You are on page 1of 19

KEPERAWATAN GERONTIK

Oleh kelompok 3
Ria Hariyono Putri 152310101004
Aprinia Fajar Sukmawati 152310101017
Syahrul Abdul Yazid 152310101026
Wahyu Adinda Y P 152310101186
Brilian Silviatil U 152310101204
Nindyah Mentari 152310101210

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

i
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunianya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tugas kuliah Keperawatan Gerontik berjudul “
Neglected and Abuse” dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik pada semester enam Fakultas
Keperawatan Universitas Jember Tahun 2018
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Ns. Tantut Susanto, M. Kep., Sp.Kep. Kom. PhD
2. Kedua Orangtua yang senantiasa memberikan semangat dan doa;
3. Untuk teman-teman kelompok yang telah bersedia bekerja sama dan saling
membantu dan;
4. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Dengan segala kerendahan hati kami selaku penyusun makalah ini menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan tugas yang serupa di masa yang akan datang. Semoga segala yang
tertulis di dalam makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya dalam
linngkup Universitas Jember.

Jember, 3 April 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
PRAKATA....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 2
1.3 Tujuan ........................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3
2.1 Definisi.......................................................................................... 3
2.1.1 Definisi Abuse..................................................................... 3
2.1.2 Definisi Neglect................................................................... 3
2.2 Teori-teori tentang penyebab Abuse and Neglect pada lansia.. 4
2.3 Faktor yang menyebabkan abuse and neglect pada lansia....... 5
2.4 Type Abuse dan Neglect............................................................... 5
2.5 Tanda-tanda kekerasan ............................................................... 6
2.6 Prevention Abuse dan neglect ..................................................... 7
2.7 Analisis Jurnal Abuse dan neglect .............................................. 8

BAB 3. PEMBAHASAN................................................................................. 10
BAB 4. PENUTUP.......................................................................................... 14
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 14
4.2 Saran.............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada lansia terjadinya penurunan fisik seseorang dapat diartikan sebagai
proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau menngganti mempertahankan fungsi normalnya yang
ditandai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Pada lansia terjadi
sebuah proses penuaan, proses tersebut bukan proses patologis, proses tersebut
bukan status penyakit tetapi proses berkurangnya daya tahan tubuh. Dengan
kejadian ini akan meningkatkan abuse and neglect pada lansia
Abuse pada lansia merupakan fenomena yang serius dimana kejadian ini
minim akan pelaporan abuse pada lansia diperkirakan setiap tahunya hamper
700.000 sampai 1,2 juta lansia menjadi korban penganiayaan dengan angka
kejadian ini dapat diperkirakan 32 per 100 individu (Stanley, 2006)
Semua indikator di Amerika Serikat menyatakan penganiayaan terhadap orang
dewasa yang lebih tua yang rentan tersebar luas dan terjadi di antara semua
subkelompok. Meskipun perkiraan tetua penyalahgunaan berkisar dari 2% hingga
10% untuk Amerika Serikat (National Research Council, 2003) dan 3% hingga
28% di seluruh dunia (Cooper, Selwood, & Livingston, 2008 dalam Miller 2012)
Sebuah survei dilakukan di antara 291 lansia miskin perkotaan yang tinggal di
Kuala Lumpur menunjukkan bahwa penyalahgunaan dan penelantaran orang tua
secara luas ada, sekitar 1 dari setiap 10 orang tua yang disurvei melaporkan
memiliki beberapa bentuk pelecehan atau lalai dalam 12 bulan terakhir. Dua
pertiga dari mereka yang melapor pelecehan mengalami dua atau lebih insiden
pelecehan, dengan fiancial dan penyalahgunaan psikologis bentuk paling umum
yang dilaporkan. (Mohd S, Jacob R 2017)

Di indonesia berdasarkan survey 10 propinsi pada tahun 2012, kekerasan pada


lansia dengan kekerasan fisik berupa tamparan (17,43%), kekerasan psikologi
berupa teriakan (31,36%) perlakuan tidak adil di lingkungan social (67,33%).

