You are on page 1of 37

MANAJEMEN STRATEJIK

“ PT PHILIPS LIGHTING INDONESIA ”

Anggota Kelompok 1 :

 I Putu Suryawan / 3102028 / 24

 Sarah Winona Notosutanto / 3102044 / 25

 Marchella Teguh / 3102106 / 29

 Novita Harsalim / 3102812 / 31

 Cyntya Kusuma Wardani / 3102835 / 33

 Yuda Satya Candra / 3102863 / 37

KP : B

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

SEMESTER GASAL 2012-2013


BAB I

PENDAHULUAN

Ketatnya persaingan dalam dunia industri semakin memacu perusahaan


manufacturing untuk terus-menerus meningkatkan hasil produksinya dalam
bentuk kualitas, harga, jumlah produksi, pengiriman tepat waktu, dengan tujuan
yang lebih nyata adalah memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Pada saat ini, di PT. Philips Indonesia khususnya, sebagai produsen


pembuat lampu masih ditemui adanya aktivitas tidak bernilai tambah (non value
adding activity) atau pemborosan (waste) pada waktu proses produksi seperti
waiting, motion dan inspection, serta lead time yang panjang, sehingga faktor –
faktor tersebut dapat mempengaruhi produktivitas dari perusahaan, yang juga
dapat berupa faktor lingkungan, manusia, mesin, material dan metode, oleh sebab
itu pendekatan Lean Manufacturing sangat menunjang untuk membantu
menyelesaikan permasalahan yang ada di PT Philips Indonesia.

Lean Manufacturing merupakan sistem produksi yang senantiasa


mengupayakan penekanan pemborosan dengan melibatkan seluruh karyawan di
dalam perusahaan. Pemborosan secara umum yang kita kenal dapat dikategorikan
menjadi tujuh macam, yaitu pemborosan terhadap kelebihan produksi, menunggu,
tranportasi, proses yang tidak tepat, persediaan yang tidak perlu, pergerakan yang
tidak perlu, kerusakan dan perbaikan serta kesalahan desain. Pemborosan di sini
diartikan sebagai segala sesuatu yang tidak memberikan nilai tambah. Dengan
pendekatan lean manufacturing, diharapkan ditemukan solusi yang tepat untuk
mengetahui jenis dan akar penyebab aktivitas yang tidak bernilai tambah di lantai
produksi PT Philips Indonesia. Sehingga, waste yang terjadi dalam pembuatan
lampu neon dapat dikurangi.
BAB II

SEKILAS PERUSAHAAN

2.1 Company Profile

Royal Philips Electronics dari Belanda adalah pemimpin global di


bidang kesehatan, lighting, dan gaya hidup konsumen, layanan yang people-
centric, produk inovatif, pelayanan yang diberikan melalui brand promise,
yaitu “Sense and Simplicity”. Philips berkantor pusat di Belanda dengan
jumlah karyawan sebanyak 134,200 orang di lebih dari 60 negara di dunia.
Dengan penjualan sebesar EUR 27 miliar di tahun 2007, perusahaan ini
merupakan pemimpin di pasar gambar diagnosa medis (medical diagnostic
imaging) dan sistem monitoring pasien (patient monitoring system), solusi
lampu hemat energi, termasuk juga solusi gaya hidup untuk kesejahteraan
personal. Fungsi pencahayaan untuk menerangi fasilitas yang ada serta pada
tempat bekerja yang memberikan sudut pandang penglihatan yang baik
dengan arti lainnya pencahayaan memberikan keselamatan dalam bekerja,
mengurangi rasa lelah yang bisa mengakibatkan kecelakaan, mengurangi
tindakan kesalahan yang mengakibatkan cacat produksi serta meningkatkan
produktifitas. Sebagai tambahan, pencahayaan memberikan rasa bangga
terhadap lingkungan tempat bekerja.

Untuk menghasilkan kualitas yang tinggi, pencahayaan sangatlah


penting perananannya dalam membantu meningkatkan produktivitas.
Pencahayaan yang baik berarti cukup sinar yang dibutuhkan pada tempat kerja
termasuk pada penyebaran cahaya yang merata dan kemanpuan cahaya untuk
merenderasi warna di samping itu tidak menimbulkan silau.

Pada tahun 1940, pabrik lampu Philips didirikan di Surabaya. Philips


Indonesia hadir untuk melayani pasar lokal, menginformasikan dan
mempromosikan produk dan layanan serta menyediakan dukungan logistik
bagi para distributor resmi. Philips Lighting merupakan fondasi yang
menjadikan salah-satu perusahaan elektronika terbesar dunia diletakkan pada
tahun 1891 ketika Gerard Philips mendirikan perusahaan di Eindhoven.

Philips merupakan produsen terbesar di pasar perlampuan Indonesia.


Hal ini cukup masuk akal mengingat Philips sudah masuk ke dalam pasar
perlampuan Indonesia sejak tahun 1920 artinya Philips sudah berbisnis
perlampuan hampir 90 tahun di Indonesia dan saat ini sudah menjadi nomor 1
dengan menguasai pangsa pasar Indonesia lebih dari 45% , selain hal tersebut
di atas, Philips juga sangat dikenal sebagai trend setter dan innovator di dalam
teknologi perlampuan.

Bisnis perlampuan Philips Lighting di Indonesia dimulai di tahun 1941


dengan dibangunnya pabrik lampu pertamanya di Surabaya dengan nama N.V.
Philips Fabricage & Handle Maatschappij dan pabrik tersebut saat ini sudah
berkembang menjadi salah satu pabrik terbaik di dunia yang dimiliki oleh
Philips Lighting dengan diperolehnya PBE Gold Medal Award untuk tahun
2004 & 2005. 80% hasil produk pabrik ini diekspor ke lebih dari 80 negara di
Asia Pacific ,USA , Canada, Eropa dan Amerika Latin.

Sejak pelaku bisnis SPBU (Pompa Bensin) asing memasuki pasar


Indonesia, Philips Lighting telah ikut berperan dalam pembentukan gaya dan
tampilan SPBU yang baru melalui penyediaan rumah lampu berkualitas tinggi
untuk sarana SPBU yang disebut Mini 300.

Banyak produk inovasi Philips yang telah diperkenalkan ke pasar


Indonesia dengan kelebihan-kelebihan seperti lebih hemat energi, lebih
kompak, berumur lebih panjang dan lebih ramah lingkungan seperti T5, CDM,
LED, Electronics Ballast dan masih banyak lagi yang akan ikut
mempengaruhi tren desain perlampuan di Indonesia.

