You are on page 1of 6

dan RS PONEK meningkat namun belum diiringi dengan peningkatan

kualitas pelayanan. Peningkatan kesehatan ibu sebelum hamil terutama pada

masa remaja, menjadi faktor penting dalam penurunan AKI dan AKB.

( Kemenkes, 2015)

Menurut MDGs tahun 2015 target AKI di Indonesia pada tahun

2015 adalah 102 100.000 KH. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi

dan Kesehatan Indonesia( SDKI ) tahun 2012 , Angka Kematian Ibu yang

berkaitan dengan Kehamilan, Persalinan, dan Nifas ) sebesar 359/ 100.000

KH. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun

2015.Oleh karena itu program-program yang ada pada MDGs akan

dilanjutkan pada misi global SDGs (Suntainable Development Goals) yang

memiliki 17 poin utama salah satunya adalah di bidang kesehatan. Dalam

bidang kesehatan fakta menunjukkan bahwa individu yang sehat memiliki

kemampuan fisik dan daya pikir yang lebih kuat, sehingga dapat

berkontribusi secara produktif dalam pembangunan masyarakatnya.

(Depkes, 2015)

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri terkait dengan

Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ), dalam tahun

terakhir ini di Kabupaten Kediri telah turun, hal ini menandakan akses dan

kualitas dalam pelayanan kesehatan semakin membaik, walaupun data Angka

Kematian Ibu ( AKI ) di Jawa Timur pada 2 tahun terakhir cenderung stagnan

pada kisaran 97/ 100.000 KH. Di Kabupaten Kediri jumlah AKI pada tahun

2014 sebanyak 17 kematian dan sampai bulan November tahun 2015


Kehamilan postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan

lewat bulan, kehamilan lewat waktu, prolonged pregnancy, extended

pregnancy, postdate / post datisme atau pasca maturitas adalah kehamilan

yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari

pertama haid terakhir menurut rumus neagle dengan siklus haid rata rata

(Prawiroharjo, 2009).

Kehamilan postterm berpengaruh pada janin. Dalam kenyataannya

kehamilan serotinus mempunyai pengaruh terhadap perkembangan janin

sampai kematian janin. Ada janin yang dalam masa kehamilan 42 minggu

atau lebih berat badannya meningkat terus, ada yang tidak bertambah, ada

yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya, atau meninggal dalam

kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen. Kehamilan serotinus

mempunyai hubungan erat dengan mortalitas, morbiditas perinatal, atau

makrosomia. Sementara itu resiko bagi ibu dengan kehamilan serotinus dapat

berupa partus lama, inersia uteri, dan perdarahan pasca persalinan ataupun

tindakan obstetric yang menigkat. Penyebab pasti kehamilan lewat waktu

sampai saat ini belum diketahui pasti, kelainan pada janin sehingga tidak ada

kontraksi. Ada beberapa teori yang diajukan sebagai penyebab kehamilan

postdate, salah satunya adalah teori progesterone yang tetap tinggi sehingga

memperlama waktu kehamilan (Prawiroharjo, 2009).

Peserta KB cukup banyak merupakan potensi dalam penurunan

kematian ibu, namun harus terus digalakkan penggunaan kontrasepsi jangka

panjang. Keanekaragaman makanan menjadi potensi untuk peningkatan gizi


Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

ibu dan anak sangat perlu dilakukan,salah satunya adalah melaksanakan

asuhan secara berkelanjutan atau continuity of care. Continuity of care adalah

pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus-menerus antara

seorang wanita dan bidan. Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan

kualitas pelayanan dari waktu kewaktu yang membutuhkan hubungan terus

menerus antara pasien dengan tenaga profesional kesehatan. Layanan

kebidanan harus disediakan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama

semua trimester, kelahiran dan melahirkan sampai enam mingggu pertama

postpartum. ( Pratami, 2014)

Berdasarkan data tersebut untuk mendukung pembangunan kesehatan

pada tahun 2015-2016, penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan

berkelanjutan (continuity of care ) kepada Ny. S di BPM Amrih Kristin, SST.

Di Desa jarak Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Dimulai dari masa

hamil, persalinan dan bayi baru lahir, nifas, sampai KB sebagai laporan tugas

akhir.

