Professional Documents
Culture Documents
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Makrosomia
Makrosomia atau bayi besar adalah bila berat badan bayi melebihi dari 4000
baby.
Menurut Cunningham (2005) semua neonatus dengan berat badan 4000 gram
masa kehamilan yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram.
Saat lahir bayi makrosomia atau bayi besar memiliki karakteristik yang khas,
yaitu:
c. Kulit kemerahan
2.1.3 Etiologi
dengan berat lahir mencapai 4000-5000 gram atau lebih. Namun bisa juga
sebaliknya, bayi lahir dengan berat lahir rendah, yakni dibawah 2000- 2500 gram.
Dampak yang lebih parah yaitu mungkin janin meninggal dalam kandungan
insulin yang meningkat dan ambilan glukosa perifer yang menurun akibat
hormone plasenta yang memiliki aktifitas anti- insulin. Dengan cara ini janin
dapat menerima pasokan glokosa secara kontiniu. Insidensinya 3-5% dari seluruh
kehamilan.
terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia hingga janin
Seorang ibu dengan riwayat sakit gula, bila hamil harus melakukan
sebaiknya dilakukan saat usia kehamilan 24-28 minggu, bila kadar gula darah
tidak normal, nilai kadar gula harus diturunkan dalam batas aman atau normal
dengan menggunakan obat penurun gula darah tablet tidak dibenarkan, sebab bisa
membahayakan bayi.
Seorang ibu hamil gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi
besar. Bayi besar dapat disebabkan berat badan ibu yang berlebihan baik sebelum
Amerika dan bayinya. Setelah dianalisis, diperoleh data bahwa satu dari lima
maka ia berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan bayi makrosomia
umumnya berat seorang bayi yang akan lahir berikutnya bertambah sekitar 80
sampai 120 gram. Bayi besar (bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4000 gram)
dan sering terjadi pada ibu yag telah sering melahirkan (multipara) dibandingakan
Menurut Bobak (2005) pola peningkatan berat pada ibu hamil yang
kg per minggu selama trimester kedua dan ketiga. Selama trimester kedua,
2.1.4 Komplikasi
adalah:
1) Bayi akan lahir dengan gangguan nafas dan kadangkala bayi lahir dengan
3) Hipoglikemia
dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada
2.1.5 Pencegahan
makrosomia adalah:
pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilannya
dalam waktu sebagi berikut: kehamilan trimester pertama satu kali kunjungan,
trimester kedua satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester ketiga dua kali
kunjungan.
ibu dan anak, pelayanan ini bisa dilakukan oleh bidan di poliklinik, bidan praktek
swasta, dan Rumah Sakit. Standar pelayanan antenatal yang berkualitas ditetapkan
ibu hamil dan pengukuran lingkar lengan atas (LILA), pengukuran tekanan darah,
imunisasi toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 4
minggu, pemeriksaan Hemoglobin (HB) pada kunjungan pertama dan pada kehamilan
30 minggu, memberikan tablet zat besi 90 tablet selama 3 bulan, pemeriksaan urine
jika ada indikasi, memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama hamil,
perawatan payudara, gizi ibu selama hamil dan tanda-tanda bahaya kehamilan
(Proverawati,2009).