Pabrik Lampu Philips Surabaya menerima “Penghargaan Keselamatan


dan Kesehatan Kerja PT Philips Indonesia” dengan bangga mengumumkan
bahwa Pabrik Lampu Philips Surabaya dianugerahi Zero Accident Award
untuk pertama kalinya oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Pabrik Lampu Philips Surabaya mendapatkan penghargaan tersebut
setelah berhasil mencapai lebih dari enam juta jam kerja orang tanpa terjadi
kecelakaan. Ini adalah pertama kalinya Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Pabrik Lampu Philips Surabaya mendapatkan Zero
Accident Award.

Prestasi ini adalah hasil dari kerja keras dan kerjasama antara tim
manajemen dan karyawan yang mendukung implementasi peraturan
keselamatan dan kesehatan kerja. Sedangkan khusus untuk audit Zero
Accident dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja.

Audit Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dilakukan oleh


Sucofindo - sebuah badan audit independen yang ditunjuk oleh Departemen
Ketenagakerjaan - untuk mengukur tingkat pencapaian implementasi dari
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Audit
didasarkan pada Peraturan Departemen Ketenagakerjaan nomor Per
05/Men/1996. Sucofindo melakukan audit SMK3 untuk kedua kalinya
terhadap Pabrik Lampu Philips Surabaya yang mencapai angka 97 persen dan
dianugerahi dengan Sertifikat Bendera Emas. Angka ini berada jauh di atas
standar angka sertifikat emas pada umumnya yaitu 85%.

Selain keberhasilan ini, Pabrik Lampu Philips Surabaya diakui sebagai


perusahaan pertama di Indonesia yang mendapatkan Sertifikat OHSAS 18001
versi 2007 yang secara Internasional mulai diperkenalkan pada bulan Juli
2007.

Komitmen perusahaan tetap tinggi, yakni bagaimana Philips bisa


berpartisipasi aktif mengurangi pemanasan global. Oleh karena itu,
perusahaan ini terus mengembangkan teknologi dan inovasi, agar
menghasilkan produk yang bisa didaur ulang. Dengan demikian, saat produk
tersebut sudah tidak berfungsi dan dibuang ke lingkungan, tidak berdampak
buruk.
Komitmen itu pula yang mengantar bisnis Philips merambah dunia.
Acuannya terhadap lingkungan pun jelas. Tahun 1970 Philips berpartisipasi
dalam Club of Rome. Tahun 1994 Philips membuat program The
Environmental Opportunity. Tahun 1998, Philips berhasil menyabet
International Corporate Environmental Achievement dan memperkenalkan
program Ecovision yang pertama di dunia.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah Philips mengambil berbagai


inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi gas buang. Sejak tahun
1970, Dewan Direksi Philips telah memformulasikan beberapa program yang
berkaitan dengan lingkungan.

Melalui target yang jelas terhadap produk dan proses, program ini telah
membantu Philips untuk melakukan perbaikan yang terus-menerus. Pada
tahun 2006 kapasitas produksi gelas Philips naik 27% dibandingkan dengan
total produksi tahun 2005. Hal itu yang membuat semua pekerja Philips, yang
dikenal pekerja keras, disiplin, dan berdedikasi tinggi menjadi bangga dalam
pekerjaannya. Dalam arti, kendati ada kenaikan pasar, penggunaan energi
secara spesifik (giga joule/1.000 output) mengalami penurunan sebesar 16%.
Demikian juga dalam hal menekan emisi. Pada tahun itu emisi per kilogram
mengalami penurunan sebesar 14%. Semua ini hasil positif dari program
Ecovision. Wajar apabila Philips pun berbangga. Namun, yang lebih bangga
adalah para green belt ataupun semua pekerja PT Philips Lighting Surabaya.
Mereka tak hanya membuat industri lampu Philips di Surabaya masuk tataran
world class company, tetapi juga memberikan kontribusi ekonomi dan
perbaikan lingkungan bagi dunia.

Saat ini Philips memiliki beberapa sektor bisnis sebagai berikut:

 Healthcare, termasuk di dalamnya sistem medis yang profesional dan


perlengkapan kesehatan personal.
 Lighting, termasuk di dalamnya pabrik lampu, komponen dan sistem
pencahayaan profesional, serta solusi pencahayaan personal.

 Consumer Lifestyle, termasuk di dalamnya Consumer electronics,


domestic appliances, dan personal care.

Philips menduduki posisi No. 1 untuk pasar lighting di dunia,


kemapanan ini didukung oleh kombinasi kepemimpinan dalam berinovasi dan
pendekatan sistematis untuk menemukan peluang pasar baru.

Ambisi Philips adalah meletakan fondasi dalam industri lighting


sebagai pilihan utama mitra inovatif dalam menyediakan solusi pencahayaan
yang kreatif dan terjangkau. Produk Philips dapat ditemukan di seluruh dunia,
tidak hanya hampir di seluruh sudut rumah, tetapi juga dalam hampir seluruh
aplikasi profesional, misalnya: 30% dari bangunan-bangunan komersial
seperti gedung perkantoran, rumah sakit dan bangunan-bangunan yang telah
menjadi identitas dari suatu kota/negara, 65% pada bandara-bandara top dunia,
35% mobil, dan 55% stadion sepak bola utama dunia seperti 7 dari 10 stadion
yang digunakan pada piala dunia sepak bola 2002 di Jepang/Korea dan 8 dari
12 stadion yang digunakan pada piala dunia sepak bola 2006 di Jerman dan
pada event dunia lainnya. Produk-produk ini meliputi jenis lampu pijar
maupun halogen, neon kompak, lampu gas discharge intensitas tinggi maupun
lampu khusus, luminaires (rumah lampu), ballast, komponen elektronik, dan
lampu mobil.

Philips Lighting mempekerjakan sekitar 44.000 orang di berbagai


lokasi manufaktur di seluruh dunia. Di Asia Pasifik, Philips hadir di hampir
semua negara dengan organisasi penjualan dan/atau pabrik, yakni Australia,
Cina, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Selandia Baru,
Pakistan, Filipina, Taiwan, Thailand, Singapura, Korea Selatan dan Vietnam.
2.2 Vision

Meraih dan mempertahankan standar “Terbaik di Kelas” di dalam


Total Quality Management yang dibangun secara terus-menerus

2.3 Mission

 Memberikan produk perlampuan dan pelayanan terkait yang unggul,


berfokus secara khusus pada kualitas, kecepatan dan biaya yang bersaing,
di dalam lingkungan yang aman-sehat terhadap customer.

