You are on page 1of 11

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP


DENGAN PERILAKU KONSUMSI JAJANAN DI MI
SULAIMANIYAH JOMBANG

Mukhammad Aminudin Bagus Febryanto1


Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 1
Kutipan: Febryanto, M. A. B. (2016). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan
Perilaku Konsumsi Jajanan Di Mi Sulaimaniyah Jombang. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 1 (2)

INFORMASI ABSTRACT

Korespodensi: Objective: to analyze the relationship between knowledge and


febryanto_muhammad@yahoo.com attitude with behavior of healthy snack consumption in MI
Sulaimaniyah Mojoagung, Jombang.

Methods: This research used quantitative methods. The type of


this research was observational and used cross-sectional
approach. The dependent variable in this research was the student
Keywords: behavior of snack consumption. And the independent variables
Knowledge, Attitude, Behavior of were knowledge and student’s attitude. The total population in this
Snack’ consumption, MI research was 86 students. All of them were fifth grades student in
Sulaimaniyah Jombang. MI Sulaimaniyah Mojoagung, Jombang. The sample of this
research was 50 students. This research used pearson correlation
test to analyzed the results.

Results: Most of respondents were 12 years old (64%) and 11


years old (36%) and male (66%). Most of students had known
information about nutrient content of food consumption (64%).
Most of respondents had a good attitude toward food selection in
school (64%). Most of respondents had good behavior of snack’s
consumption with positive category (58%).

Conclusion: Based on the result of this research, shows there is a


relationship between respondents knowledge and attitude with the
behavior of healthy snack’s consumption in MI Sulaimaniyah
Mojoagung, Jombang in 2016 proven by significant value of 0,000
(p <0,05).

PENDAHULUAN saat ini adalah Pangan Jajanan Anak


Anak usia sekolah merupakan Sekolah (PJAS) (BPOM RI, 2011).
suatu kelompok generasi penerus Makanan merupakan sumber energi dan
bangsa yang mempunyai potensi dalam berbagai zat gizi untuk mendukung
memajukan pembangunan di masa yang hidup manusia. Tetapi makanan juga
akan datang. Pembentukan kualitas dapat menjadi wahana bagi unsur
Sumber Daya Manusia (SDM) dimulai pengganggu kesehatan manusia bahkan
sejak pada masa sekolah sangat dapat menyebabkan kematian. Makanan
berpengaruh terhadap kualitas saat yang baik, harus bermutu dan aman
mencapai usia yang produktif. untuk dikonsumsi (Vepriati, 2007).
Mengingat anak sekolah merupakan Menurut Permenkes no. 033
generasi penerus bangsa, salah satu hal tahun 2012, masyarakat perlu
penting yang menjadi perhatian serius dilindungi dari penggunaan bahan

