Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Ahmad Syarif
NPM: 1506726271
UNIVERSITAS INDONESIA
TAHUN 2018
BAB I
A. Latar Belakang
Perang dunia II merupakan salah satu pertempuran yang menghabiskan sumber daya
ekonomi dan manusia terbesar sepanjang sejarah manusia. Perang Dunia II timbul karena
permasalahan-permasalahan yang diakibatkan oleh Perang Dunia I belum usai yang membuat
dendam orang-orang Jerman karena merasa telah dipermalukan dalam perundingan. Perang
Dunia telah melahirkan paham fasisme menguat di Eropa, terutama di Jerman dan Italia.
Paham-paham fasisme ini sendiri mempunyai kecendrungan untuk mengekspansi wilayah-
wilayah lainnya. Hal ini tentunya membuat gusar negara-negara yang menganut paham
demokrasi seperti Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat.
Serangnya Jerman atas wilayah Polandia merupakan penanda awal bahwasannya Perang
Dunia II telah dimulai. Inggris dan Jerman secara langsung menyatakan perang terhadap
Jerman. Amerika Serikat yang masih terluka akibat Perang Dunia I berusaha tidak ikut campur
dalam pertempuran orang-orang Eropa membentengi diri dengan Neutrality Act. Undang-
undang ini membatasi diri Amerika Serikat dalam mengikuti pertempuran Perang Dunia II.
Terjadi tarik menarik antar golongan politik di Amerika Serikat yang mempermasalahkan
“Apakah Amerika Serikat harus terjun ke dalam arena pertempuran Perang Dunia II?”
Golongan isolasionis menginginkan Amerika Serikat konsentrasi dalam negeri. Sedangkan
golongan internasionalis menginginkan Amerika Serikat ikut pertempuran.
Jerman berhasil menyapu bersih front eropa barat. Negara-negara eropa barat tidak
mampu menghalau gerak serangan cepat Jerman yang ditopang oleh armada tempur
modernnya. Hanya menyisakan Inggris disebrang benua eropa. Jerman menggempur Inggris
dari udara namun Inggris tetap mampu bertahan dari serangan tersebut. Walaupun bertahan,
Inggris harus menguras kas yang banyak untuk bertahan dari serangan Jerman. Inggris mulai
membujuk Amerika Serikat agar memberikan bantuan logistik perang. Jerman semakin
ekspansif juga membuka pertempuran front timur melawana Uni Soviet. Uni Soviet juga mulai
sempoyongan tidak mampu menghadapi keperkasaan Jerman. Disini Amerika Serikat melihat
bahwasannya Jerman merupakan ancaman nyata bagi keamanan dan kepentingan Amerika
Serikat. Akhirnya pada Maret 1941, Amerika Serikat meresmikan lend-least act yang
merupakan skema pinjam-sewa kepada negara-negara yang sedang menghadapi pertempuran
melawan Jerman. Lend-lease ini bersumbangsih besar terhadap negara-negara sekutu dalam
menghadapi Jerman. Lend-lease tidak hanya telah menyediakan logistik yang berkaitan
perang, namun logistik keperluan sehari-hari seperti pangan juga dipasok oleh Amerika
Serikat. lend-lease sendiri telah ikut berpartisipasi dalam kemenangan sekutu pada Perang
Dunia II.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas, maka rumusan masalah yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
3. Dampak apa yang diberikan dari kebijakan lend-lease bagi Amerika Serikat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keadaan Inggris dan Politik Luar Negeri Amerika
Pada fase awal Perang Dunia II, Amerika Serikat tidak terlibat dalam arena
pertempuran langsung di Eropa atau pun di Asia Pasifik. Ketika itu pertempuran di Eropa
mampu dimenangkan oleh Jerman dibawah Adolf Hitler. Adolf Hitler sendiri berkeinginan
menguasai eropa dan mengaturnya, dibawah Drittes Reich yang ia impikan. Ketika perang
tersebut pecah pada bulan September 1939, Presiden Franklin D.Roosvelt tetap berusaha netral
sesuai dengan Neutrality Act. Memasuki era 1930-an, Pemerintah Amerika Serikat pada waktu
itu memberlakukan produk hukum yang mencegah Amerika Serikat terlibat dalam perang
asing kembali. Hal ini sebenarnya didasarkan peristiwa Perang Dunia I dimana Amerika
Serikat didorong masuk perang oleh para pebisnis demi kepentingan bisnis dan ekonomi
mereka di Eropa. Hal ini membuat orang Amerika Serikat trauma akan perang dan
mengisolasi diri secara politik.
