Professional Documents
Culture Documents
BAB 6
PENGENDALIAN PROYEK
6.1. Pendahuluan
Pengendalian dilakukan seiring dengan pelaksanaan proyek.
Pengendalian dilakukan agar proyek tetap berjalan dalam batas waktu, biaya,
mutu yang ditetapkan dalam rencana.
Untuk mencapai tujuan itu kita perlu berpedoman pada kontrak, master
schedule, shop drawing, dan metode kerja dalam menghadapi masalah-
masalah yang datang.
Faktor biaya, mutu, dan waktu ini perlu dikendalikan agar tercapai
tujuan sesuai kesepakatan. Sistem pengendalian yang diterapkan meliputi tiga
bidang, antara lain:
1. Pengendalian biaya
Mengoptimalkan biaya agar sesuai dengan Rancangan Anggaran
Biaya (RAB) sehingga tidak terjadi over budget sehingga
menimbulkan kerungian.
2. Pengendalian mutu
Pengendalian yang dilakukan agar mutu hasil pekerjaan sesuai dengan
kesepakatan antara owner dan kontraktor. Pengendalian mutu ini
dilakukan dengan uji laboratorium dan shop drawing.
3. Pengendalian waktu
Pengendalian agar proyek dapat selesai sesuai dengan durasi yang
telah direncanakan. Karena itu, perlu berpedoman pada master
schedule.
6.4.1.Pengawasan Material
Pengawasan material untuk menghasilkan mutu yang baik dapat
dilakukan dengan:
Pada proyek saat pemesanan material disertai dengan data produksi
sertifikat, hasil, contoh, jumlah, pemaketan, dan jadwal pengirimannya.
Apabila material tidak sesuai dengan yang dipesan, kontraktor dapat
melakukan reject / penolakan.
Material yang datang harus dicek kebenarannya dengan order
pemesanan . contohnya pekerja melakukan test slump
Delivery material ke lapangan dan penyimpanan material/bahan harus
dilaksanakan sebaik mungkin untuk menghindari terjadinya
kontaminasi dan penurunan mutu. Material disimpan dengan baik guna
menghindari kerusakan.
Posisi lapis pertama dan kedua tulangan atas / bawah plat lantai dan
poer pondasi (pondasi setempat) biasanya dilakukan pengecekan ganda
karena sering terjadi kesalahan seperti terbalik antara posisi tulangan
atas dan bawah sehingga seringkali harus dibongkar bila tidak
mendapat persetujuan pemberi tugas.
Jarak transversal antar tulangan sambungan (bilamana tidak memakai
sambungan las atau mekanis) tidak boleh terlalu jauh. Peraturan SNI
mensyaratkan jarak antaranya tidak lebih dari 1/5 panjang sambungan
lewatan yang diperlukan atau maksimal 150 mm. Agar posisi tulangan
tersebut tidak berubah sebaiknya kedua sambungan tulangan diikat
dengan kawat beton.
Penambahan tulangan cakar ayam di sekitar balok untuk memastikan
bahwa tulangan pelat tetap pada level yang seharusnya, jika tidak
ditambahkan, maka tulangan pelat dapat turun dari level yang
seharusnya, sehingga menyebabkan ketidaksesuaian dengan spesifikasi
yang diinginkan dengan realisasi struktur di lapangan.
Gam
bar 6.6.2.1 Kolom Sebelum diperbaiki