b. Ibu harus selalu menjaga berat badannya agar tetap normal, ibu hamil sebaiknya
melakukan pengaturan pola makan sesuai kebutuhan kalori. Ngemil boleh saja
Kehamilan adalah masa yang sangat penting, keadaan ibu dan janin terkait
satu dengan yang lain. Oleh karena itu pengaturan pola makan sangat perlu
dilakukan. Untuk kesehatan ibu hamil, ibu memerlukan kebutuhan gizi khusus agar
kebutuhan akan zat-zat gizi semasa kehamilan dan sesuai dengan kebutuhan pada
tiap trismester nya. Kebutuhan gizi ibu hamil adalah : kebutuhan kalori kira-kira
sekitar 15% dari kalori normal. Tambahan energy yang diperlukan selama hamil yaitu
27.000-80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari, Kebutuhan protein bagi wanita hamil adalah
dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari
seluruh kalori yang dikonsumsi sehari. Wanita hamil juga membutuhkan lebih
banyak vitamin dan mineral dibanding sebelum hamil. Tambahan zat gizi lain yang
penting juga dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme energy seperti vitamin
B1, vitamin B2, niasin, dan asam pantotenat. Vitamin B6 dan B12 diperlukan untuk
membentuk DNA dan sel-sel darah merah, sedangkan vitamin B6 juga berperan
meningkat selama hamil. Begitu juga kebutuhan mineral, terutama magnesium dan
1) Selalu sarapan
Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi saat
banyak pada waktu makan berikutnya tiba. Selain itu, melewatkan sarapan juga
Ini dilakukan dengan tujuan agar tidak mengonsumsi makanan secara berlebihan
perasaan mudah lapar. Sediakan berbagai buah atau sayuran untuk dijadikan sebagai
makanan selingan. Konsumsi ikan, unggas, daging tanpa lemak, keju, susu krim,
Hal ini bisa dilakukan dengan cara dibakar, dipanggang, atau dikukus.
Ini sangat bermanfaat karena buah kaya akan vitamin yang sangat bermanfaat
Pada waktu hamil seringkali dehidrasi disalah artikan dan dianggap sebagai rasa
lapar. Perlu diingat apabila sudah memenuhi kebutuhan gizi seperti biasanya tetapi
masih merasa lapar berarti yang dibutuhkan adalah minum yang sebanyak-
banyaknya.
7) Jangan percaya mitos orang hamil perlu makan 2 kali lipat dari biasanya
Masih banyak yang menganggap bahwa seseorang yang sedang hamil harus
banyak makan. Sebenarnya, pandangan itu tidak benar. Jangan ragu untuk
mengatakan tidak, saat diminta untuk menghabiskan makanan dalam jumlah yang
10) Konsumsi makanan yang cukup meineral dan vitamin, serta tinggi serat sehingga
membuat kenyang.
Pengaturan pola makan sesuai kalori adalah hal yang dibutuhkan ibu hamil
untuk menghindari kelebihan kalori untuk mencegah terjadi nya kenaikan berat badan
yang berlebih selama kehamilan. Ibu hamil harus selalu menjaga berat badannya agar
tetap normal. Untuk memantau kenaikan berat badan ibu hamil dapat dilakukan
Peningkatan berat badan pada trimester kedua dan ketiga merupakan petunjuk
peningkatan berat badan yang terlalu tinggi pada masa hamil dikaitkan dengan
asfeksia, dan mortalitas. Masalah ini lebih berat pada wanita yang bertubuh pendek
(Bobak,2005).
keluhan mual muntah dan rasa tidak nyaman lainnya. Dengan demikian asupan
makanan selama trimester ini belum dapat menaikkan berat badan ibu hamil. Normal
nya pada trimester 1 berat badan diharapkan meningkat kurang dari 2 kilogram.
Sedangkan pada trimester II dan III sebaiknya kenaikan BB kurang dari ½ kg setiap
minggu nya. Ibu hamil yang tergolong kurus sebelum hamil diharapkan bisa
mencapai kenaikan berat badan sebanyak 12,5 kg pada akhir kehamilan. Sedangkan
untuk mereka yang tidak kurus dan tidak gemuk atau memiliki berat badan ideal
diharapkan mencapai kenaikan berat badan sebesar 11,5 kg pada akhir kehamilan.
