You are on page 1of 8

PENGARUH MEDITASI TERHADAP KUALITAS HIDUP LANSIA YANG

MENDERITA HIPERTENSI DI UNIT REHABILITASI SOSIAL WENING


WARDOYO UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

Gipta Galih Widodo, Puji Purwanigsih


Email: qsadida11@gmail.com

ABSTRAK

Hipertensi merupakan suatu kondisi penyakit kronis yang menyebabkan stres (stressful). Meditasi telah
berhasil digunakan dalam perawatan dan pencegahan tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung,
stroke. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh meditasi terhadap kualitas hidup lansia yang
menderita hipertensi di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Kabupaten Semarang.. Metode
penelitian adalah quasy eksperimen yang dilakukan terhadap 20 responden kelompok control dan 20
responden kelompok intervensi. Kelompok intervensi dilakukan meditasi dalam kelompok yang berisi 10
responden tiap kelompok yang dilakukan selama 7 pertemuan. Kelompok control diberikan pendidikan
kesehatan tentang pengelolaan hipertensi. Analisis dilakukan uji beda pada 2 kelompok dengan
menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan Kualitas hidup pada kelompok intervensi
sebagian besar adalah cukup sebanyak 16 responden (80,0%), demikian juga pada kelompok kontrol
responden yang memiliki kualitas hidup sedang sebanyak 17 responden (85%). Kualitas hidup pada
kelompok intervensi sebagian besar adalah baik sebanyak 18 responden (90,0%), sedangkan pada
kelompok kontrol responden yang memiliki kualitas hidup cukup sebanyak 19 responden (95%). terdapat
perbedaan kualitas hidup setelah diberkan meditasi pada kelompok intervensi (p: 0,000). Rekomendasi
hasil penelitian ini dapat dilanjutkan secara kontinu oleh pengelola unit rehabilitasi social untuk
membantu meningkatkan kualitas hidup lansia yang berada dipanti.

Kata kunci: Meditasi, hipertensi, lansia

Pengaruh Meditasi Terhadap Kualitas Hidup Lansia Yang Menderita Hipertensi 111
di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang
Gipta Galih Widodo, Puji Purwanigsih
PENDAHULUAN METODE PENELITIAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering Penelitian ini menggunakan rancangan
disebut sebagai “silent killer” atau tidak quasy eksperiment dengan metode pre and
menunjukkan tanda dan gejala (O’Hara, post test with control group, artinya
2006). Hipertensi merupakan salah satu pengumpulan data dilakukan sebelum dan
penyakit kardiovaskuler yang menjadi sesudah dilakukan intervensi pada
masalah utama dalam kesehatan masyarakat kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
Indonesia maupun negara-negara di dunia Teknik pengambilan sampel dilakukan
(Profil Kesehatan Indonesia, 2005). dengan metode simple random sampling
Hipertensi merupakan suatu kondisi yaitu pengambilan sampel secara acak
penyakit kronis yang menyebabkan stres sampai dengan jumlah sampel terpenuhi.
(stressful). Stres emosional atau mental bisa Jumlah lansia yang tinggal di URS Wening
menurunkan kualitas hidup seseorang, Wardoyo Kabupaten Semarang adalah
selain itu dengan stress mental (psikososial) sebanyak 100 orang, ada 87 orang yang
dapat meningkatkan tekanan darah (Jaret, mengalami hipertensi. Peneliti selanjutnya
2008). menggunakan besar sampel sebesar 18
Terapi komplementer bersifat pengobatan responden ditambah 10 % sampel cadangan
alami untuk menangani penyebab penyakit sehingga menjadi 20 responden untuk
dan memacu tubuh sendiri untuk masing-masing kelompok intervensi dan
menyembuhkan penyakitnya, berbeda kelompok kontrol. Metode analisis data
dengan pengobatan kedokteran. Terapi yang digunakan pada penelitian ini adalah
komplementer antara lain terapi herbal, analisis univariat yang mendeskripsikan
relaksasi: relaksasi progresif dan, latihan distribusi frekuensi pada variabel kualitas
nafas, meditasi (Cushman and Hoffman, hidup sebelum dan setelah mendapatkan
2004; Vitahealth, 2006; Xu Yu, 2004;). terapi meditasi. Analisis bivariat adalah
Meditasi merupakan suatu kondisi yang analisis untuk menguji pengaruh antara
rileks untuk konsentrasi pada kejadian variabel dependent dengan variabel
realitas yang sedang berlangsung, atau independet. Yaitu menguji pengaruh
suatu kondisi yang pikiran bebas dari segala meditasi terhadap kualitas hidup lansia
macam pikiran, atau suatu kondisi yang yang menderita hipertensi. Pengujian
bebas dari semua yang melelahkan dan variabel dilakukan dengan menggunakan uji
berfokus pada Tuhan atau suatu konsentrasi kai kuadrat.
yang tinggi. Meditasi dapat menenangkan
otak dan memperbaiki (memulihkan tubuh), HASIL PENELITIAN DAN
meditasi yang dilakukan secara teratur PEMBAHASAN
dapat digunakan untuk menurunkan stres, Penelitian ini dilakukan di Unit Rehabilitasi
depresi dan (Dorbyk, 2007; Glickman, Sosial Wening Wardoyo Ungaran terhadap
2007; Vitahealth, 2006). Salah satu 40 responden yang terbagi menjadi 20
pilihannya yaitu terapi meditasi (Kavya, responden kelompok control dan 20
2003; O’Hara, 2006). responden kelompok intervensi. Berikut ini
Meditasi telah berhasil digunakan dalam akan disajikan data hasil penelitian sebagai
perawatan dan pencegahan tekanan darah berikut:
tinggi (hipertensi), penyakit jantung, stroke.

