Professional Documents
Culture Documents
Research Report
Effect of the Antibacterial of Avocado Seed Extract (Persea americana Mill) to the
Growth of Streptococcus mutans
* Christianto C W, **Diana Nurwati, **Istiati.
* Pendidikan Dokter Gigi
** Staf Pengajar Departemen Biologi Oral
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga
Surabaya – Indonesia
ABSTRACT
Background: Avocado was first discovered by the Spaniards, as time goes avocado in addition to daily
consumption, alupakat also used to treat the disease, especially the avocado seeds are efficacious for treating cavities.
in the avocado seed contains antibacterial chemical compounds such as flavonoids and tannins that are useful for
inhibiting the growth of Streptococcus mutans, preventing dental caries. Purpose: The aim of this study is wants to
know Effect of the antibacterial of Persea americana Mill seed extract to the growth of Streptococcus mutans.
Methods: In this Study, The research sample was divided into six treatment groups and 1 control group as akuadest.
The treatment group consisted of 1 ose Streptococcus mutans culture fed avocado seed extract with a concentration of
5%, 10%, 20%, 40% for 24 hours, at 37 ° C, turbidity adjusted to Mc Farland standard then planting Streptococcus
mutans in TYC media by spreading 0.1 ml. Each filter paper that had dripped avocado seed extract with a
concentration of 40%, 20%, 10%, 5% and then placed in each zone in Incubated aerobically for 2x24 hours ago
observed presence / absence of bacterial colony growth around the disk and measured inhibition zone growth bacteria
using calipers. Results : The study showed that extract Persea americana Mill was found to have better
activityinhibiting growth experimental. flavonoid and tannin derivatives of this plant might have contributed to
inhibiting the growth of Streptococcus mutans. Conclusion: For this study Persea americana Mill seed extract 20% had
the optimal concentration on inhibiting the growth of Streptococcus mutans.
Korespondensi (correspondence): Christianto Chandra W, Bagian Biologi Oral, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Airlangga. Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 47, Surabaya 60132, Indonesia. E-mail: drgtian@gmail.com
yang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan infundasi, Pertama-tama Alpukat diambil biji
Streptococcus mutans di rongga mulut sehingga buahnya ditimbang dan diperoleh 3 kg lalu dicuci,
mencegah terjadinya karies gigi.4,5 Biji alpukat ditiriskan lalu dipotong tipis-tipis dan dihaluskan
mempunyai aktivitas antibakteri dan menghambat dengan di blender, setelah itu ditimbang untuk
pertumbuhan S.mutans, Staphylococcus aureus mengetahui massa biji buah yang akan dicampur
Strain A, B, Staphylococcus albus, Pseudomonas bersama pelarutnya (Akuades). Hasil proses
sp, Proteus vulgaris, Escherichia coli, Bacillus direndam dengan etanol 96% selama 3x24 jam.
subtilis.6,7,8 Campuran disaring dengan kain kassa kedalam
Flavonoid adalah senyawa fenol yang gelas ukur yang telah diberi kertas saring, lalu
telah lama diketahui sebagai salah satu golongan hasil filtratnya diuapkan dengan rotary
zat kimia yang berfungsi sebagai desinfektan. 9 evaporator dengan suhu 450C, sampai kental
Desinfektan berarti bahan kimia atau pengaruh 100%, sebanyak 225 ml.
fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya Sampel penelitian dibagi menjadi 6
infeksi atau pencemaran jasad renik seperti kelompok perlakuan dan 1 kelompok sebagai
bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau kontrol yang diberi akuades. Kelompok perlakuan
menurunkan jumlah mikroorganisme atau bakteri terdiri dari kultur Streptococcus mutans yang
penyakit lainnya.10,11,12 Flavonoid juga bersifat diberi ekstrak biji alpukat dengan konsentrasi 5%,
sebagai antioksidan karena dapat melindungi 10%, 20%, 40% selama 24 jam, pada suhu 37°C,
tubuh dari pengaruh radikal bebas dan polusi kekeruhan disesuaikan dengan standar Mc
lingkungan.2 Selain itu, “flavonoid” juga Farland kemudian dilakukan penanaman kuman
mempunyai daya antibakteri dengan cara Streptococcus mutans pada media TYC dengan
mendenaturasi protein pada membran sel bakteri, cara spreading sebanyak 0,1 ml. Masing-masing
lalu terjadi koagulasi protein, yang kertas saring yang telah diteteskan ekstrak biji
mengakibatkan hilangnya fungsi dari membran sel alpukat dengan konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40%
bakteri dan terjadi peningkatan tekanan osmotik diletakkan pada tiap zona kemudian Diinkubasi
di dalam sel, sehingga terjadi lisis bakteri.13,14 secara aerob selama 2x24 jam lalu diamati ada/
Senyawa aktif “tannin” pada biji alpukat tidaknya pertumbuhan koloni bakteri disekitar
berkhasiat antibakteri yaitu sebagai penghambat disk dan diukur zona hambat tumbuh bakteri
pertumbuhan bakteri. Begitupula senyawa aktif menggunakan jangka sorong.
