You are on page 1of 6

Perkembangan Bermain pada Remaja

Masa remaja adalah masa yang paling indah bagi setiap orang. Dalam
masa ini, orang akan berlomba-lomba untuk mencari jati diri. Ada yang terjun
menggeluti minat, serius belajar, bahkan tak sedikit yang membuang waktunya
dengan hura-hura. Di balik keragaman tersebut tetap hadir keunikan tersendiri,
baik yang berbuah positif maupun negatif.
Dunia remaja seringkali dianggap sebagai waktu yang paling tepat dalam
mencari kepuasan bermain. Contohnya dapat kita lihat di sekolah, di rumah, di
jalan dan dimana-mana akan banyak ditemui remaja yang menghabiskan
waktunya untuk bermain-main, seperti menonton, belanja dan lain sebagainya.
Bermain sangat berpengaruh dalam membentuk perkembangan aspek-
aspek yang berbeda pada kepribadian seorang remaja, yaitu :11
1. Aspek Jasmani
Bermain adalah aktivitas gerak yang sangat penting dalam kehidupan
remaja, karena dengan bermain otot-otot pada tubuh remaja akan berkembang
dengan baik, memperkuat tubuh, menambah energy, dan dpat membentuk
kepaduan antara fungsi-fungsi gerak tubuh, emosi dan rasionalitas.
11.
’Athif Abul’id & Syeikh Muhammad Sa’id Marsa, Bermain Lebih Baik
daripada Nonton TV,(
Surakarta: Ziyad Visi Media, 2009), hlm 14-19

2. Aspek Intelektual
Bermain dapat mengembangkan kepandaian dan kemampuan berinovasi
pada remaja. Bermain yang mengembangkan daya imajinasi, memfokuskan
konsentrasi, pengambilan keputusan, simpulan, kehati-hatian, bersiap menghadapi
sesuatu yang datang tiba-tiba dan menemukan alternative untuk beberapa asumsi,
dapat membantu mereka mengembangkan kepandaian otak mereka.
3.Aspek Sosial
Bermain membantu perkembangan anak dari aspek social. Dalam bermain,
seorang remaja akan belajar mengenai system peraturan, percaya dengan
kebersamaan, menyadari pentingnya kebersamaan, menjalin hubungan baik
dengan orang lain dan belajar menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
4.Aspek Etika dan Moral
Bermain berperan membentuk system etika dan moral pada kepribadian
remaja. Melalui bermain, seorang remaja belajar dari orang yang lebih tua tentang
standardisasi perilaku etis seperti bersikap adil, jujur, amanah, menahan diri dan
sabar.
Karena sangat pentingnya bermain bagi tumbuh kembang remaja, maka
para pakar psikologi banyak mengeluarkan teori untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena bermain pada remaja. Teori-teori tersebut diantaranya:12

1.Teori Energi Lebih


Teori ini muncul pada akhir abad yang 20. Digagas oleh seorang filsuf
Herbert Spencer. Teorinya menyebutkan bahwa fungsi bermain adalah
melepaskan energy yang berlebihan pada diri seorang remaja.
2.Teori Mempersiapkan Hidup Masa Depan
Pembuat teori ini adalah Karl Goos. Ia berpendapat bahwa bermain bagi
makhluk hidup memiliki fungsi biologis yang sangat penting. Ia juga berpendapat
bahwa bermain adalah salah satu persiapan bagai remaja untuk melakukan
berbagai macam pekerjaan yang serius dan bermanfaat di masa depan.
12.
’Athif Abul’id & Syeikh Muhammad Sa’id Marsa, Bermain Lebih Baik
daripada Nonton TV,
(Surakarta: Ziyad Visi Media, 2009), hlm 31-34

3. Teori Psikologis
Teori ini merupakan teori analisis psikologis Freud yang menitikberatkan
pada bermain pada remaja khususnya, yang menganggap bahwa bermain dapat
membantu remaja mengurangi rasa cemas yang sangat dihindarinya.
4. Teori Perkembangan Tubuh
Seorang ilmuwan, Cart, pencipta teori ini berpendapat bahwa game
membantu perkembangan anggota tubuh khususnya otak dan system syaraf.
5.Teori Jaan Piache
Teori Jaan Piache mengenai bermain berhubungan erat dengan deskripsinya
terhadap perkembangan kecerdasan. Piache menyakini bahwa keberadaan dua
proses representasi dan konsistensi penting bagi perkembangan setiap makhluk
organic.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu & Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta :


Rineka Cipta

Ali, Mohammad & Asrori, Mohammad. 2011. Psikologi Remaja: Perkembangan


Peserta Didik.Jakarta: Bumi Aksara

Abul ‘id, ‘Athif & Marsa, S.M.S. 2009. Bermain Lebih Baik daripada Nonton TV.
Surakarta: Ziyad Visi Media

Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Sarwono, S.W. 2013. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:


CV.
Sagung seto

Yusuf, Syamsu. 2013. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:


Rosda Karya.
A. Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang
dilakukan setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan
merupakan media yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi,
mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan
sosial anak.
B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-
motorik, perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri,
moral dan bermain sebagai terapi.

1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar


yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk
perkembangan pengobatan.

2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan


manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.

3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta


mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah
dan hubungan sulit.

4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.

5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan


dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah
lakunya terhadap orang lain.

6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral


dan etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta
belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.
7. Bermain sebagai terapi

C. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain

1. Tahap perkembangan
2. Jenis kelamin anak
3. Status kesehatan anak
4. Lingkungan yang tidak mendukung
5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak

D. Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain

1. Perlu energi ekstra


2. Waktu yang cukup
3. Alat permainan
4. Ruang untuk bermain
5. Pengetahuan cara bermain
6. Teman bermain

E. Klasifikasi Bermain

1. Berdasarkan isi permainan :


a. Sosial Affective Play
b. Sense of Pleasure Play
c. Skill Play
d. Games atau Permainan
e. Unoccupied Behaviour
f. Dramatic Play

2. Ditinjau dari karakter


a. Social anlooker play
b. Solitary play
c. Paralel play
F. Permainan Yang Cocok Untuk Usia Remaja
Melihat karakterisik anak remaja perlu mengisi kegiatan yang
konstruktif, misalnya dengan melakukan permainan berbagai macam olah
raga, mendengarkan dan/atau bermain musik serta melakukan kegiatan
organisasi yang positif, seperti kelompok basket, sepak bola, karang
taruna, dll.
Prinsip bermain bagi anak remaja tidak hanya sekedar mencari
kesenangan dan meningkatkan perkembangan fisio-emosional, tetapi juga
lebih ke arah menyalurkan minat, bakat, dan aspirasi serta membantu
remaja untuk menemukan identitas pribadinya.
Untuk itu alat permainan yang tepat biasanya berupa berbagai
macam alat olah raga, alat musik, dan alat gambar atau lukis.

You might also like