Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
kematian yang tinggi baik di negara maju maupun di negara berkembang. WHO
terdapat 12 juta kasus baru dan 3 juta kematian akibat penyakit tuberkulosis setiap
tahun. Sepertiga dari peningkatan jumlah kasus baru disebabkan oleh epidemi
yang paling sering terjadi setelah tuberkulosis pada kelenjar getah bening. (1,2,3)
ginjal biasanya terjadi pada dewasa muda (umur antara 20-40 tahun), jarang
wanita. (1,3,4)
diagnosis tuberkulosis ginjal ini karena gejala klinisnya hampir sama dengan
pinggang, dan suprapubik, hematuria, frekuensi buang air kecil menigkat, dan
sering buang kecil di malam hari. Kolik renal, demam, penurunan berat badan,
1
dan keringat malam jarang dijumpai. Pada rontgen dada hanya 1/3 pasien dengan
tuberkulosis ginjal dengan foto polos abdomen, Intra Venous Pyelography (IVP),
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
12 - lumbal 3, letak ginjal kiri lebih tinggi dari ginjal kanan. Kutub atas letaknya
lebih ke posteromedial. Ginjal berbentuk seperti kacang dengan berat ± 150 gram
pada laki-laki dan ± 135 gram pada wanita. Ukuran normal ginjal : panjang 10-12
cm, lebar 5-7 cm, dan tebal 2-3 cm. Ginjal akan naik dan turun sekitar 1-2 cm
Lapisan ginjal dari luar ke dalam : lemak pararenal (kapsula adiposa), lemak
perirenal, kapsula fibrosa, korteks, medulla, dan pelvis renalis. 1/3 bagian ginjal
3
Ginjal dibagi menjadi 3 bagian utama :
1. Pelvis renalis
sebagian di luar hilus ginjal. Pelvis renalis membelah menjadi dua atau tiga
kaliks mayor yang masing-masing menjadi dua atau tiga kaliks minor. Kaliks
2. Korteks
Lapisan terluar pada ginjal. Pada bagian korteks terdapat jutaan nefron yang
terdiri dari badan malpighi dan tubulus (saluran). Badan malpighi terdiri atas
3. Medula
Lapisan dalam ginjal. Medula terdiri atas beberapa badan membentuk piramida
(kerucut). Di sini terdapat lengkung henle acendens (naik) dan lengkung henle
4
Gambar 1. Renal Collecting System
Dikutip dari : Lippincott Williams and Wilkins Atlas of Anatomy 1 stEdition(13)
Arteri yang menuju ke ginjal adalah arteri renalis yang merupakan cabang dari
aorta. Arteri renalis dalam perjalanannya menjadi arteri renalis anterior dan
5 segmen ginjal. Arteri lobaris berasal dari arteri segmentalis, satu untuk setiap
menuju korteks di samping piramid ginjal. Pada perbatasan korteks dan medulla,
5
yang berjalan ke atas dalam korteks. Arteriol aferen glomerulus merupakan
Vena renalis keluar dari hilus di depan arteri renalis. Vena renalis mengalirkan
darah ke vena cava inferior.(9) Pembuluh limfe mengikuti perjalanan arteri renalis
menuju ke kelenjar limfe aorta lateral yang terdapat di sekitar pangkal arteri
renalis.(9)
Saraf yang mempersarafi ginjal berasal dari pleksus simpatikus renalis dan
tersebar di sepanjang arteri vena renalis. Serabut aferen yang berjalan melalui
pleksus renalis masuk ke medulla spinalis melalui n. thorakalis X, XI, dan XII.(9)
6
Pada foto polos, kontur ginjal biasanya terlihat karena adanya lapisan lemak
sering dikaburkan oleh bayangan usus-usus. Kontur ginjal akan tampak jelas bila
persiapan BNO dilakukan dengan baik. Sumbu panjang dari ginjal sejajar dengan
Pada IVP, terlihat gambaran pelvis renalis yang merupakan bagian yang
melebar dari ureter di bagian proksimal. Ke arah proksimal pelvis renalis
bercabang menjadi 2 – 3 kaliks mayor. Masing-masing kaliks mayor menjadi
cabang-cabang yang lebih kecil disebut kaliks minor ( 1 kaliks mayor bisa
menjadi 2-6 kaliks minor ). Ke dalam tiap-tiap kaliks minor bermuara papila
renalis yang merupakan gabungan dari 3-4 piramida renalis.
