You are on page 1of 17

I.

Pengertian Kas
Menurut Standar Akuntansi Keuangan Tahun 1994:
a. Yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan
untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
b. Yang dimaksud dengan kas di bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat
dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
Contoh dari perkiraan yang biasa digolongkan sebagai kas dan bank adalah :
1 Kas kecil (petty cash) dalam rupiah maupun mata uang asing.
2 Saldo rekening giro di bank dalam rupiah maupun mata uang asing.
3 Bon sementara.
4 Bon-bon kas kecil yang belum di reimburse.
5 Rekening giro yang tidak dapat segera digunakan baik di dalam maupun diluar negeri,
misalnya karena dibekukan.
Menurut PSAK No. 2, hal 2.2 dan 2.3 (IAI:2002)
Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek
dan yang dengan dapat disajikan dalam kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko
perubahan nilai yang signifikan.

II. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kas dan Setara Kas


1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara
kas yang dapat dilakukan dengan membuat Internal Control Questioner (ICQ) dimana
atas keyakinan internal control yang baik akan mempersempit dalam melakukan
substantive test. Serta pemeriksaan terhadap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas
dan bank.
2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal neraca
betul-betul ada dan dimiliki perusahaan (Existence) yang dapat dilakukan dengan
melakukan Cash Opname baik pada cash on hand maupun pada cash on bank pada
periode audit.

3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk menggunakan saldo kas dan setara kas.
4. Untuk memeriksa seandainya saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo
tersebut dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada
tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke
laba rugi tahun berjalan.

1
5. Untuk memeriksa apakah penyajian di neraca sesuai dengan Prinsip Akuntansi Yang
Berlaku Umum di Indonesia. (Presentation dan Disclosure)

III. Pembagian Kas Dalam Perusahaan


Kas didalam perusahaan dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Kas di Tangan (Kas Kecil)


Dana kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-
pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.

2. Kas di bank
Dana kas di bank adalah uang kas yang berada di dalam rekening suatu bank yang
digunakan untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif besar dan tidak dimungkinkan diberikan
secara langsung dalam transaksi dikarenakan jumlah nominal dan rawannya dari segi
keamanan. Kas dibank selalu berhubungan rekening koran yang dihasilkan oleh bank kepada
perusahaan.

Ada 2 metode dalam pencatatan kas kecil yaitu:


1 Metode Imprest
Dalam sistem ini jumlah rekening dalam kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar yang
diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Apabila dan kas kecil
tinggal sedikit dan juga pada akhir periode, kasir kas kecil akan meminta pengisian
kembali kas kecilnya sejumlah jumlah yang sudah dibayar dari kas kecil. Dengan cara ini
jumlah uang dalam kas kecil kembali lagi seperti semula. Pengisian kembali pada akhir
periode ini perlu dikatakan agar biaya-biaya yang sudah dibayar dari kas kecil bisa
dicatat, karena dalam sistem imprest, pengeluaran-pengeluaran kas kecil baru dicatat pada
saat pengisian kembali.

2 Metode Fluktuasi
Dalam metode Fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara yang sama
seperti dalam sistem imprest. Perbedaannya dengan sistem imprest adalah bahwa dalam
metode fuktuasi, saldo rekening kas kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan
jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil.

IV. Membuat KKP


Dalam membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) yang berupa Top, Supporting
Schedule dan Test Transaksi kita bersumber pada buku besar klien, namun buku besar ini juga
perlu dipastikan kebenarannya.

2
Format buku besar :
PT. LABAMEN HEALTHCARE INDONESIA
BUKU BESAR
KAS KECIL

TANGGAL NO. VOUCHER KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO

01/01/2005 Saldo Awal 3.000.000


05/01/2005 PC/01/01 Biaya transportasi 250.000 2.700.000
10/01/2005 PC/01/02 Biaya Materai 750.000 2.000.000
15/01/2005 PC/01/03 Biaya Makan 1.200.000 800.000

