You are on page 1of 10

FishtecH – Jurnal Teknologi Hasil Perikanan

ISSN: 2302-6936 (Print), (Online, http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fishtech)


Vol. 4, No.1: 57-66, Mei 2015

Karakteristik Mutu Kimia Pempek dan Potensi Cemaran Logam Berat


(Pb dan Cd) di Kota Palembang
Chemical Characteristics and Potential Heavy Metal Contamination
(Pb and Cd) of Pempek in Palembang
Oby Dwijaya, Susi Lestari*), Siti Hanggita
Jurusan Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya, Indralaya, Ogan Ilir 30662 Sumatera Selatan
Telp./Fax. (0711) 580934
*)
Penulis untuk korespondensi: susilestari32@yahoo.com

ABSTRACT
The purpose of his research was to determine the chemical characteristics and the heavy
metal (Pb and Cd) content on producers in Palembang. The research was conducted on
February 2014 until March 2014. The results obtained in this study were analyzed using
descriptive methods. Parameters observed were chemical analysis (moisture content, protein
content, fat content, ash content and carbohydrate content) and analysis of heavy metals lead
(Pb) and cadmium (Cd). Chemical characteristics of pempek lenjer in this study with the
range of water content between 48.89%-66.92%, ash content 1.01%-5.80%, protein content
0.042%-2.027%, fat content 1.01%-1.67% and carbohydrates 22.64%-39.05%. Where as lead
(Pb) < 0.0104 mg/kg was detected on concentration less than and cadmium (Cd)
< 0.0006 mg/kg.
Keywords: Cd, chemical quality,Pb, pempek

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menentukan karakteristik mutu kimia pempek dari beberapa
produsen di Palembang dan mengetahui ada tidaknya kandungan logam berat timbal (Pb) dan
kadmium (Cd) pada pempek dari beberapa produsen di Palembang. Penelitian ini dilaksanakan
pada Febuari 2014 sampai dengan Maret 2014. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini
dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Parameter yang diamati meliputi analisis
kimia (kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar abu dan kadar karbohidrat) dan analisis
logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd). Karakteristik mutu kimia pempek lenjer pada
penelitian ini nilai kadar air berkisar antara 48,89% hingga 66,92%, nilai kadar abu berkisar
antara 1,01% hingga 5,80%, nilai kadar protein berkisar antara 0,042% hingga 2,027%, nilai
kadar lemak berkisar antara 1,01% hingga 1,67% dan nilai karbohidrat berkisar antara 22,64%
hingga 39,05%. Sedangkan nilai logam berat timbal (Pb) adalah < 0,0104 mg/kg dan nilai
logam berat kadmium (Cd) adalah < 0,0006 mg/kg. Standar mutu yang berlaku mensyaratkan
kandungan logam berat timbal (Pb) maksimal 0,3 mg/kg dan kadmium (Cd) maksimal
0,1 mg/kg.
Kata kunci: Cd, mutu kimia, Pb, pempek

PENDAHULUAN tepung tapioka, air, dan garam yang dicampur


menjadi satu adonan dan dibentuk, lalu
Pempek merupakan makanan khas
direbus, dikukus, digoreng atau dipanggang
Palembang yang terbuat dari ikan. Hampir
yang kemudian dimakan dengan cuka. Ada
setiap hari pempek dikonsumsi oleh
dua belas jenis pempek ikan yaitu pempek
masyarakat Palembang. Selain itu, pempek
lenjer, kapal selam, lenjer kecil, telur kecil,
juga sering dijadikan oleh-oleh utama selain
pempek keriting, pistel, adaan, pempek tahu,
kerupuk. Pempek terbuat dari daging ikan,
pempek kulit, pempek panggang, lenggang
58 Dwijaya et al.: Karakteristik mutu kimia pempek

