You are on page 1of 37

PEMBAHASAN ANTENATAL CARE

a. Pengertian

Antenatal care adalah pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan

pada anak (Rustam Mochtar,1998)

Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu

hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan

positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alasan menegakkan hubungan

kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasin yang dapat mengancam jiwa,

mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan. Asuhan Antenatal

penting unuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal dan sehat, baik

kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. (Luluvikar. 2008).

Pemeriksaan ANC dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan yaitu: 1 kali

kunjungan pada trimester pertama (sebelum 14 minggu), satu kali kunjung pada

trimester ke 2 (antara 14 -28 minggu) 2 kali kunjungan pada trimester ke 3 (antara

28-36 dan sesudah minggu ke 36. Ibu hamil tersebut harus lebih sering di kunjungi

jika terdapat masalah, hendaknya di sarankan untuk menemui petugas kesehatan

bila ibu merasakan ada tanda-tanda bahaya.

b. Tujuan ANC (Antenatal Care)

 Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu

dan bayi.
 Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan.

 Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

dan bayinya.

 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif.

 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi agar dapat

tumbuh kembang secara normal. (Prawirohardjo, 2002).

c. Asuhan Standar 7 T

 (timbang) timbang berat badan.

 Ukur tekanan darah.

 Ukur tinggi fundus uteri

 Pemberian imunisasi (tetanus toksoid) TT lengkap.

 Pemberian tablet, minimal 90 tablet selama kehamilan.

 Tes terhadap penyakit menular.

 Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

d. Konsep Pemeriksaan

Konsep pemeriksaan kehamilan terbagi dalam:

1. Anamnesa (tanya jawab)

2. Pemeriksaan

3. Diagnosa

4. Rencana tindakan

5. Tindakan
 Anamnesa

a. Nama, Umur, Pekerjaan, Nama Suami, Agama, Alamat, maksud dari

pertanyaan ini adalah: untuk mngidenifikasi penderita da mentetukan

status sosial ekonominya yang harus kita ketahui. Umur juga penting

karena karena ikut menentukan pragnosa kehamilan. Jika usia terlalu

tua ata terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya.

b. Apa yang diderita ( eluhan Utama)

Apakah pendderita datang untuk pemeriksaan kehamilan ataukah ada

keluhan-keluhan yang lain yang penting

c. Tentang Haid

 Menarche

 Haid teratur atau tidak dan siklus

 Banyaknya darah

 Sifat darah: cair atau beku-beku, warnanya, baunya

 Haid nyeri atau tidak

 Hari pertama Haid yang terakhir.

Anamnesa haid memberikan kesan pada kita tentang faal alat

kandungan

d. Tentang perkawinan

 Kawin atau tidak

 Berapa kali kawin

 Berapa lama kawin


Kalau orang hamil sesudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali

dan ini harus diperhitungkan ddalam pimpinan persalinan (anak

mahal).

e. Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

 Kehamilan: adakah gangguan seperti perdarahan, muntah yang

berlebihan, toxaemia gravidarum.

 Persalinan: spontan atau buatan, aterm atau prematur,

perdarahan, ditolng oleh siapa (bidan, dokter, dukun)

 Nifas: adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.

 Anak: jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur

berapa dan sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir.

Pertanyaan ini sangat mempengaruhi pragnosa persalinan dan pimpinan

persalinan, karena jalannya persalinan yang lampau adalah hasil ujian dari

segala faktor yang mempengaruhi persalinan.

 Seorang gravida adalah: wanita yang hamil.

 Primigravida adalah: wanita yang hamil pertama kali.

 Secundigravida: wanita yang hamil untuk yang kedua kalinya.

 Miltigravida: wanita yang sudah beberapa kali hamil

 Primipara: wanita yang sudah melahirkan seorang yang sudah cukup besar

untuk hidup di dunia.

 Multipara: seorang wanita yang telah melahirkan lebih dari seorang anak.

 Grande mulitpara: wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih.

 Parturient: wanita yang sedang dalam proses persalinan.

 Puerpara: wanita dalam masa nifas.


Seorang wanita yang hamil ke-8 kalinya, melahirkan 5 orang anak dan

mengalami 2x abortus di beri tanda G8, P5, A2 (gravida 8, para 5, abortus 2).

f. Kehamilan sekarang

Bila sudah merasa ada pergerakan anak, kalau kehamilan masih muda

adakah mual, muntah, sakit kepala atau perdarahan. Kalau kehamilan

sudah tua adakan bengak di kaki atau muka, sakit kepala, perdarahan,

sakit pinggang dll. Kelihan ini nanti harus di inggat dalam memberi

pengobatan atau tindakan.

g. Anamnesa keluarga

Adakah penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit

menular yang dapat mempengaruhi persalianan

h. Kesehatan badan:

Pernahkah sakit keras atau dioperasi, bagaimana nafsu makan, micte

& defaecatie.

Darimana anamnesa harus kita mempunyai kesan tentang keadaan

penderita dan kemudian akan dicocokkan dengan pendapatan dari

pemeriksaan badan.

 Pemeriksaan

a. Pemerksaan umum

Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan

bentuk badan, kesadaran.

Adakah anemia, syanose, icterus atau dyspnoe.

Keadaan paru-paru dan jantung

Adakah oedema:
oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia

gravidarum atau oleh tekanan rahim yang membesar pada vena-

vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki.

