Professional Documents
Culture Documents
sella.aprilyan@yahoo.com
Abstrak
Indonesia masih menghadapi permasalahan higiene dan sanitasi. Dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 harus berwawasan
lingkungan sesuai dengan tujuan SDGs diantaranya tujuan 6 yaitu menjamin ketersediaan dan
manajemen air dan sanitasi secara berkelanjutan. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak
negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat,
tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare, dan
munculnya beberapa penyakit. Menurut World Health Organization tahun 2018, sebagian
besar kematian diare di dunia sebesar 88% disebabkan oleh sanitasi yang buruk. Menurut data
Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 menunjukkan sebesar 25% masyarakat menggunakan
jamban tidak sehat dan 17,7% masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Berdasarkan data laporan tahunan program maka didapatkan cakupan jumlah jamban yang
memenuhi syarat sebesar 58,24% dari tolok ukur 75% dengan besar masalah sebesar 22,35%.
Dari hasil evaluasi program pengawasan jamban yang dilakukan dengan cara pendekatan
sistem di wilayah kerja Puskesmas Pedes ditemukan masalah berupa cakupan pengawasan
jamban dan cakupan jamban yang memenuhi syarat belum mencapai target.
sebagian Asia Tenggara dimana ada dan jumlah jamban yang memenuhi
4. Angka diare pada anak-anak dari rumah 2. Diketahuinya cakupan jamban keluarga
tangga dengan fasilitas toilet pribadi dan dengan Maret 2018 terdiri dari:
septik tank. 1. Pendataan jumlah rumah, jumlah jamban
2014 - 2018 sebanyak 38,77% yang diperiksa, dan jumlah jamban yang
masyarakat belum memiliki akses memenuhi syarat kesehatan.
Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini berasal
dari data sekunder berupa:
Keterangan :
* Tolok Ukur : Tolok ukur untuk satu tahun April 2017 sampai dengan Maret 2018) dimana
target pertahun adalah sebesar 75%.
A. Ada satu orang tenaga yang memenuhi syarat yaitu 58,24% dari target
wilayah kerja yang luas. A. Ada satu orang tenaga yang merangkap
sebagai koordinator dan
B. Struktur organisasi sudah jelas namun
koordinasi di lintas program dan lintas pelaksana program pengawasan
dari tiap-tiap desa yang ada untuk dapat tanggal 28 April 2018.