7
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

tambahan pangan yang tidak memenuhi Perilaku konsumsi makan


persyaratan kesehatan. Yang dimaksud seperti halnya perilaku lainnya pada diri
dengan perlindungan adalah upaya yang seseorang, satu keluarga atau
diperlukan untuk mencegah pangan dari masyarakat dipengaruhi oleh wawasan
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan cara pandang dan faktor lain yang
dan benda lainnya yang dapat berkaitan dengan tindakan yang tepat.
mengganggu, merugikan, dan Di sisi lain, perilaku konsumsi makan
membahayakan kesehatan manusia dipengaruhi pula oleh wawasan atau
(Noriko dkk, 2011). Keamanan pangan cara pandang seseorang terhadap
merupakan aspek yang sangat penting masalah gizi. Perilaku makan pada
dalam kehidupan sehari-hari. dasarnya merupakan bentuk penerapan
Kurangnya perhatian terhadap hal ini , kebiasaan makan (Khomsan, 2003).
telah sering mengakibatkan terjadinya Kebiasaan makan merupakan cara-cara
dampak berupa penurunan kesehatan individu atau kelompok masyarakat
konsumennya, mulai dari keracunan dalam memilih, mengkonsumsi dan
akibat tidak higienisnya proses menggunakan makanan yang tersedia,
penyimpanan dan penyajian sampai yang didasari pada latar belakang sosial
resiko munculnya penyakit kanker budaya tempat mereka hidup. Anak usia
akibat penggunaan bahan tambah sekolah mempunyai kebiasaan makan
pangan (food additive) yang berbahaya makanan jajanan. Kebiasaan jajan
(Syahrul, 2005). cenderung menjadi bagian budaya
Banyaknya penjual tak luput dalam suatu keluarga. Makanan jajanan
dari banyaknya persaingan, sehingga yang kurang memenuhi syarat
menjadikan para penjual kurang kesehatan dan gizi akan mengancam
memperhatikan mutu, kemanan, dan kesehatan anak. Nafsu makan anak
kualitas barang yang dijual. Mereka berkurang dan jika berlangsung lama
lebih memikirkan keuntungan tanpa akan berpengaruh pada status gizi
memperhatikan aspek keamanan dan (Susanto, 2003).
keselamatan pembeli. Begitu juga Faktor-faktor yang
dengan pembeli yang tidak terlalu mempengaruhi pemilihan makanan
memperhatikan mutu serta kualitas. jajanan meliputi faktor intern dan faktor
Para pembeli biasanya cenderung ekstern. Faktor intern mencakup
memilih harga yang murah sehingga pengetahuan khususnya pengetahuan
tidak memperoleh manfaat dari jajanan gizi, kecerdasan, persepsi, emosi dan
tersebut secara maksimal. Perilaku motivasi dari luar. Pengetahuan gizi
jajanan anak dipengaruhi oleh adalah kepandaian memilih makanan
pengetahuan gizi, sikap, serta perilaku yang merupakan sumber zat-zat gizi
yang terkait dalam pengambilan dan kepandaian dalam memilih
keputusan pemilihan makanan jajanan makanan jajanan yang sehat.
sehat. Terbentuknya perilaku akan Pengetahuan gizi anak sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap berpengaruh terhadap pemilihan
dan tindakan anak mengenai pemilihan makanan jajanan (Notoatmodjo, 2007).
makanan jajanan sehat. Apabila Sikap seorang anak adalah komponen
pengetahuan, sikap dan tindakan anak penting yang berpengaruh dalam
masih kurang memadai, maka memilih makanan jajanan. Sikap positif
pemilihan makanan jajanan menjadi anak terhadap kesehatan kemungkinan
kurang tepat (Hartono dan Widyastuti, tidak berdampak langsung pada
2005). perilaku anak menjadi positif, tetapi
sikap yang negatif terhadap kesehatan
hampir pasti berdampak pada

8
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

perilakunya. (Notoatmodjo, 2007). 2008 dengan sampel PJAS (Pangan


Berlatar belakang hal di atas, maka Jajajan Anak Sekolah) di SD
peneliti ingin menganalisis hubungan menunjukkan bahwa pengetahuan gizi
antara pengetahuan dan sikap memilih dan keamanan pangan penjaja PJAS di
jajanan sehat dengan perilaku memilih daerah kabupaten tidak jauh berbeda
jajanan sehat pada anak sekolah dasar. dengan penjaja PJAS di daerah kota dan
Salah satu aspek yang pengetahuan gizi dan keamanan pangan
memegang peranan yang cukup penting penjaja PJAS di luar jawa lebih baik
dalam memberikan asupan energi dan dibandingkan dengan pengetahuan
gizi serta pemeliharaan ketahanan penjaja PJAS di Jawa. Hasil Penelitian
belajar bagi anak ketika berada di Badan Pengawas Obat dan Makanan
sekolah adalah pangan jajanan. Selama (BPOM, 2013) menemukan dari 7.200
6-8 jam per hari waktu anak dihabiskan sampel yang diambi dari 990 pedagang
di sekolah dan 90 persen anak sekolah jajanan anak sekolah (PJAS) yang
membeli jajan di sekolah (BPOM, tersebar di 30 kota di Indonesia terdapat
2011).Pangan jajanan mempunyai cita 1.720 (23,89 %) sampel tidak
rasa yang enak di lidah, mudah didapat, memenuhi syarat.
penampilan yang menarik dan harganya Balai Besar POM Surabaya pada
terjangkau sehingga banyak anak yang tanggal 22-24 Maret 2016 melakukan
gemar membeli pangan jajanan kunjungan dengan Dinas Kesehatan
tersebut. Namun, hal tersebut Kabupaten Jombang mengunjungi 3
berbanding terbalik dengan kualitas (tiga) SD dan 2 (dua) SMP di wilayah
jajanan, baik dari segi keamanan Kabupaten Jombang, tim melakukan
komposisinya maupun kebersihannya pengujian terhadap produk jajanan yang
yang dapat membahayakan kesehatan diduga mengandung bahan bahaya
anak. Makanan dan jajanan sekolah formalin, boraks dan pewarna tekstil.
sangat beresiko terhadap cemaran Hasil pengujian menggunakan pereksi
biologis atau kimiawi yang banyak cepat memberikan hasil positif boraks
mengganggu kesehatan, baik jangka terhadap beberapa produk kerupuk,
pendek maupun jangka panjang cincau serta pewarna tekstil pada
(Purtiantini, 2010). Menurut produk krupuk. Hal ini tentunya masih
Kementerian Kesehatan Republik banyak jajanan anak sekolah di
Indonesia tahun 2014 sekitar 40%-44% Kabupaten Jombang masih kurang
pangan jajanan anak sekolah tidak aman. Berdasarkan hasil penelitian
memenuhi syarat kesehatan. pendahuluan di MI Sulaimaniyah
Pangan jajanan anak sekolah Kauman Mojoagung pada tanggal 11
yang tidak memenuhi syarat tersebut Januari 2016, sekolah ini tidak memiliki
dikarenakan oleh beberapa faktor kantin sekolah dan siswa-siswi
diantaranya adalah kondisi makanan mayoritas mengkonsumsi jajanan di
yang tidak higienis, alat 2 yang lingkungan sekolah. Masih banyak
digunakan untuk mengolah makanan pedagang kaki lima yang terlihat
tidak bersih, orang yang menjual atau menggunakan saos berwarna merah
membuatnya tidak sehat, makanan yang yang mencolok dan minyak yang
terkontaminasi bakteri, hingga digunakan untuk menggoreng lebih dari
penggunaan bahan-bahan berbahaya 2 kali sehingga minyak yang digunakan
seperti boraks, formalin, rhodamin B, berwarna hitam, selain itu lingkungan
dan methanil yellow (BPOM, 2014). sekitar tempat penjualan jajanan yang
Hasil surveilan Seafast Center-IPB, kurang bersih. Oleh karena itu, peneliti
Sucofindo dan Badan POM RI Tahun ingin mengetahui apakah ada hubungan
antara pengetahuan dan sikap dengan