1
Office of The Historian, “The Neutrality Acts, diakses dari ”https://history.state.gov/milestones/1921-
1936/neutrality-acts Pada tanggal 6 April 2018 pukul 20.00
tidak disetujui oleh kongres. Pada bulan September 1939 Perang Dunia pun pecah, Roosevelt
tetap berusaha mempertahankan netralitasnya.
Perang Dunia II semakin memanas, mesin-mesin perang Nazi mulai melumat negara-
negara eropa disekitarnya. Awal November kongres Amerika Serikat menyetujui dan
melonggarkan aturan sebelumnya yang mana menginzinkan penjualan senjata kepada pihak
yang beperang dengan cara bayar dan bawah. Dengan hilangnya penghalang netralitas,
pesanan manufaktur dari luar negeri meningkat cepat akibat adanya Perang Dunia II. Ini
terlihat dimana kontrak pesawat sebelumnya hanya ratusan pesanan, lalu meningkat menjadi
2
ribuan, Konsep cash and carry menginzinkan negara-negara yang berperang khususnya
eropa dan Inggris membeli kebutuhan perang secara tunai, lalu mengangkut hasil
pembeliannya tersebut dengan kapalnya masing-masing. Hal ini tentu tidaklah mudah karena
pengangkutan barang dari Amerika ke negaranya masing-masing mempunyai reksiko besar,
dimana jalur atlantik sebagai jalur utama pengiriman logistik banyak armada tempur kapal
selam Jerman (U-boat) yang siap menembaki kapal-kapal pengangkut logistik tersebut.
Memasuki tahun 1940 Nazi Jerman bersama sekutunya semakin kuat dan mampu
menyapu daerah Eropa Barat. Puncaknya terjadi pada 10 Juni 1940, dimana Prancis yang
merupakan salah satu negara yang kuat di Eropa mampu ditaklukan oleh Nazi Jerman. Bisa
dibilang situasi eropa barat pada waktu itu mencekam. Hanya tersisa Inggris sendirian yang
diseberang lautan yang mampu bertahan dengan segala cara dari serangan Nazi Jerman. Nazi
Jerman dengan mati-matian berusaha menaklukan Inggris salah satunya dengan mengadakan
operasi Operation Sealion. Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) dikerahkan untuk
memborbadir tanah Inggris, mengincar instalasi penting seperti militer dan pabrik-pabrik yang
berkaitan dengan kebutuhan perang. Kenyataannya Angkatan Udara Inggris (Royal Air Force)
mampu menghalau serangan tersebut dan membalikan keadaan yang membuat kerugian besar
bagi Luftwaffe. Selain itu Inggris juga harus menghadapi pertempuran di Front Afrika yang
menghadapi Italia-Jerman.
B. Lahirnya Lend-Lease
2
Irving Brington Holley, jr. United States Army In World War II. Center Of Military History United States Army,
Washington DC, 1989, Hlm 201
akan menyerah terhadap Jerman. Presiden Roosvelt berpikiran bahwasannya jika Inggris jatuh
maka akan repot bagi Amerika Serikat sendiri, karena keamanan Amerika Serikat terancam.
Amerika Serikat akan menghadapi Jerman sendirian yang jauh di eropa sana dan ongkos
perang sendiri tentunya tidak murah, selain itu mengorban sumber daya manusia juga. Pada
bulan Desember 1940, Churchill memperingatkan Roosevelt bahwa Inggris tidak lagi mampu
membayar persediaan logistik lagi. Pada tanggal 17 Desember, Presiden Roosevelt
mengusulkan sebuah inisiatif baru yang akan dikenal sebagai Lend-Lease. Amerika Serikat
akan memberi Inggris persediaan logistik yang dibutuhkan untuk melawan Jerman, namun
tidak akan menuntut pembayaran segera.3
Presiden Roosvelt berpidato pada 20 Desember 1940 yang mengatakan kepada publik
Amerika bahwa Nazi berusaha mendominasi dunia dan mengusainya. Nazi berusaha merusak
nilai-nilai kebebasan yang dianut oleh Amerika Serikat. Dalam pidato tersebut juga muncul
istilah yang dikeluarkan oleh Roosvelt Amerika Serikata sebagai “Arsenal of Democracy”.
Disini terlihat ada upaya Presiden Roosvelt untuk menarik simpati simpati publik Amerika
agar mau terjun langsung atau tidak langsung dalam perang Dunia II. Pada awal Januari 1941,
Roosvelt meminta kongres jika ia dapat melakukan sesuatu hal kecil yang berbeda yaitu
menginginkan kekuasaan untuk Lend-Lease (meminjam-menyewa) kepada negara-negara
yang dianggap demokratis sekaligus mitra strategis oleh Amerika Serikat.
