You are on page 1of 14

INTERAKSI MASYARAKAT DENGAN HUTAN DAN LINGKUNGAN

SEKITARNYA DI KAWASAN DAN DAERAH PENYANGGA


TAMAN NASIONAL KUTAI
(Community Interaction with Forest and their Environment in Kutai National Park and
its Bufferzone)*)

Oleh/By:
Reny Sawitri , Sri Suharti1) dan/and Endang Karlina1)
1)

e-mail: suharti23@yahoo.co.id
1)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi
Jl. Gunung Batu No. 5 PO BOX 165; Telp.0251-8633234, 7520067; Fax 0251-8638111 Bogor
*)Diterima : 20 September 2010; Disetujui : 23 Juli 2011

ABSTRACT
Kutai National Park (Kutai NP) with the total area of 198,629 ha has been encroached by local community
from different ethnic groups and utilized for settlement, plantation, area and fish pond. Area that has been
occupied is 53,629 ha (27%), and the rest of it, or around 145,000 ha (73%) is undisturbed. The objective of
the research was to study community interaction both inside Kutai NP and its buffer zone. The research was
done by interviewing respondents which were purposively selected. Community interaction was differentiated
based on different social economic and cultural background i.e from Dayak Kutai, Java and Bugis ethnics.
Community interaction inside Kutai NP had the main objective to expand cultivated land, while for local
government it was intended for land expansion to endorse decentralization program Overcoming the
problem of land encroachment inside Kutai NP is recommended to be based on conservation efforts to
restore Kutai NP. Whereas conservation and development utilization of potential natural resources including
local/endemic plant biodiversity such as fruit trees and natural coloring material need to be introduced and
cultivated in both local community and new inhabitant community land.
Keywords: Ethnic groups, typology, encroachment areas

ABSTRAK
Taman Nasional Kutai (TNK) seluas 198.629 ha, sejak tahun 2000-an mulai dirambah penduduk untuk
dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman, lahan perkebunan dan tambak seluas 53.629 ha (27%), sehingga
hutan yang tersisa dan masih utuh sekitar 145.000 (73%). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
informasi tentang kondisi interaksi masyarakat di dalam kawasan maupun daerah penyangga TNK, melalui
wawancara dengan responden sebanyak 33 KK (Kepala Keluarga) yang dipilih secara purposive. Keterkaitan
masyarakat dengan TNK dibedakan berdasarkan tipologi masyarakat berlatar belakang sosial ekonomi dan
budaya berbeda yaitu dari etnis Dayak, Kutai, Jawa dan Bugis. Interaksi masyarakat ke dalam kawasan TNK
dilakukan dengan berbagai tujuan antara lain untuk memperluas lahan garapan masyarakat, sedangkan bagi
pemerintah daerah dilakukan guna memperluas daerah dalam rangka otonomi daerah. Untuk mengatasi
masalah perambahan hutan hendaknya didasarkan pada aspek konservasi untuk mengembalikan fungsi
kawasan TNK seperti semula, sedangkan pelestarian dan pengembangan pemanfaatan potensi sumberdaya
alam yang termasuk keanekaragaman tumbuhan lokal dan endemik Kalimantan seperti buah-buahan dan
bahan pewarna perlu disosialisasikan dan dibudidayakan di kebun rakyat baik untuk masyarakat lokal
maupun pendatang.
Kata kunci: Kelompok etnik, tipologi dan perambahan hutan

hutanan No.325/Kpts-II/1995 dengan lu-


I. PENDAHULUAN as 198.629 ha, memiliki berbagai tipe ve-
Taman Nasional Kutai yang ditetap- getasi utama yaitu vegetasi hutan pantai,
kan berdasarkan Keputusan Menteri Ke- hutan mangrove, hutan rawa air tawar,

