Professional Documents
Culture Documents
UNSUR PROSES
52
1) Standar Pengkajian Keperawatan
2) Standar Diagnosis Keperawatan
3) Standar Perencanaan Keperawatan
4) Standar Pelaksanaan/Intervensi Keperawatan
5) Standar Evaluasi
6) Standar Catatan Asuhan Keperawatan (Depkes RI, 1999).
Dengan adanya standar keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan ke pasien diharapkan perawat mempunyai patokan atau
pedoman dalam memberikan layanan kesehatan, sehingga tidak terjadi
tumpang tindih antara profesi yang satu dengan yang lain, dan tidak
sampai terjadi malpraktek (Munjida, 2011). Melalui standar praktek
dapat diketahui apakah intervensi dan tindakan keperawatan yang telah
diberikan sesuai dengan yang direncanakan dan apakah klien dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Standar Asuhan Keperawatan tidak
harus baku, melainkan sewaktu-waktu dapat ditinjau kembali dan
disesuaikan dengan perkembangan IPTEK Kesehatan khusunya
Keperawatan, serta sistem nilai masyarakat yang berlaku. Sistematika
penyusunan Standar Asuhan Keperawatan sebagai berikut :
1. Standar I : Pengkajian Keperawatan
Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan
dikumpulkan secara terus menerus, tentang keadaannya untuk
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Data kesehatan harus
bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan. Komponen
pengkajian keperawatan meliputi :
1) Pengumpulan data
Kriteria :
a. Menggunakan format yang ada
b. Sistematis
c. Diisi sesuai item yang tersedia
d. Actual (Baru)
e. Absah (Valid)
53
2) Pengelompokan data
Kriteria :
a. Data Biologis
b. Data Psikologis
c. Data Sosial
d. Data Spiritual
3) Perumusan masalah
Kriteria :
a. Kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan
pola fungsi kehidupan.
b. Perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah
dikumpulkan.
54
1) Proritas masalah
Kriteria :
a. Masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan
prioritas pertama
b. Masalah-masalah yang mengancam kesehatan seseorang
adalah prioritas kedua
c. Masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku
merupakan prioritas ketiga.
2) Tujuan asuhan keperawatan
Kriteria :
a. Spesifik
b. Bisa diukur
c. Bisa dicapai
d. Realistik
e. Ada batas waktu
3) Rencana tindakan
Kriteria :
a. Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
b. Melibatkan pasien/keluarga
c. Mempertimbangkan latar belakang budaya
pasien/keluarga
d. Menentukan alternatif tindakan yang tepat
e. Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang
berlaku, lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang ada
f. Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien
g. Kalimat perintah ringkas, tegas dengan bahasanya mudah
dimengerti.
4. Standar IV : Pelaksanaan / Intervensi / Implementasi
Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan
yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi
55
secara maksimal yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan,
pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan mengikut
sertakan pasien dan keluarganya.
Kriteria :
a. Dilaksanakan sesuai dengan perencanaan keperawatan
b. Menyangkut keadaan bio-psiko-sosial-spiritual pasien
c. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan
dilakukan kepada pasien/keluarga
d. Sesuai dengan waktu yang telah dilakukan
e. Menggunakan sumber daya yang ada
f. Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptik
g. Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privasi dan
mengutamakan keselamatan pasien.
h. Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan
i. Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan
j. Melakukan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur
Intervensi keperawatan berorientasi pada 14 komponen
keperawatan dasar yang meliputi :
1) Memenuhi kebutuhan Oksigenasi
2) Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan
elektrolit
3) Memenuhi kebutuhan eliminasi
4) Memenuhi kebutuhan keamanan
5) Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik
6) Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
7) Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani
8) Memenuhi kebutuhan spiritual
9) Memenuhi kebutuhan emosional
10) Memenuhi kebutuhan komunikasi
11) Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis
56
12) Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses
penyembuhan
13) Memenuhi kebutuhan penyembuhan
14) Memenuhi kebutuhan rehabilitasi
5. Standar V : Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek
dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi keperawatan
dilakukan secara periodik, sistematis dan terencana untuk menilai
perkembangan pasien. Evaluasi dilakukan dengan memeriksa
kembali hasil pengkajian awal dan intervensi awal untuk
mengidentifikasi masalah dan rencana keperawatan yang telah
diberikan untuk memecahkan masalah pasien.
Kriteria :
a. Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
b. Evaluasi hasil menggunakan indikator yang ada pada rumusan
tujuan
c. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan
d. Evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan
e. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
6. Standar VI : Catatan Asuhan Keperawatan
Catatan asuhan keperawatan merupakan data tertulis tentang
kesehatan pasien selama dalam pemberian asuhan keperawatan.
Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual.
Kriteria :
a. Dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawat jalan
b. Dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan
laporan
c. Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan
d. Penulisanya harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah
yang baku
e. Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan
57
f. Setiap pencatatan harus mencantumkan inisial/paraf/nama
perawat yang melaksanakan tindakan dan waktunya.
g. Menggunakan formulir yang baku
h. Disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku (Depkes RI,
1999).
58
A. PENGKAJIAN
IBU BAYI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Analisa
Berdasarkan tabel di atas, kelengkapan pengkajian pada rekam medik pasien didapatkan presentase 87,8% pasien ibu dan 88,1 % pasien bayi yang menunjukan
bahwa tenaga keperawatan di Ruang Anggrek dalam melakukan pengkajian sesuai dengan format pengkajian yang ada termasuk dalam kategori baik. Hal ini tergambar
dalam tindakan mencatat data yang dikaji sesuai pedoman, pengkajian yang dilakukan telah disertai nama dan tanda tangan perawat.
59
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
IBU BAYI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Diagnosa keperawatan 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4
berdasarkan masalah
yang telah dirumuskan
2 Diagnosa keperawatan 4 4 2 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4
mencerminkan PE/PES
3 Merumuskan diagnosa 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
keperawatan
berdasarkan masalah
yang ditemukan
Sub Total 12 12 9 12 11 11 12 11 9 12 12 12 11 12 12 10 11
Total 99 92
Presentase 91.6% 95,8%
Analisa
Berdasaran tabel diagnosa diatas didapatkan presentase 91,6% pasien ibu dan 95,8 % pasien bayi yang menunjukan bahwa tenaga keperawatan di Ruang
Anggrek melakukan penegakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang ada di Ruang Anggrek. Hal tersebut ditunjukkan dalam merumuskan
diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang ditemukan.
60
C. INTERVENSI
61
Analisa
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa intervensi yang dibuat sesuai dengan rencana yang dilakukan dengan presentase 92,9% pasien ibu dan 93%
pasien bayi, Hal ini menunjukan bahwa tenaga keperawatan di Ruang Anggrek melakukan penegakan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien yang ada di
Ruang Anggrek. Yaitu rencana asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah, Rencana tindakan
mencakup tindakan mandiri perawat dan kolaborasi dengan bidang lain.