Diusulkan pada akhir 1940 dan disahkan pada Maret 1941, Lend-Lease Act adalah
sarana utama untuk memberikan bantuan militer AS kepada negara-negara asing selama
Perang Dunia II. Ini memberi wewenang kepada presiden untuk mentransfer senjata atau
bahan pertahanan lainnya. Dengan argumen Presiden Amerika Serikat "pemerintah negara
manapun yang perlu dibela dianggap penting oleh Presiden untuk pertahanan Amerika
Serikat." Dengan mengizinkan transfer logistik perang tanpa kompensasi ke Inggris, Cina, Uni
Soviet, dan negara-negara lain, tindakan itu memungkinkan Amerika Serikat untuk
4
mendukung kepentingan perangnya tanpa terlalu ikut campur dalam pertempuran. Selama
perang berlangsung, Amerika Serikat kerjasama perjanjian Lend-Lease dengan lebih dari 30
negara, memberikan bantuan sebesar US$ 50 miliar.5
3
Office of Historian, “lend-lease", diakses dari https://history.state.gov/milestones/1937-1945/lend-lease,
pada tanggal 6 April 2018 pukul 20.50
4
History.com, “lend-lease-act”, diakses dari https://www.history.com/topics/world-war-ii/lend-lease-act,
pada tanggal 6 April 2018 pukul 21.20
5
Ibid
6
Program lend-lease yang mencakup militer diperkiran sebesar US$ 25 miliar.
Bantuan tersebut memang bukan hanya militer tapi hal-hal lainnya, termasuk dalam hal ini
pangan, kendaraan, dan produk manufaktur lainnya. Inggris merupakan salah satu negara yang
menerima porsi paling besar dalam lend-lease hal ini diwajarkan karena Inggris satu-satunya
negara kuat yang mampu menghadapi Nazi Jerman dan jika tidak disokong dengan kuat juga
maka akan menyebabkan perang akan langsung di halaman Amerika Serikat. Berikut dibawah
ini merupakan daftar lima negara yang menerima porsi paling besar dalam lend-lease selama
periode 1941-1945 beserta rute konvoi pengiriman logistic tersebut:
Bantuan Pinjam-Beli diperluas ke Cina pada musim semi 1941 dan ke uni soviet di musim
gugur. Pada akhir perang dunia II, lebih dari 40 negara telah menerima bantuan Lend-Lease.
Keputusan hukum yang awalnya menyediakan hingga $ 7 miliar dalam alokasi sampai 30
Juni 1942, tetapi jumlah ini akan bertumbuh hingga lebih dari $ 50 miliar sampai saat Presiden
Harry S.Truman mengakhiri program itu pada 21 Agustus 1945.7 Amerika Serikat bukan
berarti memberikan bantuan tersebut secara cuma-cuma terhadap negara yang dibantu.
6
Office of The Chief of Military History Departement of The Army, “The United States Army In World War II
Statics Lend-Lease", Washington DC, 1952, hlm 1.
7
Michael A. Genovese, The American Precidency, Facts On File, United States of America, 2010, hlm 312
“Undang-Undang lend-lease menyatakan bahwa benefit bagi Amerika Serikat
mungkin pembayaran atau pembayaran dalam bentuk barang atau properti, atau manfaat
langsung atau tidak langsung lainnya yang dianggap Presiden memuaskan. Perjanjian lend-
lease yang dibuat berdasarkan ketentuan Undang-Undang yang disediakan untuk bantuan
timbal balik, umumnya disebut sebagai pinjaman timbal-balik. Para sekutu kami menyediakan
pinjaman pinjaman balik Amerika Serikat senilai sekitar $ 7.819.000.000 sebagai suatu
kompensasi terhadap total $ 50.200.000 yang dipasok oleh Amerika Serikat. Porsi dari total
pinjaman peminjaman terbalik yang merupakan manfaat utama bagi Departemen Perang
daripada lembaga Federal lainnya tidak diketahui. Negara-negara yang memasok Amerika
Serikat secara terbalik meminjamkan sewa adalah Kerajaan Inggris, $ 6.752.000.000; Prancis,
$ 868.000.000; Belgia, $ 191.000.000, dan jumlah kecil dari Cina, Belanda, dan AS. “8
Dikutip dari Laporan 10 April 1944 British Information Service An Agency of The
British Government dengan judul laporan Britain’s Part in Lend-Lease and Mutual Aid,
Inggris membantu penyediaan gizi sebanyak 20% untuk Tentara Amerika Serikat yang berada
di Inggris. Selain itu kurang lebih ada 10.000 warga Inggris yang bekerja kepada tantara