9
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

perilaku mengkonsumsi jajanan pada menurut (Poerwadi, 1993). Jadi


siswa-siswi MI Sulaimaniyah berdasarkan jumlah populasi yaitu 86
Mojoagung, Jombang. orang maka besar sampel pada
penelitian ini sebesar 50 responden.
Cara pengambilan sampel dalam
METODE penelitian ini adalah menggunakan
Penelitian ini menggunakan metode teknik simple random sampling. Simple
kuantitatif. Jenis penelitian ini bersifat random sampling adalah teknik
observasional dengan pendekatan cross pengambilan sampel dari anggota
sectional. Pada penelitian ini peneliti pupulasi dengan cara acak tanpa
akan mengambil data variabel terikat memperhatikan strata (tingkatan) dalam
(perilaku anak mengkonsumsi jajanan suatu populasi. Dalam penelitian ini,
sehat maupun variabel bebas populasi dibuat homogen dengan
(pengetahuan dan sikap mengenai memperhatikan kriteria inklusi yang
konsumsi jajanan) dalam satu satuan telah ditetapkan. Teknik dan langkah
waktu yang sama. Desain penelitian ini pengambilan sampel sebagai berikut:
yaitu dengan membagikan kuesioner 1. Mencatatat nama-nama siswa
yang terdiri dari 4 bagian yaitu lembar kelas 5.
kuesioner tingkat pengetahuan, lembar
kuesioner sikap, lembar kuesioner 2. Melakukan pengundian secara
perilaku pemilihan jajanan yang ada di acak terhadap siswa kelas 5.
lingkungan sekolah. Populasi dalam 3. Nama-nama yang terpilih
penelitian ini adalah seluruh siswa yang kemudian dijadikan sampel.
tercatat sebagai siswa kelas 5 di sekolah Penelitian ini dilaksanakan di MI
MI Sulaimaniyah Kecamatan Sulaimaniyyah Mojoagung, Jombang.
Mojoagung Kabupaten Jombang yang Alasan pemilihan lokasi di MI
berjumlah 86 anak. Sampel pada Sulaimaniyyah Mojoagung, Jombang,
penelitian ini adalah siswa kelas 5. sekolah ini tidak memiliki kantin
Kriteria inklusi sampel dalam penelitian sekolah dan siswa-siswi mayoritas
ini adalah: mengkonsumsi jajanan di lingkungan
1. Seluruh siswa kelas 5 MI sekolah. Masih banyak pedagang kaki
Sulaimaniyah Kecamatan Mojoagung. lima yang terlihat menggunakan saos
2. Siswa dalam keadaan sehat. berwarna merah yang mencolok.
Minyak goreng yang digunakan untuk
3. Tidak sedang berpuasa sejak 2 menggoreng lebih dari 2 kali sehingga
hari sebelum penelitian. minyak yang digunakan berwarna
4. Tidak sedang absen selama 2 hitam, selain itu lingkungan sekitar
hari sebelum penelitian. tempat penjualan jajanan yang kurang
bersih. Berdasarkan hasil observasi
5. Bersedia menjadi responden
pada kepala sekolah, sekolah ini belum
dalam penelitian ini.
pernah melaksanakan penyuluhan atau
Dalam menentukan besar sampel, program edukasi tentang jajanan yang
jumlah populasi (N) dapat diketahui aman kepada siswanya. Penelitian ini
dari daftar jumlah siswa-siswi kelas 5 dilaksanakan pada bulan Juli 2016 di
MI Sulaimaniyah Kecamatan MI Sulaimaniyyah Mojoagung,
Mojoagung Kabupaten Jombang yang Jombang.
berjumlah 86 anak. Cara menentukan
Variabel bebas adalah variabel yang
besar sampel yaitu dengan
berpengaruh atau yang menyebabkan
menggunakan simple random sampling.
berubahnya niat dari variabel terikat.
Besar sampel ditentukan dengan rumus

