You are on page 1of 38

cermin kesehatan

 Home
 About Us
 Contact Us
 Categories
o
o
o
o
o
o
o
o
o
 Submit Photo

Pages
 KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (INDIVIDU DAN KELUARGA)
Blog Archive
 ▼ 2011 (2)
o ▼ Oktober (2)
 MAKALAH KESEIMBANGAN ASAM BASAH
 PENGERTIAN GASTRITIS

Laman
 Beranda
 KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (INDIVIDU DAN KELUARGA)

Pengikut

Sabtu, 22 Oktober 2011


MAKALAH KESEIMBANGAN ASAM BASAH
09.09 | Diposting oleh fenly jehamur |

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas berkat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan (IDK 1) ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
panyempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan limpah terima kasih kepada semua pihak
yang turut serta dalam penyelesaian makalah ini.

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………
DAFTAR ISI ………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………..
A. Latar Belakang …………………………………………………..
B. Rumusan Masalah ………………………………………………..
C. Tujuan ……………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN .……………………………………………………
A. Pengertian ………….…………………………………………….
B. Keseimbangan Asam Basa ………………………………………
C. Pengaturan Keseimbangan Asam Basa …………………………
D. Gangguan keseimbangan asam basa
 Asidosis Metabolik ……………………………………………
 Asidosis Respiratorik …………………………………………
 Alkaosis Metabolik …………………………………………...
 Alkalosis Respiratorik ..............................................................
BAB III PENUTUP ………………………………………………………….
A. Penutup …………………………………………………………..
B. Saran ……………………………………………………………..
C. Kesimpulan ………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat
netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu
larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan
dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru
dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pHmerupakan suatu
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH
lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH meter.
Dengan penjelasan tersebut di atas penyusun ingin menjelaskan tentang keseimbangan asam basa setra berbagai macam faktor atau
hal - hal yang berkaitan dengan keseimbangan asam basa. Serta menjelaskan bagaimana asuhan keperawatan yang di berika pada pasien
dengan gangguan keseimbangan cairan.

B. Rumusam Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keseimbangan asam basa ?
2. Apa sajakah gangguan yang terjadi pada keseimbangan asam basa ?
3. Bagaimana pengaturan keseimbangan asam basa ?

C. Tujuan Penulisan
 Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui tentang keseimbangan asam basa yang ada dalam tubuh
manusia.
 Tujuan khusus
Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan keseimbangan asam basa, mahasiswa mampu mengetahui apa saja
gangguan yang ada pada
keseimbangan asam basa, mahasiswa mampu mengetahui bagaimana pengaturan
yang ada pada keseimbangan asam basa.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom hidrogen. Molekul yang mengandung atom – atom hidrogen
yang dapat melepaskan ion hidrogen dalam larutan dikenal sebagai asam. Satu contoh asam adalah asam hidroklorida ( HCL ), yang
berionasi dalam air membentuk ion- ion hidrogen ( H+ ) dan ion klorida ( CL- ) demikian juga, asam karbonat ( H2CO3) berionisasi dalam air
membentuk ion H+ dan ion bikarbonat ( HCO3-).
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh, ion bikarbonat ( HCO 3-), adalah suatu basa karena dia
dapat bergabung dengan satu ion hidrogen untuk membentuk asam karbonat ( H2CO3). Demikian juga ( HPO4 ) adalah suatu basa karena dia
dapat menerima satu ion hidrogen untuk membentuk ( H2PO4 ). Protein- protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa karena beberapa
asam amino yang membangun protein dengan muatan akhir negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin dalam sel darah
merah dan protein dalam sel-se tubuh yang lain merupakan basa-basa tubuh yang paling penting.
Istilah “ basa “ sering digunakan secara sinonim dengan “ alkali”. Alkali adalah suatu molekul yang terbentuk dari kombinasi satu
atau lebih logam alkali – natrium, kalium, litium, dan seterusnya dengan ion yang sangat mendasar seperti ion Hidroksil ( OH - ). Bagian
dasar dari molekul-molekul ini bereaksi secara tepat dengan ion-ion hidrogen untuk menghilangkanya dari larutan dan oleh karena itu,
merupakan basa-basa yang khas untuk alasan yang serupa, istilah “ alkolis ” merujuk pada kelebihan pengeluaran ion-ion hidrogen dari
cairan tubuh, sebaliknya penambahan ion-ion hidrogen yang berlebihan dikenal sebagai “asidosis “
 Asam dan basa yang kuat dan lemah
Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan sejumlah besar ion H + dalam larutan. Contohnya
adalah HCL. Asam lemah mempunyai lebih sedikit kecenderungan untuk mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang kuat
melepaskan H+. Contohnya H2CO3.
Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+. Oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan.
Contoh yang khas adalah OH-, yang bereaksi dengan H+ untuk membentuk air ( H2O ). Basa lemah yang khas adalah HCO3- karena HCO3-
berikatan dengan H+ secara jauh lebih lemah daripada OH-. Kebanyakan asam dan basa dalam cairan ekstraseluler yang berhubungan
dengan pengaturan asam basa normal adalah asam dan basa lemah.

B. KESEIMBANGAN ASAM BASA


Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan
keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan
(eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam.
Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah:
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH > 7.45
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai
normalnya adalah 40 mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai
komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atauberkurangnya jumlah
komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya jumlah
komponen asam.

C. PENGATURAN KESEIMBANGAN ASAM BASA


Pengaturan keseimbangan ion hidrogen dalam beberapa hal sama dengan pengaturan ion-ion lain dalam tubuh. Sebagai contoh, untuk
mencapai homeostatis. Harus ada keseimbangan antara asupan atau produksi ion hidrogen dan pembuangan ion hidrogen dari tubuh. Dan
seperti pada ion-ion lain, ginjal memainkan peranan kunci dalam pengaturan-pengaturan ion hidrogen. Akan tetapi, pengaturan konsentrasi
ion hidrogen cairan ekstraseluler yang tepat melibatkan jauh lebih banyak daripada eliminasi sederhana ion-ion hidrogen oleh ginjal.
Terdapat juga banyak mekanisme penyangga asam basa yang melibatkan darah, sel-sel, dan paru-paru yang perlu untuk mempertahankan
konsentrasi ion hidrogen normal dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler.
Dalam hal ini berbagai mekanisme yang turut membantu mengatur konsentrasi ion hidrogen, dengan penekanan khusus pada kontrol
sekresi ion hidrogen ginjal dan reabsorpsi, produksi, dan ekskresi ion – ion bikarbonat oleh ginjal, yaitu salah satu komponen kunci sistem
kontrol asam basa dalam berbagai cairan tubuh.

 Konsentrasi ion hidrogen dan pH cairan tubuh normal serta perubahan yang
terjadi pada asidosis dan alkalalosis.
Konsentrasi ion hidrogen darah secara normal dipertahankan dalam batas ketat suatu nilai normal sekitar 0,00004 mEq/liter ( 40
nEq/liter ). Variasi normal hanya sekitar 3 sampai 5 mEq/liter, tetapi dalam kondisi yang ekstrim, konsentrasi ion hidrogen yang bervariasi
dari serendah 10 nEq/liter sampai setinggi 160 nEq/liter tampa menyebabkan kematian.
Karena konsentrasi ion hidrogen normalnya adalah rendah dan dalam jumlah yang kecil ini tidak praktis, biasanya konsentrasi
ion hidrogen disebutkan dalam skala logaritma, dengan menggunakan satuan pH. pH berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen.
pH normal darah arteri adalah 7,4 , sedangkan pH darah vena dan cairan interstetial sekitar 7,35 akibat jumlah ekstra
karbondioksida ( CO2 ) yang dibebaskan dari jaringan untuk membentuk H2CO3. Karena pH normal darah arteri 7,4 seseorang diperkirakan
mengalami asidosis saat pH turun dibawah nilai ini dan mengalami alkolisis saat pH meningkat diatas 7,4. Batas rendah pH dimana
seseorang dapat hidup lebih dari beberapa jam adalah sekitar 6,8 dan batas atas adalah sekitar 8,0.
pH intraseluler biasanya sedikit lebih rendah daripada pH plasma karena metabolisme sel menghasilkan asam, terutama H 2CO3.
Bergantung pada jenis sel, pH cairan intraseluler diperkirakan berkisar antara 6,0 dan 7,4. Hipoksia jaringan dan aliran darah yang buruk ke
jaringan dapat menyebabkan pengumpulan asam dan itu dapat menurunkan pH intraseluler.
pH urin dapat berkisar dari 4,5 sampai 8,0 bergantung pada status asam basa cairan ekstraseluler. Contoh ekstrim dari suatu cairan
tubuh yang bersifat asam adalah HCL yang diekskresikan kedalam lambung oleh oksintik ( sel-sel parietal ) dari mukosa lambung.
 Pengaturan
Ada 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion hidrigen dalam cairan tubuh untuk mencegah asidosis atau alkalosis adalah:
1. Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang dengan segera
bergabung dengan asam atau basa untuk mencegah perubahan konsentrasi ion hidrogen yang berlebihan.
2. Pusat pernapasan yang mengatur pembuangan CO2 dari cairan ekstraseluler.
3. Ginjal yang dapat mengekskresikan urin asam atau urin alakalin, sehingga
menyesuaikan kembali konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler menuju normal
selama asidosis dan alkalisis.
Saat terjadi perubahan dalam konsentrasi ion hidrogen ,sistem penyangga cairan tubuh bekerja dalam waktu singkat untuk
menimbulkan perubahan-perubahan ini. Sistem penyangga tidak mengeliminasi ion-ion hidrogen dari tubuh atau menambahnya kedalam
tubuh tetapi hanya menjaga agar mereka tetep terikat sampai keseimbangan tercapai kembali. Kemudian sistem pernafasan juga bekerja
dalam beberapa menit untuk mengeliminasi CO2 dan oleh karena itu H2CO3 dari tubuh. Kedua pengaturan ini menjaga konsentrasi ion
hidrogen dai perubahan yang terlalu banyak sampai pengaturan yang ketiga bereaksi lebih lambat,Ginjal dapat mengeliminasi kelebihan
asam dan basa dari tubuh.
Walaupun ginjal relatif lambat memberi respon,dibandingkan sistem penyangga dan pernafasan, ginjal merupakan sistem pengaturan
asam-basa yang paling kuat selama beberapa jam sampai beberapa hari.
 Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa
darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk ammonia Ginjal memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam

atau basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer).
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadapperubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam
pH darah. Suatu penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan. Penyangga pH yang paliing
pentingdalam darah menggunakan bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalamkesetimbangan dengan karbondioksida
(suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih
sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan
lebih sedikit bikarbonat.
3. Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah
membawa karbondioksida ke paru-paru dan di paru paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan). Pusat pernafasan di otak
mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan.Jika pernafasan
meningkat, kadar karbon dioksidadarah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah
meningkat dan darah menjadi lebih asam.Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru
mampu mengatur pH darah menit demi menit.

 Sistem Penyangga Ion Hidrogen dalam Cairan Tubuh


Penyangga adalah zat apapun yang secara terbalik dapat mengikat ion-ion hidrogen,yang segera bergabung dengan asam basa untuk
mencegah perubahan konsentrasi ion hidrogen yang berlebihan. Sistem ini bekerja sangat cepet dan menghasilkan efek dalam hitungan
detik. Ada 4 sistem penyangga dalam cairan tubuh yaitu:
1. Sistem penyangga bikarbonat
Sistem penyangga bikarbonat terdiri dari larutan air yang mengandung dua zat:
1. Asam lemah ( H2CO3 )
2. Garam bikarboant ( NaHCO3 )
H2CO3 dibentuk dalam tubuh oleh reaksi CO2 dengan H2O :
CO2 + H2O H2CO3
Reaksi ini lambat, dan sangat sedikit jumlah H2CO3 yang dibentuk kecuali bila ada enzim karbonik anhidrase. Enzim ini banyak
sekali di dinding alveoli paru-paru, dimana CO2 ( oksigen ) dilepaskan, karbonik anhidrase juga ditemukan di sel-sel epitel tubulus ginjal,
dimana CO2bereaksi dengan H2O untuk membentuk H2CO3.

