besar tidak berlaku karena perbedaan nilai
Menurunkan suhu dan mengurangi gejala lain seperti batuk, pilek, muntah 3 (5,0) 1 (5,0)
suhu yang cukup besar dibandingkan suhu
Mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman dan mengurangi gejala lain seperti batuk, 2 (3,3) 1 (1,7)
rektal. Definisi demam adalah jika suhu di atas pilek, muntah
kisaran normal, yaitu jika suhu rektal >38°C, Mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman, tidak mau makan atau minum 2 (3,3) 1 (1,7)
suhu aksila >37,3°C, dan suhu oral >37,5°C.6,8 Terdapat riwayat kejang demam, dan agar sembuh dari sakit 2 (3,3) 3 (5,0)
Secara umum suhu 36,0 – 37,9°C dianggap Menurunkan suhu, mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman, mengurangi gejala 2 (3,3) 1 (1,7)
lainnya
normal, 38,0 – 39,0°C dianggap demam ringan,
Menurunkan suhu, mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman, terdapat riwayat 2 (3,3) 4 (6,7)
39,1 - 40,4°C dianggap demam tinggi, dan kejang demam
≥40,5°C dianggap sangat tinggi.3 Berdasarkan Menurunkan suhu, mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman, terapi non- 2 (3,3) 2 (3,3)
penelitian yang dilakukan, 40% orang tua farmakologis dan obat herbal yang diberikan tidak efektif
Menurunkan suhu, mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman, mengurangi gejala 3 (5,0) 4 (6,7)
sudah menganggap anaknya demam pada lainnya, terdapat riwayat kejang demam
suhu <38°C, dan 28,3% menyatakan tidak Menurunkan suhu, mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman, mengurangi gejala 2 (3,3) 0 (0)
mengetahui batasan demam pada anak. lainnya, tidak mau makan atau minum
Menurunkan suhu, mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman, mengurangi gejala 2 (3,3) 0 (0)
lainnya, gangguan tidur, tidak mau makan atau minum, terapi non-farmakologis
Bahaya paling sering yang ditakutkan orang dan obat herbal yang diberikan tidak efektif
tua akibat demam pada anak adalah kejang. Frekuensi Maksimum Memberikan Antipiretik
Walsh, et al, menyimpulkan bahwa edukasi 1 0 (0) 0 (0)
mengenai prevalensi, prognosis kejang 2 3 (5,0) 3 (5,0)
demam, dan perawatan anak dengan kejang 3 53 (88,3) 47 (78,3)
demam dibutuhkan serta dapat berkontribusi 4 4 (6,7) 10 (16,7)

untuk menurunkan fobia terhadap demam 5 0 (0) 0 (0)


6 0 (0) 0 (0)
dan tindakan menurunkan suhu yang tidak
Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pemberian dan Dosis Antipiretik
diperlukan.3
Anjuran dokter 38 (63,3) 42 (70)
Anjuran petugas apotek 2 (3,3) 2 (3,3)
Metode paling sering yang digunakan orang Baca leaflet obat 5 (8,3) 5 (8,3)
tua untuk tatalaksana demam pada anaknya Beratnya gejala yang dialami anak 0 (0) 0 (0)
adalah dengan menggunakan antipiretik Umur anak 0 (0) 0 (0)
dan mengompres anak. Beberapa penelitian Berat badan anak 3 (5,0) 2 (0)
terbaru menunjukkan bahwa tindakan Tingginya suhu anak 0 (0) 1(1,7)
mengompres untuk mengatasi demam tidak Kurang aktifnya anak 0 (0) 0 (0)
dianjurkan dan tidak efektif kecuali untuk Instruksi leaflet obat dan berat badan anak 0 (0) 0 (0)
Anjuran petugas kesehatan lainnya (perawat, bidan) 8 (13,3) 4 (6,7)
pasien neurologi.9 Penelitian Thomas S, dkk.
Anjuran dokter dan petugas apotek 2 (3,3) 4 (6,7)
mengenai efektivitas kompres dan antipiretik
Anjuran dokter, beratnya gejala yang dialami anak, berat badan, tingginya suhu, 2 (3,3) 0 (0)
dibandingkan dengan antipiretik saja instruksi leaflet obat