1.1 Identifikasi Masalah

Hasil identifikasi terhadap subyek dalam study kasus ini diketahui

bahwa Ny. S di BPM Amrih Kristin, SST di Desa Jarak Kecamatan

Plosoklaten Kabupaten Kediri. Mengingat pentingnya deteksi dini untuk

mengurangi resiko lain yang dapat terjadi pada saat kehamilan, persalinan dan

bayi baru lahir, nifas, neonatus, KB kepada Ny. S dengan skor masalah 6
yaitu kehamilan Postdate, maka penting untuk melakukan asuhan kebidanan

secara continuity of care.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care

kepada Ny. S di BPM Amrih Kristin, SST di Desa Jarak Kecamatan

Plosoklaten Kabupaten Kediri dengan kehamilan normal pada masa

kehamilan, bersalin dan bayi baru lahir, nifas, dan KB dengan

menggunakan pendekatan kebidanan dan dokumentasi SOAP.


1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada Ny. S di BPM Amrih Kristin, SST di

Desa Jarak Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri dengan

kehamilan normal pada masa kehamilan, bersalin dan bayi baru

lahir, nifas, dan KB.


2. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada Ny. S

di BPM Amrih Kristin, SST di Desa Jarak Kecamatan Plosoklaten,

Kabupaten Kediri dengan kehamilan normal pada masa kehamilan,

bersalin dan bayi baru lahir, nifas, dan KB.


3. Merencanakan asuhan kebidanan secara berkelanjutan pada Ny. S

di BPM Amrih Kristin, SST di Desa Jarak Kecamatan Plosoklaten,

Kabupaten Kediri dengan kehamilan normal pada masa kehamilan,

bersalin dan bayi baru lahir, nifas, dan KB.


4. Melaksanakan asuhan kebidanan secara berkelanjutan pada Ny. S

di BPM Amrih Kristin, SST di Desa Jarak Kecamatan Plosoklaten,

Kabupaten Kediri dengan kehamilan normal pada masa kehamilan,

bersalin dan bayi baru lahir, nifas, dan KB.


5. Melakukan evaluasi kebidanan yang telah dilakukan pada Ny. S di

BPM Amrih Kristin, SST di Desa Jarak Kecamatan Plosoklaten,

Kabupaten Kediri dengan kehamilan normal pada masa kehamilan,

bersalin dan bayi baru lahir, nifas, dan KB.


6. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada

Ny. S di BPM Amrih Kristin , SST di Desa Jarak Kecamatan

Plosoklaten, Kabupaten Kediri dengan kehamilan normal pada

masa kehamilan, bersalin dan bayi baru lahir, nifas, dan KB dengan

SOAP.

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
1. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan

dalam penerapan asuhan kebidanan dalam batas Continuity of

Care, terhadap ibu hamil, bersalin, BBL, nifas, neonatus dan

pelayanan kontrasepsi.
2. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk laporan studi kasus

selanjutnya.
1.3.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Instansi Pendidikan
a. Sebagai metode penilaian bagi mahasiswa dalam

melaksanakan tugasnya dalam menyusun laporan studi kasus,

mendidik dan membimbing mahasiswa agar lebih terampil

dalam memberikan asuhan kebidanan.


b. Sebagai referensi bagi mahasiswa dalam memahami

pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu

hamil, bersalin, BBL, nifas dan KB.


2. Bagi lahan Praktek
Sebagai masukan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan

kebidanan melalui pendekatan menejemen asuhan kebidanan pada

ibu hamil, bersalin, BBL, nifas dan KB secara komprehensif.


3. Bagi Klien
Mendapat pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif

yang sesuai dengan standart pelayan kebidanan.


4. Bagi Penulis
Dapat langsung mempraktekkan teori yang didapat di

lapangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil,

bersalin, BBL, nifas dan KB serta mendapatkan pengalaman

yang baru, manambah pengetahuan serta wawasan dan

ketrampilan sesuai dengan standart asuhan kebidanan, serta lebih

dekat dengan klien. Mampu melaksanakan asuhan secara

berkelanjutan.

You might also like