You are on page 1of 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASMA BRONKIAL

LAPORAN KASUS STASE KELUARGA

Disusun Oleh :

DWI SUSBANDESIYANI, S.Kep


E1714901008

PROGRAM PROFESI NERS RSUD KABUPATEN SUBANG


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASMA BRONKIAL

1. PENGARTIAN
Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh
spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan
penurunan ventilasi alveolus.( Huddak & Gallo, 1997 )
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana
trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
(Smeltzer, 2002 : 611)
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika
bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48)

2. PENYEBAB
a. Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
- Reaksi antigen-antibodi
- Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
b. Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
- Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
- Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
- Iritan : kimia
- Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
- Emosional : takut, cemas dan tegang
- Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.
(Suriadi, 2001 : 7)

I. TANDA DAN GEJALA


1. Stadium dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
a.Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
b.Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
c.Whezing belum ada
d.Belum ada kelainan bentuk thorak
e.Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
f. BGA belum patologis
Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan
a. Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
b. Whezing
c. Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d. Penurunan tekanan parsial O2
2.Stadium lanjut/kronik
a. Batuk, ronchi
b. Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan
c. Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
d. Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
e. Thorak seperti barel chest
f. Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
g. Sianosis
h. BGA Pa O2 kurang dari 80%
i. Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri
j. Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik
(Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)
3. PATOFISIOLOGO / PATHWAYS

Spasme otot Sumbatan Edema Inflamasi


bronchus mukus dinding bronchus

Mk : Tak efektif Obstruksi sal nafas Alveoli tertutup


bersihan ( bronchospasme )
jalan nafas
Hipoksemia Mk : Gg Pertuka
ran gas

Penyempitan jalan Asidosis metabolik


nafas

Peningkatan kerja Mk : Kurang pengetahuan


pernafasan

Peningkatan kebut Penurunan


oksigen masukan oral

Hyperventilasi Mk : Perub nutrisi


kurang dari
kebutuhan tbh
Retensi CO2

Asidosis respiratorik

Gangg. Pola istirahat tidur

4. TANDA DAN GEJALA


0 Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan/tanpa stetoskop
1 Batuk produktif, sering pada malam hari
2 Nafas atau dada seperti tertekan, ekspirasi memanjang
3
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
0 Spirometri
1 Uji provokasi bronkus
2 Pemeriksaan sputum
3 Pemeriksaan cosinofit total
4 Uji kulit
5 Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
6 Foto dada
7 Analisis gas darah
6. PENGKAJIAN
a. Awitan distres pernafasan tiba-tiba
- Perpanjangan ekspirasi mengi
- Penggunaan otot-otot aksesori
- Perpendekan periode inpirasi
- Sesak nafas
- Restraksi interkostral dan esternal
- Krekels
b. Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar
c. Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepan
d. Diaforesis
e. Distensi vera leher
f. Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku
g. Batuk keras, kering : batuk produktif sulit
h. Perubahan tingkat kesadaran
i. Hipokria
j. Hipotensi
k. Pulsus paradoksus > 10 mm
l. Dehidrasi
m. Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati
Analisa Data

No DATA SENJANG ETIOLOGI Masalah


1. DS :
 Klien mengeluh sesak Alergen Tidak efektifnya
(Suhu dingin dan debu)
nafas jalan nafas
 Klien mengatakan
Merangsang aktifitas IgE
sering batuk
 Klien mengatakan
Pengeluaran histamin
mempunyai riwayat
asma Peningkatan aktifitas
 Klien mengatakan kelenjar mukosa respirasi
alergi terhadap suhu
dingin dan debu Penyempitan bronkus dan
peningkatan sekret
DO :
 Frekuensi nafas 28
Tidak efektifnya jalan
x/menit nafas
 Terdengar wheezing
 Klien terlihat sesak saat
bernafas
 Adanya gerakan otot
interkostal saat
bernafas
 Klien terlihat sering
batuk
 Bila tidur nafas
terdengar ngorok
2. DS :
Peningkatan frekuensi
Klien mengatakan susah Gangguan
nafas
tidur karena sesak pemenuhan
DO : Merangsang susunan istirahat tidur
syaraf otonom untuk
 Konjungtiva pucat mengaktifkan nor
 Klien tampak sesak efinefrin
 Klien tampak lemah
 Palpebra oedema Merangsang syaraf
simpatis untuk memacu
 Klien tampak sering RAS mengaktifkan kerja
batuk dan nafas klien organ tubuh
cepat
REM menurun

Klien sering terjaga


3. DS : Pemenuhan sekret dan
penyempitan lumen
Klien mengatakan cepat Intoleransi
saluran pernafasan
lelah dan lemah (bronkus) aktivitas
DO :
 Klien tampak lemah
dan sesak Penurunan suplai O2 ke
jaringan tubuh
 Aktifitas klien dibantu