10
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

Variabel bebas dalam penelitian ini Pengolahan data dikerjakan


adalah pengetahuan dan sikap siswa- menggunakan teknik skoring yang
siswi. Variabel terikat adalah variabel kemudian data hasil skoring di analisis
yang diduga nilainya akan berubah dengan tujuan untuk melihat hubungan
karena pengaruh dari variabel bebas. dari masalah yang dibahas
Variabel terikat dalam hal ini adalah menggunakan uji korelasi Pearson.
Perilaku mengkonsumsi jajanan. Data Adapun langkah-langkah yang
penelitian diperoleh melalui dilakukan adalah, yang pertama yaitu
pengumpulan data primer dan data Coding, pengelompokan data serta
sekunder. Sebelum melakukan pemberian kode atau nilai pada
pengumpulan data primer, dilakukan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kajian etik terlebih dahulu. Hal ini untuk mempermudah dalam
untuk bertujuan memberikan kepastian memasukkan data dan analisis data.
perlindungan kepada responden. Kemudian tiap variabel dikategorikan
Sebelum pengumpulan data primer, sesuai jumlah skor/nilai untuk masing-
responden akan diberikan penjelasan masing variabel menurut Alimul, 2007.
mengenai penelitian yang akan Proses yang kedua yaitu Editing,
dilakukan. Responden akan meneliti kembali apa yang telah diisi
memberikan tanda tangannya dalam oleh responden guna menghindari
informed consent sebagai bentuk kesalahan dalam analisis data. Jika
persetujuan dari penelitian yang masih ada data yang kurang jelas dan
dilakukan. kurang lengkap, maka peneliti
Data Primer adalah data yang di peroleh melakukan konfirmasi ulang kepada
secara langsung yang meliputi responden yang bersangkutan.
karakteristik sampel (nama sampel, Proses ketiga adalah melakukan Entry
jenis kelamin, dan umur), tingkat Data, kegiatan menginput atau
pengetahuan, sikap dan perilaku memasukkan semua data yang telah
(kuesioner pilihan konsumsi jajanan di diperoleh kedalam program computer
lingkungan sekolah). Data Sekunder untuk kemudian dianalisis. Proses
adalah data yang diperoleh secara tidak keempat yaitu Cleaning, pemeriksaan
langsung. Dalam penelitian ini data kembali terhadap data yang telah
sekunder meliputi gambaran umum MI dimasukkan sebelum data diolah.
Sulaimaniyah Kecamatan Mojoagung Proses yang kelima yaitu Tabulating,
Kabupaten Jombang (letak geografis menyusun tabel untuk kemudian
sekolah dan jumlah siswa). Instrumen dilakukan analisis yang dibutuhkan.
pengumpulan data yang akan digunakan Dan proses terakhir adalah Analysis,
dalam penelitian ini antara lain: melakukan analisis dengan
1. Lembar kuesioner tentang menggunakan uji korelasi Spearmen.
karakteristik tentang karakteristik
sampel, meliputi nama responden, jenis HASIL
kelamin, dan umur.
2. Lembar kuesioner pengetahuan, Usia responden berkisar antara 11-
sikap, dan perilaku (kuesioner pilihan 12 tahun tersebar pada dua kelas yaitu kelas
konsumsi jajanan di lingkungan 5A dan 5B dengan jumlah siswa 86 dan
yang diambil sebagai responden sebesar 50
sekolah)
siswa. Pada variabel ini usia
3. Komputer dengan program dikelompokkan menjadi dua kelompok,
SPSS untuk menganalisis data. yaitu 11 tahun dan 12 tahun. Sebagian
besar responden berusia 12 tahun yaitu
sebesar 64% dan sisanya responden berusia

