You are on page 1of 24

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS


1.1.1 Situasi Keadaan Umum
Desa Pangkalan terletak di wilayah Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,631 Km2), terdiri
dari luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari
permukaan laut 2-3 meter. Desa Pangkalan merupakan salah satu desa binaan dari
Puskesmas Tegal Angus. Terdapat enam desa binaan Puskesmas :
a. Desa Lemo d. Desa Pangkalan
b. Desa Tanjung Pasir e. Desa Tegal Angus
c. Desa Tanung Burung f. Desa Muara

Gambar 1.1 Peta Desa Pangkalan


Batas Wilayah
Batas-batas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat pada gambar adalah

sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tegal Angus


2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Lemodan Kampung Besar
3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kalibaru
4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kampung Melayu Barat

Gambar 1.2 Peta Batas Wilayah Desa Pangkalan

1.1.2 Gambaran Umum Desa Secara Demografi


1.1.2.1 Situasi Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Pangkalan sampai dengan tahun 2014 tercatat
sebanyak 16.871jiwa, terdiri dari laki-laki 8682 jiwa dan perempuan 8189 jiwa.
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2014 jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus yang tersebar di 6 desa
seperti yang tercantum di tabel dibawah ini:
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus
2014
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
JUMLAH
NO DESA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km2
2 3 4 5 6 7
1

1 PANGKALAN 7.54 16.871 5,362 4.08 2.24


2 TANJUNG BURUNG 5.24 7.754 2,685 4.5 1.48
3 TEGAL ANGUS 2.83 9.378 2,900 4.6 3.31
4 TANJUNG PASIR 5.64 9.738 1,823 4.6 1.73
5 MUARA 5.14 3.524 492 4.4 6.86
6 LEMO 3.61 6.557 655 4.4 1.82

JUMLAH 30.02 53.822 13.917 4.6 10.364


Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2014

Tabel 1.2 Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin


Jumlah Penduduk
NO DESA/KEL
Laki-laki Perempuan JUMLAH

1 Pangkalan 8.682 8.189 16.871

2 Tanjung Burung 3.971 3.783 7.754

3 Tegal Angus 4.810 4.568 9.378

4 Tanjung Pasir 4.989 4.749 9.738

5 Muara 1.794 1.730 3.524

6 Lemo 3.358 3.199 6.557

JUMLAH 27.604 26.218 53.822

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2014

1.1.2.2 Kondisi Sosial Ekonomi


Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari campuran
budaya asli Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap di daerah
Tangerang dan sekitarnya.
Tabel 1.3 Jumlah Pemeluk Agama di wilayah kerja Puskesmas
Tegal Angus Th 2014
No. Agama Jumlah Pemeluk

1 Islam 49232

2 Budha 3183

3 Kristen 771

4 Khatolik 203

5 Khonghucu 52

6 Hindu 3

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus


cukup beragam, hal ini berhubungan dengan geografis kecamatan Teluk Naga dimana
terdapat persawahan dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan
akses ke daerah Jakarta.Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus belum
berkembang secara ekonomi. Mata pencaharian penduduk didominasi oleh nelayan,
petani dan buruh dengan pendapatan yang tidak tetap. Jumlah penduduk miskin di
wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2014 adalah 31.898 jiwa yaitu 59.3
% dari jumlah penduduk 53.822 jiwa. Hal ini menunjukkan hampir separuh dari
jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas.

Tabel 1.4 Lapangan pekerjaan penduduk


No. Lapangan Kerja Penduduk Jumlah

1. Petani pemilik 13316

2. Petani penggarap 6063

3. Buruh 4592

4. Nelayan 386

5. Pedagang 6373

6. Industri rakyat 13536

7. Buruh industri 13757

8. Pertukangan 4109

9. PNS 222
10. TNI/POLRI 65

11. Pensiunan PNS 45

12. Pensiunan TNI/POLRI 43

13. Perangkat Desa 141

14. Pengangguran 4004

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

1.1.2.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk
sikap dan perilaku masyarakat terhadap program kesehatan sehingga
pendidikan sangat berperan dalam pembangunan kesehatan
Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus

JUMLAH SEKOLAH
NO NAMA DESA

PAUD TK RA SD MI SMP MTS SMA SMK MA

1 Pangkalan 1 2 0 5 1 2 1 0 1 0

2 Tanjung 1 0 0 2 1 0 0 0 0 0
Burung

3 Tegal Angus 0 1 0 2 2 2 1 1 0 0

4 Tanjung Pasir 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0

5 Muara 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0

6 Lemo 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0

PUSKESMAS 1 3 0 12 4 2 2 1 0 0

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

Tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus masih rendah, dari jumlah
53.822 penduduk hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan.

