You are on page 1of 18

Evaluasi Program Pengawasan Jamban di Wilayah Kerja Puskesmas Pedes

Kabupaten Karawang Periode April 2017 sampai Maret 2018

Sella Aprilyan Pratama

Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran Kristen Krida Wacana

sella.aprilyan@yahoo.com

Abstrak
Indonesia masih menghadapi permasalahan higiene dan sanitasi. Dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 harus berwawasan
lingkungan sesuai dengan tujuan SDGs diantaranya tujuan 6 yaitu menjamin ketersediaan dan
manajemen air dan sanitasi secara berkelanjutan. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak
negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat,
tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare, dan
munculnya beberapa penyakit. Menurut World Health Organization tahun 2018, sebagian
besar kematian diare di dunia sebesar 88% disebabkan oleh sanitasi yang buruk. Menurut data
Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 menunjukkan sebesar 25% masyarakat menggunakan
jamban tidak sehat dan 17,7% masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Berdasarkan data laporan tahunan program maka didapatkan cakupan jumlah jamban yang
memenuhi syarat sebesar 58,24% dari tolok ukur 75% dengan besar masalah sebesar 22,35%.
Dari hasil evaluasi program pengawasan jamban yang dilakukan dengan cara pendekatan
sistem di wilayah kerja Puskesmas Pedes ditemukan masalah berupa cakupan pengawasan
jamban dan cakupan jamban yang memenuhi syarat belum mencapai target.