1
Pada tahun 2013di sumatera barat terjadi 373 kasus kekerasan pada lansia dimana
mirsnya 7,3% dilakukan oleh orang terdekat. (Fadhilah, 2015)
Penelitian lain telah mengidentifikasi profil orang tua yang dilecehkan oleh
jenis pelecehan. Misalnya, korban kelalaian diri cenderung memiliki karakteristik
usia yang lebih tua, hidup sendirian, terisolasi secara sosial, sumber daya
ekonomi yang tidak memadai, demensia, penyakit mental, penyalahgunaan zat,
atau menimbun perilaku (Choi, Kim, & Asseff, 2009; Dyer, Goodwin,Pickens-
Pace, Burnett, & Kelly, 2007; Ernst & Smith, dalam tekan; Nathanson, 2009
dalam Miller 2012). Sehingga kita memerlukan pencegahan dini agar pelecehan
dan pengabaian terhadap lansia tidak terjadi lagi di dunia khususnya di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang menyebabkan terjadinya kekerasan pada lansia ?

2. Mengapa kekersan terjadi pada lansia ?

3. Bagaimana mencengah terjadinya kekerasan pada lansia ?

4. Bagaimana cara mengatasi masalah dalam kekerasan yang terjadi pada lansia?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan penyebab terjadinya kekerasan pada lansia

2. Menjelaskan kekersan terjadi pada lansia

3. Menjelaskan mencengah terjadinya kekerasan pada lansia

4. Menjelaskan cara mengatasi masalah dalam kekerasan yang terjadi pada


lansia

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
2.1.1 Definisi Abuse

2
Abuse adalah suatu tindakan pelecehan yang dilakukan kepada lansia
secara berulang baik pelecehan psikologis, Penyiksaan financial, kekerasan
fisik, Pelecehan verbal, pelecehan seksual dan Neglect, dimana tindakan ini
berisiko pada lansia yang akan melakukan isolasi sosial (Mohd& Jacob,
2017). Abuse pada orang tua umumnya terjadi karena penyalahgunaan
kekuatan dimana yang kuat akan menindas yang lemah ada lima jenis
abuse yang sering terjadi pada lansia baik secara kekerasan fisik, pelecehan
psikologis emosional, pelecehan seksual, eksploitasi keuangan, dan
pengabaian. (Wangmo et al, 2017). Berdasarkan pendapat para ahli di atas
maka dapat disimpulkan bahwa abuse adalah tindakan penyalahgunaan
kekuatan untuk menindas maupun melecehkan lansia dimana lansia
diangap lemah dan tidak bisa melakukan apapun dalam memenuhi
kebutuhan sehari harinya dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang ada.
2.1.2 Definisi Neglect
Neglect merupakan tindakan yang berbahaya bagi lansia dimana
kegiatan penelantaran ini terjadi berhubungan dengan kegagalan pemberi
asuhan untuk memenuhi kebutuhan dasar lansia atau kegagalan untuk
menyediakan dirinya sendiri dengan makanan, air, pakaian, tempat tinggal,
kebersihan pribadi, obat-obatan, dan tindakan pencegahan keamanan selain
itu kegagalan dalam memenuhi biaya layanan perawatan yang diperlukan
termasuk merupakan bagian dari pengabaian yang memiliki keuangan
(Wangmo et al, 2017). Self-Neglect atau Pengabaian diri sendiri merupakan
ketidakmampuan memperhatikan diri sendiri akibat dari gangguan kognitif,
cacat fisik, dan tekanan psikologis hal ini akan mengakibatkan lansia tidak
peduli pada dirinya sendiri banyak masalah yang akan terjadi pada lansia
yang mengabaikan dirinya sendiri seperti kurangnya nutrisi, dehidrasi
bahkan hingga menyebabkan kematian. (Dong 2017)
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
neglect merupakan tindakan pengabaian yang dilakukan baik oleh lansia
maupun oleh pengasuh dimana pengasuh dikatakan melakukan pengabaian

