Professional Documents
Culture Documents
Etiologi
Infeksi maternal disebabkan karena berbagai virus dan bakteri yang menginvasi
baik secara endogen maupun secara eksogen. Berbagai penyakit bisa timbul
karena infeksi maternal tersebut, klasifikasi dari macam penyakit yang
ditimbulkan karena infeksi antara lain :
Chlamydia
Chlamydia adalah jenis penyakit seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia
trachomatis. Penyakit ini merupakan penyakit menular seksual yang paling sering
terjadi. Beberapa orang tidak merasakan gejala sama sekali, sehingga penularan bisa
terjadi tanpa disadari.
Infeksi chlamydia juga bisa menyerang rektum, tenggorokan, atau mata. Jika tidak
dirawat, infeksi ini dapat menyebabkan kemandulan baik pada pria maupun wanita.
Pada wanita, chlamydia juga bisa menyebabkan kehamilan ektopik. Infeksi ini juga
bisa ditularkan saat melahirkan dan menyebabkan bayi bisa mengalami infeksi mata
atau paru-paru. Pada pria, chlamydia bisa menyebabkan peradangan pada saluran
kencing, infeksi pada kandung kemih dan epididimitis, serta infeksi pada rektum.
Chancroid
Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Haemophilus ducreyl. Bisul
kecil di alat kelamin akan muncul setelah 1-14 hari seseorang terinfeksi chancroid.
Sehari setelahnya, benjolan akan berubah menjadi luka. Selain kemunculan luka,
sebagian orang yang terinfeksi chancroid akan mengalami pembengkakan kelenjar
getah bening di bagian selangkangan. Pada sebagian orang, pembengkakan ini bisa
berkembang menjadi abses.
2. Infeksi TORCH
Toksoplasma
Infeksi ini disebabkan oleh parasit (protozoan parasite toxoplasma gondii) yang
ditularkan dari hewan bertubuh panas kepada manusia.parasit ini masuk kedalam
tubuh manusia melalui makanan. Sumber terutamanya adalah daging yang tidak
dimasak matang atau sayuran mentah. Tangan yang tercemar toksoplasma juga bisa
menjadi media penularan jika kita tidak mencuci tangan sebelum makan.
Pada kasus infeksi maternal primer yang terjadi pada kehamilan, parasit bisa
ditularkan dari plasenta dan menyebabkan cacat pada janin berupa gangguan
penglihatan atau keguguran spontan meski persentasinya kecil.
Infeksi toksoplasma terjadi tanpa disertai gejala yang spesifik. Kira-kira hanya 10-
20% kasus infeksi toksoplasma yang disertai gejala ringan, mirip gejala influenza, bisa
timbul rasa lelah, malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan masalah.
Infeksi toxoplasma berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil atau pada orang
dengan system kekebalan tubuh terganggu (misalnya penderita AIDS, pasien
transpalasi organ yang mendapatkan obat penekan respon imun). Jika wanita hamil
terinfeksi toxoplasma maka akibat yang dapat terjadi adalah abortus spontan atau
keguguran (4%), lahir mati, (3%) atau bayi menderita toxoplasma bawaan.
Pada toxoplasma bawaan, gejala dapat, muncul setelah dewasa, misalnya kelainan
mata dan telinga, retardasi mental, kejang-kejang dan ensefalitis.
Diagnosis toxoplasma secara klinis sukar ditentukan karena gejala-gejalanya tidak
spesifik atau bahkan tidak menunjukan gejala (sub klinik). Oleh karena itu,
pemeriksaan laboratorium mutlak diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Pemeriksaan yang lazim dilakukan adalah anti-toxoplasma IgG, IgM dan IgA, serta
aviditas anti-toxoplasma IgG. Pemeriksaan tersebut perlu dilakukan pada orang yang
diduga terinfeksi toxoplasma, ibu-ibu sebelum atau selama masa hamil.
Infeksi Rubela
Infeksi ini juga dikenal dengan campak jerman dan sering diderita anak-anak. Rubella
yang dialami pada tri semester pertama kehamilan, 90 persennya menyebabkan
kebutaan, tuli, kelainan jantung, keterbelakangan mental, bahkan keguguran. Ibu
hamil disarankan untuk tidak berdekatan dengan orang yang sedang sakit campak
jerman.
Infeksi ini disebabkan oleh virus rubella, dapat menyerang dewasa muda dan anak-
anak. Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat
menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama
kehamilan maka resiko terjadinya kelainan adalah 50%. Sedangkan jika infeksi terjadi
trimester pertama maka resikonya menjadi 25%.