Kata kunci : sanitasi, jamban sehat, diare, Puskesmas Pedes


Latar Belakang 59.71%, dengan perubahan cakupan sanitasi
Sanitasi merupakan kebutuhan dasar dasar sejak tahun 1990-2010 masih dibawah
manusia dan menjadi salah satu tujuan pada angka 20%, begitu pula dengan
sektor lingkungan hidup dari program pengurangan perilaku BABS yang tidak
SDG’s (Sustainable Development Goals) mengalami banyak perubahan. Berdasarkan
dalam forum PBB (Perserikatan Bangsa- studi Community-Led Total Sanitation in
Bangsa) sejak 21 Oktober 2015 dengan East Asia and Pacific (CLTS-EAP) tahun
tenggang waktu sampai tahun 2030 yang 2013 penduduk Indonesia yang BABS 36%,
bertujuan untuk kesejahteraan manusia dan sarana jamban yang tidak memenuhi syarat
bumi. Berdasarkan data Bank Dunia tahun 12%, fasilitas sarana jamban umum 13%
2014 terdapat lebih dari 2,4 miliar penduduk dan tidak memiliki sarana jamban sekitar
bumi (40% dari total populasi dunia), 61%.3,4
khususnya di Afrika dan Asia tidak memiliki Dalam Rencana Pembangunan
akses sanitasi dasar seperti toilet atau Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun
jamban. Sebanyak 1 miliar penduduk masih 2015-2019, kebijakan dalam pembangunan
Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan kesehatan lingkungan telah mendapat
1.8 milyar penduduk dunia menggunakan perhatian khusus. Hal ini tertera dalam
sumber air minum yang terkontaminasi dokumen resmi RPJMN tahun 2015-2019,
feses. Akibatnya, sekitar 1.000 anak dimana Rencana Pembangunan Jangka
meninggal setiap hari karena diare dan Menengah Nasional harus berwawasan
kerugian materi hingga 7 persen dari lingkungan, sesuai dengan tujuan
pendapatan dunia.1,2 pembangunan berkelanjutan dunia atau
Berdasarkan data WHO (World Suistanable Development Goals (SDGs).
Health Organization) dan UNICEF (United Beberapa target atau tujuan SDGs yang
Nation International Children’s Fund) berhubungan dengan lingkungan
2014, sebanyak 82% dari penduduk dunia diantaranya tujuan 6 yaitu menjamin
yang masih BABS berada di 10 negara ketersediaan dan manajemen air dan sanitasi
kawasan Asia dan Afrika. Di Asia Tenggara, secara berkelanjutan.5,6
179 juta penduduk tidak memiliki akses Menurut World Healt Organization
sanitasi dasar, 19% diantaranya masih tahun 2018, proporsi kematian akibat diare
BABS. Indonesia menempati urutan ke dua terbanyak di negara Afrika dan sebagian
BABS dengan jumlah 54 juta jiwa. Asia Tenggara. Sebagian besar kematian
Perbaikan sanitasi di Indonesia masih diare di dunia sebesar 88% disebabkan oleh
berjalan lambat, cakupan sanitasi di sanitasi yang buruk. Menurut hasıl survey
Indonesia tahun 2014 masih berkisar Morbiditas Diare di Indonesia tahun 2014 ,
insiden diare nasional yaitu sebesar Berdasarkan data yang didapatkan
270/1.000 penduduk.5,6 dari hasil pencacatan program pengawasan
Di Indonesia, diare masih jamban di Puskesmas Pedes dalam bentuk
merupakan penyebab utama kematian anak angka yang sudah diolah dan disajikan
berusia di bawah lima tahun. Laporan dalam PKP dan laporan tahunan program
Riskesdas 2013 menunjukkan diare sebagai maka didapatkan jumlah jamban yang
penyebab 31% kematian anak usia antara 1 memenuhi syarat berjumlah 10.329 buah
bulan hingga 1 tahun, dan 25% kematian dengan pencapaian program pengawasan
anak usia antara satu sampai empat tahun. jamban adalah 67,37% dari tolok ukur 75%
Angka diare pada anak-anak dari rumah dan besar masalah sebesar 10,17%.
tangga yang menggunakan sumur terbuka Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan
untuk air minum tercatat 34% lebih tinggi evaluasi program untuk mengetahui tingkat
dibandingkan dengan anak-anak dari rumah keberhasilan program, permasalahan,
tangga yang menggunakan air ledeng. penyebab dan penyelesaian masalah, dan
Selain itu, angka diare lebih tinggi sebesar jumlah masyarakat yang menggunakan
66% pada anak-anak dari keluarga yang jamban yang memenuhi syarat di Puskesmas
melakukan buang air besar di sungai atau Pedes periode April 2017 sampai dengan
selokan dibandingkan mereka pada rumah Maret 2018.
tangga dengan fasilitas toilet pribadi dan
Rumusan Masalah
septik tank. Berdasarkan data Kemenkes RI
Berdasarkan latar belakang yang telah
tahun 2017, sebanyak 6.897.463 penduduk
diuraikan diatas, masalah yang didapat
Indonesia menderita diare. Sebanyak
berupa :
1.261.159 penderita terdapat di provinsi
1. Berdasarkan Bank Dunia tahun 2014,
Jawa Barat dengan kasus diare yang
lebih dari 2,4 miliar (40%) penduduk
ditangani sebesar 73,8%.7
bumi tidak memiliki akses jamban, 1
Berdasarkan Memorandum Program
miliar penduduk masih BABS, 1.8
Sanitasi (MPS) Kabupaten Karawang 2014 -
milyar penduduk menggunakan sumber
2018 sekitar 38,77% masyarakat belum
air minum yang terkontaminasi feses
memiliki akses terhadap jamban & masih
sehingga 1.000 anak meninggal per hari
melakukan BABS. Kepemilikan jamban di
karena diare dan kerugian materi hingga
Kabupaten Karawang baru mencapai 62%
7 persen dari pendapatan dunia..
dengan rincian memiliki dan menggunakan
2. Berdasarkan data WHO dan UNICEF
60% jamban pribadi, 2% MCK/WC Umum
2014, terdapat sekitar 179 juta penduduk
dan 38% BABS.8
tidak memiliki akses jamban di Asia
Tenggara,19% diantaranya masih
BABS. BABS Indonesia berada pada tolok ukur 75% dan besar masalah
posisi kedua dengan jumlah 54 juta jiwa, sebesar 10,17%.
dengan perbaikan sanitasi yang lambat
dan pengurangan BABS terendah. Tujuan Khusus

3. Menurut World Health Organization 1. Diketahuinya jumlah sarana jamban yang


tahun 2018, proporsi kematian akibat ada, jumlah penduduk yang
diare terbanyak di negara Afrika dan menggunakan jamban, jenis jamban yang

sebagian Asia Tenggara dimana ada dan jumlah jamban yang memenuhi

sebagian besar kematian diare di dunia syarat kesehatan di wilayah kerja


sebesar 88% disebabkan oleh sanitasi Puskesmas Pedes periode April 2017

yang buruk. sampai dengan Maret 2018.