62
D. IMPLEMENTASI
IBU BAYI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Tindakan observasi 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
keperawatan yang
dilakukan
didokumentasikan
2 Tindakan terapi 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
keperawatan yang
dilakukan
didokumentasikan
3 Tindakan keperawatan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
pendidikan kesehatan
yang dilakukan
didokumentasikan
4 Tindakan kolaborasi 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
yang dilakukan
didokumentasikan
5 Tindakan yang 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
dilakukan dengan
melibatkan
klien/keluarga
didokumentasikan
6 Respon klien terhadap 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4
tindakan keperawatan
didokumentasikan
Sub Total 20 23 21 22 23 22 24 24 24 23 22 23 23 23 24 23 24
Total 203 185
Presentase 93,9 96,3%
Sumber data Primer 2018
Analisa
Berdasarkan tabel implementasi diatas menunjukan bahwa implementasi yang di lakukan sesuai dengan rencanana yang dilakukan dengan presentase
93,9% pasien ibu dan 96,3% pasien bayi, yang menunjukan bahwa tenaga keperawatan di ruang Anggrek melakukan implementasi yang sesuai dengan planning
yang sudah di rencanakan, yaitu tindakan terapi keperawatan yang dilakukan didokumentasikan, tindakan keperawatan pendidikan kesehatan yang didokumentasikan,
tindakan kolaborasi yang didokumentasikan.
63
E. EVALUASI
Sub Total 6 8 6 8 8 8 8 6 8 8 8 8 6 8 7 8 8
Total 66 61
Presentase 91,7 % 95,3%
Sumber data Primer 2018
Analisa
Berdasarkan tabel evaluasi diatas menunjukan bahwa evaluasi yang di lakukan sesuai dengan tindakan yang dilakukan dengan presentase 91,7% pasien ibu
dan 95,3% pasien bayi yang menunjukan bahwa tenaga keperawatan di Ruang Anggrek melakukan evaluasi yang sesuai dengan plaining yang sudah di rencanakan
yaitu Diagnosa keperawatan di evaluasi setiap hari sesuai dengan SOAP.
64
F. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN
65
Keterangan :P
Karakteristik nilai
Nilai 4 : Data sangat lengkap, sesuai dengan kondisi pasien, diagnose sesuai
dengan prioritas, perencanaan sesuai dengan diagnosa,
implementasi di dokumentasikan dengan benar, dan evaluasi
dilakukan setiap hari, pendokumentasian dilakukan sesuai dengan
format baku.
Nilai 3 : Data lengkap sesuai dengan kondisi pasien, diagnosa sesuai dengan
prioritas, perencanaan sesuai dengan diagnosa, implementasi
dilakukan 3 dari 4 yang terencana didokumentasikan dengan benar,
evaluasi dilakukan setiap hari, pendokumentasian hanya dilakukan
2 komponen.
Nilai 2 : Data cukup lengkap dengan kondisi pasien, diagnosa sesuai
dengan prioritas, perencanaan sesuai dengan diagnosa,
implementasi dilakukan 3 dari 4 yang terencana di dokumentasikan
dengan benar, evaluasi dilakukan setiap hari, pendokumentasian
hanya dilakukan 2 komponen.
Nilai 1 : Data tidak lengkap, diagnosa tidak sesuai dengan prioritas dan
keadaan pasien, Perencanaan tidak sesuai dengan diagnose
keperawatan, implementasi tidak di dokumentasikan dan evaluasi
tidak dilakukan setiap hari, pendokumentasian tidak ditulis sesuai
dengan format baku.
66
Tabel 2.14 Hasil Evaluasi Pendokumentasian Keperawatan dengan Instrumen A
di Ruang Anggrek RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
67
Analisa Data :
Penerapan Asuhan Keperawatan ruang Anggrek sudah baik hal ini
dapat dilihat dari hasil kajian data seperti tabel diatas bahwa hasil rata-rata
untuk penerapan asuhan keperawatan sebanyak 92,8% dan 93,9% hal ini
ditunjang dengan adanya perawat yang dasar pendidikan minimal adalah
lulusan DIII Kebidanan (1 tenaga bidan lulusan D1 Kebidanan) sehingga
untuk proses penerimaan informasi akan lebih mudah dan membantu
kelancaran pendokumentasian asuhan keperawatan.
Sisanya sebesar 7,2% dan 6,1% diantaranya masih ada beberapa
pendokumentasian perawat yang tidak diisi, misal ada pengkajian bio-psiko-
sosial-spiritual, masih ada perawat yang mengisi secara rutinitas tidak dikaji
secara mendalam, atau tergantung dari pengkajian jika memang tidak sesuai
dengan keadaan klien perawat tidak mengisi pengkajian tersebut, seperti
pada pengkajian spiritual jarang sekali diisi, hal ini karena format
pengkajiannya yang bersifat umum jika dilihat dari pasien.
2. Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
orang lain (Gillies,1994). Menurut Swanburg (2000) mendefinisikan
manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan
sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses manajemen
pelayanan keperawatan terdiri dari:
a. Kajian teori
1) Organisasi
Pengorganisasian adalah pengelompokan/pengaturan kegiatan
yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi, melalui
supervisi, komunikasi dan koordinasi dengan unit kerja lain secara
vertikal/atasan dan horizontal/bawahan ( Depkes RI, 2001).
Pengorganisasian pelayanan di bangsal perawatan mengacu pada
metode asuhan keperawatan yang digunakan. Berikut ini akan
68
dijelaskan beberapa metode yang digunakan dan bentuk struktur
pengorganisasian kerja yang digunakan supaya efektif dan efisien.
a) Metode team adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan
oleh sekelompok perawat kepada sekelompok klien yang
dipimpin oleh perawat terregistrasi dan berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian tugas dalam
kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/Ketua Tim.
Keuntungan:
1) Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
2) Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
3) Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan
melalui rapat tim.
4) Cara ini efektif untuk belajar
Kelemahan:
1) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat
tim ditiadakan atau terburu-buru, sehingga dapat
mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota tim
terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat.
2) Perawat yang belum trampil dan belum berpengalaman
cenderung tergantung atau berlindung kepada anggota tim
yang mampu atau ketua tim
b) Metode primer
Metode primer merupakan metode yang berdasarkan pada
tindakan yang komprehensif. Perawat bertanggung jawab
terhadap semua aspek asuhan keperawatan dari hasil pengkajian
kondisi pasien untuk mengkoordinir asuhan keperawatan.
Metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung
jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien
mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
69
Keuntungan metode primer :
1) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
2) Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung
jawab dan tanggung gugat meningkat
3) Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan
4) Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien
5) Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang bersifat
perbantuan
Kelemahan :
1) Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat
pelaksana harus perawat profesional
2) Biaya yang diperlukan mahal
c) Metode management kasus ( Nursing Case Management )
Pada metode ini ada seorang perawat menjalankan sekumpulan
aktivitas, mengarahkan, memantau dan mengevaluasi semua
sumber yang digunakan oleh pasien secara total selama sakit.
Empat hal penting dalam management kasus:
1) Pencapaian berdasarkan waktu yang ditentukan tim yang
terlibat.
2) Yang bertindak sebagai case manager adalah orang yang
memberi pelayanan langsung.
3) Seorang perawat/dokter yang terlibat bisa melampaui unit.