129
Vol. 8 No. 2 : 129-142, 2011

hutan kerangas, hutan genangan dataran belukar, semak, alang-alang, tanah terbu-
rendah, hutan ulin/meranti/kapur dan hu- ka, tambak, pertanian campuran, pemuki-
tan Dipterocarpaceae campuran (Direkto- man masyarakat serta sarana dan pra-
rat Jendral Perlindungan Hutan dan Kon- sarana (Taman Nasional Kutai, 2010).
servasi Alam, 2003). Disamping itu, di- Pembangunan industri di bidang per-
jumpai keanekaragaman satwa mamalia tambangan batubara, pembuatan pupuk
seperti beberapa jenis primata yaitu orang dan pengolahan kayu memacu kedatang-
utan (Pongo pygmaeus Mario Linnaeus, an masyarakat pendatang ke Kalimantan
1760), owa kalimantan (Hylobates muel- Timur. Perusahaan-perusahaan tersebut
leri Kloss, 1929), bekantan (Nasalis lar- diantaranya adalah PT. Kaltim Prima
vatus Wurmb, 1787), kera ekor panjang Coal, PT. Pupuk Bontang, PT. Pupuk
(Macaca fascicularis Raffles,1823), be- Kaltim, HTI PT. Surya Hutani Jaya dan
ruk (Macaca nemestrina Linnaeus,1766) HTI PT. Kiani Lestari. Lokasi perusahaan
dan kukang (Nycticebus coucang bornea- terletak di perbatasan TNK atau di dae-
nus Boddaert,1787); jenis ungulata dian- rah penyangganya. Dengan berjalannya
taranya adalah banteng (Bos javanicus lo- waktu, banyak pekerja perusahaan yang
wi Lydekker,1912), rusa sambar (Cervus pada akhirnya mengalami pemutusan hu-
unicolor brookii Kerr.,1792), kijang bungan kerja (PHK) seperti yang terjadi
(Muntiacus muntjak pleiharicus Zumer- pada ex HTI PT. Kiani Lestari. Sebagai
nam, 1780) dan kancil (Tragulus javani- akibatnya, karena keterbatasan pengeta-
cus klossi Osbech, 1765); jenis karnivora huan dan keterampilan yang dimiliki,
seperti beruang madu (Helarctos Malaya- mereka melakukan pembukaan hutan dan
nus euryspilus Raffles, 1821 ) dan kucing memanfaatkan sumberdaya alam di TNK
kepala datar (Priohailurus planiceps Vi- untuk membangun rumah dan berladang.
gors dan Horsfield,1827) (BAPPENAS, Selanjutnya, masyarakat transmigran atau
2003). pendatang dan masyarakat lokal yang
Namun, sejak tahun 2000-an, taman mengetahui hal ini kemudian beranggap-
nasional ini menghadapi permasalahan an bahwa perambahan hutan merupakan
seperti kebakaran hutan, pembalakan ille- suatu peluang untuk memperluas lahan
gal dan perambahan oleh masyarakat garapan dan meningkatkan pendapatan.
yang membuka lahan untuk pemukiman, Penelitian ini bertujuan untuk memper-
perladangan serta prasarana umum (Ta- oleh informasi tentang kondisi interaksi
man Nasional Kutai, 2010). Kerusakan masyarakat di dalam kawasan maupun
habitat ini mengakibatkan satwa liar daerah penyangga TNK, melalui wawan-
seperti orangutan yang populasinya hanya cara dengan responden sebanyak 33 KK
tinggal sekitar 2.000 individu, mencari (Kepala Keluarga) yang dipilih secara
makan ke luar kawasan taman nasional purposive. Selanjutnya penelitian ini juga
yaitu ke daerah penyangga seperti kebun mencoba, memberikan beberapa alternatif
rakyat dan hutan tanaman industri (HTI) solusi dari permasalahan perambahan hu-
PT. Surya Hutani Jaya. Di daerah ini tan yang terjadi dalam bentuk interaksi
orangutan mencari pakan berupa palawija masyarakat dengan kawasan untuk men-
serta kulit dan daun muda akasia (Acacia dukung pengelolaan kawasan yang lesta-
auriculiformis) (Ambrosium, 2010) ri. Diharapkan hasil penelitian ini ber-
Dampak perambahan hutan menye- manfaat bagi beberapa pihak yang terkait
babkan berkurangnya luas kawasan hu- dan turut menangani permasalahan ekolo-
tan, saat ini luas kawasan hutan yang gi dan sosial ekonomi di daerah penyang-
masih tersisa sekitar 145.000 ha atau ga Taman Nasional Kutai, sehingga ke-
73%, berupa hutan primer, sekunder, lestarian taman nasional ini dapat diperta-
rawa, belukar rawa, mangrove, sedang- hankan.
kan sisanya 53.629 ha atau 27%, berupa
130
Interaksi Masyarakat dengan Hutan dan Lingkungan…(R. Sawitri, dkk.)

II. BAHAN DAN METODE 2. Analisis Data


Data dan informasi dikompilasi da-
A. Waktu dan Lokasi Penelitian lam bentuk tabel yang dianalisis secara
Pengamatan lapangan dilakukan pada deskriptif dan evaluatif yang meliputi ti-
bulan Maret tahun 2009, bertempat di da- pologi masyarakat di daerah penyangga
erah penyangga dan di dalam kawasan dan di dalam kawasan TNK, potensi dan
TNK dimana masyarakatnya merupakan pemanfaatan sumberdaya alam oleh ma-
masyarakat campuran, yaitu lokal dan syarakat lokal dan pendatang serta pola
pendatang dari berbagai etnis seperti usahatani kebun rakyat pada berbagai
Kutai, Dayak, Banjar, Bugis, Tator dan etnis di daerah penyangga TNK. Disam-
Jawa. Masyarakat yang tinggal di daerah ping itu dicoba dirumuskan beberapa al-
penyangga adalah penduduk Desa Singa ternatif solusi dari permasalahan peram-
Geweh. Sedangkan, masyarakat yang bahan hutan untuk mendukung pengelo-
langsung berkaitan dengan TNK dengan laan kawasan yang lestari. Identifikasi je-
melakukan perambahan hutan dan pe- nis tumbuhan dilakukan di laboratorium
manfaatan sumberdaya alam berupa potensi herbarium Pusat Litbang Konservasi dan
biologi dan ekologi adalah etnis Kutai, Da- Rehabilitasi.
yak, Jawa dan Bugis.

B. Bahan dan Alat Penelitian III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Bahan yang digunakan dalam peneli- A. Tipologi Masyarakat di Kawasan
tian ini adalah peta kerja kawasan TNK dan Daerah Penyangga TN Kutai
(1:250.000) untuk mengetahui kawasan
Masyarakat yang ada di daerah pe-
yang dirambah, buku identifikasi burung
nyangga dan di dalam kawasan TNK ber-
dan ikan, serta kuesioner, sedangkan per-
asal dari berbagai etnis seperti Kutai, Da-
alatannya adalah kamera, binokuler, alat
yak, Banjar, Bugis, Tator dan Jawa.Kam-
ukur tinggi pohon dan pita diameter.
pung Jawa merupakan wilayah dimana
C. Metode Penelitian masyarakat yang berasal dari etnis Jawa
bertempat tinggal dengan jumlah pendu-
1. Prosedur Kerja
duk sebanyak 22 KK. Mayoritas pendu-
Data yang dikumpulkan meliputi ti- duk kampung Jawa adalah peserta trans-
pologi masyarakat, sosial ekonomi, teknis migran yang datang ke Provinsi Kaliman-
pengelolaan lahan dan pemanfaatan sum- tan Timur pada tahun 1992. Sementara
berdaya alam oleh masyarakat. Hal ini di- itu, penduduk Desa Singa Geweh berasal
lakukan melalui wawancara dengan res- dari beberapa etnis yang berbeda yaitu
ponden yang dipilih dan dianggap dapat Kutai, Dayak dan Banjar. Pola interaksi
mewakili, serta menggunakan kuesioner dengan lingkungan setempat serta pola
yang telah disiapkan sebelumnya. Data usahatani yang dikembangkan oleh ketiga
sekunder berasal dari monografi desa dan etnis tersebut cukup beragam. Selain me-
studi pustaka. Jumlah responden untuk miliki lahan garapan sendiri, warga ma-
tiap etnis tergantung pada jumlah KK syarakat juga melakukan pembukaan
yang ada serta tingkat keterkaitannya de- lahan di dalam kawasan TNK. Populasi
ngan pemanfaatan sumberdaya alam. warga di Singa Geweh yang memasuki
Responden di masing-masing etnis rata- wilayah TNK untuk membuka lahan dan
rata 25-30% adalah sebagai berikut: etnis berusahatani sekitar 50 KK yang berasal
Kutai (10 KK dari 30 KK), etnis Dayak dari ketiga etnis tersebut di atas.
(5 KK dari 20 KK), etnis Jawa ( 8 KK Kelompok besar tersebut terbagi lagi
dari 22KK) dan etnis Bugis (10 KK dari ke dalam sub-sub kelompok yang berang-
35 KK). gotakan rata-rata 10 jiwa. Luas lahan ga-
131
Vol. 8 No. 2 : 129-142, 2011