4. Angka diare pada anak-anak dari rumah 2. Diketahuinya cakupan jamban keluarga

tangga yang menggunakan sumur yang memenuhi syarat kesehatan di


terbuka untuk air minum tercatat 34% wilayah kerja Puskesmas Pedes periode
lebih tinggi dibandingkan dengan anak- April 2017 sampai dengan Maret 2018.

anak dari rumah tangga yang


menggunakan air ledeng. Angka diare Materi
lebih tinggi sebesar 66% pada anak-anak Materi yang dievaluasi dalam program
dari keluarga yang melakukan buang air pengawasan jamban keluarga di wilayah

besar di sungai atau selokan kerja Puskemas Pedes, Kabupaten

dibandingkan mereka pada rumah Karawang periode April 2017 sampai

tangga dengan fasilitas toilet pribadi dan dengan Maret 2018 terdiri dari:
septik tank. 1. Pendataan jumlah rumah, jumlah jamban

5. Berdasarkan Memorandum Program yang ada, jumlah penduduk yang

Sanitasi (MPS) Kabupaten Karawang menggunakan jamban, jumlah jamban

2014 - 2018 sebanyak 38,77% yang diperiksa, dan jumlah jamban yang
masyarakat belum memiliki akses memenuhi syarat kesehatan.

jamban dan masih BABS. 2. Pengawasan atau inspeksi jamban.

6. Berdasarkan data yang didapatkan dari 3. Penyuluhan tentang jamban sehat.

hasil pencacatan program pengawasan 4. Pencatatan dan pelaporan.


jamban di Puskesmas Pedes maka
Metode
didapatkan jumlah jamban yang
Evaluasi program dilakukan dengan
memenuhi syarat berjumlah 4.097
cara melakukan pengumpulan data,
dengan pencapaian program
pengolahan data, analisis data, dan
pengawasan jamban adalah 67,37% dari
intepretasi data program pengawasan
jamban di wilayah kerja Puskesmas Pedes
periode April 2017 sampai dengan Maret
2018. Data dibandingkan dengan tolok ukur
yang telah ditentukan dengan menggunakan
pendekatan sistem sehingga ditemukan
masalah pada program pengawasan jamban.
Usulan dan saran diberikan berdasarkan
penyebab dari masing-masing unsur
keluaran sebagai pemecahan masalah
dengan menggunakan pendekatan sistem.

Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini berasal
dari data sekunder berupa:

1. Data Geografis Puskesmas Pedes,


Kabupaten Karawang tahun 2017.
2. Data Demografis Puskesmas Pedes,
Kabupaten Karawang tahun 2017.
3. Laporan Data Dasar Penyehatan
Lingkungan Puskesmas Pedes,
Kabupaten Karawang periode April
2017 sampai Maret 2018.
4. Laporan Bulanan Penyehatan
Lingkungan Puskesmas Pedes,
Kabupaten Karawang periode April
2017 sampai Maret 2018.
5. Laporan Data Tahunan cakupan
pengawasan jamban keluarga dan
jamban keluarga yang memenuhi syarat
Puskesmas Pedes, Kabupaten
Karawang periode April 2017 sampai
Maret 2018.
Masalah Menurut Variabel Keluaran

Keterangan :
* Tolok Ukur : Tolok ukur untuk satu tahun April 2017 sampai dengan Maret 2018) dimana
target pertahun adalah sebesar 75%.

