You are on page 1of 14

I.

Identitas Penderita

Nama penderita : Firyal


Jenis kelamin : laki-laki
Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 17 Febuari 2001
Umur : 4 tahun
Kiriman dari : datang sendiri
Dengan diagnosis :-
Tanggal dirawat : 18 April 2005 pukul 02:36
Tanggal diperiksa : 19 April 2005 pukul 07.30

Nama ayah : Cecep Saiphudin


Umur : 28 tahun
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : wiraswasta
Penghasilan : Rp 1.000.000 / bulan
Alamat : Babakan terusan priangan no 2 RT 04 RW 01,
Ciseurueh, Regol. Kota Bandung

Nama ibu : Erlina


Umur : 26 tahun
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Penghasilan :-
Alamat : Babakan terusan priangan no 2 RT 04 RW 01,
Ciseurueh, Regol. Kota Bandung

1
II. Anamnesis

Heteroanamnesis diberikan oleh : ibu penderita


Tanggal : 19 April 2005

II.1.Keluhan utama : timbul bercak kemerahan pada kulit

Sejak 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit Immanuel, ibu penderita


mengeluh anaknya timbul bercak-bercak kemerahan kecil pada kulit mulai
dari belakang teling, wajah, leher, lalu menyebar ke seluruh tubuh termasuk
tangan dan kakinya. Bercak merah tersebut tidak gatal. Bercak merah tersebut
ada yang bersatu, membentuk bercak merah besar terutama di bagian dada dan
punggung.
Sebelum muncul bercak kemerahan pada kulit, penderita panas badan
sejak 4 hari sebelum masuk Rumah Sakit Immanuel. Panas badan yang timbul
pertama kali tidak terlalu tinggi dan panasnya naik turun, kemudian pada hari
ke 2 panas, menjadi sangat tinggi, menetap sepanjang hari, siang sama dengan
malam, tidak disertai kejang, tidak ada penurunan kesadaran, tidak disertai
menggigil, tidak ada sakit telinga ataupun sakit saat buang air kecil.
Bersamaan dengan timbulnya panas, penderita menjadi sering batuk,
berdahak, sulit dikeluarkan. Batuk semakin memberat terutama sejak 2 hari
sebelum masuk RS Immanuel. Disertai pilek, dengan ingus berwarna putih.
Pilek hilang sejak muncul bercak merah dikulit (2 hari sebelum masuk RS).
Sejak batuk memberat, 2 hari sebelum masuk RS Immanuel, penderita
menjadi sesak nafas, tidak disertai suara nafas bunyi mengi (bengek) ataupun
suara seperti mengorok, tidak dipengaruhi oleh cuaca, debu ataupun aktivitas.
Sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit Immanuel ibu penderita
mengeluh mimisan satu kali dari kedua lubang hidung anaknya, menetes
sebanyak +/- 0,5 sendok teh yang berhenti dengan sendirinya, sebelumnya
tidak ada riwayat trauma pada hidung dan muka maupun mengorek-ngorek
hidung. Namun ibu penderita mengatakan sejak kecil penderita suka mimisan
bila timbul panas badan yang tinggi.
Semenjak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit Immanuel, penderita juga
mencret sekitar 6 kali, sebanyak 2-3 sendok makan (30-45 cc) setiap kali
mencret. Mencret berupa cairan kekuningan tanpa lendir maupun darah, tidak
menyemprot, tidak berbau amis, dan tidak menangis sesaat sebelum mencret.
Setelah mencret, penderita menjadi lebih rewel dan terlihat haus, air mata
keluar. Mata penderita terlihat lebih cekung dan terlihat agak kemerahan. Bibir
menjadi kering dan pecah-pecah. Mencret tidak disertai muntah. Ibu penderita
menyangkal adanya riwayat alergi makanan pada anaknya.
 Buang air besar : Mencret sejak 1 hari sebelum masuk RS
Immanuel
 Buang air kecil : Warna kuning jernih, jumlah dan frekuensi seperti
biasanya.
 Riwayat penyakit dahulu : penderita belum pernah sakit campak
sebelumnya. Penderita sejak kecil suka mimisan bila timbul panas badan.