Refleks: terutama refleks pada lutut, jika negatif pada

hypovitaminose B1 dan penyakit urat syaraf.

tensi:

tensi pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 systolis atau 90

diastolis. Juga perubahan 30 systolis dan 15 diastolis di atas tensi

sebelum hamil manandakan toxaemia gravidarum.

Berat badan:

Walaupun praknosa kehamilan dan persalinan bagi orang gemuk

kurang baik dibandingkan dengan orang yang normal beratnya,

dalam menimbang seseorang bukan beratnya saja yang penting,

tetapi lebih penting lagi perubahan berat badan setiap kali ibu itu

memeriksa kehamilan.

Berat badan dalam triwulan III tak boleh tambah lebih dari 1 kg.

Seminggu atau 3 kg. Sebulan. Penambahan yang lebih dari batas-

batas tersebut diataas di sebabkan oleh penimbunan air dan disebut

praeodema.

Pemeriksaan laboratoriumz:

 air kencing:

- terutama diperiksa pada glukose, protein (zat putih telur dan

sediman). Adanya glikosa dalan urin wanita harus di anggap

sebagai gejala penyakit diabetes kecuali ada bukti bahwa

hal-hal lain yang menyebabkannya.


- Pada akhir kehamilan dan dalam nifas reaksi reduksi dapat

menjadi positif oleh adanya laktose dalam air kencing. Zat

putih telur atau protein positif dalam air kencing pada

nefritis, toxaemia gravidarum dan radang dari saluran

kencing

 Darah:

- Dari darah perlu ditentukan Hb, 3 bulan sekali karena pada

wanita hamil sering di temukan anemian karena defisiensi

Fe.

- Juga di perlukan pemeriksaan kadar gula darah dan

golongan darah. Golongan darah di tentukan supaya kita

cepat dapat mencarikan darah yang cocok jika penderita

memerlukannya.

- Feaces

Feaces di periksa atas kemungkinan adanya telur-telur

cacing.

 Pemeriksaan obstetric

Dibagi dalam 3 bagian:

a. Inspeksi (melihat)

b. Palpasi (Meraba)

c. Auskultasi (didengar)

a. Insfeksi:

 Muka:
Adalah chloasma gravidarum, kadaan selaput mata ucat atau

merah, adakah oedema pada muka, bagaimana keadan lidah

dan gigi.

 Leher:

Apakah vena terbendung di leher (misal pada penyakit jantung),

apakah kelenjar gondok membesar atau kenjar limfa

membengkak

 Dada:

Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan gelanggang

susu, keadaan puting susu dan adakah kolostrum.

 Perut:

Perut membesar ke depan atau kesamping, keadaan pusat,

pigmentasi di linea alba, nampakkah gerakan anak atau

kontraksi rahim, adakah striae ggravidarumatau bekas luka.

 Vulva:

Keadaan perineum, carilah varices, tanda Chadwick,

condylomata, flour.

 Anggota bawah:

Carilah varices, oedema , luka, cicatrix pada lipat paha.

b. Palpasi

Dilakukan untuk menentukan:

1. Besarnaya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan

2. Menentukan letaknya anak dalam rahim.


Cara melakukan palpasi menurut Leopold di bagi menjadi beberapa

tahap sebagai berikut :

 Leopold I ialah untuk menetukan TFU, selain itu dapat pula menentukan

bagian janin mana yang terletak di fundus uteri.

 Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha,

 Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien dan menghadap ke

arah pasien.

 Rahim dibawa ketengah.

 Tinggi fundus uteri di tentukan.

 Tentukan bagian apa dari janin yang berada di fundus

Sifat kepala adalah keras, bundar dan melenting, sedangkan sifat bokong

lunak, kurang bundar dan lunak, pada letak lintang fundus uteri kosong.

Sebelum bulan ke-3 fundus uteri belum dapat diraba dari luar

o Akhir bulan ke III (12 minggu): 1-2 jari di atas symfisis

o Akhir bulan ke IV (16 minggu): pertengahan antara symfisis

o Akhir bulan ke V (20 minggu): 3 jari di bawah pusat


o Akhir bulan ke VI (24 minggu): setinggi pusat

o Akhir bulan ke VII (28 minggu): 3 jari di atas pusat

o Akhir bula ke VIII ( 32 minggu): pertengahan proc. Xyphoideus pusat

o Akhir bulan ke IX (36 minggu): samapi arkus costarum atau 3 jari bawah

proc. Xyphoideus

o Akhir bulan ke X (40 minggu): pertengahan antara proc. Xyphoideus pusat

Jadi fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan ke-IX. Setelah bulan ke-IX

fundus uteri pada primigravida turun lagi karena kepala sudah mulai turun kedalam

rongga panggul

Sedangkan Mengukur tinggi Fundus uteri menurut MC Donald adalah

Spiegelberg, yaitu jarak fundus kke simfisis dalam Cm di bagi 3,5 merupakan tuanya

kehamilan dalam bulan.

Tabel 1 Umur Kehamilan menurut Spiegelberg

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

22-28 minggu 24-25 cm di atas simfisis

28 minggu 26,7 cm diatas simfisis

30 minggu 29,5 – 30 cm diatas simfisis

32 minggu 29,5 – 30 cm diatas simfisis

34 minggu 31 cm di atas simfisis

36 minggu 32 cm di atas simfisis

38 minggu 33 cm di atas simfisis

40 minggu 37,7 di atas simfisis

(Sumber: Rustam Mochtar, 1998)


 Leopold II ialah untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan

dimana letaknya bagian-bagian terkecil janin

Kedua tangan petugas di pindahkan kesamping kiri dan kanan pasien.

