Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT , karena berkah rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
”Kematian Ibu dan Bayi” sesuai waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini kami susun sebagai salah satu persyarat untuk memenuhi tugas
yang diberikan dosen pembimbing dalam materi pembelajaran ilmu kesehatan
masyarakat.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapatkan banyak pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat Bapak/Ibu :
1. Ani Intiyati , SKM, M. Kes selaku dosen pengajar,yang telah memberikan petunjuk,
saran, dorongan moril selama penyusunan makalah ini.
2. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materil demi
terselesaikannya makalah ini.
Semoga Allah SWT memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan yang
diberikan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
bagi semua pembaca pada umumnya.
Penulis
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. 1
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan
derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu tertinggi
dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per 100.000
kelahiran hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup, danSingapura 6 per
100.000 kelahiran hidup (BPS, 2003). Berdasarkan SDKI 2007 Indonesia telah
berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu dari 390/100.000 kelahiran hidup (1992)
menjadi 334/100.000 kelahiran hidup (1997). Selanjutnya turun menjadi
228/100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2008).
Saat ini dalam setiap menit, setiap harinya, seorang ibu meninggal disebabkan
oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kematian ibu diperkirakan
sebanyak 500.000 kematian setiap tahun, 99% diantaranya terjadi di negara
berkembang.
Menurut Millenium Development Goals (2004), dari lima juta kelahiran yang
terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat
komplikasi kehamilan atau persalinan. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN.
Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65, dibandingkan
dengan 1 dari 1.100 di Thailand
Menurut Depkes RI (2003) dalam Wayu (2009), kondisi derajat kesehatan di
Indonesia ini masih harus ditingkatkan antara lain ditandai dengan tingginya AKI
yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi baru lahir 35 per1.000
kelahiran hidup. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
1.2.Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan angka kematian ibu (AKI)?
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kematian ibu (AKI)?
c. Bagaimana cara menekan angka kematian ibu (AKI)?
1.3.Tujuan Penulisan
a. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan AKI atau angka kematian ibu.
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi angka kematian ibu.
c. Dan mengetahui cara yang cukup baik untuk menekan angka kematian ibu
(AKI)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Angka Kematian Ibu (AKI)
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian
dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain
sepertikecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985).
Kematian ibu adalah kematian wanita dalam masa kehamilan, persalinan dan dalam
masa 42 hari (6 minggu) pasca bersalin, dengan rincian sebagai berikut:
Rumus
Dimana:
Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang
disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, pada
tahun tertentu, di daerah tertentu.Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi
yang lahir hidup padatahun tertentu, di daerah tertentu.Konstanta =1000 bayi lahir
hidup.
a. Menurut Qomaria Alwi, 2009. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya angka kematian ibu (AKI)
- Kesadaran penduduk kurang dalam memanfaatkan karu Gakin, mereka
yang memegang kartu Gakin sering datang berulang-ulang ke Puskesmas meskipun
tidak sakit atau obat sebelumnya belum habis.
- Kesadaran ibu-ibu untuk periksa hamis kurang karena mereka datang tidak
secara khusus tetapi sambil berobat penyakit lain misalnya flu, panas, dan diare.
Keyakinan ibu-ibu terhadap dukun atau mantri di desanya masih tinggi terutama
- Tingkat Ekonomi
Status Ekonomi AKI 1 AKI 2
Kepemilikan Rumah -0,003 0,058
Kepemilikan Tabungan -0,253 -0026
Tampak bahwa kedua variabel proksi dari status ekonomi yang dipilih dalam
tinjauan ini tidak cukup peka untuk dapat memiliki korelasi yang signifikan dengan
AKI absolut. Kepemilikan tabungan mungkin merupakan indikator status ekonomi
yang lebih baik dibandingkan kepemilikan rumah.
d. Menurut Cynthia Lina 2013. Ada beberapa macam penyebab utama AKI, yaitu
1. Penyebab Langsung
- Faktor reproduksi
a) Usia
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan
pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal
yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali setelah
usia 30-35 tahun.