Masalah Menurut Variable Masukan

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah


1 Tenaga Tersedianya petugas Ada 1 orang tenaga yang (+)
(Man) sebagai koordinator merangkap sebagai koordinator
dan pelaksana dan pelaksana program
program pengawasan pengawasan jamban namun
jamban yang tidak mencukupi karena wilayah
terampil di kerja yang luas.
bidangnya
2 Dana APBD tingkat II Ada , tapi tidak jelas besar dan Tidak dapat
(Money) perincian dananya diukur
BOK Ada , tapi tidak jelas besar dan Tidak dapat
perincian dananya diukur
3 Sarana Sanitarian kit Tidak ada (+)
(Material) Infocus ada
Layar Tidak ada
Leaflet Tidak ada
Lembar balik Tidak ada
Poster Tidak ada
Formulir wawancara Ada
Buku pedoman Ada
Alat tulis Ada
Sarana transportasi Ada
dinas
4 Pendataan Pendataan dilakukan tetapi (+)
Metode (Method) hanya terbatas pada jumlah
jamban yang ada dan jumlah
jamban yang memenuhi syarat.
Tidak ada pendataan mengenai
jenis jamban
Penyuluhan Belum diadakannya penyuluhan
mengenai sarana secara berkala, di dalam gedung
jamban yang ataupun di luar gedung
(+)
memenuhi syarat
kesehatan yang
dilakukan di dalam
dan di luar gedung
Pemetaan sarana Tidak dibuat pemetaan sarana
(+)
jamban jamban
Pengawasan/inspeksi Pengawasan/inspeksi sarana
sarana jamban jamban hanya dilakukan 2 kali (+)
dalam sebulan
Pencatatan dan Ada pencatatan setiap akhir
pelaporan minggu dan pelaporan setiap (-)
awal bulan
Masalah Menurut Variabel Proses

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah


1 Perencanaan Merencanakan pendataan Pencatatan jumlah (+)
jamban keluarga meliputi jamban keluarga
jumlah rumah, jumlah yang ada, jamban
jamban keluarga yang keluarga yang
ada, jumlah jamban memenuhi syarat
keluarga yang memenuhi setiap bulan, tapi
syarat, jumlah jamban tidak lengkap jenis
keluarga yang tidak jamban yang
memenuhi syarat, jenis digunakan di tiap-
jamban keluarga yang tiap desa.
digunakan, dan jumlah
yang tidak memiliki
jamban.
Merencanakan kegiatan Tidak ada (+)
penyuluhan 12 kali (1 pencatatan tentang
bulan sekali) yang kegiatan penyuluhan
dilaksanakan oleh jamban sehat dari
petugas kesehatan petugas Kesehatan
lingkungan melalui Lingkungan ataupun
kerjasama dengan lintas lintas program dan
program (Program lintas sektor.
Promosi Kesehatan) dan
lintas sektor (RT dan RW
setempat).
Merencanakan pemetaan Tidak dilakukan (+)
jumlah jamban keluarga pemetaan jamban
setiap 1 tahun sekali. keluarga di tiap-tiap
desa.
Merencanakan Dilakukan (+)
pelaksanaan kegiatan pengawasan/inspeks
pendataan dan inspeksi i jamban 2x/bulan
jamban sebanyak kali dengan pengawasan
dalam sebulan (1 bulan 4 yang tidak sesuai
kali) oleh petugas jadwal.
kesehatan lingkungan
terlatih pada hari kerja
yaitu Senin dari jam
09.00-14.00 WIB.
Pencatatan dilakukan Pencatatan (-)
setiap kegiatan dilakukan setiap
dilaksanakan (pada hari akhir minggu dan
kerja pada pukul 09.00- dilakukan pelaporan
12.00 WIB) dan setiap awal bulan.
pelaporan dilakukan
setiap awal bulan.
2 Pengorganisa Dibentuk struktur Struktur organisasi (+)
sian organisasi, kepala sudah jelas namun
puskesmas sebagai koordinasi di lintas
penanggung jawab program dan lintas
program, melimpahkan sektoral antar
kekuasaan kepada petugas pelaksana
koordinator program program
(programmer), kemudian pengawasan jamban
melakukan koordinasi belum optimal.
dengan pelaksana
program
3 Pelaksanaan Pendataan 1 kali setahun, Pendataan telah (+)
pencatatan setiap bulan dilakukan 1 tahun
jumlah rumah, jumlah sekali, pencatatan
jamban keluarga yang jumlah jamban
ada, jumlah jamban keluarga yang ada,
keluarga yang memenuhi jamban keluarga
syarat, jumlah jamban yang memenuhi
keluarga yang tidak syarat setiap bulan,
memenuhi syarat, jenis tapi tidak lengkap
jamban keluarga yang jenis jamban yang
digunakan, dan jumlah digunakan di tiap-
yang tidak memiliki tiap desa.
jamban
Melakukan penyuluhan Tidak ada (+)
12 kali dalam 1 tahun pencatatan tentang
kegiatan penyuluhan
jamban
Pemetaan sarana jamban Tidak dilakukan (+)
yang memenuhi syarat 1 pemetaan jamban
tahun sekali
Pengawasan/inspeksi Dilakukan (+)
dilakukan 4 kali dalam 1 pengawasan/inspeks
bulan i jamban 2x/bulan
dengan pengawasan
yang tidak sesuai
jadwal
Pencatatan dan pelaporan Pencatatan (-)
dilakukan setiap
akhir minggu dan
dilakukan pelaporan
setiap awal bulan.
4 Pengawasan Adanya pencatatan setiap Pencatatan (-)
bulan dan tahunan dan dilakukan tiap akhir
pelaporan secara berkala minggu dan
tentang kegiatan pelaporan setiap
pengawasan jamban ke awal bulan
tingkat Kabupaten
minimal 1 bulan sekali.
Masalah Menurut Variabel Lingkungan