Amerika Serikat yang upahnya dibayar oleh Pemerintah Inggris. Inggris juga menyediakan
persenjataan tambahan dan logistic tempur untuk Amerika Serikat secara gratis. Pasokan
medis juga disediakan bagi tantara angkatan darat Amerika Serikat. Inggris memasok
kebutuhan 80% tantara Amerika Serikat di Inggris. Produk yang termasuk krim cukur, silet,
pasta gigi, sikat, hair tonic, saputangan,
cairan lebih ringan, korek api, cermin, kantong tembakau, pembersih pipa, paku
file, kartu remi, senter, dan banyak hal lainnya. Inggris punya
100.000 kartu pinochle yang dicetak khusus untuk memenuhi permintaan
9
dari Angkatan Darat AS. Pinochle bukan permainan Inggris. Bisa dibilang Inggris
menyediakan banyak kebutuhan untuk tantara Amerika Serikat sampai dengan menyiadakan
alat hiburan untuk tantara Amerika Serikat yang bermukim. Sampai pada rilisnya laporan
tersebut, nilai bantuan timbal balik yang diberikan oleh Inggris ke Amerika Serikat hingga
akhir Juni 1943 berjumlah kurang dari US$ 4 miliar. Berikut adalah rincian dari laporan
tersebut:
8
Office of The Chief of Military History Departement of The Army, “The United States Army In World War II
Statics Lend-Lease", Washington DC, 1952, hlm 1.
9
British Information Service An Agency of The British Government, Britain’s Part in Lend-Lease and Mutual
Aid, 1944, hlm 8.
USSR atau lebih dikenal Uni Soviet menerima bantuan kedua terbesar kedua setelah
Inggris menerima bantuan sebesar US$ 5.5 miliar dollar. Dengan rincian, USSR menerima
total 44.000 jip Amerika, 375.883 truk kargo, 8.071 traktor dan 12.700 tank. Selain itu,
1.541.590 selimut, 331.066 liter alkohol, 15.417.000 pasang sepatu bot tentara, 106.893 ton
kapas, 2.670.000 ton produk minyak dan 4.478.000 ton persediaan makanan masuk ke Uni
10
Soviet. Kenyataannya Uni Soviet lebih suka menyembunyikan fakta bahwa mereka telah
menerima bantuan dari luar. Seolah-olah Uni Soviet dan Tentara Merahnya mampu berjuang
sendirian tanpa bantuan asing.
Setelah akhir Perang Dunia II, AS meminta negara-negara untuk membayar pasokan
logistik yang mereka terima (kapal uap, truk, pembangkit listrik). AS percaya bahwa USSR
harus membayar US$ 1,3 miliar, namun pejabat pemerintah Soviet mengatakan mereka hanya
dapat membayar US$ 170 juta. Jelas, AS tidak menerima kondisi ini, yang menyebabkan
pembicaraan pada tahun 1972 di mana kedua negara menandatangani perjanjian di mana Uni
Soviet berkewajiban untuk membayar AS $ 722 juta pada tahun 2001.11
10
RBTH, “Lend-Lease: How American supplies aided the USSR in its darkest hour”, diakses dari
https://www.rbth.com/defence/2016/03/14/lend-lease-how-american-supplies-aided-the-ussr-in-its-darkest-
hour_575559, pada tanggal 8 April 2018 pukul 17.00
11
Ibid
tangki bahan bakar self-sealing, dan bahan peledak plastik serta kontribusi Inggris ke Proyek
Manhattan.12
Lend-lease sendiri bisa dikatakan cukup besar dalam porsi nilai perekonomian
Amerika Serikat pada waktu itu. Lend-lease sendiri bisa dikatakan membuat Amerika Serikat
keluar dari great depression yang disebabkan oleh banyaknya kiriman pasokan manufaktur ke
luar Amerika Serikat. Pengeluaran untuk lend-lease sendiri telah membuat Amerika Serikat
mempromiskan kekuatan besar dengan segala potensi industrinya dan menyediakan alat
pertempuran dalam pertempuran modern kedepannya. Tapi hal yang paling penting adalah
kendali ekonomi Amerika Serikat kepada para peserta perang. Dalam kontemplasi kelangkaan
yang akan selalu berkembang, konsentrasi pengadaan perang telah memainkan peranannya
dalam mempersiapkan organisasi ekonomi di mana alokasi sumber daya dapat secara efektif
13
dikendalikan oleh keputusan administratif daripada oleh harga. Sebagai negara kreditur
besar pada waktu itu merupakan hal wajar untuk mengintervensi negara-negara debiturnya.