 Mempunyai rasa keterkaitan yang kuat dan langgeng dalam rangka


memperbaiki kualitas hidup orang banyak.

 Mitra kerja terbaik untuk melakukan usaha.

 Memperhatikan lingkungan sekitar (terkait CSR) terhadap komunitas di


sekitar Philips dengan kerangka kerja Delight and Best.

2.4 Core Values

 Kualitas yang tinggi.

 Mendahulukan kepentingan pelanggan.

 Dapatkan hasil yang hebat.

 Doronglah pengembangan sumber daya manusia.

 Dukunglah satu sama lain.

 Keunggulan kompetitif (dalam hal biaya, keselamatan kerja, dan kesehatan


lingkungan).
BAB III

EXTERNAL AND INTERNAL ASSESSMENT

3.1 External Assessment

3.1.1 EFE Matrix

Faktor-Faktor Eksternal Utama

Opportunities(Peluang) Bobot Peringkat Skor Bobot


Peluang

1. Produk competitor tidak menyaingi 0.075 3 0.225


PT Philips.

2. Perkembangan teknologi membantu 0.225 4 0.9


produksi dan inovasi produk
Philips.

3. Kebutuhan dan kesadaran 0.175 4 0.7


pelanggan semakin meningkat
terhadap Philips.

4. Kebijakan pemerintah yang 0.125 4 0.5


membuka kesempatan bagi
perusahaan asing.

5. Kebijakan pemerintah yang 0.125 4 0.5


menaikkan tarif listrik
mempengaruhi inovasi produk
Philips.

6. Jumlah penduduk yang meningkat 0.020 3 0.06


dari tahun ke tahun akan
meningkatkan produk Philips.

7. Bertambahnya pendapatan per kapita 0.025 3 0.075


yang bisa meningkatkan daya beli
konsumen.

8. Pertumbuhan pendapatan per kapita 0.030 3 0.09


yang bisa meningkatkan daya beli
konsumen.

Threats(Ancaman) Bobot Peringkat Skor Bobot


Ancaman

1. Kondisi politik Indonesia 0.175 2 0.35


cenderung memburuk sejak
Februari 2012.

2. Keberadaan pesaing yang akan 0.025 1 0.025


menginovasi produknya demi
menyaingi Philips.

TOTAL = 1.00 3.425

Keterangan:

Dari EFE Matrix di atas tampak bahwa perkembangan teknologi,


kesadaran pelanggan dan kebijakan pemerintah yang mendukung
perkembangan PT Philips Lighting Indonesia merupakan peluang utama
dan menjadi faktor terpenting. Sedangkan ancaman yang ada lebih ke
kondisi politik Indonesia yang saat ini mempengaruhi kondisi
perekonomian yang ada. Di sini total rata-rata tertimbang dari EFE Matrix
adalah 3.425. Ini berarti PT Philips Lighting Indonesia merespons dengan
baik terhadap peluang dan ancaman yang ada di dalam industrinya, yakni
perusahaan lampu. Sehingga, PT Philips Lighting Indonesia bisa dikatakan
dapat berjalan dengan baik secara efektif dan efisien.

3.2 Internal Assessment

3.2.1 IFE Matrix

Faktor-Faktor Internal Utama

Strength(Kekuatan) Bobot Peringkat Skor Bobot


Kekuatan

1. Lampu hemat energi dan tahan 0.08 4 0.32


sampai 10 tahun.

2. Produksinya beragam(diferensiasi 0.13 4 0.52


produk) dan inovasi.

3. Sistem family and professionalism 0.02 3 0.06


terhadap SDM nya.

4. Penjualan naik dari 7552 pada tahun 0.10 4 0.40


2010 menjadi 7638 pada tahun
2011.

5. Perampingan organisasi karena 0.03 3 0.09


banyak menggunakan teknologi.

6. Segmenting market secara umum 0.13 4 0.52


dan global jadi bisa dinikmati
semua kalangan.

7. Slogan “Sense and Simplicity” yang 0.02 3 0.06\


digunakan untuk mengubah image
PT Philips.

8. Terkait alat medis dari PT Philips 0.01 3 0.03


yang dikenal lebih efisien dan
memberikan kenyamanan.

9. Penerapan Manajemen Keselamatan 0.13 4 0.52


dan Kesehatan Kerja di PT Philips
sangat tinggi(“Zero Accident
Award”).

10. Adanya SPM untuk keseluruhan 0.04 3 0.12


kegiatan utama.

11. Sistem Penghargaan Berbasis 0.10 4 0.40


Kinerja terhadap SDM membuat
penilaian Philips lebih obyektif.

Weaknesses(Kelemahan) Bobot Peringkat Skor Bobot


Kelemahan

1. SDM sering bersaing secara tidak 0.13 2 0.26


sehat.

2. Cash flow before financing 0.08 1 0.08


activities turun dari 590 menjadi
254.

TOTAL = 1.00 3.38

Keterangan:

Dari IFE Matrix di atas tampak bahwa kekuatan utama PT Philips


Lighting Indonesia adalah produksi, inovasi produk, penjualan, segmentasi
secara global dan adanya program keselamatan kerja serta standar
penghargaan berbasis kinerja yang digunakan diindikasikan dengan
peringkat 4. Sedangkan kelemahan utama adalah persaingan SDM yang
tak sehat. Di sini total rata-rata tertimbang dari IFE Matrix tersebut adalah
3.38 mengindikasikan bahwa PT Philips Lighting Indonesia ini di atas
rata-rata dalam keseluruhan kekuatan internalnya. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa PT Philips Lighting Indonesia masih unggul dalam
kekuatan internalnya.

