You are on page 1of 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka atau vulnus adalah kerusakan anatomi, diskontinuitas suatu jaringan

oleh karena trauma dari luar.UMM.Pada tahun 2010 lebih dari 16 juta rumah sakit

melakukan tindakan prosedur oprasi di berbagai rumah sakit yang ada di Amerika

Serikat.Menurut beberapa studi di berbagai tempat pelayanan kesehatan di

Amerika Serikat terjadi sekitar 31% terjadinya Surgical Site Infection(SSI)

menurut CDC Healthcare-associated-infection(HAI).Menurut survey CDC HAI

tahun 2011, prevalensi terjadinya Surgical Site Infection sekitar 157,500 dimana

pasien mengalaminya karena melakukan praktek bedah. (CDC, 2018)

Infeksi luka operasi (ILO) adalah infeksi yang timbul disebabkan oleh

mikroorganisme patogen yang mengkontaminasi daerah luka operasi pada saat

berlangsungnya operasi atau sesudah operasi. (Kurnia, A;Tripriadi,ES;Andriani F,

2015)

Pada Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyatakan bahwan

terdapat prevalensi kasus ILO sekitar 4,3% di ruang rawat bedah anak , menurut

laporan data tahun 2011 oleh Pengendalian dan Pencegahan Infeksi Ruah

Sakit(PPIRS).Menurut departemen Imu Bedah RSCM sejak 1 Januari-28 Februari

2007 juga melaporkan bahwa sekitar 10% dari total pasien pasca bedah abdomen

dewasa menderita ILO. (Kurnia, A;Tripriadi,ES;Andriani F, 2015).Ini

menunjukkan betapa seringnya dilakukan prosedur bedah atau terjadinya luka

insisi pada berbagai tempat pelayanan kesehatan.

1
2

Luka oprasi adalah salah satu contoh luka terbuka (vulnus apertum)akibat

yang disebabkan benda tajam atau dengan insisi dengan yang memiliki beberapa

sifat, yaitu tepi-tepi luka licin, tidak terdapat jembatan-jembatan jaringan, tidak

ada jaringan nekrosis di antaranya.(UMM)

Luka insisi jika ditangani dengan buruk dapat menyebabkan berbagai

macam bakteri dan mikroba yang ada disekitar jaringan atau di dalam jaringan

contohnya adalah luka oprasi bedah usus besar yang bakterinya masuk ke sekitar

jaringan yang dilakukan pembedahan sehingga dapat menimbulkan berbagai

macam infeksi akibat pencegahan infeksi pasca operasi yang buruk. (Vandapitte,

J; Venhaegen, J; Engbaek, K; Rohner, P; Piot, P; Heock, CG, 2010)

Dewasa ini fenomena yang terjadi pada masyarakat dalam penanganan

luka robek, luka bakar, luka infeksi adalah dengan penggunaan Tulle akibat

pelarangan penggunaan Povidone iodine. Namun Povidone iodine hanya

mengandung anti mikroba(Morison, 2007), tidak seperti Tulle yang mengandung

anti mikroba serta mampu menyebabkan re-epitalisasi dan penyembuhan luka.

Obat-obatan tradisional merupakan obat-obat yang sangat digemari

penduduk bangsa indonesia dan sangat mudah untuk didapatkan.Herbal

merupakan salah satu alternatif dalam melaksanakan terapi sebuah penyembuhan

luka selain menggunakan obat kimia.Fitofarmaka dapat digunakan sebagai

alternatif farmakologi dalam penyembuhan luka. Jahe(Zingiber offcicinale)

memiliki senyawa yang bernama 6-shogoal yang berperan sebagai penyembuh

luka. (Bahkt, A, 2014)Tanaman-tanaman yang sering dijadikan sebagai obat

tradisional sangat digemari oleh bangsa Indonesia sendiri karena penggunaan dan

ketersediaannya sangat luas.


3

Menurut penelitian pengaruh liphopolicity terhadap penyembuhan luka 6-

shogaol>10-gingerol>8-gingerol>6-gingerol dimana ada kandungan shogaol dan

gingerol sebagai senyawa penyembuh luka dan yang tertinggi presentase

penyembuhan lukanya adalah 6-shogaol (Bahkt, A, 2014)

Jahe sendiri memiliki sifat antiinflamasi yang kuat karena mengandung

flavonoid, oleoresin, dan minyak atsiri. (Bahkt, A, 2014)

Jahe merupakan bahan yang sangat relevan digunakan oleh penduduk

Indonesia karena sangat mudah dicari dan Indonesia sendiri merupakan salah satu

penghasil Jahe terbanyak. Jahe diproduksi salah satunya di Karanganyar, Jawa

Tengah.( Okezone, 2014 )

Jahe merah (Zingiber officinale) dapat menyembuhkan luka.Oleh karena

jahe merupakan bahan yang sangat sering digunakan di Indonesia, maka sangat

relevan penggunaan jahe dewasa ini.. Pada Jahe sendiri terdapat dua senyawa

penting untuk berbagai kepentingan medis, yaitu senyawa volatile dan non-

volatile.Senyawa volatile seperti terpenoid yang terkandung dalam jahe ,

sementara senyawa non volatile merupakan senyawa seperti shogaol, gingerol,

paradol, zingerone dan beberapa turunan seperti flavonoid dan polifenol.

(Puspitasari, R, 2014)

.
4

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh pemberian antara extract Zingiber officinale dan Tulle

terhadap efektifitas penyembuhan luka sayat ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan kecepatan penyembuhan luka robek terhadap

pemberian gel extrak Jahe (Zingiber officinale) dan Tulle.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui efektifitas pemberian gel extrak jahe terhadap penyembuhan

luka robek .

1.4 ManfaatPenelitian

1.4.1 Akademik

Bermanfaat di bidang pendidikan sebagai informasi baru di bidang

bedah .

1.4.2Masyarakat

Memberikan informasi tentang manfaat Jahe terhadap penyembuhan

luka robek pada masyarakat Indonesia.


5

You might also like