11
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

11 tahun dengen persentase 36%. dan sehat sebagian besar responden


Berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 66% memiliki perilaku mengkonsumsi jajanan
responden berjenis kelamin laki-laki, dengan kategori positif yaitu sebesar 58%
sedangkan sisanya 34% (17 dari 50) (29 dari 50) siswa. Sedangkan 42%
responden berjenis kelamin perempuan. responden lainnya memiliki perilaku
Berdasarkan pengetahuan sebagian besar mengkonsumsi dengan kategori negatif.
siswa memahami tentang jenis dan Berdasarkan 7 menunjukkan bahwa ada
kandungan gizi makanan jajanan yang hubungan antara pengetahuan responden
dikonsumsi yaitu sebanyak 64%. Hanya dengan perilaku pemilihan jajanan sehat di
36% yang tidak memahami akan jenis dan MI Sulaimaniyyah Jombang Tahun 2016,
kandungan gizi makanan jajanan yang terbukti dengan nilai signifikansi sebesar
dikonsumsi. Berdasarkan distribusi sikap 0,000 (p < 0,05).
sebagian besar responden memiliki perilaku Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa
mengkonsumsi yang baik terhadap ada hubungan antara sikap responden
pemilihan makanan jajanan sehat di sekolah dengan perilaku pemilihan jajanan sehat di
yaitu sebesar 64% (32 dari 50) siswa MI Sulaimaniyyah Jombang Tahun 2016,
sedangkan sisanya 36% memiliki perilaku terbukti dengan nilai signifikansi sebesar
konsumsi jajanan yang tidak baik. 0,000 (p < 0,05).
Berdasarkan pemilihan jajanan yang aman

Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Usia di MI Sulaimaniyyah Jombang Tahun 2016

Usia n %
11 Tahun 18 36 %
12 Tahun 32 64 %
Total 50 100 %

Tabel 3Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di MI Sulaimaniyyah Jombang Tahun


2016

Jenis Kelamin n %
Laki-laki 33 66%
Perempuan 17 34%
Total 50 100%

Tabel 4Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Siswa di MI Sulaimaniyyah Jombang


Tahun 2016

Pengetahuan n %
Tidak Baik 18 36 %
Baik 32 64 %
Total 50 100 %

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di MI Sulaimaniyyah Jombang Tahun 2016

Sikap n %
Tidak Baik 18 36 %
Baik 32 64 %
Total 50 100 %

12
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

Tabel 6 Distribusi Responden Menurut Perilaku Mengkonsumsi Jajanan Sehat di MI


Sulaimaniyyah Jombang Tahun 2016

Perilaku Pemilihan Jajanan n %


Sehat
Negatif 21 42 %
Positif 29 58 %
Total 50 100 %

Tabel 7 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Perilaku Pemilihan Jajanan Sehat di MI


Sulaimaniyyah Jombang Tahun 2016

Perilaku Pemilihan Jajanan Sehat


Total
Pengetahuan Negatif Positif P-value
n % n % N %
Tidak baik 14 77,8% 4 22,2% 18 100
Baik 7 21,9% 25 78,1% 32 100 0,000
Total 21 42% 29 58% 50 100

Tabel 8 Hubungan Sikap Responden dengan Perilaku Pemilihan Jajanan Sehat di MI


Sulaimaniyyah Jombang Tahun 2016

Perilaku Pemilihan Jajanan Sehat


Total
Sikap Negatif Positif P-value
N % n % N %
Tidak baik 15 83,3% 3 16,7% 18 100
Baik 6 18,8% 26 81,2% 32 100 0,000
Total 21 42% 29 58% 50 100

PEMBAHASAN kurang. Dampak positif dari makanan


Makanan jajanan memegang peranan jajanan itu sendiri dapat menggatinkan
yang cukup penting dalam memberikan energi yang hilang saat beraktifitas
asupan energi dan zat gizi lain bagi disekolah, adapun dampak negatif dari
anak-anak usia sekolah. Konsumsi makanan jajanan yaitu timbulnya diare
makanan jajanan anak sekolah perlu dan keracunan akibat kebersihan kurang
diperhatikan karena aktivitas anak yang terjamin (Khomsan, 2006).
tinggi. Makanan jajanan sering kali Selama ini masih banyak makanan
lebih banyak mengandung unsur jajanan sekolah yang kurang terjamin
karbohidrat dan hanya sedikit kesehatannya dan berpotensi
mengandung protein, vitamin, atau menyebabkan keracunan (Suci, 2009).
mineral. Karena ketidaklengkapan gizi Faktor yang mempengaruhi perilaku
dalam makanan jajanan, maka pada diantaranya adalah pengetahuan dan
dasarnya makanan jajanan tidak dapat sikap. Pengetahuan gizi juga sangat
mengganti sarapan pagi atau makan berpengaruh terhadap sikap dan
siang. Anak-anak yang banyak perilaku dalam memilih makanan,
mengkonsumsi makanan jajanan khususnya dalam memilih makanan
perutnya akan merasa kenyang karena yang tepat, bergizi, seimbang dan
padatnya kalori yang masuk dalam memberikan dasar bagi perilaku gizi
tubuh. Sementara gizi seperti protein, yang baik dan benar yang menyangkut
vitamin, dan mineral masih sangat