BAB IV

ANALISIS-REKOMENDASI

4.1 Analisis dan Pilihan Stratejik

4.1.1 The Input Stage

( mengacu pada Bab III EFE Matrix dan IFE Matrix)

4.1.2 The Matching Stage


 SWOT Matrix

Kekuatan(Strength Kelemahan(Weakn
-S) esses-W)

1. Lampu 1. SDM sering


hemat energi dan bersaing
tahan sampai 10
secara tidak
tahun.
2. Produksiny sehat.
a
beragam(diferensi 2. Cash flow
asi produk) dan before
inovasi.
3. Sistem financing
family and activities
professionalism turun dari
terhadap SDM
nya. 590 menjadi
4. Penjualan 254.
naik dari 7552
pada tahun 2010
menjadi 7638 pada
tahun 2011.
5. Peramping
an organisasi
karena banyak
menggunakan
teknologi.
6. Segmentin
g market secara
umum dan global
jadi bisa dinikmati
semua kalangan.
7. Slogan
“Sense and
Simplicity” yang
digunakan untuk
mengubah image
PT Philips.
8. Terkait alat
medis dari PT
Philips yang
dikenal lebih
efisien dan
memberikan
kenyamanan.
9. Penerapan
Manajemen
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di
PT Philips sangat
tinggi(“Zero
Accident Award”).
10. Adanya
SPM untuk
keseluruhan
kegiatan utama.
11. Sistem
Penghargaan
Berbasis Kinerja
terhadap SDM
membuat penilaian
Philips lebih
obyektif.

Peluang(Opport SO Strategies WO Strategies


unities-O)
1. Menggenca 1. Menambah
1. Produk rkan research teknologi
competitor tidak and
untuk
menyaingi PT development
produk – meningkatk
Philips.
2. Perkemb produk lampu an hasil dan
angan teknologi berteknologi
memotivasi
membantu tinggi yang
produksi dan tidak pernah SDM untuk
inovasi produk ada bekerja
Philips. sebelumnya
lebih baik.
3. Kebutuh dan tetap
an dan mengusung (W1, O2,
kesadaran prinsip hemat
pelanggan energi. (S1, S2, O5)
semakin O2)
meningkat 2. Membuka 2. Menambah
terhadap toko – toko lapangan
Philips. baru yang
4. Kebijaka khusus pekerjaan
n pemerintah menyediakan baru dengan
yang membuka produk Philips konsep
kesempatan dan dekat
“penjualan”
bagi perusahaan dengan
asing. pelanggan (S4, bukan”pem
5. Kebijaka O3) buatan”(W1
n pemerintah 3. Memperlua
yang menaikkan s jangkauan , O4)
tarif listrik pasar dengan
3. Meningkatk
mempengaruhi melakukan
inovasi produk penjualan di an kegiatan
Philips. tempat – financing
6. Jumlah tempat yang
penduduk yang yang
belum
meningkat dari terjangkau oleh didapat dari
tahun ke tahun Phillips (S6, sales dan
akan O1, O4)
aktivitas
meningkatkan
produk Philips. lainnya(W2,
7. Bertamb 02, 07, 08)
ahnya
pendapatan per
kapita yang bisa
meningkatkan
daya beli
konsumen.
8. Pertumb
uhan
pendapatan per
kapita yang bisa
meningkatkan
daya beli
konsumen.

Ancaman(Threa ST Strategies WT Strategies


ts-T) 1. Merancang 1. Mengadaka
produk n pelatihan
1. Kondisi bagi para
inovasi(dif
politik manajer
erensiasi) (W1, T2)
Indonesi 2. Mengalihka
tiap
a n fokus dari
bulan(S2, pasar
cenderun
S5,T2) domestik ke
g
pasar
membur 2. Memanfaat ekspor (W2,
uk sejak kan T1)
3. Berfokus
Februari segmen pada usaha
2012. pasar mengeduka
global si
2. Keberad konsumen
untuk
aan mengenai
meminimal produk
pesaing
isir Philips
yang (W2, T2)
dampak
akan
politik
mengino
yang
vasi
ada(S6,T1)
produkn
ya demi 3. Merambah
menyain ke dunia
gi kesehatan
Philips. yang tidak
terpikirkan
oleh
pesaing
lainnya(S8,
T2)
 BCG Matrix

Relative Market Share Position

1,0 0,5 0,0


0,45
20

Bintang Tanda Tanya

0,23

Industr
y
Growth
Sales
Rate

Cash Cow Anjing

-20

Menurut BCG Matrix di atas PT Philips Lighting


Indonesia masuk ke dalam zona “tanda tanya”. Tetapi
karena PT Philips Lighting Indonesia termasuk market
leader di Indonesia maka PT Philips Lighting Indonesia
lebih dominan ke arah “bintang”.
Sehingga strategi yang dapat digunakan adalah
integrasi ke belakang, integrasi ke depan atau integrasi
horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar dan
pengembangan produk.

 IE Matrix
Total Rata-rata Tertimbang IFE Matrix
4.0 3.38 3.0 2.0 1.0
3.125
Total Rata-rata
3.0
Tertimbang EFE
Matrix 2.0

1.0

Masuk dalam kuadaran I yang merupakan Growth and


Building Strategy.

Ada beberapa alternatif strategi dari kuadran I, yakni:

 Integrasi ke depan.

 Integrasi ke belakang.

 Integrasi horizontal.

 Penetrasi Pasar.

 Pengembangan Pasar.

 Pengembangan Produk.

4.1.3 The Decision Stage

 QSPM Matrix

Pengembangan Penetrasi Integrasi ke Pengembang


Produk Pasar depan an Pasar
Faktor Utama Bobot AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Opportunities(Peluang)

1. Produk 0.075 4 0.3 3 0.225 2 0.15 1 0.075


competitor tidak
menyaingi PT
Philips.

2. Perkembangan 0.225 4 0.9 2 0.45 3 0.675 1 0.225


teknologi
membantu
produksi dan
inovasi produk
Philips.

3. Kebutuhan dan 0.175 4 0.7 1 0.175 2 0.35 3 0.525


kesadaran
pelanggan
semakin
meningkat
terhadap Philips.

4. Kebijakan 0.125 3 0.375 1 0.125 2 0.25 4 0.5


pemerintah yang
membuka
kesempatan bagi
perusahaan asing.

5. Kebijakan 0.125 4 0.5 2 0.25 1 0.125 3 0.375


pemerintah yang
menaikkan tarif
listrik
mempengaruhi
inovasi produk
Philips.

6. Jumlah penduduk 0.020 4 0.080 2 0.040 1 0.020 3 0.060


yang meningkat
dari tahun ke
tahun akan
meningkatkan
produk Philips.

7. Bertambahnya 0.025 2 0.05 1 0.025 4 0.1 3 0.075


pendapatan per
kapita yang bisa
meningkatkan
daya beli
konsumen.

8. Pertumbuhan 0.030 1 0.030 2 0.060 3 0.090 4 0.12


pendapatan per
kapita yang bisa
meningkatkan
daya beli
konsumen.