rapan rata-rata di dalam TNK sekitar 2 yakan, yaitu tanaman kayu-kayuan dan
ha. Tujuan pembukaan lahan selain untuk buah-buahan seperti durian (Durio
budidaya tanaman pangan semusim juga zibethinus Lamk), rambutan (Nephelium
untuk budidaya tanaman tahunan seperti lappaceum L.), jeruk (Citrus sp.), duku
karet. Perambahan lahan di dalam kawas- (Lansium domesticum Corr.), pisang
an hutan TNK terjadi sangat ekstensif, (Musa sp.), kwanyi (Mangifera spp.),
bahkan pengalihan lahan garapan sudah manggis hutan (Garcinia celebica Linn.)
banyak terjadi dengan cara diperjual- serta tanaman industri karet (Hevea
belikan. Tujuan perambahan lahan di da- brasiliensis Muell.Arg.).
lam kawasan hutan TNK selain untuk Secara umum, interaksi antara masya-
mendapatkan lahan garapan, juga untuk rakat dengan hutan dan sekitarnya di ka-
mendapatkan kayu ulin (terutama suku wasan dan daerah penyanggga TN Kutai
Dayak yang mengambil ulin baik untuk serta pola usahataninya tercantum pada
bahan bangunan ataupun diperjualbeli- Lampiran 1.
kan). Interaksi masyarakat etnis Jawa de-
Deskripsi umum masyarakat di ka- ngan lingkungan biofisik yang ada di se-
wasan dan daerah penyangga TNK di- kitarnya cukup erat, hal ini terlihat dari
gambarkan oleh identitas responden, se- pembukaan lahan garapan, intensitas sis-
perti disajikan pada Tabel 1. tem budidaya tanaman, jenis tanaman,
Masyarakat etnis Jawa yang merupa- dan pola tanam yang diterapkan di ka-
kan pendatang ke daerah Sangata sebagi- wasan dan daerah penyangga TNK. Di-
an besar adalah transmigran atau pekerja samping untuk mendapatkan lahan garap-
di industri perkayuan seperti HPH atau an, masyarakat juga memanfaatkan jenis
HTI. Sebagai transmigran, masyarakat pohon yang ditemukan di kawasan untuk
etnis Jawa yang mereka berusaha di bahan bangunan, kapal dan kayu bakar.
bidang pertanian dan memiliki lahan Jenis jamur dan beberapa jenis satwaliar
garapan yang cukup luas sekitar lima ha seperi babi hutan dimanfaatkan untuk
yang dikelola secara intensif dengan dikonsumsi. Babi butan selain dikonsum-
tanaman buah-buahan, perkayuan, sayur- si juga digunakan untuk sesajen.
sayuran dan tanaman obat-obatan. Jenis Etnis Kutai dan Bugis memiliki bebe-
tanaman yang dibudidayakan dengan sis-
rapa persamaan dalam melaksanakan ke-
tem agroforestri tersebut merupakan jenis giatan usahataninya, namun dalam peme-
tanaman yang bernilai ekonomis untuk
liharaan tanaman etnis Bugis lebih
memenuhi pendapatan rumah tangga se-
intensif.
hari-hari.
Masyarakat etnis Bugis sebagian me- B. Potensi Pemanfaatan Sumberdaya
rupakan pendatang, mempunyai mata Alam
pencaharian sebagai pemasok bahan ba-
Potensi sumberdaya alam yang ada di
ngunan berupa pasir dan semen dari
kawasan dan daerah penyangga TNK cu-
Sulawesi dengan menggunakan angkutan
kup besar. Masyarakat umumnya sudah
kapal laut. Disamping itu ada juga yang
memanfaatkan berbagai jenis tanaman lo-
mempunyai mata pencaharian sebagai
kal yang terdapat di sekitar tempat ting-
nelayan yang bertempat tinggal di daerah
gal baik untuk pemenuhan kebutuhan
pantai dengan jumlah anggota keluarga
sendiri (subsisten) maupun untuk diperju-
relatif sedikit (rata-rata tiga jiwa).
albelikan (Tabel 2). Jenis tanaman lokal
Sedangkan masyarakat lokal seperti
tersebut umumnya sebagai penghasil bu-
etnis Dayak dan Kutai, rata-rata mereka
ah dan kayu untuk bahan bangunan. Di-
memiliki kebun seluas 4-5 ha, namun
samping itu, masyarakat juga meman-
tidak diusahakan secara intensif. Hal ini
faatkan keanekaragaman hayati satwaliar
terlihat dari jenis tanaman yang dibudida-
132
Interaksi Masyarakat dengan Hutan dan Lingkungan…(R. Sawitri, dkk.)

