Professional Documents
Culture Documents
TUTOR:
drg. Ayu Kristin Rakhmawati
Disusun Oleh:
2018
KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia
– Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Skenario 1 Blok 4 yang berjudul “ALERGI SETIAP
TERPAPAR DEBU”
Laporan skenario ini kami susun demi memenuhi tugas yang diberikan kepada kami. Pada
kesempatan ini, kami ucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan Laporan Skenario ini, terutama kepada drg. Ayu selaku tutor pada tutorial blok 4
yang senantiasa membantu dan membimbing kami, sehingga Laporan Skenario ini dapat kami
selesaikan dengan baik.
Laporan ini kami susun untuk memperluas dan menambah wawasan kami dan para
pembaca khususnya mahasiswa serta untuk menunjang pemahaman dan melatih keterampilan
mahasiswa, kami lampirkan beberapa jurnal dan buku.
Kami menyadari banyak sekali kekurangan dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan laporan selanjutnya.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
KATA PENGANTAR…………………………………………………….………………. 1
DAFTAR ISI…………………………………………………….………………..……….. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………. 3
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………… 3
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….. 4
1.4 Manfaat…………………………………………………………………….................... 4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………..…………………………………………………………… 20
4.2 Dalil………………………………………………………………………..................... 20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….…. 22
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1.3.2 Mampu menjelaskan system pertahanan dan system kekebalan yang ada di dalam
tubuh.
1.3.3 Mampu menjelaskan jenis-jenis sel imun spesifik dan non spesifik.
1.3.9 Mampu menjelaskan mekanisme system imun saat ada zat-zat asing yang masuk ke
dalam tubuh.
1.4 Manfaat
3. Mahasiswa mampu memahami jenis dari sel imun spesifik dan non spesifik.
9. Mahasiswa mampu memahami mekanisme system imun saat ada zat-zat asing yang masuk
ke dalam tubuh.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mapping
Antibody Limfosit
Humoral Selular
Sel Sel
Antigen
Sistem imun merupakan mekanisme pertahanan tubuh sebagai perlindungan dari bahaya
berbagai bahan dalam lingkungan yang dianggap asing bagi tubuh seperti bakteri, jamur, parasit
dan protozoa. (Abbas et al., 2015: Baratawidjaya dan Rengganis, 2009: Benjamin et al., 2000)
Ketika daya tahan tubuh lemah, maka agen infektif akan dengan mudah menembus
pertahanan tubuh dan menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, upaya meningkatkan system imun
menjadi penting untuk dilakukan, salah satunya adalah dengan menggunakan imunomodulator
khususnya yang bersifat immunostimudin. (artikel dari situs etd.repository.ugm.ac.id).
Sistem imun adalah suatu system dalam tubuh yang terdiri atas sel-sel penghasil senyawa
tertentu dan senyawa tersebut bekerja secara kolektif dan terkoordinasi untuk melawan benda
asing seperti kuman, penyakit, atau racun yang masuk ke dalam tubuh. (Sutardi. 2016. Kandungan
Bahan Aktif Tanaman Pegangan dan Khasiatnya untuk Meningkatkan Sistem Imun Tubuh.)
Sistem imun juga dapat diartikan sebagai keadaan perlindungan (terutama pada infeksi
yang ditandai dengan daya ingat dan spesifisitas). Daya ingat adalah meningkatnya kemampuan
suatu organisme untuk berespons terhadap suatu antigen (suatu sel atau molekul yang memacu
system imun, juga dikenal sebagai imunologi) karena pernah terpasang ke antigen.
3.2.1 Pertahanan
Sistem pertahanan tubuh terbagi atas dua jenis, yaitu:
A. Sistem imun non spesifik/natural/bawaan sejak lahir
System imun non spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam
melawan mikroorganisme. Disebut non spesifik karena tidak ditujukan kepada
mikroorganisme tertentu.