CDK-257/ vol. 44 no. 10 th. 2017 681


HASIL PENELITIAN

kemungkinan komplikasi.9 Sebagian besar Tabel 4. Persepsi orang tua yang mempengaruhi penggunaan antipiretik pada anak di RSUD Malingping dan
orang tua menggunakan parasetamol sebagai RSCM
antipiretik, dan hanya 3,3% orang tua yang RSUD
RSCM
MALINGPING
menggunakan ibuprofen sebagai antipiretik. VARIABEL
Berdasarkan rekomendasi AAP sedikit sekali JUMLAH (%)
penelitian yang membandingkan efektivitas Bentuk Antipiretik yang Lebih Senang Digunakan
parasetamol dan ibuprofen. Dari penelitian Sirup 55 (91,7) 56 (93,3)
disimpulkan bahwa parasetamol dan Tablet 3 (5,0) 3 (5,0)
ibuprofen lebih efektif dibanding plasebo Suppositoria 0 (0) 1 (1,7)
untuk menurunkan demam. Dibandingkan Suntikan 0 (0) 0 (0)
parasetamol, ibuprofen sama efektifnya dan Kombinasi sirup dan suppositoria 2 (3,3) 0 (0)

mungkin lebih efektif. Tidak terdapat cukup Kesulitan dalam Memberikan Antipiretik
Anak menolak menelan obat yang diberikan 10 (16,7) 15 (25,0)
bukti untuk menyatakan efek samping
Obat dimuntahkan 10 (16,7) 8 (13,3)
ibuprofen lebih besar dibanding parasetamol.
Anak terlalu rewel karena sakitnya sehingga susah diberikan obat 14 (23,3) 8 (13,3)
Walaupun demikian, terdapat beberapa
Anak tidur terus sehingga tidak bisa diberi obat 0 (0) 0 (0)
laporan kasus efek samping penggunaan Anak menolak menelan obat dan dimuntahkan 4 (66,7) 10 (16,7)
ibuprofen, sehingga penggunaannya harus Anak menolak menelan obat dan terlalu rewel karena sakitnya sehingga susah 3 (5,0) 1 (1,7)
hati-hati pada anak dengan dehidrasi, diberikan obat
gangguan kardiovaskular, gangguan ginjal, Obat dimuntahkan, dan terlalu rewel karena sakitnya sehingga susah diberikan obat 2 (3,3) 1 (1,7)

atau penggunaan bersamaan dengan obat- Anak menolak menelan obat, dimuntahkan, dan terlalu rewel karena sakitnya 3 (5,0) 8 (13,3)
sehingga susah diberikan obat
obat nefrotoksik.1 Tidak ada masalah 14 (23,3) 9 (15,0)
Cara Memastikan Anak Menerima Obat yang Diberikan
Berdasarkan data yang didapatkan, sangat Memaksa anak 2 (4,3) 10 (16,7)
dibutuhkan edukasi mengenai demam dan Membujuk anak 29 (63,0) 35 (58,3)
penggunaan antipiretik pada orang tua Mencampur obat dengan makanan atau minuman 10 (21,7) 10 (16,7)
pasien. Tingkat pendidikan masyarakat yang Meminta pertolongan tenaga medis 0 (0) 0 (0)
masih rendah membuat tingkat pengetahuan Memberikan obat suppositoria 2 (4,3) 0 (0)

dan pemahaman masyarakat masih sangat Menggunakan metode non-farmakologis 0 (0) 0 (0)
Membujuk anak dan mencampur obat dengan makanan atau minuman 3 (6,5) 5 (8,3)
kurang, sehingga dibutuhkan peningkatan
Persepsi Apakah Obat Penurun Panas Berbahaya
peran serta tenaga kesehatan. Persepsi orang
Ya 24 (40,0) 14 (23,3)
tua yang salah mengenai antipiretik ditambah Tidak 33 (55,0) 37 (61,7)
dengan anggapan bahwa antipiretik tidak Tidak tahu 3 (5,0) 9 (15,0)
berbahaya meningkatkan penggunaan Bahaya Antipiretik
antipiretik, meningkatkan kemungkinan Overdosis 7 (29,2) 3 (21,4)
kelebihan dosis, dan meningkatkan fobia Kerusakan hati 8 (33,3) 4 (28,5)
terhadap demam. Perlu edukasi mengenai Kerusakan ginjal 0 (0) 2 (14,3)
tatalaksana demam yang tepat kepada Gangguan lambung 2 (8,3) 2 (14,3)