yang termasuk jenis ikan, burung dan ma- dari hutan, dikelola dalam hutan atau se-
malia (Lampiran 1 dan Lampiran 2). Po- tengah dibudidayakan di pekarangan atau
hon buah-buahan lokal tersebut dipanen di kebun rakyat. Keanekaragaman jenis

Tabel (Table) 1. Identitas responden berbagai etnis di daerah penyangga TNK (Respondent identity of
different ethnic groups in TN Kutai buffer zone)
Penduduk Lokal (Local
Kriteria (Criteria) Pendatang (New inhabitant)
community)
Asal etnis (Etnic) Jawa, Bugis Dayak, Kutai
Umur rata-rata (Average age) 35-40 tahun 40-50 tahun
∑ anggota keluarga (Number of family 4-5 orang 4-8 orang
member)
Mata pencaharian (Livelihood)
1) Utama (Main) Petani (farmer) - Buruh/labour KPC,
- PNS/goverment official,
- usaha kapal ponton/
shipman.
2) Sampingan (Secondary ) Berdagang sayur²an (sale Petani/farmer
vegetables)
Pemilikan lahan (Land holding)
1) Lahan garapan di areal trans - Pekarangan (homeyard): 420 m2
(Cultivated land on transmigration 0,25 ha
land) - Kebun I : 0,75 ha
- Kebun II : 1 ha
2) Lahan garapan (milik sendiri)(Private 0,90-1 ha 3 ha
owned cultivated land)
3) Lahan garapan (pinjam) (Cultivated 1 ha
rent land)
4) Lahan garapan (dalam TNK) 1 ha 2-5 ha
(Cultivated land inside National Park
Kutai)
Jenis tanaman yang dibudidayakan
(Cultivated crop species):
1) Lahan Trans (Transmigration area) - Kebun buah-buahan dan - Kebun buah-buahan dan
perkayuan (woody and fruit perkayuan (woody and
crop plantation) fruit crop plantation)
- Budidaya sayur-sayuran - Tanaman pangan semusim,
(vegetable crop cultivation) kebun buah-buahan dan
karet (seasonal food crop,
fruit and rubber
plantation)
2) Lahan milik (Private owned land) - Budidaya tanaman buah-
buahan (fruit crop
cultivation)
- Budidaya tanaman obat
(medicinal plant
cultivation)
Penggunaan saprotan (use of Urea, TSP, KCl dan pupuk Urea dan pupuk kandang
production input) organik/kompos (Urea, TSP, (urea and dung)
KCL and organic fertilizer/
green manure)
Rata-rata pengeluaran (average Rp 50.000 - 60.000/hari Rp. 75.000 - 100.000
expenditure): (kebutuhan beras rata² 0,25
kg/kapita/hari) (daily rice
necessity 0.25 kg/capita)
Sumber: Analisis data primer
133
Vol. 8 No. 2 : 129-142, 2011

Tabel (Table) 2. Jenis tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan (Potencial plant species for
development)
Nama Lokal (Local Name) Nama Latin (Scientific Name) Keterangan (Remarks)
Krantungan Durio oxleyanus Griff. Buah (durian)
Kasturi Mangifera casturi Griff. Buah (mangga)
Tarum Crotalaria sp. Buah – untuk pewarna
Keledang Artocarpus lanceifolius Roxb. Buah
Ciu/mundar (manggis hutan) Garcinia celebica Linn. Buah
Maritam Nephelium juglandifolium Linn. Buah
Durian Lai Durio spp. Buah
Ramania Nephelium spp. Buah

Tabel (Table) 3. Jenis burung yang dikonsumsi dan diperjualbelikan (Bird species for consumption and sale)
Nama lokal (Local name) Nama Latin (Scientific name) Harga/ind. (Price/ ind.) (Rp)
Rangkong Rhinoplas vigil Forster -
Punai/Delimukn Chalcophaps indica L. 5.000,-
Kacer Hemipus hirundinaceus Temminck 400.000,-
Beo Gracula religiosa L. 100.000,-
Betet Loriculus galgulus L. 15.000,-

Gambar (Figure) 1. Nipah


(Nypa fruticans),sumber penda-
patan tambahan masyarakat etnis
Bugis (Nipah as secondary
source of income for Bugis etnic)

tanaman buah-buahan di Kalimantan cu- tanaman yang ada di sekitarnya dan ikan
kup tinggi dan beberapa diantaranya ter- yang ada di sungai tersebut, masyarakat
masuk endemik yaitu 24 jenis mangga juga memanfaatkan berbagai jenis burung
liar seperti kasturi (Mangifera casturi baik untuk keperluan upacara adat, di-
Griff.) dan 16 jenis rambutan (Nephelium konsumsi sendiri maupun diperjual-
sp.) dan durian (Durio sp.) (Michon, belikan (Tabel 3).
2005). Kegiatan pengambilan satwa liar dila-
Penangkapan ikan dilakukan dengan kukan dalam rangka memenuhi kebutuh-
cara memancing, menjaring, meracun an protein, perdagangan, pemeliharaan
maupun menyetrum. Cara memancing se- dan adat istiadat seperti burung rangkong.
cara tradisional, untuk ikan-ikan kecil se- Satwa diperoleh dengan cara menjerat,
perti ikan seluang (Rasbora spp.) meng- menjaring, berburu/menangkap dan mem-
gunakan umpan kail dari daging buah beli.
kelapa, sedangkan untuk jenis ikan lain- Selain yang telah diuraikan di atas, ada
nya digunakan umpan seperti ulat bambu, satu tanaman yang juga banyak diman-
usus ayam dan ikan-ikan kecil. Jumlah faatkan oleh masyarakat di daerah ini ya-
orang yang memancing di Sungai Sa- itu nipah (Nypa fruticans Wurmb.). Po-
ngata adalah sebanyak 10 orang/hari/ du- tensi tumbuhan nipah yang terdapat di
sun dengan hasil rata-rata 3-5 kg/orang. daerah pesisir Sungai Sangata digunakan
Hasil tangkapan ikan tersebut umumnya untuk membuat atap maupun tikar, seba-
dijual atau dikonsumsi sendiri. gai usaha sampingan untuk menambah
Selain memanfaatkan berbagai jenis pendapatan masyarakat (Gambar 1).
134
Interaksi Masyarakat dengan Hutan dan Lingkungan…(R. Sawitri, dkk.)