Tentukan dimana punggung janin dan carilah bagian-bagian terkecil

janin

 Leopold III ialah untuk menentukan bagian apa yang terletak di bagian

bawah dan apakah bagian anak ini sudah ataau belum terpegang oleh pintu

atas panggul

Dipergunakan 1 tangan saja.

Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya.


Cobalah apakah bagian bawah janin masih dapat digoyangkan.

 Leopold IV ialah untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawahdan

berapa masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul

Sikap petugas berubah arah melihat ke arah kaki pasien

Dengan kedua tangan dittentukan apa yang menjadi bagian bawah.

Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas

panggul, dan berapa bagian masuknnya kedalam rongga panggul.

Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian

terbawah dari kepala yang masih teraba diluar dan:

 Kedua angan itu convergent hanya bagian kecil dari kepala turun

kedalam rongga.

 Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke

rongga panggul.

 Jika kedua tangan divergent, maka bagian terbesar dari kepala

masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepala

sudah melewati pintu atas panggul


Leopold IV tidak dilakukan, kalau kepala masih tinggi, palpasi secara leopold

ini bsa dilakukan secara lengakap, baru dapat dilakukan jika janin sudah cukup besar

kira-kira dari VI bulan keatas

Sebelum bulan ke Vi cukuplah dengan menentukan apakah ada janin atau

ballotement (yang melenting keseluruhannya di rahim), ballotement didalam rahim

boleh di anggap tanda kehamilan.

c. Auskultasi (mendengar)

Dilakukan dengan menggunakan stetoskop, doptone atau linec. Untuk

mendengar bunyi yang berasal dari:

Anak:

- Bunyi jantung janin

Baru dapat di dengar pada akhir bula ke V, walau dengan

ultrasoun sudah dapat di dengar pada akhr bbulan ke-III.

Frekwensinya lebih cepat dibandingkan dengan dengan denyut

jantung orang dewasa antara 120-140x/menit

- Bising tali pusat.

- Gerakan janin.

Dari ibu:

- Bising rahim.

- Bunyi aorta.

- Bising usus.
Menurut WHO ibu hamil di anjurkan memeriksa kehamilanya minimal

sebanyak 4 kali selama kehamilan, yaitu:

- 1 kali pada trimester I

- 1 kali pada trimester II

- 2 kali pada trimester III

a. Trimester I dan II

Setiap 1 bulan sekali

Mengambil data tentang laboratorium

Pemeriksaan ultrasonografi

Nasehat diet tentang empat sehat lima sempurna, tambahan protein ½

gr/kg BB=satu telur/hari

Observasi adanya penyakit yang apat mempengaruhi kehamilan,

komplikasi kehamilam

Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya

komplikasi kehamilan, dan imunisasi tetanus I

b. Trimester III

 Setiap 2 minggu sekali sampai ada tanda kelahiran.

 Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan.

 Diet empat sehat lima sempurna.

 Pemeriksaan ultrasonografi.

 Imunisasi tetanus II

 Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil

trimester III

 Rencana pengobatan
 Nesehat tentang tanda-tanda inpartu, dan kemana harus datang pada

saat akan melahirkan. (Manuaba, 1998):133

e. Perawatan Payudara

Payudara telah dipersiapkan sejak mulai telambat bulan sehingga pada

waktunya dapat memberikan ASI dengan sempurna. Untuk dapat melancarkan

pengeluaran ASI dilakukan persiapan sejak awal hamilan dengan melakukan

masase, menghilangkan karang pada putting susu, sehingga duktusnya tidak

tersumbat. Saat mandi putting susu perlu ditarik-tarik, sehingga menonjol untuk

memudahkan bayi menghisap ASI. Hal ini karena ASI marupakan satu-satunya

penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bagi bayi yang baru lahir sehingga

harus dilakukan sediani mungkin.

a. Manfaat perawatan payudara

1. Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan putting susu

2. Melunturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi

untuk menyusu.

3. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak

dan lancer.

4. Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan

melaukan upaya untuk mengsinya.

5. Mempersiapkan mental (Psikis) ibu untuk menyusui.

Bila seorang ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara dengan baik

maka akan sering dijumpai kasus-kasus yang akan merugikan ibu dan bayi, antara

lain sebagai berikut:


1. ASI tidak keluar, dan baru akan keluar setelah 2-3 hari setelah

persalian.

2. Putting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit untuk menghisap.

3. Produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi.

4. Infeksi pada payudara, payudara bengkak atau bernanah.

5. Munculnya benjolan pada payudara dll.

Kasus tersebut dapat dicegah dengan melakukan perawatan payudara sedini

mungkin.

b. Waktu dilakukan perawatan payudara

Perawatan payudara bisa mulai dilakukan pada usia kehamilan 3 bulan, pada

posisi puting susu yang datar atau masuk kedalam, sedangkan pada puting susu

yang normal akan terlihat menonjol keluar.

Cara perawatannya adalah:

1. Pada usia 3 bulan,

dengan menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari, daerah sekitar

putting susu diurut kearah berlawanan menuju ke dasar payudara

sampai semua daerah payudara. Dilakukan dua kali sehari selama 6

menit.

2. Pada usia 6-9 bulan


 Kedua telapak tangan dibasahi dengan baby oil atau minyak

kelapa.