1. Analisis Univariat
a. Umur
Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan usia di Unit Rehabilitasi Sosial Wening
Wardoyo Ungaran tahun 2013
Umur N Mean Median SD Min-Maks
Kel Intervensi 20 72,1 72,5 10,6 60-93
Kel Kontrol 20 70,0 69 7,6 60-85
Jumlah 40 71,0 71,5 9,2 60-93

112 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 2, November 2013; 111-118
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa 72,1 tahun ± 10,6 tahun dengan usia
secara keseluruhan rata-rata umur terendah adalah 60 tahun dan usia tertinggi
responden adalah 71 tahun ± 9,2 tahun 93 tahun. Pada kelompok kontrol rata-rata
dengan usia terendah adalah 60 tahun dan umur responden adalah 71 tahun ± 7,6
usia tertinggi 93 tahun. Pada kelompok tahun dengan usia terendah adalah 60 tahun
intervensi rata-rata umur responden adalah dan usia tertinggi 85 tahun.

b. Jenis Kelamin
Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Unit Rehabilitasi Sosial
Wening Wardoyo Ungaran tahun 2013
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Total
Jenis Kelamin
f % f % f %
Laki-laki 5 25,0 7 35,0 12 30,0
Perempuan 15 75,0 13 65,0 28 70,0
Jumlah 20 100,0 20 100,0 40 100,0

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa secara sebanyak 5 responden (25%) dan responden
keseluruhan jumlah responden laki-laki perempuan sebanyak 15 responden (75%).
sebanyak 12 responden (30%) dan Sedangkan pada kelompok kontrol jumlah
responden perempuan sebanyak 28 responden laki-laki sebanyak 7 responden
responden (70%). Pada kelompok (35%) dan responden perempuan sebanyak
intervensi jumlah responden laki-laki 13 responden (65%).

c. Pekerjaan
Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Unit Rehabilitasi Sosial Wening
Wardoyo Ungaran tahun 2013
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Total
Pekerjaan
f % f % f %
Petani 3 15,0 3 15,0 6 15,0
Swasta 12 60,0 10 50,0 22 55,0
Tidak Bekerja 5 25,0 7 35,0 12 30,0
Jumlah 20 100,0 20 100,0 40 100,0

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa secara kelompok intervensi pekerjaan swasta


keseluruhan pekerjaan responden pada sebanyak 12 responden (60%). Sedangkan
mulanya sebagian besar adalah swasta pada kelompok kontrol pekerjaan swasta
sebanyak 22 responden (55%). Pada sebanyak 10 responden (50%).

d. Pendidikan
Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Unit Rehabilitasi Sosial Wening
Wardoyo Ungaran tahun 2013
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Total
Pendidikan
f % f % f %
SD 1 5,0 6 30,0 7 17,5
SMP 4 20,0 6 30,0 10 25,0
SMA 15 75,0 8 40,0 23 57,5
Jumlah 20 100,0 20 100,0 40 100,0

