You are on page 1of 2

Indonesia yang merupakan negara berkembang telah mengalami pembangunan yang

cukup pesat, pembangunan yang terus meningkat khususnya di daerah perkotaan


menyebabkan terjadinya berbagai alih fungsi lahan dari ruang terbuka hijau menjadi
pemukiman atau industri karena tidak seimbangnya kebutuhan antara populasi manusia
dengan lahan yang tersedia, lalu timbulnya berbagai masalah sosial dan lingkungan. Ruang
Terbuka Hijau (RTH) yang awalnya mendominasi di daerah perkotaan kini semakin berkurang
akibat seiring meningkatnya kebutuhan manusia akan ruang untuk melakukan berbagai
aktivitasnya seperti pemukiman dan industri.

Padahal ruang terbuka hijau dalam suatu kota perlu memiliki suatu perencanaan dan
perhatian yang khusus, karena memiliki berbagai fungsi yang tinggi bagi suatu kota seperti
ekologis, ekonomi, arsitektual, dan sosial/budaya

Di tengah urbanisasi yang cepat, tantangan terhadap manajemen lingkungan perkotaan pun
semakin besar.Ketersediaan ruang terbuka hijau yang cukup merupakan salah satu usaha
mempertahankan kualitas fungsi lingkungan secara optimal. Ruang terbuka hijau menjadi
unsur penting untuk keberlangsungan kehidupan manusia khususnya sebagai penyeimbang
unsur bangunan di lingkungan perkotaan (Purnomohadi dalam PU, 2006). Penataan ruang
kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian khusus, terutama kaitannya dengan penyediaan
kawasan hunian, fasilitas umum dan sosial, serta ruang-ruang terbuka publik di perkotaan.

Upaya penyediaan Ruang terbuka hijau di sebuah kota merupakan tantangan tersendiri. Krisis
RTH sebenarnya berkaitan dengan perencanaan yang tidak memadai, yang diakibatkan
pergulatan antara kepentingan ekonomi versus kepentingan publik, serta kemampuan
mengelola dan melaksanakan rencana yang ada.

Salah satu isu utama pembangunan kota adalah eksistensi keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
yang semakin berkurang secara signifikan. Di pihak lain keberadaan RTH perkotaan sangat
diperlukan membentuk kota yang ramah lingkungan, nyaman dan sehat. Menurunnya kuantitas
dan kualitas ruang terbuka publik yang ada di perkotaan, baik berupa ruang terbuka hijau (RTH)
dan ruang terbuka non-hijau telah mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan
seperti seringnya terjadi banjir di perkotaan, tingginya polusi udara, dan meningkatnya
kerawanan sosial (kriminalitas dan krisis sosial), menurunnya produktivitas masyarakat akibat
stress karena terbatasnya ruang publik yang tersedia untuk interaksi sosial. Untuk itu, perlu
reorientasi visi pembangunan kota lebih mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan dan
keberlanjutan pembangunan

You might also like