H2CO3 berionasi seara lemah untuk membentuk sejumlah kecil H+ dan HCO3- :
H2CO3 H+ + HCO3-
Komponen dari kedua sistem, yaitu garam bikarbonat, terbentuk secara dominan sebagai natrium bikarbonat ( NaHCO 3 ) dalam
cairan ekstraseluler.
Oleh karena itu hasil akhinya adalah kecenderungan penurunan kadar CO 2 dalam darah,tetapi penurunan CO2 dalam darah
menghambat pernapasan dan penurunan laju ekspirasi CO2 . Peningkatan HCO3- yang terjadi didala darah dikompensasi oleh peningkatan
ekskresi HCO3-ginjal.
Sistem penyangga bikarbonat merupakan penyangga ekstraselular yang paling penting. Sistem alasan bikarbonat kuat karena dua
alasan berikut :
1. pH cairan ekstraseluler sekitar 7,4 , sedangkan pK sistem penyangga bikarbonat adalah 6,1 . Hal ini berarti bahwa terdapat sistem penyangga
bikarbonat dalam bentuk HCO3-sebanyak 20 kali lebih besar daripada bentuk CO2 yang terlarut. Karena alasan inilah sistem tersebut bekerja
pada bagian kurva penyangganya buruk.
2. Konsentrasi kedua elemen bikkarbonat, yaitu CO2 dan HCO3- tidak besar ( kecil ).

Selain ciri-ciri ini, sistem penyangga bikarbonat merupakan penyangga ekstraseluler yang paling kuat dalam tubuh. Sifat berlawanan
yang jelas ini terutama akibat kenyataan bahwa kedua elemen sistem penyangga. HCO 3- dan CO2 diatur oleh ginjal dan paru-paru. pH cairan
ekstraseluler dapat diatur dengan tepat oleh kecepatan relatif dan penambahan HCO3- oleh ginjal dan kecepatan pemindahan CO2 oleh paru-
paru.
2. Sistem penyangga fosfat
Sistem penyangga fosfat bekerja dalam cara yang serupa untuk mengubah asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjdi basa
lemah. Natrium hidrogen fosfat ( Na2HPO4) adalah basa lemah dan natrium dihidrogen fosfat ( Na H2PO4) adalah asam lemah
HCl + Na2HPO4 ↔ NaH2PO4 + NaCl
NaOH + NaH2PO4 ↔ Na2HPO4 + H2O
Walaupun sistem penyangga fosfat tidak mempunyai manfaat yang besar sebagai penyangga cairan ekstraseluler, sistem penyangga
ini memainkan peranan penting dalam penyangga cairan tubulus ginjal dan cairan intraseluler.
Elemen utama dalam sistem penyangga fosfat adalah H2PO4- dan HPO4- , bila suatu asam kuat seperti HCL ditambah kedalam
campuran kedua zat ini, hidrogen diterima oleh basa HPO4- dan dikonversikan menjadi H2PO4- :
HCL+Na2HPO4 Na2HPO4 + NaCL
Hasil dari reaksi ini adalah asam kuat, yaitu HCL, digantikan oleh sejumlah asam lemah tambahan Na2HPO4 dan penurunan pH
menjadi minimal.
Penyangga fosfat menpunyai peran yang sangat penting dalam cairan tubulus ginjal
Alasannya :
1. Fosfat biasanya menjadi sangat pekat dalam bentuk tubulus, sehingga meningkatkan tenaga penyangga sistem fosfat.
2. Cairan tubulus biasanya mempunyai pH yang lebih rendah daripada airan ekstraseluler, menyebabkan jangkauan kerja penyangga lebih
mendekati pK sistem.
Sistem penyangga fosfat juga penting dalam penyangga intraseluler karena konsentrasi fosfat dalam cairan ini beberapa kali lebih
besar daripada dalam cairan ekstraseluler. Juga pH cairan intraseluler lebih rendah daripada pH cairan ekstraseluler dan oleh karena itu
biasanya lebih mendekati pK sistem penyangga fosfat, dibandingkan dengan pK cairan ekstraseluler.
3. Sistem protein
Sistem protein Sistem penyangga terkuat dalam tubuh. Karena mengandung gugus karboksil yang berfungsi sebagai asam dan gugus
amino yang berfungsi sebagai basa. Protein banyak diantara para penyangga yang paling kuat dalam tubuh karena konsentrasinya yang
tinggi, terutama didalam sel.
pH sel, walaupun sedikit lebih rendah daripada ph dalam cairan ekstraseluler, perubahannya kira-kira sesuai dengan perubahan pH
cairan ekstraseluler. Ada sedikit ion hidrogen dan ion bikarbonat yang berdifusi melalui membran sel, walaupun ion-ion ini membutuhkan
waktu beberapa jam untuk menjadi seimbang dengan cairan ekstraseluler, kecuali keseimbangan cepat yang terjadi didalam sel-sel darah
merah. Akan tetapi CO2 dapat dengan cepat berdifusi melalui semua membran sel. Difusi elemen sistem penyangga bikarbonat ini
mrnyebabkan pH cairan intraseluler berubah ketika terjadi perubahan pH cairan ekstraseluler. Karena alasan ini, sistem penyangga didalam
sel membantu mencegah perubahan pH cairan ekstraseluler tetapi mungkin membutuhkan waktu beberapa jam untuk menjadi efektif secara
maksimal.
Dalam sel darah merah, hemoglobin adalah penyangga penting sebagai berikut :
H+ + Hb HHb
Penelitian eksperimental telah menunjukkan bahwa 60 sampai 70 persen penyangga kimia total dalam cairan tubuh berada didalam
sel-sel, kebanyakan dihasilkan dari protein intraseluler. Akan tetapi, kecuali untuk sel-sel darah merah, lambatnya pergerakan ion hidrogen
dan ion bikarbonat melalui membran sel sering memperlambat kemampuan maksimal protein intraseluler sampai beberapa jam untuk
menyangga gangguan asam basa ekstraseluler.

C. Pengaturan Pernapasan Terhadap Keseimbangan Asam Basa


Gangguan pada asam basa adalah pengaturan konsentrasi CO2 cairan ekstraseluler oleh paru-paru. Peningkatan cairan ekstra seluler
akan menurunkan pH, sedangkan penurunan Pco2 akan meningkatkan pH. Oleh karena itu dengan menyesuaikan Pco 2 meningkat atau
menurun, paru-paru secara efektif dapat mengatur konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler. Peningkatan ventilasi CO 2 dari cairan
ekstraseluler yang melalui kerja massa akan mengurangi konsentrasi ion hidrogen. Sebaliknya penurunan ventilasi akan meningkatkan CO2,
jadi juga meningkatkan konsentrasi ion hidrogen dalam cairan ekstraseluler.
1. Ekspirasi CO2 paru-paru mengimbangi pembentukan CO2 metabolik.
CO2 dibentuk secara teruss menerus dalam suhu tubuh melalui proses metabolisme intraseluler. Setelah itu CO2 berdifusi dari sel
masuk kedalam cairan interstisial dan darah, dan aliran darah mentranspor CO 2 ke paru, tempat CO2 berdifusi kedalam alveoli dan
kemudian ditransfer ke atmosfer melalui paru-paru. Rata-rata secara normal terdapat sekitar 1,2 mol/liter CO2 yang terlarut dalam cairan
ekstraseluler, yang sama dengan Pco2 40 mmHg.
Bila kecepatan pembentukan CO2 metabolik meningkat, Pco2 cairan ekstraseluler juga meningkat. Sebaliknya penurunan kecepatan
metabolik menurunkan Pco2. Bila kecepatan ventilasi paru-paru dan Pco2 dalam cairan ekstraseluler menurun. Oleh karena itu perubahan
ventilasi paru atau kecepatan pembentukan CO2 oleh jaringan dapat mengubah Pco2 cairan ekstraseluler.
2. Peningkatan ventilasi alveolus menurunkan konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler dan meningkatkan pH
Bila pembentukan CO2 metabolik tetap konstan, satu-satunya faktor lain yang mempengaruhi Pco2 dalam cairan ekstraseluler adalah
kecepatan ventilasi alveolus, semakin rendah Pco2 dan sebaliknya, semakin rendah kecepatan ventilasi alveolus, semakin tinggi Pco2 . bila
konsentrasi CO2 meningkat, konsentrasi H2CO3 dan konsentrasi ion hidrogen juga meningkat, sehingga menurunkan pH cairan ekstraseluler.
3. Peningkatan konsentrasi ion hidrogen merangsang ventilasi alveolus
Tidak hanya kecepatan ventilasi alveolus saja yang mempengaruhi konsentrasi ion hidrogen dengan mengubah Pco2 cairan tubuh,
tetapi konsentrasi ion hidrogen juga mempengaruhi kecepatan ventilasi alveolus. Kecepatan alveolus meningkatkan empat sampai lima kali
kecepatan normal sewaktu pH turun dari nilai normal. Oleh karena itu kompensasi pernapasan terhadap peningkatan pH tidak seefektif
respon penurunan pH yang nyata.
4. Kontrol umpan balik konsentrasi hidrogen oleh sistem pernapasan
Karena peningkatan konsentrasi ion hidrogen meransang pernapasan dan karena peningkatan ventilasi alveolus sebaliknya
menurunkan konsentrasi ion hidrogen, sistem pernapasan bekerja sebagai kontrol umpan balik negatif yang khas untuk konsentrasi ion
hidrogen :
( H+ ) ventilasi alveolus
( - ) Pco2
Yaitu kapanpun konsentrasi ion hidrogen meningkat di atas normal, sistem pernapasan dirangsang dan diventilasi alveolus meningkat.
Keadaan ini menurunkan Pco2 cairan ekstraseluler dan mengurangi konsentrasi ion hidrogen kembali menuju normal. Sebaliknya bila
konsentrasi ion turun dibawah normal, pusat pernapasan menjadi tertekan, ventilasi alveolus menurun dan konsentrasi ion hidrogen
meningkat kembali menuju normal.
5. Efisiensi kontrol pernapasan terhadap konsentrasi ion hidrogen
Kontrol pernapasan tidak mengembalikan konsentrasi ion hidrogen kembali normal bila beberapa gangguan diluar sistem pernapasan
telah menghambat pH, biasanya mekanisme pernapasan untuk mengontrol konsentrasi ion hidrogen mempunyai efektifitas antara 50 dan 75
persen. Bila konsentrasi ion hidrogen tiba-tiba meningkat melalui penambahan asam kedalam cairan ekstraseluler dan pH turun dari 7,4
menjadi 7,0 , sistem pernapasan dapat mengembalikan pH ke nilai sekitar 7,2 sampai 7,3. Respon ini terjadi dalam waktu 3 sampai 12 menit.
6. Kekuatan pernapasan sistem pernapasan
Pengaturan pernapasan terhadap keseimbangan asam basa merupakan tipe sistem penyangga fisiologis karena pengaturan ini bekerja
dengan cepat dan menjaga konsentrasi ion hidrogen dari perubahan yang terlalu besar sampai respon ginjal yang kebih lambat dapat
menghilangkan ketidak seimbangan. Pada umumnya seluruh tenaga penyangga sistem pernapasan adalah satu sampai dua kali lebih besar
daripada tenaga penyangga seluruh penyangga kimia lainnya dalam gabungan cairan ekstrasel.uler. artinya satu sampai dua kali lebih
banyak asam atau basa yang secara normal dapat disangga oleh mekanisme ini daripada oleh penyangga kimia.
Akan tetapi gangguan pernapasan dapat juga menyebabkan perubahan konsentrasi ion hidrogen. Sebagai contoh, gangguan fungsi
paru untuk menghilangkan CO2 keadaan ini kemudian menyebabkan pembentukan CO2 dalam cairan ekstraseluler dan kecenderungan ke
arah asisdosis respirotarik. Juga kemampuan untuk memberi respon terhadap oksidasi metabolik menjadi terganggu karena pengurangan
kompensasi Pco2 yang secara normal akan menjadi tumpul. Pada keadaan ini ginjal menjadi mekanisme fisiologis tunggal yang masih ada
untuk mngembalikan pH ke arah normal setelah terjadi penyanggaan kimia awal dalam cairan ekstraseluler.