Buku besar yang kita terima dari klien dapat berbentuk hardcopy yaitu berupa lembaran buku
besar dan atau berbentuk softcopy yaitu berupa disk yang berisi file buku besar tersebut. Jika
buku besar yang kita terima dalam bentuk :
1. Hardcopy dan softcopy, maka tugas kita adalah memeriksa perhitungan saldo
(penjumlahan, pengurangan dan total saldo) yang ada dalam softcopy, memeriksa
ketepatan pembukuan (D/K) dan yaitu yang terakhir adalah memeriksa kecocokan antara
softcopy dan hardcopy.
2. Softcopy, tugas kita adalah memeriksa perhitungan saldo (penjumlahan, pengurangan dan
total saldo) yang ada dalam softcopy, memeriksa ketepatan pembukuan (D/K).
3. Hardcopy, maka tugas kita akan lebih sulit karena kita harus menghitung ulang secara
manual atau (sebaiknya) menggunakan computer untuk menghitung kebenaran buku besar
tersebut.

Akan lebih mudah bagi kita untuk melengkapi KKP kita dengan mendapatkan buku besar dalam
bentuk softcopy, namun pada kenyataanya tidak semua perusahaan dapat memberikan buku
besar dalam bentuk softcopy tersebut mungkin salah satunya dikarenakan perusahaan terkadang
menggunakan aplikasi atau program tertentu sehingga tidak dapat memisahkan atau mengcopy
buku besarnya saja.

Top Schedule

Top Schedule adalah salah satu jenis KKP yang berfungsi sebagai lembar awal yang
menunjukkan hasil audit kita secara umum tau kesimpulan atas pos yang bersangkutan. Top
Schedule ini akan memperlihatkan ; saldo Per Book (bersumber dari buku besar atau trial
balance klien), audit adjusment (mutasi), saldo per-audit, setelah saldo tahun lalu (bersumber
dari kertas kerja pemeriksaan tahun lalu atau laporan hasil audit tahun lalu).

3
Format Top Schedule
PT. Labamen Healthcare Indonesia
Top Schedule – Kas (1110000)
Periode Januari – Desember 2005

WP PER BOOK ADJUSMENT ADJUSMENT


BALANCE
KETERANGAN REF 31/12/2005 BALANCE
DEBIT KREDIT 31/12/2005
31/12/2005

Dibuat Oleh : Direview Oleh : Client : Periode : Index KKP

Tanggal : Tanggal : Schedule :

Supporting Schedule

Supporting Schedule adalah jenis KKP yang berfungsi untuk mendukung atau
menjelaskan angka-angka yang disajikan dalam Top Schedule (saldo per-audit). Sehingga antara
Top dan Supporting Schesule harus dilakukan cross index. Bentuk dari Supporting Schedule
sendiri dapat berbagai macam biasanya setiap kantor akuntan sudah mempunyai bentuk standar,
yang intinya adalah menjelaskan Top Schedule
Contoh Bentuk Dari Supporting Schedule Kas

PT. Labamen Healthcare Indonesia


Supporting Schedule - Kas
Periode Januari - Desember 20XX

Saldo menurut Audit tahun lalu 31-12-20XA Rp.

Ditambah :
- Pengisian Kas Rp.

Dikurangi :
- Biaya fotokopi Rp.
- Biaya makan Rp.
- Biaya materai Rp.
- Biaya pembelian ATK Rp.
- Biaya rapat Rp.
Biaya
- transportasi Rp.

Sub Total Rp.

Total Saldo menurut Audit Rp.

Total Saldo menurut Buku Besar Rp.

4
Selisih Rp. -

Client
Dibuat Oleh : Direview Oleh : : Periode : Index KKP :

Tanggal Schedule
Tanggal : : :

Test Transaksi (Test of Recorded Transaction)


Untuk membuktikan efektif tidaknya pengendalian intern suatu perusahaan, akuntan
publik harus melakukan compliance test atau test recorded transaction.
Compiance test (test ketaatan) adalah test terhadap bukti-bukti pembukuan yang mendukung
transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap transaksi sudah diproses dan
dicatat sesuai dengan system dan prosedur yang ditetapkan manajemen.
Dalam melaksanakan compliance test, auditor harus memperhatikan hal-hal berikut :
a. Kelengkapan bukti pendukung (supporting document)
b. Kebenaran perhitungan matematis (footing, cross footing, extension)
c. Otorisasi dari pejabat yang berwenang
d. Kebenaran nomor perkiraan yang didebit/ kredit
e. Kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar

Test
No. Keterangan Voucher Nominal
A B C D E F

Ket :
A : Bukti
B : Penjumlahan
C : Otorisasi
D : Jurnal
E : Dok. Pendukung
F : Rek. Koran

Untuk membuktikan kewajaran saldo-saldo perkiraan neraca dan laba rugi, akuntan publik harus
melakukan subtantive test dan analytical review. Subtantive test adalah test terhadap kewajaran
saldo-saldo perkiraan laporan keuangan.
Prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam subtantive test antara lain :
 Inventarisasi aktiva tetap
 Observasi atas stock opname
 Konfirmasi piutang, utang,dan bank
 Subsequent collection dan subsequent payment
 Kas opname
 Pemeriksaan rekonsisliasi bank, dll

5
Dalam melakukan pemeriksaannya, akuntan publik biasanya tidak memeriksa keseluruhan
transaksi dan bukti-bukti yang terdapat dalam perusahaan, tetapi diperiksa secara “test basis’
atau secara sampling.
Bebrapa cara pemilihan yang sering digunakan adalah :
a. Random /Judgment Sampling
Pemilihan sample dilakukan secara random dengan menggunakan judgement si akuntan
publik.
Salah satu cara misalnya, dalam melalukan test transaksi atas pengeluaran kas auditor
menentukan bahwa semua pengeluaran kas yang lebih besar atau sama dengan Rp
5.000.000,- harus di vouching, ditambah dua setiap bulan yang berjumlah di bawah Rp
5.000.000,-
Cara lainnya, auditor bisa menggunakan random sampling table dalam memilih sample.
Pemilihan sample bisa juga dilakukan dengan menggunakan komputer.
b. Block Sampling
Dalam hal ini auditor memilih transaksi di bulan-bulan tertentu sebagai sample, misalnya
Januari, Juni dan Desember.
Keberhasilan kedua cara diatas walaupun paling mudah, tetapi sangat tergantung pada
judgement si auditor, semakin banyak pengalaman auditor, semakin baik hasilnya, dalam
arti sample yang dipilih betul-betul representative.
c. Statistical Sampling
Pemilihan sample dilakukan secara ilmiah, sehingga walaupun lebih sulit namun sample
yang terpilih betul-betul representative. Karena memakan waktu lebih banyak, statistical
sampling lebih banyak digunakan dalam audit perusahaan yang sangat besar dan
mempunyai internal control yang cukup baik.

Audit Plan, Audit Program, Audit Procedures, Audit Teknik, dan Resiko Audit

Audit Plan (perencanaan audit) meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan
lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus menyusun audit plan, segera setelah egagement
letter disetujui oleh klien.
Isi audit plan mencakup :
1. Hal-hal mengenai klien
2. Hal-hal yang mempengaruhi klien
3. Rencana kerja auditor

Audit Program membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai
pekerjaan yang harus dilaksanakan.
Audit program yang baik mencantumkan :
 Tujuan pemeriksaan
 Prosedur audit yang dijankan
 Kesimpulan pemeriksaan

Audit Procedures adalah langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan
pemeriksaanya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan. Audit
Procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan bukti yang cukup untuk mendukung
pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan. Untuk itu diperlukan audit teknik.
Audit teknik merupakan cara-cara untuk memperoleh bahan bukti (audit evidence) seperti
konformasi, observasi, dll.

6
Resiko audit adalah resiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasikan
pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji
material.

Jenis resiko audit :


a. Resiko Bawaan, adalah kerentangan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap
suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait.
b. Resiko Pengendalian, adalah resiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi
dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian
intern entitas.
c. Resiko Deteksi, adalah resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material
yang terdapat dalam suatu asersi.

Materialitas

Materialitas : besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji dalam LK dianggap material jika
pengetahuan atas salah saji mempengaruhi keputusan pemakai laporan.

Tingkat materialitas :
1. Jumlah tidak material.
2. Jumlah material tidak mengganggu LK secara keseluruhan.
3. Jumlah sangat material sehingga kewajaran menyeliruh dari laporan dipertanyakan.

Konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal baik, baik secara individual atau
keseluruhan, adalah penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia, sedangkan bebrapa hal lainnya adalah tidak
penting.