7
Gambar 4. Anatomi ginjal yang terlihat pada IVP normal (15)
Dikutip dari : The Genitourinary System, GE Healthcare medical diagnostic, 2006
Pemeriksaan USG ginjal paling baik dilakukan pada posisi lateral dekubitus.
Ekogenitas parenkim ginjal terlihat lebih rendah atau hampir sama bila
parenkim ginjal sehingga terlihat seperti untaian mutiara di antara korteks dan
pevil renalis.(10,12)
8
Gambar 5. Gambaran USG ginjal kanan , potongan longitudinal
Dikutip dari :Applied Radiological Anatomy for Medical Students (12)
Pada CT scan tanpa kontras potongan aksial, ginjal terlihat berbentuk oval di
dekat kutub ginjal, dan berbentuk seperti bulan sabit di daerah hilus. Pada
potongan tangensial, batas luar ginjal terlihat licin. Panjang ginjal (kraniokaudal)
9
berkisar antara 10-12 cm, rata-rata lebar parenkim ginjal adalah 1,5 cm. Parenkim
ginjal tampak homogen. Diameter normal ginjal setinggi hilus adalah 5-6 cm
korteks ginjal sedangkan bagian medula ginjal tampak hipodense. Tetapi setelah
60 detik, densitas korteks dan medula terlihat hampir sama. Kapsula fibrosa tidak
scan.(10,12)
10
Saat ini USG dan CT scan merupakan modalitas utama pada pemeriksaan
ginjal. MRI digunakan sebagai solusi terakhir apabila ditemui kesulitan dalam
penegakan diagnosa . Pemeriksaan MRI ginjal harus dilakukan dalam waktu yang
sebelum menahan nafas. Scan dlakukan pada fase ekspirasi karena posisi ginjal
11
2.3 Etiologi
tuberculosis. Basil TB adalah bakteri aerobik obligat berbentuk batang tipis lurus
berukuran sekitar 0,4 x 3 μm dan tidak berspora. Pada media buatan berbentuk
kokoid dan filamentous tampak bervariasi dari satu spesies ke spesies lain.
Gram dan hanya dapat diwarnai dengan pewarnaan khusus serta sangat kuat
2.4 Patogenesa
hematogen atau infeksi lokal pada traktus urinarius. TB milier merupakan jenis
TB paru yang paling sering menyebar ke ginjal.Pada sebagian besar kasus, infeksi
menggandakan diri secara lambat . Bakteri ini biasanya latent hingga terjdan
12
lingkungan tertentu untuk berproliferasi yang menyebabkan beberapa organ
menjadi tempat predileksi yang baik termasuk ginjal, epididimis, tuba uterina,
junction dan membentuk granuloma kortikal. Granuloma ini akan menetap dalam
beberapa tahun dan akan aktif kembali menginvasi bagian medula, berupa lesi
sangat ekstensif sehingga terbentuk kavitas dan merusak parenkim ginjal, serta
ini dapat menyebar dari ureter ke kandung kemih yang menyebabkan lesi
lambat dalam beberapa tahun. Pada ureter lesi ini dapat menyebabkan dilatasi dan
striktur yang merupakan salah satu tanda khas pada pemeriksaan pyelogram.