3
jika tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar lansia seperti makanan, air,
pakaian dan yang lainya, sedangkan pengabaian diri sendiri bisa terjadi jika
lansia memiliki ganguuan depresi.
2.2 Teori-teori tentang penyebab Abuse and Neglect pada lansia
Menurut Mickey Stanley (2006) ada beberapa aspek teori yang mampu
menjelaskan taentang penyebab Abuse And Neglect pada lansia antara lain
adalah:
1. Teori kekerasan antargenerasi teori ini berfokus pada kekerasan sebagai
prilaku yang dipelajari dan diturunkan dari generasi ke generasi, model teori
ini mengungkapkan bahwa anak yang masa kecilnya berada pada lingkungan
yang kejam maka akan menjadi kejam, Abuse and Neglect merupaka balas
dendam anak kepada orangtuanya dimana orang tuanya pernah melakukan
penganiayaan sewktu masih kecil.
2. Teori Stres dimana teori ini menyatakan stress akan mengakibatkan prilaku
kekerasan, hal ini terjadi karena tekanan yang terjadi melewati batas toleransi
sehingga akan mengakibatkan Flight pada pemberia asuhan jika terus
menerus terjadi.
3. Teori psikopatologi teori ini mengemukakan bahwa orang-orang yang
menderita penyakit mental ataupun memiliki ketergantungan terhadap obat-
obatan,alkohol dan retadasi mental, tidak memiliki kemampuan untuk
mengendalikan priaku seperti halnya orang yang normal.

2.3 Faktor yang menyebabkan abuse and neglect pada lansia


Menurut Wangmo et al (2017) ada beberapa indicator yang menyebabkan
abuse dan neglect antara lain karena tingkat perawatan yang buruk, kurangnya
pengetahuan pemberi asuhan, kelelahan yang dirasakan oleh pemberi asuhan,
beban kerja yang dialami. Setiap lansia ingin di asuh oleh anaknya seperti mereka
mengasuh anaknya sewaktu masih kecil namun karena kesibukan yang ada para
anak justru menitipkan anaknya untuk di asuh oleh orang tuanya para orang tua
tidak memiliki siapapun untuk berbagi (Mohd & Jacob, 2017).

4
Faktor – faktor yang terkait dengan abuse dan neglect pada lansia yaitu
trauma, gangguan fungsional, untuk penyalahgunaan atau penelantaran ras
minoritas atau etnis, pendapatan rendah, kesehatan yang buruk, dan dukungan
sosial yang rendah terhadap pelecehan psikologi atau emosional contohnya
depresi dan penelantaran (Burnes 2014).
2.4 Type Abuse and Neglect
Ada lima jenis abuse yang sering terjadi pada lansia baik secara kekerasan
fisik, pelecehan psikologis emosional, pelecehan seksual, eksploitasi keuangan,
dan pengabaian. Abuse Psikologi terjadi saat kata-kata kasar yang
dilontarkanpada lansia dan menuduh lansia dengan berbagai hal tanpa alasan yang
jelas (Wangmo et al, 2017). Kejadian ini akan mengakibatkan berbagai hal pada
lansia seperti hilangnya minat pada diri atau lingkungan, Kepasifan, Ambivalensi
terhadap anggota keluarga atau pengasuh, Apatis, Ketakutan, Kurangnya kontak
mata dengan praktisi, pengasuh atau orang lain, Meringkuk atau gugup di sekitar
pengasuh atau orang lain, Keengganan untuk berbicara secara terbuka, Insomnia.
Pelecehan seksual dan kekerasan fisik, pelecehan seksual terjadi saat lansia
akan mandi lansia menyentuh daerah seksual, iritasi genitalia, kekerasan fisik
yang terjadi pada lansia seperti memandikan lansia dengan air panas, Intimidasi
verbal dimana lansia dipaksa membuat keputusan sesuai keinginan anak,
direndahkan di tempat umum diperlakukan seperti anak kecil, berteriak saat
memanggil, ancaman fisik (Mohd S, Jacob R 2017).
Eksploitasi keuangan dan kesepian, eksploitasi keuangan ini terjadi seperti
lansia dipaksa untuk mengambil tabungan yang dimiliki, memberikan uangnya
untuk cucunya, membagi harta warisan pada anaknya saat masih hidup. Kesepian
adalah saat lansia sendiri mereka takut jika mati dalam keadaan sendiri hingga
ada yang memberikan nama rumah sesuai nama anaknya untuk mengobati
kesepianya namun itu percuma.
Pengabaian pada lansia dapat dilihat jika adanya bukti-bukti yang mengarah
seperti decubitus,dehidrasi,malnutrisi, lecet karena urine, hygiene buruk, jatuh