 Olesi puting susu sampai aerola mamae (daerah sekitar puting

dengan warna lebih gelap) kompres dengan baby oil selama 2-3

menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran atau kerak yang

menempel pada puting susu sehingga mudah dibersihkan. Jangan

menggunakan alcohol atau yang lainnya yang bersifat iritasi dan

dapat menyebabkan putting susu lecet.

 Kedua puting susu dipegang lalu ditarik, diputar kearah dalam dan

kearah luar(searah dan berlawanan dengan jarum jam).

 Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan, lalu diurut

kearah puting susu sebanyak 30 kali sehari.


 Pijat kedua areola mamae sehingga keluar 1-2 tetes ASI.

 Kedua puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan handuk

kering dan bersih.

 Pakailah BH yang tidak ketat dan bersifat menopang payudara, dan

jangan memakai BH yang ketat dan menekan payudara.

f. Imunisasi Tetanus Toxoid

Tabel 4: Imunisasi TT

Lama (%)
Antigen Interval
Perlindungan Perlindungan
TT1 Pada kunjungan antenatal pertama - -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
25 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 99
seumur hidup
(Prawirohardjo, 2002)

Imunisasi TT sangat di perlukan untuk mencegah terjadinya Tetanus Toksoid

pada bayi.

g. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

a. Perdarahan vagina
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada

masa awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit

atau spotting disekitar waktu pertama terlambat haidnya. Perdarahan ini

adalah perdarahan implementasi, dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain

dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin suatu tanda adanya infeksi.

b. Pada awal kehamilan

perdarahan yang tidak normal adalah yang merah, perdarahan dengan

nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan

ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal Sakit kepala

yang hebat.

c. Sakit kepala

Biasa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan

ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang

menunjukkan adalah merah, banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu

disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini biasa.

Suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap

dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala

yang hebat tersebut ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi

kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah

gejala dari pre-eklamsi.

d. Masalah penglihatan

Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah

dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah normal. Masalah visual

yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan

visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang. Perubahan


penglihatan inin mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan

mungkin merupakan suatu tanda pre-eklamsi.

e. Bengkak muka atau tangan

Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal

pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah

beristirahat ataau meninggikan kaki. Bengkak bisa menunjukkan adanya

masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah

beristirahat dan di sertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini dapat merupakan

pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklamsi.

f. Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal

adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah

yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak

hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti appendisitis, kehamilan ektopik,

aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, penyakit

kantong empedu, uterus yang iritable, aborsi plasenta, STIs(PSH), infeksi

saluran kemih atau infeksi lain.

g. Bayi kurang bergerak seperti biasa

Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6,

beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur

gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam

periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau

beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (PUSDIKNAKES-

WHO-JHPIEGO, 2003).
h. Kenaikan Berat Badan Total untuk Wanita Hamil Berdasarkan BMI Sebelum

Hamil.

Table 2: Kisaran kenaikan berat badan wanita hamil

Kategori berat badan untuk


Kg Pon
tinggi badan
12,5-18 28-40
Rendah (BMI <19,5)
11,5-16
Normal (BMI 19,9 hingga 25,8) 25-35
7,0-11,5 15-25
Tinggi (BMI > 26,2 hingga 28,9)

Target kenaikan berat badan yang dianjurkan bagi wanita obesitas (BMI

>20,0) minimal 6,0 kg (15 pon). (Varney, 2006).

i. Senam hamil

Pada ibu hamil sangat dibutuhkan tubuh yang sehat dan bugar, diupayakan

dengan makan teratur, cukup istirahat dan olah tubuh sesuai takaran. Dengan tubuh

bugar dan sehat, ibu hamil tetap dapat menjalankan tugas rutin sehari-hari,

menurunkan stres akibat rasa cemas yang dihadapi menjelang persalinan.

Jenis olah tubuh yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil,

disesuaikan dengan banyaknya perubahan fisik seperti pada organ genital, perut

kian membesar dan lain-lain. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dn

intensif, ibu hamil dapat menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara

optimal.

Senam hamil adalah adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu

hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan.

Sebelum memulai senam hamil, lakukan dulu gerakan pemanasan sehingga

peredaran darah dalam tubuh akan meningkat dan oksigen yang diangkut ke otot-
otot dan jaringan tubuh bertambah banyak, serta dapat mengurangi kemungkinan

terjadinya kejang/luka karena telah disiapkan sebelumnya untuk melakukan gerakan

yang lebih aktif.

Kapan dianjurkan mengikuti senam hamil? Jika kandungan mencapai 6 bulan

ke atas, lakukan senam hamil, kecuali ada kelainan tertentu pada kehamilan.

Sebelum memutuskan mengikuti senam hamil, diskusikan kondisi kehamilan dengan

dokter atau bidan.