dan otak-otak. Sedangkan untuk pempek non cawan petri, labu ukur, erlenmeyer, kurs
ikan ada delapan jenis yaitu pempek dos porselen, spektrofometer serapan atom (SSA)
lenjer, pempek belah, dos telur kecil, dos merek Perkin-Elmer 5.100, sentrifuse, waring
pistel, dos isi udang, dos nasi, udang dan blender. Bahan utama yang akan digunakan
pempek gandum (Komariah 1995). dalam penelitian ini adalah pempek lenjer
Harga pempek yang ada di Palembang yang di ambil dari produsen penjual pempek
sangat beragam mulai dari kisaran harga di kota Palembang.
sampai Rp. 900,00 hingga kisaran harga di
atas Rp. 3000,00. Menurut Monroe (1990), Metode Penelitian
setiap harga yang melekat pada produk dapat Penelitian ini menggunakan metode
mencerminkan kualitas produk itu sendiri. analisis deskriptif dari data hasil analisis
Harga untuk jenis produk-produk tertentu laboratorium. Pengambilan sampel sebanyak
bukan hanya berarti besaran uang yang dua kali dalam waktu sebulan, satu kali
dikeluarkan tetapi kualitas yang sangat prima pengambilan sampel sebanyak enam belas
dari produk tersebut dan bahkan mempunyai sampel. Sampel yang diambil adalah pempek
arti yang lebih bagi pemilik produk tersebut lenjer yang dibagi menjadi empat kategori.
(Nagle dan Holden 1995). Pembagian kategori berdasarkan harga dari
Sejak tahun 2013, BSN telah harga murah hingga mahal. Tiap-tiap kategori
menetapkan standar mutu pempek dengan diambil dari empat produsen yang berbeda di
nomor SNI 7661.1:2013. Standar mutu yang kota Palembang. Masing-masing kelompok di
berlaku mensyaratkan kandungan logam deskripsikan gizi kimianya yang meliputi air,
berat untuk timbal (Pb) maksimal 0,3 mg/kg protein, lemak, abu dan karbohidrat.
dan kadmium (Cd) maksimal 0,1 mg/kg Pembagian sampel adalah sebagai berikut:
(BSN 2013). Merujuk dari beberapa hal di
atas, perlu dikaji karakteristik mutu kimia A1: Pempek dengan kisaran harga sampai
pada pempek seperti kandungan gizi kimia Rp. 900
air, protein, lemak, abu dan karbohidrat serta A2: Pempek dengan kisaran harga di atas
kandungan logam berat (Pb dan Cd) di dalam Rp. 900 sampai Rp. 2000
pempek yang terdapat di Palembang. Hasil A3: Pempek dengan kisaran harga di atas
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan Rp. 2000 sampai Rp 3000
sebagai acuan dalam menilai mutu kimia dan A4: Pempek dengan kisaran harga di atas
logam berat pada pempek yang baik. Rp. 3000
Tujuan dari penelitian ini adalah
menentukan karakteristik mutu kimia Parameter Pengujian
pempek serta mengetahui ada tidaknya Parameter pengamatan yang dilakukan
kandungan logam berat timbal (Pb) dan pada penelitian ini adalah adalah analisis
kadmium (Cd) pada pempek dari beberapa kimia yang meliputi kadar air AOAC, 2005
produsen di Palembang. Kegunaan penelitian dengan metode oven, kadar abu AOAC, 2005
adalah sebagai bahan acuan kepada dengan metode muffle furnace, kadar protein
masyarakat mengenai karakteristik kimia serta dengan metode Lowry menurut Apriyantono
kandungan logam berat pada pempek. et al., 1989, kadar lemak AOAC, 2005 dengan
metode Soxhlet, karbohidrat AOAC, 2005
dengan metode Luff Schrool, serta logam berat
BAHAN DAN METODE
timbal (Pb) dan kadmium (Cd) menurut
Bahan dan Alat SNI.2354.5:2011.
Bahan–bahan yang dipakai untuk
analisis adalah Na2CO3, HCl, HNO3, K2SO4, Analisa Data
HgO, NaOH, H3BO3, H2SO4, bovine serum Data yang diperoleh dari hasil analisis
albumin. kemudian dideskripsikan mutu masing-
Alat-alat yang digunakan dalam masing kategori pempek berdasarkan
penelitian ini adalah oven, desikator, Soxhlet, kelompok harga.

Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 4 No. 1 Tahun 2015


Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 59

HASIL DAN PEMBAHASAN tergelatinisasi dengan menyerap air. Karena


jumlah gugus hidroksil dalam molekul pati
Kadar Air
sangat besar, maka kemampuan menyerap
Air digunakan sebagai salah satu bahan
airnya sangat besar.
pembantu, namun memiliki pengaruh penting
terhadap produk yang dihasilkan. Air dapat Tabel 1. Hasil analisa kadar air pada pempek lenjer di
berfungsi untuk menghidrasi tepung yang Kota Palembang.
digunakan serta sebagai pelarut berbagai Kategori Harga Produsen Kadar Air (%)
bahan seperti garam, vitamin yang larut ≤ Rp 900 1 66,92
dalam air (Harris dan Karmas 1989). Data 2 54,16
hasil penelitian terhadap kadar air pempek 3 48,89
lenjer dapat dilihat pada Tabel 1. 4 63,25
Rata-rata 58,30
Tabel 1. menunjukan kadar air pada
kategori harga ≤ Rp 900 yaitu dengan kisaran Rp 900 < harga ≤ 5 54,96
Rp 2000 6 64,97
48,89-66,92 dengan kadar air tertinggi
7 52,14
terdapat pada produsen pempek pertama dan 8 53,41
memiliki nilai koefisien keragaman sebesar Rata-rata 56,37
6% sehingga termasuk ke dalam koefisien
Rp 2000 < harga ≤ 9 54,83
keragaman yang sedang. Kadar air pada Rp 3000 10 58,80
kategori harga Rp 900 < harga ≤ Rp 2000 11 56,68
yaitu dengan kisaran 52,14-64,97 dengan 12 61,21
kadar air tertinggi terdapat pada produsen Rata-rata
57,88
pempek kedua dan memiliki nilai koefisien > Rp.3000 13 65,15
keragaman sebesar 3,2% sehingga termasuk 14 62,82
ke dalam koefisien keragaman yang kecil. 15 64,95
16 61,37
Kadar air pada kategori harga Rp 2000 <
Rata-rata 63,57
harga ≤ Rp 3000 yaitu dengan kisaran 54,83-
61,21 dengan kadar air tertinggi terdapat pada
produsen pempek duabelas dan memiliki nilai Kadar Abu
koefisien keragaman sebesar 0,7% sehingga Abu merupakan residu anorganik yang
termasuk ke dalam koefisien keragaman yang didapat dengan cara mengabukan komponen-
kecil. Kadar air pada kategori harga komponen organik dalam bahan pangan.
> Rp.3000 yaitu dengan kisaran 61,37-65,15 Jumlah dan komposisi abu dalam mineral
dengan kadar air tertinggi terdapat pada tergantung pada jenis bahan pangan serta
produsen pempek tigabelas dan memiliki nilai metode analisis yang digunakan.
koefisien keragaman sebesar 0,6% sehingga (Apriyantono et al. 1989). Data hasil
termasuk ke dalam koefisien keragaman yang penelitian terhadap kadar abu pempek lenjer
kecil. dapat dilihat pada Tabel 2.
Menurut SNI (1995), nilai rata-rata Tabel 2. menunjukan kadar abu pada
kadar air pada bakso ikan adalah maksimal kategori harga ≤ Rp 900,00 yaitu dengan
80,0%. Kadar air pada semua kategori harga kisaran 1,8-5,80 dengan kadar abu tertinggi
masih di bawah nilai rata-rata syarat mutu terdapat pada produsen pempek ketiga dan
bakso ikan, oleh karena itu pempek yang memiliki nilai koefisien keragaman sebesar
dijual oleh produsen pempek di Palembang 63% sehingga termasuk ke dalam koefisien
masih memenuhi syarat. keragaman yang besar. Kadar abu pada
Tingginya kadar air pada produsen kategori harga Rp 900 < harga ≤ Rp 2000
pertama dikarenakan diduga adanya yaitu dengan kisaran 2,00-4,06 dengan kadar
penambahan tepung yang lebih banyak. abu tertinggi terdapat pada produsen pempek
Menurut Muchtadi (1993) dalam Rosdiana kelima dan memiliki nilai koefisien
(2002), kadar air pempek tergantung jumlah keragaman sebesar 36,6% sehingga termasuk
tepung yang digunakan, karena granula pati ke dalam koefisien keragaman yang besar.
dapat membengkak luar biasa jika Kadar abu pada kategori harga