5
berulang, atau adanya peryataan langsung dari klien bahwa dirinya tidak [ernah
diperhatikan. (Stanley, 2012)
2.5 Tanda-tanda kekerasan
Situasi yang menggambarkan berbagai bentuk pelecehan, yang mana
didefinisikan Oleh National Centre on Elder Abuse, (2009) dalam Miller, (2012)
1. Physical abuse: penggunaan kekuatan fisik yang dapat mengakibatkan cedera
tubuh, sakit fisik, atau gangguan
2. Sexual abuse: kontak seksual nonkonsensual apa pun dengan orang tua
3. Emotional (psychological): penderitaan, rasa sakit, atau tekanan melalui
tindakan verbal atau nonverbal
4. Neglect: kegagalan untuk memenuhi kewajiban kepada orang tua untuk
memenuhi kebutuhannya
5. Abandonmen: Lansia yang memikul sendiri tanggung jawab untuk perawatan
dirinya tanpa anak atau orang terdekatnya sehingga merasa kesepian.
6. Self-neglect: perilaku orang tua yang mengancam kesehatan atau
keselamatannya sendiri
Neglect pada lansia terjadi seperti kurangnya pakaian bersih, kurangnya
kebersihan dasar, rumah yang berantakan, kotor, perlu perbaikan, pemadaman.
Abuse finansial membeli barang yang tidak pantas, tagihan listrik yang harus
dibayar, hadiah yang diberikan kepada cucu.
Kekerasan fisik memar pada kepala dan badan, luka bakar, luka lain dan
cidera. Kekerasan emosional dan psikologis intimidasi, ancaman,
mempermalukan di depan umum, menganggap anak kecil, membatasi lansia
bertemu dengan temannya.
Kekersan seksualitas pendarahan anus atau vagina yang tidak dapat dijelaskan
secara fisiologis, pakaian yang robek, memar disekitar payudara.
2.6 Prevention Abuse dan neglect
Mengurangi resiko dengan menerapkan sistem yang dapat mencegah
terjadinya abuse misalnya dengan membuat dukungan layanan pada komunitas
untuk menerapkan asuhan yang benar pada lansia, dengan ini maka orang-orang
yang ada disekitar lansia mampu untuk mengurangi faktor-faktor resiko abuse
yang bisa mengakibatkan isolasi social. Memberikan pelatihan pada petugas yang
merawat lansia mengenali apa itu abuse dan tanda-tanda yang akan nampak.