Sistem ini terdiri dari:
a. Pertahanan fisik/mekanik
Pertahanan fisik terdiri atas kulit, selaput lender, silia di
saluran pernapasan, batuk, dan bersin yang akan mencegah
masuknya berbagai kuman pathogen ke dalam tubuh.
b. Pertahanan biokimia
Pertahanan biokimia teridiri atas bahan yang dieksresikan
mukosa saluran napas yang mengandung bahan yang berperan
dalam perhanan tubuh secara biokimiawi; asam HCl dalam
3.2.2 Kekebalan
A. Kekebalan Pasif
1) Kekebalan Pasif Alami
Kekebalan ini didapatkan melalui pemindahan antibody atau sel darah
putih yang disensitisasi imunnya dari badan seseorang ke badan orang lain,
misalnya melalui plasenta dari kolostrum dari ibu ke anak.
2) Kekebalan Pasif Buatan
Kekebalan ini dilakukan dengan memberi serum, antibody, antitoksin
misalnya pada tetanus, difteri, gang gregar, gigitan ular dan difenensi imun atau
pemberian sel yang sudah dirensitasi pada tuberculosis dan hepar.
B. Kekebalan Aktif
1) Kekebalan Aktif Alami
Kekebalan ini terjadi apabila suatu mikroorganisme secara alamiah masuk
ke dalam tubuh dan menimbulkan pembentukan antibody atau sel yang
tersensitisasi.
2) Kekebalan Aktif Buatan
Kekebalan ini ditimbulkan dengan vaksinasi melalui pemberian toksoid
tetanus, antigen mikroorganisme baik yang mati maupun yang hidup.
Sel T
Karakteristik sel T, yaitu:
Sel T tidak mengeluarkan antibody, sel-sel harus berkontak langsung dengan
sasaran
Bersifat klonal dan sangat spesifik terhadap antigen
Tidak semua turunan sel T yang teraktivasi menjadi T efektor
a. Sel Tc (cytotoxic)
Sel ini berfungsi menghancurkan sel penjamu yang memiliki antigen asing,
misalnya sel tubuh yang dimasuki oleh virus kanker.
b. Sel Th (helper)
Sel ini berfungsi menolong sel B dalam memproduksi antibody, memperkuat
aktivitas sel T sitotoksik dan sel T penekan (supresor) yang sesuai dan
mengaktifkan makrofag.
c. Sel Ts (supresor)
Sel ini berfungsi untuk menekan produksi antibody sel B dan aktivasi sel T
sitotoksik dan penolong. Sebagian besar dari milyaran sel T diperkirakan
tergolong dalam subpopulasi penolong dan penekan, yang tidak secara langsung
ikut serta dalam destruksi pathogen secara imunologik.
d. Sel Tdh (delayed hypersensitivity)
Sel ini berperan dalam pengarahan makrofag dan sel inflamasi, lainnya ke tempat
terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe lambat. Dalam fungsinya, sel Tdh
sebenarnya menyerupai sel Th.
Bereaksi tanpa memandang apakah agen pencetus pernah atau belum pernah dijumpai.
Reaksinya pun tidak perlu diaktivasi terlebih dahulu seperti pada sistem imun spesifik. Sel-sel
yang berperan adalah:
A. Sel fagosit
Terbagi menjadi dua jenis yaitu fagosit mononuclear dan fagosit polimorfonuclear. Fagosit
mononuclear terdiri atas sel monosit dan sel makrofag, sedangkan fagosit polimorfonuclear
terdiri dari neutrophil dan eosinophil.
1. Fase pengenalan
Fase ini diperankan oleh anti-presentation cell (APC), sel limfosit B dan sel limfosit T
2. Fase efektor
Pada fase ini diperankan oleh antibody dan limfosit efektor.
Antigen berdekatan dengan immunoglobulin permukaan sel B dengan bantuan sel Th (bagi
antigen TD) yang kemudian mengaktivasi enzim dalam sel B sehingga terjadi transformasi
blast, proliferasi dan diferensiasi menjadi sel plasma yang mensekresi antibody dan
membentuk sel B memori.
Antigen TI langsung mengaktivasi sel B tanpa bantuan sel Th.
Kemudian
Antibody yang disekresi dapat:
- Menetralkan antigen sehingga virulensinya hilang
- Berikatan dengan antigen sehingga mudah difagositosis oleh makrofag dalam proses
opsonisasi
- Berikatan dengan antigen untuk mempermudah lisis oleh sel Tc.
Hasil akhir: eliminasi antigen dan pembentukan sel memori.