Energi yang dihasilkan


dari metabolisme
menurun

Menimbulkan kelemahan

Intoleransi terhadap
aktifitas
Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas masalah

a. Tidak efekifnya jalan nafas berhubungan dengan adanya

penyempitan bronkus dan penumpukan sekret

b. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan

peningkatan frekuensi nafas

c. Intoleransi aktifitas berhubungan


RENCANA KEPERAWATAN

Perencanaan
No Tanggal Diagnosa Keperawatan Rasional
Tujuan dan Indikator Intervensi
1. 16/5/2014 Tidak efekifnya jalan Tupan :  Monitor tanda-tanda  Memonitor tanda-tanda vital
nafas berhubungan Jalan nafas kembali vital terutama terutama respirasi diharapkan dapat
dengan adanya efektif respirasi mengetahui perkembangan klien
penyempitan bronkus dan  posisi semi fowler diharapkan akan
Tupen :
penumpukan sekret, yang mendapatkan keluasaan
Dalam jangka waktu +
ditandai dengan : pengembangan dada sehingga
2 hari pola nafas tidak
DS :  Atur posisi klien mengurangi sesak
efektif teratasi, dengan
 Klien mengeluh sesak senyaman mungkin  Teknik nafas dalam dapat membantu
kriteria :
nafas dengan posisi semo pengembangan paru-paru sehingga
 Klien mengatakan sering  Sesak nafas berkurang fowler O2 mengalir dengan lancar dan dapat
batuk  Frekuensi respirasi mengurangi sesak
 Klien mengatakan dalam batas normal  Batuk efektif mendorong sekret
mempunyai riwayat (16-22 x/menit)  Anjurkan klien keatas sehingga pengeluaran sekret
asma  Tidak terdengar
untuk menggunakan akan lebih mudah
 Klien mengatakan alergi wheezing
teknik nafas dalam
terhadap suhu dingin dan  Batuk berkurang
debu  Tidak ada gerakan
DO : otot interkostal
 Frekuensi nafas 28  Klien tidak ngorok
x/menit lagi  Anjurkan klien
 Terdengar wheezing untuk batuk efektif
 Klien terlihat sesak saat
bernafas
 Adanya gerakan otot
interkostal saat bernafas
 Klien terlihat sering
batuk
 Bila tidur nafas
terdengar ngorok
 Anjurkan klien untuk  Aktifitas berlebih bisa
mengurangi aktifitas berlebih menjadikan klien capek
sehingga kerja paru-paru
 Berikan therapy O2 sesuai dengan meningkat.
kebutuhan  Pemberian O2 akan mengurangi
 Auskultasi bunyi nafas sesak dan kebutuhan O2 terpenuhi
 Bebarap derajat spasme bronkus
terjadi dengan osbtruksi jalan nafas
dan dapat dimanifestasikan bunyi
nafas tambahan / wheezing
 Pencetus tupe reaksi alergi
 Anjurkan klien untuk pernafasan yang dapat
menghindari polusi minimum, mempercepat kekambuhan pada
misalnya debu, asap dan faktor penderita asma bronhial
predisposisi  Memberikan terapy sesuai dengan
 Berikan therapy sesuai dengan program dapat mengurangi sesak
program dokter dan mengencerkan sekret pada
Terasma 2 x 1 /oral (2,5 saluran pernafasan sehingga aliran
udara ke paru-paru akan lebih
mg /tablet)
optimal.
Bisolvon 3 x 1 sdm /oral (10 ml)
1 2 3 6 7
2. 16/5/2014 Gangguan pemenuhan Tupan :  Atur posisi tidur klien  Pengaturan posisi tidur dengan
istirahat tidur berhubungan Gangguan pemenuhan senyaman mungkin posisi semi fowler bisa
dengan peningkatan istirahat tidur teratasi dengan posisi semi mengurangi tekanan pada paru-
frekuensi nafas, yang fowler paru sehingga dapat membantu
Tupen :
ditandai dengan : Dalam jangka waktu 1 hari
klien untuk bisa tidur nyenyak
 Suasana yang tenang akan
DS : gangguan pemenuhan
mengurangi stimulus sehingga
istirahat tidur teratasi,
 Klien mengatakan susah  Ciptakan lingkungan klien lebih nyaman dalam
dengan kriteria :
tidur karena sesak yang tenang dengan beristirahat
 Frekuensi nafas dalam
DO : membatasi pengunjung  Mengganti alat tidur klien
batas normal (16-22
 Konjungtiva pucat dengan yang bersih diharapkan
x/menit)
 Klien tampak sesak klien merasa lebih nyaman
 Tidur klien nyenyak
 Klien tampak lemah  Mengganti alat tenun dalam beristirahat
 Klien tampak segar
 Palpebra oedema  Menjelaskan pentingnya
 Klien tampak sering batuk  Konjungtiva tidak
istirahat tidur diharapkan klien
dan nafas klien cepat pucat
tahu dan mengerti bagaimana
 Palpebra tidak oedema
istirahat yang baik.
 Batuk berkurang
 Jelaskan pentingnya  Berdo’a sebelum tidur
istirahat tidur diharapkan klien bisa lebih
tenang.

 Anjurkan klien berdo’a


sebelum tidur
1 2 3 6 7
3. 16/5/2014 Intoleransi aktifitas Tupan :  Bantu setiap aktifitas  Agar beban klienberkurang dan
berhubungan dengan Klien mampu beraktifitas klien kebutuhan sehari-hari terpenuhi

kelemahan fisik, yang secara mandiri  Agar lebih mudah terjangkau oleh
 Dekatkan segala klien sehingga tidak menimbulkan
ditandai dengan : Tupen :
kebutuhan klien kelelahan
DS : Dalam jangka waktu 1 hari
 Untuk membantu klien sehingga
 Klien mengatakan cepat kemampuan aktifitas klien
kebutuhannya bisa terpenuhi
lelah dan lemah meningkat, dengan kriteria:
 Anjurkan keluarga untuk
DO :  Kemampuan aktifitas
membantu klien dalam
 Klien tampak lemah dan klien meningkat secara
beraktivitas
sesak bertahap

 Aktifitas klien dibantu  Klien tampak segar


 Sesak berkurang
DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media


Acsulapius. FKUI. Jakarta.

Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga.
BalaiPenerbit FKUI. Jakarta.

Hudack&gallo(1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.

Doenges, EM(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.

Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC.

You might also like