Dwijaya et al.: Karakteristik mutu kimia pempek


60 Dwijaya et al.: Karakteristik mutu kimia pempek

Rp 2000 < harga ≤ Rp 3000,00 yaitu dengan Menurut Pomeranz dan Meloan (1980),
kisaran 1,01-2,02 dengan kadar abu tertinggi kadar abu dipengaruhi oleh bahan baku dan
terdapat pada produsen pempek kesembilan bumbu-bumbu yang ditambahkan ke dalam
dan memiliki nilai koefisien keragaman adonan, terutama bumbu yang banyak
sebesar 59,4% sehingga termasuk ke dalam mengandung garam-garam mineral. Abu
koefisien keragaman yang besar. Kadar abu adalah residu anorganik dan biasanya
pada kategori harga > Rp.3000,00 yaitu komponen yang terdapat pada senyawa
dengan kisaran 1,20-2,02 dengan kadar abu organik alami yaitu kalium, kalsium, natrium,
tertinggi terdapat pada produsen pempek besi, magnesium dan mangan. Penurunan
ketigabelas dan memiliki nilai koefisien kadar abu diduga kadar abu yang terdapat
keragaman sebesar 29,8% sehingga termasuk pada daging ikan cenderung menurun ketika
ke dalam koefisien keragaman yang besar. mengalami pencucian dan perebusan,
disamping itu garam-garam dan bumbu-
Tabel 2. Hasil analisa kadar abu pada pempek lenjer di bumbu yang ditambahkan hanya sedikit.
Kota Palembang.
Kadar Abu Kadar Protein
Kategori Harga Produsen
(%)
Protein pada pempek berperan dalam
≤ Rp 900 1 3,89
2 5,07 pembentukan gel, terutama protein miofibril
3 5,80 yang merupakan bagian terbesar dalam
4 1,81 protein ikan sebagai bahan baku pembuatan
Rata-rata 4,14 pempek. Protein ini terdiri dari miosin, aktin,
Rp 900 < harga ≤ 5 4,06 serta protein regulasi yaitu gabungan dari
Rp 2000 6 2,52 aktin dan miosin yang membentuk
7 2,00
8 2,02
aktomiosin. Pada pengolahan daging, protein
Rata-rata 2,62 miofibril mempunyai peran sebagai struktur
Rp 2000 < harga ≤ 9 2,02 dan fungsi utama yaitu berinteraksi dengan
Rp 3000 10 1,78 komponen lain dan dengan unsur nonprotein
11 1,47 secara kimia dan secara fisik untuk
12 1,01 menghasilkan karakteristik produk yang
Rata-rata 1,57 dinginkan (Suzuki, 1981). Data hasil
> Rp.3000 13 2,02 penelitian terhadap kadar protein pempek
14 1,67 lenjer dapat dilihat pada Tabel 3.
15 1,47
16 1,20
Tabel 3. menunjukan kadar protein
Rata-rata 1,59
pada kategori harga ≤ Rp 900 yaitu dengan
kisaran 0,912-1,993 dengan kadar protein
Menurut SNI (1995), nilai rata-rata tertinggi terdapat pada produsen pempek
kadar abu pada bakso ikan adalah maksimal kedua dan memiliki nilai koefisien keragaman
3,0. Tingginya kadar abu pada produsen sebesar 53,2% sehingga termasuk ke dalam
pempek ketiga diduga banyak berasal dari koefisien keragaman yang besar. Kadar
bahan pengikat, semakin tinggi persentase protein pada kategori harga Rp 900 < harga
tepung yang diberikan maka semakin banyak ≤ Rp 2000 yaitu dengan kisaran 0,552-2,027
mineral yang terkandung pada produk, dengan kadar protein tertinggi terdapat pada
dengan demikian mineral yang tidak terbakar produsen pempek keenam dan memiliki nilai
pun banyak. Selain itu tingginya kadar abu koefisien keragaman sebesar 64,9% sehingga
pada pempek diduga berasal dari garam, termasuk ke dalam koefisien keragaman yang
menurut Iswanto (1989), garam dapat besar. Kadar protein pada kategori harga Rp
memasok abu yang banyak pada produk, 2000 < harga ≤ Rp 3000 yaitu dengan kisaran
sehingga pada penggunaannya semakin 0,332-0,993 dengan kadar protein tertinggi
banyak penggunaan garam akan terdapat pada produsen pempek kesepuluh
meningkatkan kadar abu. dan memiliki nilai koefisien keragaman
sebesar 98,4% sehingga termasuk ke dalam

Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 4 No. 1 Tahun 2015


Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 61

koefisien keragaman yang besar. Kadar maupun tidak langsung, sehingga


protein pada kategori harga > Rp.3000 yaitu berpengaruh pada aplikasi proses, mutu dan
dengan kisaran 0,042-1,428 dengan kadar penerimaan produk.
protein tertinggi terdapat pada produsen
pempek ketigabelas dan memiliki nilai Kadar Lemak
koefisien keragaman sebesar 192,3% sehingga Lemak merupakan salah satu unsur
termasuk ke dalam koefisien keragaman yang yang penting dalam bahan pangan, karena
besar. lemak berfungsi untuk memperbaiki bentuk
dan struktur fisik bahan pangan, menambah
Tabel 3. Hasil analisa kadar protein pada pempek nilai gizi dan kalori, serta memberikan cita
lenjer di Kota Palembang. rasa yang gurih pada bahan pangan (Winarno
Kadar protein 2004). Data hasil penelitian terhadap kadar
Kategori Harga Produsen
(%)
lemak pempek lenjer dapat dilihat pada
≤ Rp 900 1 1,037
2 1,993 Tabel 4.
3 0,912
4 0,937 Tabel 4. Hasil analisa kadar lemak pada pempek lenjer
Rata-rata 1,219 di Kota Palembang.
Rp 900 < harga ≤ Rp 5 1,827 Kadar lemak
Kategori Harga Produsen
2000 6 2,027 (%)
7 0,552 ≤ Rp 900 1 1,02
8 1,392 2 1,54
Rata-rata 3 1,50
1,449 4 1,44
Rp 2000 < harga ≤ 9 0,332 Rata-rata 1,37
Rp 3000
10 0,993 Rp 900 < harga ≤ Rp 5 1,01
11 0,493 2000 6 1,64
12 0,929 7 1,06
Rata-rata 8 1,23
0,687 Rata-rata
> Rp.3000 13 1,428 1,23
14 0,142 Rp 2000 < harga ≤ 9 1,06
15 0,042 Rp 3000
16 0,468 10 1,48
Rata-rata 11 1,13
0,520 12 1,26
Rata-rata 1,23
Tingginya kadar protein pada produsen > Rp.3000 13 1,08
pempek keenam diduga dilakukan 14 1,67
penambahan MSG yang berlebih pada 15 1,48
formulasi dalam pempek sehingga akan 16 1,15
Rata-rata
meningkatkan kadar protein. Selain itu pada 1,34
penelitian Padmasari (2002), kadar protein
pada siomay adalah 5,520% hingga 8,890%, Tabel 4. menunjukan kadar lemak pada
hal ini disebabkan oleh penambahan bahan kategori harga ≤ Rp 900,00 yaitu dengan
pengikat juga dapat mempengaruhi kisaran 1,02-1,54 dengan kadar lemak
kandungan protein produk yang dihasilkan. tertinggi terdapat pada produsen pempek
Kandungan protein yang dimiliki tepung kedua dan memiliki nilai koefisien keragaman
terigu adalah 8,9% dan kandungan protein sebesar 25,8% sehingga termasuk ke dalam
tapioka adalah 0,5% (Direktorat Gizi 1995). koefisien keragaman yang besar. Kadar lemak
Menurut Kusnandar (2011), protein pada kategori harga Rp 900 < harga
sebagai salah satu komponen penyusun ≤ Rp 2000 yaitu dengan kisaran 1,01-1,64
bahan pangan mempunyai peranan yang dengan kadar lemak tertinggi terdapat pada
sangat besar dalam menentukan mutu produk produsen pempek keenam dan memiliki nilai
pangan. Protein mampu berinteraksi dengan koefisien keragaman sebesar 95,5% sehingga
senyawa-senyawa lain, baik secara langsung termasuk ke dalam koefisien keragaman yang