4) Perlu partisipasi aktif pasien dan keluarga untuk menyusun
evaluasi pelaksanaan kegiatan.
d) Metode modifikasi tim primer
Pada metode ini menggunakan secara kombinasi dari kedua
sistem. Penetapan sistem metode primer modifikasi ini
berdasarkan pada beberapa alasan :
a. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena
sebagai perawat primer harus mempunyai latar belakang
Pendidikan S1 keperawatan atau yang setara.
70
b. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena
tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi
pada berbagai tim.
c. Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan
komunitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan
keperawatan terdapat pada PN.
Hal- hal yang penting diperhatikan dalam menentukan
model yang akan dipakai, yaitu:
1) Ketersediaan jenjang pendidikan ketenagaan.
2) Kasus yang dihadapi
3) Ketersediaan fasilitas dan sarana
4) Ketersediaan dana (Nuryandari 2003).
Uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari PN dan AN
Berdasarkan struktur organisasi dan uraian jabatan keperawatan
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten April 2004 adalah sebagai
berikut :
1. Tugas PJ ruang keperawatan yang mendukung pelaksanaan
sistem pemberian asuhan keperawatan dengan metode primer
modifikasi:
a. Membagi staf keperawatan kedalam tim MPM sesuai
dengan kemampuan dan beban kerja.
b. Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PN.
c. Membagi pasien kepada tim MPM sesuai dengan
kemampuan dan beban kerja.
d. Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas PN dan
AN.
e. Melakukan supervisi dan memberi motivasi seluruh staf
keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal.
f. Melakukan upaya mutu asuhan keperawatan dengan
melakukan evaluasi angket setiap pasien yang akan
pulang
71
g. Mendelegasikan tugas kepada PPJR pada jaga
siang/malam/ hari libur.
h. Berperan sebagai konsultan dari PN.
2. Tugas Primery Nurse
a. Bertugas pada pagi hari
b. Bersama AN menerima operan tugas jaga dari AN yang
tugas jaga malam
c. Bersama AN melakukan konfirmasi atau supervisi tentang
kondisi pasien segera setelah selesai operan tugas jaga
setiap pasien
d. Bersama AN melakukan doa bersama sebagai awal dan
akhir tugas, dilakukan setelah selesai operan tugas jaga
malam
e. Melakukan pre conference dengan semua AN pada awal
setiap dinas pagi
f. Membagi tugas/pasien kepada AN sesuai kemampuan dan
beban kerja
g. Melakukan pengkajian, menetapkan masalah/diagnose dan
perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam medis
keperawatan
h. Memonitor dan membimbing tugas AN
i. Membantu tugas AN untuk kelancaran pelaksanaan
asuhan pasien
j. Mengoreksi, merevisi dan melengkapi catatan askep yang
dilakukan oleh AN yang ada di bawah tanggung jawabnya
k. Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai
tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan keperawatan
dan ada bukti dalam rekam keperawatan
72
l. Melakukan post conference pada setiap akhir dinas dan
menerima laporan akhir tugas jaga dari AN untuk
persiapan operan tugas jaga berikutnya
m. Mendampingi AN dalam tugas operan jaga kepada AN
yang tugas jaga berikutnya
n. Memperkenalkan AN yang ada dalam satu kelompok yang
akan merawat selama pasien dirawat kepada
pasien/keluarga baru
o. Menyelenggarakan diskusi kasus/conference dengan
dokter/tim kesehatan lain setiap minggu sekali
p. Menyelenggarakan diskusi kasus/conference dalam
pertemuan rutin dalam keperawatan di ruangan minimal
sebulan sekali
q. Menyelenggarakan diskusi kasus/conference sesuai
prosedur
r. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas
s. Menggantikan tugas PJ ruang pada pagi hari jika PJ tidak
ada
t. Mendelegasikan tugas AN pada S/M//HL
u. Memberikan bimbingan mahasiswa praktek yang ada
dalam groupnya dalam rangka orientasi dan pelaksanaan
praktek keperawatan
v. Menginformasikan peraturan dan tata tertib yang berlaku
pada pasien/keluarga
w. Melakukan visite perkembangan pasien serta persiapan
pasien pulang
x. Menerima konsultasi atau keluhan pasien dan berusaha
mengatasinya
y. Membuat laporan tugas pada Karu setiap akhir tugas
z. Mengikuti pertemuan ilmiah di RS
73
3. Tanggung jawab Primary Nurse
a. Kebenaran data-data klien dalam proses keperawatan.
b. Kebenaran kajian data keperawatan.
c. Kebenaran diagnosis.
d. Kebenaran rencana tindakan keperawatan.
e. Kebenaran layanan asuhan keperawatan.
f. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan tindakan
keperawatan.
g. Kebenaran evaluasi.
h. Kebenaran kesimpulan.
i. Kebenaran dan ketepatan pendidikan kesehatan pada
pasien.
j. Pemenuhan kebutuhan kesehatan pasien dengan
kolaborasi tim.
k. Kebenaran dan kelengkapan isi dokumen asuhan
keperawatan.
l. Kebenaran bimbingan dan arahan kepada anggota primer
keperawatan dan siswa/mahasiswa.
m. Kebenaran dan kelengkapan laporan dan dokumen asuhan
keperawatan.
4. Wewenang Primary Nurse
a. Mengatur dan membimbing AN, mahasiswa dalam proses
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Meminta bahan dan perangkat kerja yang dibutuhkan
untuk melaksanakan asuhan dan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
c. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan.
d. Melakukan konsultasi dan koordinasi tugas dengan
penanggung jawab ruang.
e. Melakukan asuhan dan pelayanan kesehatan yang
komprehensif dan prima.
74
f. Mendelegasikan tugas kepada AN.
5. Tugas Assosiate Nurse
a. Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang
dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga
b. Mengikuti pre confrence yang dilakukan PN setiap awal
tugas pagi
c. Melakukan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawab dan ada bukti direkam
keperawatan
d. Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di
rekam keperawatan
e. Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga
kepada PN
f. Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan
kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada
bukti di rekam keperawatan
g. Menerima keluhan pasien atau keluarga dan berusaha
untuk mengatasinya
h. Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua
pasien yang menjadi tanggung jawabnya
i. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan setiap akhir
tugas pada semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan
j. Mengikuti post confrence yang diadakan oleh PN pada
setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi/perkembangan
semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya kepada
PN
k. Bila PN tidak ada, wajib mengenalkan AN yang ada
dalam satu grup yang akan memberikan asuhan
keperawatan pada jaga berikutnya kepada pasien/keluarga
baru
75
l. Melakukan tugas PN pada S/M/HL
m. Berkoordinasi dengan PPJR/DR/Ilmu kesehatan yang lain
bila ada kesulitan dalam pelayanan
n. Mengikuti diskusi kasus/confrence dengan dokter atau
grup kesehatan yang lain
o. Mengikuti diskusi kasus/confrence dalam pertemuan rutin
keperawatan diruangan
p. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN
6. Tanggung Jawab AN
a. Kebenaran asuhan keperawatan meliputi kajian diagnosis,
rencana, dan tindakan keperawatan.
b. Kebenaran dan ketetapan pelayanan asuhan meliputi
tindakan dan evaluasi keperawatan.
c. Kelengkapan bahan dan peralatan kesehatan.
d. Kebersihan pasien dan alat-alat kesehatan.
e. Kebenaran isian dalam rekam keperawatan.
f. Kebenaran informasi, bimbingan, dan penyuluhan
kesehatan kepada pasien/keluarga.
g. Ketepatan penggunaan sumber daya secara efisien dan
efektif.