 Kontrol Keseimbangan Asam-Basa Oleh Ginjal


Ginjal mengontrol keseimbangan asam basa dengan mengeluarkan urin yang asam atau yang basa. Pengeluaran urin asam akan
mengurangi jumlah asam dalam cairan ekstraseluler, sedangkan pengeluaran urin basa berarti menghilangkan basa dari cairan ekstraseluler.
Keseluruhan mekanisme urin asam basa oleh ginjal adalah sebagai berikut : sejumlah besar ion bikarbonat disaring secara terus
menerus kedalam tubulus, dan bila ion bikarbonat diekskresikan kedalam urin, keadaan ini menghilangkan basa dari darah. Sebaliknya
sejumlah besar ion hidrogen juga dieksresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel-sel epitel tubulus, jadi menghilangkan asam dari darah. Bila
lebih banyak ion hidrogen yang diekskresikan daripada ion karbonat yang disaring, akan terdapat kehilangan asam dari ciran ekstraseluler.
Sebaliknya bila lebih banyak bikarbonat yang disaring daripada hidrogen yang dieksresikan, akan terdapat kehilangan basa.
Setiap hari tubuh menghasilkan sekitar 80 miliekuivalen asam yang tidak menguap, terutama dari metabolisme protein. Asam-asam
ini disebut tidak menguap karena mereka bukan H2CO3 oleh karena itu tidak dapat diekskresikan oleh paru-paru. Mekanisme primer untuk
menghilangkan asam-asam ini dari tubuh adalah melalui ekskresi ginjal. Ginjal juga mencegah kehilangan bikarbonat dalam urin, suatu
tugas yang seara kuantitatif lebih penting daripada ekskresi asam yang tiak menguap. Setiap hri ginjal menyaring sekitar 4320 miliekuivalen
bikarbonat ( 180 liter/hari x 24 mEg/liter ) dan dalm kondisi normal, hampir semuanya direabsorbsi dari tubulus, sehingga mempertahankan
sistem penyangga utama airan ekstraseluler.
Reabsorbsi bikarboanat dan ekskresi ion hidrogen ole tubulus. Karen ion bikarbonat harus bereaksi dengan ion hidogen yang
disekresikan untuk membentuk H2CO3 sebelum dapat direabsobsi, 4320 miliekuivalen ion hidrogen harus disekresikan tiap hari hanya untuk
mereabsorbsi bikarbonat yang disaring kemudian penambahan 80 miliekuivalen ion hidrogen harus diekskresikan untuk menghilangkan
asam-asam yang tidak menguap dari tubuh yang diproduksi setiap hari, sehngga total 4400 miliekuivalen ion hidrogen yang diekskresikan
kedalam cairan tubulus setiap harinya.
Bila terdapat pengurangan konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler ( alkaisis ), ginjal gagal mereabsorbsi semua bikarbonat yang
disaring, sehingga meningkatkan ekskresi bikarbonat. Karena ion bikarbonat normalnya menyangga hidrogen dalam cairan ekstraseluler,
kehillangan bikarbonat ini sama dengan penambahan satu ion hidrogen kedalam cairan ekstraseluler. Oleh karena itu pada alkalisis
pengeluaran ion bikarbonat akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler kmbali menuju normal.
Pada asidosis, ginjal tidak mengekskresikan bikarbonat kedalam urin tetapi mereabsobsi semua bikarbonat yang disaring dan
menghasilkan bikarbonat baru, yang ditambahkan kembali kecairan ekstraseluler, hal ini mengurangi konsentrasi ion hidrogen cairan
ekstraseluler kembali menuju normal.
Jadi, ginjal mengatur konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler melalui tiga mekanisme dasar :
1. Sekresi ion-ion hydrogen
2. Reabsobsi ion-ion bikarbonat baru
3. Produksi ion-ion bikarbonat baru

1. Sekresi Ion Hidrogen Dan Reabsorsi Ion Bikarbonat Oleh Tubulus GinjaL
Sekresi ion hidrogen dan reabsorsi bikarbonat sebenarnya terjadi di seluruh bagian tubulus kecuali cabang tipis desenden dan asenden
ansa Henle. Bahwa untuk setiap bikarbonat yang direabsorsi, harus ada satu ion hydrogen yang disekresikan. Sekitar 80 sampai 90 %
reabsorsi bikarbonat ( dan sekresi ion hidrogen ) terjadi ditubulus proksimal, sehingga hanya sebagian kecil bikarbonat yang mengalir ke
dalam tubulus distal dan duktus koligentes. Mekanisme reabsorsi bikarbonat juga meliputi ekresi ion hydrogen oleh tubulus, tetapi terdpat
beberapa perbedaan dalam hal bahwa segmen-segmen tubulus yang menyelesaikan tugas ini adalah berbeda.
 Ion – Ion hydrogen Disekresikan Oleh Transpor Aktif Sekunder di segmen Tubulus Awal
Sel – sel tobulus proksimal,segmen tebal tobulus ansa Henle, dan tobulus distal semuanya semuanya menyekresi ion hidrogen
kedalam cairan tobulusmelalui transport – imbangan natrium – hydrogen. Sekresi aktif sekunder dari ion hydrogen ini berpasangan dengan
transport natrium ke dalam sel pada membrane luminal, dan energy untuk sekresi ion hydrogen melawan gradient konsentrasi berasal dari
gradient natrium yang membantu pergerakan natrium ke dalam sel. Gradien ini dihasilakan pompa natrium – kalium adenosine trifosfat (
ATPase ) di membrane basolateral. Lebih dari 90 % bikarbonat dreabsorsi dengan cara ini, mambutuhkan sekitar 3900 miliekuivalen
hydrogen untuk dieksresikan setiap hari oleh tobulus. Akan tetapi melanisme ini tidak mencapai konsentrasi ion hidrogenyang sangat tinggi
dalam cairan tobulus, cairan tobular menjadi sangat asam di bagian berikutnya dari system tobulus.
Proses sekresi dimulai ketika CO2 berdifusi ke dalam sel tubulusatau dibentuk melelui metabolisme di sel epitel tobulus, CO 2 dibawah
pengaruh enzim karbunik anhidrase , bergabung dengan H2O untuk membentuk H2CO3 yang brdisosiasi HCO3- dan H+. Ion – ion hydrogen
disekresikan dari sel masuk kedalam lumen tubulus melalui transport - imbangan natrium – hydrogen. Artinya ketika natrium bergerak dari
lumen tubulus ke bagian dalam sel, natrium mula – mula bergabung dengan protein pembawa di batas luminal membran sel ; pada waktu
yang bersamaan, ion hydrogen di bagian dalam sel bergabung dengan protein pembawa. Natrium bergerak kedalam melalui gradient
konsentrasi yang telah dicapai oleh natrium – kalium ATPase di membrane basolateral. Gradien untuk pergerakan natrium kedlam sel
kemudian menyediakan energy untuk menggerakkan ion hidrigen dalam arah yang belawanan dari dalam sel ke lumen tubulus.
Ion bikarbonat yang dihasilakan dlam sel ( bila ion hydrogen berdisosiasi dari H2CO3 ) kemudian bergerak turun melintasi membrane
basolateral ke dalam cairan intertisial ginjal dan darah kapiler peri – tubular. Hasil akhirnya adalah bahawa untuk setiap ion hydrogen yang
disekresikan kedalam lumen tubulus, satu ion bikarbonat masuk kedalam darah.
 Ion –Ion Bikarbonat yang Disaring Direabsorsi melalui Interaksi dengan Ion Hidrogen dalam Tubulus
Ion – ion bikarbonat tidak mudah menembus membrane luminal sel – sel tbulus ginjal; oleh karena itu, ion – ion bikarbonat yang di
disring oleh glomerulus tidak dapat direabsorsi secara lagsung. Sebaliknya, bikarbonat direabsorsi melalui proses khusus dimana bikarbonat
pertama kali brgabung dengan ion hydrogen untuk membentuk H2CO3, yang akhirnya menjadi CO2 dan H2O.
Reabsorsi ion – ion bikarbonat ini diawlai oleh reksi diantara tubulus antara ion – ion bikarbonat yang disaring pada glomerulus dan
ion – ion hydrogen yang disekresi oleh sel – sel tubulus. H2CO3 yang terbentuk kemudian berdisosiasi menjadi CO2 dan H2O. CO2 dapat
bergerak dengan mudah melewati membran tubulus; oleh karena itu, CO2 bergabung kembali dengan H2O, dibaeah pengaruh karbonik
anhidrase, untuk menghasilakan molekul H2CO3yang baru. H2CO3 ini kemudian berdisosiasi membentuk ion bikarboanat dan ion hydrogen;
ion bikarbonat kemudian berdifusi melalui membrane basolateral kedalam cairan intertisial dan dibawa naik ke darah kapilere
peritubular. Jadi setiap kali ion hydrogen dibentuk di dalam sel – sel epitel tubular, ion bikarbonat juga dibentuk dan dilepaskan kembali
ke dalam darah. Efek bersih dari reaksi ini adalah “reabsorsi” ion bikarbonat dari tubulus, walaupun ion – ion bikarbonat yang sebenarnya
memasuki cairan ekstraseluler tidak sama dengan yang disaring ke dalam tubulus.
 Ion – ion Bikarbonat “ Dititrasi ” Terhadap Ion – ion Hidrogen Dalam Tubulus.
Dalam kondisi normal, kecepatan sekresi ion hydrogen tubular adalah sekitar 4400mEq/hari. Jadi, jumalah kedua ion yang memasuki
tubulus ini hampir sama, dan mereka bergabung untuk membentuk CO2 dan H2O. Oleh karena itu peningkatan bahwa ion – ion bikarbonat
dan ion –ion hydrogen normalnya bertitrasi satu sama lain dengan tubulus.
Proses titrasi ini tidak begitu tepat karena biasanya sedikit kelebiahn ion hydrogen dalm tubulus akan dieksresikan dalm urin.
Kelebihan ion ini sekitar ( 80mEq/hari ) membersihkan tubuh dari asam – asam yang tidak menguap yang dihasilakan oleh metabolisme.
Kebanyakan ion hydrogen tidak diekskresikan sebagai ion hydrogen bebas tetepi lebih dalam bentuk kombinasi dengan penyangga urin
lainya, terutama fosfat dan ammonia
Bila terdapat kelebiahan ion bikarbonat melebihi ion hydrogen dalam urin, eperti yang terjadi alkalosis metabolic, kelebihan ion
bikarbonat tidak dapat direabsorsi; oleh karena itu, kelebiahan ion bikarbonat ditinggalkan di dalam tubulus dan akhirnya diekskresiakn ke
dalam urin, yang membantu mengoreksi alkalosis metabolic.
Pada asidosis, teradapat kelebihan jumlah ion hydrogen dibandingkan dengan ion bikarboanat, menyebabkan reabsorsi menyeluruh
bikarbonat,dan kelebiahan ion hydrogen dikeluarkan kedalam urin. Kelebihan ion hydrogen ini disangga didalam tubulus olen fosfata dan
ammonia dan akhirnya dieksresikan sebagai garam. Jadi, mekanisme dasar dimana ginjal mengoreksi asidosis atau alkalosis merupakan
titrasi tidak lengkap dari ion hydrogen terhadap ion bikarbonat, meninggalakan salah satu dari kedua ion ini untuk dikeluarkan ke dalam
urin, oleh karena itu dihilangkan dari cairan ekstraseluler.
 Sekresi Aktif Primer dari Ion Hidrogen dalam Sel –Sel Intercalated pada Tubulus DistalBagian Akhir dan Duktus Koligentes.
Dimulai dari bagian akhir tubulus distal dan berlanjut melelui sisa system tubular, epitel tubulus menyekresikan ion – ion hydrogen
melalui transport aktif primer. Ciri – ciri transport ini berbeda dengan transport yang didiskusikan untuk tubulus proksimal dan ansa henle.
Mekanisme sekresi aktif primer ion hydrogen terjadi pada membrane luminal sel tubulus, tempat ion – ion hydrogen ditranspor
secara langsung oleh suatu protein khusus, yaitu pentranspor-hidrogen ATPase. Energi yang dibutuhkan untuk memompa ion hydrogen
dihasilakn dari pemecahan ATP menjadi adenin difosfat.
Sekresi primer ion hydrogen terjadi di suatu sel jenis khusus yang disebut sel intercalated pada tubulus distal bagian akhir dan duktus
koligentes. Sekresi hydrogen dalam sel – sel ini dicapai melalui dua langkah:
1. CO2 terlarut dalam sel ini bergabung dengan H2O membentuk H2O dan H2CO3
2. H2CO3 kemudian berdisosiasi menjadi ion bikarbonat yang direabsorsi menjadi
ion bikarbonat yang direabsorsi ke dalam darah ditambah ion hydrogen yang
disekresikan kedalam tubulusmelelui mekanisme hydrogen-ATPase
Untuk setiap ion hydrogen yang disekresikan, satu bikarbonat direabsorsi, mirip dengan proses didalam tubulusproksimal. Perbedaan
utama adalah bahwa hydrogen bergerak melewati membrane luminal melalui pompa aktif H+ dan bukan melalui transport-imbangan, seperti
yang terjadi pad bagian awl nefron.
Walaupun sekresi ion hydrogen di tubulus distal bagian akhir dan duktus koligentes hanya merupakan sekitar 5 % dari ion hydrogen
total yang disekresikan, mekanisme ini penting dalam pembentukan urin asam yang maksimal. Ditubulus proksimal, konsentrasi ion
hydrogen dapat ditingkatkan hanya sekitar 3 – 4 kali lipat, walaupun sejumlah besra ion hydrogen disekresikan melalui segmen nefron ini.
Sebaliknya, konsentrasi ion hydrogen dapat ditingkatkan sebanyak 900 kali lipat di dalam duktus koligentes. Penurunan pH cairan tubulus
ini sampai sekitar 4,5, yang merupakan batas bawah pH yang dapat dicapai oleh ginjal normal.