Threats(Ancaman) Bobot

1. Kondisi politik 0.175 1 0.175 2 0.35 3 0.525 4 0.7


Indonesia
cenderung
memburuk sejak
Februari 2012.

2. Keberadaan 0.025 4 0.1 1 0.025 2 0.05 3 0.075


pesaing yang akan
menginovasi
produknya demi
menyaingi Philips.

TOTAL = 1.00

Strength(Kekuatan)

1. Lampu hemat 0.08 3 0.24 4 0.32 1 0.08 2 0.16


energi dan tahan
sampai 10 tahun.

2. Produksinya 0.13 3 0.39 2 0.26 1 0.13 4 0.52


beragam(diferensi
asi produk) dan
inovasi.

3. Sistem family and 0.02 4 0.08 2 0.04 3 0.06 1 0.02


professionalism
terhadap SDM
nya.

4. Penjualan naik dari 0.10 3 0.30 2 0.20 1 0.10 4 0.40


7552 pada tahun
2010 menjadi
7638 pada tahun
2011.

5. Perampingan 0.03 4 0.12 1 0.03 2 0.06 3 0.09


organisasi karena
banyak
menggunakan
teknologi.

6. Segmenting market 0.13 1 0.13 2 0.26 3 0.39 4 0.52


secara umum dan
global jadi bisa
dinikmati semua
kalangan.
7. Slogan “Sense and 0.02 4 0.08 2 0.04 1 0.02 3 0.06
Simplicity” yang
digunakan untuk
mengubah image
PT Philips.

8. Terkait alat medis 0.01 4 0.04 2 0.02 1 0.01 3 0.03


dari PT Philips
yang dikenal lebih
efisien dan
memberikan
kenyamanan.

9. Penerapan 0.13 4 0.52 1 0.13 2 0.26 3 0.39


Manajemen
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
di PT Philips
sangat
tinggi(“Zero
Accident Award”).

10. Adanya SPM 0.04 4 0.16 2 0.08 1 0.04 3 0.12


untuk keseluruhan
kegiatan utama.

11. Sistem 0.10 2 0.20 1 0.10 4 0.40 3 0.30


Penghargaan
Berbasis Kinerja
terhadap SDM
membuat
penilaian Philips
lebih obyektif.

Weaknesses(Kelemahan) Bobot
1. SDM sering 0.13 2 0.26 1 0.13 4 0.52 3 0.39
bersaing secara
tidak sehat.

2. Cash flow before 0.08 3 0.24 2 0.16 4 0.32 1 0.08


financing
activities turun
dari 590 menjadi
254.

TOTAL = 1.00 5.47 3.205 3.285 4.74

Keterangan :

Dari QSPM Matrix di atas dapat dilihat bahwa strategi yang


cocok untuk PT Philips Lighting Indonesia adalah strategi
pengembangan produk yang memiliki total attractive score
tertinggi, yakni 5.47. Di sini memang tampak bahwa PT Philips
dominan dalam menginovasi produknya dan akan tetap dikonsumsi
masyarakat apapun bentuknya dalam jangka panjang. Karena saat
ini kebutuhan konsumen meningkat terhadap PT Philips dan belum
ada yang bisa menyaingi PT Philips. Hal ini dapat dilihat di
Lampiran kami bahwa PT Philips Lighting Indonesia merupakan
market leader yang berarti trendsetter terhadap produk yang ada.
LAMPIRAN

 Faktor Eksternal

 Competitor

Dalam hal kompetisi produk khususnya lampu, Philips


mampu menduduki posisi pertama dalam kurun waktu 10 tahun hal
ini dikarenakan Philips memiliki ciri dengan kualitas yang lebih
baik dibandingkan produk pesaingnya seperti Osram, Hanox dll.
Namun untuk produk handphone, Philips sempat mengalami
kerugian karena kalah dalam inovasi dengan produk kompetitor
seperti Nokia, SE dll.

Berikut penjabaran pesaing PT Philips dalam hubungan


kerja sama dengan PLN, yakni PT GE Lighting Indonesia (GE), PT
Sinar Angkasa Rungkut (Chiyoda), PT Matsushita Lighting
Indonesia (National), dan PT Osram Indonesia (Osram).

 Teknologi dan Lingkungan

Dengan adanya perkembangan teknologi seperti saat ini


maka PT Philips Lighting Indonesia membuat lampu tenaga surya
(inovasi dan juga agar ramah lingkungan). Bisa bermanfaat bagi
tempat – tempat yang tidak ada aliran listrik serta dapat digunakan
untuk BUMN, organisasi kemasyarakatan, dan perusahaan –
perusahaan yang mempunyai kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi di Surabaya tumbuh sangat
pesat.

Lampu yang dilengkapi dengan remote dan dhimmer ini


mampu bertahan hingga 5.000 jam. Philips pun menghadirkan
Boutique Lighting pertama di Surabaya dan Indonesia.
Boutique lighting atau Philips store memiliki konsep home
lighting experience. Konsep itu memberikan pelayanan kepada
pelanggan, yang tidak hanya membeli semua barang yang
dipamerkan, tapi juga memperoleh inspirasi desain rumah yang
ideal beserta interior dan penataan cahaya lampu.

Philips store ini untuk memulai terobosan untuk mencapai


visi menjadi terdepan dalam menawarkan home lighting solution
dan menjadikan brand Philips yang lebih dekat dengan pelanggan.

 Politik dan Hukum

Kondisi politik Indonesia menurut lembaga statistik


Indonesia pada Februari 2012 dinyatakan cenderung memburuk.
Hal ini menjadi ancaman terhadap perkembangan bisnis
perusahaan – perusahaan Indonesia, termasuk Philips Lighting.
Philips harus terus mengantisipasi dan memantau gejolak politik
yang sewaktu – waktu dapat mengacaukan perekonomian bangsa
dan berpengaruh besar terhadap perkembangan bisnis Philips
Lighting.

Pemerintah membuka kesempatan yang luas bagi


perusahaan asing seperti PT Phllips untuk membuka cabang dan
beroperasi secara luas asal tidak menjadi perusahaan monopoli. Hal
ini terbukti dari banyaknya perusahaan asing yang membuka
cabang di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga menaikkan tarif
listrik sehingga Phillips menangkap peluang untuk menciptakan
lampu LED hemat energi untuk perusahaan lain yang
membutuhkan penggunaan lampu yang sangat banyak.