6
Undang-undang perlindungan lansia, meningkatkan koordinasi untuk mencegah
abuse. (Wangmo, 2017)
Stanley menyatakan penatalaksanaan Abuse and Neglect dapat dilakukan
melalui 3 tahapan yaitu primer, skunder, tersier
Penatalaksanaa primer dimulai dari lingkungan dengan mengetahui situasi-
situasi atau lingkungan yang membuatnya tidak nyaman dengan ikut aktif dalam
membantu visibilitas lansia, anjurkan keluarga untuk mempertahankan ikatan
yang erat dengan lansia. Komunitas dianjurkan untuk menyediakan program
kewaspadaan umum untuk masalah-masalah Abuse salah satunya dengan
menyebutkan aktivitas-aktivitas yang dapat membantu lansia untuk menghindari
penganiayaan. Dimana dimulai dari individu lansia baru keluarga kemudian
komunitas hal apa saja yang boleh dilakukan dan tidak oleh lansia di setiap
tataran.
Pencegahan Abuse skunder dapat dilakukan dengan pengkajian dimana sekali
saja lansia menerima penganiayaan harus segera dideteksi deteksi ini dapat
dilakukan di Lembaga-lembaga social, UGD, dan kepolisian identifikasi hasil
temuan yang harus dicatatat seperti mungkin terjadi memar, laserasi, fraktur atau
yang lainya yang mengarah pada Abuse and neglect
Pencegahan tersier dimana jika lansia tidak ingin untuk di panti jompo maka
dapat dilakukan dengan memperbaiki lingkungan bantuan dapat melalui layanan
kesehatan di rumah setiap hari atau pemberian makan kepada lansia yang tidak
mampu memasak, pengawasan secara kontinu dapat dilakukan melalui telepon.
Orang tua yang mengalami Abuse and Neglect biasanya membutuhkan
berbagai macam intervensi dari perawat, yang dikategorikan menurut fungsi
dasar (Miller, 2012)
1. Inti, esensial, layanan integrative
2. Layanan darurat, selama krisis atau tepat sebelum dan sesudah abuse and
neglect
3. Mendukung layanan untuk mengelola masalah dan meningkatkan situasi
4. Layanan rehabilitasi untuk mengatasi masalah baik itu korban atau pelakunya
5. Layanan pencegahan, termasuk program yang diarahkan mengubah
masyarakat dengan cara mengurangi kemungkinan abuse and neglect.

7
2.7 Analisis Jurnal Abuse dan neglect
Penelitian yang dilakukan oleh Burnes, David et al (2014) di Amerika Serikat
tentang abuse dan neglect pada lansia, prevalensi pelecehan psikologi atau
emosional (1,1-9,0%), kekerasan fisik (0,2-1,8%) dan kelalaian (0,4-5,4). Faktor
– faktor yang terkait dengan abuse dan neglect pada lansia yaitu trauma,
gangguan fungsional, untuk penyalahgunaan atau penelantaran ras minoritas atau
etnis, pendapatan rendah, kesehatan yang buruk, dan dukungan sosial yang rendah
terhadap pelecehan psikologi atau emosional (contohnya depresi) dan
penelantaran.
Pada penelitian yang dilakukan di Malaysia menunjukkan bahwa terdapat
tindakan pelecehan yang dilakukan kepada lansia secara berulang baik pelecehan
psikologi, pelecehan verbal dan financial eksploitasi. Didalam jurnal pengasuh
memberikan pelecehan verbal (ancaman) dalam bentuk penghinaan dan
mempermalukan lansia didepan umum. Pelecehan atau kekerasan psikologi yang
terjadi mengakibatkan self-neglect pada lansia dimana lansia tidak mampu
memperhatikan diri sendiri yang terjadi akibat tekanan psikologis yang di dapat
dari pengasuuh yang mengakibatkan lansia tidak memenuhi kebutuhan dasarnya
seperti makan dan obat-obatan.
Di semua negara, pencegahan yang efektif untuk abuse dan neglect pada
lansia memerlukan koordinasi dari semua layanan yang tersedia termasuk
perawatan kesehatan mental, perawatan kesehatan, jasa hukum, jasa keuangan
dan perawatan jangka panjang. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan
bahwa baik dokter dan perawat kekurangan pengetahuan mereka tentang indikator
abuse dan neglect pada lansia. Hal ini terutama berlaku di antara perawat, yang
meskipun waktu kontak mereka lebih besar dengan pasien, menempatkan mereka
pada posisi yang relatif lebih baik untuk mendeteksi penyalahgunaan, mungkin
kehilang tanda-tanda penting dari abuse dan neglect pada lansia yang memberikan
mereka kesempatan untuk mencegah lebih lanjut. Penekanan kuat pada nilai-nilai,
terutama berbakti, menempatkan kebutuhan keluarga di atas individu dan