Ketika terjadi obstruksi total dan lebih kearah distal dapat menimbulkan
megaureter.
ureter dapat menyebabkan stenosis segmental dan dilatasi sehingga terjadi terjadi
obstruksi saluran kemih dan refluks urin. Lesi ini juga dapat meluas pada satu atau
13
kedua ginjal. Pada tahap lanjut dari penyakit ini menyebabkan dekstruksi, gagal
sel giant. Pada pasien ini biasanya fungsi ginjal tidak normal. Pada pasien dengan
status imun yang rendah bentuk granuloma ini sangat tidak beraturan disertai
14
2.5 Klasifikasi
KELOMPOK GAMBARAN
4 Kerusakan satu divisi dan satu piramid (satu segmen) dari divisi
lain, satu setengah divisi atau kurang lebih setengah volume ginjal
seluruhnya.
15
2.6 Gejala Klinis
spesifik hampir sama dengan infeksi traktus urinarius pada umumnya . Pasien
biasanya datang dengan gejala sistitis dan tidak respon terhadap antibiotik standar,
buang air kecil, dan nokturia. Sedangkan kolik renal, demam , penurunan berat
2.7 Laboratorium
1. Pemeriksaan urin
- Urin rutin
Tes ini memiliki sensitifitas yang rendah, pada tes ini dinilai adanya
hasil yang sering dijumpai pada pemeriksaan urin rutin maupun kultur
urin.
- Kultur urin
membutuhkan waktu yang lama sekitar 6-8 minggu . Pada pemeriksaan ini
disediakan 3 sampel urin pagi hari dan harus dilakukan sebelum pasien
16
- Polymerase chain reaction (PCR)
mendapatkan hasil yang cepat dengan sensivitas > 90 % dan spesivitas >
pada pasien yang dicurigai resisten obat yang biasanya menjadi masalah
Pemeriksaan foto polos sangat perlu dilakukan untuk menilai adanya kalsifikasi
pada ginjal atau traktus urinarius bagian bawah. Pada sekitar 24-44 % kasus
tuberkulosis ginjal meskipun tidak selalu ditemukan, akan tetapi pada tahap lanjut
kalsifikasi akan selalu ditemukan. Kalsifikasi pada kelenjar getah bening, adrenal,
prostat, vesikula seminalis, abses psoas , kalsifikasi granuloma pada hati atau
limpa, dan kelainan pada tulang belakang harus diperhatikan. Temuan-temuan ini
17
Gambar 10. Kalsifikasi pada Tuberkulosis traktus urinarius
Dikutip dari : Imaging of Tuberculosis in the Genitourinary Tract, MEDSCAPE (17)
sensivitas 88-95 %. Pemeriksaan ini juga dapat menilai luas dan tingkat
keparahannya penyakit. Lesi ginjal biasanya unilateral, tapi bila berlanjut dapat
menjadi bilateral. Perubahan gambaran pielografi yang paling awal dan paling
sering ditemukan yaitu perubahan pada kaliks berupa kaliektasis minimal atau
erosi minimal. Bila infeksi berlanjut, perubahan pada kaliks semakin bertambah,
terlihat kontur kalik yang ireguler oleh karena nekrosis korteks dan nekrosis
penyakit ini akan membentuk kavitas frank yang akan berhubungan satu sama lain
18
dari sebuah kaliks terpisah, terlihat sebagai pinched-off dilated cyst-like. Temuan
Bila proses semakin berlanjut, seluruh kaliks dapat hilang atau rusak, atau
terjadi perkejuan pada sebagian besar ginjal yang akhirnya dapat menjadi
autonefrektomi. Pada keadaan ini, fungsi ginjal telah hilang seluruhnya karena
destruksi seluruh parenkim ginjal, dan sistem drainase ginjal menjadi obstruksi
total atau hilang, sehingga tidak ada hubungan lagi dengan vesica urinaria. Hasil
akhirnya adalah sebuah ginjal yang mengalami fibrosis dengan atau tanpa
Gambaran IVP pada tuberkulosis ureter adalah adanya dilatasi ureter dengan
dinding yang ireguler, sering memanjang dari pelvis renalis hingga kandung
beaded ureter. Bila dinding ureter sangat ireguler, terlihat sebagai gambaran
Gambaran IVP yang sering terlihat pada tuberkulosis kandung kemih adalah
kandung kemih yang mengkerut dan kaku dengan kapasitas kecil. (4,8,16,17)
19
Gambar 11 Tuberkulosis ginjal. Urografi menunjukkan adanya kavitas pada kutub atas
ginjal kanan. Multiple kalsifikasi kecil-kecil pada hepar, limpa, dan kelenjar adrenal
kanan sesuai dengan kalsifikasi tuberkulosis granuloma
Dikutip dari : Imaging of Tuberculosis in the Genitourinary Tract, MEDSCAPE(17)
Gambar 12. Tuberkulosis ginjal. Kalsifikasi lobar dengan kerusakan ginjal kanan yang
berat dengan perluasan ke ureter kanan.