D. Gangguan Keseimbangan Asam Basa


 Asidosis Respiratorik
A. Pengertian
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan
karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan
yang lambat.
Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam
darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan
darah menjadi asam.
Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur
pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
B. Penyebab
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida
secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-
paru, seperti:
 Emfisema
 Bronkitis kronis
 Pneumonia berat
 Edema pulmoner
 Asma.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme
pernafasan.
C. Gejala
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya memburuk,
rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma. Stupor dan
koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan sangat
terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu terganggu. Ginjal berusaha
untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan
waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.
D. Diagnose
Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan pengukuran
karbondioksida dari darah arteri.
E.Pengobatan
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru.
Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita penyakit paru-
paru seperti asma dan emfisema.
Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu
diberikan pernafasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik.

 Asidosis Metabolik
A. Pengertian
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila
peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan
kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis
berat dan berakhir dengan keadaan koma.
B. Penyebab
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama adalah:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan
yang diubah menjadi asam.
Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).Overdosis aspirin
pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.Tubuh dapat
menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu
diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh
akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan
juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme
gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam
jumlah yang semestinya.
Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi
secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa
terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan
ginjal untuk membuang asam.
 Penyebab utama dari asidois metabolik: Gagal ginjal
 Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
 Ketoasidosis diabetikum
 Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
 Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid,
asetazolamid atau amonium klorida
 Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena
diare, leostomi atau kolostomi.
C. Gejala
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita
merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih
cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.
Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar
biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.
Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan
kematian.
D. Diagnosa
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang
diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan).
Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH
darah.
Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan
bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu
menentukan penyebabnya.
Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan
suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa
asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis. Kadang-kadang
dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.
E. Pengobatan
Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya.
Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan
membuang bahan racun tersebut dari dalam darah.
Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang
berat.
Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung.
Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap
penyebabnya.
Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi
bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.

 Alkalosis Respiratorik
A. Definisi
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga
menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
B. Penyebab
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang
dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis
respiratorik adalah:
 rasa nyeri
 sirosis hati
 kadar oksigen darah yang rendah
 demam
 overdosis aspirin.
C. Gejala
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika
keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.
D. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri. pH darah juga sering meningkat.
E. Pengobatan
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan,
memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah
penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan
menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar
karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan
alkalosis respiratorik.

 Alkalosis Metabolic
A. Definisi
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.
B. Penyebab
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot
dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti
soda bikarbonat.
Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan
ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama akalosis metabolik:
 Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
 Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
 Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).
C. Gejala
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan kejang otot; atau tanpa gejala sama
sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).
D. Diagnosa
Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.
E. Pengobatan
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium
dan kalium) . Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena.

BAB III
PENUTUP
A. Penutup
Semoga makalah ini dapat memberikan gambaran mengenai keseimbangan asam basa. Bagi institusi sebagai arsip untuk mahasiswa
yang lainya.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharap pembaca dapat memahami penjelasan di dalamnya sehingga dapat diterapkan guna
pemaksimalan pemahaman mengenai keseimbangan asam basa.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

4 komentar:
arman armand mengatakan...
thanks ya atas info makalah.....
sangat bermanfaat
24 November 2013 17.58

dwi intan mengatakan...


makasih materinya tengokin juga dong ini
http://hidupsehatbagimanusia.blogspot.com/2015/04/manfaat-daun-pare.html
22 April 2015 05.51

Faris Juliansyah mengatakan...


Daftar pustaka ny mana?
13 Desember 2016 23.56

Yoonhee_park mengatakan...
Terimakasih.. sangat membantu^^
13 April 2017 00.57

Posting Komentar
Posting LamaBeranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)


Search

About Me

fenly jehamur
Lihat profil lengkapku
Home | About | Contact
Copyright © cermin kesehatan 2012. All Rights Reserved.
Designed by U-sup | Templatemaxs Supported by : Zonablogger.com.

 About

 Contact Us

 Privacy Policy

 Disclaimer

 Sitemap




BELAJAR KIMIA UNIVERSITAS
 HOME
 CARA DOWNLOAD
Search... ?
Home » Kimia Anorganik » Makalah » Makalah Asam Basa - Kimia Anorganik

Anas Ilham 00.55 Kimia Anorganik, Makalah

Makalah Asam Basa - Kimia Anorganik


Download Disini Makalahnya lebih Rapi dan Lengkap Dengan Gambar dan
Equation

Tusfiles

Note :
- Cara Download Tunggu Selama 5 Detik Kemudian Klik Skip di Pojok Kanan
- Jika Link Download Buku tidak aktif lagi silahkan PM Admin di email
shirosora02@gmail.com maupun difacebook facebook.com/shirosora

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada 1923, Johannes Bronsted dan Thomas Lowry mengemukakan terori asam basa
berdasarkan transfer proton ( ion ). Dikenal dengan teori asam basa Bronsted-Lowry .
Menurut Bronsted Lowry dalam reaksi yang melibatkan transfer proton, asam adalah
spesi yang bertindak sebagai donor proton, sedangkan basa adalah spesi yang bertindak
sebagai akseptor proton. Proton dalam air tidak berdiri sendiri melainkan terikat pada
molekul air karena atom O pada molekul O memiliki pasangan elektron bebas yang dapat
digunakan untuk berikatan kovalen koordinasi dengan proton membentuk ion
hidronium Terakhir teori asam basa menurut Lewis tidak ada kaitannya dengan
transfer proton, namun berkaitan dengan pelepasan dan penggabungan pasangan elektron
bebas. Konsep asam basa Lewis ini sudah mencakup 2 kosep penemunya yang dahulu,
Arrhenius dan Bronsted-Lowry.
Zat yang bersifat basa memiliki pasangan elektron bebas yang bisa diberikan untuk
membentuk ikatan kovalen koordinat. Sedangkan asam memiliki kemampuan untuk
menerima dan mengikat pasangan elektron basa. Jadi, jika konsepnya seperti ini berarti tidak
ada hubungan dengan konsep proton.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian asam menurut Lewis adalah zat atau
senyawa yang menerima pasangan elektron bebas / PEB. Pengertian basa menurut Lewis
adalah zat atau senyawa yang memberikan pasangan elektron bebas / PEB.
Dalam kesetimbangan asam basa dikenal dengan istilah kekuatan asam basa yang
penjelasannya sebagai berikut : larutan HCl yang merupakan asam kuat yang terionisasi
sempurna dalam air. Hampir semua molekul HCl yang terdapat dalam larutan terionisasi
menjadi dan sehinnga dapat dikatakan memiliki tetapan ionisasi ( ) mendekati 1.
Sedangkan larutan HF yang mrupakan asam lemah hanya terionisai sebagian dalam air.
Hanya sedikit molekul HF dalam larutan yang terionisasi menjadi dan . Jika asam
kuat seperti HCl mempunyai tetapan ionisasi mendekati 1.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana teori-teori asam basa meurut Bronsted Lowry?
2. Bagaimana teori asam basa menurut lewis?
3. Bagaimana asam-asam oksi?
4. Bagaimana asam basa lunak-keras?
5. Bagaimana tetapan kesetimbangan asam basa ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui bagaimana toeri asam basa menurut Bronsted Lowry
2. Mengetahui bagaimana asam basa menurut Lewis
3. Mengetahui bagaimana asam-asam oksi
4. Mengetahui bagaimana asam basa lunak-keras
5. Mengetahui bagaimana tetapan kesetimbanagn asam basa

BAB II
Asam Basa
2.1 Pengertian Asam Basa
ACIDS
Definition: Chemical substances which are accept required valency electrons due to
electronegativity of gases are called “Acids”.
Definisi: Zat kimia yang menerima elektron valensi diperlukan karena elektronegativitas dari
gas yang disebut "Asam".[1]
Sifat Asam
Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai
berikut.
a. Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap.
b. Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.
c. Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7).
d. Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam.
e. Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sbb:
• Lakmus biru -> berubah menjadi warna merah.
• Lakmus merah -> tetap berwarna merah.
f. Menghantarkan arus listrik dan bereaksi dengan logam menghasilkan gas
hidrogen.[2]
BASES
Definition: Chemical substances which are donates required valency electrons due to
electropositivity of solids are called “Bases”.
Definisi: zat kimia yang menyumbangkan elektron valensi diperlukan karena
elektronegativitas dari padatan yang disebut “Basa”.[3]
Sifat Basa
Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut.
a. Rasanya itu Pahit dan terasa licin pada kulit.
b. Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH”.
c. Memiliki pH di atas 7 (pH > 7).
d. Bersifat elektrolit.
e. Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan memberikan hasil sebagai
berikut.
• Lakmus merah -> berubah warnanya menjadi biru.
• Lakmus biru -> tetap berwarna biru
f. Menetralkan sifat asam.[4]
2.2 TEORI ASAM – BASA BRONSTED-LOWRY
Pada tahun 1923, Johannes Bronsted (Denmark) dan Thomas Lowry (Inggris)
mempublikasikan tulisan yang mirip satu-sama lain secara terpisah. Pendekatan teori asam-
basa Bronsted-Lowry tidak terbatas hanya pada larutan berair, tetapi mencakup semua sistem
yang mengandung proton (H+).[5]
Menurut Bronsted-Lowry:
•Asam: zat/senyawa yang dapat mendonorkan proton (H+) bisa berupa kation atau
molekul netral.
•Basa: zat/senyawa yang dapat menerima proton (H+), bisa berupa anion atau molekul
netral.Kata kunci teori asam-basa Bronsted-Lowry: transfer proton dari asam ke
basa.Mengacu teori asam-basa Bronsted-Lowry akan terjadinya transfer proton, maka dikenal
istilah pasangan asam – basa konjugasi.[6]

Air sebagai asam maupun basa. Satu molekul H2O berperan sebagai basa dan menerima
H+ menjadi H3O+; H2O yang lainnya berperan sebagai asam dan melepaskan H+ menjadi OH-.
CH3COOH + H2O CH3COO- + H3O+
Ion asetat, CH3CO2-, adalah basa konjugat dari asam asetat, dan ion hidronium, H3O+, adalah
asam konjugat dari air. Air juga dapat berperan sebagai asam. Ketika bereaksi dengan
amonia:
H2O + NH3 OH- + NH4+
H2O mendonorkan proton kepada NH3. Ion hidroksida adalah basa konjugat dari air yang
berperan sebagai asam, sedangkan ion amonium adalah asam konjugat dari basa amonia.[7]
Keunggulan dan Kelemahan Teori Asam-Basa Bronsted Lowry
Keuggulan
Menurut Brownsted Lowry setiap zat akan bersifat asam/basa bergantung apakah zat tersebut
menerima atau melepaskan proton (ion H+). Teori asam-basa Bronsted Lowry bersifat luas,
tidak hanya bergantung pada pelepasan ion H+ atau ion OH-. Misalnya senyawa NH3 atau ion
NH2- dapat ditentukan sifatnya sesuai pasangan reaksi.[8]

Kelemahan
Kelemahan utama teori asam-basa Bronsted-Lowry dalah untuk pelarut yang tidak
mengandung proton tidak dapat digunakan. Kelemahan lainnya kekuatan asam atau basa
suatu zat sukar ditentukan. Selain itu, sifat suatu zat tidak pasti, sangat bergantung pada
pasangan reaksinya. Misalnya, air dapat bersifat basa jika bereaksi dengan CH3COOH dan
bersifat asam jika bereaksi dengan NH3.[9]
2.3 TEORI ASAM-BASA LEWIS
Pada tahun 1923, G.N. Lewis, seorang ahli kimia Amerika Serikat.

Menurut Lewis:
Asam: zat/senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari zat/senyawa lain
untuk membentuk ikatan baru.