8
menghindari memalukan keluarga dapat menyebabkan korban tidak mau
menerima bantuan dan pemeliharaan eksternal individu dari campur tangan dalam
masalah keluarga pribadi. Inti dalam jurnal ini adalah untuk menangani abuse dan
neglect pada lansia dengan memberikan perhatian (caregiver) yang lebih kepada
lansia (Mohd & Jacob, 2017).
Dalam jurnal Wangmo, Tenzin et al (2016) Solusi untuk abuse dan neglect
pada lansia terdapat pada perubahan pada tingkat lembaga dan tingkat penyedian
pelayanan keperawatan. Solusi pada perubahan pada tingkat lembaga ialah
mempekerjakan penyedia layanan kesehatan yang lebih akan memungkinkan
peyediaan perawatan yang lebih baik. Pada tingkat penyediaan pelayanan
keperawatan solusinya adalah memberikan pendidikan atau pelatihan pada
petugas yang merawat lansia untuk lebih mengetahui atau mengenali apa itu
abuse dan neglect pada lansia dan tanda-tanda yang akan nampak. Solusi lain di
tingkat pengasuh adalah memiliki budaya dalam tim untuk berkolaborasi yang
baik dan berdiskusi masalah secara terbuka dan mampu mengakui kesalahan
mereka.

9
BAB 3. PEMBAHASAN

Jurnal yang diteliti oleh Burnes, David et al (2014) di Amerika Serikat


menjelaskan bahwa abuse dan neglect pada lansia meliputi pelecehan psikologi atau
emosional, kekerasan fisik dan kelalaian. Dari beberapa macam abuse dan neglect
diatas yang sering terjadi pada lansia yaitu prevalensi pelecehan psikologi atau
emosional (1,1-9,0%). Faktor – faktor yang terkait dengan abuse dan neglect pada
lansia yaitu trauma, gangguan fungsional, untuk penyalahgunaan atau penelantaran
ras minoritas atau etnis, pendapatan rendah, kesehatan yang buruk, dan dukungan
sosial yang rendah terhadap pelecehan psikologi atau emosional contohnya depresi
dan penelantaran. Menurut jurnal yang diteliti di Malaysia faktor yang dapat
menyebabkan abuse dan neglect yaitu akibat tekanan psikologis yang di dapat dari
pengasuh yang mengakibatkan lansia tidak memenuhi kebutuhan dasarnya seperti
makan dan obat-obatan, perlakuan pengasuh terhadap lansia dapat mengakibatkan
abuse dan neglect. Menurut Wangmo et al (2017) faktor yang menyebabkan abuse
dan neglect yaitu karena tingkat perawatan yang buruk, kurangnya pengetahuan

10
pemberi asuhan, kelelahan yang dirasakan oleh pemberi asuhan, beban kerja yang
dialami. Jadi faktor yang menyebabkan abuse dan neglect dapat dari pengasuh lansia
yang merasa beban kerjanya berat dan dari lansia sendiri yang merasa mendapat
tekanan dari pengasuh dan lansia tidak memenuhi kebutuhannya.
Selain itu abuse dan neglect pada lansia juga dapat berupa pelecehan verbal
dan eksploitasi finansial. Dimana pelecehan verbal (ancaman) dalam bentuk
penghinaan dan mempermalukan lansia didepan umum. Pelecehan atau kekerasan
psikologi yang terjadi mengakibatkan self-neglect pada lansia dimana lansia tidak
mampu memperhatikan diri sendiri yang terjadi akibat tekanan psikologis yang di
dapat dari pengasuh yang mengakibatkan lansia tidak memenuhi kebutuhan dasarnya
seperti makan dan obat-obatan.
Di Indonesia sendiri, abuse dan neglect pada lansia juga sering terjadi,
meskipun sudah terdapat undang-undang untuk melindungi lansia, salah satunya UU
RI Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang didalamnya
menjelaskan bahwa lansia berhak untuk mendapatkan pelayanan keagamaan dan
mental spiritual, pelayanan kesehatan, pelayanan kesempatan kerja, pelayanan
pendidikan dan pelatihan, pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam
penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum, pemberian kemudahan dalam
layanan dan bantuan hukum, dan pelindungan sosial.Tindakan abuse dan neglect
berdampak pada kesehatannya baik fisik, sosial maupun psikologisnya. Pelaku
kekerasan pada lansia tersebut ternyata bukan hanya orang lain namun yang sering
dijumpai adalah keluarga lansia tersebut, salah satunya adalah anaknya sendiri
(Mauludiyah et al., 2014).
Menurut penelitian Rismanda (2014), tindak kekerasan dan pengabaian fisik
merupakan salah satu bentuk abuse dan neglect, dimana kekerasan pengabaian fisik
dapat terjadi pada usia lanjut kemungkinan disebabkan dari kurangnya pengetahuan
keluarga terhadap pengabaian fisik itu sendiri. Padahal dukungan keluarga pada usia
lanjut sangat berarti dan berdampak baik pada fungsi kesehatan usia lanjut itu sendiri.
Selain itu faktor dari kekerasan pengabaian ekonomi juga dapat terjadi pada usia