C. Pola Usahatani Kebun Rakyat Me- tanaman pangan semusim seperti jagung
nurut Etnis di Daerah Penyangga (Zea mays Linn.), singkong (Manihot uti-
TN Kutai lissima Pohl.), sayur-sayuran serta berba-
gai jenis tanaman serbaguna dan tanaman
Pola usahatani di kebun yang dibe-
buah-buahan juga tanaman penghasil mi-
bani hak milik dan dikembangkan oleh
nyak atsiri seperti nilam (Pogostemon
masyarakat sangat beragam sesuai de-
cablin). Deskripsi pola usaha tani pada
ngan tipologi masyarakat pelakunya. Et-
masyarakat Jawa dapat dilihat pada Gam-
nis Jawa umumnya lebih menitikberatkan
bar 2.
pada sistem usahatani secara intensif de-
ngan budidaya berbagai jenis tanaman 2. Pola Kebun Rakyat Etnis Kutai
pangan semusim dan sayur-sayuran. Se- Pola usahatani kebun rakyat yang
mentara pada etnis pendatang, selain me- umumnya dikembangkan di kebun rakyat
nitikberatkan pada budidaya tanaman se- oleh etnis Kutai adalah kombinasi antara
musim, lebih menitikberatkan pada pe- berbagai tanaman pangan semusim se-
ngembangan tanaman serbaguna dan ta- perti singkong, sayur-sayuran, tanaman
naman tahunan lainnya. Pola usahatani di serbaguna serta buah-buahan. Gambaran
kebun milik pada beberapa kelompok et- pola usahatani di kebun milik pada etnis
nis di daerah penyangga TNK adalah se- Kutai dapat dilihat pada Gambar 3.
bagai berikut: Interaksi masyarakat Kutai dengan
1. Pola Kebun Rakyat Etnis Jawa lingkungan biofisik yang ada di sekitar-
nya sangat erat. Berbagai jenis tanaman
Pola usaha tani di kebun milik masya-
dimanfaatkan baik sebagai tanaman obat,
rakat pendatang yang berasal dari Jawa
pewarna alami maupun yang dikonsumsi
umumnya didominasi oleh berbagai jenis
langsung (buah-buahan).

Gambar (Figure) 2. Pola usahatani di kebun


milik pada etnis Jawa (Farming pattern of
private land of Java ethnic community)

Gambar (Figure) 3. Pola usahatani di kebun


milik pada etnis Kutai (Farming pattern of
private land of Kutai ethnic community)
135
Vol. 8 No. 2 : 129-142, 2011

3. Pola Kebun Rakyat Etnis Bugis pihak, kebutuhan akan lahan garapan sa-
ngat tinggi terutama bagi pendatang telah
Jika dibandingkan dengan etnis Kutai
menyebabkan interaksi masyarakat de-
dan etnis Jawa, pola usahatani kebun
ngan hutan menjadi sangat intensif. Ting-
rakyat pada etnis Bugis kurang begitu
ginya interaksi ini telah mendorong ter-
beragam. Jenis tanaman yang ditemukan
jadinya perambahan hutan secara eksten-
didominasi oleh tanaman pangan semu-
sif di dalam TNK. Luas perambahan saat
sim seperti jagung dan beberapa jenis ta-
ini adalah 52.549 ha (TN Kutai, 2008).
naman buah-buahan seperti nangka (Arto-
Kegiatan perambahan di dalam kawasan
carpus integra Merr.), rambutan (Nephe-
TNK adalah bercocok tanam tanaman pa-
lium lappaceum Linn.) dan kelapa (Cocos
ngan semusim serta berbagai jenis tanam-
nucifera Linn.). Deskripsi pola usahatani
an keras seperti karet, coklat, kopi dan
di kebun milik pada etnis Bugis dapat di-
kelapa.
lihat pada Gambar 4.
Di dalam kawasan TNK sudah ba-
nyak terjadi perambahan hutan yang dila-
D. Interaksi Masyarakat dengan TN
kukan oleh masyarakat sekitar TNK dari
Kutai
berbagai etnis baik pendatang dari luar
Lokasi TNK yang berbatasan lang- (Bugis, Jawa) maupun penduduk lokal
sung dengan tempat pemukiman masya- dari etnis Dayak dan Kutai (Gambar 5).
rakat, aksesibilitas cukup tinggi. Di lain

Gambar (Figure) 4. Pola Usahatani


di Kebun Milik pada Etnis Bugis
(Farming pattern of private land of
Bugis ethnic community)

Gambar (Figure) 5. Areal perambahan


dalam kawasan TNK (Encroachment
areas in Kutai National Park)