Basa: zat/senyawa yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas dari zat/senyawa lain
untuk membentuk ikatan baru.[10]

Produk dari reaksi asam-basa Lewis merupakan senyawa kompleks. Proton


merupakan asam Lewis. Lewis mengembangkan reaksi asam-basa yang menyangkut
zat/senyawa yang tidak mempunyai atom H dalam senyawanya. Secara umum, reaksi asam-
basa Lewis terjadi apabila ada basa yang mendonorkan pasangan elektronnya dan asam yang
menerima pasangan elektron tersebut untuk membentuk ikatan baru. Produk yang terjadi dari
reaksi asam-basa Lewis disebut dengan senyawa kompleks (adduct) dan ikatan yang terjadi
adalah ikatan kovalen koordinasi.[11]
Contoh sederhana dari reaksi asam-basa Lewis adalah reaksi pembentukan ion
hidronium dan ion amonium.
Pembentukan ion hidronium.
Pembentukan ion amonium

[12]
Keunggulan dan Kelemahan Teori Asam-Basa Lewis
Keunggulan teori asam basa Lewis adalah dapat menggambarkan asam-basa yang tidak dapat
digambarkan oleh Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Menurut Lewis, asam-basa bukan hanya
pelepasan ion H+/OH- atau transfer proton (ion H+), melainkan senyawa yang reaksinya
melibatkan pasangan elektron.
Kelemahannya, teori asam-basa Lewis agak sukar menggambarkan reaksi asam-basa, seperti
reaksi antara ion Fe3+ dan ion CN- karena keduanya tidak melibatkan ion H+ atau ion OH-.[13]
2.4 Hubungan antara Teori Asam-Basa Lewis dengan Teori Bronsted-
Lowry
Basa Lewis
Cara terbaik untuk melihat hubungan basa Lewis dengan basa Bronsted-Lowry adalah
dengan cara melihat apa yang sebenarnya terjadi pada saat basa Bronsted-Lowry menerima
ion hidrogen. Tiga basa Bronsted-Lowry yang akan kita tinjau
adalah ion hidroksida, amonia dan air.
Teori Bronsted-Lowry mengatakan bahwa ketiga senyawa di atas bertindak sebagai
basa karena berkombinasi dengan H+. Alasan mengapa terjadi kombinasi ketiga senyawa di
atas dengan ion H+ adalah karena ketiga senyawa di atas mempunyai pasangan elektron
bebas, sebagaimana dijelaskan dalam teori asam-basa Lewis.[14]
Bagaimana halnya dengan reaksi antara amonia atau air? Dalam teori asam-basa
Lewis dijelaskan bahwa reaksi dimana pasangan elektron bebas suatu senyawa digunakan
untuk membentuk ikatan koordinasi dapat dikatakan bahwa senyawa tersebut bertindak
sebagai basa, misalnya amonia dan air.[15]
Berikut adalah contoh reaksi pemakaian pasangan elektron bebas untuk membentuk
ikatan koordinasi antara amonia dengan BF3.
Sejauh NH3 yang menjadi fokus pembicaraan, maka NH3 akan bertindak sama seperti
pada saat NH3 bereaksi dengan ion H+, yaitu menggunakan pasangan elektron bebasnya
untuk membentuk ikatan koordinasi.[16]

Asam Lewis
Untuk melihat hubungan asam Lewis dengan asam Bronsted-Lowry adalah dengan cara
meninjau reaksi antara amonia dengan gas hidrogen klorida. Di beberapa textbook dikatakan
bahwa amonia mendonorkan pasangan elektron
bebasnya kepada ion hidrogen, suatu proton sederhana yang tidak mengandung elektron di
sekitarnya. Hal ini merupakan suatu kesalahpahaman. Kita tidak bisa menemukan H+ bebas
dalam suatu sistem kimia. Ion H+ sangat reaktif sehingga ion H+ selalu terikat pada sesuatu.
Tidak akan pernah ditemukan ion hidrogen bebas dalam molekul HCl. Dalam molekul HCl
tidak terdapat orbital kosong yang dapat menerima pasangan elektron bebas.
Mengapa HCl bertindak sebagai asam Lewis?
Klor jauh lebih elektronegatif dibandingkan hidrogen. Hal itu berarti bahwa HCl merupakan
molekul polar. Elektron dalam ikatan hidrogen-klor akan lebih tertarik ke arah klor dan
membuat hidrogen sedikit bermuatan positif dan klor sedikit bermuatan negatif.

Pasangan elektron bebas pada atom nitrogen (dalam molekul amonia) tertarik ke arah
hidrogen (dalam molekul HCl) yang sedikit bermuatan positif. Pada saat keduanya mendekat,
elektron pada ikatan hidrogen-klor akan saling menolak ke arah atom klor. Ikatan koordinasi
terbentuk antara nitrogen dan hidrogen, klor akan lepas menghasilkan ion klorida.

Molekul HCl secara keseluruhan bertindak sebagai asam Lewis, karena dapat
menerima pasangan elektron dari amonia.[17]
2.5 Asam-Asam Oksi
Asam oksi artinya asam anorganik yang menandung oksigen atau asam-asam
anorganik yang mengandung oksida asam dalam rumus kimianya. Selain oksigen
biasanya terdapat pula hidrogen dan unsur nonlogam. Tata nama senyawa asam
adalah sebagai berikut:
1) Menulis atau menyebut kata asam.
2) Asam oksi yang terdiri dari unsur nonlogam yang hanya membentuk satu
senyawa, penamaan atau penulisan diberi akhiran –at.
Misalnya: H CO : asam karbonat
2 3
3) Asam oksi yang terdiri dari unsur nonlogam yang memiliki bilangan oksidasi
(biloks) lebih dari satu dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa.
a) Unsur nonlogam dengan bilangan oksidasi terendah atau mengandung jumlah
oksigen sedikit, penamaan atau penulisan diberi akhiran –it
b) Unsur nonlogam dengan bilangan oksidasi tertinggi atau mempunyai jumlah
oksigen lebih banyak penamaan atau penulisan diberi akhiran –at
Contoh-contoh senyawanya adalah sebagai berikut:
Rumus Nama Biloks Rumus Nama Biloks
kimia kimia 4) Asam yang oksida
H2SO4 Asam +6 H2SeO4 Asam selenat +6 asamnya berupa halogen
H2SO3 sulfat +4 H2SeO3 Asam selenit +4 disebut asam oksi
HNO3 Asam sulfit +5 HBrO3 Asam bromat +5 halogen. Cara penmaan
HNO2 Asam +4 HBrO2 Asam bromit +3 asam oksi halogen
nitrat didasarkan pada
Asam nitrit perbedaan bilangan
oksidasi atau jumlah
oksigen yang ada. Urutan penamaan asam oksi halogen adalah sebagai berikut:
hipo ― it, ― it, ― at, per ― at

contoh:
Rumus kimia Nama senyawa Biloks
HclO asam hipoklorit +1
HClO2 asam klorit +3
HClO3 asam klorat +5
HClO4 asam perklora +7
[18]
2.6 Asam dan Basa “keras” dan “lunak”
Telah kita kenal sejak lama bahwa ion-ion logam dapat di bagi ke dalam dua golongan
menurut kereaktifannya terhadap berbagai ligan. Perhatikan ligan-ligan yang di bentuk oleh
unsur-unsur golongan V, VI, dan VII. Bagi golongan V dapat dipilih deret homolog seperti
R3N, R3P, R3As, R3Sb, dan bagi golongan VII diambil anionnya , dan . Untuk
logam-logam jenis (a) kompleks paling stabil terbentuk dengan ligan yang paling ringan, dan
berkurang kestabilannya dalam urutan menurun dalam kelompok ligan tersebut. Untuk logam
jenis (b) kecenderungan itu berlawanan. Ini tertera dalam ikhtisar berikut:

Kompleks logam ligan kompleks logam


Jenis (a) jenis (b)

Paling kuat R3 N R2O , Paling lemah

R3 P R2S
R3As R2Se
Paling lemah R3Sb R2Te paling kuat

Jenis logam (a) pada dasarnya meliputi


1. Ion logam alkali
2. Ion logam alkali tanah
3. Ion yang lebih ringan dan bermuatan lebih besar, misalnya

, , ,
Jenis logam (b) meliputi
1. Ion logam transisi yang lebih berat seperti

, , , , ,
2. Ion logam valensi rendah seperti logam bermuatan formal nol dan karbonil logam.[19]
Urutan secara empirik ini sangat berguna untuk menggolongkan, dan sampai batas
tertentu untuk meramalkan kestabilan relatif dan kompleks. Pearson mengamati bahwa ada
kemungkinan membuat korelasi yang belaku umum yang meliputi interaksi asam-basa
dengan jangkauan lebih luas. Ia mengatakan bahwa ion logm jenis
(a), yaitu asam adalah kecil, kompak dan tidak begitu polar serta menyukai ligam (basa)
yang juga kecil dan tidak begitu polar. Ia menyebut asam dan basa sperti itu “keras”.
Sebaliknya ion logam jenis
(b) dan ligan yang disukai cenferung untuk besar dan lebih polar, ia menyebut sebagai asam
dan basa “lunak”.
Hubungan empirik selanjutnya dapat dinyatakan secacara kualitatif sebagai asam
keras lebih menyukai basa keras, dan asam lunak lebih menyukai basa lunak. Walaupun titik
tolak bagi istilah “keras dan lunak” adalah konsep kepolaran, tidak di ragukan lagi bahwa
faktor lain ikut dalam masalah tersebut.
Tidak ada keserasian terhadap para ahli kimia terhadap sifat terenci “kekerasan” dan
“kelunakan”, namun jelaslah gaya tarik coulumb akan menjadi penting dalam interaksi keras
dengan keras, sedangkan gaya kovalen cuup berarti untuk interaksi lunak dengan lunak.[20]
2.7 Kekuatan Asam dan Basa
Asam kuat adalah elektrolit kuat, yang untuk kebanyakan tujuan praktis, dianggap
terionisasi sempurna dalam air. Kebanyakan asam kuat adalah asam anorganik: asam klorida
(HCL), asam nitrat (HNO3), asam parklorat (HCLO4), dan asam sulfat (H2SO4):
HCL(aq)+H2O(l)  H3 (aq) + C (aq)

HNO3(aq) + H2O(l)  H3 (aq) + N (aq)

HCCLO4(aq) + H2O(l)  H3 (aq) + CL (aq)

H2SO4(aq) + H2O(l)  H3 (aq) + HS (aq)


Perhatikan bahwa H2SO4 adalah asam dipromatik; yang kita lihat di sini adalah
hanya tahap pertama ionisasi. Pada kesetimbangan, molekul asam kuat terionisasi semua.[21]
Kebanyakann asam terionisasi hanya sedikit dalam air. Asam seperti ini di golongkan
ke dalam asam lemah. Pada kesetimbangan, larutan berair dari asam lemah mengandung
campuran antara molekul asam yang tidak terionisasi, ion H3 , asam asetat (CH3COOH),
dan ion amonium (N ). Kekuatan asam lemah sangat beragam karena beragamnya derajat
ionisasi, yang akan kita pelajari pada bagian berikut.
Apa yang telah di bahas mengenai asam kuat juga berlaku pada basa kuat, yang
mencakup hhidroksida dari logam alkali tanah tertentu, seperti
NaOH, KOH, dan Ba(OH)2. Basa kuat ialah semua elektrolit kuat yang terionisasi sempurna
di air:

NaOH(s N (aq) + O (aq)

KOH(s) (aq) + O (aq)


BA(OH)2(s) B + 2O (aq)
Dalam larutan basa kuat ( pada pH 13 atau lebih )perpanganat dapat di
reduksi menjadi manganat dalam satu prosessatu-elektron.
Mn + Mn
Bilangan oksidasi mangan dalam manganat adalah +6. Ion Mn menunjukan
suatu warna hijau yang khas.[22] Bila permanganat dipanasi dengan basa terjadi
reduksi semacam itu dan terbentuk oksigen:
4Mn + 4O 4Mn + 2H2O +

Basa lemah, sama seperti asam lemah, adalah elektrolit lemah. Amonia adalah basa lemah,
yaitu sangat sedikit terionisasi dalam air:
N (aq) + H2O(l) ↔ N (aq) + O (aq)
 Jika asamnya kuat, basa konjugatnya sangat lemah.