11
lanjut dikarenakan pada dasarnya tingkat ekonomi masyrakat Indonesia masih
dibawah rata-rata dan usia lanjut yang ada di Indonesia berbeda dengan usia lanjut
yang ada di negara-negara maju lainnya yaitu berbeda secara sarana dan prasarana
dalam rangka meningkatkan status kesehatannya, di Indonesia usia lanjut kurang
mendapatkan jaminan sosial dari pemerintah secara finansial berbeda dengan negara
maju.
Pengabaian psikis pada usia lanjut dikarenakan kurangnya pengetahuan
keluarga terhadap tindakan kekerasan itu sendiri. Keluarga beranggapan bahwa apa
yang dilakukannya adalah hal yang biasa dan tidak akan berdampak apa-apa pada
usia lanjut, salah satu contoh adalah keluarga jarang berkomunikasi terhadap usia
lanjut, kaluarga jarang meminta pendapat kepada usia lanjut dalam urusan keluarga
dan keluarga jarang memberikan informasi yang berguna untuk kesehatan usia lanjut
itu sendiri (Rismanda, 2014).
Seperti yang telah dijelaskan di atas, penyebab abuse and neglect pada lansia
di Indonesia sesuai dengan teori yang dikemukakan Mickey Stanly (2006) tentang
penyebab abuse and neglect yaitu kekerasan antargenerasi seperti anak yang
mendapatkan kekerasan saat kecil akan membalas perbuatan orang tuanya pada saat
lansia, stres yang terjadi karena tekanan yang terjadi melewati batas toleransi
sehingga akan mengakibatkan flight pada pemberia asuhan jika terus menerus terjadi,
dan psikopatologi seperti pemberi asuhan yang menderita penyakit mental ataupun
memiliki ketergantungan terhadap obat-obatan, alkohol dan retadasi mental yang
cenderung menyebabkan kekerasan pada lansia. Penyebab abuse and neglect di
Indonesia terjadi karena kurangnya pengetahuan keluarga terhadap pengabaian fisik,
stress dan tingkat ekonomi yang rendah.
Penalaksanaan menurut penelitian Wangmo, Tenzin et al (2016), solusi untuk
abuse dan neglect pada lansia dengan perubahan pada tingkat lembaga dan tingkat
penyedian pelayanan keperawatan meliputi pendidikan dan pelatihan pada petugas
yang merawat lansia. Di Indonesia, penatalaksanaan untuk mengatasi abuse and
neglect pada lansia dapat dilakukan dengan mengadakan program pelatihan kader di

12
wilayah setempat, seperti yang telah dilakukan di di Desa Bokoharjo Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman Yogyakarta (Iswanti, 2010).

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Abuse adalah tindakan penyalahgunaan kekuatan untuk menindas maupun
melecehkan lansia dimana lansia diangap lemah dan tidak bisa melakukan
apapun dalam memenuhi kebutuhan sehari harinya dan ikut serta dalam kegiatan-
kegiatan yang ada. Sedangkan neglect merupakan tindakan pengabaian yang
dilakukan baik oleh lansia maupun oleh pengasuh dimana pengasuh dikatakan
melakukan pengabaian jika tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar lansia seperti
makanan, air, pakaian dan yang lainya, sedangkan pengabaian diri sendiri bisa
terjadi jika lansia memiliki ganguuan depresi. Abuse dan neglect masih marak
terjadi di Indonesia