2
 Riwayat penyakit keluarga : tidak ada anggota keluarga yang
sedang sakit campak.
 Riwayat lingkungan : tidak ada tetangga maupun teman penderita
yang sedang sakit campak
 Riwayat Kebiasaan : Penderita tidak suka jajan diluar rumah.
 Usaha berobat : langsung berobat ke Rumah Sakit Immanuel.

II.2. Riwayat kehamilan dan persalinan


Anak : 1 dari 2 anak. Lahir hidup : 2. Lahir mati : -. Abortus : -.
Lahir : aterm, spontan, ditolong oleh bidan.
Berat badan lahir : 2900 gram. Panjang badan lahir : 49 cm.

II.3. Tumbuh kembang anak


Berbalik : 3 bulan
Duduk tanpa bantuan : 7 bulan
Duduk tanpa pegangan : 6 bulan
Berdiri : 8 bulan
Berjalan 1 tangan dipegang : 10 bulan
Berjalan tanpa dipegang : 12 bulan
Bicara 1 kata : 12 bulan
Bicara 1 kalimat : 20 bulan
Gigi pertama : 6 bulan

II.4. Susunan keluarga

No Nama Umur L/P Hubungan keluarga


1. Cecep Saiphudin 28 tahun L Ayah, sehat
2. Ny. Erlina 26 tahun P Ibu, sehat
3. Firyal 4 tahun P Penderita
4. Asih 2 tahun p Adik, meninggal 2
minggu yang lalu
karena sakit DBD

II.5. Imunisasi

Jenis Dasar Ulangan Anjuran


BCG + (scar BCG +) 0 bln - HiB -
DPT + 2 bln + 4 bln + 6 bln - MMR -
Polio + 2 bln + 4 bln + 6 bln - Hep. A -
Hep. B + 0 bln + 1 bln + 6 bln - Cacar air -
Campak + 9 bln -

II.6. Makanan
0 – 4 bulan : ASI,
4 – 7 bulan : ASI, bubur susu, biscuit
7 – 12 bulan : ASI, biskuit, bubur saring, buah, nasi tim

3
12 bln-2 thn : ASI, bubur,buah, nasi tim, nasi biasa. :
2 thn- skrg : PASI ( susu cair kemasan dus), bubur, nasi tim, nasi biasa

II.7. Penyakit dahulu


Diare : + (2 thn) Difteri :- Campak :-
Batuk pilek : + (1,2,3,4 thn) Tetanus :- Ginjal :-
Tifus perut : - Hepatitis : - Asma/alergi :-
Pneumonia : - TBC :- Kejang :-
Batuk rejan : - Cacar air : -
Lainnya : Epistaksis Habitual (jika panas badan)

II.8. Penyakit keluarga


Asma : - Peny. Darah : -
TBC :- Keganasan :-
Ginjal : - Kencing manis : -

4
III. Pemeriksaan Fisik

III.1. Keadaan Umum


Kesadaran : Compos Mentis
Kesan sakit : sedang
Posisi : tidak ada letak paksa
Penampilan umum : Mental : cengeng; Fisik : tampak sesak

III.2. Tanda Vital


Nadi : 140x/menit, reguler, isi cukup, ekual
Respirasi : 58x/menit, thorakoabdominal
Suhu : 38,3 0C (aksiler)

III.3. Antropometri
Umur : 4 tahun
Berat badan : 15 kg
Panjang/tinggi badan : 77 cm
( 89 % standar BB/U)
( 99 % standar PB/U)
( 90 % standar BB/TB)
Status gizi : baik
Lingkaran kepala : 48 cm
Lingkaran dada : 51 cm
Lingkaran perut : 49 cm
Lingkaran lengan atas : 15 cm