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa secara Pada kelompok intervensi sebagian besar
keseluruhan sebagian besar pendidikan pendidikan responden adalah SMA
responden adalah SMA sebanyak 23 sebanyak 15 responden (75%) dan sebagian
responden (57,5%) dan sebagian kecil kecil adalah SD sebanyak 1 responden
adalah SD sebanyak 7 responden (17,5%). (5%). Sedangkan pada kelompok kontrol

Pengaruh Meditasi Terhadap Kualitas Hidup Lansia Yang Menderita Hipertensi 113
di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang
Gipta Galih Widodo, Puji Purwanigsih
sebagian besar pendidikan responden dan pendidikan SD dan SMP masing-
adalah SMA sebanyak 8 responden (40%) masing sebanyak 6 responden (30%).

2. Analisis bivariat
a. Analisis kesetaraan kualitas hidup responden sebelum diberikan meditasi pada kedua
kelompok
Tabel 5 Analisis kesetaraan kualitas hidup responden sebelum diberikan meditasi di
Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran tahun 2013
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Kualitas hidup sebelum meditasi P value
f % f %
Kualitas hidup kurang 2 10,0 1 5,0 0,834
Kualitas hidup cukup 16 80,0 17 85,0
Kualitas hidup baik 2 10,0 2 10,0
Jumlah 20 100,0 20 100,0

Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan bahwa cukup sebanyak 16 responden (80,0%),


tidak terdapat perbedaan kualitas hidup demikian jugapada kelompok kontrol
responden sebelum mendapatkan terapi responden yang memiliki kualitas hidup
meditasi (p: 0,834). Kualitas hidup pada cukup sebanyak 17 responden (85%).
kelompok intervensi sebagian besar adalah

b. Analisis kualitas hidup responden sebelum dan sesudah diberikan meditasi pada
kelompok kontrol
Tabel 6 Analisis kualitas hidup responden sebelum dan sesudah diberikan meditasi pada
kelompok kontrol di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran tahun 2013
Kualitas hidup sesudah
Total
Kualitas hidup sebelum Kurang Cukup P value
f % f % f %
Kurang 0 0,0 1 100,0 1 100,0 0,911
Cukup 1 5,9 16 94,1 17 100,0
Baik 0 0,0 2 100,0 2 100,0
Jumlah 1 5,0 19 95,0 20 100,0

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa tidak sesudah dilakukan perlakuan sebagian besar
terdapat perbedaan kualitas hidup sebelum adalah cukup sebanyak 19 responden
dan setelah diberkan meditasi pada (95,0%).
kelompok kontrol (p: 0,911). Kualitas hidup

c. Analisis kualitas hidup responden sebelum dan sesudah diberikan meditasi pada
kelompok intervensi
Tabel 7: Analisis kualitas hidup responden sebelum dan sesudah diberikan meditasi pada
kelompok intervensi di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran tahun 2013
Kualitas hidup sesudah
Total
Kualitas hidup sebelum Cukup Baik P value
f % f % f %
Kurang 2 100,0 0 0,0 2 100,0 0,000
Cukup 0 0,0 16 100,0 16 100,0
Baik 0 0,0 2 100,0 2 100,0
Jumlah 2 10,0 18 90,0 20 100,0

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa hidup sesudah dilakukan meditasi sebagian


terdapat perbedaan kualitas hidup sebelum besar adalah baik sebanyak 18 responden
dan setelah diberikan meditasi pada (90,0%).
kelompok intervensi (p: 0,000). Kualitas

114 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 2, November 2013; 111-118
d. Analisis pengaruh meditasi terhadap kualitas hidup responden di Unit Rehabilitasi
Sosial Wening Wardoyo Ungaran tahun 2013
Tabel 8 Analisis pengaruh meditasi terhadap kualitas hidup responden di Unit Rehabilitasi
Sosial Wening Wardoyo Ungaran tahun 2013
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Kualitas hidup setelah meditasi P value
f % f %
Kualitas hidup kurang 0 0,0 1 5,0 0,000
Kualitas hidup cukup 2 10,0 19 95,0
Kualitas hidup baik 18 90,0 0 0,0
Jumlah 20 100,0 20 100,0

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa lingkungan mereka (WHOQOL, 2004).