Perempuan mengandung yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat

menjalani persalinan dengan lancar, dapat memanfaatkan tenaga dan kemampuan

sebaik-baiknya sehingga proses persalinan normal berlangsung relatif cepat.

a. Langkah-Langkah Dasar Senam Hamil:

1. Duduk bersila dan tegak, kedua lengan mengarah ke depan dan santai.

Lakukan sebanyak mungkin dalam posisi sehari-hari

2. Sikap merangkak, jarak antara kedua tangan sama dengan jarak antara

kedua bahu. Keempat anggota tubuh tegak lurus pada lantai dengan

badan sejajar lantai. Lakukan gerakan ini: Tundukkan kepala, lihat perut

bagian bawah dan pinggang diangkat sambil mengempiskan perut dan

mengerutkan lubang anus. Selanjutnya turunkan pinggang dengan

mengangkat kepala sambil melemaskan otot-otot dinding perut dan otot

dasar panggul. Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali

3. Lakukan sikap merangkak dengan meletakkan kepala di antara kedua

tangan lalu menoleh ke samping kanan/kiri, selanjutnya turunkan badan

hingga dada menyentuh kasur dengan menggeser siku sejauh mungkin

ke samping. Bertahanlah pada posisi tersebut selama 1 menit,


kemudian tingkatkan menjadi 5-10 menit atau sesuai kekuatan ibu

hamil

4. Berbaring miring ke kiri (lebih baik ke arah punggung bayi), lutu kanan

diletakkan di depan lutut kiri (ganjal dengan bantal). Lengan kanan

ditekuk di depan dan lengan kiri letakkkan di belakang

5. Bernaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, bawah kepala

diberi bantal, demikian juga bawah perut agar perut tidak menggantung.

Tutup mata, tenang, atur nafas dengan berirama.

6. Berbaring telentang, pegang kedua lutut dengan kedua tangan dan

rileks. Lakukan kegiatan berikut: Buka mulut secukupnya, tarik nafas

dalam semaksimal mungkin, ketupkan. Mengejanlah seperti buang air

besar, gerakan badan ke bawah dan ke depan. Setelah tak dapat

menahan lelah, kembali ke posisi awal. Ulangi gerakan ini 3-4 kali

dengan interval 2 menit.


b. Manfaat Senam Hamil

Olah raga sangat penting bagi ibu hamil, untuk tetap mendapatkan tubuh yang

sehat dan bugar. Namun olah raga yang dilakukan, juga harus yang sesuai dengan

perubahan fisik. Senam yang pas dilakukan saat kehamilan adalah senam hamil.

Senam hamil biasanya dimulai saat kehamilan memasuki trisemester ketiga, yaitu

sekitar usia 28-30 minggu kehamilan. Selain untuk menjaga kebugaran, senam hamil

juga diperlukan untuk meningkatkan kesiapan fisik dan mental calon ibu selama

proses persalinan. Berikut beberapa tujuan senam hamil:


1. Menguasai teknik pernapasan.

Latihan pernapasan sangat bermanfaat untuk mendapatkan oksigen,

sedangkan teknik pernapasan dilatih agar ibu siap menghadapi

persalinan.

2. Memperkuat elastisitas otot.

Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,

sehingga dapat mencegah atau mengatasi keluhan nyeri di bokong, di

perut bagian bawah dan keluhan wasir.

3. Mengurangi keluhan.

Melatih sikap tubuh selama hamil sehingga mengurangi keluhan yang

timbul akibat perubahan bentuk tubuh.

4. Melatih relaksasi.

Proses relaksasi akan sempurna dengan melakukan latihan kontraksi dan

relaksasi yang diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit

saat proses persalinan.

5. Menghindari kesulitan.

Senam ini membantu persalinan sehingga ibu dapat melahirkan tanpa

kesulitan, serta menjaga ibu dan bayi sehat setelah melahirkan.

Hampir di setiap rumah sakit bersalin memiliki kelas senam hamil. Ada

baiknya Anda mensurvey rumah sakit tempat Anda akan bersalin, sekaligus

mengikuti program senam hamil di rumah sakit tersebut.

Tapi bila lokasinya jauh dan Anda tak punya cukup waktu untuk ke rumah

sakit, sebenarnya senam hamil juga bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun senam
ini harus dilakukan secara teratur, dengan kondisi yang tenang dan menggunakan

pakaian yang longgar. Berikut beberapa petunjuk dalam melakukan senam hamil:

Latihan Otot Kaki

1. Duduklah dengan posisi kedua lutut diluruskan, tubuh bersandar pada

kedua lengan yang diletakkan di belakang pantat.

2. Tegakkan kedua telapak kaki dengan lutut menekan kasur. Kemudian

tundukkan kedua telapak kaki bersama jari-jarinya. Ulangi beberapa kali.

3. Hadapkan kedua telapak kaki satu sama lain dengan lutut tetap

menghadap ke atas, kembalikan ke posisi semula. Ulangi terus sebanyak

beberapa kali.

4. Kedua telapak kaki digerakkan turun ke arah bawah, lalu gerakan

membuka ke arah samping, tegakkan, kembali, dan seterusnya.

5. Kedua telapak kaki buka dari atas ke samping turunkan, hadapkan,

kembali ke posisi semula, dan seterusnya.

Kegunaan: Memperlancar sirkulasi darah di kaki dan mencegah

pembengkakan pada pergelangan kaki.

Latihan Pernafasan

1. Pernafasan perut

 Tidurlah terlentang dengan satu bantal, kedua lutut dibengkokkan dan

dibuka kurang lebih 20 cm.

 Letakkan kedua telapak tangan di atas perut di sekitar pusat sebagai

perangsang. Keluarkan napas dari mulut (tiup) sambil tangan menekan

perut ke dalam.
 Tarik napas dari hidung dengan mulut tertutup, perut mengembang

mendorong kedua tangan ke atas. Perhatikan bahwa gerakan

pernafasan dilakukan dengan perut (jadi dada tidak ikut kembang

kempis).

Kegunaan: Melemaskan dinding perut agar mudah diperiksa oleh

dokter/bidan.

