Professional Documents
Culture Documents
Kista Ovarium
Bab I
PENDAHULUAN
Secara umum, tumor adalah benjolan atau pembengkakan yang abnormal didalam
tubuh. Tetapi secara khusus, tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma.
Neoplasma berasal dari kata neoplasia, neos = baru, plassein = membentuk. Sehingga
didefinisikan, neoplasma adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal
dalam bentuk dan strukturnya.
Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma ganas atau kanker terjadi
karena timbul dan berkembang biaknya sel secara tidak terkendali sehingga sel ini tumbuh
terus dan merusak bentuk dan formasi organ tempat tumbuhnya. Kanker, karsinoma, ataupun
sarkoma tumbuh menyusup (infiltratif) ke jaringan sekitarnya sambil merusak (destruktif)
inangnya. Sedangkan neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak
merusak, tetapi tumbuh membesar dan menekan jaringan sekitarnya (ekspansif). Diantara
bermacam-macam tumor, salah satunya adalah tumor ovarium. Tumor ovarium juga
diklasifikasikan menjadi tumor ganas dan tumor jinak. Pada pembahasan kasus ini, saya
hanya akan menguraikan mengenai tumor jinak saja.
Secara sederhana, neoplasma jinak dibagi 2 kelompok, yaitu: 1) tumor kistik; 2)
tumor solid. Tumor kistik dikelompokkan lagi menjadi kistoma ovarii simpleks, kistademona
ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, kista endometroid, dan kista dermoid.
Sedangkan tumor solid dikelompokkan menjadi fibroma, leiomioma, fibroadenoma,
papiloma, angioma, limfangioma, tumor brenner, dan tumor sisa adrenal.
Kista ovarium merupakan neoplasma jinak yang bertipe kistik. Sebenarnya masih
terdapat beberapa pertentangan mengenai pengklasifikasian tersebut. Hal ini terjadi akibat
klasifikasi yang berdasarkan histopatologi atau embriologi belum dapat dijelaskan secara
tuntas karena masih kurangnya pengetahuan mengenai asal usul tumor.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 1
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Bab II
PRESENTASI KASUS KISTA OVARIUM
KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI-GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SERANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
I. Identitas Pasien
- Nama : Ny. N
- Usia : 56 tahun
- Pendidikan : Sekolah Dasar ( Lulus )
- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
- Nama Suami : Tn. M
- Pekerjaan Suami : Wiraswasta
- Agama : Islam
- Alamat : Kp. Cibandos, RT005/002, Kel. Cokopsulanja, Kec. Waringin
kurung, Kab. Kodya, Serang, Prov. Banten
- No. CM : 30 64 93
- Tanggal Masuk : 23 April 2018 14:12
- Ruang Rawat : Ruang Wijaya Kusuma
II. Anamnesa
Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 24 April 2018 pukul 06.15 WIB.
o Keluhan Utama:
Nyeri pada ulu hati
o Keluhan Tambahan:
Sesak Nafas
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 2
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Pasien datang ke poli kebidanan RSUD Cilegon pada tanggal 21 Juli 2010 tepatnya
pukul 10.00 WIB dengan keluhan nyeri pada ulu hati yang dirasakan sejak ± 3 hari
sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Nyeri ulu hati dirasakan tiba-tiba, hilang-timbul,
dan terasa sakit seperti ditusuk-tusuk. Nyeri menetap, tidak menjalar ke belakang dan ke
samping.
Pasien juga mengeluhkan sesak nafas yang dirasakan sejak ± 3 hari SMRS. Sesak
nafas muncul tidak lama setelah keluhan nyeri ulu hati timbul. Sesak nafas dirasakan
pertama sekali secara tiba-tiba oleh pasien ketika akan tidur. Sesak nafas tidak berbunyi,
dan keluhan sesak dirasakan berkurang bila pasien tidur dengan memakai 2 bantal kepala
atau lebih.
Saat ini pasien sedang hamil anak pertama dengan usia kehamilan ± 16 minggu 5 hari.