terdapat perbedaan kualitas hidup setelah Kualitas hidup adalah kondisi dimana
diberkan meditasi pada kelompok intervensi pasien kendati penyakit yang dideritanya
(p: 0,000). Kualitas hidup pada kelompok dapat tetap merasa nyaman secara fisik,
intervensi sebagian besar adalah baik psikologis, sosia maupun spiritual serta
sebanyak 18 responden (90,0%), sedangkan secara optimal memanfaatkan hidupnya
pada kelompok kontrol responden yang untuk kebahagian dirinya maupun orang
memiliki kualitas hidup cukup sebanyak 19 lain. Hal ini bisa dimengerti mengingat
responden (95%). munculnya penyakit hipertensi sejalan
dengan meningkatnya usia seseorang yang
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar ditandai dengan penurunan fungsi dari
memiliki kualitas hidup cukup yaitu seluruh system tubuh.
sebanyak 33 responden (82,5%). Kualitas Relaksasi untuk meditasi bertujuan untuk
hidup yang cukup pada pasien dapat dilihat melatih tubuh dengan mengatur irama
pada sebaran hasil kuesioner bahwa pernafasan secara baik dan benar sehingga
sebagian besar responden merasa sangat pemusatan pikiran dan penghayatan akan
membutuhkan terapi medis untuk lebih cepat mempercepat penyembuhan dan
menunjang aktifitas sehari-harinya, menghilangkan stres (depresi) atau
responden merasakan sakit sehingga memelihara dan meningkatkan kesehatan.
berkaibat pada kegiatan sehari-harinya dan Proses relaksasi dapat memusatkan pikiran
responden juga mengaku kurang puas (imajinasi pikiran) sehingga pembuluh
terhadap hubungan seksual. darah dapat menjadi lebih elastis. Pada saat
Hasil penelitian ini sejalan dengan ini sirkulasi/aliran darah akan lebih lancar
penelitian Ibrahim (2009) bahwa sehingga tubuh menjadi rileks dan hangat,
penelitiannya menunjukkan dari 91 pasien kerja jantung akan terasa lebih ringan yang
lansia, 52 pasien (57,2%) mempersepsikan tentunya berpengaruh terhadap kerja organ
kualitas hidupnya pada tingkat rendah dan tubuh lainnya. Relaksasi juga dapat
39 pasien lainnya (42,9%) pada tingkat dikatakan sebagai meditasi penenangan
tinggi. Kualitas hidup adalah jarak antara dengan nafas yang dikonsentrasikan untuk
harapan dan pengalaman pasien (Shafipour, tingkat pengembalian kondisi (kebugaran)
2010). tubuh menjadi lebih baik. Relaksasi akan
Menurut WHO kualitas hidup adalah mencapai ketenangan pikiran, perasaan,
sebagai persepsi individu sebagai laki-laki kejiwaan serta terbentuknya ketahanan
ataupun perempuan dalam hidup ditinjau mental selain ketahanan fisik. Relaksasi
dari konteks budaya dan sistem nilai dengan olah nafas juga sebenarnya
dimana mereka tinggal, hubungan dengan merupakan meditasi dengan memusatkan
standar hidup, harapan, kesenangan, dan konsentrasi pada irama pernafasan yang
perhatian mereka. Hal ini terangkum secara teratur, dinamis, dan harmonis (Handoyo,
kompleks mencakup kesehatan fisik, status 2004).
psikologis, tingkat kebebasan, hubungan Tujuan orang melakukan meditasi cukup
sosial, dan hubungan kepada karakteristik beragam, dalam tradisi keagamaan tertentu,

