Professional Documents
Culture Documents
1. PENDAHULUAN
Hardway pada tahun 1880 pertama kali menguraikan bahwa perubahan
kulit dengan karakteristik seperti kumpulan tumor yang dihubungkan dengan
gatal memiliki berbagai variasi ukuran, kasar, tebal, dan pigmentasi kulit yang
nampak gelap yang berubah diantara lesi tersebut. Permukaannya mengandung
sisik tebal yang kasar dan ekskoriasi di beberapa tempat juga dilaporkan.
Kemudian pada tahun 1909 Hyde dan Montgomery mengobservasi tanda-tanda
yang sama pada kulit, berupa nodul gatal pada permukaan ekstensor dari
ekstremitas bawah pada wanita paruh baya dan memberi nama kelainan
tersebut yaitu prurigo nodularis.1,2,3
Prurigo digunakan untuk berbagai jenis dermatosis yang ditandai dengan
rasa gatal disertai papul berbentuk kubah yang dapat berkembang menjadi
bentuk likenifikasi. Prurigo nodularis merupakan penyakit kulit yang kronik
dengan karakteristik adanya nodul yang gatal yang biasanya muncul pada
tangan dan kaki terutama di bagian ekstensor yang kemudian dapat berkembang
menjadi bentuk likenifikasi maupun multipel ekskoriasi yang timbul akibat adanya
garukan. Prurigo belum diketahui secara pasti penyebabnya dan nodul yang
tampak dapat membuat kita mengenalinya sebagai nodul pada liken simpleks
kronik. Adapun sinonim dari prurigo nodularis antara lain prurigo nodularis
hyde,dan picker’s nodul.1,2,3,4,5,6
2. EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini dapat mengenai semua kelompok umur mulai dari anak-anak
antara umur 5 sampai 75 tahun, tetapi biasanya terjadi pada usia dewasa 30 –
50 tahun, dan dapat terjadi laki-laki dan wanita, tetapi lebih sering dilaporkan
terjadi pada wanita terutama pada umur pertengahan.2,7,8
Individu dengan prurigo nodularis dapat dibagi menjadi kelompok atopik
dan non atopik. Pada kelompok penderita dermatitis atopik, prurigo nodularis
terjadi pada usia yang lebih muda yaitu usia 19 – 24 tahun dan kejadian
3. ETIOPATOFISIOLOGI
Etiologi prurigo nodularis tidak diketahui secara pasti. Stress emosional
dapat menjadi faktor kontribusi pada beberapa kasus. Sekitar 65-80% terjadi
pada pasien-pasien atopik. Pada pasien-pasien ini onsetnya terjadi lebih awal
meskipun tidak ada erupsi eksematous yang tampak. Pada 20% kasus terjadi
setelah gigitan serangga. Sangat penting untuk mempertimbangkan
kemungkinan adanya gangguan sistemik yang mendasari seperti limfoma dan
gagal ginjal.2,5,7,10,11,12,13
Stimulus yang mendasari terjadinya prurigo nodularis adalah pruritus.
Eosinofil yang mengandung eosinophil cationic protein yang berasal dari
neurotoxin meningkat dalam dermis. Protein dasar memiliki kemampuan
mendegranulasi sel-sel mast. Sel-sel langerhans S-100 dan HLA-DR lebih
banyak di dalam dermis. Jumlah saraf yang mengandung CGRP imunoreaktif
dan SP meningkat di dalam dermis. Deplesi SP yang ditunjukkan dengan
confocal laser scanning microscopy berkaitan dengan perbaikan prurigo
nodularis yang mendukung peranan neuropeptida. Jumlah saraf yang
menunjukkan somatostatin imuno reaktif, VIP, peptida histidin-isoleusin, galanin
dan neuropeptida Y sama pada liken simplex kronik, prurigo nodularis dan kulit
normal.1,2,9,14
Diperkirakan bahwa proliferasi saraf berasal dari trauma mekanik,
contohnya yaitu menggaruk. SP dan CGRP dapat melepaskan histamin dari sel
mast yang akan meningkatkan pruritus. Membran sel schwann dan sel
perineurium menunjukan peningkatan ekpresi faktor pertumbuhan saraf p75
yang kemungkinan menimbulkan hiperplasia neural, pada papilla dermal dan
dermis bagian atas, alpha-melanosit-stimulasi hormon (α -MSH)-like
imunoreactivity terlihat didalam sel-sel endotel kapiler. Meskipun peranan dari α
MSH pada prurigo nodularis belum diketahui, kemungkinan fungsinya dalam
imunosupresi terhadap inflamasi kutaneous. 1,2,9,15
Pada prurigo nodularis, pasien akan merasa gatal yang hebat pada
tempat yang beda pada tubuh dan tidak dapat mengontrol keinginan untuk
menggaruk atau menggosok daerah tersebut sehingga pada kulit sering nampak
bekas garukan. Pruritus kadang datang dalam beberapa menit sampai beberapa
jam dan kemudian akan berhenti secara spontan. 1,2,7,9
5. PEMERIKSAAAN PENUNJANG
5.1. Laboratorium
Jika diduga terdapat suatu penyakit sistemik pemeriksaan
darah lengkap dengan analisis differensial, sel mast dan neutrofil,
profil kimia darah yang mencakup tes fungsi ginjal dan hati. Level Ig
6. DIAGNOSIS
7. DIAGNOSIS BANDING
7.2. Keratosanthoma
Gambar 4: Keratosanthoma.
Penyakit ini jarang pada badan, sering pada daerah yang terpapar
sinar matahari, seperti wajah, leher, ekstremitas superior bagian dorsal.
Lesi berwarna kulit sampai kemerahan, terdapat nodul yang pada bagian
tengahnya yaitu keratin plug.1,9,11,14
8. PENATALAKSANAAN
Prurigo nodularis merupakan suatu kondisi kronik yang agak susah untuk
diterapi. Walaupun demikian, terapi yang diberikan memiliki sasaran untuk
mengobati/merawat keadaan-keadaan lain yang muncul dan membuat hidup
pasien lebih nyaman. Pasien mungkin masih bisa menerima perubahan dari segi
kosmetik tapi rasa gatal yang timbul lebih memotivasi pasien untuk
mengobatinya. Saat ini belum ada terapi yang memberikan hasil yang efektif,
tetapi beberapa terapi mungkin bisa dicoba. 8
9. PROGNOSIS
Prognosis untuk prurigo nodularis bervariasi, tergantung dari penyebab
gatal dan status psikologi dari pasien. Perbaikan pada pruritus dapat diperoleh
dengan jalan terapi penyakit yang mendasari. Penyakit ini bersifat kronis dan
setelah sembuh dengan pengobatan biasanya residif.2,4,11
1. Clark RAF, Hopkins TT. The other eczemas. In: Moschella SL, Hurley HJ,
editors. Dermatology. 3rd ed. Philadelphia: W.B.Saunders company; 1992.P.476-
9.
7. Holden CA, Burton JL. Eczema, lichenfication and prurigo. In Champion RH,
Burton JL, Burns DA, Breathnach SM, editors. Rook/wilkinson/Ebling Textbook of
dermatology. 5th ed. USA: Blackwell; 1992.p.583-584.
12. Elston DM. Insect bites. Available from: URL: http://www.emedicine. com/
DERM/topic_467.html