Selain itu, selama Perang Dunia II, kelompok-kelompok studi dari Departemen Luar
Negeri dan Badan Urusan Hubungan Luar Negeri AS membuat rancangan Dunia Pascaperang
yang mereka sebut sebagai “Grand Area”, yaitu wilayah yang harus tunduk pada kepentingan
ekonomi AS. Grand Area termasuk belahan bumi bagian barat, Eropa Barat, Timur Jauh, bekas
Imperium Britania (yang telah pecah), Timur Tengah sebagai sumber energi yang tidak
tertandingi (yang jatuh ke tangan Amerika setelah menyingkirkan Prancis dan Inggris). Negara
Dunia Ketiga lainnya dan, jika memungkinkan, seluruh bumi. Rencana ini telah
diimplementasikan pada setiap kesempatan yang memungkinkan. 14
12
Wikipedia.org, “Lend-Lease”, diakses dari https://en.wikipedia.org/wiki/Lend-Lease, pada tanggal 8 April
2018 Pukul 19.00
13
Eugene V. Rostow, “Two Aspect Lend-Lease Economic”, JSTOR, 1943, hlm 378.
14
Noam Chomsky, How the World Works, Bentang, Yogyakarta, 2016, hlm 8.
BAB III
Kesimpulan
Amerika Serikat yang sebelumnya tetap netral dalam Perang Dunia II, namun lama
kelamaan mereka tidak bisa menjalankan prinsip tersebut. Ini dikarenakan situasi di Eropa
semakin mencekam dan dapat mengganggu keamanan dan kepentingan mereka. Amerika
Serikat awalnya mulai membuka diri dalam perang dengan menggunakan cash and carry.
Pada kenyataannya kebijakan tersebut kurang efektif dalam membantu sekutu karena adanya
ancaman armada laut Jerman di lautan atlantik. Setelah terkena bujukan maka Amerika Serikat
akhirnya pada Maret 1941, meresmikan lend-lease act. Lend-Lease Act adalah sarana utama
untuk memberikan bantuan militer AS kepada negara-negara asing yang sesuai dengan
kepentingan Amerika Serikat selama Perang Dunia II. Ini memberi wewenang kepada presiden
untuk mentransfer senjata atau bahan pertahanan lainnya.
Keuntungan dan pembayaran dari lend-lease sendiri bisa berupa bentuk barang dan
properti yang menguntungkan bagi kepentingan Amerika Serikat sendiri. Contohnya Inggris
membayar pinjam-sewa tersebut dengan menggunakan paten teknologi yang ia miliki
nantinya. Amerika Serikat juga mendapatkan bantuan timbal balik ketika pasukan Amerika
Serikat berada di Eropa. Bantuan tersebut dikenal sebagai mutual-aid. Uni Soviet yang
merupakan negara komunis yang merupakan anti tesis dari paham kapitalis Amerika Serikat
mendapatkan bantuan lend-lease juga dari Amerika Serikat. Bahkan terbesar kedua setelah
Inggris. Walaupun setelah berakhirnya Perang Dunia II, Uni Soviet begitu alot untuk
mengembalikan bantuan tersebut.
Lend-lease sendiri berhasil membuat Amerika Serikat keluar dari krisis Great Depresion
karena tingginya permintaan barang industri diakibatkan Perang Dunia II. Pasca berakhirnya
perang juga, menunjukan betapa besarnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat dimata dunia.
Amerika Serikat muncul sebagai negara yang unggul dalam industri modern hingga saat ini.
Amerika Serikat juga memprakarsai lahirnya bidang-bidang perbankan internasional yang
berperang penting dalam perekonomian dunia sampai saat ini
Daftar Pustaka
British Information Service An Agency of The British Government. 1944. Britain’s Part in Lend-
Lease and Mutual Aid.
Office of The Chief of Military History Departement of The Army. 1952. The United States Army
In World War II Statics Lend-Lease. Washington DC.
Jr, Irving Brington Holley. 1989. United States Army In World War II. Center Of Military History
United States Army. Washington DC.
Michael A. Genovese. 2010. The American Precidency, Facts On File, United States of America.
New York
RBTH, “Lend-Lease: How American supplies aided the USSR in its darkest hour”, diakses dari
https://www.rbth.com/defence/2016/03/14/lend-lease-how-american-supplies-aided-the-
ussr-in-its-darkest-hour_575559