Berikut akan kita pelajari tatacara pemeriksaan Kas di Tangan dan Kas di Bank tahap
demi tahap samapi dengan terciptanya laporan hasil pemeriksaan (KKP) kas dan setara kas. KKP
terdiri dari tiga bagian yaitu Supporting Schedule, Top Schedule dan Test Transaksi.

Pemeriksaan Kas di Tangan :

7
Contoh buku besar kas kecil:
PT. LABAMEN HEALTHCARE INDONESIA
BUKU BESAR
KAS KECIL

TANGGAL NO.VOUCH KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO

1/1/20XX Saldo Awal 3.000.000


5/1/20XX PC/01/01 Biaya Transportasi 250.000 2.750.000
10/1/20XX PC/01/02 Biaya Materai 750.000 2.000.000
15/1/20XX PC/01/03 Biaya Makan 1.200.000 800.000
20/1/20XX PC/01/04 Pengisian Kas Kecil 2.200.000 3.000.000
5/2/20XX PC/02/01 Biaya ATK 1.200.000 1.800.000
10/2/20XX PC/02/02 Biaya Rapat 1.000.000 800.000
15/2/20XX PC/02/03 Biaya Fotokopi 800.000 0
20/2/20XX PC/02/04 Pengisian Kas Kecil 4.500.000 4.500.000
5/3/20XX PC/03/01 Biaya Materai 250.000 4.250.000
10/3/20XX PC/03/02 Biaya Makan 1.250.000 3.000.000
15/3/20XX PC/03/03 Biaya Fotokopi 2.200.000 800.000
20/3/20XX PC/03/04 Pengisian Kas Kecil 4.000.000 4.800.000
5/4/20XX PC/04/01 Biaya Rapat 2.150.000 2.650.000
10/4/20XX PC/04/02 Biaya Transportasi 1.650.000 1.000.000
15/4/20XX PC/04/03 Biaya Fotokopi 750.000 250.000
20/4/20XX PC/04/04 Pengisian Kas Kecil 4.500.000 4.750.000
5/5/20XX PC/05/01 Biaya ATK 1.550.000 3.200.000
10/5/20XX PC/05/02 Biaya Rapat 1.000.000 2.200.000

Langkah 1 :
Copy buku besar tersebut dan pindahkan ke sheet baru (sheet pemeriksaan) agar file master yang
kita terima dari perusahaan tidak mengalami perubahan.
Langkah 2 :
Setelah buku besar tersebut dicopy maka pada sheet hasil copy (sheet pemeriksaan) lakukan
perhitungan kembali jumlah saldo yang ada per transaksi dengan rumus perhitungan saldo sbb:
SALDO = SALDO AWAL + DEBIT - KREDIT, dan letakkan disamping dikolom saldo
sehingga kita dapat memeriksa apakah terdapat kesalahan perhitungan saldo oleh perusahaan
disetiap transaksi yang terjadi

8
Langkah 3 :
Lakukan pengurutan data (sort) berdasarkan kolom keterangan ditahun pembukuan yang tengah
diaudit agar kita dapat menghitung jumlah total dari masing – masing biaya terkecuali SALDO
AWAL pada kolom KETERANGAN, DEBIT dan KREDIT. Sehingga akan berbentuk sebagai
berikut :
Biaya ATK 1.200.000
Biaya ATK 1.550.000
Biaya Fotokopi 800.000
Biaya Fotokopi 2.200.000
Biaya Fotokopi 750.000
Biaya Makan 1.200.000
Biaya Makan 1.250.000
Biaya Materai 750.000
Biaya Materai 250.000
Biaya Rapat 1.000.000
Biaya Rapat 2.150.000
Biaya Rapat 1.000.000
Biaya Transportasi 250.000
Biaya Transportasi 1.650.000
Pengisian Kas Kecil 2.200.000
Pengisian Kas Kecil 4.500.000
Pengisian Kas Kecil 4.000.000
Pengisian Kas Kecil 4.500.000

Dari bentuk pengurutan diatas kita dapat menghitung total jumlah dari masing – masing akun
untuk digunakan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) sebagai berikut :