13
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

kebiasaan makan seseorang memilih makanan jajanan. Sikap positif


(Sediaoetama, 2000). anak terhadap kesehatan kemungkinan
Tingkat pengetahuan gizi dan keamanan tidak berdampak langsung pada
pangan siswa berpengaruh terhadap perilaku anak menjadi positif, tetapi
sikap dan perilaku dalam pemilihan sikap yang negatif terhadap kesehatan
pangan yang dibeli, dengan hampir pasti berdampak pada
pengetahuan gizi dan keamanan pangan perilakunya (Notoatmodjo, 2007). Hasil
yang baik, diharapkan siswa akan penelitian menunjukkan bahwa ada
memilih pangan yang aman dan bergizi hubungan antara sikap responden
(Purtiantini, 2010). Hasil penelitian dengan perilaku pemilihan jajanan sehat
menunjukkan bahwa ada hubungan di MI Sulaimaniyyah Jombang Tahun
antara pengetahuan responden dengan 2016. Hal ini menandakan bahwa sikap
perilaku pemilihan jajanan sehat di MI merupakan faktor pendukung siswa
Sulaimaniyah Jombang Tahun 2016. dalam memilih jajanan sehat.
Hal ini menandakan bahwa Romdiyatin dalam Maulana (2008)
pengetahuan merupakan faktor yang menyatakan ketidaktahuan tentang
mendukung responden dalam hal bahan makanan dapat menyebabkan
pemilihan jajanan sehat. Pengetahuan pemilihan makanan yang salah dan
mengenai jajanan adalah kepandaian rendahnya pengetahuan gizi akan
memilih jajanan yang merupakan menyebabkan sikap masa bodoh
sumber zat-zat gizi dan kepandaian terhadap makanan tertentu.
dalam memilih jajanan yang sehat. Hal ini sejalan dengan penelitian
Notoatmodjo (2010) dalam Safriana (2012). Berdasarkan hasil uji
penelitiannya mengungkapkan perilaku statistic diperoleh nilai p = 0,000
yang didasari oleh pengetahuan akan sehingga dapat disimpulkan ada
lebih langgeng daripada perilaku yang hubungan antara sikap siswa dalam
tidak didasari oleh pengetahuan. memilih makanan dengan perilaku
Hasil penelitian ini sejalan dengan siswa dalam memilih jajanan di SDN
penelitian Rifka (2015) yang Garot Kec Darul Imarah Kab Aceh
menyatakan adanya hubungan Besar. Salah satu faktor yang memiliki
pengetahuan tentang pemilihan pengaruh besar terhadap terjadinya
makanan jajanan dengan perilaku anak perilaku seseorang yaitu faktor sosio
dalam memilih makanan jajanan, psikologis. Faktor-faktor sosio
peneliti menyimpulkan bahwa psikologis ini terdiri dari sikap, emosi,
mayoritas responden memiliki kepercayaan, kebiasaan, dan kemauan.
pengetahuan dan perilaku yang Sikap merupakan faktor yang sangat
sebanding. Pengetahuan makanan dan penting dalam sosio psikologis karena
kesehatan sangat penting untuk merupakan kecenderungan untuk
dipelajari karena pengetahuan tentang bertindak dan berpersepsi. Sikap juga
makanan dan kesehatan adalah faktor relative akan menetap lebih lama
internal yang mempengaruhi konsumsi daripada emosi dan pikiran
makanan jajanan. Pengetahuan (Notoatmodjo,2010)
makanan dan kesehatan adalah Sikap gizi selain terbentuk dari
penguasaan anak sekolah dasar tentang pengetahuan yang dimiliki, juga
makanan bergizi seimbang, kebersihan dipengaruhi oleh kebudayaan,
dan kesehatan makanan serta kebiasaan makan di rumah dan lembaga
penggunaan bahan tambahan makanan pendidikan tempat anak bersekolah.
dalam makanan jajanan (Kindi, 2013). Suatu kebiasaan makan yang teratur
Sikap seorang anak adalah komponen dalam keluarga akan membentuk
penting yang berpengaruh dalam kebiasaan yang baik bagi anakanak.