No Variabe Tolok Ukur Pencapaian Masala


l h
1 Fisik Lokasi Semua lokasi jamban tidak dapat (+)
dijangkau semua dengan sarana
transportasi yang ada (ambulan)
karena terdapat akses jalan yang
hanya bisa dilalui kendaraan roda
dua.
Iklim Sebagian jalan masih berlubang- (+)
lubang dan masih banyak jalan
yang belum diaspal sehingga
mempengaruhi pelaksanaan
program saat musim hujan
sehingga beberapa tempat menjadi
becek dan sulit dilewati.
2 Non Keadaan Keadaan sosial ekonomi (+)
Fisik sosial masyarakat dapat mempengaruhi
ekonomi keberhasilan program. Sebagian
besar penduduk bermata
pencaharian sebagai petani.
Tingkat Tingkat pendidikan masyarakat (+)
pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
masih rendah.
Perilaku Masih ada beberapa perilaku (+)
masyarakat masyarakat yang masih BAB
sembarangan seperti di sungai,
selokan, sawah, dan kebun yang
mempengaruhi keberhasilan
program.
Perumusan Masalah Struktur organisasi sudah jelas,
A. Cakupan hasil pengawasan/inspeksi namun koordinasi belum optimal di
sarana jamban 67,37% dari target 75% lintas program dan lintas sektoral
dengan besar masalah 10,17%. antar petugas pelaksana program
B. Cakupan jamban keluarga yang pengawasan jamban dengan para
memenuhi syarat yaitu 58,24% dari kader.
target 75% dengan besar masalah B. Pelaksanaan
22,35%. a. Pendataan yang dilakukan hanya
terbatas jumlah rumah, jumlah
Masalah dari Unsur Lain (Penyebab) jamban yang ada dan jumlah
1. Masukan : jamban yang memenuhi syarat
A. Tenaga (Man) sedangkan jenis jamban tidak
Ada 1 orang tenaga yang merangkap masuk dalam pendataan.
sebagai koordinator dan pelaksana b. Tidak ada pencatatan tentang
program pengawasan jamban kegiatan penyuluhan jamban
namun tidak mencukupi karena c. Tidak dilakukan pemetaan
wilayah kerja yang luas. jamban
B. Sarana (Material) d. Dilakukan pengawasan/inspeksi
Tidak lengkapnya sarana yang jamban 2 kali per bulan dengan
digunakan untuk membantu pengawasan yang tidak sesuai
Program Sarana Jamban Keluarga jadwal.
terutama dalam hal penyuluhan, e. Pencatatan dilakukan setiap
seperti leaflet, lembarbalik, poster akhir minggu dan dilakukan
yang mengenai sarana jamban atau pelaporan setiap awal bulan.
perilaku stop BABS. 3. Lingkungan
Non Fisik
2. Proses A. Sebagian besar penduduk bermata
A. Pengorganisasian pencaharian sebagai petani dan
termasuk penduduk miskin. Hal
tersebut akan mempengaruhi
penduduk untuk memiliki sarana
jamban yang memadai.
B. Tingkat pengetahuan masyarakat C. Meningkatkan koordinasi antara
tentang kesehatan lingkungan penanggung jawab dengan koordinator
masih rendah program, koordinator
C. Perilaku masyarakat yang masih dengan pelaksana serta
BAB sembarangan mengoptimalkan koordinasi lintas
program dan lintas sektoral seperti
Penyelesaian Masalah mengikuti rapat mingguan desa dan