Tabel 1.6 Penduduk 10 tahun keatas menurut jenjang Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas
Tegal Angus Tahun 2014

No. Jenjang Pendidikan Jumlah

1. Tidak/belum tamat SD 12598

2. SD/MI 15738

3. SLTP/MTS 4060

4. SLTA/MA 3601

5. AK/Diploma 159

6. Universitas 130

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

Jumlah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak/belum tamat SD masih cukup
besar yaitu 12.598 jiwa atau 23.5 % dari jumlah penduduk. Hal ini merupakan tantangan
dalam pembangunan kesehatan, pelaksanaan program-program puskesmas harus disesuaikan
dengan tingkat pendidikan dari penduduk yang menjadi sasaran agar lebih diterima.

1.1.2.4 Kesehatan
Lima Besar Penyakit
Berdasarkan hasil laporan bulanan Penyakit (LB1) Puskesmas Tegal Angus
didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada
tahun 2014 menurut golongan semua umur seperti grafik berikut ini :

Gambar 1.3 Prevalensi Lima Besar Penyakit

Penyakit terbanyak adalah penyakit-penyakit menular seperti ISPA,disusul dengan


penyakit batuk dan demam. Penyakit tidak menular (PTM) yang masuk dalam
sepuluh besar penyakit adalah hipertensi dan myalgia.

Sarana Kesehatan
Berikut sarana kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Tegal Angus pada tahun
2014 :

Tabel 1.7. Sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014
No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah
1. a. Puskesmas 1
b. Puskesmas Pembantu 1
c. Poskesdes 1
2. Rumah Sakit Pemerintah 0
3. Rumah Sakit Swasta 0
4. Rumah Bersalin Swasta 0
5. Balai Pengobatan Swasta 2
6. Praktek Dokter Umum Swasta 5
7. Praktek Bidan Swasta 8
8. Dokter Gigi praktek swasta 0
9. Laboratorium Klinik Swasta 0
10. Apotik 0
11. Optikal 0

12. Gudang Farmasi 0


13. Posyandu 45
14. Toko Obat 2
15. Pos UKK 0
16 Polindes 0
Sumber : Puskesmas Tegal Angus

Dari tabel diatas sarana kesehatan dan faktor pendukung yang ada di Puskesmas Tegal
Angus masih kurang.

Upaya Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Pangkalan dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara lain :
1 Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita
yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.
2 Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi balita,
pemberian vitamin A.
3 Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu
Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.
4 Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan
makanan yang bernutrisi.
5 Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan
dengan membersihkan rumah masing – masing dan lingkungan sekitarnya.
6 Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), Tabulapot dan Tabulakar.
7 Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program senam
LANSIA dan POSBINDU

1.1.2.7. Pengkajian PHBS


Dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten Tanggerang
Dinas Kabupaten Tanggerang melalui Bidang PPK dan puskesmas melaksanakan
pendataan dan penilaIan rumah tangga sehat yaitu rumah tangga yang melaksanakan
10 (sepuluh) indikator PHBS bagi rumah tangga yang memiliki bayi atau balita dan
rumah tangga yang melaksanakan 7 (tujuh) indikator PHBS bagi rumah tangga yang
tidak memiliki bayi atau balita. Sasaran dari kegiatan ini adalah 778.228 rumah
tangga di 274 desa di Kabupaten Tanggerang. Dan berdasarkan hasil pengkajIan, dari
62.371 rumah tangga yang dipantau hanya 29.070 (46,61%) rumah tangga yang dapat
dikatakan sebagai rumah tangga sehat. Adapun hasil pengkajIan selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.8. Perilaku Hidup Bersih Sehat Yang ada di Puskesmas Tegal Angus
Tahun 2014

INDIKATOR

Nama Jumla % % % % % Air % % % % % Tdk %


Desa h KK Pe Asi By/ Cuci Bersih Jamba Bersi Maka Akti Merok Jmlh
YDT rsa eks blt Tanga n hkan n vita ok dlm (Seha
lin dtmb n Sehat Jentik Sayur s Rumah t)
an g Buah Fisi
O/ k
tks