Pengaruh Meditasi Terhadap Kualitas Hidup Lansia Yang Menderita Hipertensi 115
di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang
Gipta Galih Widodo, Puji Purwanigsih
meditasi digunakan sebagai upaya untuk Hasil penelitian ini dapat dilanjutkan secara
meningkatkan kehidupan rohani, kontinu oleh pengelola unit rehabilitasi
mendekatkan diri pada Tuhan atau social untuk membantu meningkatkan
mencapai mistik atau penyatuan mistik- kualitas hidup lansia yang berada dipanti.
transendental dengan Tuhan. Selanjutnya
menurut Soegoro (1996) dalam Prawitasari DAFTAR PUSTAKA
(2002) tujuan meditasi adalah keadaan
meditative yaitu suatu keadaan dimana Ariawan, I. (1998). Besar dan Metode
seseorang dapat melihat dengan cara baru Sampel pada Penelitian Kesehatan.
yang sangat berbeda dengan sebelumnya Jakarta: FKM-UI. Tidak
misalnya, dalam keadaan biasa kita sedang dipublikasikan.
sibuk kita akan merasa tergesa-gesa dan Arikunto,S., (2006). Prosedur Penelitian
tegang akan tetapi dalam kedaan meditative Suatu Pendekatan Praktik, edisi revisi
kita menjadi lebih tenang, lebih santai VI. Jakarta. PT Rineka Cipta.
seolah-olah segala sesuatu berjalan tanpa Armilawaty, Amalia, H., & Amiruddin R.
ada tekanan apapun. Meditasi (2007). Hipertensi dan Faktor
menghadirkan ketenangan dan kedamaian Resikonya dalam Kajian
lahir dan batin. Epidemiologi
Relaksasi akan membuat individu lebih http://ridwanamiruddin.
mampu menghindari stres yang berlebihan wordpress.com/2007/12/08/hipertensi
karena adanya stres. Penelitian Dewi (2002) dan-faktor-resikonya-dalam-kajian-
menunjukkan bahwa relaksasi dapat epidemiologi.,diperoleh tanggal 28
menurunkan ketegangan pada siswa sekolah Februari 2013.
penerbangan. Masalah-masalah yang Azwar, A., & Prihantono, J., (2003).
berhubungan dengan stres seperti Metodologi Penelitian Kedokteran
hipertensi, sakit kepala, insomnia dapat dan Kesehatan Masyarakat. Batam:
dilakukan dengan relaksasi. Penelitian Binarupa Akara.
Karyono (2004) menunjukkan bahwa Azwar , S. (2000). Reliabilitas dan
relaksasi dapat menurunkan tekanan darah Validitas. Yogyakarta. Pustaka
sistolik dan diastolik pada penderita Pelajar.
hipertensi. Beever.D.G., (2006). Understanding Blood
Hasil penelitian ini sejalan dengan Pressure. (http://www.familydoctor
penelitian Walsh (2003) dalam Prawitasari .co.id.uk/onlinebooks/Blood%20pres
(2002) menyebutkan beberapa efek sure.pdf, diperoleh tanggal 28
meditasi terhadap fisik. Antara lain bahwa Februari 2013).
meditasi dapat menurunkan kadar kolesterol Bonadonna, R., (2003). Meditation's Impact
dan cukup efektif untuk penderita asma dan on Chronic Illness. Holistic Nursing
hipertensi. Manfaat dari olah nafas Practice.17(6):309-
diantaranya yaitu : media mencegah 319,November/December2003.
penyakit, mengobati penyakit dalam tubuh http://www.
salah satunya hipertensi, meningkatkan Hnpjournal.com/pt/re/hnp/abstract.
kemampuan fisik, meningkatkan diperoleh tanggal 28 Februari 2013
keseimbangan tubuh dan pikiran, Boyd, M.A., & Nihart, M.A. (1998).
meningkatkan kepekaan dan pengendalian Psychiatric Nursing: Contemporary
diri (Handoyo, 2003). Practice. Philadephia. Lippincott.
Buku Catatan Kesehatan Lansia. (2012).
KESIMPULAN Buku Catatan Pemeriksaan
Meditasi yang dilakukan secara rutin dan Kesehatan Lansia di Unit
bertahap dapat meningkatkan kualitas hidup Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo
pada lansia yang menderita hipetensi. Kabupaten Semarang
Hipertensi dapat dikendalikan dengan Burns N., & Grove S.K., (2001). The
melakukan latihan pernapasan secara teratur Practice Nursing Research Conduct,
dengan cara latihan melakukan konsentrasi. Critique & Utilization, 4 th edition.