136
Interaksi Masyarakat dengan Hutan dan Lingkungan…(R. Sawitri, dkk.)

berikan dampak negatif, karena kawasan


Sejak tahun 2000-an, perambahan yang
yang lainnya akan mencontoh pola pe-
dilakukan oleh keempat etnis tersebut se-
rambahan yang demikian, disamping juga
makin marak. Walaupun sebetulnya, pola
perubahan fungsi kawasan menjadi
usahatani masyarakat lokal ini berbeda
enclave akan mengurangi luas kawasan
dengan pendatang yang berusahatani se-
TNK. Usulan lainnya bagi kawasan yang
cara intensif. Masyarakat Kutai sebagai
dirambah adalah pengelolaan zona khu-
contohnya, budaya usahatani mereka ada-
sus berdasarkan hasil rapat Kemitraan
lah berladang di kanan kiri sungai, se-
TNK yang mengarah pada pemanfaatan
lebar 200 m. Begitu pula motivasi peram-
tradisional. Dengan demikian memung-
bahan kawasan TNK sangat bervariasi.
kinkan pengelolaannya di bawah penga-
Ada yang semata-mata untuk mendapat-
wasan pengelola TNK, sehingga diharap-
kan tambahan lahan garapan untuk budi-
kan fungsi kawasan ini dapat kembali se-
daya tanaman pangan semusim dan ta-
perti semula melalui kegiatan restorasi
naman tahunan jangka panjang seperti
dan pengelolaan zonasi secara bertahap
karet dan kelapa sawit, namun ada juga
dari zona pemanfaatan tradisional ke zo-
yang mempunyai tujuan lain seperti pe-
na restorasi.
nguasaan dan jual beli lahan. Hasil pene-
litian tentang pola perambahan dan perla-
dangan yang terjadi di kawasan TNK
yang dilakukan Subandi (1998) menye- IV. KESIMPULAN DAN SARAN
butkan bahwa ditemukan tiga pola perla-
dangan yaitu pola asli, pola adaptasi dan A. Kesimpulan
pola komplikasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, tipo-
Untuk mengatasi masalah perambah- logi masyarakat berpengaruh terhadap
an ini, pihak pengelola TNK sebetulnya keterkaitannnya di kawasan dan daerah
sudah mengusulkan untuk menetapkan penyangga TNK baik dari segi pengelo-
daerah enclave seluas ± 24.000 ha. Na- laan lahan, pemanfaatan potensi sumber-
mun sampai saat ini, areal yang di daya alam, pola usaha tani di lahan ga-
enclave ini baru sampai pada tahap rapan dan interaksi dengan hutan, hal ini
penunjukan. Di sisi lain, nampaknya pi- dapat dilihat bahwa:
hak Pemerintah Daerah (Pemda) juga ku- 1. Pendapatan masyarakat pendatang, et-
rang memperhatikan masalah perambah- nis Jawa dan Bugis (Rp. 50.000 -
an dalam kawasan TNK. Hal ini terlihat 60.000) lebih kecil dibandingkan ma-
dengan ditetapkannya dua kecamatan ya- syarakat lokal, etnis Dayak dan Kutai
itu Kecamatan Teluk Pandan dan Keca- (Rp. 75.000 - 100.000) karena perbe-
matan Sangata Selatan serta empat desa daan luas lahan garapan dan jenis ta-
definitif, antara lain Sangata Selatan, Si- naman.
ngadewe, Sangkima, dan Teluk Pandan 2. Sumberdaya alam yang meliputi jenis
oleh Pemda Kutai secara legal formal da- tumbuhan buah-buahan lokal/endemik,
lam rangka otonomi daerah. Saat ini ikan, burung dan mamalia dari kawas-
Pemda Kutai berencana akan membangun an dan budidaya di daerah penyangga
terminal bis di dalam kawasan TNK. Hal TNK bernilai ekonomi dan dimanfa-
ini menunjukkan bahwa ancaman terha- atkan oleh masyarakat dilakukan untuk
dap kelestarian kawasan TNK belum se- memenuhi kebutuhan sendiri (subsis-
penuhnya dirasakan oleh Pemda setempat ten) maupun diperjual belikan.
(Sinar Harapan, 2003).
Jika dilihat dari aspek konservasi, pe- 3. Pola usaha tani untuk masing-masing
nunjukkan kawasan yang dirambah seba- etnis memiliki keragaman jenis tanam-
gai daerah enclave sebetulnya akan mem- an yang berbeda, sesuai dengan kebu-

137
Vol. 8 No. 2 : 129-142, 2011

tuhan sosial ekonomi dan budaya ma- kompas.com/read/2010/ob/08/1654


syarakat Jawa, Kutai dan Bugis. 0584. Diakses l September 2010.
4. Interaksi masyarakat ke dalam kawas- BAPPENAS. 2003. Dokumen regional,
an TNK dilakukan dengan berbagai Indonesian biodiversity strategy and
alasan terutama untuk memperluas la- action plan. CIFOR. Bogor. Hal.
han garapan. Masyarakat etnis Jawa 83-100.
dan Bugis (1-2 ha), sedangkan masya- Direktorat Jendral Perlindungan Hutan
rakat etnis Dayak dan Kutai (2-5 ha) dan Konservasi Alam. 2003. 41
yang ditanami dengan tanaman pa- Taman nasional di Indonesia. De-
ngan semusim, tanaman industri dan partemen Kehutanan, CIFOR dan
tanaman pemukiman. Sedangkan bagi UNESCO. Jakarta. Hal 105-106.
pemerintah daerah, untuk memperluas Michon, G. 2005. Domesticating forest,
daerah dalam rangka otonomi daerah. how farmers manage forest resour-
ces. Center for International Fo-
B. Saran restry Research The World Agro-
forestry Centre. Subur Printing,
1. Permasalahan perambahan hutan di
Indonesia. Hal. 101-102.
TNK diatasi berdasarkan pada aspek
Sinar Harapan. 2003. Nasib taman
konservasi untuk mengembalikan
nasional Kutai masih menggantung.
fungsi kawasan semula dengan penge-
http://www.tnkutai.com/
lolaan kriteria dan indikator yang dise-
pakati antara masyarakat, pengelola, index.php/en/news/81-nasib-taman-
dan mitra TNK. Sebagai contoh adalah nasional-kutai. Diakses tanggal 1
tidak memberikan dana/subsidi kepada April 2010. Hal 1-3.
perambah hutan untuk mengelola ta- Subandi, 1998. Pola perambahan dan
nahnya. perladangan oleh masyarakat pe-
2. Pelestarian dan pengembangan peman- mukim serta kondisi tegakan pasca
faatan potensi sumberdaya alam yang perambahan dan perladangan tahun
termasuk keanekaragaman tumbuhan 1986 di kawasan TN Kutai. Fakul-
lokal dan endemik Kalimantan, seperti tas Kehutanan Universitas Mula-
buah-buahan rambutan, durian, mang- warman.
ga dan nangka serta bahan pewarna
yang digunakan etnis Dayak, perlu di- TN Kutai. 2008. TN Kutai terus
sosialisasikan dan dibudidayakan di dirambah. http://www.tnkutai.com/
kebun rakyat baik masyarakat lokal index.php/innews/85-taman nasio-
maupun pendatang. nal kutai terus dirambah. Diakses
tgl 31 Desember 2009.
Taman Nasional Kutai. 2010. TN Kutai.
DAFTAR PUSTAKA Lisensi atribusi berbagi creative
commons. http://wikipedia.org/wiki
Ambrosium H. 2010. Di TN Kutai diduga /Taman Nasional Kutai. Diakses
ada 2000 orangutan. http://regional. tgl. 1 September 2010.