Pangkala 210 57. 42.4 67.1 70 95.7 66.5 51.4 57 33.3 33.5 16.2
n 6

Tj. 210 64. 58.6 65.7 43.3 96.6 46.7 79 61.9 72.8 72.8 16.7
Burung 6

Tegal 214 35. 24.3 58.9 87.4 90.2 57 94 39.7 72.4 57 17


Angus 6

Tj. Pasir 210 71. 49.5 79.5 38.6 91.4 68.8 92.7 72.3 65.6 65.2 17
4

Nama Jumla % % % % % Air % % % % % Tdk %


Desa h KK Pe Asi By/ Cuci Bersih Jamba Bersi Maka Akti Merok Jmlh
YDT rsa eks blt Tanga n hkan n vita ok dlm (Seha
lin dtmb n Sehat Jentik Sayur s Rumah t)
an g Buah Fisi
O/ k
tks

Muara 210 71. 43.6 70.6 45.9 99 43 92 73.4 33 71.2 56.5


5

Lemo 206 63. 24.8 64 91.6 83.6 44.8 80.8 84 62 45 18


6

Jumlah 1260 65. 37.7 67.5 63.6 92.8 54 86 55.3 61.5 54 15.5
2

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014


Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesamas dilakukan melalui program
promosi kesehatan yaitu penyebarluasan informasi kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat dapat menggambarkan derajat
kesehatan wilayah tersebut hal ini dapat disajikan dengan indikator PHBS, adapun dari hasil
kajian PHBS di wilayah Puskesmas Tegal angus pada Tahun 2014 dapat digambarkan
sebagai berikut :

1. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan (93,42%)

2. Rumah yang bebas jentik (75,10%)

3. Penimbangan Bayi dan Balita (100%)

4. Memberikan ASI Eksklusif (15,19%)

5. Menggunakan air Bersih (99,45%)

6. Menggunakan Jamban Sehat (17,15%)

7. Olah Raga atau melakukan aktivitas fisik setiap hari (12,05%)

8. Mengkonsumsi makanan seimbang (25,20%)

9. Tidak Merokok dalamrumah (25,15%)

10. Penduduk miskin yang dicakup JPKM (98,10%)

Berdasar kajian PHBS diatas di dapat ada beberapa yang cakupannya masih
rendah hal ini dikarenakan:

 Penduduk miskin masih banyak, sehingga yang mepunyai akses air bersih dan
jamban sehat sedikit.

 Tingkat pendidikan yang masih rendah sehingga kurangnya kesadaran tentang


ASI Eksklusif, aktivitas fisik, merokok dalam rumah.

 Kurangnya kader jumantik sehingga kegiatan pemeriksaan jentik berkala kurang


optimal.

Untuk meningkatkan pencapaian rumah tangga ber PHBS dilakukan penyuluhan


tentang PHBS yang terus menerus, meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas
sektor.
1.1.2.8. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting dibidang kesehatan, upaya


peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah yang tepat dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyaraka tdan keluarga yang lebih baik. Berikut ini upaya-upaya peningkatan
kualitas lingkungan bagi kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Tegal Angus

a) PenyehatanPerumahan

Rumah merupakan tempat berkumpul dan beristirahat bagi semua anggota


keluarga dan untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan
perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga
atau tetangga sekitarnya.

Rumah sehat adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, hasil
pemantauan selama tahun 2014 menunjukkan dari 12.421 rumah yang diperiksa
sebanyak 11,2 % yang memenuhi syarat kesehatan.

Tabel 1.9. Persentase Rumah Sehat Triwulan I Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun
2015

NO PUSKES DESA RUMAH


MAS
JUMLAH JUMLAH % JUMLAH %
SELURUHN DIPERIKSA DIPERIKSA SEHAT SEHAT
YA

1 Tegal Tanjung 2685 254 9,46 109 42,91


Angus Burung

Pangkalan 5362 298 5,56 123 21,28

Tegal Angus 2900 189 6,52 78 41,27

Tanjung Pasir 1823 339 18,60 274 80,83

Muara 492 79 16,06 42 52,16

Lemo 655 89 13,59 49 55,06

JUMLAH 13917 1248 70 675 54

Sumber : Data Program KesLing PKM Tegal Angus 2015


Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang ada diwilayah
puskesmas Tegal Angus mempunyai rumah yang tidak sehat, hal ini dikarenakan
tingkat ekonomi dan pendidikan yang masih rendah, pengetahuan tentang rumahs ehat
yang kurang. Perlu kerjasama lintas sektoral untuk meningkatkan jumlah rumah sehat.

b) Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi Dasar

Pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar di wilayah Puskesmas Tegal


Angus sangat kurang sekali seperti yang terlihat pada tabel di bawahini :

Tabel 1.10.Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Di wilayah

Puskesmas Tegal Angus

NO KECAMATAN PUSKE JUMLAH JUMLAH TEMPAT SAMPAH


SMAS PENDUDUK KK

JKM JKP JKS %JKM %JKP %JKS

1 PANGKALAN TEGAL 16.871 2.685


1.035 298 123 38,5 28,8 41,3
ANGUS

2 TANJUNG 7.754 5.362


618 254 109 11,5 41,1 42,9
BURUNG

3 TEGAL 9.378 2.900


720 189 78 24,8 26,3 41,3
ANGUS

4 TANJUNG 9.738 1.823


447 339 274 24,5 75,8 80,8
PASIR
124 79 42 25,2 63,7 53,2
5 MUARA 3.524 492
162 89 49 24,7 54,9 55,1
6 LEMO 6.557 655
53.822 13.917 3.106 24,9 48,4 52.4
JUMLAH 3.106 1.248

Sumber : Data Program Kesling PKM Tegal Angustahun 2015

Keterangan: JKM : Jumlah KK Memiliki

JKP : Jumlah KK Periksa

JKS : Jumlah KK Sehat


Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang diperiksa
mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya sanitarian di Puskesmas Tegal
Angus sehingga kurang tenaga untuk memeriksa sanitasi dasar. Dilihat dari jumlah rumah
yang memiliki hanya 38,5% rumah yang memiliki tempat sampah, kemudian dari jumlah
rumah yang diperiksa jumlah yang memiliki tempat sampah sehat hanya 41,3%. Berbagai
faktor seperti tingkat pengetahuan, pendidikan, ekonomi,sosial dan kesadaran penduduk
yang masih rendah menyebabkan sulitnya meningkatkan kesehatan sanitasi masyarakat.

Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU)

Pengawasanterhadap TTU dilakukan untuk meminimalkan faktor resiko sumber


penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU, Bentuk kegiatan yang dilakukan
antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan TTU secara berkala, bimbingan,
penyuluhan dan sarana perbaikan. Tidak adanya tenaga sanitarian dan kurangnya tenaga di
Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan di TTU tidak dapat dilakukan.

d) PenyehatanMakanandanMinuman

Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia dan sumber utama
kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang tidak dikelola dengan baik
justru akan menja disumber media yang sangat efektif didalam penularan penyakit saluran
pencernaan.
Upaya Puskesmas Tegal Angus adalah pemeriksaan tempat pengelolaan air bersih,
pengawasan terhadap kualitas penyehatan. Tempat-tempat Umum Pengelolaan makanan.
Tidak adanya tenaga sanitarIan dan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus
menyebabkan pembinaan penyehatan makanan dan minuman tidak dapat dilakukan.

1.2 Gambaran Keluarga Binaan

1.2.1 Lokasi Keluarga Binaan


Keluarga binaan bertempat di RT 04/RW 05, Kampung Kebon jamblang, Desa
Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten. Diagnosis komunitas, dilaksanakan dari tanggal 14 Juni sampai dengan
22 Juni 2016. Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan kami adalah sebagai berikut:
1.2.2 Masalah Medis dan Non Medis Pada Keluarga Binaan
1. Keluarga Tn. Irwan
A. Data Dasar Keluarga Tn. Irwan
Keluarga binaan Tn. Irwan terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu Tn. Irwan
sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Siti Saroh. Mempunyai 2 anak
bernama An. Mita dan An. Chika

Tabel. 1.11. Data dasar Keluarga Tn. Irwan

No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan


Keluarga Kelamin
1. Tn. Irwan Suami Laki-laki 29 th SD Karyawan Rp1.000.000
Swasta /bulan

2. Ny. Siti Istri Perempuan 30 th SD Ibu Rumah -


Tangga

3. An. Mita Anak I Perempuan 7 th SD - -

4. An. Chika Anak II Laki-laki 1 th - - -

Keluarga Tn. Irwan tinggal di RT 04/RW 05 Kampung kebon jamblang, Desa


Pangkalan. Di rumah ini Tn. Irwan tinggal bersama dengan istri dan kedua anaknya.
Tn. Irwan yang saat ini berusia 29 tahun bekerja sebagai karyawan swasta dengan
penghasilan sekitar Rp 1.000.000,00/bulan, dengan latar belakang pendidikan SD.
Istrinya Ny. Sukarti yang berusia 30 tahun, tidak bekerja. Tn. Irwan memiliki 2 orang
anak. Anak pertamanya, An. Mita berusia 7 tahun, bersekolah di kelas 2 Sekolah
Dasar. Kemudian anak keduanya An. Chika berusia 1 tahun.