2. Pernafasan iga

 Tidur terlentang (seperti pada pernapasan perut), letakkan kedua

tangan dalam posisi mengepal di iga sebagai perangsang.

 Bernapaslah seperti pada pernapasan perut, dengan pengecualian

tangan menekan iga ke dalam dan iga mengembang mendorong kedua

tangan ke arah samping luar.

Kegunaan: Mendapatkan oksigen sebanyak mungkin.

3. Pernapasan dada

 Tidur terlentang (seperti pada pernapasan perut), letakkan kedua

tangan di dada bagian atas.

 Keluarkan napas dari mulut (tiup) dengan tangan menekan dada ke

arah dalam.

 Tarik napas dari mulut dengan mulut terbuka, dada mengembang

mendorong ke dua tangan ke atas.

Kegunaan: Mengurangi rasa sakit saat bersalin.

4. Pernapasan panting (pendek-pendek dan cepat)


Pernapasan ini menyerupai pernapasan dada, hanya saja irama

pernapasan lebih cepat dengan gerakan napas dihentikan separuhnya

(bernapas tidak terlalu dalam, pendek-pendek saja).

Kegunaan: Istirahat atau menghilangkan lelah sesudah mengejan. Juga

dilakukan saat ibu sudah merasa ingin mengejan sementara pembukaan belum

lengkap, supaya jalan lahir tidak bengkak atau sobek.

Semua gerakan latihan pernapasan di atas sebaiknya dilakukan enam kali

sehari, di pagi hari sesudah bangun tidur dan malam hari sebelum tidur.

Latihan Otot Panggul

 Tidur terlentang, kedua lutut dibengkokkan.

 Letakkan kedua tangan di samping badan. Tundukkan kepala dan

kerutkan pantat ke dalam hingga terangkat dari kasur.

 Kempeskan perut hingga punggung menekan kasur. Rasakan tonjolan

tulang panggul bergerak ke belakang.

 Lemaskan kembali dan rasakan tonjolan tulang bergerak kembali ke

depan. Ulangi gerakan ini 15-30 kali sehari.

Kegunaan: Mengembalikan posisi panggul yang berat ke depan, mengurangi

dan mencegah pegal-pegal, sakit pinggang dan punggung serta nyeri di lipat paha.

Latihan Otot Betis

1. Berdiri sambil berpegangan pada benda yang berat dan mantap.

2. Posisikan ibu jari dan jari-jari lain menghadap ke atas.


3. Regangkan kaki sedikit dengan badan lurus dan pandangan lurus ke

depan.

4. Tundukkan kepala seraya berjongkok perlahan sampai ke bawah tanpa

mengangkat tumit dari lantai.

5. Setelah jongkok, lemaskan bahu. Kempeskan perut, kemudian perlahan

kembalilah berdiri tegak, lepaskan kerutan. Lakukan enam kali dalam

sehari.

Kegunaan: Mencegah kejang di betis.

Latihan Otot Pantat

1. Tidur terlentang tanpa bantal, kedua lutut dibengkokkan dan agak

diregangkan.

2. Dekatkan tumit ke pantat dengan kedua tangan di samping badan.

3. Kerutkan pantat ke dalam sehingga lepas dari kasur, angkat panggul ke

atas sejauh mungkin.

4. Turunkan perlahan (pantat masih berkerut), lepaskan kerutan, dsb. Ulangi

enam kali sehari.

Kegunaan: Mencegah timbulnya wasir saat mengejan.

Latihan Anti Sungsang

1. Ambil posisi merangkak, kedua lengan sejajar bahu, kedua lutut sejajar

panggul dan agak diregangkan.

2. Kepala di antara kedua tangan, tolehkan ke kiri atau ke kanan.


3. Letakkan siku di atas kasur, geser siku sejauh mungkin ke kiri dan ke

kanan hingga dada menyentuh kasur. Lakukan sehari 2 kali selama 15 –

20 menit/kali.

Kegunaan: Mempertahankan dan memperbaiki posisi janin agar bagian

kepala tetap di bawah. (berbagai sumber)

j. Status Gizi Ibu Hamil

Masa ibu hamil adalah masa dimana seseorang wanita memerlukan berbagai

unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan tidak

hamil. Diketahui bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat

memberikannya..Perlu diperhatikan secara khusus adalah pertumbuhan janin dalam

daerah pertumbuhan lambat dan daerah pertumbuhan cepat. Daerah pertumbuhan

lambat terjadi sebelum umur kehamilan 14 minggu. Setelah itu pertumbuhan agak

cepat, dan bertambah cepat sampai umur kehamilan 34 minggu. Kebutuhan zat gizi

ini diperoleh janin dari simpanan ibu pada masa anabolik, dan dari makanan ibu

setiap hari selama hamil. Berikut ini tertera jumlah unsur-unsur gizi yang dianjurkan

selama hamil: kalori 2500 kal, protein 80 g, garan kapur 7,8 g, ferum 18 mg, vitamin

A 4000 Kl, vitamin B1 1,2 mg, vitamin C 25 mg (Moehi Sjahmien, 1988). Makanan

ibu selama hamil dan keadaan gizi ibu pada waktu hamil berhubungan erat dengan

berat badan lahir rendah (BBLR). Apabila makanan yang dikonsumsi ibu kurang dan

keadaan gizi ibu jelek maka besar kemungkinan bayi lahir dengan BBLR.

