Professional Documents
Culture Documents
D. Tindakan kuratif
a. Pemberian tumpatan
b. Pencabutan gigi
Tindakan rehabilitatif
a. Perawatan orthdonsi
b. Pembuatan gigi tiruan
Adaptasi antara pengasuh, orangtua, atau anda sendiri juga sangat penting. Apabila adaptasi tidak berjalan
dengan baik dan lancar, maka hal ini tidak akan membantu anak berkebutuhan khusus sama sekali. Ketika
anda bisa beradaptasi dengan baik dengan kondisi si anak berkebutuhan khusus, maka proses selanjutnya
akan lebih mudah. Anda akan lebih mudah memahami kondisi si anak, dan juga dapat membantu si anak
untuk mencapai potensinya.
Kedekatan emosional juga merupakan salah satu hal penting yang harus ada untuk menghadapi anak
berkebutuhan khusus. Kedekatan emosional dibutuhkan, supaya si anak bisa percaya dengan kehadiran
anda dan mau menjadi dekat dengan anda, atau orangtua dan pengasuhnya. Ketika kedekatan emosional
sudah terjalin dengan baik, si anak akan merasa aman berada di dekat anda, dan pada akhirnya, anda bisa
menghadapi anak berkebutuhan khusus dengan lebih baik.
Melakukan pembiasaan berupa sanksi atau teguran
Anak berkebutuhan khusus juga perlu diajarkan mengenai apa itu kesalahan dan juga aturan- aturan yang
berlaku. Ketika anak tersebut melakukan kesalahan, maka anda juga harus dapat memberitahu bahwa hal
tersebut adalah salah.
Tentu saja sebisa mungkin hindari kekerasan dalam memberikan pengertian tersebut. Apabila hal ini
dapat dilakukan dengan baik, maka si anak akan lebih mudah memahami mana yang salah dan mana yang
benar.
Berbeda gangguan, maka berbeda pula penanganan dan kebiasaanya. Anda sebagai orang yang dekat
dengan anak berkebutuhan khusus, pengasuh, ataupun sebagai orangtua harus memahami kebiasaan dan
kebutuhan apa yang ada pada anak tersebut. Misalnya seorang anak yang tuna rungu dan tuna wicara,
maka anda harus mampu memahami mengenai bahasa isyarat. Begitupun dengan masalah lainnya yang
muncul pada anak berkebutuhan khusus. Semakin anda memahami kebiasaan mereka, maka semakin
mudah pula anda dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus.
a) Gangguan fungsi fisik dan motorik yang terdiri dari gangguan pada panca indera baik
sebagian maupun total dan pada anggota tubuh seperti tangan dan kaki.
c) Gangguan psiko sosial dan perilaku antara lain autism, gangguan pemusatan perhatian-
hiperaktivitas dan aleansi (perasaan menjadi asing terhadap sesuatu).
6. Mengapa anak dalam skenario memiliki masalah dalam rongga gigi dan mulut
7. Penyakit pada gigi dan mulut yang sering dialami anak normal dan anak berkebutuhan
khkhkhusus
A. Anak normal
Kerusakan gigi
Awal kerusakan gigi dapat terlihat dengan adanya noda keputihan pada permukaan email gigi
yang menunjukkan adanya demineralisasi email. Kerusakan gigi merupakan penyakit
multifaktor dengan peran antara permukaan gigi yang rentan, bakteri, air liur, faktor diet,
serta fluor.
Faktor risiko pada anak-anak adalah kegiatan mengemil yang konstan dan tingginya
konsumsi gula serta tepung-tepungan (starch). Jika kebiasaan diet dan pembersihan gigi dan
mulut tidak diperhatikan, kerusakan awal ini akan berlanjut menjadi karies.
Radang gusi
Radang gusi (gingivitis) terjadi karena adanya plak gigi yang terbentuk karena kebersihan
mulut yang buruk. Radang gusi ini dapat diperparah dengan gizi buruk serta infeksi virus.
Radang gusi biasanya dapat membaik setelah pembuangan plak. Oleh karena itu, kunci
penanganannya adalah meningkatkan kebersihan gigi dan mulut melalui gosok gigi rutin
menggunakan sikat gigi yang tepat untuk anak pasta gigi berfluorida. serta penggunaan
benang gigi di bawah pengawasan.
Tumbuh gigi (teething) pada anak sering kali menimbulkan keluhan berupa nyeri, berliur,
hilangnya nafsu makan, dan perilaku rewel. Ada orangtua yang mengeluhkan anak demam,
diare; dan gejala sistemik lain, tetapi belum didapat cukup bukti yang mendukung gejala
tersebut disebabkan oleh teething.
Penanganan berupa mengurangi gejala dan pemberian obat antinyeri. Kadang, kegiatan
mengunyah dapat mengurangi gejala ketidaknyarnanan. Saat ini, banyak dijual teether yang
dapat mulai diberikan pada anak saat menunjukkan gejala teething.
Orangtua diharapkan dapat mengurangi gejala dengan menggosok gusi secara lembut
menggunakan jari yang bersih. Pemberian buah dingin sebagai cemilan juga dapat
mengurangi gejala ketidaknyamanan.
Infeksi jamur
Infeksi jamur (oral thrush) sering terjadi pada bayi dan anak kecil karena sistem imunitas
belum matang. Bayi yang baru lahir biasanya mengindap infeksi jamur setelah terpapar jamur
dari jalan lahir ibu saat persalinan, sedangkan bayi yang agak besar mengindap infeksi jamur
setelah penggunaan antibiotik atau obat-obatan inhalasi kortikosteroid (obat asma).
