You are on page 1of 2

Agresivitas pajak dan tax avoidance

Agresivitas pajak merupakan aktivitas yang spesifik, yang mencakup transaksi-transaksi,


dimana tujuan utamanya adalah untuk menurunkan kewajiban pajak perusahaan. Agresifitas pajak
dilihat dengan dua cara yaitu, pertama cara legal yang diperkenankan oleh hukum yang berlaku,
yang disebut legal tax avoidance, dan merupakan layanan yang sah yang diberikan oleh akuntan, dan
cara kedua adalah tax sheltering yaitu upaya untuk mendesain transaksi yang bertujuan mengurangi
kewajiban perpajakan. Meskipun terdapat perbedaan istilah untuk tax planning yang dilakukan
secara ilegal yaitu tax sheltering dan tax evasion, pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa keduanya
mempunyai arti yang sama, yaitu usaha perencanaan pajak yang dilakukan dengan cara yang
melanggar undang-undang. Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa agresivitas pajak merupakan
keinginan perusahan untuk meminimalkan beban pajak melalui aktivitas tax planning dengan tujuan
untuk memaksimalkan nilai perusahaan. (artikel)

Dapat disimpulkan bahwa agresivitas pajak merupakan bagian dari manajemen pajak dalam
hal perencanaan pajak. Dimana jika dikaitkan dengan penghindaran atau penggelapan pajak,
perencanaan agresivitas pajak lebih mengarah pada penghindaran pajak yang termasuk dalam
tindakan legal dalam upaya untuk mengurangi pajak yang harus dibayarkan perusahaan. Namun
terdapat pembeda antara penghindaran pajak dan agresivitas pajak yaitu dalam kegiatan agresivitas
pajak kegiatan perencanaan untuk mengurangi pajak terhutang dilakukan dengan lebih agresive.

Dalam Lanis dan Richardson, 2013 jenis umum transaksi agresivitas pajak yaitu penggunaan
berlebihan atas utang perusahaan untuk meminimalisir penghasilan kena pajak dengan mengklaim
berlebihan pengurangan pajak untuk beban bunga, penggunaan berlebihan atas kerugian pajak.
Transaksi mayoritas yang sering dilakukan dalam agresivitas pajak adalah secara efektif menambah
pengurangan pajak (melalui bunga, kerugian pajak, dan biaya R&D) yang dapat digunakan
perusahaan untuk mengimbangi penilaian pendapatan, sehingga mengurangi pajak penghasilan dan
jumlah pajak terhutang perusahaan (Jurnal)

Gender/Jenis kelaminn
Gender adalah pembagian peran kedudukan, dan tugas antara laki-laki dan perempuan
ditetapkan Gender adalah pembagian peran kedudukan, dan tugas antara laki-laki dan perempuan
ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas sesuai
norma-norma, adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan masyarakat contoh :

1 .Perempuan melakukan pekerjaan rumah tangga, sedang laki-laki dianggap tidak pantas

2. Tugas utama laki-laki mengelola kebun, tugas perempuan ‘hanya membantu’

Gender memiliki perbedaan-perbedaan bentuk antara satu masyarakat dengan masyarakat lain
karena norma-norma, adat istiadat, kepercayaan, dan kebiasaan masyarakat yang berbeda. Misalnya:
1. Menjadi tukang batu dianggap tidak pantas dilakukan oleh perempuan, tetapi di Bali
perempuan biasa menjadi tukang batu, tukang cat
Gender berubah dari waktu ke waktu karena adanya perkembangan yang mempengaruhi nilai-nilai
dan norma-norma masyarakat tersebut. Misal:
1. Di Jawa Barat, sudah ada perempuan yang menjadi kepala desa karena meningkatnya pendidikan.
2. Di Sumba, laki-laki membantu-bantu ‘tugas perempuan’ dirumah tangga
3. Di Indonesia, sekarang sudah banyak mulai perempuan yang menjadi dokter, insinyur, dan
pengusaha.
jenis Kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki dan perempuan yang
menentukan perbedaan peran mereka dalam menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan.
Perbedaan ini terjadi karena mereka memiliki alat-alat untuk meneruskan keturunan yang berbeda,
yang disebut alat reproduksi. Alat reproduksi laki-laki dan perempuan hanya dapat berfungsi kalau
dipadukan. Artinya alat reproduksi perempuan tidak bisa bekerja sendiri. Alat reproduksi laki-laki
juga tidak bisa bekerja sendiri.

Cara menghitung CG
1. Proses dari analisis menggunakan ASEAN CG scorecard yaitu dengan membaca laporan tahunan
perusahaan dan informasi pada website perusahaan untuk menjawab 209 pertanyaan yang diajukan
dalam scorecard tersebut. Skor 1 diberikan jika jawabannya YA dan skor 0 jika jawabannya TIDAK.
Selanjutnya skor yang diperoleh pada tiap bagian dihitung sesuai ketentuan dalam ASEAN Corporate
Governance Scorecard : Country reports and assessments 2013–2014 (Asian Development Bank,
2014).
2. Lihat Jurnal PENGARUHCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYDANGOOD CORPORATE
GOVERNANCETERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
3.

You might also like