You are on page 1of 4

Apakah pernikahan dua orang asing yang tidak berdomisili di Indonesia dapat dilakukan

di salah satu kota di Indonesia? Apakah pernikahan tersebut sah secara internasional?
Dokumen-dokumen dan persyaratan hukum apa yang harus di lengkapi dalam registrasi
pernikahan di Indonesia?

Pernikahan 2 (dua) Warga Negara Asing (“WNA”) yang tidak berdomisili di


Indonesia dapat dilakukan di Indonesia berdasarkan Pasal 35 huruf b UU
No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan beserta
penjelasannya jo UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yaitu harus
dilakukan menurut hukum perkawinan yang berlaku di Indonesia:
- harus berdasarkan hukum agama; dan
- harus dilakukan pendaftaran perkawinan di lembaga pencatatan
perkawinan setempat.

Mengenai pencatatan ini kemudian diatur dalam Peraturan Menteri Dalam


Negeri No. 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Pencatatan Perkawinan dan
Pelaporan Akta yang Diterbitkan oleh Negara Lain (“Permendagri 12/2010).
Perkawinan WNA di Indonesia ini kemudian dapat dicatatkan pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil (lihat Pasal 12 ayat [1] Permendagri
12/2010) di tempat dilangsungkannya perkawinan atau tempat domisili WNA
apabila WNA tersebut telah berdomisili di Indonesia. Mengenai
persyaratannya kami jelaskan lebih jauh dalam jawaban poin nomor 3 di
bawah.

2. Hubungan perkawinan adalah hubungan keperdataan, sehingga mengenai


keabsahan perkawinan secara hukum ini, harus ada hukum dari negara
tertentu yang dipilih (choice of law). Sehingga tidak dapat menggunakan
istilah berlaku secara internasional.

Pada dasarnya mengenai keabsahan perkawinan harus melihat pada


ketentuan hukum perkawinan dari negara asal kedua WNA tersebut.
Contohnya, negara Inggris. Hukum Inggris dan Wales mengatur bahwa
warga negaranya yang menikah di luar negeri (dalam hal ini di negara yang
bukan Negara Persemakmuran) TIDAK WAJIB mendaftarkan perkawinannya
tersebut kepada instansi pemerintah. Menurut hukum negara tersebut,
sepanjang perkawinan tersebut sah menurut hukum negara di mana
perkawinan tersebut dilakukan, maka perkawinan tersebut diakui pula di
Inggris.
Jadi, dalam hal ini mengenai keabsahan perkawinan WNA yang akan
dilakukan di Indonesia, harus melihat pada pengaturan hukum perkawinan
di negara asalnya.

3. Untuk perkawinan WNA di Indonesia dapat dicatatkan ada beberapa


persyaratan yang harus dipenuhi (lihat Pasal 12 ayat [2] Permendagri
12/2010), yakni:
a. Surat Keterangan telah terjadinya perkawinan dari pemuka
agama/pendeta atau Surat Perkawinan Penghayat Kepercayaan yang
ditandatangani oleh Pemuka Penghayat Kepercayaan;
b. Kutipan Akta Kelahiran suami dan isteri;
c. Izin dari Perwakilan Negara yang bersangkutan bagi suami dan isteri;
d. Paspor bagi suami dan isteri;
e. KK dan KTP bagi Warga Negara Asing yang telah menjadi penduduk;
dan
f. Surat Keterangan Tempat Tinggal untuk Warga Negara Asing pemegang
KITAS.

Lebih lanjut diatur dalam Pasal 13 Permendagri 12/2010 mengenai tata cara
pencatatan perkawinan oleh WNA yang melakukan perkawinan di
Indonesia, adalah sebagai berikut:
a. Pasangan suami dan isteri mengisi formulir pencatatan perkawinan
dengan melampirkan persyaratan;
b. Pejabat Pencatatan Sipil melakukan verifikasi dan validasi kebenaran
data;
c. Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Perkawinan dan
menerbitkan Kutipan Akta Perkawinan paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sejak tanggal dipenuhinya semua persyaratan;
d. Kutipan Akta Perkawinan sebagaimana dimaksud pada huruf c
diberikan kepada masing-masing suami dan isteri.
Dengan memenuhi persyaratan dan tata cara pencatatan perkawinan
tersebut di atas, perkawinan kedua WNA tersebut telah tercatat atau
teregistrasi di Indonesia.

Dasar hukum:
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
2. Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pencatatan Perkawinan dan Pelaporan Akta yang Diterbitkan oleh Negara
Lain

What is the marriage of two foreigners who are not domiciled in Indonesia can be done in one of the cities
in Indonesia? Whether the marriage is valid internationally? Documents and legal requirements what
should be complete in registration of marriage in Indonesia?