Dikutip dari : Imaging of Tuberculosis in the Genitourinary Tract, MEDSCAPE(17)
20
2.8.3 Retrograd Pielografi (RPG)
dihasilkan kurang baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh gangguan fungsi ginjal
atau pengisian yang tidak sempurna pada collecting system atau adanya kavitas
patologik. Bila hal ini terjadi, maka dilakukan RPG untuk menilai daerah yang
21
Gambar 14 : RPG: Autonefrektomi ginjal kiri dan beaded ureter kiri
Dikutip dari : Uroradiology An Integrated Approach(19)
Pemeriksaan ini lebih penting sebagai alternatif pada kasus ginjal yang
tidak berfungsi atau untuk menentukan keadaan seluruh saluran kemih di bagian
proksimal obstruksi. Selain itu APG dapat digunakan untuk mengaspirasi isi dari
22
Gbr 15. APG: stenosis infundibulum, dilatasi kalises dan
pelvis renalis yang mengecil . Juga ada striktur ureter proksimal
Dikutip dari : Tuberculosis of the Genitourinary Tract. Clinical Urography: An
Atlas and Textbook of Roentgenologic Diagnosis(18)
yang normal, kemudian pada tahap lanjut ditemukan massa hipoekhoik atau kistik
tanpa disertai pelebaran pelvis renalis dengan adanya saluran sonolusen berbentuk
linier yang masuk ke kaliks yang melebar. Kalsifikasi biasanya terlihat pada
stadium lanjut dengan bentuk yang bervariasi dari yang bentuk jarum sampai yang
23
Abses yang besar akan merubah kontur ginjal dan memberikan gambaran
seperti massa atau kista pada ginjal. Massa fokal tersebut mempunyai gambaran
yang bervariasi tergantung pada ukuran lesi. Lesi kecil (5-15 mm) biasanya
memberikan gambaran lesi hipoekhoik dengan tepi yang hiperekhoik. Lesi besar
Gambar 16 Lesi fokal pada kutub atas Gambar 17. Lesi fokal berukuran besar pada
ginjal
Rena pada daerah korteks dan medulla. daerah korteks, medula, dan sinus renalis.Hasil
Hasil biopsy tuberkulosis (+) biopsy tuberkulosis (+)
Dikutip dari: Sonographic Features of Dikutip dari: Sonographic Features of
Genitourinary Tuberculosis(19) Genitourinary Tuberculosis(19)
24
Gambar 18 Gambaran saluran yang menghubungkan antara kavitas dengan kaliks yang
melebar. Kultur urin positif tuberkulosis.