Pasien teratur memeriksakan kehamilannya di bidan setiap bulan. Pada pemeriksaan
terakhir dibidan, pasien dianjurkan untuk memeriksa kehamilan di rumah sakit karena
besarnya kehamilan tidak sesuai dengan usia kehamilan. Pasien pernah melakukan USG
di RS Kurnia sebelum datang ke poli kebidanan RSUD Cilegon. Oleh dokter di RS
Kurnia (dr. Syafe`i Sp.OG), pasien di diagnosa kista ovarium dan disarankan untuk
menjalani operasi pengangkatan kista.
o Riwayat Haid:
- Menarche : 14 tahun
- Siklus Haid : ± 28 hari, teratur
- Lama Haid : ± 7 hari
- HPHT : 26 Maret 2010
- Taksiran persalinan : 3 Januari 2011
o Riwayat Perkawinan:
Pernikahan sekarang merupakan yang pertama. Usia saat menikah adalah 18 tahun.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 3
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
o Riwayat Kontrasepsi:
Pasien mengaku tidak mengikuti program KB
o Riwayat Imunisasi:
Pasien menyatakan tidak ingat riwayat imunisasi yang pernah didapatnya.
o Vital Signs:
- kesadaran : Compos mentis
- keadaan umum : Sakit sedang
- tekanan darah : 110/80 mmHg
- nadi : 120 kali/menit (regular, equal, dan isi cukup)
- respirasi : 32 kali/menit (tipe Abdominotorakalis)
- suhu : 36 0C
- TB/BB : 159 cm/ 47 kg
- IMT : 18,59 kg/m2 (gizi cukup)
1. Status Generalis:
- Kulit : Berwarna coklat, tidak terdapat kelainan warna kulit, tidak terlihat ikterik,
suhu afebris, dan turgor kulit baik.
- Kepala : Bentuk oval, simetris, ekspresi wajah terlihat sakit.
- Rambut : Ikal, hitam, tumbuh sepanjang bahu, lebat, tidak mudah dicabut.
- Alis : hitam, tumbuh tipis, tidak mudah dicabut.
- Mata : tidak exopthalmus, tidak enopthalmus, konjunctiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, lensa jernih, pupil bulat dan isokor, pergerakan bola mata
baik.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 4
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
- Hidung : terdapat nafas cuping hidung, tidak deviasi septum, tidak ada sekret, dan
tidak hiperemis.
- Telinga : tidak terlihat adanya sekret di liang telinga, dan tidak hiperemis.
- Mulut : bibir tidak sianosis, gigi geligi lengkap, gusi tidak hipertropi, lidah tidak
kotor, mukosa mulut basah, tidak terdapat hiperemis oral dan tonsil T1-T1
tidak hiperemis.
- Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tidak terdapat
pembesaran tiroid, trakea tidak deviasi, dan Jugular Venous Pressure
bernilai 5 ± 2 cmH2O.
- Thoraks : Normal, Simetris kiri dan kanan.
Paru-paru : Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri pada saat
statis dan dinamis, dan terdapat retraksi trakea.
Palpasi : Stem fremitus simetris kiri dan kanan
Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : vesikuler kanan dan kiri, tidak terdapat rhonki, dan tidak
terdapat wheezing
- Ekstrimitas : Akral hangat, cappilary refill kurang dari 2 detik, kekuatan otot
tidak terdapat udem di ke-empat ekstrimitas. 5 5
- Refleks fisiologis dan patologis : tidak dilakukan pemeriksaan. 5 5
o Status Obstetri:
Perut membuncit dari simfisis pubis sampai prosesus xiphoideus, detak jantung janin
(+) dibawah umbilikus dengan frekuensi 135-145 kali/menit, ballotement (+).
