Professional Documents
Culture Documents
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK II
A. LATAR BELAKANG
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penurunan kemampuan pertahanan alami
jalan nafas dalam menghadapi organisme asing yang terjadi secara tiba-tiba, menyerang
hidung, tenggorokan, telinga bagian tengah serta saluran napas bagian dalam sampai ke
paru-paru. Biasanya menyerang anak usia 2 bulan-5 tahun.
ISPA banyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju
dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya
cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat
pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa. ISPA masih merupakan masalah
kesehatan yang penting dan cukup berbahaya karena menyebabkan kematian bayi dan
balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi.
Berdasarkan penelitian setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap
tahunnya. 40 % – 60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari
seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % – 30 %. Kematian yang
terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan.
Penyakit ini tidak mengenal musim, baik kemarau, pacaroba atau hujan tetap bisa
menyerang warga.
Cara penularan virus influenza ini melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan
yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Tiga
hari setelah itu, bilamana daya tahan tubuh menurun maka suhu badan naik (suhu badan
dapat meningkat dari 39,50C sampai 40,50C). Terasalah badan panas/demam dan bersin-
bersin. Hidung mengeluarkan cairan (ingus), sakit tenggorokan, batuk-batuk (mula-mula
tidak berdahak tapi kemudian berdahak), pusing, badan terasa lemah, mual, muntah, sakit
perut, serta diare.
Oleh karena itu, penting sekali membekali pengetahuan bagi masyarakat untuk
memahami tentang ruang lingkup bahkan informasi lainnya mengenai ISPA. Maka dari
itu, akan diadakannya penyluhan kesehatan ataupun pendidikan kesehatan bagi
masyarakat untuk mengembangkan pola pikir mengenai kesehatan khususnya mengenai
penyakit ISPA agar ISPA bisa dicegah ataupun diatasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan masyarakat dapat mengerti dan
memahami tentang ISPA.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat dapat :
a. Menjelaskan pengertian ISPA dengan bahasa sederhana.
b. Menjelaskan faktor – faktor penyebab ISPA.
c. Memahami dan menjelaskan tanda dan gejala dari ISPA.
d. Memahami klasifikasi dari ISPA.
e. Menjelaskan cara pencegahan terhadap ISPA.
f. Menjelaskan dan mendemonstrasikan penatalaksanaan terhadap ISPA.
C. PELAKSANAAN
a. Topik Kegiatan
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat lingkungan II kelurahan cinta
damai tentang pengertian penyakit ISPA.
b. Sasaran
Masyarakat lingkungan II Kelurahan Cinta Damai Helvetia
c. Metode
Ceramah, Diskusi, dan Demonstrasi
d. Strategi
Penyaji memberi informasi tentang penyakit ISPA, serta
mendemonstrasikan cara mengatasi dan mencegah penyakit ISPA
Fasilitator mempasilitasi jalannya penyuluhan.
e. Media
LCD
Laptop
Leaflet
f. waktu
Hari / Tanggal : Kamis, 30 Oktober 2014
Pukul : 20:00 WIB s/d selesai
Tempat : Rumah warga Lingkungan II Kelurahan Cinta Damai
Kecamatan Medan Helvetia.
g. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Kasliman S.Kep
Sekretaris : Margorini Sri Lestari S.Kep
Bendahara : Sri Intan Silaban S.Kep
Moderator : Yessi Valentina Saragih S.Kep
Penyaji : Kardinatal Sarumaha S.Kep
Notulen : Ahmad Syarif S.Kep
Dokumentasi : Handrian Bakara S.Kep
Fasilitator : Asniar Ndruru S.Kep
Nelvister Tafona’o S.Kep
Elsa Nurfitriani Saragih S.Kep
Peralatan : Rahmat Tua Natal S.Kep
Sri Intan Silaban S.Kep
Konsumsi : Yudi Iswanto S.Kep
Hotria s.Kep
Sandra Natalia Sihombing S.Kep
Humas : Rahmad Hidayat Hasibuan S.Kep
Huryati Saragih S.Kep
h. Setting Tempat
Gambar Keterangan
Dosen/ Toga/ Perangkat Desa
Penyuluh
Moderator
Audiens
Observer
Fasilitator 1
Fasilitator 2
Landasan Teori
A. Pengertian ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penurunan kemampuan pertahanan alami
jalan nafas dalam menghadapi organisme asing yang terjadi secara tiba-tiba, menyerang
hidung, tenggorokan, telinga bagian tengah serta saluran napas bagian dalam sampai ke paru-
paru. Biasanya menyerang anak usia 2 bulan-5 tahun.