Pencegah terjadinya abuse misalnya dengan membuat dukungan layanan pada


komunitas untuk menerapkan asuhan yang benar pada lansia, dengan ini maka
orang-orang yang ada disekitar lansia mampu untuk mengurangi faktor-faktor
resiko abuse yang bisa mengakibatkan isolasi social. Memberikan pelatihan pada

13
petugas yang merawat lansia mengenali apa itu abuse dan tanda-tanda yang akan
nampak. Undang-undang perlindungan lansia, meningkatkan koordinasi untuk
mencegah abuse.
4.2 Saran

Sebagai seorang perawat yang professional sudah menjadi tugas kita untuk
mengatasi abuse dan neglect pada lansia. Bahkan untuk keluarga sudah
seharusnya menjadi pelindung untuk lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Burnes, David et al. 2014. Elder Abuse and Neglect Risk Alleviation in Protective
Services. Journal of Interpersonal Violence. (diakses pada 6 april 2018)
Carolyn et al. 2017. Identifying elder abuse & neglect among family caregiving
dyads: A cross sectional study of psychometric properties of the QualCare
scale. International Journal of Nursing Studies
doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2017.01.012 [edisi online]
http://www.journalofnursingstudies.com/article/S0020-7489(17)30025-
1/fulltext (diakses pada 6 april 2018)
Dong., XinQi. 2017. elder self-neglect: research and practice. Clinical Interventions
inAging[edisionline]https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5472408/
(diakses pada 6 april 2018)
Fadhilah., Risa. 2015. Gambaran Prilaku Kekerasan Pada Lansia Di Rw XIV
Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang.
Skripsi. Prodi D III Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kemenkes
Padang. [edisi online] http://pustaka.poltekkes-
pdg.ac.id/repository/RISA_FADHILAH.pdf (diakses pada 6 april 2018)

14
Health In Aging Fondation. 2017. Preventing and AddressingElder Abuse [edisi
online] http://www.healthinaging.org/files/documents/tipsheets/elder_abuse.pdf
(diakses pada 6 april 2018)
Iswanti, et al. 2010. Pelatihan Kader untuk Menanggulangi Kekerasan Terhadap
Perempuan Lansia. http://eprints.uny.ac.id/3618/1/ARTIKEL_PPM.pdf
(diakses pada 29 april 2018)
Mauludiyah, I., Akbarani, R., dan Inayatul, E. F. 2014. Kajian Kejadian Kekerasan
Dalam Rumah Tangga Pada Lansia Dikelurahan Ksatrian Kota Malang.
PSIKOVIDYA VOLUME 18 NOMOR 2 DESEMBER 2014.
http://psikovidya.wisnuwardhana.ac.id/index.php/psikovidya/article/view/21/18
Mohd S, Jacob R. 2017. Psychological Wellbeing, Health and Ageing -Elder Abuse
and Neglect. Aging Res Open Acc: AROA -103. DOI: 10.29011/AROA- 103.
100003 [edisi online]https://gavinpublishers.com/articles/Research-
Article/Aging-Research-Open-Access/Psychological-Wellbeing-Health-and-
Ageing-Elder-Abuse-and-Neglect(diakses pada 6 april 2018)
Miller., Carol A. 2012. Nursing for Wellness in Older Adults theory and practice.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin. Sixth Edition. London: Wolter
Kluwer Health
Rismanda, F. 2014. Studi Dekskriptif Kekerasan pada Lansia dalam Keluarga di
Desa Tandang Kecamatan Tembalang Semarang. FIKkeS: Jurnal Keperawatan
Vol. 7 No. 2 Oktober 2014 : 107 – 117.
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/FIKkeS/article/view/1891
Stanly.,Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Ed 2. Jakarta:EGC
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/45/438.bpkp.
Wangmo., Nordström, Kressig. 2016. Preventing elder abuse and neglect in geriatr
ic institutions: Solution s from nursing care providers. Geriatric Nursing
doi.org/10.1016/j.gerinurse.2016.12.016 [edisi

15
online]https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28139262 (diakses pada 6 april
2018)

16

You might also like