PT. Labamen Healthcare Indonesia


Supporting Schedule - Kas
Periode Januari - Desember 20XX

Saldo menurut Audit tahun lalu 31-12-20XA Rp. 3.000.000

Ditambah :
- Pengisian Kas Rp. 15.200.000

Dikurangi :
- Biaya fotokopi Rp. 3.750.000
- Biaya makan Rp. 2.450.000
- Biaya materai Rp. 1.000.000
- Biaya pembelian ATK Rp. 2.750.000
- Biaya rapat Rp. 4.150.000
Biaya
- transportasi Rp. 1.900.000
16.000.000
Sub Total Rp. (800.000)

Total Saldo menurut Audit Rp. 2.200.000

9
Total Saldo menurut Buku Besar Rp. 2.200.000

Selisih Rp. -

Dibuat Oleh : Direview Oleh : Client : Periode : Index KKP :

Tanggal C1
Tanggal : : Schedule :

Keterangan :
Kolom Saldo Awal : Diisi sesuai dengan saldo awal yang terdapat pada buku besar.
Kolom Sub Total : Hasil perhitungan dari Penambah kas dengan Pengurang Kas.
Kolom Saldo Menurut Audit : Saldo Awal – Sub Total
Kolom Saldo Menurut Buku Besar : Jumlah saldo yang terdapat pada buku besar sesuai tanggal
pada terjadinya transaksi akhir ditahun yang diaudit.
Selisih : Diisi jika terdapat selisih antara saldo menurut audit dengan saldo
menurut buku besar.

Karena kas terdiri dari kas ditangan dan kas dibank maka setelah selesai membuat supporting
schedule kas di tangan, selanjutnya kita harus melakukan pemeriksaan kas di bank. Yang perlu
kita ingat karena karena pemeriksaan kas dibank terdapat bank merupakan pihak ketiga maka
kita harus mencocokan buku besar kas di bank perusahaan dengan Rekening Koran yang berasal
dari bank, dengan anggapan bahwa Rekening Koran yang berasal dari bank tidak ada kesalahan.
Berikut contoh pemeriksaan pada Kas di Bank :

10
Contoh buku besar kas di bank pada perusahaan :
PT LABAMEN HEALTHCARE INDONESIA
BUKU BESAR
PT BANK LABAMEN
( dalam
rupiah)
NO.
TANGGAL VOUCH KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO
01/01/20X 450.000.00
X Saldo awal 0
10/01/20X
X CRI/01/001 Tagihan Kliring dari :
121.000.00 571.000.00
PT Kimia Farma, BCA No.010111 0 0
583.300.00
Apotik Flora, BCA NO. 010112 12.300.000 0
15/01/20X 588.300.00
X CRI/01/002 Setoran Tunai dari kas besar 5.000.000 0
16/01/20X CRO/01/00 543.300.00
X 1 Transfer untuk pembayaran hutang PT Roche Indonesia 45.000.000 0
20/01/20X CRO/01/00 518.300.00
X 2 Transfer ke HSBC 25.000.000 0
27/01/20X 553.500.00
X CRI/01/003 Hasil Tagihan dari PT. Dos Ni, BCA no. 010213 35.200.000 0
05/02/20X CRO/02/00 516.750.00
X 4 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Schering 36.750.000 0
12/02/20X 544.000.00
X CRI/02/004 Tagihan Kliring dari Apotik Mustika, BCA No.010245 27.250.000 0
15/02/20X CRO/02/00 479.000.00
X 5 Transfer ke HSBC 65.000.000 0
23/02/20X 514.200.00
X CRI/02/005 Hasil Tagihan dari PT. Dos Ni, BCA no. 010354 35.200.000 0
07/03/20X CRO/03/00 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Roche 472.975.00
X 6 Indonesia 41.225.000 0
15/03/20X CRO/03/00 422.975.00
X 7 Transfer ke HSBC 50.000.000 0
17/03/20X 521.575.00
X CRI/03/006 Tagihan Kliring dari PT. Kimia Farma, BCA No.010356 98.600.000 0
21/03/20X CRO/03/00 101.100.00 420.475.00
X 8 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Schering 0 0
07/04/20X CRO/04/00 395.350.00
X 9 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Boston Pasific 25.125.000 0
15/04/20X 437.850.00
X CRI/04/007 Hasil Tagihan dari PT. Indofarma, BCA no. 010456 42.500.000 0
15/04/20X CRO/04/01 407.850.00
X 0 Transfer ke HSBC 30.000.000 0
27/04/20X 425.100.00
X CRI/04/008 Kliring Tagihan Apotik Mustika, BCA No. 010479 17.250.000 0
05/05/20X 101.750.00 526.850.00
X CRI/05/009 Tagihan Kliring dari PT. Kimia Farma, BCA No.010577 0 0
15/05/20X CRO/05/01 491.850.00
X 1 Transfer ke HSBC 35.000.000 0
18/05/20X CRO/05/01 444.600.00
X 2 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Dancos 47.250.000 0
28/05/20X CRO/05/01 407.100.00
X 3 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Schering 37.500.000 0
11/06/20X 445.600.00
X CRI/06/010 Kliring Tagihan PT. Dos Ni, BCA No. 010678 38.500.000 0
15/06/20X CRO/06/01 425.600.00
X 4 Transfer ke HSBC 20.000.000 0