3.4. Pemeriksaan Sistematik


3.4.1. Rambut : hitam, distribusi merata
Kulit : tidak pucat, tidak sianosis, tidak ikterik, ada ruam
makulopapular di belakang telinga, wajah, leher, dada,
abdomen, dan ekstremitas atas dan bawah. Turgor
kembali cepat.
Kuku : tidak anemis, tidak sianosis, capillary refill kurang dari 2
detik
KGB : teraba multiple di regio colli posterior dextra et sinistra,
mobile, tidak ada nyeri tekan, diameter 0,5 cm.
3.4.2. Kepala
Bentuk : simetris, tidak ada kelainan
Mata : cekung, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
konjungtiva hiperemis +/+, sclera hyperemis +/+, edema
palpebra -, hyperlakrimasi -/-
THT : pernapasan cuping hidung +/+, sekret hidung-/-, sekret
telinga -/-, faring hiperemis +
Bibir : kering, tidak sianosis
Mulut : mukosa kering
Lidah : tidak ada coated tongue

5
3.4.3. Leher
KGB : teraba multiple di region colli posterior dextra et
sinistra, mobile, tidak ada nyeri tekan, diameter
0,5cm.
Kaku kuduk : tidak ada
Kelenjar tiroid : sentral

3.4.5. Thorax
Dinding dada/paru-paru
Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris, terdapat retraksi suprasternal,
intercostals, subcostal, epigastrium, ada ruam makulopapular di
kulit dada
Palpasi : vocal fremitus kanan sama dengan kiri, pergerakan simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : VBS +/+ normal, ronkhi basah sedang nyaring di kedua
lapang paru, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat, trill –
Perkusi : kanan : ICS IV linea sternalis kanan
Atas : ICS III linea parasternalis kiri
Kiri : ICS IV linea midclavicularis kiri
Auskultasi : Bunyi jantung I+II normal, reguler, murmur –

3.4.6. Abdomen
Inspeksi : datar, ada ruam makulopapuler di kulit perut
Palpasi : lembut, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, tidak ada nyeri
tekan
Perkusi : tympani, dullness -, meteorismus –
Auskultasi : bising usus meningkat
3.4.7.Alat kelamin : Perempuan, tidak ada kelainan
3.4.8.Anus dan rektum : diaper rash -, tidak ada kelainan
3.4.9.Ekstremitas : tonus otot baik, akral hangat, tidak ada petekie, ada ruam
makulopapuler di ekstremitas atas dan bawah
3.4.10. Neurologis : Reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-, sensorik baik

IV. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium Darah
(18 April 2005)
Hb : 11,2 g/dl Trombosit : 180.000/mm3
Ht : 32% Leukosit : 5100/mm3

6
V. Resume

Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dengan berat badan 15kg, tinggi
badan 102 cm, status gizi baik, datang ke Rumah Sakit Immanuel dengan keluhan
utama : timbul bercak kemerahan pada kulit.
Pada anamnesis didapatkan :
- timbul bercak kemerahan pada kulit sejak 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit
Immanuel, mulai dari belakang telinga, wajah, leher, menyebar ke seluruh
tubuh dan tangan, tidak gatal.
- Panas badan sejak 4 hari sebelum masuk Rumah Sakit Immanuel, pertama kali
tidak tinggi, pada hari ke-2 tinggi, siang sama dengan malam. Disertai batuk,
sering, berdahak, sulit keluar. Juga disertai pilek, ingus berwarna putih, hilang
2 hari sebelum masuk RS.
- Sejak 2 hari sebelum masuk RS, batuk memberat diikuti dengan timbulnya
sesak nafas.
- Sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit Immanuel, penderita mencret, 6
kali,masing-masing sebanyak 2-3 sendok makan ( 30-45 cc). cair, tidak ada
lendir dan darah. Penderita menjadi lebih rewel, bibir menjadi kering dan
pecah-pecah dan memerah, mata cekung, kemerahan. Nafsu makan dan
minum menurun.
- Satu hari sebelum masuk Rumah Sakit Immanuel penderita juga mengalami
mimisan 1X, dari ke-2 lubang hidung sebanyak +/- 0,5 sdt yang berhenti
dengan sendirinya. Tidak ada riwayat trauma pada hidung atau muka maupun
mengorek-ngorek hidung.
- RPK : Riwayat kontak penderita campak –
- RPD : Belum pernah sakit campak sebelumnya. Penderita sejak kecil suka
mimisan bila panas badan.
- BAK: Warna kuning jernih, jumlah dan frekuensi seperti biasa.
- Riwayat lingkungan : Tidak ada tetanggga maupun teman yang sedang sakit
campak.
- Riwayat kebiasaan : Penderita tidak suka jajan diluar rumah.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan :


Keadaan umum :
Kesadaran : compos mentis
Kesan sakit : sedang
Aktivitas: lemah
Penampilan umum : Mental : cengeng, Fisik : tampak sesak.
Tanda vital :
- nadi : 140x/menit, regular, ekual, isi cukup (tachicardi)
- respirasi : 58x/menit, thorakoabdominal (tachipnoe)
- suhu : 38,3 0C, aksiler (febris)
Kepala : tidak ada kelainan
Kulit : Ruam makulopapuler + di belakang telinga, leher, wajah, dada,
abdomen, dan ekstremitas atas dan bawah. Turgor kembali cepat.
Mata : konjungtiva hiperemis +/+,sclera hyperemis +/+, mata cekung +

7
THT : faring hyperemis +, PCH +/+
KGB: teraba membesar regio colli posterior dextra et sinistra, multiple,
mobile, nyer tekan -, diameter 0,5 cm.
Mulut : bibir kering, pecah-pecah, mukosa mulut kering
Dada : bentuk pernafasan simetris kiri=kanan, retraksi + suprasternal,
intercostals, epigastrium, subcostal.
Paru : VBS +/+, ronki +/+ basah sedang nyaring di ke-2 lapang paru
Jantung : dalam batas normal
Perut : hati tidak teraba, limpa tidak teraba, tidak ada nyeri tekan.
Extremitas : ruam makulopapular + di extremitas atas dan bawah
Anus dan rectum : tidak ada kelainan
Neurologis : tidak ada kelainan

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan :


Hasil pemeriksaan darah menunjukkan : konsentrasi Hb, Ht dalam batas
normal, jumlah leukosit, trombosit, dalam batas normal.

VI. Diagnosis

Diagnosa banding :
-Morbili dengan komplikasi Bronkopneumonia
dan diare cair akut dengan dehidrasi ringan
sedang.
-Rubella + BP + Diare cair akut dengan dehidrasi
ringan sedang.
Diagnosa kerja : Morbili dengan komplikasi Bronkopneumonia dan
diare cair akut dengan dehidrasi ringan sedang.
Diagnosa tambahan : Epistaksis habitual
Status Gizi : Baik (berdasarkan kurva NCHS)

VII. Usul Pemeriksaan

- Foto Rontgen thorax PA


- Isolasi Virus dari secret hidung atau nasofaring
- Serologis virus
- Pemeriksaan patologi anatomi secret nasofaring
- Pemeriksaan faeces rutin
- Pemeriksaan elektrolit ( Na, Kalium)

8
VIII. Penatalaksanaan

Diet : bubur saring


O2 lembab 40 % 2 liter / mnt
Infus RL 20 tetes/menit makro
Pedialit 1 Fls (500cc)
Ampicilin 4 x 500 mg IV
Chloramphenicol 4 x 300 mg IV
Paracetamol syrup 4 x 1,5 cth
Silomat compositum (clobutinol HCL 40 mg + Orciprenalin sulfate 10
mg) 3 x ¾ cth

IX. Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam

X. Pencegahan

1. Umum :
 Orang tua harus mengolah makanan yang bersih dan sebelumnya dimasak
dahulu
 Selalu cuci tangan sesudah membersihkan tinja anak
 Memberantas lalat
 Mengobati keluarga jika menunjukan gejal-gejala TB