7. Wewenang AN
a. Memeriksa kelengkapan peralatan ruang rawat.
b. Meminta bahan dan perangkat kerja sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan tugas.
c. Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa, dan
perencanaan keperawatan bagi pasien baru pada saat PN
tidak bertugas (S/M/HL).
d. Melakukan asuhan keperawatan pasien.
e. Melaporkan asuhan keperawatan pasien ke PJ tugas jaga
dan PN.
76
b. Kajian Data
Tabel 2.15
Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang (PJ Ruang) Keperawatan
Ruang Anggrek RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tanggal 03-04 april 2018 (n=1)
77
Analisa
Dari data diatas didapatkan hasil bahwa tugas PJ ruang dalam
rentang baik sebanyak (87,5%) mayoritas semua tugas kepala ruang sudah
dilaksanakan dengan baik sesuai tanggung jawab dan wewenangnya,
meliputi : membagi staf ke dalam grup MPM sesuai dengan kemampuan
dan beban kerja, memberikan pengarahan dan bisa menjadi konselor bagi
PN dan AN, kepala ruang melakukan pertemuan pagi (Meeting Morning)
dengan staf ruangan tetapi tidak termasuk staf jaga siang dan malam, hal
ini bisa disimpulkan masuk dalam kategori baik. hal ini sudah sesuai
dengan teori tugas PJ ruang keperawatan yang mendukung pelaksanaan
dengan system pemberian asuhan keperawatan dengan metode MPM.
Tabel 2.16
Pelaksanaan Tugas Primary Ners (PN) Keperawatan Ruang Anggrek
RUSP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal
03-04 april 2018 (n=2)
78
yang dilakukan oleh PA yang ada dibawah
tanggung jawabnya.
10 Apakah PP melakukan evaluasi hasil 4
keperawatan setiap pasien sesuai tujuan yang ada
dalam perencanaan asuhan keperawatan dan ada
bukti dalam RM.
11 Apakah PP melakukan post confrence pada 4
setiap akhir dinas.
12 Apakah mendampingi PA dalam operan tugas 4
jaga.
13 Apakah PP memperkenalkan PA yang akan 4
merawat selama pasien dirawat, kepada pasien/
keluarga baru.
14 Apakah PP menyelenggarakan diskusi kasus atau 4
pre confrence dengan dokter/ tim kesehatan lain
setiap seminggu sekali.
15 Apakah PP menyelenggarakan diskusi kasus 4
dalam pertemuan rutin keperawatan diruangan
minimal sebulan sekali.
16 Apakah PP menggantikan tugas kepala ruang bila 4
kepala ruang tidak ada.
17 Apakah PP mendelegasikan tugas PA pada dinas 4
siang/malam/libur.
18 Apakah PP memberikan bimbingan praktik 4
keperawatan kepada mahasiswa yang ada dalam
groupnya.
19 Apakah PP menginformasikan peraturan dan tata 4
tertib yang berlaku pada pasien/keluarga.
20 Apakah PP supervisi perkembangan pasien serta 4
persiapan pasien pulang.
21 Apakah PP menerima konsultasi atau keluhan 4
pasien dan berusaha mengatasinya.
79
Tabel 2.17
Pelaksanaan Perawat Asociate (AN) Di Ruang Anggrek
RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tanggal 03-04 april 2018 (n=8)
80
18 Apakah PA melaksanakan tugas lain yang 8
diberikan oleh atasan.
Total 74 x 3 = 49 x 2 18 10x0 =
222 = 98 0
Persentase 338/432x 100 = 78,2%
Sumber : Data Primer Ruang Anggrek RSST Klaten 2018
Analisa
Berdasarkan tabel diatas pelaksanaan tugas AN cukup baik dengan
persentase (78,2%), AN selalu melakukan operan tugas setiap awal dan
akhir jaga. AN melakukan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan dan di
dokumentasikan dalam rekam medis, tapi AN jarang memonitor respon
pasien, membimbing dan melakukan pendidikan kepada pasien.
Tabel 2.18
Hubungan Personal Antar Staf Tenaga Kesehatan dengan Pasien
Di Ruang Anggrek RUSP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tanggal 03-04 april 2018 (n=3)
81
ia dirawat dan ditulis pada papan nama
pasien.
10 Apakah PP memberikan atau 6
mempersiapkan yang akan pulang.
Total 90 36 12
Persentase 78,3%
Sumber : Data Primer Ruang Anggrek RSST Klaten 2018
Analisa
Hubungan professional antar staf tenaga kesehatan dengan
pasien/keluarga cukup baik (78,3%), yaitu PP memberikan penjelasan
setiap rencana tindakan atau program pengobatan sesuai wewenang dan
tanggung jawabnya, tetapi PP atau PA belum maksimal dalam
menerangkan penyakit pasien atau memberi edukasi yang jelas dan kepala
ruang jarang melakukan supervisi ke ruang pasien yang ada diruangan
setiap awal tugas. PN/AN terkadang bersedia untuk menerima konsultasi
atau keluhan pasien atau keluarga dan berupaya untuk mengatasinya,
tetapi tidak cepat dalam menanggapi respon pasien.
Tabel 2.19
Hubungan Profesional Antar Staf Tenaga Kesehatan dengan Dokter/Tim
Kesehatan Lain Di Ruang Anggrek RUSP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tanggal 03-04 april 2018 (n=8)
82
mengetahui setiap pasien PP nya.
8 Apakah PP mempasilitasi pelaksanaan konsultasi 8
pasien atau keluarga dengan dokter atau tim
kesehatan lain.
Total 120 32 8
Persentase 160/192x100= 83,3%
Sumber : Data Primer Ruang Anggrek RSST Klaten 2018
Analisa
Hubungan profesional antara perawat dengan dokter atau tim
kesehatan yang lain dengan kategori baik (83,3%) PP/PA selalu
melakukan visite bersama dengan dokter/tim kesehatan lain yang merawat.
Komunikasi pemberi pelayanan medis dan keperawatan serta monitoring
pasien tergambar didalam status catatan perkembangan masing-masing
pasien, dan belum optimalnya komunikasi efektif antara perawat dengan
tim medis lainya.
Tabel 2.20
Hubungan Personal Antar Tenaga Kesehatan dengan Peserta Didik
Di Ruang Anggrek RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tanggal 03-04 april 2018 (n=2)
3 2 1 0
1 Peserta didik datang ke ruangan tempat praktek 2 2
klinik keperawatan, diterima PJ ruang
keperawatan atau PJ pembimbing klinik
keperawatan.
2 PJ pembimbing klinik memberikan waktu pada 2 2
mahasiswa untuk mengenalkan diri dan
memperkenalkan perawat jaga pada saat pre
conference.