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 5
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
- Pemeriksaan Laboratorium:
Hematologi: - Hemoglobin : 10,4 g/dl ( N: 12-16 g/dl )
- Hematokrit : 32,9 % ( N: 37 – 43 %)
- Masa perdarahan : 1’ ( N: 1- 6’ )
V. Resume
o Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada ulu hati yang dirasakan sejak ± 3 hari
sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Nyeri ulu hati dirasakan tiba-tiba, hilang-timbul,
nyeri menetap dan terasa sakit seperti ditusuk-tusuk. Pasien juga mengeluhkan sesak nafas
secara tiba-tiba pada ± 3 hari SMRS. Sesak dirasakan berkurang bila pasien tidur dengan
memakai 2 bantal kepala atau lebih. Saat ini pasien sedang hamil anak pertama dengan
usia kehamilan ± 16 minggu 5 hari.
o Pemeriksaan Fisik
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 6
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Vital Signs:
- kesadaran : Compos mentis
- keadaan umum : Sakit sedang
- tekanan darah : 110/80 mmHg
- nadi : 120 kali/menit (regular, equal, dan isi cukup)
- respirasi : 32 kali/menit (tipe Abdominotorakalis)
- suhu : 36 0C
- TB/BB : 159 cm/ 47 kg
- IMT : 18,59 kg/m2
Status Generalis:
- Hidung : Nafas cuping hidung (+)
- Thorak : Retraksi Trakea (+)
- Abdomen : Membuncit simetris, nyeri tekan epigastrium (+), konsistensi teraba kenyal.
Status Obstetri:
Perut membuncit dari simfisis pubis sampai prosesus xiphoideus, detak jantung janin
(+) dibawah umbilikus dengan frekuensi 135-145 kali/menit, ballotement (+).
o Pemeriksaan Laboratorium
- USG abdomen : terlihat gambaran kista ovarium pada ruang peritoneal.
- Pemeriksaan Laboratorium:
Hematologi: - Hemoglobin : 10,4 g/dl ( N: 12-16 g/dl )
- Hematokrit : 32,9 % ( N: 37 – 43 %)
VI. Diagnosis
G1P0A0 hamil ± 16 minggu dengan kista ovarium.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 7
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
VIII. Prognosis
Ibu: - Quo ad vitam : dubia bonam
- Quo ad functionam : dubia bonam
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 8
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
IX. Follow Up
Rawat hari Ke-1 (21 Juli 2010)
Pagi Siang Malam
Keluhan
- Pusing, nyeri epigastrium, sesak nafas
Keadaan Umum
- Sakit Sedang Sakit Sedang
Kesadaran
- Compos Mentis Compos Mentis
Tekanan Darah
- 110/80 mmHg 110/80 mmHg
Nadi
- 120 x/m 120 x/m
Suhu
- 35,7 oC 36 oC
Pernafasan
- 28 x/m 32 x/m
Kesadaran
Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis
Tekanan Darah
90/70 mmHg 100/60 mmHg 110/70 mmHg
Nadi
84 x/m 72 x/m 76 x/m
Suhu
36 0C 36 oC 36,3 oC
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 9
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Pernafasan
24 x/m 20 x/m 24 x/m
Pmrx. Fisik
Perut membuncit, supel Perut membuncit, supel Perut datar, supel
G1P0A0 H ± 16 minggu
Diagnosis G1P0A0 H ± 16 minggu G1P0A0 H ± 16 minggu post-op laparotomi +
dengan kista ovarium dengan kista ovarium salpingotomi a/i kista
ovarium H+0
Observasi TTV, IVFD
D5% asnet, rencana
Penatalaksanaan
operasi, DC(+), SIO Persiapan operasi Terapi post operasi
(+), Puasa (+), Cukur
pubis (+).
Tanggal 22 Juli 2010 pukul 11.30 WIB dilaksanakan operasi terhadap pasien yang
bersifat elektif. Jenis Operasi : Laparotomi+salpingotomi.
Laporan Operasi :
1. Penderita dibaringkan terlentang diatas meja operasi dan dilakukan general anestesi
2. Dalam keadaan narkose dilakukan disinfeksi perut dan sekitarnya. Kemudian ditutup
oleh doek steril
3. Dilakukan incisi pada linea mediana pada abdomen sepanjang ± 10-15 cm dari bawah
pusat.
4. Dilakukan incisi secara tajam sampai ke peritoneum parietale, peritoneum dibuka,
tampak massa kistik.