Konsekuensinya adalah bahwa bayi yang lahir kemungkinan meninggal 17 kali lebih

tinggi dibanding bayi lahir normal (Chase, 1989).


a. Pola Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil

Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi oleh berbagai faktor,

yang terpenting keadaan gizi ibu hamil dan makanan ibu selama berlangsung

kehamilan. Berat badan (BB) sebelum hamil dan perubahan BB selama kehamilan

berlangsung merupakan parameter klinik yang penting untuk memprediksi berat

badan lahir bayi. Wanita dengan berat badan rendah sebelum hamil, atau kenaikan

berat badan rendah sebelum hamil, atau kenaikan berat badan tidak cukup banyak

pada saat hamil cenderung melahirkan bayi BBLR (Sayogo, 1993).Menurut Husaini

kenaikan berat badan yang dianggap baik untuk orang Indonesia ialah 9 kg.

kenaikan berat badan ibu tidak sama, tetapi pada umumnya kenaikan berat badan

tertinggi adalah pada umur kehamilan 16 – 20 minggu, dan kenaikan yang paling

rendah pada 10 minggu pertama kehamilan. Berat badan akan naik 6,5 – 16,5 kg

terutama pada kehamilan 20 minggu terakhir (2 kg/bulan). Kenaikan berat badan

dalam kehamilan disebabkan oleh hasil konsepsi berupa plasenta, fetus, liquor

amnion dan dari ibu sendiri yaitu uterus dan mammae membesar, peningkatan

volume darah, pertambahan protein dan lemak, serta terjadinya retensi darah

(Manaf, 1994).Kenaikan berat badan selama kehamilan sangat mempengaruhi

massa pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada ibu-ibu hamil yang status gizi

jelek sebelum hamil, maka kenaikan berat badan pada saat hamil akan berpengaruh

terhadap berat bayi lahir (Husaini, 1996).

b. Penilaian status gizi

Penilaian status gizi wanita hamil maliputi evaluasi terhadap faktor resiko, diet,

pengukuran antropometrik dan biokimiawi. Faktor resiko diet dibagi dalam dua

kelompok, yaitu risiko selama hamil dan risiko selama perawatan(antenatal). Risiko

yang pertama adalah usiaa dibawah 18 tahun, keluarga prasejahtera, food fadism,
perokok berat, pecandu obat dan alkohol, berat <80% atau >120% berat baku, terlalu

sering hamil, >8 kali dengan sela waktu < 1 tahun, riwayat obstetri buruk, pernah

melahirkan anak mati, dan sedang menjalani terapi gizi untuk penyakit sistemik.

Sementara itu pertambahan berat badan tidak adekuat(<1 kg/bulan), pertambahan

berat berlebihan (> 1 kg/bulan), dan Hb < 11 mg% . Resiko lain yang tidak langsung

berkaitan dengan gizi adalah tinggi badan < 150 cm, tungkai terkena polio,

hemoglobin <8,5 mg%, tekanan darah >140/90 mmHg, edema dan albuminuria >+2,

presentasi bokong, janin kembar, dan perdarahan vagina.

c. Faktor yang mempengaruhi status gizi

Berat badan bayi baru lahir ditentukan oleh status gizi janin. Status gizi janin

ditentukan antara lain oleh status gizi ibu pada waktu konsepsi.

yang dipengaruhi oleh:

1. Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil.

2. Keadaan kesehatan dan gizi ibu.

3. Jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak pertama

4. Paritas

5. Usia kehamilan pertama

6. Status gizi ibu pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan keadaan

dan status gizi pada waktu konsepsi, juga berdasarkan:

 Keadaan sosial dan ekonomi waktu hamil

 Derajat pekerjaan fisik

 Asupan pangan.

 Pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi


d. Kebutuhan gizi selama hamil

1. Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan

cairan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin serfta plasenta,

2. Makanan padat gizi dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh

bukan lemak,

3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku

saat hamil,

4. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk

memperoleh dan memepertahankan status gizi optimal sehingga dapat

menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi

dengan potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup

energi untuk menyusui serta merawat bayi kelak,

5. Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi

yang tidak diinginkan, seperti mual dan muntah,

6. Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyulit yang terjadi

selama kehamilan (diabetes melitus),

7. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan

kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya

selama hidup.

e. Energi

Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, WHO

menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kkal sehari pada trimester I, dan 350

kkal selama trimester II dan III. Sementara Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V

1993 mematok angka 285 kkal perhari (pemberian suplementasi kalori di atas 430

kalori per hari kepada mereka yang berstatus gizi buruk, dapat meningkatkan berat
badan lebih dari 225 gram(Practice dkk, 1983)). Angka ini tentu saja tidak termasuk

penambahan akibat perubahan temperature ruangan, kegiatan fisik, dan

pertumbuhan. Patokan ini bagi mereka yang tidak mengubah kegiatan fisik selama

mengandung.

f. Kebutuhan protein

Kebutuhan ibu hamil akan protein meningkat sampai 68%. Jumlah protein

yang harus tersedia sampai akhir kehamilan sekitar 925 g yang tertimbun dalam

jaringan ibu, janin dan plasenta. National Academy of Sciences mematok angka

sekitar 30 gram. Sementara Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V 1993

menagnjurkan penambahan 12 gr/hari. Bahan pangan yang dijadikan sumber

sebaiknya 2/3-nya marupakan bahan pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti

daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari

tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian.

g. Zat Besi

Kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan

sel darah merah) sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun

selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika

melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin,

dengan 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah

darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan.

h. Asam Folat

Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil

berlipat dua. Kekurangan asam folat secara marjinal mengakibatkan peningkatan

kepekaan, lelah berat, dan gangguan tidur. Dua kondisi pertama menyebabkan kaki

kejang. Kekejangan ini biasanya timbul pada malam hari sehingga lama kelamaan
dapat mengganggu tidur penderita, yang dikenal dengan restless leg syndrome. Jika

kekurangan asam folat bertambah parah, akan terjadi anemia yang ditandai dengan

penampakan kelelahan dan depresi.