3 PJ ruang keperawatan atau PJ pembimbing 2 2
klinik keperawatan keperawatan
mempersiapkan tempat untuk melakukan
orientasi mahasiswa.
4 PJ ruang keperawatan atau PJ pembimbing 4
klinik keperawatan melakukan pendataan
absensi mahasiswa serta mengatur jadwal dinas
mahasiswa.
5 PJ ruang keperawatan atau PJ pembimbing 4
klinik keperawatan menjelaskan mengenai hak
dan kewajiban mahasiswa dan tata tertib
mahasiswa.
6 PJ ruang keperawatan atau PJ pembimbing 2 2
klinik keperawatan memperkenalkan sistem
83
regulasi, panduan, struktur organisasi,
kebijakan hak dan kewajiban,
pendokumentasian, proses asuhan keperawatan,
diskusi kasus, bimbingan dan evaluasi
mahasiswa
7 PJ pembimbing klinik membagi pasien kepada 4
mahasiswa untuk mengelola pasien sesuai
target kompetensi yang ingin dicapai.
8 PJ pembimbing klinik keperawatan 2 2
menjelaskan mengenai penugasan meliput
laporan pendahuluan dan pelaporan Asuhan
keperawatan.
9 PJ keperawatan/PJ pembimbing klinik 4
keperawatan mahasiswa mendiskusikan
mengenai rencana selama praktek di ruang
meliputi:
Rencana pre confrence, LP, Rencana Askep dan
diskusi kasus pada pasien kelolaan.
Rencana bedside teaching, ronde keperawatan.
Rencana pengumpulan laporan Askep dan
Evaluasi atau ujian.
10 PJ ruang keperawatan/PJ ruang pembimbing 2 2
klinik keperawatan menjelaskan mengenai
evaluasi, meliputi
Post conference untuk mendiskusikan mengenai
perkembangan pasien kelolaan, pencapain
target kompetensi, kendala dan masalah yang
dihadapi, masukan PJ ruang keperawatan atau
PJ pembimbing klinik keperawatan untuk
mahasiswa
Lembar evaluasi dari institusi
Mengumpulkan Askep pasien kelolaan minimal
3 hari dikelola, laporan dikumpulkan pada akhir
minggu
Mengisi lembar kuesioner kepuasan mahasiswa
11 Mengajak mahasiswa untuk keliling ruangan 2 2
Total 54 52
Persentase 25/33 x 100 = 77,9%
Sumber : Data Primer Ruang Anggrek RSST 2018
Analisa
Hubungan tim kesehatan dengan peserta didik didapatkan nilai
rata-rata (77,9%) artinya cukup baik. Kepala ruang menerima dan
mengarahkan peserta didik. Pembimbing klinik membagi pasien kelolaan
peserta didik. Pembimbing klinik memfasilitasi kelengkapan dan bahan
yang akan digunakan peserta didik dalam memberikan asuhan kepda
pasien. Selain itu perlu di tingkatkanya sikap kebersamaan dengan peserta
didik dalam menjalankan asuhan keperawatan.
84
Tabel 2.21
Evaluasi Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan) Tim Kesehatan
Di Ruang Anggrek RUSP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tanggal 03-04 april 2018 (n=8)
3 2 1 0
1 Apakah perawat serah terima jaga 16
didahului dengan doa bersama.
2 Apakah perawat komunikasi antara 8 6 2
pemberi tanggung jawab dan penerima
tanggung jawab dilakukan didepan pintu
dengan suara pelan dan tidak ribut.
3 Apakah perawat dalam operan 8 8
menyebutkan identitas pasien, diagnosa
medik, diagnosa keperawatan yang
dilakukan beserta waktu pelaksanaanya.
4 Apakah perawat menginformasikan jenis 10 6
dan waktu rencana tindakan keperawatan
yang belum dilakukan.
5 Apakah perawat dalam operan 6 8 2
menyebutkan perkembangan pasien yang
ada selama shift.
6 Apakah perawat menginformasikan 7 7 2
pendidikan kesehatan yang telah dilakukan
(bila ada).
7 Apakah perawat mengevaluasikan hasil 9 7
tindakan keperawatan.
8 Apakah perawat menyebutkan terapi dan 8 8
tindakan medis beserta waktunya
dilakukan selama shift.
9 Apakah perawat menyebutkan tindakan 16
medis yang belum dilakukan selama shift.
10 Apakah perawat menginformasikan kepada 8 8
pasien atau keluarga nama perawat perawat
pada shift berikutnya di akhir tugas.
11 Apakah perawat memberi salam kepada 8 8
pasien menanyakan keluhan-keluhan
pasien (dalam rangka klarifikasi)
Total 288 132 14
Persentase 82,1%
Sumber : Data Primer Ruang Anggrek RSST 2018
Analisa
Kegiatan serah terima jaga laporan sudah baik yaitu (82,1%)
dengan selalu menginformasikan perkembangan pasien selama shift,
menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan yang belum optimal
yaitu informasi tentang perkenalan nama tim kesehatan, menerangkan
85
diagnosis penyakit, kurang menginformasikan obat atau terapi apa yang
diberikan kepada pasien/keluarga yang shift berikutnya.
Tabel 2.22
Evaluasi Pelaksanaan Meeting Morning
Di Ruang Anggrek RUSP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tanggal 03-04 april 2018 (n=10)
No Aspek yang dinilai Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang pernah
3 2 1 0
86
2 Tahap Pelaksanaan 4
PN membukan pre comference dengan
doa.
3 PN menjelaskan tujuan dilaksanakanya 4
pre conference.
87
keperawatan yang muncul.
5 AN melaporkan evaluasi dari intervensi 4
keperawatan yang telah diberikan.
6 AN menambahkan / klarifikasi pelaporan 4
mahasiswa.
7 Mendiskusikan diagnosa keperawatan yang 4
ditemukan.
8 Mendiskusikan rencana intervensi 4
keperawatan yang akan diberikan.
9 PN memberikan reinforcement pada 4
mahasiswa.
10 PN menyimpulkan hasil post confrence. 4
Total 0
Persentase 0%
Sumber : Data primer Ruang Anggrek RSST Klaten 2018
Analisa Data
Tabel 2.25
Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Di Ruang Anggrek RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten Tanggal 03-04 April 2018 (n=8)
88
6. Menjelaskan peran perawat 8 8
7. Memberitahukan kegiatan yang akan 16
dilakukan
8. Menjelaskan tujuan kegiatan 16
9. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk 8 8
kegiatan
10. Menyatakan kerahasiaan 8 8
C. FASE KERJA
1. Memberi kesempatan pada klien/keluarga 16
klien bertanya
2. Menanyakan keluhan klien /keluarga klien 16
yang mungkin berkaitan dengan kelancaran
pelaksanaan kegiatan
3. Memulai kegiatan dengan cara yang baik 8 8
4. Melaksanakan kegiatan cara dengan baik 16
D. FASE TERMINASI
1. Menyimpulkan hasil kegiatan: evaluasi 8 8
proses dan evaluasi hasil
2. Memberikan reinforcement positif 16
3. Merencanakan tindak lanjut dengan 16
klien/keluarga klien
E. DIMENSI RESPON (RESPON
NONVERBAL)
1. Berhadapan 16
2. Mempertahankan kontak mata 16
3. Tersenyum pada saat yang tepat 8 8
4. Mempertahankan sikap terbuka 8 8
Jumlah 552 192 72
presentase 70,8%
Analisa Data
Dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik persentase rata-rata yang
didapatkan sebesar 70,8% termasuk dalam kategori cukup baik, dari 8
perawat yang telah diobservasi saat pengkajian sesuai format pengkajian
dalam bentuk pelaksanaan, melakukan identifikasi pasien, menanyakan
keluhan utama dan memulai kegiataan dengan cara yang baik. Beberapa
hal yang perlu ditingkatkan mengenai komunikasi terapeutik seperti
berjabat tangan dengan klien, melakukan validasi, menjelaskan tujuan
tindakan yang dilakukan, menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk
kegiatan, mengucapkan trimakasih membuat kesepakatan dengan klien
atau keluarga untuk pertemuan kegiataan yang akan dilaksanakan.