5. Dilakukan eksplorasi laparotomi: uterus, tuba falopi, dan ovarium sinistra dalam batas
normal. Pada ovarium dextra tampak massa tumor kistik, permukaan licin dengan
ukuran 40 x 50 x 60 cm, dan diperkecil ukurannya dengan aspirasi cairan musin ± 10
ltr. Cairan musinosum sebagai massa tumor padat. Diagnosa: Kistoma ovarii suspect
keganasan.
6. Kavum abdomen dibersihkan dari sisa-sisa darah, cairan musin, dan bekuan darah.
7. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis sampai kulit. Kulit dijahit secara simpul
dengan sutera.
8. Luka operasi ditutup dengan kasa betadine
9. Operasi Selesai
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 10
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Instruksi post-op : - Observasi TTV setiap 15 menit selama 2 jam, jika sistol < 90 mmHg
segera dilaporkan.
- Puasa sampai peristaltik (+)
- Infuse RL : D5% = 2 : 1 dengan kecepatan 30 tpm
- Cek Hb post op. jika Hb < 10 gr % maka dilakukan transfusi
- Hitung balance cairan
- Terapi post op: - Ceftriaxone Inj 2x1 gr drip dalam 100cc normosalin
- Alinamin inj 3x1 amp (IV)
- Vitamin C Inj. 2x1 amp (IV)
- Vitamin B comp. 2x2 cc (IM)
- Tramadol Inj. 3x1 amp (IV)
- Terapi simptomatik: - Inj. Ketorolac 3x30 mg (IV) bila sakit
- Inj. Ondansetron 4 mg (IV) bila mual-muntah
Kesadaran
Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis
Tekanan Darah
100/60 mmHg 100/60 mmHg 110/70 mmHg
Nadi
84 x/m 92 x/m 88 x/m
Suhu
36 0C 36,5 oC 36,2 oC
Pernafasan
22 x/m 20 x/m 20 x/m
Pmrx. Fisik
Perut datar, supel Perut datar, supel Perut datar, supel
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 11
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Laboratorium
Hb = 8,8 g/dl Hb = 8,8 g/dl
Leu = 10.260/µl Leu = 10.260/µl
Hb post op (-)
Ht = 28,8 % Ht = 28,8 %
Trombo = 349.000/µl Trombo = 349.000/µl
Kesadaran
Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis
Tekanan Darah
100/70 mmHg 90/60 mmHg 100/70 mmHg
Nadi
72 x/m 72 x/m 72 x/m
Suhu
36,1 0C 36 oC 36 oC
Pernafasan
24 x/m 24 x/m 20 x/m
Pmrx. Fisik
Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 12
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Keadaan Umum
Sakit Sedang Sakit Sedang Sakit Sedang
Kesadaran
Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis
Tekanan Darah
100/70 mmHg 100/60 mmHg 100/60 mmHg
Nadi
68 x/m 68 x/m 72 x/m
Suhu
36,1 0C 36,5 oC 37 oC
Pernafasan
24 x/m 24 x/m 24 x/m
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 13
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Pmrx. Fisik
Dalam batas normal Dalam batas normal
Laboratorium
Hb = 10,4 g/dl, Leu = 7.020/µl, Hb = 10,4 g/dl, Leu = 7.020/µl,
Ht = 32,8 %, Trombo = 315.000/µl Ht = 32,8 %, Trombo = 315.000/µl
Diagnosis
G1P0A0 H ± 17 minggu post-op laparotomi + salpingotomi a/i kista ovarium
H+4
Terapi rawat jalan:
- Amox 3x1 tab
- As. Mef 3x1 tab
Penatalaksanaan
Terapi oral lanjut Saran-saran:
- obat diminum secara teratur
- 3 hari lepas rawat kontrol ke poli
obgyn dengan membawa hasil PA.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 14
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Bab III
Pembahasan Kasus
I. Identifikasi
Pasien Ny. E, 21 tahun, datang ke poli Obgyn RSUD Cilegon pada tanggal 21 Juli
2010 pukul 10.00 WIB atas rujukan seorang bidan karena besarnya perut pasien tidak sesuai
dengan usia kehamilan. Berdasarkan pemeriksaan fisik, penderita dapat didiagnosis awal
dengan G1P0A0 dengan hamil aterm. Tetapi berdasarkan anamnesa, terdapat ketidaksesuaian
antara besarnya perut pasien dengan usia kehamilan.
Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak ± 3 hari. Pasien juga mengeluhkan
sesak nafas yang dirasakan hampir bersamaan dengan munculnya keluhan nyeri ulu hati.
Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik, dilakukan pemeriksaan penunjang
terhadap pasien. Dilakukan USG abdomen terhadap pasien, dan terlihat adanya kista
ovarium. Pasien didiagnosa dengan kista ovarium.
Setelah ditegakkan diagnosa, pasien dipersiapkan untuk dirawat diruang edelweis dan
direncanakan untuk operasi pengangkatan kista pada pasien.
II. Permasalahan
1. Apakah penegakan diagnosis pada kasus ini sudah tepat?
2. Apakah penatalaksanaan terhadap penderita ini sudah adekuat?
III.Analisa Kasus
1. Apakah penegakan diagnosis pada kasus ini sudah tepat?
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang maka
diagnosis awal pasien ini adalah kista ovarium. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan :
Anamnesis:
- keluhan nyeri pada ulu hati yang tiba-tiba, hilang-timbul, nyeri menetap dan terasa
sakit seperti ditusuk-tusuk.
- keluhan sesak nafas secara tiba-tiba dan berkurang bila tidur dengan memakai 2
bantal kepala atau lebih.
- pasien sedang hamil G1P0A0 H ± 16+5 minggu yang besarnya perut pasien tidak
sesuai dengan usia kehamilannya.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 15
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Pemeriksaan Fisik:
- respirasi dengan tipe Abdominotorakalis, Nafas cuping hidung (+), Retraksi Trakea
(+), Abdomen membuncit simetris, nyeri tekan epigastrium (+), konsistensi
abdomen teraba kenyal.
Pemeriksaan Laboratorium:
- USG abdomen : terlihat gambaran kista ovarium pada ruang peritoneal.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 16
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Bab IV
Tinjauan Pustaka
I. Definisi
Kista adalah kantung yang berisi cairan. Kista Ovarium (atau kista indung telur)
berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (Ovarium). Kista
indung telur dapat terbentuk kapan saja, pada masa pubertas sampai menopause atau juga
selama masa kehamilan.
II. Etiologi
Sampai sekarang ini penyebab dari Kista Ovarium belum sepenuhnya dimengerti,
tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan
dalam mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus. Beberapa dari literatur menyebutkan
bahwa penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur (folikel) untuk
berovulasi. Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan
kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium.
Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon
hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan
penimbunan folikel yang berbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel
tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, karena itu terbentuk
kista di dalam ovarium.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 17
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
latum. Sebagian besar ovarium berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum.
Bagian ovarian kecil berada dalam ligamentum latum (hilus ovarii). Disitu masuk
pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan
lapisan belakang ligamentum latum dan ovarium dinamakan mesovarium.
Histologi
Bagian ovarium yang berada di dalam cavum peritonei dilapisi oleh epitel kubik-
silindrik, disebut epithelium germinativun. Dibawah epitel ini terdapat tunika albuginea
dan di bawahnya lagi baru ditemukan lapisan tempat folikel – folikel primordial. Pada
wanita diperkirakan terdapat banyak folikel. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang dua
folikel, berkembang menjadi folikel de graaf. Folikel-folikel ini merupakan bagian
ovarium yang terpenting, dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam letak yang beraneka
ragam, dan pula dalam tingkat – tingkat perkembangan dari satu sel telur yang dikelilingi
oleh satu lapisan sel-sel saja sampai folikel de graaf yang matang. Folikel yang matang ini
terisi dengan likuour folikuli yang mengandung estrogen, dan siap untuk berovulasi.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 18
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel
tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara
tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium dan
menyebabkan kemandulan pada wanita.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 19
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 20
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 21
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 22
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 23
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel lapis kubik.
Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi disertai gejala-gejala yang
mendadak. Diduga kista ini merupakan suatu jenis kistadenoma serosum, yang
kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi
terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang
dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada
keganasan.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 24
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut
perlu diteliti dengan seksama karena biasanya akan ditemukan tanda-tanda keganasan.