 H3 ialah asam terkuat yang dapt berada dalam larutan berair. Asam-asam yang lebih kuat
dari pada H3 bereaksi dengan air menghasilkan H3 dan basa konjugatnya. Jadi, HCL,
yang merupakan asam yang lebih kuat dari pada H3 , bereaksi dengan air secara sempurna
membentuk H3 dan C :

HCL(aq) + H2O(I) H3 (aq) + C (aq)


 Ion O Adalah basa terkuat yang dapat berada dalam larutan berair. Basa yang lebih kuat
dari pada O beeaksi dengan air menghasilkan O dan asam konjugat. Sebagai contoh,
ion oksida ( ) ialah basa yang lebih kuat dari pada O , sehingga ion ini bereaksi
sempurna dengan air sebgai berikut:

(aq) + H2O(l) 2O (aq)


Dengan alasan ini ion oksida tidak ada dalam larutan berair. (perhatikan bahwa salah
satu dari dua ion O yang di hasilkan ternyata adalah asam konjugat dari ion .[23]

2.8 Tetapan Kesetimbangan Asam Basa


Asam Lemah dan Konstanta Asam
Sebagaimana telah kita lihat, sebagaian asam adalah asam lemah. Mari kita asumsikan
suatu asam monoprotik lemah HA. Ionisainya dalam air ialah
HA(aq) + H2O(I)↔H3 (aq) + (aq)

Atau lebih sederhananya,


HA(aq) ↔ (aq) + (aq)
Konstanta kesetimbangan untuk ionisasi asam ini, yang kitta namakan konstanta ionisasi
asam, , dinyatakan sebagai

= atau =
Pada suhu tertentu, kekuatan asam HA diukur secara kuantitatif dengan . Semakin
besar , semakin kuat asamnya-artinya, semakin tinggi konsentrasi ion pada
kesetimbangan karena ionisasinya.
Kita dapat menghitung dari konsentrasi awal asam dan pH larutan, dan kita dapat
menggunakan dan konsentrasi awal asam untuk menghitung konsentrasi kesetimbangan
semua spesi pH larutan.

[24]

Basa Lemah dan Konstanta Ionisasi Basa


Basa lemah di perlakukan seperti asam lemah. Ketika amonia dilarutkan dalam air,
amonia mengalami reaksi
N (aq) + (l) ↔ N (aq) + O (aq)
Terbentuknya ion hidroksida dalam reaksi ionisasi basa ini menandakan bahwa,
dalam larutan ini pada 25 ̊C, [O ] > [ ], dan dengan demikian pH > 7.
jika dibandingkan dengan konsentrasi total dai air, sangat sedikit molekul air yang
terpakai oleh reaksi, sehingga kita dapat memperlukan [ sebagai suatu konstanta.[25]
Jadi kita dapat menuliskan konstanta kesetimbangannya sebagai

=
= 1,8 ×
Di mana , konstanta keseimbangan untuk ionisasi basa, dinamakan konstanta
ionisasi basa.
Dalam memecahkan soal-soal yang melibatkan basa, kita mengikuti prosedur yang
sama dengan yang kita gunakan untuk asam lemah. Perbedaan utamanya adalah bahwa kita
menghitung [ IO ] dulu, bukannya [

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Asam adalah zat kimia yang menerima elektron valensi diperlukan karena
elektronegativitas dari gas. Sedangkan basa adalah zat kimia yang menyumbangkan elektron
valensi diperlukan karena elektronegativitas dari padatan.
Menurut Bronsted-Lowry:
•Asam: zat/senyawa yang dapat mendonorkan proton (H+) bisa berupa kation atau
molekul netral.
•Basa: zat/senyawa yang dapat menerima proton (H+), bisa berupa anion atau molekul
netral.Kata kunci teori asam-basa Bronsted-Lowry: transfer proton dari asam ke
basa.Mengacu teori asam-basa Bronsted-Lowry akan terjadinya transfer proton, maka dikenal
istilah pasangan asam – basa konjugasi.
Menurut Lewis:
Asam: zat/senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari zat/senyawa lain
untuk membentuk ikatan baru.
Basa: zat/senyawa yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas dari
zat/senyawa lain untuk membentuk ikatan baru.
Asam Oksi
Asam oksi artinya asam anorganik yang menandung oksigen atau asam-asam
anorganik yang mengandung oksida asam dalam rumus kimianya. Selain oksigen
biasanya terdapat pula hidrogen dan unsur nonlogam.
Asam basa keras-lunak
Asam keras adalah elektrolit kuat, yang untuk kebanyakan tujuan praktis, dianggap
terionisasi sempurna dalam air. Kebanyakan asam kuat adalah asam anorganik: asam klorida
(HCL), asam nitrat (HNO3), asam parklorat (HCLO4), dan asam sulfat (H2SO4). Sedangkan
asam luank adalah elektrolit lemah yang terionisasi hanya sebagian dalam air. Contohnya
CH3COOH, HCOOH dll.
Basa keras ialah semua elektrolit kuat yang terionisasi sempurna di air. Contohnya NaOH,
KOH,dll. Sedangkan basa lunak ialah elektrolit lemah yang terionisasi hanya sebagian dalam
air. Contohnya NH4OH dll. Asam keras lebih menyukai basa keras, dan asam lunak lebih
menyukai basa lunak.
Tetapan Kesetimbangan Asam Basa
Tetapan kesetimbangan ini hanya ada untuk asam lemah dan basa lemah. Karena, asam
lemah dan basa lemah hanya terionisasi sebagian.

3.2 SARAN
Asam dan basa sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus
mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan dapat
bermanfaat untuk diri kita. Bagi para pembaca,dan teman-teman diharapkan agar lebih
memperdalam pengetahuan tentang asam dan basa baik melalui buku-buku referensi kimia
maupun lewat situs-situs web.

DAFTAR PUSTAKA
David E. Goldberg, Kimia Untuk Pemula Edisi Ketiga, 2008, Jakarta: Erlangga
F. Albert Cotton, Kimia Anorganik Dasar, 1989, Jakarta: Universitas Indonesia.
G. Svehla, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima, 1990, Jakarta:
PT. Kalman Media Pusaka.
https://wanibesak.wordpress.com/tag/asam-oksi-dan-asam-nonoksi/
John T. Moore,EdD, Chemistry Essentials For Dummies, 2010, Canada: Wiley
Publishing,inc.
Nana Sutresna dan Dindin Sholehudin, Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2, 2005,
Bandung: Grafindo Media Pratama.
Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi
R.A. Day, JR dan A.L. Underwood, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi keenam, 2001, Jakarta:
Erlangga.
Ralph H. Petrucci, dkk, Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern Edisi
Kesembilan Jilid 2, 2008, Jakarta: Erlangga.
Raymon Chang, Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-konsep Inti Jilid 2, 2004, Jakarta:
Erlangga.
Riswiyanto, Kimia Organik, 2009, Jakarta: Erlangga.
Retno Dwi Suyanti, Kimia Koordinasi Pendukung Anorganik Fisik, 2008, Graha Ilmu.
Syukri S, Kimia Dasar 2, 1999, Bandung: Penerbit ITB.
Yuni Fatisa, Kimia Organik 1, 2014, Pekanbaru: Kreasi
Edukasi. www.researchpublish.com, International Journal of Matematics and Physical
Sciences Research, okt 2013-march 2014, India: Annamacharya Institute of Technology &
Sciences, Rangareddy, AP.

[1] www.researchpublish.com, International Journal of Matematics and Physical Sciences Research, okt
2013-march 2014, India: Annamacharya Institute of Technology & Sciences, Rangareddy, AP, hal. 19.
[2] John T. Moore,EdD, Chemistry Essentials For Dummies, 2010, Canada: Wiley
Publishing,inc, hal. 146.
[3] www.researchpublish.com, International Journal of Matematics and Physical Sciences Research, okt
2013-march 2014, India: Annamacharya Institute of Technology & Sciences, Rangareddy, AP, hal. 21.
[4] John T. Moore,EdD, Chemistry Essentials For Dummies, 2010, Canada: Wiley
Publishing,inc, hal. 146.
[5] R.A. Day, JR dan A.L. Underwood, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi keenam,
2001, Jakarta: Erlangga, 126.
[6] David E. Goldberg, Kimia Untuk Pemula Edisi Ketiga, 2008, Jakarta:
Erlangga, hal. 198.
[7] Syukri S, Kimia Dasar 2, 1999, Bandung: Penerbit ITB, hal. 391.
[8] Nana Sutresna dan Dindin Sholehudin, Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2,
2005, Bandung: Grafindo Media Pratama, hal. 48.
[9] Nana Sutresna dan Dindin Sholehudin, Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2,
2005, Bandung: Grafindo Media Pratama, hal. 48.
[10] Yuni Fatisa, Kimia Organik 1, 2014, Pekanbaru: Kreasi Edukasi, hal.18.
[11] Retno Dwi Suyanti, Kimia Koordinasi Pendukung Anorganik Fisik, 2008,
Graha Ilmu, hal. 6.
[12] Nana Sutresna dan Dindin Sholehudin, Kimia untuk SMA Kelas XI Semester
2, Bandung: Grafindo Media Pratama, hal. 50.
[13] Nana Sutresna dan Dindin Sholehudin, Kimia untuk SMA Kelas XI Semester
2, 2005, Bandung: Grafindo Media Pratama, hal. 50.
[14] Riswiyanto, Kimia Organik, 2009, Jakarta: Erlangga, hal. 10.
[15] Ralph H. Petrucci, dkk, Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern
Edisi Kesembilan Jilid 2, 2008, Jakarta: Erlangga, hal. 287, 318.
[16] Nana Sutresna dan Dindin Sholehudin, Kimia untuk SMA Kelas XI Semester
2, 2005, Bandung: Grafindo Media Pratama, hal. 50.
[17] John T. Moore,EdD, Chemistry Essentials For Dummies, 2010, Canada:
Wiley Publishing,inc, hal. 146-147.
[18] https://wanibesak.wordpress.com/tag/asam-oksi-dan-asam-nonoksi/
[19] F. Albert Cotton, Kimia Anorganik Dasar, 1989, Jakarta: Universitas
Indonesia, hal. 197.
[20] F. Albert Cotton, Kimia Anorganik Dasar, 1989, Jakarta: Universitas
Indonesia, hal. 198
[21] Raymon Chang, Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-konsep Inti Jilid 2, 2004,
Jakarta: Erlangga, hal. 101-102.
[22] Raymon Chang, Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-konsep Inti Jilid 2, 2004,
Jakarta: Erlangga, hal. 102.
[23] Raymon Chang, Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-konsep Inti Jilid 2, 2004,
Jakarta: Erlangga, hal. 104.

[24] Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi
[25] Raymon Chang, Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-konsep Inti Jilid 2, 2004,
Jakarta: Erlangga, hal. 112-114.

[26] Raymon Chang, Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-konsep Inti Jilid 2, 2004,
Jakarta: Erlangga, hal. 114.