- Masalah I kecamatan bekerja sama dengan


promosi kesehatan, bidan desa, kader

Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana dan sebagainya.

jamban 67,37% dari target 75% dengan


besar masalah 10,17% - Masalah II

Penyebab Cakupan jamban keluarga yang

A. Ada satu orang tenaga yang memenuhi syarat yaitu 58,24% dari target

merangkap sebagai koordinator dan 75% dengan besar masalah 22,35%.

pelaksana program pengawasan


jamban namun tidak mencukupi karena Penyebab

wilayah kerja yang luas. A. Ada satu orang tenaga yang merangkap
sebagai koordinator dan
B. Struktur organisasi sudah jelas namun
koordinasi di lintas program dan lintas pelaksana program pengawasan

sektoral antar petugas pelaksana jamban namun tidak mencukupi

program pengawasan jamban belum karena wilayah kerja yang luas

optimal. B. Tidak lengkapnya sarana yang

C. Tidak ada pendataan jenis jamban digunakan untuk membantu Program

D. Tidak dilakukan pemetaan jamban Sarana Jamban Keluarga terutama

keluarga di tiap-tiap desa. dalam hal penyuluhan, seperti leaflet,


lembarbalik, poster yang mengenai

Penyelesaian Masalah sarana jamban atau perilaku stop


BABS.
A. Mengangkat petugas sesuai dengan
bidang atau kompetensinya atau dapat C. Struktur organisasi sudah jelas namun