Infeksi jamur terlihat sebagai lapisan tebal putih pada permukaan pipi bagian dalam, langit-
langit, lidah, dan kerongkongan. Jika lapisan tebal itu diusap lepas akan menimbulkan
permukaan kemerahan yang nyeri.
Gusi bengkak
Gusi bengkak karena abses gigi (gum boils) terlihat sebagai gusi kemerahan yang membulat
di bawah gigi yang berlubang besar. Penanganannya adalah merawat gigi yang menyebabkan
kebengkakan. Jika gigi tidak dirawat, abses bisa terus berlanjut dan menjadi kelainan lebih
lanjut (fibroma). Selain itu, abses dapat mengganggu proses pembentukan benih gigi tetap.
Gusi bengkak
Gusi bengkak bisa disebabkan karena banyak hal. Di antaranya karena gigi berlubang atau
karena akar gigi susu yang tertinggal.Namun penyebab yang umum terjadi adalah karena akar
gigi susu yang tak dicabut sempurna dan menyebabkan gusi membengkak.
Penyebab pembengkakan gusi di antaranya:
– Gigi berlubang, biasanya terjadi bila tidak dirawat sehingga menyebabkan saraf dari gigi
menjadi mati (necrosis) dan kondisi keadaan umum tubuh si kecil tidak fit atau daya tahan
tubuh sedang menurun sehingga terjadi infeksi di ujung akar gigi dan terjadi pembengkakan
di daerah gusi.
– Adanya pocket formation di interdental gigi, adanya kantong atau ruang di antara dua gigi
yang dapat menyebabkan retensi sisa makanan (food impactie) di antara dua gigi tersebut.
Bila lama terjebak di dalam gusi tersebut dapat terjadi infeksi dan meyebabkan bengkak di
gusi.
– Adanya gigi yang tumbuhnya miring tidak sempurna (biasanya gigi delapan) atau yang
sering juga disebut gigi bungsu juga sering terjadi pembengkakan pada gusinya bila oral
higiene buruk dan daya tahan tubuh anak menurun.
Luka pada gusi akibat dorongan akar gigi (ulkus decubitus) terlihat sebagai luka putih pada
bagian tengan gusi di bawah mahkota gigi susu. Dari tengah luka akan teraba adanya akar
gigi yang tajam keluar. Orang tua sering salah mengartikan dengan tanda-tanda erupsi gigi
tetap.
Ulkus decubitus biasanya terjadi pada gigi susu yang berlubang besar. Penanganannya adalah
pencabutan gigi susu yang dilakukan oleh dokter gigi.
Cheilitis
Penyakit mulut pada anak yang satu ini sejenis peradangan di daerah bibir dan kulit sekitar
bibir. Terdapat dua jenis cheilitis, yaitu cheilitis simpleks dan cheilitis angular. Cheilitis
simpleks, memiliki ciri-ciri bibir anak terlihat kering serta pecah-pecah. Sedangkan cheilitis
angular ialah yang menyebabkan pecahnya kulit di area sudut bibir. Cheilitis pada umumnya
ditimbulkan oleh jamur, namun juga dapat disebabkan oleh iritasi, infeksi kuman, defisiensi
zat besi, vitamin B ataupun folat. Udara dingin dan kering, paparan sinar matahari, atau
reaksi alergi juga dapat mendukung timbulnya gangguan ini pada anak anda
B. Anak berkebutuhan khusus
1. Gigi berlubang (karies gigi) disebabkan antara lain oleh kelainan bentuk dan struktur gigi
(anomali), frekuensi muntah atau gastroesophangeal refluks, jumlah air ludah kurang,
pengobatan yang mengandung gula atau diet khusus yang memerlukan pemberian susu
botol yang diperpanjang dan keterbatasan anak ataupun kemauan dari orang-orang sekitar
untuk membantu membersihkan gigi dan mulut secara rutin setiap hari.
2. Penyakit jaringan penyangga gigi (periodontal) seperti gusi berdarah, kegoyongan gigi dan
karang gigi. Kondisi ini disebabkan oleh kebersihan mulut yang kurang diperhatikan
karena ketidakmampuan menggunakan sikat gigi dengan benar, pola makan yang kurang
baik dan efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi. Radang pada jaringan
periodontal yang parah dapat mengakibatkan anak kehilangan gigi.
3. Maloklusi terjadi karena adanya keterlambatan erupsi gigi, tidak ada benih gigi, gigi
berlebih, gangguan fungsi hubungan otot-otot dalam mulut dan periodontal sehingga
rahang atas maju, gigitan terbuka dan gigitan silang. Bruksism (ngerot) pada penderita
cerebral palsy mengakibatkan gigi rahang atas maju ke depan. Untuk menangani bruksism
dapat digunakan bite guard.
4. Bernafas melalui mulut (pernapasan mulut kronik) disebabkan oleh jalan nafas yang lebih
sempit sehingga anak berkebutuhan khusus cenderung bernafas melalui mulut. Pernafasan
mulut kronis ini menyebabkan ukuran lidah membesar (makroglosia) dan permukaan lidah
beralur dalam dan kering sehingga menimbulkan bau mulut (halitosis) dan iritasi pada
sudut bibir (angular cheilitis). Kondisi ini akan mempengaruhi fungsi bicara dan
pengunyahan.
5. Trauma atau benturan sering terjadi pada anak-anak dengan gangguan psikososial dan
perilaku karena jatuh ataupun kecelakaan.