tannin yang terkandung dalam biji alpukat Zona hambat yang timbul merupakan
diharapkan bermanfaat dalam menurunkan jumlah kemampuan ekstrak biji alpukat (Persea
bakteri dalam mulut, khususnya bakteri penyebab americana Mill) untuk menghambat
karies gigi.15,16 Streptococcus mutans.
Biji alpukat (Persea americana Mill)
mengandung senyawa fitokimia antara lain : HASIL
“flavonoid” 12,4 %, “tannin” 7,8 %, “saponin” Hasil penelitian pada TYC agar dapat
1,2 %, “alkaloid” 0,98 %. Berdasarkan kandungan dilihat bahwa ekstrak biji alpukat (Persea
kimia dari biji alpukat antara lain “flavonoid“ dan americana Mill) pada konsentrasi 20% dan 40%
“tannin“ yang bermanfaat sebagai antibakteri, tidak terlihat pertumbuhan Streptococcus mutans,
maka perlu dilakukan penelitian mengenai efek sedangkan pada konsentrasi 5% dan 10% tampak
antibakteri ekstrak biji alpukat (Persea americana pertumbuhan Streptococcus mutans. Pada ekstrak
Mill) terhadap pertumbuhan Streptococcus biji alpukat (Persea americana Mill) dengan
mutans. Pada kesempatan ini penelitian dilakukan konsentrasi 20% merupakan konsentrasi terendah
terhadap ekstrak biji alpukat (Persea americana yang dapat menghambat pertumbuhan
Mill) diharapkan dapat mencegah terjadinya Streptococcus mutans. Hal ini berarti semakin
infeksi karena Streptococcus mutans.18,19,20 tinggi konsentrasi, semakin luas zona hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.
BAHAN DAN METODE
Bahan utama penelitian adalah biji
alpukat (Persea americana Mill) yang diperoleh
di Balai Materia Medica Batu. Proses pembuatan
ekstrak biji alpukat dibuat dengan metode
41
Oral Biology Dental Journal Vol.4 No.2 Juli-Desember 2012: 40-44
alpukat
40% * * * *
alpukat
20% * * * *
alpukat
10% * *
alpukat 5% * *
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, efek antibakteri
ekstrak biji alpukat (Persea americana Mill)
dilakukan dengan mencampurkan suspense
Streptococcus mutans dalam media BHIB dengan
ekstrak biji alpukat (Persea americana Mill)
tersebut dengan metode difusi didapatkan
konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40% dengan cara
Grafik 1. Diameter rerata zona hambat tumbuh pengenceran ekstrak biji alpukat 100% dengan
Streptococcus mutans (mm) dengan konsentrasi akuadest. Kemudian diinkubasikan selama 2x24
biji alpukat jam secara anaerob dan zona hambatan yang
terdapat pada sekeliling paperdisk diamati dan
diukur diameternya dengan jangka sorong. Zona
hambat yang timbul merupakan kemampuan
ekstrak biji alpukat 40%, 20%, 10%, 5% ekstrak biji buah alpukat untuk menghambat
Streptococcus mutans.19
42
Oral Biology Dental Journal Vol.4 No.2 Juli-Desember 2012: 40-44
Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa mutans. Berdasarkan hasil penelitian yang
pada konsentrasi 5%, 10%, dari ekstrak biji diperoleh, semakin tinggi konsentrasi, semakin
alpukat (Persea americana Mill) masih ada luas zona hambat pertumbuhan bakteri
pertumbuhan Streptococcus mutans, sedangkan Streptococcus mutans. Dari hasil penelitian
pada konsentrasi 20% dan 40% tidak ditemukan tentang ”Efek Antibakteri Ekstrak Biji Alpukat
adanya pertumbuhan Streptococcus mutans (Persea americana Mill) terhadap Pertumbuhan
sehingga pada konsentrasi 20% merupakan Streptococcus mutans” ini dapat disimpulkan
konsentrasi hambat terendah ekstrak biji alpukat bahwa ekstrak biji alpukat (Persea americana
(Persea americana Mill) terhadap pertumbuhan Mill) terutama “flavonoid” dan “tannin” memiliki
Streptococcus mutans. efek antibakteri terhadap pertumbuhan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Streptococcus mutans sebagai salah satu penyebab
ekstrak biji alpukat (Persea americana Mill) karies gigi. Sesuai dengan hasil penelitian
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pendahulu yaitu oleh Damaryanti E. yang dapat
mutans. Tidak tumbuhnya Streptococcus mutans disimpulkan bahwa pertumbuhan Streptococcus
tersebut dikarenakan adanya kandungan bahan mutans sebagai salah satu penyebab karies gigi,
aktif pada ekstrak biji alpukat (Persea americana dapat dihambat dengan senyawa ”flavonoid” dan
Mill) yaitu “tannin” dan “flavonoid”. Kandungan ”tannin”.21
bahan aktif ini berfungsi sebagai antibakteri,
senyawa-senyawa ini yang berperan sebagai DAFTAR PUSTAKA
bahan aktif yang dapat menghambat pertumbuhan 1. Hembing WHM. Tanaman Berkhasiat Obat
Streptococcus mutans. Adanya bakteri di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Kartini.