89
Pelaksanaan Discharge Planning
1. Kajian Teori
Fase Pelaksanaan Discharge Planning
a. Pre Interaksi
1) Mengumpulkan data tentang klien
2) Membuat rencana pertemuan dengan klien
b. Orientasi
1) Memberi salam dan tersenyum kepada klien
2) Memperkenalkan nama diri
3) Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
4) Menanyakan perasaan klien
5) Menjelaskan peran perawat
6) Menjelaskan tugas perawat
7) Menjelaskan kegiataan yang akan dilakukan
8) Menjelaskan tujuan kegiataan
9) Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk orientasi
10) Menjelaskan kerahasiaan
c. Kerja
1) Menanyakan keluhan utama klien
2) Memberikan kesempatan bertanya
3) Memulai dengan ajakan untuk berkonsentrasi
4) Melakukan kegiataan
d. Materi
1) Menjelaskan informasi mengenai penyakit
2) Menjelaskan informasi mengenai penyebab penyakit
3) Menjelaskan informasi mengenai tanda dan gejala penyakit
4) Menjelaskan informasi mengenai cara perawatan dirumah
5) Menjelaskan informasi mengenai cara pemberian obat
6) Menjelaskan informasi cara pencegahan penyakit dan infeksi
7) Menjelaskan informasi mengenai program pengobatan lainnya
90
8) Menjelaskan informasi mengenai nutrisi yang sesuai dengan program
diet
9) Menjelaskan informasi mengenai aktifitas dan istirahat
10) Menjelaskan informasi mengenai kontrol waktu, tempat, cara kontrol,
dan persiapan control.
e. Terminasi
1) Menyimpulkan hasil kegiataan
2) Memberikan pujian positif
3) Merencanakan tindak lanjut kepada klien
4) Melakukan kontrak selanjutnya
5) Mengakhiri pertemuan dengan cara yang baik dan tersenyum
Kajian Data
Tabel 2.26
Angket Pelaksanaan Discharge Planning Di Ruang Anggrek
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 03-04 april 2018 (n=8)
91
gejala penyakit
4 Menjelaskan informasi mengenai cara 8 0
perawatan dirumah
5 Menjelaskan informasi mengenai cara 8 0
pemberian obat
6 Menjelaskan informasi cara pencegahan 7 1
penyakit dan infeksi
7 Menjelaskan informasi mengenai program 6 2
pengobatan lainnya
8 Menjelaskan informasi mengenai nutrisi 7 1
yang sesuai dengan program diet
9 Menjelaskan informasi mengenai aktifitas 7 1
dan istirahat
10 Menjelaskan informasi mengenai kontrol 8
waktu, tempat, cara kontrol, dan persiapan
control.
E Terminasi
1 Menyimpulkan hasil kegiataan 7 1
2 Memberikan pujian positif 5 3
3 Merencanakan tindak lanjut kepada klien 7 1
4 Melakukan kontrak selanjutnya 7 1
5 Mengakhiri pertemuan dengan cara yang 5 3
baik dan tersenyum
Total 211 85% 41 15%
Presentase 85%
Sumber : Data Primer di ruang Anggrek RSST Klaten 2018
Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan
discharge planning termasuk dalam kategori baik dengan persentase
(85%). Dimana perawat telah menjelaskan tentang informasi penyakit dan
lain-lain. Pada Ruang Anggrek sudah terdapat SPO untuk pelaksanaan
Discharge Planning. Tetapi perawat masih kurang optimal dalam
pelaksanaan edukasi pendidikan kesehatan discharge planning.
Pelaksanaan 9 Patient Safety
1. Kajian teori
a. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (Norum) :
1) Perawat memberi obat sesuai dengan prinsip 6 benar
2) Perawat melakukan pendokumentasian setelah memberi obat
3) Obat disusun per klien pada tempatnya masing-masing
4) Adanya pencatatan obat masuk dan keluar
5) Memastikan resep obat yang diterima dan obat yang diberikan sama
6) Ada SOP pemberian obat (IM,IV, SC, dan Oral,)
92
b. Pastikan Identifikasi Klien
1) Perawat menuliskan identitas klien dengan lengkap dan jelas dalam
setiap pendokumentasian asuhan keperawatan
2) Perawat menuliskan nomer CM setiap klien dengan lengkap dan jelas
3) Memanggil nama klien pada saat mau memberikan asuhan keperawatan
status
4) Klien terpisah antara 1 klien dengan klien yang lain
5) Semua dokumen mengenai klien diisi dengan lengkap dan jelas
c. Komunikasi Secara Benar Saat Serah Terima/Operan Klien
93
6) Perawat mengatur tetesan infus atau hasil perhitungan sesuai dengan
order
7) Perawat mengisi catatan perkembangan keadaan klien saat ini dengan
jelas
8) Perawat menuliskan catatan pemberian infuse secara terperinci (tanggal,
jam, dan macam cairan).
f. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan
1) Ada dokumentasi tentang obat-obatan yang sudah diberikan dan waktu
pemberiannya
2) Ada dokumentasi serah terima klien
3) Perawat mengisi catatan perkembangan keadaan klien saat ini dengan
jelas
g. Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai
1) Perawat mengecek program pemberian obat dalam catatan keperawatan
2) Satu spuit digunakan satu kali pakai untuk satu obat
3) Perawat memastikan bahwa spuit dibuang di tempat sampah medis
4) Perawat membuang spuit dalam keadaan tertutup
h. Ada Pedoman Mengenai Cuci Tangan yang Benar
1) Perawat mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
2) Perawat mencuci tangan sesudah melakukan tindakan
3) Perawat mencuci tangan menggunakan antiseptic
4) Perawat mencuci tangan dengan teknik yang benar yaitu enam langkah
dan five moment
5) Tingkatkan kebersihan tangan untuk mencegah inos
Tabel 2.27
Pelaksanaan Pasien Safety Di Ruang Anggrek
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 03-04 april 2018 (n=8)
94
nomor kamar pasien atau lokasi.
2. Pasien diidentifikasi sebelum 16
pemberian obat, darah, atau produk
darah.
3. Pasien diidentifikasi sebelum 16
mengambil darah dan spesimen lain
untuk uji klinis.