Keganasan ini kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 25
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista yang dilapisi oleh epitel torak
tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat diantaranya sel-sel yang membundir karena
terisi lendir (goblet cells).
Gambaran Klinik
Bentuk kista ini umumnya unilokular, bila multilokular perlu dicurigai adanya
keganasan. Kista ini dapat membesar, tetapi tidak akan sebesar kista musinosum. Warna
kista ini putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler
kedalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista
berupa cairan berwarna kuning, dan terkadang coklat karena campuran dengan darah.
Tidak jarang kistanya sendiri berukuran kecil, tetapi permukaannya penuh dengan
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 26
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 27
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
ini adalah nyeri mendadak yang dirasakan diperut bagian bawah karena torsi tangkai
kista dermoid. Dinding kista dapat ruptur sehingga isi kista keluar di rongga peritoneum.
Penatalaksanaannya dengan pengangkatan kista dermoid bersama seluruh ovarium.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 28
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 29
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
XII. Tumor Jinak Ovarium Tipe Kistik Pada Kehamilan dan Persalinan
Tumor pada ovarium memiliki arti obstetrik yang penting. Ovarium merupakan
tempat yang sering ditumbuhi tumor. Berikut pengaruh tumor jinak ovarium terhadap
kehamilan dan persalinan:
Tumor yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga menyebabkan
abortus, partus prematurus.
Tumor yang bertangkai, karena pembesaaran dan pengecilan uterus pada saat
persalinan; dapat terjadi torsi dan menimbulkan rasa nyeri, nekrosis, dan infeksi yang
disebut akut abdomen.
Dapat menyebabkan kelainan letak janin.
Dapat pecah karena trauma luar atau trauma persalinan.
Tumor yang besar dan berlokasi dibawah dapat menghalangi persalinan.
Penanganan pada kehamilan:
o Tumor ovarium yang lebih besar dari telur angsa harus diangkat.
o Waktu yang tepat untuk operasi adalah antara kehamilan 16-20 minggu.
o Operasi yang dilakukan pada kehamilan dibawah 20 minggu harus diberikan
substitusi progesteron selama beberapa hari sebelum dan sesudah operasi.
o Operasi darurat bila terjadi torsi dan abdomen akut.
o Bila tumor agak besar dan posisinya menghalangi jalan lahir, maka
penanganan yang dilakukan adalah
a. coba reposisi, kalau perlu dalam narkosa.
b. bila tidak berhasil, persalinan dilakukan secara sectio sesarea dan tumor
sekaligus diangkat.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 30
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
Bab V
Kesimpulan
Kista Ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau setengah cair
yang tumbuh dalam indung telur (ovarium). Beberapa teori menyebutkan penyebabnya
adalah karena adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan
balik ovarium-hipotalamus. Manifestasi klinik kista ovarium antara lain sering tanpa gejala,
nyeri saat menstruasi, nyeri di perut bagian bawah. Pemeriksaan penunjang pada kista
ovarium antara lain dengan USG dan Laparoskopi. Pengobatannya apabila tumor tidak
memberikan gejala, dan ukuran tumor < 5 cm kemungkinan kista tesebut adalah kista folikel
dan kista korpus luteum yang akan hilang secara spontan. Tindakan operasi pada tumor
ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi
pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada
komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan
tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah
histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 31
Analisa Kasus Kepaniteraan Klinik Obstetri -Ginekologi
Kista Ovarium
DAFTAR PUSTAKA
1. De Jong, W., Tumor Ovarium dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.
2003:729-730.
2. Kumar, Robins. Ovarium dalam Buku Ajar Patologi II Edisi 4. Jakarta: EGC.2002 :
390-393.
3. Prawirohardjo,Sarwono. Ilmu Kandungan. Edisi kedua. Jakarta. Penerbit Bina
Pustaka.2005: 346-361.
4. Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Media Aesculapuis.
Jakarta : 388-389.
5. Rustam Mochtar, Prof., Dr., MPH, Sinopsis Obstetri, Jilid I, Edisi 2, EGC,
Jakarta,1998, hal 135-136.
Bagian Obstetri-Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi – RSUD Serang Halaman 32