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya infeksi
saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni
golongan A -hemolityc streptococus, staphylococus, haemophylus influenzae, clamydia
trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus.
Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu angka kejadian pada usia
dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan imunitas dari air susu ibu.
Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh didalam derajat
keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit maka dengan adanya
edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi antara lain
malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi saluran
pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga
biasa terjadi pada musim dingin.
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya obstruksi
hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan, bayi
menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum.
a. Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika
anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam
muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai
39,50 C-40,5 0 C.
c. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan
menjadi susah minum dan bhkan tidak mau minum.
d. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi
tersebut mengalami sakit.
g. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih
mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
i. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya
suara pernafasan
C. KLASIFIKASI
a). Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam
(chest indrawing).
c). Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam,
tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis
dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
D. PENCEGAHAN
E. PENATALAKSANAAN
1. Medis
a). Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yang adekuat, pemberian
multivitamin dll.
b). Antibiotik :
kloksasilin, gentamisin.
F KEPERAWATAN
Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi telungkup, dengan
demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga drainase sekret akan lebih mudah
keluar.
d). Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
yang bersih.
e). Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
f). Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih
menetek.
a). Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi
dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6
jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya,
Jika ada cairan/lendir/sekret yang keluar, langsung buang ke tempat yang sudah
disediakan (Sputum Pot atau jika tidak ada boleh menggunakan botol/kaleng/wadah
berisi pasir).
Berkumur-kumur.
a. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan jeruk nipis-kecap :
b. Langkah-langkah :
1). Bagi orang dewasa, minum 3 x 1 sdm larutan tanpa dicampur air.
2). Bagi anak-anak, minumkan larutan 3 x ½ sdm larutan tanpa dicampur air.
3. Bila ingin minum air setelah minum larutan, minumlah air matang yang masih hangat.
4. Bila batuk tidak berkurang, segera periksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
Carannya :
1. Persiapkan alat dan bahan (baskom berisi air panas, minyak kayu putih, kain/handuk
kering).
2. Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom dengan perbandingan 2-3
3. Tempatkan penderita dan campuran tersebut di ruangan tertutup supaya uap tidak
4. Hirup uap dari campuran tersebut selama ± 5-10 menit atau penderita sudah merasa lega
dengan pernafasannya.
Kontra indikasi : pada balita karena bau minyak penghangat terlalu kuat serta risiko
Menyebutkan 30
definisi ISPA Penyajian menit
2. Penyajian
Menyebutkan
penyebab ISPA
Menyebutkan
gejala ISPA
Menyebutkan
pengobatan dan
pencegahan ISPA
Mendemonstrasik
an cara membuat
obat tradisional
Menjawab 10
3. Penutup pertanyaan menit
Mendengarkan
Merangkum
materi yang Menjawab
sudah pertanyaan
disampaikan
Mengucapkan
salam
V Metode Pembelajaran
Alat Pembelajaran
1.Laptop
2.LCD
3.Leaflet
Metode
1.Ceramah
2.Tanya Jawab
VI Evaluasi Proses
1. Acara berjalan Tertib dan lancar sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia
B. PELAKSANAAN
Acara diawali dengan pembukaan oleh protokol
Kata sambutan dari protokol
Kata sambutan oleh ketua panitia penyuluhan ISPA
Penyajian materi penyuluhan ISPA
Pendemonstrasian batuk efektif
Pendemonstrasian obat tradisional
Sesi tanya jawab
Doa penutup
C. EVALUASI
a. Evaluasi struktur
Waktu pelaksanaan sudah ditentukan yaitu hari kamis tanggal 30-oktober 2014.
Undangan disebarkan satu hari sebelum kegiatan
Tempat di rumah warga Lingkungan II Kelurahan Cinta damai Kecamatan Medan
Helvetia.
Media dan alat sudah dipersiapkan.
b. Evaluasi Proses
80% undangan mengerti tujuan dilaksanakan pertemuan
100% mahasiswa hadir dan menjalankan tugas masing-masing.
Undangan yang hadir 75%
c. Evaluasi Hasil
Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dilakukannya pertemuan.
Mahasiswa mengetahui tempat dilakukannya penyuluhan ISPA.