orang tua, misalnya dengan memberikan Menekan sistem pertahanan tubuh 0 (0) 0 (0)
Reaksi alergi 0 (0) 0 (0)
cairan yang lebih banyak, istirahat, membuat
Kerusakan hati dan ginjal 2 (8,3) 3 (21,4)
nyaman, dan memberikan pedoman yang
Kerusakan hati, ginjal, dan gangguan lambung 2 (8,3) 0 (0)
tepat kapan memberikan obat dan berobat ke Kerusakan hati, ginjal, gangguan lambung, menekan sistem pertahanan tubuh, dan 2 (8,3) 0 (0)
tenaga medis, sehingga dapat menurunkan reaksi alergi
fobia demam dan kemungkinan kelebihan Lainnya 1 (4,2) 0 (0)
dosis.2,11 Kemungkinan kelebihan dosis
meningkat karena antipiretik sangat mudah sekitar wilayah RSUD Malingping dan RSCM variabel dinilai dalam satu waktu dan
untuk diperoleh, sedangkan orang tua tidak dengan jumlah sampel yang kecil, sehingga kemungkinan terjadi recall bias.
mengetahui berapa dosis dan frekuensi tidak dapat dianggap mewakili seluruh
pemberian yang tepat. Selain itu, tidak jarang masyarakat Malingping ataupun Jakarta, Kesimpulan
orang tua menggunakan kombinasi antipiretik dan rakyat Indonesia secara keseluruhan. 1. Pengetahuan orang tua di RSUD
dan obat lainnya dalam satu sediaan tanpa Selain itu, tingkat pendidikan yang Malingping dan RSCM mengenai batasan
mengetahui indikasi tepat penggunaan rendah, ketidakmampuan baca tulis pada demam dan tatalaksana demam masih
obat tersebut, sehingga meningkatkan beberapa responden, dan ketidakmampuan rendah.
kemungkinan efek samping obat. berbahasa Indonesia mengakibatkan adanya 2. Persepsi yang salah mengenai
pemahaman yang kurang baik terhadap kemungkinan komplikasi demam
Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian pertanyaan yang diajukan. Selain itu, studi mengakibatkan fobia demam pada orang
dilakukan terbatas hanya pada masyarakat di ini bersifat potong lintang, di mana berbagai tua dan meningkatkan penggunaan

682 CDK-257/ vol. 44 no. 10 th. 2017


HASIL PENELITIAN

antipiretik yang tidak sesuai indikasi dan Tabel 5. Metode orang tua mengenali demam menurut pendidikan ayah di RSUD Malingping
meningkatkan kemungkinan kelebihan
TANPA TERMOMETER DENGAN TERMOMETER TOTAL
dosis antipiretik.
3. Diperlukan peningkatan peran serta Bukan Universitas 29 (74,3%) 10 (25,7%) 39
Universitas 11 (52,3%) 10 (47,7%) 21
tenaga kesehatan dalam edukasi kepada
Total 40 20 60
orang tua mengenai demam dan
tatalaksananya. Tabel 6. Metode orang tua mengenali demam menurut pendidikan ayah di RSCM
4. Diperlukan penelitian yang lebih besar
mengenai persepsi demam di Indonesia, TANPA TERMOMETER DENGAN TERMOMETER TOTAL

sehingga dapat dirancang program Bukan Universitas 25 (58,1%) 18 (41,9%) 43


Universitas 8 (47%) 9 (53%) 17
edukasi yang lebih tepat.
Total 33 27 60

DAFTAR PUSTAKA
1. Sullivan JE, Farrar HC. Fever and antipyretic use in children. Pediatrics. 2011;127:580-4.
2. Zyoud SH, Aljabi SW, Sweileh WM, Nabulsi MM, Tubaila MF, Awang R, et al. Beliefs and practices regarding childhood fever among parents: A cross sectonal study
from Palestine. BMC Pediatrics. 2013;13:1-8.
3. Walsh A, Edwards H, Fraser J. Parent’s childhood fever management: Community survey and instrument development. J Adv Nurs. 2008;63:376-88.
4. Teng C, Ng C, Nik-Sherina H, Zailinawati A, Tong S. The accuracy of mother’s touch to detect fever in children: A systematic review. J Trop Pediatr. 2008;54:70-3.
5. Jalil H, Jumah NA, Al-Baghli AA. Mother’s knowledge, fears, and self management of fever: A cross sectional study from the capital governorate in Kuwait. Kwt Med
J. 2007;39:349-54.
6. Soedarmo S, Garna H, Hadinegoro S, Satari H, editors. Demam: Patogenesis dan pengobatan. Buku ajar infeksi dan pediatri tropis. 2nd ed. Jakarta: Badan penerbit
IDAI; 2008 .p. 21-46.
7. Impicciatore P, Nannini S, Pandolfini C, Bonati M. Mother’s knowledge of, attitdes toward, and management of fever in precshool children in Italy. Prev Med.
1998;27:268-73.
8. Leduc D, Woods S. Temperature measurement in paediatrics [Internet]. 2000 Jan 1 [cited 2014 Jan 4]. Available from: http://www.cps.ca/documents/position/
temperature-measurement
9. Luk L, Ha Y, Hui SM. A survey on fever management practices among pediatric nurses in three regionals acute hospital in Hongkong. Macau Journal of Noursing
2008;7:5-12.
10. Thomas S, Vijaykumar C, Naik R, Moses PD, Bantonisamy. Comparative effectiveness of tepid sponging and antipyretic drug verus only antipyretic drug in the
management of fever among children: A randomized controlled trial. Indian Pediatrics 2009;46:133-6.
11. Walsh A, Edward H, Fraser J. Over the counter medication use for childhood fever: A cross sectional study of Australian parents. J Paediatr Child Health. 2007;43:601-
6.

CDK-257/ vol. 44 no. 10 th. 2017 683

You might also like