 Ekonomi

 Penduduk
Pada data terakhir yaitu pada tahun 2011, jumlah penduduk
Indonesia mencapai lebih dari 242 juta. Dilihat dari data bank
dunia, jumlah penduduk Indonesia selalu meningkat dari tahun
ke tahun. Hal ini juga memberikan peluang bagi Philips
Lighting karena jumlah permintaan akan produknya juga dapat
bertambah.

 Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2011 naik


sebanyak 17,7% seiring bertambahnya penghasilan masyarakat
Indonesia. Hal ini dapat menjadi peluang bagi Philips Lighting
karena seiring bertambahnya pendapatan, semakin tinggi pula
daya beli masyarakat termasuk terhadap lampu. Apalagi jaman
sekarang, lampu tidak hanya digunakan untuk penerangan,
namun juga untuk dekorasi yang mempermanis hunian.

 Kondisi ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan


yang pesat dalam dua tahun terakhir ini, bahkan melebihi
negara adidaya, Amerika Serikat. Hal ini juga dapat
memberikan peluang yang besar bagi ekspansi Philips sehingga
Philips dapat memperluas pangsa pasar dan jangkauan
pasarnya.

 Faktor Internal

 Pemasaran

SEGMENTING/TARGETING
Philips tidak membagi segmentasinya ke dalam kelas-kelas
secara spesifik. Pasar Philips untuk produk-produk rumah
tangganya adalah masyarakat umum di berbagai negara, sedangkan
untuk alat-alat medis mereka membidik pasar rumah sakit dan
klinik-klinik kesehatan di berbagai negara. Philips menargetkan
bahwa produknya akan sukses di berbagai negara di dunia. Philips
ingin produknya diterima dan dianggap sebagai produk lokal di
suatu negara. Misalnya, jika kita pergi ke Brasil, orang berpikir
Phillips adalah sebuah perusahaan Brasil karena Philips adalah
merek yang sangat sangat terkenal di sana dan jika pergi ke
Spanyol, orang berpikir Phillips adalah perusahaan Spanyol.

POSITIONING
Philips sebelumnya dikenal sebagai perusahaan yang
“kolot” dan tidak trendi sehingga ingin merubah image dan
memperkenalkan kepada orang banyak bahwa produk mereka kini
memiliki teknologi modern dan berkualitas. Philips
memperkenalkan slogan baru kepada konsumen, yaitu "Sense and
Simplicity” Slogan ini dirancang untuk menggambarkan produk
yang mudah digunakan dan indah bentuknya (easy to use and easy
in the eyes).

DIFERENSIASI
Diferensiasi produk dilakukan untuk menganekaragamkan
produk yang dihasilkan sehingga dapat bersaing dipasaran.
Diferensiasi yang dilakukan Philips mencakup jenis, design,
features, dan bentuk produk. Saat ini Philips tidak hanya
memproduksi lampu bohlam, tetapi juga peralatan elektronik
rumah tangga modern lainnya termasuk alat-alat modern untuk
keperluan rumah sakit dan alat tersebut dirancang untuk digunakan
dengan kemudahan. Seiring dengan perkembangan zaman Philips
menciptakan diferensiasi produk yang cukup beragam yaitu :
· lampu yang bertahan sampai 10 tahun
· membuat TV panel datar / TV Plasma
· produk router nirkabel untuk keperluan rumah sakit yang
memungkinkan dokter untuk merawat pasien dengan lebih
baik, lebih cepat dan lebih efisien (alat-alat medis).
· alat-alat elektronik keperluan rumah tangga lainnya dengan
teknologi modern.

PROMOTION STRATEGY
Philips memiliki slogan Sense and simplicity yang sangat
mudah diingat oleh konsumen dan sangat melekat dengan
perusahaan sehingga konsumen akan dengan mudah mengingat
Philips. Produk medis Philips mengklaim alat mereka lebih efisien
dan akan memberi kenyaman kepada pasien dan menciptakan
lingkungan yang kondusif sehingga kerja dokter merawat pasien
menjadi lebih baik, lebih cepat dan lebih efisien. Hal itu menjadi
ajang promosi dengan menonjolkan benefit produk sehingga orang
mau menggunakan alat tersebut karena selama ini alat medis
identik dengan hal yang menakutkan.
 Management Information Systems

Perusahaan ini menarik karena boleh dibilang hingga


sekarang masih menerapkan manajemen keluarga. Setelah generasi
keluarga pertama memimpin selama hampir separuh abad, generasi
kedua keluarga ini mulai memimpin.

Namun banyak pengamat mengatakan sistem yang dipakai


dalam perusahaan ini adalah “familial meritocracy”. Akan tetapi,
perusahaan ini tetap bisa berjalan hingga sekarang karena
menerapkan prinsip profesionalisme. Top eksekutifnya dipilih
berdasarkan ranking dan kualitas.

Perusahaan Bohlam Philips yang menganut tipe


Patrimonial Management saat ini menerapkan prinsip profesional
juga terhadap anggota-anggota yang memiliki kualitas sumber
daya manusia yang tinggi maupun berintelektual. Sekalipun
pemegang saham terbesarnya di bawah tangan anggota keluarga
dari generasi pertama hingga kedua, namun top eksekutifnya tetap
bisa di dapatkan oleh orang lain yang memang memiliki
kemampuan dalam berbisnis yang tinggi.

Kebaikan dari Patrimonial Management ini yaitu di mana


hubungan anggota keluarga semakin erat dan terjalin karena sering
terjadinya komunikasi dalam anggota keluarga, bertukar pikiran,
dll. Namun adapula keburukan dari tipe ini adalah rentannya suatu
perusahaan yang bertindak korupsi, karena adanya hubungan
kekeluargaan, maka terdapat peluang besar di dalam perusahaan
tersebut untuk KKN.

Kebaikan dari Professional Management dalam perusahaan


tersebut yaitu, pemegang saham yang bukan merupakan anggota
keluarga masih mendapat kesempatan untuk menjadi top
eksekutifnya di dalam perusahaan, mengkreasikan pola pikir dan
meluangkannya pada perusahaan tersebut. Pada keburukannya
adalah adanya jarak antara anggota yang satu dengan yang lainnya.
Bisa dikatakan hubungan kekeluargaannya tidak melekat. Selain
itu sering kali menjadi bersaing yang tidak sehat yang artinya
saling menjatuhkan anggota yang satu dengan yang lainnya. Hal ini
sering kali ditemukan pada tipe manajemen profesional.