Sedangkan mereka yang kelebihan berat badan saat sebelum hamil diharapkan
hamil yang kegemukan sebelum hamil, kenaikan berat badan dianjurkan sebatas 6 kg
atau lebih sedikit pada akhir kehamilannya. Agar kenaikan berat badan terjaga, tentu
saja ibu secara berkala dan rutin menimbang badan bersamaan dengan pemeriksaan
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Norwegia menyebutkan, risiko
bayi lahir dengan ukuran besar bisa berkurang hingga 28% bila di masa kehamilan
ibu tetap berolahraga secara teratur terutama pada trimester dua dan tiga (Rukiyah,
2010). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam latihan fisik adalah latihan fisik
disesuaikan dengan keadaan individu, pilih latihan fisik yang dapat dinikmati
sehingga dapat dilakukan secara teratur, latihan fisik tidak harus berupa latihan yang
terlalu giat supaya dapat dilakukan dengan efektif, hindari melakukan latihan fisik di
lingkungan yang hangat dan waktu yang paling tepat untuk melakukan latihan fisik
Kadar glukosa darah biasanya diukur sebelum makan atau sebelum makan
cemilan, dua jam setelah makan, dan sebelum tidur. Dosis insulin, diet, dan aspek-
kadar glukosa darah, dengan demikian keakuratan dalam pelaksanaan dan pelaporan
uji glukosa sangat penting. Rentang target glukosa darah selama masa hamil adalah
60-90 mg/dl sebelum sarapan, 60-105 mg/dl sebelum makan, sebelum makan malam
dan sebelum tidur, 60-120 mg/dl dua jam setelah makan.(bobak, 2005).
2.2 Pengetahuan
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
terhadap objek mempunyai intensitas dan tingkat yang berbeda- beda (Notoadmodjo,
2010).
a. Tahu (Know), artinya megingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari.
benar, dimana orang yang faham terhadap objek atau materi harus dapat
yang dipelajari.
komponen, tetapi masih dalam stuktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya
dan logis. Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi : 1) Cara
coba-salah (Trial and Error) adalah cara coba-coba dilakukan dengan menggunakan
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin
(Notoadmojo, 2010).
lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri
bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung
c. Umur, dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek
psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat
ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ.
Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan
dewasa.
d. Minat, sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada
baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap
obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang
a. Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif pada umumnya akan mencari jawab atau fenomena, yang
menyangkut berapa banyak, berapa sering, berapa lama, dan sebagainya, maka
tersedia dalam opsi jawaban, responden tinggal memilih jawaban mana yang
mereka anggap paling benar dan paling tepat. Sedangkan wawancara terbuka,
responden boleh menjawab apa saja sesuai dengan pendapat atau pengetahuan
responden sendiri.
2) Angket tertutup atau terbuka. Seperti halnya wawancara , angket juga dalam
bentuk tertutup dan terbuka. Instrumen atau alat ukurnya seperti wawancara,
angket ini sering disebut ”self administered” atau metode mengisi sendiri.
b. Kualitatif
suatu fenomena itu terjadi, atau mengapa terjadi. Metode- metode pengukuran
a. Wawancara mendalam
akan diikuti pertanyaan yang lain, terus menerus, sehingga diperoleh informasi atau
2.3. Sikap
Terdapat beberapa pendapat diantara para ahli apa yang dimaksud dengan
sikap itu. Ahli yang satu mempunyai batasan lain bila dibandingkan dengan ahli
lainnya. Untuk memberikan gambaran tentang hal ini, diambil beberapa pengertian
a. Thustone berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi, baik bersifat
seperti: simbul, prase, slogan, orang, lembaga, cita-cita dan gagasan (Zuriah,
2003).
sesuatu, baik secara positif maupun secara negative terhadap suatu lembaga,
c. Paul Massen dan David Krech, berpendapat sikap merupakan suatu system dari
kondisi mental relative menetap untuk merespon suatu objek atau perangsang tertentu
yang mempunyai arti baik bersifat positif, netral, atau negative yang mengangkat
yaitu:
hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana persepsi orang terhadap objek sikap.
Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Berisi
Komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau rasa tidak senang
terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak
senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu
positif dan negatif. Merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan
menyangkut masalah emosi. Aspek emosional ini yang biasanya berakar paling dalam
sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap
sikap. Komponen ini menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar kecilnya
aspek kecendrungan berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. Berisi
tendensi untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu dan
1) Menerima (Receiving)
yang diberikan (objek). Misalnya, sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari
2) Merespon (Responding)
yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap. Karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas dari
pekerjaan itu benar atau salah berarti orang tersebut menerima ide tersebut.
3) Menghargai (Valuing)
suatu indikasi tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu lain
Posyandu adalah bukti bahwa ibu tersebut telah mempunyai sikap positif
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala risiko
adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau menjadi
akseptor KB, meskipun ibu tersebut mendapatkan tantangan dari mertua dan
Menurut Azwar (2007) sikap dapat dibentuk atau diubah melalui 4 macam
cara, yaitu:
terusan, lama kelamaan secara bertahap ke dalam diri individu dan mempengaruhi
terbentuknya sikap.
bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis sekarang
sikap.
sikap, yaitu:
a. Faktor intern, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang
bersangkutan. Kita tidak dapat menangkap seluruh rangsanga dari luar melalui
persepsi, oleh karena itu kita harus memilih rangsang-rangsang mana yang akan
kita teliti dan mana yang harus diajauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif
Dalam pengukuran sikap ada beberapa macam cara, yang pada garis
besarnya dapat dibedakan secara langsung dan secara tidak langsung. Secara
terhadap suatu masalah atau hal yang dihadapkan kepadanya. Dalam hal ini dapat
dibedakan langsung yang tidak berstruktur dan langsung berstruktur. Secara langsung
yang tidak berstruktur misalnya mengukur sikap dan survei (misal public option
survey). Sedangkan secara langsung yang berstruktur yaitu pengukuran sikap dengan
suatu alat yang telah ditentukan dan langsung dibedakan kepada subjek yang diteliti
(Arikunto, 2006).
Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan ya,
dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala guttman
ini pada umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor
benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisisnya dapat dilakukan seperti
2.4.1. Defenisi
seseorang melalui tehnik praktek belajar atau interuksi dengan tujuan mengubah atau
untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Depkes, 2002).
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat,
tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan
Salah satu strategi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil
kesehatan akan memiliki efek yang baik apabila dalam prosesnya menggunakan
metode atau media yang baik. Metode pendidikan kesehatan dapat dilakukan melalui
metode ceramah dan metode diskusi. Peneliti melihat kedua metode ini jarang
1. Metode Ceramah
melalui tutur kata atau penjelasan lisan oleh penyuluh langsung kepada sasaran.
Metode ini digunakan untuk menyampaikan pesan, informasi, penjelasan atau uraian
tentang suatu teknologi pokok bahasan atau masalah secara lisan. (Suliha,2002).
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal –
a. Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa
Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau
disusun dalam diagram atau skema dan mempersiapkan alat – alat bantu
pengajaran.
b. Pelaksanaan
ragu – ragu dan gelisah. Suara hendaknya cukup keras dan jelas. Pandangan
2. Metode Diskusi
hubungannya dengan memecahkan masalah. Metode ini lazim juga disebut sebagai
untuk memecahkan masalah dan dapat mengambil satu alternatif jawaban untuk
diantara tiga orang atau lebih tentang topic tertentu dengan seseorang pemimpin.
1. Penggunaan metode :
diharapkan :
d. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan
berkembang dan kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang lain.
Perangsang yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau reinforce, karena
Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat
dinikmati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus sudah berupa tindakan,
atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “Observable behavior”,
tindakan ini dapat juga berupa keterampilan seseorang dalam melakukan sesuatu.
RESPONS
TERBUKA
Praktik
Penyuluhan Kesehatan
Metode Ceramah
Metode Diskusi
Pengetahuan dan sikap ibu hamil Pengetahuan dan sikap ibu hamil
tentang pencegahan makrosomia tentang pencegahan makrosomia