Tag Search : asam basa konjugasi, asam basa dan garam, asam basa kuat, asam basa lewis, asam basa
menurut arrhenius, asam basa bronsted lowry, asam basa arrhenius, asam basah, asam basa kelas 11, asam
basa kimia, asam basa adalah, asam basa ppt, asam basa alami, asam basa amfoter, asam basa air, asam basa
asam basa, asam basa asam kuat asam lemah, asam basa academia, asam basa arrhenius dan bronsted lowry,
asam basa asam kuat, asam basa bronsted, asam basa buffer, asam basa berkonjugasi, asam basa beserta
rumusnya, asam basa buah naga, asam basa berasal dari kata, asam basa biokimia, asam basa beserta
contohnya, asam basa buatan, asam basa contoh soal, asam basa campuran, asam basa contoh, asam basa
cairan tubuh, asam basa ciri, asam basa cairan, asam basa konjugasi ch3cooh, keseimbangan asam basa
cairan dan elektrolit, titrasi asam basa contoh soal, gangguan asam basa campuran, vitamin c asam atau basa,
asam basa dan garam adalah suatu zat yang berbentuk, asam basa dengan kertas lakmus, asam basa dan
garam kelas 11, asam basa darah, asam basa dan garam pdf, asam basa dan reaksinya, asam basa dan
aplikasinya, asam basa dan garam smp, asam basa dan asam kuat, asam basa elektrolit, asam basa dan
elektrolit, asam basa in english, titrasi asam basa ebook, keseimbangan asam basa elektrolit, soal asam basa
essay, sifat asam basa etanol, kesetimbangan asam basa .edu, asam basa dan larutan elektrolit, ekstraksi asam
basa, asam basa ph, asam basa ph dan buffer, asam basa filetype ppt, asam basa fisika, asam basa flash, asam
basa fisiologi, asam basa filetype pdf, asam basa filetype swf, asam basa food combining, asam basa fungisida,
ph asam basa, ph asam basa pdf, ph asam basa kuat, ph asam basa kuat dan lemah, ph asam basah, ph asam
basa dan garam, ph asam basa garam, ph asam basa ppt, ph asam basa campuran, ph asam basa adalah, asam
basa garam, asam basa garam ppt, asam basa garam smp, asam basa garam pdf, asam basa garam kuat, asam
basa garam dan ph larutan, asam basa garam kelas 11, asam basa garam dalam kehidupan sehari hari, asam
basa garam lakmus, asam basa garam smp kelas 7 ppt, asam basa hidrolisis, asam basa hsab, asam basa
hidroksida, asam basa henderson-hasselbalch, asam basa hamil, asam basa heterogen, asam basa henderson,
sifat asam basa hidroksida unsur periode ketiga, sifat asam basa hidroksida unsur periode 3, sifat asam basa
hidroksida periode ketiga, asam basa indikator alami, asam basa indikator, asam basa industri otomotif, asam
basa indikator universal, asam basa indikator buatan, asam basa indikator alam, asam basa itu apa, laporan
asam basa indikator alami, praktikum asam basa indikator alami, percobaan asam basa indikator alami, asam
basa jurnal, asam basa jeruk nipis, titrasi asam basa jurnal, asam dan basa jika direaksikan akan
menghasilkan, sifat asam basa jeruk nipis, asam dan basa jika dicampur, keseimbangan asam basa jurnal, teori
asam basa jurnal, teori asam basa justus von liebig, reaksi asam basa jurnal, asam basa keras lunak, asam
basa konjugasi bronsted lowry, asam basa konjugasi naoh, asam basa kelas xi semester 2, asam basa keras
lunak pdf, asam basa lemah, asam basa larutan, asam basa lakmus, asam basa lewis pdf, asam basa lewis
contoh, asam basa lowry, asam basa laporan, asam basa lewis h2co3, asam basa lewis ppt, asam basa menurut
lewis, asam basa menurut para ahli, asam basa menurut bronsted, asam basa menurut, asam basa menurut
arrhenius dan contohnya, asam basa menurut lewis dan contohnya, asam basa menurut bronsted lowry, asam
basa menurut lowry, asam basa materi kelas xi, asam basa netral, asam basa normal, asam basa netral adalah,
asam basa netral garam, asam basa netral wikipedia, asam basa nitrogen, asam basa naoh, asam basa nacl,
asam n basa, asam basa dan netral, asam basa organik, asam basa organik dan turunannya, asam basa organik
dan turunannya ppt, asam basa organik pdf, asam basa organik ppt, asam basa organik dan anorganik, asam
basa oksida, asam basa senyawa organik, pengaturan asam basa oleh ginjal, asam dan basa organik, asam
basa pdf, asam basa poliprotik, asam basa pada kertas lakmus, asam basa praktikum, asam basa pengertian,
asam basa pada makanan, asam basa penyangga, asam basa periode 3, asam basa dalam al qur'an, asam basa
reaksi, asam basa reaksi ionisasi, asam basa respiratorik, asam basa rumus kimia, asam basa rumus, asam
basa respirasi, asam basa rahim, rangkuman asam basa, asam basa dan reaksi ionisasinya, titrasi asam basa
rumus, asam basa sma, asam basa stewart, asam basa smp, asam basa swf, asam basa sma kelas xi, asam basa
slideshare, asam basa soal, asam basa sma kelas 11, asam basa soal dan pembahasan, asam basa teori, asam
basa tubuh, asam basa teori lewis, asam basa teori arrhenius, asam basa titrasi, asam basa tanah, asam basa
terkonjugasi, asam basa teori bronsted lowry, asam basa tubuh manusia, asam basa tabel, asam basa
universitas, asam basa usanovich, asam basa urine, asam basa untuk universitas, asam basa untuk smp, asam
basa unsur senyawa campuran, asam basa unsur, asam basa ubi ungu, asam basa urin, indikator asam basa
universal, asam basa valensi, asam vs basa, titrasi asam basa volumetri, titrasi asam basa volumetri pdf, titrasi
asam basa video, titrasi asam basa vogel, asam basa miss v, titrasi asam basa vitamin c, asam basa kelas vii,
asam basa garam video, asam basa wikipedia, asam basa wiki, asam basa wikipedia bahasa indonesia, asam
basa wanita, asam basa warna, asam basa warna lakmus, asam basa word, titrasi asam basa wikipedia, asam
basa garam wikipedia, asam dan basa wikipedia, asam basa xi, asam basa xi ipa, asam basa xi sma, asam basa
kelas xi, asam basa kelas xi ipa, asam basa kelas xi ppt, asam basa kimia xi, asam dan basa xi, soal asam basa
xi, materi asam basa xi, asam basa yang kuat dan lemah, asam basa yang tergolong poliprotik, asam basa
youtube, asam basa yaitu, indikator asam basa yang baik, reaksi asam basa yang menghasilkan garam dan air,
titrasi asam basa youtube, indikator asam basa yang alami, reaksi asam basa yang menghasilkan ph netral,
reaksi asam basa yang menghasilkan garam, asam basa zenius, asam basa zat, titrasi asam basa zenius, soal
asam basa zenius, asam basa suatu zat, zat asam basa dan garam, zat asam basa garam, zat asam basa dan
netral, sifat asam basa suatu zat, asam basa 11 ipa, asam basa kelas 11 ipa, asam basa kelas 11 semester 2,
reaksi asam basa 1, asam basa kelas 11 ppt, asam basa kelas 11 sma, asam basa kelas 1 smp, asam basa sma
11, asam basa kimia kelas 11, asam basa kelas 2 sma, rpp asam basa 2013, reaksi asam basa 2, asam basa
semester 2, asam basa kimia dasar 2, rpp asam basa kurikulum 2013, laporan praktikum titrasi asam basa
2010, rpp asam basa kurikulum 2013 smp, asam dan basa kelas 2 sma, bab 2 asam basa dan garam, 2 teori
asam basa, kimia dasar 2 asam basa, 2 contoh indikator asam basa, 2 contoh senyawa asam basa dan garam, 2
macam indikator asam basa, 2 sifat asam dan basa, 2 contoh asam dan basa, laporan kimia dasar 2 asam basa,
asam basa menurut 3 ahli, sifat asam basa periode 3, pengertian asam basa menurut 3 ahli, teori asam basa
menurut 3 tokoh, teori asam basa ada 3, pengertian asam basa menurut 3 teori, 3 teori asam basa, asam basa
pembentuk al2(so4)3, 3 teori asam basa dan contohnya, 3 konsep asam basa, 3 indikator asam basa, 3 sifat
asam basa, 3 contoh asam basa dan garam, 3 contoh asam basa, 3 contoh asam basa garam, 3 kekurangan
asam basa arrhenius, sebutkan 3 asam basa dan garam serta kegunaannya, 4 keseimbangan asam basa, 4 jenis
titrasi asam basa, 4 gangguan keseimbangan asam basa, 4 indikator alami asam basa, 4 cara mengidentifikasi
asam basa, 4 sifat asam dan basa, 4 perbedaan asam dan basa, 4 jenis kurva titrasi asam basa, 4 jenis reaksi
penetralan asam basa, 4 sifat asam dan basah, 5 indikator asam basa, 5 contoh asam basa dan garam, 5 teori
asam basa, 5 contoh asam basa, 5 contoh asam basa menurut lewis, 5 ciri asam basa, 5 sifat asam basa, 5
perbedaan asam basa dan garam, 5 indikator asam basa alami, 5 pencetus asam basa, 6 kurva titrasi asam
basa, ph 6 asam atau basa, asam basa kelas 7, asam basa garam 7 smp, asam basa kelas 7 smp, asam basa
kelas 7 ppt, asam basa garam kelas 7, asam basa garam kelas 7 smp, asam basa ipa kelas 7, asam basa smp
kelas 7 ppt, asam basa garam kelas 7 ppt, asam basa dan garam kelas 7, 7 teori asam basa, 7 teori asam basa
menurut para ahli, ipa kelas 7 asam basa dan garam, kimia kelas 7 asam basa garam, ipa kelas 7 asam basa
garam, fisika kelas 7 asam basa garam, materi kelas 7 asam basa dan garam, fisika kelas 7 asam basa dan
garam, materi ipa kelas 7 asam basa dan garam, ph 7 asam atau basa, 8 kurva titrasi asam basa, 8 grafik
titrasi asam basa, ph 8 asam atau basa, asam basa kelas 9, 9 asam basa, 10 asam 10 basa, 10 asam basa kuat
dan lemah, 10 teori asam basa, 10 contoh asam basa dan garam, 10 reaksi asam basa, 10 contoh asam basa
garam, 10 contoh asam basa kuat dan lemah, 10 asam dan basa, 10 indikator asam basa, 10 contoh asam basa,
10 jenis asam basa,makalah asam basa pdf, makalah asam basa dan garam, makalah asam basa kimia,
makalah asam basa indikator alami, makalah asam basa doc, makalah asam basa organik dan turunannya,
makalah asam basa dan netral, makalah asam basa lengkap, makalah asam basa dalam kehidupan sehari-hari,
makalah asam basa netral, makalah asam basa organik, makalah asam basa alami, makalah asam basa
arrhenius, pengertian asam basa arrhenius, pengertian asam basa alami, pengertian asam basa adalah,
makalah indikator asam basa alami, makalah teori asam basa arrhenius, pengertian asam amino basa,
pengertian asam basa menurut arrhenius, pengertian asam basa menurut arrhenius bronsted lowry dan lewis,
pengertian asam basa bronsted lowry, pengertian asam basa beserta contohnya, pengertian asam basa beserta
contoh, pengertian asam basa bronsted, pengertian asam basa berdasarkan teori arrhenius, makalah asam
basa dan buffer, makalah asam basa menurut bronsted lowry, pengertian asam basa menurut bronsted lowry,
pengertian asam basa menurut bronsted dan lowry, pengertian asam basa menurut bronsted lowry dan
contohnya, latar belakang makalah asam basa, contoh latar belakang makalah asam basa, makalah asam basa
cairan tubuh, pengertian asam basa campuran, pengertian asam basa dan contohnya, pengertian asam basa
dan contoh, pengertian asam basa dan ciri cirinya, www.pengertian asam basa.com, contoh makalah asam
basa, contoh makalah asam basa dan garam, contoh makalah asam basa garam, contoh makalah asam basa
kimia, contoh makalah asam basah, contoh makalah titrasi asam basa, contoh makalah keseimbangan asam
basa, contoh makalah asam dan basa, contoh makalah indikator asam basa, contoh makalah larutan asam
basa, makalah asam basa dalam tubuh, makalah asam basa dengan indikator alami, makalah asam basa dan
ph, makalah asam basa dan reaksi redoks, makalah asam basa dan garam pdf, daftar pustaka makalah asam
basa, daftar pustaka makalah kimia asam basa, pengertian asam basa titik ekivalen dan indikator, makalah
elektrolit asam basa, makalah keseimbangan asam basa dan elektrolit, makalah cairan elektrolit dan asam
basa, makalah keseimbangan cairan elektrolit asam basa, makalah fisika asam basa dan garam, makalah ph
asam basa, makalah tentang ph asam basa, makalah ph larutan asam basa, makalah tentang ph asam basa dan
garam, makalah ph asam basa dan garam, makalah penentuan ph asam basa, makalah ph asam dan basa,
makalah asam basa garam, pengertian asam basa garam, pengertian asam basa garam dan contohnya,
pengertian asam basa garam beserta contohnya, pengertian asam basa garam dan netral, pengertian asam
basa garam dalam kimia, pengertian asam basa garam dan indikator, pengertian asam basa garam wikipedia,
pengertian asam basa garam dan buffer, makalah hasil praktikum asam basa, makalah hasil percobaan asam
basa, makalah hasil penelitian asam basa, makalah hasil praktikum kimia asam basa, makalah laporan hasil
praktikum asam basa, makalah penerapan asam basa dalam kehidupan sehari hari, pengertian asam basa
indikator, makalah asam basa menggunakan indikator alami, pengertian asam basa dan indikator, pengertian
asam basa menurut ilmuwan, makalah indikator asam basa, makalah identifikasi asam basa, makalah indikator
asam basa dari bahan alami, makalah larutan asam basa dan indikator, makalah jurnal asam basa, makalah
jurnal titrasi asam basa, makalah jurnal kimia asam basa, makalah 20 jenis asam basa, makalah jurnal reaksi
asam basa, makalah asam basa kelas xi, makalah asam basa keras lunak, pengertian asam basa konjugasi,
pengertian asam basa kuat dan lemah, pengertian asam basa kuat, pengertian asam basa konjugat, pengertian
asam basa kimia, pengertian asam basa keras lunak, pengertian asam basa konyugasi, kesimpulan makalah
asam basa, kesimpulan makalah titrasi asam basa, kesimpulan makalah asam dan basa, kesimpulan makalah
larutan asam basa, kesimpulan makalah kimia asam basa, kesimpulan makalah indikator asam basa alami,
contoh kesimpulan makalah asam basa, kesimpulan makalah keseimbangan asam basa, kesimpulan makalah
indikator asam basa, kesimpulan dan saran makalah asam basa, makalah asam basa lewis, pengertian asam
basa lewis, pengertian asam basa lemah, pengertian asam basa lemah dan kuat, pengertian asam basa lewis
dan contoh, pengertian asam basa lunak keras, makalah teori asam basa lewis, pengertian asam lemah basa
kuat, makalah asam basa menurut para ahli, pengertian asam basa menurut lewis, pengertian asam basa
menurut para ahli, pengertian asam basa menurut teori lewis, pengertian asam basa menurut bronsted,
makalah asam basa, pengertian asam basa netral, pengertian asam basa dan netral, pengertian larutan asam
basa netral, pengertian asam basa dan netral menurut indikator lakmus, pengertian ph asam basa netral,
makalah netralisasi asam basa, makalah larutan asam basa dan netral, makalah netralisasi asam basa
sederhana, pengertian asam basa organik, makalah sifat asam dan basa senyawa organik, pengertian asam dan
basa oleh arrhenius, pengertian asam basa ph, pengertian asam basa pdf, pengertian asam basa poliprotik,
makalah titrasi asam basa pdf, makalah keseimbangan asam basa pdf, makalah asam dan basa pdf, makalah
kimia asam basa pdf, makalah tentang asam basa pdf, makalah kesetimbangan asam basa pdf, pengertian asam
basa respiratorik, pengertian asam basa menurut rutherford, makalah reaksi asam basa, makalah regulasi
asam basa, makalah laporan reaksi asam basa, makalah tentang reaksi asam basa, makalah kimia reaksi asam
basa, makalah reaksi netralisasi asam basa, makalah asam basa sma, makalah asam basa smp, pengertian
asam basa secara umum, pengertian asam basa secara singkat, pengertian asam basa smp, makalah asam dan
basa senyawa, makalah identifikasi asam basa suatu larutan, pengertian asam dan basa secara umum,
pengertian asam basa menurut svante arrhenius, pengertian asam basa tubuh, pengertian asam basa teori
lewis, pengertian asam basa teori, makalah keseimbangan asam basa tubuh, pengertian asam basa menurut
teori arrhenius, pengertian asam basa menurut teori bronsted lowry, makalah uji asam basa, makalah uji coba
asam basa, makalah uji larutan asam basa, kata pengantar untuk makalah asam basa, makalah kimia uji asam
basa, makalah titrasi asam basa volumetri, pengertian asam basa wikipedia, pengertian asam dan basa
wikipedia, makalah asam dan basa kelas 11, pengertian asam basa menurut 3 ahli, pengertian asam basa
menurut 3 teori