Cytomegalovirus (CMV)
CMV merupakan keluarga virus herpes. Infeksi CMV disebabkan oleh virus
Cytomegalo, dan virus ini temasuk golongan virus keluarga Herpes. Seperti halnya
keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan CMV
merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi yang
berbahaya bagi janin bila infeksi terjadi saat ibu sedang hamil. Transmisi vertikal dari
ibu ke bayi melalui transplacental. Infeksi CMV pada ibu hamil bisa secara primer
atau rekuren.
Infeksi primer pada ibu hamil ditandai dengan terjadinya serokonversi dari IgG
antibodi CMV selama kehamilan atau didapatkan IgG dan IgM CMV bersama-sama
selama kehamilan. Sedangkan infeksi rekuren ditandai adanya antibodi CMV pada
fase sebelum terjadinya pembuahan. Pada infeksi primer, transmisi infeksi ke bayi
sebesar 40%. Adanya IgG anti CMV pada ibu hamil tidak memberi perlindungan
kepada bayi, sehingga kelainan kongenital mungkin terjadi. Pemeriksaan
laboratorium sangat bermanfaat untuk mengetahui infeksi akut atau infeski berulang,
dimana infeksi akut mempunyai risiko yang lebih tinggi. Pemeriksaan laboratorium
yang silakukan meliputi Anti CMV IgG dan IgM, serta Aviditas Anti-CMV
IgG.Virus ini ditularkan melalui kontak seksual atau selama kehamilan. Akibat
infeksi ini bisa fatal karena menyebabkan cacat bawaan pada janin. Belum ada
pengobatan yang bisa mencegah infeksi virus ini.
Herpes simplex
Virus herpes terdiri dari 2 jenis, yaitu herpes simplex 1 (HSV-1) dan herpes simplex
virus 2 (HSV 2). Penularan biasanya terjadi pada kontak seksual pada orang dewasa.
HSV 1 juga bisa ditularkan melalui kontak sosial pada masa anak-anak. Prevelansi
HSV 2 lebih tinggi pada kelompok HIV positif dan mereka yang melakukan
hubungan seks tanpa kondom. Infeksi herpes pada alat genital (kelamin) disebabkan
oleh Virus Herpes Simpleks tipe II (HSV II). Virus ini dapat berada dalam bentuk
laten, menjalar melalui serabut syaraf sensorik dan berdiam diganglion sistem syaraf
otonom.
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya memperlihatkan
lepuh pada kulit, tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga mungkin tidak diketahui.
Infeksi HSV II pada bayi yang baru lahir dapat berakibat fatal (Pada lebih dari 50
kasus) Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti-HSV II IgG dan Igm sangat penting
untuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi oleh HSV II
dan mencegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila infeksi terjadi pada saat kehamilan.
demam
sulit menyusu
ada perdarahan di bawah kulit
bintik-bintik merah keunguan pada kulit
pembesaran hati dan limpa
kuning (ikterik)
gangguan pendengaran
gangguan pada mata
Kutil kelamin dapat muncul sebagai luka yang datar, kecil, berbentuk
seperti kembang kol, atau berbentuk seperti tonjolan batang kecil. Pada
wanita, kutil kelamin muncul paling sering pada vulva tetapi mungkin juga
terjadi di dekat anus, pada leher rahim atau di vagina. Pada pria, kutil
kelamin dapat muncul pada penis dan skrotum atau sekitar anus. Kutil
kelamin jarang menimbulkan ketidaknyamanan atau rasa sakit.
Kutil umum berbentuk benjolan kasar yang biasanya muncul pada jari
tangan atau sekitar kuku. Dalam kebanyakan kasus, kutil umum
mengganggu karena bentuknya tetapi juga mungkin menyakitkan atau
rentan terhadap cedera atau perdarahan.
Kutil telapak kaki. Kutil telapak kaki biasanya muncul pada tumit atau
mata kaki atau daerah kaki yang paling merasakan tekanan. Kutil ini dapat
menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit.
Kutil datar berbentuk datar, sedikit terangkat, dan lebih gelap dari warna
kulit biasa. Biasanya muncul pada leher, wajah, tangan, pergelangan
tangan, siku atau lutut. Infeksi HPV yang menyebabkan kutil datar
biasanya mempengaruhi anak-anak, remaja dan dewasa muda.
Kanker serviks. Kebanyakan kasus kanker serviks disebabkan oleh dua
varietas spesifik HPV genital. Kedua jenis HPV biasanya tidak
menyebabkan kutil, sehingga perempuan seringkali tidak menyadari
bahwa mereka telah terinfeksi.
http://www.alodokter.com/2013/07/penyakit-menular-seksual
http://www.alodokter.com/2008/09/infeksi-maternal
Latief, A., Napitupulu. P. M., Pudjiadi, A. 2011. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3.
Jakarta: Infomedika
Prawiroharjo
Yudi hartoyo & farida Kusumawati. 2010. Buku Ajar Keperawatan Anak
Jakarta : Salemba Medika