11
Contoh Rekening Koran dari Bank :

PT. BANK LABAMEN

JL Margonda Raya no. 100, Depok


Telp. (021) 8727541, Fax. 8727542

Laporan Rekening Koran PT. Labamen Healthcare Indonesia (dalam rupiah)


Periode 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember 20XX
D K Saldo
01/01/20XX Saldo Awal 450.000.000
10/01/20XX PT. Kimia Farma, BCA No. 010111 121.000.000 571.000.000
10/01/20xx Apotik Flora, BCA No. 010112 12.300.000 583.300.000
15/01/20XX Setoran tunai 5.000.000 588.300.000
16/01/20XX PT. Roche Indonesia 45.000.000 543.300.000
20/01/20XX Transfer ke HSBC 25.000.000 518.300.000
27/01/20XX PT. Dos Ni, BCA No. 010213 35.200.000 553.500.000
31/01/20XX Jasa Giro 2.278.383 555.778.383
31/01/20XX Biaya Administrasi 3.000 555.775.383
05/02/20XX PT. Schering 36.750.000 519.025.383
12/02/20XX Apotik Mustika, BCA No. 010245 27.250.000 546.275.383
15/02/20XX Transfer ke HSBC 65.000.000 481.275.383
23/02/20XX PT. Dos Ni, BCA No. 010354 35.200.000 516.475.383
28/02/20XX Jasa Giro 2.124.113 518.599.496
28/02/20XX Biaya Administrasi 3.000 518.596.496
07/03/20XX PT. Roche Indonesia 41.225.000 477.371.496
15/03/20XX Transfer ke HSBC 50.000.000 427.371.496
17/03/20XX PT. Kimia farma, BCA No. 010356 98.600.000 525.971.496
21/03/20XX PT. Schering 101.100.000 424.871.496
31/03/20XX Jasa Giro 1.742.430 426.613.926
31/03/20XX Biaya Administrasi 3.000 426.610.926
07/04/20XX PT. Boston Pasific 25.125.000 401.485.926
15/04/20XX PT. Indofarma, BCA No. 010456 42.500.000 443.985.926
15/04/20XX Transfer ke HSBC 30.000.000 413.985.926
27/04/20XX Apotik Mustika, BCA No. 010479 17.250.000 431.235.926
30/04/20XX Jasa Giro 1.768.949 433.004.875
30/04/20XX Biaya Administrasi 3.000 433.001.875
05/05/20XX PT. Kimia farma, BCA No. 010577 101.750.000 534.751.875
15/05/20XX Transfer ke HSBC 35.000.000 499.751.875
18/05/20XX PT. Dancos 47.250.000 452.501.875
28/05/20XX PT. Schering 37.500.000 415.001.875
31/05/20XX Jasa Giro 1.701.307 416.703.182

12
31/05/20XX Biaya Administrasi 3.000 416.700.182
11/06/20XX PT. Dos Ni, BCA No. 010678 38.500.000 455.200.182
15/06/20XX Transfer ke HSBC 20.000.000 435.200.182
Dalam pemeriksaan kas di bank kita harus menggabungkan kedua bukti yang kita terima yakni
buku besar kas dan rekening koran yang berasal dari bank. Sama halnya dengan dengan
pemeiksaan kas di tangan (kas kecil), kita juga harus menulis kembali transaksi – transaksi yang
terdapat dibuku besar kas dibank perusahaan (kolom KETERANGAN, DEBIT, KREDIT &
SALDO) pada sheet yang baru, hanya saja yang ditulis pada kolom Keterangan hanya nama
objek (perusahaan) yang terjadi transaksi tersebut. Contoh PT. Kimia Farma, BCA 010111
menjadi PT. Kimia Farma, Transfer ke HSBC menjadi HSBC. Dan kolom SALDO dihitung
kembali dengan menggunakan rumus SALDO = Saldo Awal + Debit – Kredit untuk memeriksa
kebenaran perhitungan saldo pada buku besar.
Sehingga hasil penulisan kembali akan berbentuk sebagai berikut :

KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO


saldo awal 450.000.000
PT.Kimia Farma 121.000.000 571.000.000
Apotik Flora 12.300.000 583.300.000
Setoran Tunai 5.000.000 588.300.000
PT. Roche Indonesia 45.000.000 543.300.000
HSBC 25.000.000 518.300.000
PT. Dos Ni 35.200.000 553.500.000
PT. Schering 36.750.000 516.750.000
Apotik Mustika 27.250.000 544.000.000
HSBC 65.000.000 479.000.000
PT. Dos Ni 35.200.000 514.200.000
PT. Roche Indonesia 41.225.000 472.975.000
HSBC 50.000.000 422.975.000
PT.Kimia Farma 98.600.000 521.575.000
PT. Schering 101.100.000 420.475.000
PT. Boston Pasific 25.125.000 395.350.000
PT. Indofarma 42.500.000 437.850.000
HSBC 30.000.000 407.850.000
Apotik Mustika 17.250.000 425.100.000
PT.Kimia Farma 101.750.000 526.850.000
HSBC 35.000.000 491.850.000
PT.Dancos 47.250.000 444.600.000
PT. Schering 37.500.000 407.100.000
PT. Dos Ni 38.500.000 445.600.000

Sebelum melakukan pengurutan (Sort) guna memudahkan perhitungan jumlah total dari masing
– masing transaksi, kita harus memeriksa apakah ada transaksi yang tercatat pada rekening
koran namun tidak tercatat pada buku besar (Jasa giro & Biaya administrasi). Perusahaan
hampir tidak pernah melakukan pencatatan terhadap jasa giro dan biaya administrasi yang
terdapat pada bank. Karena transaksi tersebut juga berpengaruh pada saldo perusahaan yang
terdapat pada bank maka auditor wajib mengikut sertakan kedua transaksi tersebut dalam
pemerikasaan kas di bank sesuai tanggal terjadinya transaksi, Sehinga hasil penulisan kembali
akan berbentuk seperti berikut:

13
KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO
saldo awal 450.000.000
PT.Kimia Farma 121.000.000 571.000.000
Apotik Flora 12.300.000 583.300.000
Setoran Tunai 5.000.000 588.300.000
PT. Roche Indonesia 45.000.000 543.300.000
HSBC 25.000.000 518.300.000
PT. Dos Ni 35.200.000 553.500.000
Jasa Giro 2.278.383 555.778.383
Biaya Administrasi 3.000 555.775.383
PT. Schering 36.750.000 519.025.383
Apotik Mustika 27.250.000 546.275.383
HSBC 65.000.000 481.275.383
PT. Dos Ni 35.200.000 516.475.383
Jasa Giro 2.124.113 518.599.496
Biaya Administrasi 3.000 518.596.496
PT. Roche Indonesia 41.225.000 477.371.496
HSBC 50.000.000 427.371.496
PT.Kimia Farma 98.600.000 525.971.496
PT. Schering 101.100.000 424.871.496
Jasa Giro 1.742.430 426.613.926
Biaya Administrasi 3.000 426.610.926
PT. Boston Pasific 25.125.000 401.485.926
PT. Indofarma 42.500.000 443.985.926
HSBC 30.000.000 413.985.926
Apotik Mustika 17.250.000 431.235.926
Jasa Giro 1.768.949 433.004.875
Biaya Administrasi 3.000 433.001.875
PT.Kimia Farma 101.750.000 534.751.875
HSBC 35.000.000 499.751.875
PT.Dancos 47.250.000 452.501.875
PT. Schering 37.500.000 415.001.875
Jasa Giro 1.701.307 416.703.182
Biaya Administrasi 3.000 416.700.182
PT. Dos Ni 38.500.000 455.200.182

Note : Untuk pencatatan saldo jasa giro dan biaya administrasi ditulis terbalik dengan yang ada
pada rekening koran karena pencatatan pada rekening koran menggunakan pencatan akuntansi
bank dimana saldo bertambah di Kredit dan berkurang di Debit. Sehingga auditor dalam
pemeriksaan harus merubah posisi tersebut sesuai akuntansi yang berlaku bagi perusahaan.