B. Bangunan Tempat Tinggal


Keluarga Tn. Irwan tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 4 x
3.5 m. Rumah terdiri dari sebuah kamar tidur ruang tamu berukuran 2 x 2 m.
Ventilasi di rumah tersebut buruk karena tidak terdapat ventilasi pada setiap ruangan
dan kurangnya akses masuknya cahaya matahari ke dalam rumah. Di kamar tidur
terdapat TV, lemari kecil, rice cooker, rak, dan penampung air galon. Tidak terdapat
ventilasi dan hanya terdapat jendela kaca untuk pencahayaan. Di samping kamar tidur
terdapat, di samping dapur terdapat kamar mandi, kamar mandi Tn. Irwan tidak ada
pintu dan tidak terdapat jamban sehingga keluarga Tn. Irwan harus pergi ke kali
samping rumah ketika ingin buang air besar. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 1
pintu di dapur, 2 jendela di ruang tamu (bagian depan rumah) dan ruang tamu.
Seluruh ruang di rumah ini teralasi dengan lantai semen tanpa ubin, dinding rumah
terbuat dari bata merah, kemudian atap rumah terbuat dari genteng tanah liat.
Keluarga Tn. Irwan sering menggunakan air sumur bor sebagai sumber air
untuk keperluan mandi dan memasak. Keluarga Tn. Irwan menggunakan air galon isi
ulang untuk memenuhi kebutuhan air minum. Dalam 3 hari keluarga Tn. Irwan
memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Keluarga Tn. Irwan
mengaku selalu mencuci tangan setelah melakukan aktivitas dan sebelum makan

Gambar 1.5. Denah Rumah Tn. Irwan

C. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Irwan terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian depan
terdapat jalan setapak, disamping kanan rumah terdapat pekarangan, di samping kiri
terdapat rumah tetangga. Terdapat selokan untuk mengalirkan limbah cair. Terdapat
tempat pembuangan sampah di pekarangan. Terdapat banyak nyamuk pada
lingkungan rumah mereka.

D. Pola Makan

Ny. Siti memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering memasak


makanan dengan menu seperti ayam, daging, ikan, tahu, tempe, dan sayur-mayur.
Sehari-harinya mereka makan besar 3 kali. Mereka juga mengatakan bahwa mereka
mencuci tangannya dengan menggunakan sabun batangan sebelum dan sesudah
makan.

E. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

Kedua anak Tn. Irwan lahir di bidan desa di desa Pangkalan. Setiap kehamilan,
Ny. Siti mengaku selalu rutin untuk mengontrol kandungannya ke bidan. Untuk
imunisasi, Ny. Siti rutin mambawa anak keduanya untuk dilakukan imunisasi di
bidan. Ny. Siti mengaku anaknya diberikan ASI eksklusif sampai usia anak usia 6
bulan, kemudian setelah 6 bulan anaknya diberikan makanan tambahan selain ASI.
Kemudian saat ini Ny. Siti menggunakan KB.

F. Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Irwan belum pernah mengalami sakit yang
berat. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya antara lain batuk,
pilek, demam, sakit kepala, dan gatal-gatal dibadan. Menurut Ny. Siti, mereka
biasanya meminum obat warung terlebih dahulu, jika tidak membaik baru
memeriksakan diri ke bidan atau puskesmas terdekat.
G. Riwayat Penyakit

Keluarga Tn. Irwan tidak pernah mengalami sakit yang serius yang
membutuhkan pengobatan di Rumah Sakit.
H. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Tn. Irwan, memiliki kebiasaan merokok, dalam satu hari mampu menghabiskan
3 bungkus rokok. Keluarga Tn. Irwan mengaku mencuci tangan sebelum makan, jika
tangan tampak kotor, dan setelah melakukan aktivitas dengan menggunakan sabun
batangan. Kebiasaan berolahraga tidak ada. Didalam rumah Tn. Irwan memilik tempat
pembuangan sampah yang terbuka, sedangkan untuk diluar rumah Tn. irwan
memiliki tempat pembuangan sampah seperti pekarangan yang berada disamping
rumah. Istri Tn. Irwan mengaku bahwa mereka membuang sampah di pekarangan
yang berada disamping rumah kemudian sampah-sampah tersebut dibakar setiap 2
hari sekali.