116 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 2, November 2013; 111-118
Philadhelpia: W.B. Saunders Lewis, S. M., Margaret, M.H., & Shanon
Company. R.D. (2005). Medical Surgical
Cushman, M. J. & Hoffman, M. J., (2004). Nursing Assessment and
Complementary and Care and the Management of Clinical Problems
Home Care Population. Home Health Vol. 1., St. Louis, Missouri: Mosby
Care Practice /August 2004/Volume Inc.
16, Number 5, 360- 373. National Safety Council. (2004).
Davis .M., Eshelman.E.R. & McKay M. Manajemen Stres (Stress
(1995). Panduan Relaksasi Management). National Safety
danReduksi Stress Edisi III Council. Alih Bahasa Palupi
Alibahasa : Hamid A.Y. & keliat Widyastuti. Jakarta. EGC.
B.A, Jakarta .EGC. Notoatmodjo, S., (2007). Metodologi
Dhar, H.L. (2008). Research on Meditation Penelitian Kesehatan, Jakarta, PT
Meditation. Rineka Cipta.
http://www.bhj.org/journal/1999 O’Hara D., (2006). Just Breathe Easy: How
_4103 _july99/original_505.htm, Slow Breathing Lowers Blood
diperoleh 28 Februari 2013 Pressure and Relieves, Anxiety and
Elliott, W.J. & Izzo, J.L., (2006). Device- Anger Disorders. (http://www.nebi
Guided Breathing to Lower Blood .nlm.nih.gov/sites/entrez, diperoleh
Pressure: Case Reportand Clinical tanggal 3 Oktober 2007.
Overview. Potter P.A. & Perry A.G. (2000). Buku
http://www.pubmedical.nich.goo Saku Ketrampilan dan Prosedur
/artclender. Dasar edisi 3, Jakarta, EGC
Glickman-Simon & Richard (2007). Potter P.A. & Perry A.G. (2005). Buku Ajar
Alternative Treatments for Fundamental Keperawatan Konsep,
Hypertension. Proses, dan Praktek, edisi 4, Alih
http://healthlibrary.epnet.com/print.as bahasa Asih Y, dkk. Jakarta, EGC.
px?token=8482e079-8512-47c2-960 Ramaiah, S. (2007). All You Wanted to
ca403 c77a5e4c&chunkiid=11764, Know about Hipertensi. Metode
diperoleh tanggal 28 Februari 2013. Praktis untuk Menghadapi Hipertensi
Hawari, D., (2001). Manajemen Stres, dengan Perpaduan Ilmu Barat dan
Cemas dan Depresi. Jakarta. Balai Timur., Jakarta. PT Bhuana Ilmu
Penerbit Fakultas Kedokteran Populer Kelompok Gramedia.
Universitas Indonesia. Sabri, L., & Hastono, S.P. (2007). Modul
Jacob (2004). Etika Penelitian Ilmiah. Biostatistik Kesehatan. Jakarta:
Warta Penelitian Universitas Gadjah FKM- UI.
Mada edisi khusus. Smeltzer, S.C., Bare., B.G., Hinkle, J.L. &
Jefri. H.S., (2002) Faktor-faktor Yang Cheever, K.H.,(2008). Textbook of
Berhubungan dengan Hipertensi Pada Medical- Surgical Nursing. Eleventh
Lansia di Kota Depok tahun 2002. edition. Brunner, & Suddarth’s.
http://www.digilibi.ui.edu/opac/them Philadhelpia Lippincott Williams &
es/libri2/detail/jsp?id=73204&lokasi Wilkins, a Wolter Kluwer bussiness.
=lokal, diperoleh 27 Februari 2013. Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Kuswardhani, T,. (2006). Penatalaksanaan Simadibrata., Setiati, S., (2006).
Hipertensi pada Lanjut Usia.,Bagian Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
Penyakit Dalam FK. Unud. RSUP I Edisi IV, Jakarta; Pusat Penerbitan
Sanglah Denpasar. Diperoleh pada 26 Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Februari2013. Fakultas Kedokteran Universitas
Lameshow S.L., Hosmer J. D.W., & Indonesia.
Lwangsa S.K, (1997). Besar Sampel Supariasa, I. D.N., Bakri, B., Fajar I.,
dalam Penelitian (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta.
Kesehatan.Yogyakarta. Gadjah Mada EGC.
University Press

Pengaruh Meditasi Terhadap Kualitas Hidup Lansia Yang Menderita Hipertensi 117
di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang
Gipta Galih Widodo, Puji Purwanigsih
Susana S.A., Hendarsih, S., Majid, A. Xu Yu, (2004)., Complementary and
(2003). Teknik Meditasi Sebagai Alternative Therapies as Philosophy
Alternatif AsuhanKeperawatan and Modalities: Implications for
Penurun Stress Bagi Usia Produktif Nursing Practice, Education, and
Dalam Rangka Research. Home Health Care
Tomey A.M. and Alligood M R (2006) Management & Practice/October
Nursing Theorists and Their Work. 2004/Volume 16, Number6, 534-537
Sixth edition. St. Louis, Missouri, DOI:10.1177/1084822304266500.
Mosby.

118 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 2, November 2013; 111-118

You might also like