4. Pasien diidentifikasi sebelum 16
pemberian perawatan dan prosedure.
5. Kebijakan dan prosedure 16
mengupayakan tercapainya konsistensi
dalam segala situasi dan lokasi.
Total 240
No Aspek Yang dinilai Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang Pernah
A Sasaran II : Meningkatkan Komunikasi
Yang Efektif
1. Pesan lengkap, lisan dan via telepon, 16
atau hasil tes dicatat si penerima.
2. Perintah dan hasil tes dikonfirmasikan 16
oleh individu si pemberi perintah atau
hasil tes.
3. Pasien diidentifikasi sebelum 16
pemberian perawatan dan prosedur
4. Kebijakan dan prosedur disusun agar 16
verifikasi tepat tidaknya komunikasi
lisan dan via telepon dijalankan secara
konsisten.
Total 96 64
No Aspek Yang dinilai Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang Pernah
A Sasaran III : Meningkatkan Keamanan
Obat-obatan Yang Harus Diwaspadai.
1. Kebijakan dan/atau prosedure disusun 16
untuk mengatasi masalah identifikasi,
lokasi, pemberian label, dan
penyimpanan obat yang patut
diswaspadai.
2. Kebijakan dan/atau prosedure unit 16
diterapkan.
3. Elektrolit konsentrat tidak boleh ada 16
diunit perawatan pasien kecuali jika
secara khusus.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di 16
unit perawatan pasien diberi label jelas
dan disimpan sedemikian rupa hingga
tidak mudah diakses.
Total 96 64
No Aspek Yang dinilai Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang Pernah
A Sasaran V : Mengurangi Risiko Infeksi
Akibat Perawatan Kesehatan.
1. Rumah sakit telah mengadopsi atau 16
mengadaptasi panduan kebersihan
95
tangan.
2. Rumah sakit mengimplementasikan 16
program kebersihan tangan yang
efektif..
3 Kebijakan dan/atau prosedure yang 16
dikembangkan yang mendukung secara
terus-menerus pengurangan infeksi
terkait dengan perawatan kesehatan.
Total 96 32
No Aspek Yang dinilai Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang Pernah
A Sasaran VI : Pengurangan
Risiko Pasien Jatuh
1. Rumah sakit menerapkan proses 16
dilakukannya penilaian awal pasien
akan risikonya terjatuhnya dan
dilakukannya.
2. Rumah sakit menerapkan proses 16
dilakukannya penilaian awal pasien
akan risikonya terjatuhnya dan
dilakukannya.
Penilaian ulang pada pasien bila, antara
lain, terlihat adanya perubahan kondisi
atau obat-obatan.
3. Dilakukan upaya-upaya untuk 16
mengurangi risiko jatuh bagi mereka
yang dinilai beresiko.
Analisa
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan data bahwa (87,8%) atau sebagian
besar perawat di Ruang Anggrek sudah melakukan pasien safety
diantaranya memperhatikan nama obat sampai pada pedoman cuci tangan
yang benar termasuk dalam kategori yang baik. Namun ada point perawat
yang jarang membawa buku terapi obat setiap tindakan pemberian obat ke
pasien dan didalam buku terapi obat tidak ada penjelasan tentang jalur
injeksi atau obat oral.
96
Kajian data
Tabel 2.28
Pelaksanaan Penggunaan APD Di Ruang Anggrek RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten Tanggal 03-04 april 2018 (n=8)
97
Pengelolaan Sampah
Kajian Teori
a) Pengertian
Penanganan limbah medis padat mulai pemisahan dan pewadahan sampai
pengadaan ke TPS Besar Incinerator. Limbah medis padat adalah limbah padat
yang terdiri dari infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah
farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah container
bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam yang tinggi
b) Tujuan
Untuk menjamin limbah medis padat tidak tercecer sehingga tidak
menimbulkan kontaminasi dengan infeksi nosocomial di rumah sakit.
c) Kebijakan
(1)Kepmenkes No :1204/menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan
lingkungan RS.
(2)Perawat diruangan harus memasukan semua limbah medis padat yaitu :
jarum suntik bekas, ampul, obat-obat, infus, perban, dan lain-lain
kedalam kantong plastik kuning atau tempat untuk peruntukkan.
(3)Instalasi sanitasi dan kesehatan lingkungan mengambil limbah medis
padat setiap jam 10.00-11.00 kemudian melakukan proses Desinfeksi dan
memusnahkan di incinerator.
d) Prosedur
1) Perawat di ruangan harus memasukan limbah medis padat ke dalam
container dan dilapisi dengan plastik kuning untuk peruntukkannya :
2) BD Hub cutter : Tempat jarum suntik
3) Container limbah medis benda tajam dilapisi plastik kuning : Syringe,
ampul, obyek glass, pisau, jarum infus. Container limbah medis benda
non tajam dilapisi plastik kuning: jaringan tubuh, darah, perban, plester,
selang infuse, masker, kasa, handscoon, pampers, abocat.
4) Container botol infus : botol infus, botol kaca, dan fial obat.
5) Kantong plastik setelah terisi 2/3 bagian limbah medis padat, diikat dan
diberi label asal ruangan oleh petugas-petugas.
98
6) Petugas instalasi sanitasi mengambil dan mengangkut limbah medis
padat ke TPS incinerator setiap jam 10.00-11.00 WIB.
7) Limbah medis padat yang sudah terkumpul di TPS dibakar dan
dimusnahkan oleh petugas instalasi sanitasi.
8) Sisa pembakaran di masukkan kekarung/sak untuk di buang ke TP oleh
Dinas Kebersihan Pemda Klaten (KSO Dengan DKP)
9) Container limbah medis padat diruangan penghasil limbah medis padat
dibersihkan, dicuci oleh petugas cleaning service,
10) Proses penanganan limbah botol infus, botol kaca, dan fial obat
dilakukan dengan bahan desinfektan oleh instalasi sanitasi.
Kajian Data
Tabel 2.29
Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Di Ruang Anggrek RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten tanggal 03-04 april 2018 ( n=2)
99
ruangan ke TPS
9 Sampah basah dalam ember tertutup 4
Total 84 16
Presentase 100/106x100=94,3%
Sumber : Data primer di Ruang Anggrek RSST Klaten 20018
Analisa data
Berdasarkan hasil observasi didapatkan hasil yaitu (94,3%) artinya
dalam pengelolaan sampah sudah terlaksana dengan sangat baik, di Ruang
Anggrek setiap container terbagi menjadi 6 bagian yaitu, container dengan
pelastik kuning untuk sampah infeksius, container plastik hitam untuk
sampah non-infeksius, ember biru tempat sampah pasien, container khusus
plabot infus, container khusus flacon, dan safety box khusus jarum spuit
dan ampul. Dari hasil ini menunjukan bahwa pembuangan sampah yang
dilakukan baik oleh tenaga kesehatan ataupun pasien sudah baik, sudah
sesuai pada tempatnya.