Bagaimanapun juga dalam setiap tipe manajemen ada


kebaikan dan keburukannya masing-masing, tinggal bagaimana
kita mengeksploitasikan sumber daya alam maupun manusia
dengan efisien dan efektivitas (dengan baik). Sehingga kekurangan
tersebut dapat tertutupi dengan kesempurnaan kita dalam
mengolah, manage yang berarti mengatur serta beradaptasi dengan
lingkungan.

 Keuangan
 Keua

in millions of euros
2009 2010 2011
Sales 6546 7552 7638
Sales growth
% increase, nominal -11 15 1
% increase, comparable -13 9 6
EBITA 145 869 445
as a % of sales 2.2 11.5 5.8
EBIT -16 695 -362
as a % of sales -0.2 9.2 -4.7
Net operating capital (NOC) 5104 5561 5020
Cash flows before financing activities 624 590 254
Employees (FTEs) 51653 53888 53168

 Mana
 Manajemen SDM

Sumber Daya Manusia merupakan salah satu unsur dalam


proses produksi, di samping dituntut untuk senantiasa
meningkatkan kemampuan diri juga diharapkan mewaspadai
pemanfaatan unsur lainnya berupa peralatan kerja yang dianggap
canggih dan modern. Oleh karena itu, penerapan manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan industri sangat
diperlukan. Jika karyawan merasa aman dan nyaman dalam
menjalankan pekerjaannya, maka dapat meningkatkan semangat
kerja karyawan serta dapat mencapai produktivitas yang tinggi.

 Opportunity mindset.
Yakni kondisi yang terbuka di masa depan yang
belum pernah dialami seseorang atau organisasi yang
berbeda dengan yang pernah dialami sebelumnya dan yang
mengandung ketidakpastian.

 Sistem Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen juga menyediakan


berbagai sistem untuk melaksanakan proses perencanaan
dan implementasi rencana. Melalui sistem pengendalian
manajemen, keseluruhan kegiatan utama untuk menjadikan
perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan dapat
dilaksanakan secara terstruktur, terkoordinasi, terjadwal dan
terpadu sehingga menjanjikan tercapainya tujuan
perusahaan-perusahaan bertambahnya kekayaan dalam
jumlah yang memadai.

Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya


suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk
membangun masa depan organisasi. untuk membangun
masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam
bisnis apa organisasi akan berusaha.

 Employee Empowerment

Pemberdayaan karyawan berarti memampukan dan


memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
merencanakan, mengimplementasikan rencana pekerjaan
yang menjadi tanggung jawab kelompoknya.
Pemberdayaan karyawan (employee empowerment)
merupakan trend pengelolaan sumber daya manusia di
dalam organisasi masa depan. Pemberdayaan karyawan
dilakukan di dalam organisasi perusahaan dengan fokus ke
penyediaan produk dan jasa bagi customers. Untuk
kepuasan customer-lah pada dasarnya pemberdayaaan
karyawan ini ditujukan.

Suatu sistem yang digunakan untuk


mendistribusikan penghargaan kepada personel organisasi.
pada waktu organisasi hirarkis fungsional digunakan oleh
perusahaan untuk menghadapi lingkungan bisnis yang
stabil, penghargaan, didistribusikan, ke manajemen puncak,
karena merekalah yang menjalankan bisnis perusahaan.
Pada waktu lingkungan bisnis berubah menjadi turbulen,
manajemen puncak tidak lagi mampu menjalankan sendiri
seluruh bisnis perusahaan.

Beban tanggung jawab untuk menjalankan bisnis


perusahaan perlu didistribusikan kepada manajemen bawah
dan karyawan. Timbullah kebutuhan perlu mendistribusikan
kepada manajemen bawah dan karyawan. Timbullah
kebutuhan untuk memberdayakna karyawan guna
membangun responsibility – based organizarion, suatu
organisasi yang seluruh personelnya (manajemen dan
karyawan) bertanggung jawab atas bisnis perusahaan.

 Cross Functional Mindset

Cross-functional mindset merupakan mindset yang


cocok dalam mewujudkan sistem pengendalian manajemen
untuk menghadapi lingkungan bisnis global. Tim lintas
fungsional hanya akan efektif di dalam menjalankan
organisasi lintas fungsional jika mereka memiliki mindset
yang cocok dengan organissai tersebut. Proses untuk
menghasilkan produk dan jasa menembus batas-batas antar
fungsi. Dengan demikian manajemen atas aktivitas
pembuatan produk dan jasa penyediaan jasa hanya akan
berhasil jika batas-batas antarfungsi ditiadakan, baik secra
fisik maupun secara mental.

 Paradigma Lintas Fungsional

Paradigma lintas fungsional memandang organisasi


sebagai berikut :

1. Suatu rangkaian system yang digunkan untuk


melayani kebutuhan customer.

2. Suatu kumpulan shared competencies and


resources yang disediakan untuk dimobilisasi
guna memenuhi kebutuhan customer.

 Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja

Setelah kinerja dan peran untuk mewujudkan


kinerja ditetapkan, serta kompetensi inti untuk mewujudkan
peran ditentukan, langkah selanjutnya dalam pengelolaan
kinerja terpadu adalah mendesain sistem penghargaan
berbasis kinerja dengan dua tujuan, yakni

(1) untuk meningkatkan kepastian bagi personel


bahwa kinerja mereka akan diberi
penghargaan.

(2) untuk meningkatkan kepuasan personel terhadap


penghargaan sehingga meningkatkan nilai
penghargaan bagi personel.

Kepastian suatu kinerja diberi penghargaan dan


tingginya nilai penghargaan bagi personel inilah yang
menjadi pemacu usaha personel dalam menggunakan
kompetensi inti melalui peran mereka untuk menghasilkan
kinerja.
 Operations

Produk lampu ini mengeluarkan produk lampu


menggunakan remote control tornado. Serta dalam memproduksi
berbagai produknya Philips menggunakan teknologi LED agar
hasil lebih bagus. Tidak hanya itu, Philips selalu memperbaharui
teknologi yang digunakan untuk berproduksi.

 Industry Growth Sales Rate

Rabu, 26 September 2012 | 13:16 WIB


Pasar Lampu Hemat Energi Masih Dikuasai Produk Impor

NERACA

Jakarta – Produk lampu hemat energi (LHE) impor masih


mendominasi total konsumsi nasional dengan penjualan 190 juta
unit. Angka tersebut melonjak 18,7% dibanding periode sama
tahun lalu yang sekitar 160 juta unit. Suplai LHE lokal saat ini
mencapai 30 juta unit yang diproduksi oleh 15 produsen LHE
domestik.