Sel B dan sel T harus mampu secara spesifik mengenali sel atau bahan lain yang tidak
diinginkan untuk dihancurkan karena berbeda dari sel normal tubuh sendiri. Keberadaan
antigen memungkinkan limfosit melakukan pembedaan tersebut. Ingat kembali bahwa antigen
adalah molekul asing berukuran besar dan unik yang memicu respon imun spesifik dirinya
sendiri, seperti pembentukan antibody yang menyebabkan penghancuran antigen, jika antigen
tersebut masuk ke dalam tubuh (antigen berarti antibody generator, meskipun beberapa
antigen memicu respons imunitas selular dan bukan pembentukan antibody). Secara umum
semakin besar antigenitasnya. Protein asing adalah antigen yang paling umum karena ukuran
dan kompleksitasnya meskipun makromolekul lain, seperti polisakarida berukuran besar
(karbohidrat) dan lipid (lemak) juga fapat berfungsi sebagai antigen. Antigen dapat ada
sebagai molekul sendiri misalnya toksin bakteri, atau merupakan bagian integral dari suatu
struktur multimolekul, misalnya antigen di permukaan suatu mikroba asing.
Salah satu contoh disfungsi kekebalan tubuh adalah adanya penyakit autoimun.
Mekanisme dari penyakit autoimun itu sendiri memiliki dua teori, yaitu:
3.7 Hipersensitivitas
Menurut Cell dan Coombs, reaksi hipersensitivitas dibagi menjadi 4 tipe, yaitu:
a. Kulit
- Sekresi keringat dan sebasea mengandung pH asam dan zat kimia tertentu yang
bersifat antimikroba
- Lisozim: enzim yang memecah dinding sel bakteri
b. Membrane mukosa
Pada saluran pernapasan terdapat agen pelindung berupa:
- Mucus menutupi permukaan bersel silia
- Lisozim dan zat kimia lain yang memiliki sifat anti mikroba
- Fagosit di membrane mukosa
Antibodi pun memiliki caranya tersendiri untuk mempertahankan tubuh dari mikroba
penginvasi. Antibody dapat secara fisik menghalangi antigen, misalnya dengan netralisasi
atau dengan
a. Aglutinasi dengan presipitasi. Yang lebih sering dijumpai, antibody memperkuat respon
imun bawaan dengan
b. Mengaktifkan sistem komplemen
c. Meningkatkan fagositosis dengan bekerja sebagai opsonin dan
d. Merangsang sel natural killer
4.1 Kesimpulan
Sistem imunitas yang baik akan membuat tubuh kita sehat dan terhindar dari segala
penyakit yang ada. Imunitas sudah kita dapatkan semenjak kita masih berada dalam
kandungan, hingga kita tumbuh menjadi dewasa respon imun di dalam tubuh tetap menjaga
kita. Respon imun sendiri terbagi menjadi sistem pertahanan dan kekebalan yang berguna
untuk memerangi virus, bakteri, atau apapun zat-zat yang dapat membahayakan bagi tubuh
karena dapat menyebabkan penyakit. Namun kesalahan dalam imunitas ini juga dapat
menyebabkan penyakit seperti penyakit autoimun, imunodefisiensi dan hipersensitivitas.
4.2 Dalil
Artinya:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.” (Q.S Al-Luqman ayat 14)
Kajian:
Susu ibu merupakan cairan ciptaan Allah yang tiada tandingannya untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi dan melindunginya terhadap infeksi. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu
(Dikaji oleh Dani Fitriyani dengan judul “Keajaiban Air Susu Ibu? Nikmat dan Ajaib…” yang
ditampilkan pada situs www.eramuslim.com pada tanggal 23 November 2013)
2. Fitriyani, Dani. 2013. “Keajaiban Air Susu Ibu? Nikmat dan Ajaib…”. Ditampilkan
pada situs www.eramuslim.com pada tanggal 23 November 2013.
5. Karnen, Garna Baratawidjaja dan Rengganis Iris. 2009. Imunologi Dasar edisi VIII.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UI.
6. Molecular Biology of the Cell; 4th Edition. New York and London: Garland Science.
10. Sutardi. 2016. Kandungan Bahan Aktif Tanaman Pegangan dan Khasiatnya untuk
Meningkatkan Sistem Imun Tubuh.