b) Paritas
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut pandang kematian
maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian
maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Resiko
pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan resiko
c) Komplikasi Obstetri
Penyebab kematian ibu. adalah perdarahan, eklampsia atau gangguan akibat tekanan
darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. Perdarahan,
yang biasanya tidak biasa diperkirakan dan terjadi secara mendadak, bertanggung
jawab atas 28 persen kematian ibu. Sebagian besar kasus perdarahan dalam masa
nifas terjadi karena perdarahan post partum, retensio plasenta dan atonia uteri. Hal ini
mengindikasikan kurang baiknya manajemen tahap ketiga proses kelahiran dan
pelayanan emergensi obstetrik dan perawatan neonatal yang tepat waktu.
Penting untuk mengetahui penyebab kematian ibu agar dapat melakukan upaya-
upaya pencegahan yang diperlukan sehingga kasus serupa tidak terus berulang terjadi.
Penyebab utama kematian ibu adalah faktor obstetrik dan kondisi selama kehamilan
yang dapat dibagi dalam 4 kelompok:
1. 4 Terlalu
o Terlalu muda (<20 tahun)
2. Gizi ibu hamil yang kurang, sehingga mengalami KEK (kurang energi
kronis), anemia dan defisiensi zat besi.
kegiatan untuk menelusuri kembali sebab kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
dengan tujuan mencegah kesakitan dan kematian yang akan datang. AMP merupakan
suatu investigasi kualitatif mendalam mengenai penyebab dan situasi di seputar
kematian maternal dan perinatal/neonatal baik yang ditangani di fasilitas kesehatan
termasuk bidan di desa atau bidan praktek swasta secara mandiri, maupun di rumah.
· Sebab dan faktor-faktor terkait dalam kesakitan / kematian ibu dan perinatal
· Tempat dan alasan berbagi sistem dan program gagal dalam mencegah kematian
· Jenis intervensi yang dibutuhkan
2. PONED
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) adalah pelayanan
untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang terjadi pada
ibu hamil, ibu bersalin maupun ibu dalam masa nifas dengan komplikasi obstetri yang
mengancam jiwa ibu maupun janinnya. PONED merupakan upaya pemerintah dalam
menanggulangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia yang masih tinggi dibandingkan di Negara-negara Asean lainnya.
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan
pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas.
Puskesmas PONED adalah puskesmas yang memiliki fasilitas dan kemampuan
memberikan pelayanan untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal selama 24 jam. Sebuah Puskesmas PONED harus memenuhi standar yang
meliputi standar administrasi dan manajemen, fasilitas bangunan atau ruangan,
peralatan dan obat-obatan, tenaga kesehatan dan fasilitas penunjang lain. Puskesmas
PONED juga harus mampu memberikan pelayanan yang meliputi penanganan
preeklampsi, eklampsi, perdarahan, sepsis, sepsis neonatorum, asfiksia, kejang,
ikterus, hipoglikemia, hipotermi, tetanus neonatorum, trauma lahir, Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), sindroma gangguan pernapasan dan kelainan kongenital.
Alur pelayanan puskesmas PONED, setiap kasus emergensi yang datang di
setiap puskesmas mampu PONED harus langsung ditangani, setelah itu baru
melakukan pengurusan administrasi (pendaftaran, pembayaran alur pasien).
Pelayanan yang diberikan harus mengikuti Prosedur Tetap (PROTAP).
- Pelayanan yang Diberikan Puskesmas PONED :
3. GSI
Gerakan Sayang Ibu (GSI) merupakan upaya untuk meningkatkan
pemberdayaan perempuan dan mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
yang masih tinggi dan merupakan gerakan masyarakat bekerja sama dengan
pemerintah. Dengan demikian, yang dimaksud dengan GSI adalah suatu gerakan
yang dilaksanakan oleh masyarakat bekerja sama dengan pemerintah untuk
meningkatkan perbaikan kualitas hidup perempuan (sebagai sumber daya manusia)
melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya penurunan angka
kematian ibu karena hamil, melahirkan, dan nifas, serta kematian bayi.