Tabel 1.12. Faktor Internal Keluarga Tn. Irwan

No Faktor Internal Permasalahan


1 Kebiasaan Merokok Tn. Irwan merokok 3 bungkus/hari
2 Olah raga Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan
berolahraga.
3 Pola Makan Ny. Siti memasak makanan sendiri untuk keluarganya.
Ia sering memasak makanan dengan menu seperti ayam,
daging, ikan, tahu, tempe, dan sayur-mayur. Sehari-
harinya mereka makan besar 3 kali.
4 Pola Pencarian Menurut Ny. Siti, mereka biasanya meminum obat
Pengobatan warung terlebih dahulu, jika tidak membaik baru
memeriksakan diri ke bidan ataupun puskesmas.
5 Menabung Mereka tidak pernah menabung karena pas untuk
kebutuhan sehari-hari
6 Aktivitas sehari-hari a. Bapak bekerja sebagai karyawan swasta (sablon),
bekerja tidak setiap hari hanya tergantung dari
permintaan atau perjanjian setiap konsumen.
b. Ibu sebagai ibu rumah tangga.
c. Anak pertama berusia 7 tahun masih duduk dikelas 1
SD
No Faktor Internal Permasalahan
d. Anak kedua masih berusia 1 tahun.

7 Alat kontrasepsi Di keluarga Tn. Irwan menggunakan KB

Tabel 1.13. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Delfia

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah 4 x 3.5 m

2. Ruangan dalam rumah Ruang Tamu berukuran 0.5 x 0.5 m. satu kamar tidur
berukuran 2 x 2 m. Dapur berukuran 0,5 x 0,5 m.
Terdapat 1 kamar mandi tetapi tidak ada jamban.

3. Jamban Keluarga Tn. Irwan tidak memiliki jamban di


rumahnya

4. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi udara pada ruang tamu,


dapur ataupun kamar. Tidak terdapat kawat kasa.

5. Pencahayaan a. Terdapat 1 lampu pencahayaan yang buruk di


kamar tidur.
b. Terdapat 1 lampu pada ruang tamu, 1 lampu di
depan rumah.

6. MCK Memiliki MCK di rumah, MCK berada dapur, bak


mandi tidak terdapat jentik.
7. Sumber Air Dalam kesehariannya Tn. Irwan menggunakan air
sumur yang digunakan untuk mandi memasak. Serta
membeli air galon isi ulang untuk kebutuhan air
minum sehari-hari.

8. Saluran pembuangan Terdapat saluran pembuangan limbah.


limbah

9. Tempat pembuangan Keluarga Tn. Irwan memiliki tempat pembuangan


sampah sampah dirumahnya hanya berupa tong kecil
terbuka, kemudian mereka membuang sampahnya di
pekarangan samping rumah.

10. Lingkungan sekitar Di samping kanan dan kiri , depan dan belakang,
rumah rumah terdapat rumah tetangga yang hanya berjarak
satu meter. Empat meter dari tumah tersebut terdapat
kali yang kotor. Rumah tetangga berdekatan,
berjarak 1 meter satu dengan yang lainnya. Terdapat
No Kriteria Permasalahan

banyak nyamuk pada siang sampai malam hari.

Masalah Medis dan Non Medis Pada Keluarga Binaan


1. Keluarga Tn. Irwan
 Masalah Medis
ISPA
Dematitis
 Masalah Non Medis
1. Perilaku Merokok.
2. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah.
3. Kurangnya kebiasaan berolahraga.
4. Banyaknya nyamuk dewasa pada siang dan malam hari, serta banyaknya
tempat bersarangnya nyamuk berupa sampah.
5. Kebiasaan jarang merapikan pakaian di kamar.
6. Tidak tersedia jamban sehat.
7. Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah, sehingga
keluarga membuangnya ke lubang.