138
Interaksi Masyarakat dengan Hutan dan Lingkungan…(R. Sawitri, dkk.)

Lampiran (Appendix) 1. Pola usahatani responden dari berbagai etnis di kawasan dan daerah penyangga TN
Kutai (Farming pattern of respondents from different ethnic groups in TN Kutai
and its buffer zone)
Asal Etnis
Parameter
Kutai Dayak Jawa Bugis
a. Jarak tempat tinggal
ke lahan garapan
(Distance from
settlement area to
cultivated land):
- Di dalam Desa (In 1 km 1 km 0,5 km 1 km
the village)
- Di TNK (In TNK) 15 km 15 km 1 km 15 km
b. Jarak tempat tinggal 0 – 200 m 0 – 200 m 100 m 0 – 200 m
ke S. Sangata
(Distance from
settlement to Sangata
river)
c. Frekuensi interaksi
(Frequency of
interaction): 1 kali/bulan atau 2 kali/bulan atau 1 kali/bulan atau -
- Ke lahan garapan setiap hari saat setiap hari saat Setiap hari/saat
di dalam desa (To tanam (Once in a tanam (twice in a tanam (once in a
cultivated land month or everyday month or everyday month or everyday
inside the village) during planting during planting during planting
period) period) period)
- Ke TNK (toTNK) 2-5 kali/bulan (2-5 1 kali/bulan (once 5 kali/bulan 2 kali/bulan (2
times/month) in a month) setiap hari saat times/month)
musim tanam (five
times in a month
or everyday during
planting period)
d. Tujuan berinteraksi Mendapatkan lahan Mendapatkan lahan Mendapatkan Mendapatkan
dengan TNK garapan untuk garapan untuk lahan untuk lahan garapan
(Purpose of budidaya kebun budidaya tanaman budidaya tanaman untuk budidaya
interaction with pisang dan karet pangan semusim pangan semusim tanaman pangan,
TNK) (Obtaining land dan karet (obtaining land buah² an dan
for banana and (obtaining land for for annual food karet (obtaining
rubber tree seasonal food crop crop cultivation) land food crop,
cultivation) and rubber tree fruit trees and
cultivation) rubber tree
cultivation)
e. Teknik pembukaan Sistem tebang pilih Sistem tebang habis Sistem tebang habis Sistim tebang
lahan yang diterap- (Selected cutting (clear cutting (clear cutting pilih (selected
kan (Technique of system) system) system) cutting system)
land preparation)
f. Pola tanam yang - Tanaman - Tanaman pangan - Tanaman pangan - Tanaman
diusahakan di lahan semusim (Annual semusim semusim (annual pangan
garapan (Cropping crops) (seasonal food food crops) semusim
pattern applied on - Tanaman pisang crops) (annual food
cultivated land) (Musa sp.) dan - Padi (Oryza crops)
karet (Hevea sativa) dan Karet - Padi (Oryza
brasiliensis (Hevea sativa),
Muell. Arg) brasiliensis buah²an, karet
Muell. Arg) ( Hevea
brasilliensis
Muell Arg.)
139
Vol. 8 No. 2 : 129-142, 2011

Lampiran (Appendix) 1. Lanjutan (Continued)