14
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

Pembiasaan makan pagi di rumah atau Berdasarkan hasil dan pembahasan


membawa bekal dari rumah adalah penelitian yang dilakukan, maka perlu
salah satu contoh pembiasaan yang menambah pengetahuan tentang
baik. Anak-anak tidak dibiasakan jajan pemilihan jajanan sehat dan aman untuk
di warung kala mereka istirahat sekolah. di konsumsi bagi siswa-siswi MI
Selanjutnya pola makan dalam keluarga Sulaimaniyah Mojoagung Jombang,
harus juga diperhatikan, frekuensi sebaiknya membiasakan membawa
makan bersama dalam keluarga, bekal makanan dan minuman dari
pembiasaan makan yang seimbang rumah agar tidak mengkonsumsi
gizinya, tidak membiasakan makanan- jajanan secara sembarangan, perlu
makanan atau minuman manis, dilakukan pengetahuan dan pendidikan
membiasakan banyak makan buah- gizi ke seluruh siswa di MI
buahan atau sayuran diantara waktu- Sulaimaniyah Mojoagung Jombang dan
waktu makan dsb. Lingkungan sekolah juga sekolah-sekolah tentang keamanan
dapat membentuk kebiasaan makan pemilihan jajanan sehat, pihak sekolah
bagi anak-anak (Rosa, 2011). sebaiknya bekerja sama dengan
puskesmas atau dinas kesehatan
KESIMPULAN setempat untuk memberikan
Berdasarkan hasil penelitian penyuluhan, pembinaan, serta
dan analisis pembahasan yang telah pengawasan kepada para penjual
dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat jajanan di lingkungan sekolah, sehingga
disimpulkan karakteristik responden para penjual menjadi tahu dan peduli
pada penelitian ini berdasarkan jenis dengan mutu dan kriteria keamanan
kelamin dan usia. Berdasarkan jenis jajanan yang dijualnya, dan pihak
kelamin, sebanyak 33 siswa laki-laki, sekolah sebaiknya menyediakan
sedangkan sisanya 17 siswa perempuan. fasilitas kantin sehat, agar siswa dapat
Berdasarkan usia, sebagian besar mengakses makanan yang sehat di
responden berusia 12 tahun yaitu lingkungan sekolah.
sebesar 32 siswa dan berusia 11 tahun
sebesar 18 siswa, Sebagian responden DAFTAR PUSTAKA
telah memiliki pengetahuan yang baik
dalam memahami jenis dan kandungan Amelia, Kindi. 2013. Hubungan
gizi makanan jajanan yang dikonsumsi, Pengetahuan Makanan Dan
Sebagian besar responden memiliki Kesehatan Dengan Frekuensi
sikap yang baik terhadap pemilihan Konsumsi Makanan Jajanan Pada
makanan jajanan sehat di sekolah, Anak Sekolah Dasar
Sebagian besar responden telah Pembangunan Laboratorium
memiliki perilaku yang baik dalam Universitas Negeri Padang [serial
memilih jajan sehat, ada hubungan online]. Tersedia dari : URL:
antara pengetahuan responden dengan http://www.ejournal.unp.ac.id
perilaku pemilihan jajanan sehat di MI (diakses 8 Agustus 2016)
makanan Sulaimaniyah Jombang Tahun Aisyah, Ulfah Nur. 2015. Hubungan
2016, ada hubungan antara sikap Pengetahuan dan Sikap Anak
responden dengan perilaku pemilihan Terhadap Perilaku Pemilihan
jajanan sehat di MI Sulaimaniyah Makanan Jajanan Yang Sehat di
Jombang Tahun 2016. SD Muhammadiyah 16
Karangasem Surakarta.Naskah
Publikasi. FIK-Universitas
SARAN Muhammadiyah Surakarta

15
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

Beverage Institute For Health & Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan


Wellness. (2013). Siklamat. Masyarakat Ilmu dan Seni.
http://www.beverageinstituteind Jakarta: PT. Rineka Cipta.
onesia.org/article/cyclamate/ Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Prinsip-
diakses tanggal 08 Desember prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
2015 pukul 23.39 Masyarakat. Jakarta : Rineka
BPOM. (2013). Laporan Tahunan Cipta
Badan Pengawasan Obat dan Peraturan Pemerintah dan Dirjen POM.
Makanan. Jakarta: (1988). Nomor
Deperindag. 722/Menkes/Per/IX/1988 Tentang
Cahyadi, Wisnu. (2008). Analisi dan Bahan Tambahan Makanan.
Aspek Kesehatan Bahan Jakarta: Departemen Kesehatan
Tambahan Pangan (Edisi II). RI.
Jakarta: Bumi Aksara. Peraturan Pemerintah Nomor 033
Ditjen Bina Gizi. (2011). Pedoman tahun. (2012). Bahan Tambahan
Keamanan Pangan di Sekolah Pangan. Jakarta: Kementerian
Dasar. Jakarta. Noriko, N., Kesehatan RI.
Pratiwi, E., Yulita, dan Elfidasari. Purtiantini. 2010. Hubungan
(2011). Studi KasusTerhadap Zat Pengetahuan dan Sikap Mengenai
Pewarna, Pemanis Buatan dan Pemilihan Makanan Jajanan
Formalin pada Jajanan Anak di dengan Perilaku Anak Memilih
SDN Telaga Murni 03 dan Makanan di SDIT
Tambun 04 Kabupaten Bekasi Muhammadiyah Al Kautsar
http://jurnal.uai.ac.id/index.php/S Gumpang Kartasura. Skripsi.
ST/article/viewFile/26/23.diaksest Program S1 Gizi Universitas
anggal 11 Januari 2016 pukul Muhammadiyah Kartasura.
20.29
Purwaningsih, R., Astuti, R., dan
Khomsan, A. 2006. Solusi Makanan Salawati, T. (2010). Penggunaan
Sehat. Bogor: IPB Natrium Siklamat pada Es Lilin
La Ode Abdul Malik Maulana, Berdasarkan Pengetahuan dan
Saifuddin Sirajuddin, Ulfah Sikap Produsen di Kelurahan
Najamuddin. 2008. Gambaran Srondol Wetan dan Pedalangan
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Kota Semarang
Terhadap Status Gizi Siswa SD http://jurnal.unimus.ac.id/index.p
Inpres 2 Pannampu. FKM- hp/JPDG/article/view/784/838
UNHAS Makassar diakses tanggal 11 Januari 2016.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Raharjo, S. (2014). Cara Melakukan Uji
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Reliabilitas Alpha Cronbach
Rineka Cipta,2010 dengan SPSS
Notoadmodjo, S. (2003). Ilmu http://www.spssindonesia.com/20
Kesehatan Masyarakat Prinsip- 14/01/uji-reliabilitas- alpha
prinsip Dasar. Jakarta: PT. Rineka spss.html diakses tanggal 3 Juni
Cipta. 2016.
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Rifka. (2015). Hubungan Pengetahuan
Penelitian Kesehatan. Jakarta: dan Sikap Mengenai Jajajan
PT. Rineka Cipta. Aman Dengan Perilaku Memilih
Jajanan Pada Siswa Kelas V SD
Negeri Cipayung 2 Kota Depok.

16
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

Skripsi S1, Universitas Islam Syahrul, Fariani. (2005). Analisis


Negeri Syarif Hidayatullah, Faktor Perilaku Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu TerhadapTerjadinya Keracunan
Kesehatan,2015. Makanan: Studi di SD/MI yang
Rosa, Revida. Pengetahuan Gizi dan Pernah Terjadi KLB Keracunan
Keamanan Pangan Jajanan Serta Makanan. Lembaga Penelitian
Kebiasaan Jajan Siswa Sekolah dan Pengabdian Masyarakat
Dasar di Depok dan Universitas Airlangga.
Sukabumi(Skripsi). Bogor : Vepriaty, Nety. 2007. Surveylans
Institut Pertanian Bogor ; 2011 Bahan Berbahaya Pada Makanan
Safriana. “Perilaku Memilih Jajanan diKabupaten Kulonprogo.
pada Siswa Sekolah Dasar di http://www.dinkeskabkulonprog
SDN Garot Kecamatan Darul o.org/?p=58 diakses pada 19
Imarah Kabupaten Aceh Besar Juni 2015.
Tahun 2012”. Skripsi S1, Winarno, G. F. (1993). Pangan: Gizi
Universitas Indonesia, Fakultas teknologi dan Konsumen. PT
Kesehatan Masyarakat, Gramedia Utama, Jakarta.
Universitas Indonesia Yuliarti, Nurheti. (2007). Awas!
Depok,2012 Bahaya Lezatnya di Balik
Sediaoetama, Achmad D, 2000. Ilmu Makanan. Penerbit Andi,
Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Yogyakarta.
Jilid 1, Jakarta: Dian Rakyat. Yuliarti. 2007. Sanitasi Higiene dan
Setiawan, Rudi. 2013. Hubungan Keselamatan Kerja dalam
Pengetahuan Tentang Pemilihan Pengolahan Makanan.
Makanan Jajanan dengan Perilaku Yogyakarta: Kanisius.5.
Anak Sekolah Dasar Dalam
Memilih Makanan Jajanan di
SDN Karangasem III Surakarta. ACKNOWLEDGEMENT
Naskah Publikasi. FIK- Peneliti mengucapkan
Universitas Muhammadiyah terimakasih banyak kepada para piak
Surakarta yang terlibat dalam pelaksanaan
penelitian ini.
.

17

You might also like