2. Khusus :
 Penderita morbili ditempatkan pada tempat isolasi yang cukup ventilasi
 Makanan gizi cukup dan seimbang.
 Imunisasi sesuai jadwal
 Berat badan selalu dipantau setiap bulan
 Pengobatan TB secara teratur

9
Follow Up Harian
19-April-05 20-April-05 21-April-05
Keluha panas tinggi, sesak panas+ tdk tinggi, sesak panas -, sesak-,
n +, batuk +, minum +, batuk +, minum per batuk+,dahak susah
Utama per oral , mencret oral , mencret -, BAB 1 dikeluarkan, BAB 1x
5X, @ 2 sdm X normal. ,normal, minum peroral
(30cc), cair,
Keadaa Compos mentis, Compos mentis, rewel, compos mentis, rewel,
n gelisah, kesan kesan sakit sedang kesan sakit sedang
Umum sakit sedang
Tanda Nadi : 140x/menit Nadi : 128x/menit Nadi : 120x/menit
Vital
Respirasi : Respirasi : 44x/menit Respirasi : 40x/menit
58x/menit
Suhu : 38,30 C Suhu : 37,60 C Suhu : 36,4 0 C

Kepala Tak ada kelainan Tak ada kelainan tak ada kelainan
Mata Konjungtiva Konjungtiva hiperemis+/ konjungtiva hiperemis+/
hiperemis+/+, +, +, -
Anemis-/-, sklera Anemis-/-, sklera sclera hyperemis +/+,
hyperemis +/+, hyperemis +/+, secret -, secret -/-, edem
secret-, edem edem palpebra - palpebra-, anemis-/-,
palpebra - sklera ikterik -/-,
airmata+/+, mata airmata+/+, mata Airmata+/+, mata
cekung +/+ cekung -/- cekung -/-
PCH +/+,terpasang PCH-/-, sekret -/-, PCH-/-, terpasang
Hidung O2 nasal canule, terpasang O2 pernasal selang O2 pernasal
sekret -/- canule canule, sekret -/-

Mulut mukosa mulut mukosa mulut basah Mukosa mulut dan bibir
basah dan bibir dan bibir kering kering
kering

Leher KGB teraba KGB teraba multiple KGB teraba multiple


multiple regio colli region colli post region colli post dex+sin,
post dex+sin, dex+sin, mobile, NT - , mobile, NT - , o,5cm.
mobile, NT - , 0,5 o,5cm. kaku kuduk -, kaku kuduk -, rash
cm. kaku kuduk -, rash makulopapular +, makulopapular -,
rash retraksi suprasternal - hyperpigmentasi
maculopapular +, +,retraksi suprasternal -
retraksi
suprasternal +

Thorax B/P simetris B/P simetris kiri=kanan, B/P simetris kiri=kanan,


kiri=kanan, retraksi pectus carinatum, retraksi intercostalis-,
intercostals, retraksi intercostal -, rash makulopapular - di

10
epigastrium & rash ma kulopapular + seluruh dada,
subcostal+, rash di seluruh dada hyperpigmentasi +
ma kulopapular +
di seluruh dada
VBS+/+, Rh+/+ VBS+/+, Rh+/+ basah VBS+/+, Rh+/+ basah
Pulmo basah sedang sedang nyaring, Slem+/ sedang nyaring, Slem+/
nyaring, wh-/- +, wh-/- +, wh-/-
BJ I+II N, reguler, BJ I+II N, reguler, BJ I+II N, reguler,
Jantung murmur - murmur - murmur -