Streptococcus mutans pada media TYC agar 1992. Hal: 38-39,100-102
disebabkan adanya kadar bahan aktif yang kurang 2. Rahardjo, Mono H. Tanaman Berkhasiat Anti
Oksidan. Depok: Swadaya co.. 2005. Hal: 48-
efektif dalam menghambat pertumbuhan
49
Streptococcus mutans. Tidak adanya pertumbuhan 3. Sufrida Yulianti, dkk. Khasiat dan Manfaat
Streptococcus mutans pada media TYC agar Alpukat. Jakarta: Agro Media Pustaka. 2006.
disebabkan oleh sifat bakterisid dari bahan aktif Hal: 23-31
tersebut yang efektif membunuh Streptococcus 4. Departemen Kesehatan RI. Farmakope
mutans. Hasil ini sesuai dengan penelitian Indonesia. Edisi III. Dep.Kes.RI. 1995. Hal
pendahulu yaitu oleh Lailutfia N. yang 12-13
menunjukkan bahwa “tannin” dan “flavonoid” 5. Ganiswarna SG. Farmakologi dan Terapi. 4th
berfungsi sebagai antibakteri.20 edition (Cetak ulang 2006) Jakarta: Gaya
Flavonoid yang terkandung dalam ekstrak baru. 1995. Hal: 748-749
6. Sabir A. Pemanfaatan Flavonoid di Bidang
biji alpukat (Persea americana Mill) mempunyai
Kedokteran Gigi. Majalah Kedokteran Gigi.
sifat antibakteri oleh karena adanya gugus fenol Edisi Khusus Temu Ilmiah Nasional III.
yang mampu bereaksi dengan protein membran Surabaya: Airlangga University Press. 2003.
bakteri dan mengkoagulasinya. Flavoniod Hal: 81-87
memiliki toksisitas terhadap bakteri dengan cara 7. Heritage, J. The Classification and
mendenaturasi protein pada dinding sel Identification of Bacteria of Medical
Streptococcus mutans, sehingga kerusakan pada Importance. 2006. retrieved May 1st, 2010
dinding sel mengakibatkan lisis pada sel, 8. Waji, RA., Sugrani, A. Flavonoid (Quercetin).
sedangkan “tannin” dapat menghambat aktivitas Tesis, Program S2 Kimia Fakultas
enzim glusilkotransferase yang dihasilkan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin. 2009. Hal: 4,11,13
Streptococcus mutans. Hasil interaksi ini
9. Hagerman AE. Tannin Chemistry. 2nd. United
menyebabkan tidak berfungsinya membran sel Kingdom. 2002. Hal: 431-442
bakteri dan peningatan tekanan osmotik didalam 10. Arora, DR., Brij Bala Arora. Textbook of
sel, sehingga terjadi kerusakan permeabilitas pada Microbiology for Dental Student. Singapore:
dinding sel bakteri, yang akhirnya menyebabkan Alkem. 2007. Pp. 163,164,168
sel menjadi lisis.6,8,9 11. Brooks, GF. Jawetz, Melnick & Adelberg's
Ekstrak biji alpukat (Persea americana Medical Microbiology 24th edition. Singapore:
Mill) terbukti memiliki sifat antibakteri karena Mc Graw Hill. 2007. Pp. 235,224-227
dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus
43
Oral Biology Dental Journal Vol.4 No.2 Juli-Desember 2012: 40-44
44