Kekurangan asam folat berkaitan dengan bayi lahir rendah, ablasio plasenta

dan, neural tube defect. Pemberian suplementasi dapat menghapus kelainan ini.

CDC (1991) menganjurkan wanita yang pernah melahirlan bayi penderita neural tube

defect, untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 4 mg sehari pada kehamilan

selanjutnya. Preparat suplementasi sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah

ovulasi atau pada 28 hari pertama kehamilan, karena otak dan sumsum tulang

belakang dibentuk pada hari pertama kehamilan. Dengan demikian, pemberian

suplementasi harus dilaksanakan sebelum konsepsi terjadi. Besarnya suplementasi

ialah 280, 660, dan 470 mikrogram per hari, masing-masing pada trimester I, II, III.

Jenis makanan yang mengandung asam folat antara lain ragi, hati, sayuran

berdaun hijau, kacang-kacangan. Sumber lain ialah hati, daging, jeruk, telur.

Karena tidak stabil dalam pemanasan, dan mudah rusak jika dimasak, sayuran

sebaiknya dimakan mentah setelah dicuci dengan air mengalir untuk melenyapkan

sisa pestisida dan / atau telur cacing. Di samping itu, harus diperhatikan pula

pengganggu penyerapan lain, seperti alcohol, kontrasepsi oral, barbiturate, aspirin,

dan obat anti kejang.

i. Kalsium

Metabolisme kalsium selama hamil berubah mencolok, meskipun mekanisme

terjadinya belum sepenuhnya dipahami. Kadar kalsium dalam darah wanita hamil

menurun drastic sampai 5% ketimbang wanita tidak hamil. Secara kumulatif, janin

menimbun kalsium sebanyak 30 g, dengan kecepatan 7, 110, dan 350 mg masing-

masing pada trimester I, II, III.


Asupan yang dianjurkan kira-kira 1200 mg/hari bagi wanita hamil yang berusia

di atas 25 tahun dan cukup 800 mg untuk mereka yagn berusia lebih muda. Sumber

utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya seperti whole milk, skimmed milk,

toghurt, keju, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, serta beberapa bahan

makanan nabati seperti sayuran warna hijau tua dan lain-lain.

j. Vitamin D

Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan dengan gangguan metabolisme

kalsium pada ibu dan janin. Gangguan ini berupa hipokalsemia dan tetani pada bayi

baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, osteomalasia pada ibu. Insidensi dapat

ditekan dalam pemberian 10 mikrogram (400 IU) per hari. Kekurangan vitamin D

menjangkiti nwanita hamil yang bermukim di daerah yang hanya sedikit bersentuhan

dengan sinar matahari sehingga sintesis vitamin D di kulit tidak terjadi.

k. Yodium

Kekurangan yodium selama kehamilan mengakibatkan janin menderita

hipotiroidisme, yang selanjutnya berkembang menjadi kreatinisme karena peran

hormone tiroid dalam perkembangan dan pematangan otak menempati posisi

strategis. Kerusakan saraf akibat hipotiroidisme yang berlangsung pada akhir

kehamilan tidak separah jika hal ini terjadi di awal kehamilan. Karena itu, koreksi

terhadap kekurangan yodium sebaiknya dilakukan sebelum atau selama 3 bulan

pertama kehamilan.

Anjuran asuhan per hari untuk wanita hamil dan menyusui sebesar 200 µg

(Food and Nutrition Board of the National Academy of Scient\ces in the United State),

dalam bentuk garam beryodium, pemberian suplementasi pada hewan ternak,

pemberian minyak beryodium per oral atau injeksi.


l. Dampak Kurang Gizi

Kekurangan asupan gizi pada trimester I dikaitkan dengan tingginya kejadian

bayi lahir prematur, kematian janin, dan kelainan pada sistem saraf pusat bayi.

Sedangkan kekurangan energi terjadi pada trimester II dan III dapat menghambat

pertumbuhan janin atau tak berkembang sesuai usia kehamilannya.

Contoh konkretnya adalah kekurangan zat besi yang terbilang paling sering

dialami saat hamil. Gangguan ini membuat ibu mengalami anemia alias kekurangan

sel darah merah. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan anemia, selain

kelainan bawaan pada bayi, dan keguguran. Padahal, tak sulit memperoleh

tambahan zat besi dan asam folat ini. Selain dari suplemen, juga dari bahan

makanan yang disantapnya. Namun ibu hamil tak dianjurkan mengonsumsi

suplemen multivitamin karena kelebihan vitamin A dan D dosis tinggi dalam tubuh

justru dapat menimbulkan penumpukan yang berefek negatif. Suplemen dalam

bentuk jejamuan juga tidak dianjurkan jika kebersihan dan keamanan bahannya tidak

terjamin. Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada

ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara

normal, dan terkena penyakit infeksi. Pengaruh gizi kurang terhadap proses

persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum

waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan

operasi cenderung meningkat. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi

proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir

mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati

dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

You might also like