Abdom Datar, lembut, BS+ Datar, lembut, BS+ datar, lembut, BS+
en normal, normal, normal,
Hati tidak teraba, Hati tidak teraba, NT-, Hati tidak teraba, NT-,
NT-, lien tidak lien tidak teraba, rash lien tidak teraba, rash
teraba, rash makulopapular + makulopapular -,
makulopapular + hyperpigmentasi +
turgor kembali
cepat, BU
meningkat.
Extremi tonus baik, akral Tonus baik, akral tonus baik, akral hangat.
tas hangat, rash hangat, rash rash makulopapular+ di
makulopapular + makulopapular + pada ext bawah
pada ext atas, nadi ext atas&bawah, nadi isi , hiperpigmentasi+ di ext
isi cukup cukup atas, nadi isi cukup

Lab/Pe 19-April-05
meriksa Hb : 11,2
an gr/dl
Penunj Ht : 32%
ang
Leukosit : 4700
Trombosit :
180.000
Assesm Morbili + BP+diare Morbili + BP Morbili stadium
ent akut dgn dehidrasi konvalesen + BP
ringan
sedang+epistaksis
habitual
Terapi Diet : Bubur saring Terapi teruskan Terapi teruskan
Infus RL 10 tts/mnt Pedialit jika diare
macro
Paracetamol 3x1
cth
Pedialit 1 fls (500
cc)
Silomat 3X3/4 cth

11
Ampicilin 4x250
mg IV
Colcancetine
4x125 mg IV

DISKUSI

Diagnosis yang ditegakkan ialah morbili dengan komplikasi


bronkopneumonia dan diare cair akut dengan dehidrasi ringan sedang. Dengan
dianognosa tambahan TB dalam pengobatan.
Diagnosis yang ditegakkan sesuai dengan teori.
Pada anamnesis didapatkan :
- panas badan tinggi
- bercak kemerahan pada kulit yang dimulai dari sekitar wajah, bersamaan
dengan tingginya panas
- Pilek dan batuk disertai sesak
- Mencret > 3x dalam sehari setelah timbul panas.
- Penderita menjadi lebih rewel
- Penderita sedang dalam terapi TB paru minggu ke-2 ( dengan gejala
sebelumnya panas badan dan batuk 1 bulan tanpa sebab yang jelas )

Pada pemeriksaan fisik didapatkan :


- rash makulopapuler di leher, wajah, dada, abdomen, dan ektremitas atas
- konjungtiva hiperemis +/+, mata cekung
- sclera hyperemis +/+
- tampak sesak (tachypnea, retraksi suprastrenal, epigastrium, subcostal dan
intercostal)
- ronki basah sedang nyaring di kedua lapang paru
- Pembesaran KGB region colli posterior, multiple, mobile, nyeri tekan - .
- Bising usus meningkat

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan :


- Pemeriksaan darah rutin dalam batas normal, hal ini menunjukan
kemungkinan bronkhopneumania dan enteritis disebabkan oleh virus morbili
itu sendiri, belum ada infeksi sekunder bakteri. Namun pengobatan
bronchopneumonia, tetap harus diberikan antibiotic, untuk mencegah

12
memberatnya gejala akibat daya tahan tubuh yang menurun Karen infeksi
virus morbili, sehingga mudah mendapat infeksi sekunder dari bakteri.
- Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk mendiagnosa secara pasti
bronkhopneumobnia adalah foto rontgen. Pada kasus ini pemeriksaan tersebut
tidak dilakukan hal ini dikarenakan 2 minggu sebelumnya penderita sudah di
foto roentgen saat didiagnosa menderita TB. Pada anak-anak sinar X baru
dapat dieliminasi dari tubuh sekitar 6 bulan, sehingga sebaiknya interval
waktu penyinaran adalah 6 bulan.

Diagnosis ditegakkan sesuai dengan teori.

Pengobatan yang diberikan :

- Ampicillin 4 x 250 mg i.v.


Dosis yang dianjurkan 100-200mg/kgBB/hari setiap dalam 3-4 dosis. Berat
badan anak 9 kg, berarti yang diberikan 900-1800mg dalam 3 dosis. Dosis
yang diberikan sesuai anjuran.