Setelah dilakukan penulisan kembali maka langkah berikutnya ialah mengurutkan data
agar memudahkan dalam perhitungan total saldo.

14
KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO
saldo awal 450.000.000
Apotik Flora 12.300.000 462.300.000
Apotik Mustika 27.250.000 489.550.000
Apotik Mustika 17.250.000 506.800.000
Biaya Administrasi 3.000 506.797.000
Biaya Administrasi 3.000 506.794.000
Biaya Administrasi 3.000 506.791.000
Biaya Administrasi 3.000 506.788.000
Biaya Administrasi 3.000 506.785.000
HSBC 25.000.000 481.785.000
HSBC 65.000.000 416.785.000
HSBC 50.000.000 366.785.000
HSBC 30.000.000 336.785.000
HSBC 35.000.000 301.785.000
Jasa Giro 2.278.383 304.063.383
Jasa Giro 2.124.113 306.187.496
Jasa Giro 1.742.430 307.929.926
Jasa Giro 1.768.949 309.698.875
Jasa Giro 1.701.307 311.400.182
PT. Boston Pasific 25.125.000 286.275.182
PT. Dos Ni 35.200.000 321.475.182
PT. Dos Ni 35.200.000 356.675.182
PT. Dos Ni 38.500.000 395.175.182
PT. Indofarma 42.500.000 437.675.182
PT. Roche Indonesia 45.000.000 392.675.182
PT. Roche Indonesia 41.225.000 351.450.182
PT. Schering 36.750.000 314.700.182
PT. Schering 101.100.000 213.600.182
PT. Schering 37.500.000 176.100.182
PT.Dancos 47.250.000 128.850.182
PT.Kimia Farma 121.000.000 249.850.182
PT.Kimia Farma 98.600.000 348.450.182
PT.Kimia Farma 101.750.000 450.200.182
Setoran Tunai 5.000.000 455.200.182

Hitunglah total dari masing – masing transaksi berdasarkan objek (perusahaan). Setelah selesai
kemudian buatlah supporting schedule dengan menganalisa bahwa transaksi yang berada di
kolom debit adalah transaksi penambah saldo, dan transaksi yang berada dikolom kredit adalah
transaksi pengurang saldo.

15
PT. Labamen Healthcare Indonesia
Supporting Schedule - Labamen Bank
Periode Januari - Desember 20XX

Saldo Menurut Rekening Koran Bank 31-12-20XX Rp 450.000.000

Ditambah :
- Hasil tagihan Apotik Flora Rp 12.300.000
- Hasil tagihan dari PT. Dos Ni Rp 108.900.000
- Hasil tagihan dari PT. Indofarma Rp 42.500.000
- Hasil tagihan dari PT. Kimia Farma Rp 321.350.000
- Hasil tagihan dari Apotik Mustika Rp 44.500.000
- Setoran tunai dari kas besar Rp 5.000.000
- Jasa Giro Rp 9.615.182
Rp 544.615.182

Dikurangi :
- Pembayaran hutang PT. Boston Pasific Rp 25.125.000
- Pembayaran hutang PT. Dankos Rp 47.250.000
- Pembayaran hutang PT. Schering Rp 175.350.000
- Pembayaran hutang PT. Roche Indonesia Rp 86.255.000
- Transfer ke HSBC Rp 205.000.000
- Biaya Administrasi Rp 15.000
Rp 538.965.000

Total Saldo menurut Audit Rp 455.200.182

Saldo Menurut Buku Besar Bank 31-12-20XX Rp 445.600.000

Selisih Rp 9.600.182

Dibuat Oleh : Direview Oleh : Client : Periode : Index KKP :

C3
Tanggal : Tanggal : Schedule :

16
Selanjutnya adalah membuat Top Schedule seperti di bawah ini:

17

You might also like