memberikan pelatihan kepada petugas koordinasi di lintas program dan lintas

secara berkala. sektoral antar petugas pelaksana


program pengawasan jamban belum
B. Melakukan pendataan jenis jamban
keluarga yang digunakan optimal.
D. Pendataan yang dilakukan hanya terbatas dengan menggunakan poster, leaflet atau
jumlah rumah, jumlah jamban yang ada selebaran yang dapat membantu
dan jumlah jamban yang memenuhi syarat masyarakat untuk lebih memahami
sedangkan jenis jamban tidak masuk dalam mengenai jamban keluarga.
pendataan. C. Menyiapkan leaflet dan lembar balik untuk
E. Tidak ada pencatatan tentangkegiatan sarana penyuluhan baik
penyuluhan jamban perorangan maupun penyuluhan
F. Tidak dilakukan pemetaan jamban kelompok. Leaflet dan poster “Jamban
G. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang Sehat” telah dibuat dan diserahkan
kesehatan lingkungan masih rendah kepada Ibu Peggiwati selaku Koordinator
Kesehatan Lingkungan Puskesmas Pedes
Penyelesaian masalah sebanyak 50 buah leaflet dan 5 buah poster
A. Mengoptimalkan kader yang ada dengan sebagai sarana penyuluhan baik
memberikan pelatihan agar lebih terampil perorangan maupun kelompok.
lagi dalam melakukan pencatatan dan Penyuluhan diharapkan menambah
pemetaan jamban, serta agar para kader pengetahuan masyarakat tentang jamban
dapat sehat sehingga mengubah sikap dan
memotivasi masyarakat supaya perilaku.
masyarakat dapat mengerti mengenai
pentingnya Pola Hidup Bersih dan Sehat Kesimpulan
serta pentingnya penggunaan jamban yang Dari hasil evaluasi program yang telah
sehat. dilakukan maka dapat disimpulkan
B. Dilakukan penyuluhan secara intensif program pengawasan jamban di
dengan meningkatkan frekuensi Puskesmas Pedes periode April 2017
penyuluhan tidak hanya 1 kali dalam 1 sampai Maret 2018 dikatakan belum
bulan, bervariasi dengan memberikan berhasil karena belum mencapai target
contoh sarana jamban yang memadai dan sesuai dengan tolok ukur yang telah
yang tidak memenuhi syarat di lapangan. ditentukan. Dari hasil kegiatan program,
Penyuluhan dapat mengenai Pola Hidup didapatkan :
Bersih dan Sehat (PHBS) serta tentang
pentingnya sarana jamban sehat dengan
kesehatan. Penyuluhan dapat dibuat lebih
aktif
• Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana 2. World Bank. Water and sanitation
jamban 67,37% dari target 75% belum Program. Diunduh dari
memenuhi target. Pengawasan/inspeksi http://www.wsp.org/topics pada
jamban hanya 4 kali dalam 1 bulan dengan tanggal 28 April 2018.
pengawasan yang tidak sesuai jadwal. 3. Karl A, Dormino, Romasomanana R.
Sistem pencatatan dan pelaporan program Progress drinking water and sanitation
sarana jamban keluarga di Puskesmas update 2014. Switzerland: WHO
Pedes, Kabupaten Karawang dilakukan Library Cataloguing in Publicaton
berjenjang mulai dari tingkat desa hingga Data; 2014.
tinggat Kabupaten. Pencatatan dan 4. United Nations International Children’s
pelaporan dilakukan setiap bulannya. Fund (UNICEF). Community-Led Total
• Cakupan jamban keluarga yang memenuhi Sanitation in East Asia and Pacific:
syarat 58,24% dari target 75%. Progress, Lessons and Directions 2013.
Diunduh
Saran http://www.unicef.org/eapro/Communi

A. Mengumpulkan dan melatih kader-kader ty_Led_Total_Sanitation.pdf pada

dari tiap-tiap desa yang ada untuk dapat tanggal 28 April 2018.

melakukan pengawasan/inspeksi dan 5. MCA, Kementerian Kesehatan RI.

pemetaan sarana jamban secara berkala di Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total

daerah tempat tinggalnya, serta dapat Berbasis Masyarakat [Internet]. Mca-

memberikan penyuluhan dan motivasi indonesia.go.id. 2015 [cited 28 April

(pemicuan) pada masyarakat mengenai 2018]. Available from:

jamban keluarga. http://www.mca-

B. Melakukan pendataan meliputi jenis indonesia.go.id/assets/uploads/media/p

jamban untuk melihat wilayah kerja yang df/Pedoman-Pelaksanaan-STBM.pdf.

belum memiliki akses fasilitas sanitasi 6. Kementerian Kesehatan Republik

yang layak/jamban sehat, supaya dapat Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia

dibangun jamban bersama. tahun 2016. Jakarta: Kementerian


Kesehatan RI; 2017.h.219-224.
7. Sanitasi total berbasis masyarakat, 2015.
Daftar Pustaka
Diunduh dari : www.sanitasi.net/sanitasi-total-
berbasis-masyarakat.html 28 April 2018.
1. World Health Organization.
8. Memorandum Program Sanitasi
Sustainable Development Goals.
(MPS) Kabupaten Karawang tahun
Diunduh dari
2014 sampai 2018. Diunduh
https://sustainabledevelopment.un.org/
dari
sdg6 pada tanggal 28 April 2018.
https://www.google.com/url.ppsp.nawa
sis.dokumenperencanaansanitaspokjak
ab.karawang. pada tanggal 28 April 20

You might also like