- Chloramphenicol 4 X 125 mg IV
Dosis yang dianjurkan 75-100mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis. Berat badan
anak 9 kg, berarti yang diberikan 675-900 mg/hari dalam 3-4 dosis. Jadi
diberikan 168-225 mg setiap 6 jam. Dosis yang diberikan kurang sedikit.

- Cefadroxil Monohidrat 3 x ½ cth (3x62,5 mg). Diberikan sebagai antibiotic


golongan sefalosporin oral pengganti antibiotic IV yang telah diberikan
selama 4 hari, dan sudah terjadi perbaikan klinis. Dosis yang dianjurkan 15-25
mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis. BB penderita = 9 kg, sehingga dibutuhkan
135-225 mg dalam 2-3 dosis. Dosis yang diberikan 187 mg/hari dalam 3 dosis,
sehingga dosis yang diberikan sesuai.
-
- OAT 1X1 pulvis, OAT diteruskan dari pengobatan sebelumnya. Dosis yang
dianjurkan :
1. INH = 5 – 15 mg/kgBB/hari
2. Rifampicin = 10-20 mg/kgBB/hari
3. Pyrazinamide = 15-40 mg/kgBB/hari

- Infus RL untuk 10 tetes/menit, untuk kebutuhan rumatan :


- BB < 10 kg = 100ml X 9 = 900ml/24 jam = 12 tts/mnt makro. Tetesan yang
diberikan sesuai dosis. Pada hari pertama masih diberikan RL, meneruskan
terapi dengan cairan resusitasi dari IGD. Pada hari ke 2 diganti KAEN 4B
dengan tetesan yang sama, sebagai cairan yang paling tepat untuk cairan
rumatan.

- Pedialit 500 cc
Diberikan di hari pertama saat diare. Dengan perhitungan cairan rehidrasi
yang dibutuhkan pada dehidrasi ringan sedang : 75 ml/kgbb/3 jam pertama

13
( 675 ml ) oral. Pedialit yang diberikan sesuai dosis. Pada hari berikutnya
dapat tidak diberikan karena diare telah berhenti.

- Oksigen melalui nasal canule 2 ltr/menit untuk mengurangi sesak.

- Terapi simptomatik :
 Fevrin (Paracetamol) 4 x 1 cth (120 mg). Diberikan sebagai
antipiretik, dikarenakan suhu tubuh penderita mencapai > 38
derajat celcius dan usia penderita 2 tahun, merupakan usia
insidensi terjadinya kejang demam.
Dosis yang dianjukan untuk anak 1-6 tahun : 5-10 ml( 120-240
mg) diberikan 4 kali. Dosis sesuai
 Silomat Compositum 3 x ¾ cth, berisi clobutinol HCL 40 mg dan
Orciplenaline sulfate 10 mg (dalam 10 ml). Diberikan untuk
mengurangi gejala batuk yang berhubungan dengan spasme
bronkus. Dosis yang dianjurkan adalah 3 x ½ -3/4 cth. Sehingga
dosis yang diberikan sesuai.

Pengobatan dapat ditambahkan suplemen vitamin A dosis tinggi (100.000 unit


dosis tunggal p.o.) sebagai profilaksis komplikasi pada mata.

Daftar Pustaka

Garna et al, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, Edisi
kedua. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung. Halaman 203-
204, 322-327.
Soedarmo, Sumarmo S. Poorwo et al, 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak :
Infeksi dan Penyakit Tropis, Edisi pertama. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Halaman 125 – 136.
Hassan, Rusepno et al, 2000, Buku Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 9.Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI, Jakarta. Halaman 624-637, 573-575.
Nelson W.E. 2000. Nelson Textbook of Pediatrics. 16th Ed. Pennsylvania : W.B
Saunders Company. P. 946-950
Nastiti N, Rahajoe. 2001. Tatalaksana Tuberkulosis Pada Anak. Jurnal Sari
Pediatri, 1(3) : 24-35
Rampengan, T,H., Laurentz,I,R. 1997, Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. EGC.
Jakarta. Halaman 90-100.

14

You might also like