Parameter Asal Etnis
Kutai Dayak Jawa Bugis
g. Penggunaan jenis
pohon (Use of trees):
- Untuk kayu - Ulin - Ulin - Kelapa (Cocos - Ulin
bangunan (For (Eusideroxylon (Eusideroxylon nucifera Linn), (Eusideroxylon
housing zwageri Teijsm swageri Teijsm sengon swageri Teijsm
construction) &Binn), meranti &Binn.), meranti, (Paraserianthes &Binn),
(Shorea spp.), (Shorea spp.), falcataria Back), meranti
kapur kapur kapok randu (Shorea spp.),
(Dryobalanops (Dryobalanops (Ceiba petandra kapur
sp.), kayu laban sp.) (L.) Gaertn), (Dryobalanops
(Vitex pubescens sawo (Achras spp.)
Vahl) zapota), bambu
(Bambusa
vulgaris), pinus
(Pinus merkusii
Jungh.&De
vriese)
- Untuk memasak - Kayu laban (Vitez - Kayu laban - Kayu laban - Kayu laban
(For cooking) pubescens Vahl.), (Vitez pubescens (Vitex pubescens (Vitex
ulin Vahl.), ulin Vahl.), durian pubescens
(Eusideroxylon (Eusideroxylon (Durio zibethinus Vahl.), ulin
zwageri Teijsm zwageri Teijsm Lamk), nangka (Eusideroxylon
&Binn.) &Binn.) Artocarpus swageri Teijsm
heterophyllus &Binn.), kapur
Lam.), cempedak (Dryobalanops
(Artocarpus spp.), meranti
champedan) (Shorea spp.)
- Untuk membuat - kapur - kapur - - kapur
kapal (For ship (Dryobalanops (Dryobalanops (Dryobalanops
construction) sp.), meranti sp.), meranti sp.), meranti
(Shorea spp.) (Shorea spp.) (Shorea spp.)
h. Pemanfaatan Pasak bumi Pasak bumi - -
tanaman obat (Use of (Eurycoma (Eurycoma
medicinal plants) longifolia) longifolia)
i. Pemanfaatan jamur Jamur putih dan Jamur putih dan - -
(Use of mushroom) jamur coklat (white jamur coklat (white
and brown and brown
mushroom) mushroom)
j. Pemanfaatan satwa Ikan (Nekton) , Babi (Sus Ikan (Nekton) Payau (Rusa
untuk konsumsi dan punai (Treron spp.), barbatus), ikan unicolor ),
sesajen (Use of fauna payau (Rusa (Nekton), punai pelanduk
for consumption and unicolor) dan (Treron spp.) , (Tragulus napu),
religious needs) pelanduk (Tragulus pelanduk (Tragulus punai (Treron
napu) napu) spp.), ikan
(Nekton)
k. Jenis satwa yang Orang utan (Pongo Orang utan (Pongo Orang utan (Pongo Orang utan
sering ditemukan pygmaeus), monyet pygmaeus), monyet pygmaeus), (Pongo
(Fauna species (Macaca (Macaca monyet (Macaca pygmaeus),
frequently found) fascicularis), fascicularis), fascicularis), monyet (Macaca
bekantan (Nasalis bekantan (Nasalis biawak (Varanus fascicularis),
larvatus), payau larvatus), payau salvator), rusa bekantan
(Rusa unicolor), (Rusa unicolor), (Rusa timor), (Nasalis
pelanduk (Tragulus pelanduk (Tragulus pelanduk larvatus),
napu), napu), (Tragulus napu),
140
Interaksi Masyarakat dengan Hutan dan Lingkungan…(R. Sawitri, dkk.)

Lampiran (Appendix) 1. Lanjutan (Continued)


Parameter Asal Etnis
Kutai Dayak Jawa Bugis
udang (Gammarus udang (Gammarus ular (Python payau (Rusa
spp.) , berbagai spp.), berbagai raticulatus), buaya unicolor),
jenis ikan jenis ikan (Crocodilus pelanduk
parosus) dan (Tragulus napu),
berbagai jenis udang
burung (Aves) (Gammarus
spp.), berbagai
jenis ikan
(Nekton)
Sumber: Analisa Data Primer

Lampiran (Appendix) 2. Jenis ikan dari S. Sangata yang dikonsumsi dan diperjualbelikan (Fish species of
Sangata River for consumption and sale)
Harga/kg (Price/kg)
Nama Lokal (Local Name) Nama Latin (ScientificName)
(Rp)
Haruwan/Toman/Gabus Channa melasoma 35.000 - 40.000
Channa striata
Channa cyanospilos
Channa melanoptera
Channa pleurophithalmus
Channa marulioides
Sili Macrognathus aculatus 60.000
Macrognathus maculatus
Mastacembelus notophthalmus
Sepat Trichogaster leerii 10.000
Trichogaster trichopteris
Trichogaster pectoralis
Trichopsis villata
Sphaerichthys selatanensis
Sphaerichthys vaillanti
Sphaerichthys osphromenoides
Sphaerichthys acrostoma
Sidat Anguilla marmorata 25.000
Terumpah Cynoglossus puncticeps 15.000
Pseudothombus arsius
Puyu Anabas testudineus 30.000
Batu Helostoma temminchii 15.000
Baung Mystus nemurus 35.000 - 40.000
Mystus gulio
Mystus nigriceps
Mystus micracanthus
Mystus bimaculatus
Patin Pangasius nieuwenhuisii 35.000 - 40.000
Lele Clarias leiacanthus 20.000 - 25.000
Keting Arius spp. 20.000 - 25.000
Sembilang Brachygobius aggregatus 30.000 - 40.000
Lumbat Ompok leiacanthus 20.000 - 30.000
Ompok euganeiatus
141
Vol. 8 No. 2 : 129-142, 2011

Lampiran (Appendix) 2. Lanjutan (Continued)


Harga/kg (Price/kg)
Nama Lokal (Local Name) Nama Latin (ScientificName)
(Rp)
Ompok sabarus
Ompok hypophthalmus
Ompok bimaculatus
Kryptoptemus parvarialiss
Kryptoptemus palembangensis
Kryptoptemus schilbeides
Silurichthys hasseltii
Silurichthys phaiosoma
Julung-julung Hemirlamphodon phaisoma 15.000 - 20.000
Hemirlamphodon neglectus
Kerapu Epinephelus spp. 35.000 - 40.000
Kakap Lutjanus fuscescens 15.000 – 20.000,-
Lutjanus maxweberi
Lutjanus johnii
Mujair Oreochronius mossambicus 10.000 – 15.000,-
Belanak Mugil cystachius 30.000 – 40.000,-
Ikan Mas Cyprinus carpio 34.000 – 40.000,-
Seluang Punctius spp. 15.000 – 20.000,-
Rasbora spp.
Karper Osteochilus spp. 10.000 – 15.000,-
Oxygaster anomalura
Parachela hypophthalmus
Parachela oxygastroides
Sumber: Analisis Data Primer

142

You might also like