Kajian Data
Tabel 2.30
Pelaksanaan Pemberian Therapi Obat Di Ruang Anggrek
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 03-04 april 2018 (n=8)
100
12 Lakukan disenfeksi pada lokasi tusukan 16
13 Atur posisi pasien yang nyaman 9 7
14 Memberitahu dan menjelaskan tujuan setiap 9 7
pengobatan, ijinkan pasien untuk bertanya
setiap obat
15 Bantu meminumkan atau memberikan obat 6 10
16 Berikan obat dengan benar 16
17 Bereskan alat dan cuci tangan 16
18 Dokumentasikan 16
19 Kembali dalam waktu 30 menit untuk obat 16
oral, 3-5 menit obat injeksi untuk
mengevaluasi
Total 156 184 30 0
Presentase 730= 80 %
Sumber : Data Primer di Ruang Anggek RSST Klaten 2018
Analisa
Berdasarkan hasil diatas dengan presentase (80%) dapat disimpulkan
bahwa proses dalam pemberian obat dapat terlaksana dengan baik, tetapi
perawat jarang membawa buku terapi obat. Penulisan atau prosedur dalam
buku terapi obat belum ada jalur pemberian obat (IM, IV, SC, IC atau
Oral).
Tabel 2.31
Pelaksanaan Mencuci Tangan Dengan Benar (Five Moment) Di Ruang
Anggrek RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tanggal 03-04 april 2018 (n=8)
No Aspek Yang dinilai Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang Pernah
A HAND RUBBING
1. Sebelum Kontak Pasien Langsung. 6 10
2. Sebelum Tindakan Asepsis. 8 8
3. Setelah Kontak Cairan Tubuh. 16
4. Setelah Kontak Pasien. 8 8
5. Setelah Kontak Lingkungan Sekitar 8 8
Pasien.
6. Sebelum/Setelah Pakai Sarung 16
Tangan.
B HAND WASHING
1. Sebelum Kontak Pasien Pulang. 7 1
2. Sebelum Tindakan Asepsis. 8
3. Setelah Kontak Cairan Tubuh. 8
4. Setelah Kontak Pasien. 8
5. Setelah Kontak Lingkungan Sekitar 8
Pasien.
6. Sebelum/Setelah Pakai Sarung 8
Tangan.
Total 318 132 4
Presentase 454/528x100 =85,9%
Sumber : Data Primer Ruang Anggrek RSST Klaten 2018
101
Analisa data
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan dalam mencuci
tangan sudah baik yaitu (85,9%) dimana perawat mampu melaksanakan
langkah-langkah mencuci tangan secara tepat. Hal ini didukung oleh
adanya wastafle yang sesuai standar, sabun cuci tangan dan tisu untuk
mengeringkan tangan. Tapi masih ada beberapa perawat yang belum
mencuci tangan saat akan kontak dengan pasien.
Tabel 2.32
Pelaksanaan Pemberian Informasi Pasien Baru Di Ruang Anggrek RSUP
Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 03-04 april 2018 (n=8)
102
Tabel 2.33
Persepsi Mutu Asuhan Keperawatan Di Ruang Anggrek RSUP
Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 03-04 april 2018 (n=10)
103
kebersihanya, dengan disapu dan di
pel setiap hari?
11 pakah lantai kamar mandi, tidak licin, 10
tidak berbau, dan cukup terang
12 Selama anda/keluarga anda belum 10
mandi (dalam keadaan istirahat total)
apakah di mandikan oleh tenaga
kesehatan
13 Apakah anda/keluarga anda dibantu 10
jika tidak mampu menggosok gigi
membersihkan, mengganti pakaian,
atau menyisir rambut
14 Apakah alat-alat linen diganti saat 10
kotor
15 Apakah tenaga kesehatan pernah 10
memberikan penjelasan akibat dari
kurang bergerak, berbaring terlalu
lama
16 Pada saat anda/keluarga anda, masuk 10
rumah sakit, apakah tenaga kesehatan
memberikan penjelasan, tentang
fasilitas yang tersedia dan cara
penggunaannya, peraturan tata tertib
yang berlaku
17 Selama anda/keluarga anda dalam 10
perawatan apakah tenaga kesehatan
memanggil nama dengan benar?
18 Selama anda/keluarga anda dalam 10
perawatan apakah tenaga kesehatan
mengawasi keadaan anda secara
teratur pada pagi, sore, dan malam
hari?
19 Apakah anda/keluarga anda dalam 10
perawatan apakah tenaga kesehatan
segera memberikan bantuan segera
ketika dibutuhkan?
20 Apakah tenaga kesehatan bersikap 10
sopan dan ramah?
21 Apakah anda/keluarga anda 10
mengetahui tenaga kesehatan yang
bertanggung jawab setiap kali
pergantian dinas?
22 Apakah tenaga kesehatan selalu 10
memberikan penjelasan sebelum
memberikan tindakan perawatan atau
pengobatan?
104
23 Apakah tenaga kesehatan selalu 10
bersedia mendengarkan dan
memperhatikan setiap keluhan anda?
24 Dalam hal memberikan obat apakah 10
tenaga kesehatan ,membantu
menyiapkan atau meminumkan obat?
25 Selama pasien di rawat apakah di 10
berikan penjelasan tentang
perawatan atau pengobatan
pemeriksaan lanjutan setelah pasien
di perbolehkan pulang?
Jumlah 420 160 30
Total 81,3%
105
inforsement positif setiap kerjasama
dan kooperatif dalam pengobatan dan
perawatan
8 Tenaga kesehatan tanggap terhadap 9
permasalahan yang ada dan siap
membantu
9 Tenaga kesehatan menjelaskan 9
tentang peran tenaga kesehatan
10 Tenaga kesehatan bertanya mengkaji 9
dan memeriksa lebih lanjut tentang
masalah yang anda hadapi
11 Tenaga kesehatan mengajarkan cara 9
memenuhi kebutuhan diri anda
secara mandiri sesuai dengan
masalah dan kemampuan anda
12 Tenaga kesehatan menyarankan anda 9
untuk berdoa atau beribadah sesuai
dengan agama anda selama anda
dirawat
13 Tenaga kesehatan memperhatikan 9
kenyamanan dan keamanan
lingkungan sekitar anda
14 Tenaga kesehatan menhargai dan 9
menjaga privasi anda saat memenuhi
kebutuhan
15 Tenaga kesehatan memberikan 9
edukasi pada anda dan keluaraga
anda terhadap upaya peningkatan
kesehatan
106
23 Tenaga kesehatan mampu dan 9
terampil selama merawat anda
24 Tenaga kesehatan mendatangi dan 9
menghibur anda pada saat anda
cemas/berduka
25 Tenaga kesehatan mampu 9
memberikan keyakinan dan
kepercayaan bahwa para tenaga
kesehatan yang ada sudah
bersertifikasi dan berkerja sesuai
standard
jumlah 150 240 80
presentase 69,6%
keperawatan di Ruang Anggrek RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Analisa data
Berdasarkan data diatas dari 9 responden didapatkan hasil 69,6%
pasien merasa kurang puas. Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa
masih ada pasien merasa kurang puas dengan pelayanan
keeperawatan,dengan adanya hal ini diharapkan tenaga kesehatan lebih
memperhatikan kebutuhan pasien dan lebih tanggap dengan kondisi pasien
agar tingkat kepuasan menjadi lebih baik.
107