Dwijaya et al.: Karakteristik mutu kimia pempek


62 Dwijaya et al.: Karakteristik mutu kimia pempek

besar. Kadar lemak pada kategori harga Rp 2000 < harga ≤ Rp 3000 yaitu dengan
Rp 2000 < harga ≤ Rp 3000 yaitu dengan kisaran 30,17-35,15 dengan kadar karbohidrat
kisaran 1,06-1,48 dengan kadar lemak tertinggi terdapat pada produsen pempek
tertinggi terdapat pada produsen pempek kesebelas dan memiliki nilai koefisien
kesepuluh dan memiliki nilai koefisien keragaman sebesar 2% sehingga termasuk
keragaman sebesar 14,6% sehingga termasuk ke dalam koefisien keragaman yang kecil.
ke dalam koefisien keragaman yang besar. Kadar karbohidrat pada kategori harga
Kadar lemak pada kategori harga > Rp.3000,00 yaitu dengan kisaran
> Rp 3000,00 yaitu dengan kisaran 1,15-1,67 25,34-30,22 dengan kadar karbohidrat
dengan kadar lemak tertinggi terdapat pada tertinggi terdapat pada produsen pempek
produsen pempek keempatbelas dan memiliki keenambelas dan memiliki nilai koefisien
nilai koefisien keragaman sebesar 31,7% keragaman sebesar 2,5% sehingga termasuk
sehingga termasuk ke dalam koefisien ke dalam koefisien keragaman yang kecil.
keragaman yang besar.
Menurut SNI (1995), nilai rata-rata Tabel 5. Hasil analisa kadar karbohidrat pada pempek
kadar lemak pada bakso ikan adalah maksimal lenjer di Kota Palembang.
1,0. Tingginya kadar lemak pada produsen Kadar
Kategori Harga Produsen
karbohidrat (%)
keempatbelas dikarenakan menggunakan ikan
≤ Rp 900 1 22,64
belida. Kandungan lemak pada ikan belida 2 34,57
sebesar 5,3 gram dalam 100 gram ikan belida. 3 39,05
Sesuai dengan pernyataan Astawan (2005), 4 27,93
penggunaan ikan yang semakin banyak akan Rata-rata
31,05
meningkatkan kadar lemak dan protein pada Rp 900 < 5 33,13
pempek. Selain itu, penambahan minyak pada harga ≤ Rp 6 24,25
proses pengadonan dalam pembuatan 2000 7 38,85
pempek akan mempengaruhi lemak yang 8 37,06
Rata-rata
dihasilkan pada produk. 33,02
Rp 2000 < harga 9 33,79
Kadar Kabohidrat ≤ Rp 3000 10 31,84
11 35,15
Karbohidrat mempunyai peranan yang
12 30,17
penting dalam menentukan karakteristik Rata-rata
bahan makanan dan dapat mempengaruhi 32,74
> Rp.3000 13 25,34
rasa, warna dan tekstur produk (Winarno 14 27,86
2004). Data hasil penelitian terhadap kadar 15 26,20
karbohidrat pempek lenjer dapat dilihat pada 16 30,22
Tabel 5. Rata-rata
27,04
Tabel 5. menunjukan kadar karbohidrat
pada kategori harga ≤ Rp 900 yaitu dengan Tingginya kadar karbohidrat pada
kisaran 22,64-39,05 dengan kadar karbohidrat produsen ketiga diduga disebabkan
tertinggi terdapat pada produsen pempek banyaknya penambahan jumlah tepung
ketiga dan memiliki nilai koefisien keragaman tapioka pada pempek sehingga meningkatkan
sebesar 20,9% sehingga termasuk ke dalam jumlah karbohidrat. Hal ini menunjukan
koefisien keragaman yang besar. Kadar bahwa penambahan formulasi tapioka
karbohidrat pada kategori harga Rp 900 berbanding lurus dengan kadar karbohidrat,
< harga ≤ Rp 2000 yaitu dengan kisaran karena tapioka merupakan penyumbang
24,25-38,85 dengan kadar karbohidrat utama karbohidrat pada pempek, dimana
tertinggi terdapat pada produsen pempek 100 g tapioka mengandung 34 g karbohidrat
ketujuh dan memiliki nilai koefisien (Pasaribu 2007).
keragaman sebesar 292,2% sehingga Menurut Mahdiah (2002), kandungan
termasuk ke dalam koefisien keragaman yang tertinggi karbohidrat pada otak-otak sebesar
besar. Kadar karbohidrat pada kategori harga 38,02%. Kandungan karbohidrat pada otak-

Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 4 No. 1 Tahun 2015


Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 63

otak juga dipengaruhi oleh kandungan tepung Sejak tahun 2013, BSN telah menetapkan
tapioka. Tepung tapioka mempunyai standar mutu pempek dengan nomor SNI
kandungan karbohidrat yang tinggi sebesar 7661.1:2013. Standar mutu yang berlaku
86,9%. Komponen terbesar dari tepung mensyaratkan kandungan logam untuk timbal
adalah pati yang merupakan polisakarida dari (Pb) maksimal 0,3 mg/kg (BSN 2013).
karbohidrat. Hidrat arang dalam tepung (pati) Dengan demikian nilai rata-rata kandungan
dapat memudahkan pemberian bentuk pada logam berat timbal pada pempek yang ada di
makanan. Karbohidrat dari golongan pati ini Palembang yang telah dianalisis masih di
bersifat sangat menyerap air. Pada saat dalam ambang sehingga aman untuk
dipanaskan, tepung akan menyerap air dan dikonsumsi.
mengalami gelatinisasi. Dengan adanya Nilai rata-rata kandungan logam berat
gelatinisasi ini tepung memperkuat struktur timbal dalam pempek yang ada di Palembang
gel pada produk (Astawan 2005). rendah diduga dikarenakan bahan bakunya
tidak tercemar. Proses pengolahannya juga
Timbal (Pb) tidak menggunakan peralatan yang terbuat
Timbal adalah logam lunak kebiruan dari logam, Selain itu pempek tidak banyak
atau kelabu keperakan yang lazim terdapat terpapar asap karena pempek yang dijual
dalam kandungan endapan sulfit yang hanya habis dalam sehari.
tercampur mineral-mineral lain terutama seng Menurut Siregar (2005), jumlah kadar
dan tembaga. Penggunaan Pb terbesar adalah Pb di udara dipengaruhi oleh volume atau
dalam industri baterai kendaraan bermotor kepadatan lalu lintas, jarak dari jalan raya dan
seperti timbal metalik dan komponen- daerah industri. Bahan aditif yang biasa
komponennya. Timbal digunakan pada dimasukkan ke dalam bahan bakar kendaraan
bensin untuk kendaraan, cat dan pestisida bermotor pada umumnya terdiri dari 62%
(Palar 2004). Data hasil penelitian terhadap tetraetil Pb, 18% etilendibromida dan sekitar
kadar logam berat Pb dapat dilihat pada 2% campuran tambahan dari bahan-bahan
Tabel 6. yang lain.
Logam Pb dapat masuk ke dalam
Tabel 6. Hasil analisa logam berat Pb pempek lenjer tubuh melalui pernapasan, makanan, dan
di Kota Palembang. minuman. Logam Pb tidak dibutuhkan oleh
Kategori Harga Produsen Kadar Pb manusia, sehingga bila makanan tercemar
≤ Rp 900 1 < 0,0104 oleh logam tersebut, tubuh akan
2 < 0,0104
3 < 0,0104 mengeluarkannya sebagian. Sisanya akan
4 < 0,0104 terakumulasi pada bagian tubuh tertentu
Rp 900 < harga 5 < 0,0104 seperti ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan
≤ Rp 2000 6 < 0,0104 rambut (Palar 2004).
7 < 0,0104
8 < 0,0104
Kadmium (Cd)
Rp 2000 ≤ harga 9 < 0,0104
< Rp 3000 10 < 0,0104 Kadmium merupakan salah satu jenis
11 < 0,0104 logam berat yang berbahaya karena elemen
12 < 0,0104 ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah.
> Rp.3000 13 < 0,0104 Kadmium berpengaruh terhadap manusia
14 < 0,0104 dalam jangka waktu panjang dan dapat
15 < 0,0104
terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan
16 < 0,0104
ginjal (Palar 2004). Data hasil penelitian
terhadap kadar logam berat Cd dapat dilihat
Hasil pengukuran logam timbal
pada Tabel 7.
menunjukkan kandungan logam berat timbal
Pengukuran logam berat kadmium
pada setiap produsen pempek
menunjukkan kandungan logam berat
< 0,0104 mg/kg, hal ini dikarenakan
kadmium pada setiap produsen pempek
kandungan timbal yang ada pada pempek
< 0,0006 mg/kg, hal ini dikarenakan
sangat kecil dan di bawah limit deteksi alat.