“Meski meningkat 50%, namun jumlah produk lokal masih rendah.


Sementara, peredaran produk impor susah dibendung karena
didorong konsumsi pasar Indonesia yang sangat tinggi,” kata Ketua
Umum Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo),
John Mannopo, di Jakarta, Rabu (26/9).

Dia memperkirakan, pasokan LHE impor hingga akhir tahun 2012


mencapai 250 juta unit atau naik 13,6% dibandingkan pencapaian
tahun lalu sebanyak 220 juta unit. “Perusahaan lampu lokal belum
mampu memenuhi besarnya pasar lampu nasional yang selalu
meningkat setiap tahun. Tahun ini, konsumsi lampu nasional
mungkin bisa tumbuh 23% dari 260 juta unit tahun lalu menjadi
320 juta unit. Dari angka itu, perusahaan lampu domestik hanya
mampu memenuhi 20 %,” ujar Jhon.

Lebih jauh Jhon menambahkan, pasar lampu di dalam negeri masih


besar sehingga produsen lokal didorong memacu produksinya.
Selain itu, dia mengharapkan, perusahaan China yang juga sebagai
importir agar membangun pabrik di Indonesia. “Mereka jangan
mencari enaknya saja dengan mendistribusikan produk dan
mengincar pasar Indonesia yang besar,” kata dia.

Sebenarnya, kata John, sejumlah perusahaan China menyatakan


ketertarikannya menanamkan modal di Indonesia. “Kalau
terealisasi, dipastikan mampu memberikan pengaruh yang luar
biasa terhadap bisnis di Indonesia. Perusahaan lampu merupakan
industri padat karya sehingga bisa mengurangi pengangguran di
Indonesia,” kata John.

Sementara itu,Country President Schneider Electric Indonesia,


Riyanto Mashan, mengatakan, Schneider Electric IT Indonesia,
yang selama ini bergerak dalam spesialisasi manajemen energi,
menawarkan teknologi data center yang mampu memanfaatkan
konsumsi listrik secara optimal. “Kami menargetkan optimalisasi
konsumsi energi hingga 30%,” kata Riyanto.

Schneider Electric meyakini kualitas manusia merupakan faktor


penentu kemakmuran suatu bangsa. Oleh karena itu, Schneider
Electric secara aktif melakukan berbagai program yang bertujuan
meningkatkan kemampuan masyarakat sekitarnya. Di Indonesia,
Schneider Electric kerap mendukung berbagai event yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetisi SDM baik skala
internasional, seperti halnya Asian Mensa Gathering, dan juga
program berskala nasional.
Pengembangan SDM

Beberapa kegiatan yang berorientasi terhadap pengembangan SDM


di Indonesia antara lain PT Schneider Indonesia Goes to School
yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Melalui program link
and match ini, Schneider Electric berupaya menjembatani dunia
pendidikan dengan dunia kerja dengan cara membuka kelas
kelistrikan dengan kurikulum khusus dan perlengkapan produk
Schneider Electric bagi siswa-siswa SMK.

Hingga saat ini tercatat 50 siswa SMK pilihan yang sudah


mengikuti kurikulum ini. Hasilnya, siswa-siswa tersebut telah
mendapat gelar engineer dan dengan cepat terserap lapangan kerja,
antara lain bekerja di PT Schneider Indonesia. Program tersebut
diharapkan tercipta tenaga kerja yang mahir dan siap pakai.

Schneider Electric juga mendirikan Pusat Pelatihan kelistrikan


yang berlokasi di bantul Yogyakarta dengan nama Bantul Electrical
Training Center. Pusat pelatihan kelistrikan tersebut dibangun
mencermati kebutuhan akan pengetahuan serta keahlian yang baik
tentang pemasangan alat-alat elektrikal pasca gempa hebat yang
melanda Yogyakarta beberapa tahun lalu.

Bali dipilih sebagai tempat penyelenggaraan karena pulau Bali


dinilai telah mendunia. Selain itu, Bali juga sukses menjadi tuan
rumah berbagai event internasional. Lebih dari 100 orang anggota
Mensa dari 15 negara yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Korea
Selatan, Australia, Jepang, Kanada, Afrika Selatan, Belanda,
Jerman, Denmark, Hungaria, Amerika Serikat, Prancis, dan Serbia.

Anggota Mensa adalah orang-orang ber-IQ tinggi 2% dari


populasi. Di masa sekarang, produktifitas intelektual jauh lebih
tinggi nilainya dibandingkan produktifitas fisik Karenanya,
pengembangan brain-power merupakan solusi paling efektif untuk
meningkatkan taraf ekonomi bangsa.

“Berangkat dari keprihatinan untuk menolong masyarakat


Indonesia dengan taraf ekonomi rendah, Mensa Indonesia
mengundang anggota Mensa Internasional (www.mensa.org).
organisasi orang ber-IQ genius, untuk bersama-sama membahas
dan merumuskan langkah-Iangkah komprehensif untuk
mengangkat taraf ekonomi masyarakat miskin dengan cara
memberdayakan brain-power mereka,” ujar Ketua Mensa
Indonesia, Sahat Simarmata.

Sumber: http://www.neraca.co.id/2012/09/26/pasar-lampu-hemat-
energi-masih-dikuasai-produk-impor/

 Relative Market Share Position

PT Philips Indonesia sebagai perusahaan multinasional, merupakan


produsen terbesar di pasar perlampauan Indonesia selalu berupaya
menghasilkan produk-produk yang inovatif, hemat energy dan ramah
lingkungan. Philips masuk ke dalam pasar perlampuan Indonesia sejak
tahun 1920 artinya Philips sudah berbisnis perlampuan sekitar 90 tahun di
Indonesia dan saat ini sudah menjadi nomor satu(market leader) dengan
menguasai pangsa pasar Indonesia lebih dari 45%. Sebagai market leader,
Philips terkenal sebagai trend setter dan innovator sebagai perlampuan.
Sejalan dengan issue dunia dan di Indonesia mengenai pasokan listrik
yang terbatas terkait dengan bahan bakar yang semakin mahal, Philips
sebagai produsen lampu selalu berupaya untuk menghasilkan produk-
produk yang hemat energy dan ramah lingkungan.

Sumber: http://repository.mb.ipb.ac.id/39/5/E30-05-Prantommy-
BabIPendahuluan.pdf

You might also like