Dikutip dari: Sonographic Features of Genitourinary Tuberculosis(19)
2.8.6 CT SCAN
awal dari ginjal seperti adanya granuloma yang berukuran kecil (< 3 mm), adanya
penebalan epitel, dan membutuhkan penggunaan kontras dan radiasi yang kadang-
kadang menjadi masalah pada anak-anak. Pada kasus yang dicurigai tuberkulosis
ginjal, scaning harus diambil dari bagian atas ginjal (diafragma) sampai daerah
25
pelvis, untuk melihat adanya komplikasi di luar ginjal yang mengkin meluas ke
Hidronefrosis
Kalsifikasi
Abses paravertebra.(17)
26
Gambar 19. CT scan dengan kontras pada pasien dengan tuberkulosis ginjal dan gagal
ginjal stadium akhir menunjukkan kista kompleks ginjal kanan dan pembesaran kelenjar
getah bening retroperitoneal.
Dikutip dari : Lima and others(1)
27
2.8.7 MRI
berhubungan dengan tuberkulosis kecuali kalsifikasi yang lebih baik dilihat pada
CT tanpa kontras. MRI dianjurkan pada anak-anak, dewasa muda, dan pasien
ekstra renal dan prostat. MRI juga sangat berguna untuk menilai peritonitis dan
massa adrenal.
Gambar 21. Potongan axial T1WI (a), T2WI dengan kontras (b) , T1WI dengan kontras
(c) Massa kistik pada kutub atas ginjal kiri dengan parenkim yang menipis. Abnormalitas
dari parenkim ginjal memberikan sinyal yang rendah pada T1 dan T2WI. Nodul kecil di
perenkim ginjal yang isointens pada T1WIdan hipointens pada T2WI dan menyengat
pada pemberian kontras
Dikutip dari : Magnetic resonance imaging as a clue to successful diagnosis of
renal tuberculosis: a case report (21)
28
2.9 DIAGNOSA BANDING
pelvokalises, mengenai semua kalises dari satu atau kedua ginjal, tetapi
sangat jarang hanya mengenai satu kalises. Dapat juga disertai kalsifikasi
lesi caseosa biasanya tidak terlalu opak, mirip awan. Pada IVP terlihat
- Nefrokalsinosis
29
2.10 Penatalaksanaan
bulan yaitu tahap intensif selama 2 bulan (Rifampisin, INH, Etambutol dan
Dosis pengobatan ini harus diperhatikan pada pasien dengan gagal ginjal.
Drainase abses : sebagai terapi lini pertama untuk abses disertai sepsis.
30
BAB III
RINGKASAN
dan kematian yang tinggi. WHO memprediksi insidensi penyakit tuberkulosis ini
akan terus meningkat, dimana terdapat 12 juta kasus baru dan 3 juta kematian
tuberkulosis pada traktus urinarius yang paling sering terjadi yang disebabkan
muda (umur antara 20-40 tahun), jarang ditemukan pada dekade pertama
hematuria, frekuensi buang air kecil menigkat, dansering buang kecil di malam
hari. Kolik renal, demam, penurunan berat badan, dan keringat malam jarang
pemeriksaan foto polos abdomen, IVP, RPG, APG, USG , CT scan, maupun MRI.
dengan terapi konservatif yaitu dengan obat-obatan dan operasi dengan indikasi-
indikasi tertentu.
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Francesco Daher E.D, Silva Junior GB, and Guarda O Barros EJ. Renal
7. Young Jung1 Y, Kon Kim Jeong, Sik Cho- Kyoung. Pictorial Essay
9. Cohen Arthur. Renal Anatomy and Basic Concepts and Methods in Renal
32
11. Seiden David. Renal / Urinary System. KIDNEY. USMLE Step 1
13. Tank Patrick w, Gest Thomas R Gest. Lippincott Williams and Wilkins
(p245)
14. Nikken JJ. J, Krestin. MRI of the Kidney—State of the Art. Urogenital
2007
2015
16. C Mete, Lenk Severin, Naber Kurt G, et all. EAU Guidelines for the
(353–362)
MEDSCAPE 2013
33
20. Matsui Nobuaki, Morita Tatsuo. Magnetic Resonance Imaging as a clue to
2009
34