2. Keluarga Tn. Mintang


 Masalah Medis
1. Stroke
2. Hipertensi
 Masalah Non Medis
1. Banyaknya nyamuk dewasa pada siang dan malam hari, serta banyaknya
tempat bersarangnya nyamuk berupa genangan air dan baju yang
digantung.
2. Perilaku Merokok.
3. Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah, sehingga
keluarga membuangnya ke kebun depan rumah.
4. Ventilasi dan pencahayaan yang tidak merata di tiap ruang.
5. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah.
6. Kurangnya kebiasaan berolahraga.
7. Kurangnya kesadaran berobat di puskesmas atau dokter.
8. Tidak tersedia jamban sehat.

3. Keluarga Tn. Amir Saamir


 Masalah Medis
Tidak terdapat masalah medis
 Masalah Non Medis
1. Banyaknya nyamuk dewasa pada siang dan malam hari, serta banyaknya
tempat bersarangnya nyamuk berupa sampah.
2. Perilaku Merokok.
3. Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah, sehingga
keluarga membuangnya ke kebun dan dibakar tiap hari
4. Kurangnya ventilasi dan pencahayaan
5. Kurangnya mengkonsumsi makanan bergizi
6. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah.
7. Kurangnya kebiasaan berolahraga.
8. Kurangnya kesadaran berobat di puskesmas atau dokter.
9. Tidak tersedia jamban sehat.

4. Keluarga Tn. Dadang


 Masalah Medis
Tidak terdapat masalah medis
 Masalah Non Medis
1. Banyaknya nyamuk dewasa pada siang dan malam hari, serta banyaknya
tempat bersarangnya nyamuk berupa sampah.
2. Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah, sehingga
keluarga membuangnya ke depan kali.
3. Kurangnya ventilasi dan pencahayaan.
4. Kurangnya mengkonsumsi makanan bergizi.
5. Penggunaan obat nyamuk bakar yang tidak aman.
6. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah.
7. Kurangnya kebiasaan berolahraga.
8. Kurangnya kesadaran berobat di puskesmas atau dokter.
1.3. Penentuan Area Masalah

Dari pengamatan dan wawancara yang telah kami lakukan kepada masing-masing
keluarga binaan, didapatkan berbagai macam permasalahan yaitu:
 Masalah Medis :
Tidak terdapat masalah medis.
 Masalah Non Medis
1. Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah disekitar rumah, sehingga
pembuangan sampah pada samping rumah, ke kebun dan ke kali.
2. Banyaknya nyamuk dewasa pada siang dan malam hari, serta tempat bersarangnya
nyamuk pada sampah disekitar rumah.
3. Kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan.
4. Kurangnya mengkonsumsi makanan yang bergizi.
5. Kurangnya kebiasaan berolahraga.
6. Perilaku merokok.
7. Tidak tersedia jamban sehat.
8. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah.

1.3.1. Rumusan Area Masalah

1.3.1.1.Metode Delphi

Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat


oleh suatu kelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama. Proses
penetapan Metode Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari
penyelesaiannya. (Harold, et all, 1975).
Gambar 1.9 Proses Metode Delphi

Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga


binaan yang bertempat tinggal di RT 01/RW 04, Kampung Pangkalan, Desa
Pangkalan, maka dilakukanlah diskusi kelompok danmerumuskan serta menetapkan
area masalah yaitu “Perilaku Pencegahan Nyamuk DBD di Keluarga Binaan Di
RT 01 / RW 04 Kampung Pangkalan, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten”. Metode Delphidalam penelitian
inidigunakan sebagai penentu area masalah.

1.3.2. Alasan Pemilihan Area Masalah


Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan
menganalisisa perilaku keluarga binaan dalam Pencegahan NyamukAedes aegypti
sebagai vektor penyakit Demam Berdarah di wilayah PuskesmasTegal Angus.Jumlah
pasien DBD yang tercatat di puskesmas Tegal Angus pada tahun 2014 adalah ada 20
pasien. Jumlah pasien ini menyumbang peranan dalam angka Incidence Rate kasus
Demam Berdarah pada provinsi banten pada tahun 2014 sebanyak 25,37 per 100.000
penduduk.
Kemudian informasi tersebut dibandingkan dengan laporan kader desa
setempat. Setelah mengamati, mewawancarai, dan melakukan observasi masing-
masing keluarga binaan di Kampung Pangkalan, Desa Pangkalan terdapat berbagai
area permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu:
1. Banyaknya vektor demam berdarah dan perindukanya di lingkungan
keluarga binaan.
2. Ventilasi rumah tanpa kawat kasa penangkal nyamuk.

You might also like