Dwijaya et al.: Karakteristik mutu kimia pempek


64 Dwijaya et al.: Karakteristik mutu kimia pempek

kandungan kadmium yang ada pada pempek oral (makanan), dan bisa melalui suntikan
sangat kecil dan di bawah limit deteksi alat. kedaerah kulit. Jumlah Cd yang dapat
Sejak tahun 2013, BSN telah menetapkan diterima oleh tubuh manusia adalah sebanyak
standar mutu pempek dengan nomor SNI 400-500 mikrogram setiap kilogram berat
7661.1:2013. Standar mutu yang berlaku badan setiap hari. Batasan toleransi Cd dalam
mensyaratkan kandungan logam untuk ginjal pda manusia adalah 200 ppm, bila batas
kadmium (Cd) maksimal 0,1 mg/kg (BSN tersebut terlewati akan timbul efek-efek
2013). Dengan demikian nilai rata-rata tertentu. Keracunan Cd pada hewan akan
kandungan logam berat timbal pada pempek membuat Cd tertimbun didalam hati dan
yang ada di Palembang yang telah dianalisa korteks ginjal. Apabila terjadi keracunan akut
masih di dalam ambang sehingga aman untuk akan ditemukan penimbunan logan Cd
dikonsumsi. di dalam hati. Keracunan kronis Cd akan
ditimbun di dalam bermacam-macam organ
Tabel 7. Hasil analisa logam berat Cd pempek lenjer tubuh terutama di dalam ginjal, hati, dan
di Kota Palembang. paru-paru, tetapi juga ditimbun di dalam
Kategori Harga Produsen Kadar Cd pankreas, jantung, limpa, alat kelamin dan
≤ Rp 900 1 < 0,0006 jaringan adiposa. Kadmium yang masuk ke
2 < 0,0006
3 < 0,0006 dalam tubuh biasanya akan tertimbun di
4 < 0,0006 dalam organ target yang paling banyak
Rp 900 < harga 5 < 0,0006 menyerap Cd yaitu hati dan ginjal
≤ Rp 2000 6 < 0,0006 (Palar 2004).
7 < 0,0006
8 < 0,0006
Rp 2000 ≤ harga 9 < 0,0006 KESIMPULAN
< Rp 3000 10 < 0,0006
11 < 0,0006 karakteristik mutu kimia pempek lenjer
12 < 0,0006 pada penelitian ini nilai kadar air berkisar
> Rp.3000 13 < 0,0006 antara 48,89% hingga 66,92%, nilai kadar abu
14 < 0,0006 berkisar antara 1,01% hingga 5,80%, nilai
15 < 0,0006 kadar protein berkisar antara 0,042% hingga
16 < 0,0006
2,027%, nilai kadar lemak berkisar antara
1,01% hingga 1,67% dan nilai karbohidrat
Hasil penelitian menunjukan minimnya berkisar antara 22,64% hingga 39,05%.
kandungan logam berat kadmium disetiap Sedangkan nilai logam berat timbal (Pb)
produsen pempek yang ada di Palembang. adalah < 0,0104 mg/kg dan nilai logam berat
Hal ini diduga secara alamiah, kandungan kadmium (Cd) adalah < 0,0006 mg/kg.
logam berat kadmium pada komoditas ikan Standar mutu yang berlaku mensyaratkan
tergolong rendah. Menurut Supriyanto et al.
kandungan logam berat timbal (Pb) maksimal
(2007), Pencemaran logam berat Cd dapat 0,3 mg/kg dan kadmium (Cd) maksimal 0,1
melalui lingkungan, terjadi karena masuknya mg/kg. Dengan demikian nilai rata-rata
atau dimasukkannya bahan-bahan yang kandungan logam berat timbal pada pempek
diakibatkan oleh berbagai kegiatan manusia yang ada di Palembang yang telah dianalisis
atau yang dapat menimbulkan perubahan masih di dalam ambang sehingga aman untuk
yang merusak karakteristik fisik, kimia, dikonsumsi.
biologi atau estetika lingkungan tersebut. Koefisien keragaman pada kategori
Perubahan tersebut dapat terjadi di air, udara harga ≤ Rp 900 nilai koefisien keragaman
dan tanah sehingga menimbulkan bahaya bagi yang besar yaitu pada parameter kadar abu,
kehidupan manusia atau spesies-spesies yang kadar protein, kadar lemak, kadar
berguna baik saat ini atau pada masa karbohidrat, sedangkan koefisien keragaman
mendatang.
kecil yaitu pada parameter kadar air.
Kadmium masuk ke dalam tubuh bisa Koefisien keragaman pada kategori harga Rp
melalui berbagai cara, yaitu dari pernafasan 900 < harga ≤ Rp 2000 nilai koefisien
(dari asap rokok dan kendaraan), bisa melalui

Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 4 No. 1 Tahun 2015


Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 65

keragaman yang besar yaitu pada parameter kedelai dan putih telur terhadap mutu
kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar bakso sapi. [Skripsi]. Bogor: Institut
karbohidrat, sedangkan koefisien keragaman Pertanian Bogor.
kecil yaitu pada parameter kadar air. Komariah S. 1995. Teknologi proses dan
Koefisien keragaman pada kategori harga pengemasan pada industri kecil
Rp 2000 < harga ≤ Rp 3000 nilai koefisien pempek dan kerupuk kemplang
keragaman yang besar yaitu pada parameter Palembang. [Skripsi]. Bogor: Institut
kadar abu, kadar protein, kadar lemak, Pertanian Bogor.
kemudian koefisien keragaman kecil pada Kusnandar F. 2011. Kimia Pangan Komponen
parameter kadar air dan kadar karbohidrat. Makro. Jakarta: Dian Rakyat.
Koefisien keragaman pada kategori harga Kusumawaty Y. 1997. Kajian mutu empek-
> Rp 3000,00 nilai koefisien keragaman besar empek palembang dari ikan teggiri
yaitu pada parameter kadar abu, kadar (Scomberomorus commrsoni). [Skripsi].
protein, kadar lemak, sedangkan koefisien Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian
keragaman kecil yaitu pada parameter kadar Institut Pertanian Bogor.
air dan kadar karbohidrat. Mahdiah E. 2002. pengaruh penambahan
bahan pengikat terhadap karakteristik
fisik otak-otak ikan sapu-sapu
DAFTAR PUSTAKA
(Liposarcus pardalis). [Skripsi]. Bogor:
Astawan M. 2005. Ilmu Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.
Jakarta: PT. Gramedia. Monroe K. 1990. Pricing Making Profitable
[BSN]_Badan Standarisasi Nasional. 1995. Decisions. New York: McGraw-Hill.
Syarat Mutu dari Bakso. SNI 01-3819- Nagle, Holden. 1995. The Strategy and Tactics of
Pricing. a Guide to Profitable Decision
1995. Jakarta: Badan Standarisasi
Making. Colombia: Columbia
Nasional. University.
[BSN]_Badan Standarisasi Nasional. 2011. Palar H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi
Penentuan Kadar Logam Berat Pb Produk Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
Perikanan. No. SNI 2354.5:2011. Padmasari S. 2002. Pemanfaatan limbah kulit
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. ikan nila merah (Oreochormis sp) sebagai
[BSN]_Badan Standarisasi Nasional. 2013. bahan baku pada pembuatan siomay.
Pempek Ikan Rebus Beku. SNI [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian
7661.1:2013. Jakarta: Badan Bogor.
Standarisasi Nasional. Pomeranz Y. dan Meloan CE. 1980. Food
Deman JM. 1997. Kimia Makanan. Bandung: Analysis Theory and Pratice. The AVI
Institut Teknologi Bandung. Publishing Company. Wesport.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Rahardian D. 2000. Bakso (Traditional
1995. Jakarta: Buletin Teknologi Pangan. Indonesian Meatball) Propertis with Post
Falahuddin A. 2009. Kitosan sebagai edible Mortem Condition at Frozen Storage.
coating pada otak-otak bandeng (Chanos [Thesis]. The Interdepartmental
chanos) yang dikemas vakum. [Skripsi]. Program of Animal and Dairy Seinces.
Bogor: Institut Pertanian Bogor. Faculty of the Lousiana State.
Harris RS. dan Karmas E. 1989. Evalusai Gizi Univercsty and Agricultural and
pada Pengolahan Bahan Pangan. Bandung: Mechanical Collage.
Institut Teknologi Bandung. Rosdiana. 2002. Pengaruh penyimpanan dan
Iljas N. 1995. Peranan teknologi pangan pemasakan terhadap mutu gizi dan
dalam upaya meningkatkan citra organoleptik empek-empek. [Skripsi].
makanan tradisional Sumatera Selatan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
[Skripsi]. Indralaya: Universitas Sekarwiyati I. 2000. Pengaruh konsentrasi
Sriwijaya. garam dan jenis tepung terhadap
Iswanto R. 1989. Mempelajari pengaruh karakteristik mutu fisik bakso ikan
penambahan tepung tempe, tepung

Dwijaya et al.: Karakteristik mutu kimia pempek


66 Dwijaya et al.: Karakteristik mutu kimia pempek

layaran (Isthiophorus orienthalis). [Skripsi]. spektrometri nyala serapan atom (SSA).


Bogor: Institut Pertanian Bogor. Seminar Teknologi Nuklir. Yogyakarta,
Siregar E. 2005. Pencemaran udara, respon 24-26 Juli 2007.
tanaman dan pengaruhnya pada Suzuki T. 1981. Fish and Kril Protein Processing
manusia. [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Technology. Appl Sci, London.
Universitas Sumatera Utara. Winarno F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi.
Supriyanto S, Kamal Z. 2007. Analisis Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
cemaran logam berat Pb, Cu dan Cd Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
pada ikan air tawar dengan metode Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 4 No. 1 Tahun 2015

You might also like