GSI yang kegiatannya ditunjang oleh Tim Pokja dan Tim Satgas GSI
diarahkan agar mampu mendorong masyarakat untuk berperan aktif dan
mengembangkan potensinya dengan melahirkan ide-ide kreatif dalam melaksanakan
GSI di daerahnya. Kegiatan-kegiatanya antara lain:
a) Melaksanakan pendataan ibu hamil, memberikan kode-kode terten tu untuk
memberi tanda bagi ibu hamil beresiko tinggi (tanda biru), untuk yang normal diberi
peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan dan bayi baru lahir
bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat. Dengan sasaran semua ibu hamil yang
ada di wilayah tersebut.
Pada gambar 1 dapat diketahui berdasarkan data SDKI, selama periode tahun
1991-2007 angka kematian ibu mengalami penurunan 390 mendadi 228 per 100.000
kelahiran hidup. Namun pada SDKI 2012 angka kematian ibu kembali naik menjadi
259 per 100.000 kelahiran hidup. Mskipun AKI hasil SDKI tahun 1990 dan 2012
tidak jauh berbeda, namun untuk mencapai target 2015 diperkirakn sulit tercapai.
Angka tersebut juga semakin jauh dari target MDGs 2015 sebesar 102 per 100.00
kelahiran hidup.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kematian ibu
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor ekonomi, pendidikan dan juga
pengetahuan ibu akan pentingnya pemeriksaan janin selama masa mengandung.
Pengetahuan pemeriksaan janin ini berkaitan dengan tingkat pendidikan yang di
peroleh ibu, jika semakin tinggi tingka pendidikan seorang ibu, maka akan semakin
tinggi pula tingkat kepedulian ibu mengenai pemeriksaan bayi ata janin kepuskesmas.
Berdasarkan tingkat ekonomi, semakin rendah tingkat ekonomi sang ibu,
maka akan semakin jarang ibu memeriksakan bayinya. Sang ibu akan merasa jika
pemeriksaan janinnya akan lebih murah jika di periksakan ke dukun kampung tanpa
mengerti pentingnya penanganan medis sebelum proses persalinan.
3.2. Saran
a. Bagi Masyarakat
1. Masyarakat diharapkan lebih proaktif dalam membantu pelaksanaan pendataan
deteksi dini terhadap ibu hamil yang mengalami faktor resiko tinggi dan komplikasi
dalam kehamilan.
2. Masyarakat diharapkan dengan cepat melaporkan kasus kematian yang ada di
sekitarnya kepada petugas.
3. Memeriksakan diri tentang status gizinya, karana memerikasakan status gizi
sebelum, saat dan setelah kehamilan adalah sangat penting bagi keberlangsungan
hidup ibu dan anak.
4. Selalu berhati-hati pada saat kehamilan dan jangan ceroboh
Qomariah Alwi. 2009. Faktor Yang Mempengaruhi Angka Kematian Ibu. Media
Litbang. 21/03/2018
Ahmad Syafiq. 2003. Angka Kematian Ibu Dan Pendidikan Perempuan. Fakultas
Kesahatan Masyarakat Universitas Indonesia.21/03/2018
Nurul Aeni. Faktor Risiko Kematian Ibu. Kantor Penelitian Dan Pengembangan
Kabupaten Pati.21/03/2018
Cynthia Lina.2013. Faktor Yang Mempengaruhi Aki. Fakultas Kedokteran.
Universitas Sriwijaya 21/03/18
http://www.depkes.go.id/development/site/jkn/index.php?cid=793&id=untuk-
menurunkan-angka-kematian-ibu-dan-kematian-bayi-perlu-kerja-keras.html
22/03/2018
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf 23/03/2018
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-ibu.pdf
22/03/2018
https://duniabidan.com/knowledge/pengertian-angka-kematian-ibu-aki-4-terlalu-3-
terlambat.html 29/03/2018