Wedding 2 (two) foreign citizens ("FOREIGNERS") who are not domiciled in Indonesia can be done in
Indonesia under article 35 the letter b of law No. 23 of 2006 Year Population Administration along with the
explanation of jo law No. 1 year 1974 about marriage that is to be done according to the law of marriage
prevailing in Indonesia:
- must be based on religious law; and
- registration of marriage must be performed in the local marriage registration agencies.

About the recording is then set in the regulation of the Minister of the Interior No. 12 years 2010 on
guidelines for the recording and reporting of Marriage Certificate issued by another country ("Permendagri
12/2010). Marriage FOREIGNERS in Indonesia could then be recorded in the Office of population and
civil registration (see Chapter 12 verse [1] Permendagri 12/2010) in place of domicile or place of marriage
for FOREIGNERS in a FOREIGN NATIONAL has been domiciled in Indonesia. Regarding his condition
we explain further in the answer points number 3 below.

2. The relationship of marriage is keperdataan, so the relationship regarding the validity of the marriage in
the law, there should be a law of the particular country selected (choice of law). So can not use the term
applies internationally.

It is basically about the validity of the marriage must be viewed in terms of the law of the country of origin
of the second marriage of a FOREIGN NATIONAL. For example, the State of the United Kingdom. The
law of the United Kingdom and Wales set up that its citizens who marry abroad (in this case in a country
that is not a Commonwealth Country) is not OBLIGED to register his marriage to government agencies.
According to the law of the country, along the marriage valid according to the law of the State where the
marriage is performed, then the marriage is recognized also in the United Kingdom.
So, in this case concerning the validity of a FOREIGN marriage to be performed in Indonesia, should look
at setting the marriage legal in his home country.

3. A FOREIGN NATIONAL for marriage in Indonesia can be noted there are several requirements that
must be met (see Chapter 12 verse [2] Permendagri 12/2010), i.e.:
a. Certificate has been the onset of marriage from religious leaders/Pastor or Marriage Penghayat of trust
signed by officials of the Penghayat Trust;
b. birth certificate Quote husbands and wives;
c. consent of the Representative of the State concerned for the husband and wife;
d. Passport for husband and wife;
e. KK and ID CARDS for foreign nationals who have become inhabitants; and
f. Certificate of residence for foreign nationals KITAS holder.

Further regulated in article 13 Permendagri 12/2010 about the procedures for registration of marriage by a
FOREIGN NATIONAL who perform marriages in Indonesia, is as follows:
a. the husband and wife Couples fill out forms recording the marriage by attaching requirements;
b. civil registration Officials conducting the verification and validation of data correctness;
c. civil registration Officials noted on the Register the marriage Certificate and Marriage Certificate publish
excerpts at the latest 30 (thirty) days from the date of fulfillment of all requirements;
d. Quote Marriage Certificate as referred to in subparagraph c was given to each of the husband and wife.
By fulfilling the requirements and procedures for the recording of the marriage, the second FOREIGN
NATIONAL marriages have been recorded or registered in Indonesia.

Legal basis:
1. Law No. 1 year 1974 about marriage
2. Act No. 23 of 2006 Year Population Administration
3. Regulation of the Minister of the Interior No. 12 years 2010 on guidelines for the recording and reporting
of Marriage Certificate issued by other countries

Status Kewarganegaraan Akibat Perkawinan dengan WNA


Untuk pernikahan campuran, apakah masing-masing pihak bisa tetap dengan
kewarganegaraannya masing-masing ataukah harus memilih salah satu warga negara?
Jika seorang wanita WNI menikah dengan pria WNA dan mereka memutuskan untuk
menetap di Indonesia, apakah pria WNA harus mengubah kewarganegaraannya menjadi
WNI?

Menurut Pasal 57 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (“UUP”), yang dimaksud dengan
perkawinan campuran adalah perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang
berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia. Jadi,
berdasarkan ketentuan tersebut yang dimaksud dengan perkawinan campuran adalah perkawinan antara
seorang Warga Negara Indonesia (“WNI”) dengan seorang warga negara asing (“WNA”).

Selanjutnya, menurut Pasal 58 UUP bagi orang-orang yang berlainan kewarganegaraan yang melakukan
perkawinan campuran, dapat memperoleh kewarganegaraan dari suami/isterinya dan dapat pula kehilangan
kewarganegaraannya, menurut cara-cara yang telah ditentukan dalam Undang-Undang Kewarganegaraan
Republik Indonesia yang berlaku.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka merujuk pada ketentuan Undang-Undang kewarganegaraan RI yang
berlaku saat ini yaitu UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (“UU
Kewarganegaraan”). Mengenai status kewarganegaraan dalam perkawinan campuran, hal tersebut diatur di
dalam Pasal 26 UU Kewarganegaraan, yang berbunyi:

(1) Perempuan Warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki warga negara
asing kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia jika menurut hukum negara
asal suaminya, kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami sebagai
akibat perkawinan tersebut.
(2) Laki-laki Warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan warga negara
asing kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia jika menurut hukum negara
asal istrinya, kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai
akibat perkawinan tersebut.
(3) Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia dapat
mengajukan surat pernyataan mengenai keinginannya kepada Pejabat atau
Perwakilan Republik Indonesia yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan
atau laki-laki tersebut, kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda.
(4)Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diajukan oleh perempuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) setelah 3 (tiga) tahun sejak tanggal perkawinannya berlangsung.
Jadi, jika melihat ketentuan Pasal 26 ayat (1) dan ayat (3) UU Kewarganegaraan, dapat diketahui bahwa
apabila hukum negara asal si suami memberikan kewarganegaraan kepada pasangannya akibat perkawinan
campuran, maka istri yang WNI dapat kehilangan kewarganegaraan Indonesia, kecuali jika dia mengajukan
pernyataan untuk tetap menjadi WNI.

Kemudian, mengenai status kewarganegaraan si suami yang WNA jika pasangan perkawinan campuran
tersebut menetap di Indonesia. Di dalam ketentuan UU Kewarganegaraan, tidak ditentukan bahwa seorang
WNA yang kawin dengan WNI maka secara otomatis menjadi WNI, termasuk jika menetap di Indonesia.
Hal yang perlu diperhatikan oleh si WNA selama tinggal di Indonesia adalah harus memiliki izin tinggal.
Jika si WNA telah menetap tinggal di Indonesia selama 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun berturut-turut,
barulah dia memenuhi syarat mengajukan diri untuk menjadi WNI jika ia menghendaki (lihat Pasal 9
huruf b UU Kewarganegaraan).

Dasar hukum:
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia

According to Article 57 of ACT No. 1 of the year 1974 about marriage ("UUP"), is a mixed marriage is a
marriage between two people in Indonesia are subject to different laws, due to differences of nationality
and one of the parties of the nation of Indonesia. So, based on that provision is a mixed marriage is a
marriage between a citizen of Indonesia ("CITIZENS") and a foreign citizen ("FOREIGNERS").

Furthermore, according to Article 58 UUP for people with different nationalities do mixed marriages, can
obtain the citizenship of the husband/wife and you may also lose the nationality was, in ways that have
been defined in the nationality law of the Republic of Indonesia.

Based on these provisions, then we need to refer to the provisions of the nationality law RI current i.e. Act
No. 12 Year 2006 regarding the Citizenship of the Republic of Indonesia (the "Citizenship ACT").
Regarding the status of nationality in mixed marriages, it is regulated in Article 26 of the ACT of
citizenship, which reads:

(1) a female citizen of Indonesia who mate with female foreign citizens lost their Citizenship of the
Republic of Indonesia if her husband's home country according to the law, the nationality of the wife the
husband's citizenship as a result of the marriage.
(2) a male citizen of Indonesia who mate with female foreign citizens lost their Citizenship of the Republic
of Indonesia if his wife's home country according to the law, the citizenship of the husband and wife's
citizenship as a result of the marriage.
(3) women referred to in subsection (1) or a boy referred to in subsection (2) if they wish to remain a
citizen of Indonesia may file an affidavit about his desire to officials or Representatives of the Republic of
Indonesia whose territory includes the residence of the woman or the man, except those submissions
resulted in dual citizenship.
(4) A waiver as referred to in paragraph (3) may be filed by women as mentioned in subsection (1) or a boy
referred to in subsection (2) after 3 (three) years from the date of his marriage to take place.

So, if we look at the provisions of article 26 paragraph (1) and paragraph (3) of the ACT of citizenship, be
aware that if the law of the country of origin of the husband gives citizenship to her partner due to the
mixed marriage, then the wife of the INDONESIAN CITIZEN can lose citizenship of Indonesia, unless
he/she submits the statement to remain CITIZENS.

Then, you also asked about the status of citizenship of the husband who is a FOREIGN NATIONAL if the
mixed marriage couples settled in Indonesia. In terms of the citizenship ACT, it is not determined that a
FOREIGN NATIONAL who marries a CITIZENS then automatically become CITIZENS, including if
settled in Indonesia. Things to note by the FOREIGN NATIONAL during his stay in Indonesia is a must
have a residence permit. Furthermore, please refer to the procedure of article KITAS and KITAP.

If the FOREIGN NATIONAL has settled living in Indonesia for the last 5 consecutive years or 10 years in
a row, he qualified volunteered to be CITIZENS if he wants (see article 9 of the citizenship ACT letter b).

Such a response from us, it may be useful.

Legal basis:
1. Law number 1 Year 1974 about marriage
2. Act No. 12 Year 2006 regarding the Citizenship of the Republic of Indonesia

You might also like