inShare

RELATED POSTS :

 Makalah Polarografi - Kimia Analitik InstrumentMakalah Polarografi - Kimia Analitik Instrument


Kali ini saya akan kembali membagikan Makalah Kimia Analitik Instrument yaitu Makalah … Read More...

 Makalah Kromatografi Pertukaran Ion - Kimia InstrumentMakalah Kromatografi Pertukaran


Ion - Kimia Instrument Kali ini saya akan berbagi Makalah Kromatografi Pertukaran Ion .doc Downloa… Read More...

 Makalah Kimia Kepolaran SenyawaDownload Disini Makalahnya lebih Rapi dan Lengkap Dengan
Gambar Tusfiles Note : - Cara Download Tunggu Selama 5 Detik Kemudian Klik Sk… Read More...

 Makalah KarbohidratMakalah Karbohidrat Makalah Karbohidrat .doc Download Disini Makalahnya lebih
Rapi dan Lengkap Dengan GambarTusfiles Note : - Cara … Read More...

 Makalah Ikatan KimiaMakalah Ikatan Kimia doc Download Disini Makalahnya lebih Rapi dan Lengkap
Dengan Gambar Tusfiles Note : - Cara Download Tunggu Selam… Read More...
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

 Populer Post

 Mata Pelajaran
 Fanspage


Buku Kimia Dasar I untuk Universitas Gratis - Ebook [pdf]

Buku Kimia Dasar I untuk Universitas Inilah beberapa Kumpulan Buku Kimia dasar I dapat anda download disini. dan tersedia dalam bahasa Ind...

Download Ebook Kimia Analitik .pdf gratis

Download Ebook Kimia Analitik Kali ini saya akan berbagi Buku atau Ebook Kimia Analitik .pdf gratis Ebook Kimia Analisa ini ada berba...


Makalah Sistem Periodik Unsur

Download Makalah Sistem Periodik Unsur Disini Makalahnya lebih Rapi dan Lengkap Dengan Gambar Tusfiles Note : - Cara Download Tunggu ...
Copyright 2015 Belajar Kimia Universitas.

EKIMIA.WEB.ID
LES PRIV AT KIMI A SM A ATAU M AHASISW A

 GURU LES PRIVAT KIMI A

 KIMIA

O BIOKIMIA
O KIMIA AN ALITIK
O KIMIA D AS AR
O KIMIA ORG ANIK

 KONTAK

KURVA TITRASI ASAM B ASA


NOVEMBER 10, 2015 TITRASI ASAM BASA
Kurva titrasi asam basa memplot antara nilai pH dengan jumlah titran yang di tambahkan terhadap analit.
Dengan membuat grafik ini maka perubahan pH selama titrasi dapat diamati begitu pula dengan titik
ekuivalen.

(baca disini) apa berbedaan titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen?

Berikut merupakan contoh pembuatan kurva titrasi berdasarkan asam dan basa yang masing-masing
konsentrasinya 1 M dengan volume analit yang berupa basa 25 mL.

Titrasi angtara basa kuat dengan asam kuat

Contoh disini adalah 25 mL NaOH 1 M dititrasi dengan 1 M HCl, reaksi dan grafiknya adalah sebagai
berikut:
Dari grafik diatas dapat di ketahui bahwa penurunann nilai pH melambat hingga titrasi mendekati titik
ekuivalen. Jika dihitung pH akan mengalami perubahan yang cukup drastis pada saat Anda menambahkan
24,9 mL HCl yakni dari pH 11,3 menjadi 2,7 saat Anda menambahkan 25,1 mL HCl.

tabel keadaan reagen yang habis dan tersisa sebelum titik ekuivalen, saat titik ekuivalen, dan setelah titik
ekuivalen.

Sedangkan untuk grafik jika analitnya adalah HCl maka diperoleh grafik seperti berikut:
Tendensi perubahan pH juga sama dimana dari grafik diatas kenaikan pH melambat hingga titrasi
mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen kedua titrasi diatas terletak pada pH 7. Masih ingat kan jika asam
kuat di reaksikan dengan basa kuat maka hasilnya adalah garam dan air, dimana garamnya tidak
terhidrolisis sehingga pH nya adalah 7.
Titrasi antara basa lemah dengan asam kuat
Titrasi yang kita contohkan disini adalah larutan 1 M NH3 25 mldengan larutan 1 M HCl dimana reaksi dan
grafiknya adalah sebagai berikut:

Pada saat penambahan HCL dari buret maka penurunan pH berjalan lebih cepat dibandingkan dengan
titrasi asam kuat vs basa kuat. namun demikian kurva titrasi sedikit lebih landai jika dibandingkan dengan
titrasi diatas disebabkan pada sebelum titik ekuivalen terjadi yang terbentuk adalah larutan buffer antara
larutan NH3 dengan garam NH4Cl. Namun begitu mendekati titik ekivalen kurva mulai mengalami
penurunan yang tajam terlebih saat setelah kelebihan HCl terjadi.
Dari grafik diatas titik ekuivalen terjadi pada pH asam yakni mendekati 5 disebabkan pada titik ekuvalen
dalam larutan hanya terdapat garam NH4Cl, dimana garam ini akan terhidrolisis sebagian menghasilkan
asam yang membuat pHnya kurang dari 7.

Jika asam kuatnya menjadi analit akan diperoleh grafik seperti berikut:

Pada saat awal titrasi maka bentuk grafik yang Anda dapatkan adalah seperti pada saat kamu mentitrasi
asam kuat vs basa kuat. Pada keadaan sebelum titik ekuivalen terjadi maka perubahan pH melambat
karena hanya pH yang mempengaruhi hanyalah dari kelebihan HCl.

Namun setelah titik ekuivalen terjadi maka perubahan grafik teramati dimana graiknya lebih melandai
disebabkan terbentuk larutan buffer antara NH4Cl dan kelebihan larutan NH3.

Titrasi basa kuat dengan asam lemah

Titrasi yang dilakukan adalah larutan 1 M NaOH 25 mL sebagai analit dengan 1 M asam asetat yang
terdapat dalam buret. Pada saat awal titrasi grafik yang diperoleh adalah sama seperti yang Anda dapatkan
saat mentitrasi NaOH dengan HCl. Namun saat asam asetat sudah berlebih maka kurva akan lebih
melandai.
setelah titik ekuivalen terlewati maka dalam larutan terbentuk larutan buffer dari natrium asetat dan
kelebihan asam asetat. Seperti yang Anda ketahui bahwa larutan buffer mengalami sedikit perubahan pH
dengan penambahan asam.

Jika analitnya adalah asam lemah yakni CH3COOH maka terbentuk grafik seperti berikut ini:

TAGSBENTUK GRAFIK KURVA TITRASI ASAM BASAKURVA TITRASI ASAM KUAT BASA

LEMAHKURVA TITRASI ASAM KUAT DAN BASA KUATKURVA TITRASI ASAM LEMAH

DAN BASA KUAT


POSTED BYINDIGO MORIE
ALL POSTS
MEMILIH INDIK AT OR UN T UK TIT RAS I AS AM -B AS AP R E V I O U S

TITRASI KHUS US Y ANG MENGGUNAK AN DU A INDI K AT ORN E X T


LE AV E A C OM M E NT

COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *

NAME *

EMAIL *

WEBSITE

Post Comment

SEARCH
CATEGORIES

 Argentometri
 Artikel Kimia
 Atom Molekul & Stoikiometri
 Kimia Dasar
 Struktur Atom
 Struktur Elektron Atom
 Titrasi Asam Basa

RECENT POSTS

 Konfigurasi Elektron Unsur Periode 3


 Konfigurasi Elektron Unsur Periode 2
 Larangan Pauli
 Konfigurasi Elektron
 Bilangan Kuantum
TAGS
ATUR AN AUFB AU B EL AJ AR K I MI A O NL I N E B E L AJ A R
K I M I A S E C AR A O N L I N E
BELAJAR KIMIA SM A BELAJAR KIMIA
SM A ONLINE BENTUK ORBITAL SPDF BILANG AN KU ANTUM ELEKT RON
NITROGEUN C AR A MEL AKUK AN TITR AS I C AR A MEMEGANG BURET YANG
BEN AR C AR A M UDAH BELAJ AR K IM IA CONTOH SO AL D AN PENYELES AI AN
STRUKTUR ATOM ELEKTRON CONTOH SO AL KIMI A ST RUKTUR
ATOM DEFINISI MASSA ATOM RELATIF EBOOK STRUKTUR ELEKTRON
ATOM H AN STRUKTUR ATOM UN TUK SM A KONFIGUR ASI ELEKTRON ATOM
NI TROGEN KONFIGURAS I ELE KTRON ATOM TEM B AG A K ONFIGUR AS I
ELEKTRON BELERANG KONFIGUR ASI ELEKTRON KROMIUM KONFIGUR ASI

ELEKTRON RB LES KIMIA ONLINE ME ME PE L AJ AR A N


KI MI A MEME RUMUS KIMI A MEM E TENTANG
KIM IA PELAJ AR AN KIM IA SM A PENGECU ALI AN ATUR AN
AUFB AU PENGERTIAN M ASS A ATOM RELATIF PENGERTI AN

TITR ASI PENGERTI AN TITRIMETRI PENGERTI AN VOLUMETRI RUMUS-


RUMUS KIMIA DALAM
RUMUS KIMIA SMA
BENTUK GAMBAR R U M U S K I M I A O N L I N E R U M U S
KIMIA SMA RUMUS KIMI A SMU RUMUS M ASS A ATOM
RELATIF RUMUS PELAJ AR AN KIM I A SM A SO AL D AN PENYELES AI AN
STRUKTUR ELEKTRON AT OM SOAL K IM IA SM A SO AL KIM I A S M A
KONFIGUR ASI ELEKTRON SO AL KIMIA SM A STRUKTUR ATOM SOAL L AT SO AL

PENYELES AI AN KONFIGUR ASI ELEKTRON S O AL S T R U K T U R


ELEKTRON ATOM SYAR AT RE AK SI YANG B IS A DIJ AL ANK AN DENG AN
TITRIMETRI

PROUDLY POWERED BY WORDPRESS | THEME: NOAH LITE BY PIXELGRADE.

You might also like