You are on page 1of 4

Karbon Dioksida Superkritis

Karbon dioksida (CO2) sangat mudah temui dalam kehidupan sehari-hari,


biasanya senyawa ini ditemui dalam fasa gas. CO2 mempunyai suhu kritis 304,4 K
dan tekanan kritis 73,8 bar (Smith, 2001), dan bersifat non-polar. Pada keadaan
superkritis, CO2 mempunyai viskositas yang rendah dan difusivitas yang
tinggi(Eslamimanesh et al., 2011) maka dari itu terjadi peningkatan kelarutan zat
padat dalam proses ekstraksi. Sifatnya yang mudah didapatkan dalam keadaan
superkritis, murah, tidak mudah meledak, dan mudah melepaskan zat terlarutnya,
membuat CO2 sangat cocok menjadi pelarut senyawa padat untuk proses ekstraksi
(Yazdizadeh et al., 2011).

Ekstraksi Zat Padat Menggunakan Karbon Dioksida Superkritis


Pada kondisi tekanan operasi sedikit di atas tekanan kritis, kelarutan zat padat akan
meningkat dengan signifikan. Sehingga dengan menurunkan tekanan sedikit saja,
zat terlarut dalam CO2 sudah dapat dipisahkan. Maka dari itu, CO2 superkritis
cocok dalam proses purifikasi (Yazdizadeh et al., 2011).
Aplikasi CO2 superkritis yang sudah dilakukan adalah ekstraksi dari senyawa-
senyawa non-polar antara lain beberapa jenis ester (Ismadji, 2008), beberapa jenis
obat (phenazopyridine, propranolol dan methimazole) (Yamini et al., 2003), bahan
herbal (α-asarone) (Cheng et al., 2003), dan minyak (Reverchon & Marrone,
2001), serta beberapa jenis senyawa organik lainnya (Zhao et al., 2003). Melihat
sudah banyak aplikasi CO2 superkritis, prediksi kelarutan zat padat dalam CO2
superkritis diperlukan untuk menghemat waktu dan biaya terutama untuk studi
awal dalam aplikasi industri.

Model Termodinamika Kelarutan Zat Padat Fluida Superkritis


Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memprediksi kelarutan zat padat
dalam CO2 superkritis adalah kesetimbangan fasa pada model termodinamika
(Eslamimanesh et al., 2011). Sehingga untuk mendapatkan prediksi kelarutan
padat dalam CO2 dapat menggunakan fugasitas untuk komponen padat dan CO2.
fipadat = fisuperkriti.......................................................(1)

Dengan f merupakan fugasitas dan variabel i menunjukan untuk komponen i


dalam campuran. Untuk penyelesaian Persamaan 1 diperlukan asumsi sebagai
berikut sehingga dapat diturunkan menjadi seperti pada Persamaan 2.
 CO2 tidak terlarut dalam padat
 Fugasitas dari zat padat pada campuran adalah fugasitas zat padat murni.
 Volume molar zat padat adalah variabel yang independen atau fasa padat
tidak terkompresi

..........................................(2)
Dengan P adalah tekanan (bar), Vs adalah volum molar padatan (cm3/mol), R
adalah konstanta gas (83,14 bar cm3/mol), T adalah suhu kondisi operasi (K),
superskrip sat menunjukan kondisi jenuh, y dan φ adalah fraksi mol padat dan
koefisien fugasitas untuk kondisi superkritis. Tekanan sublimasi zat padat dapat
dihitung menggunakan Persamaan 3.

.........................................................(3)

Seperti pada Tabel 1 nilai A, B, dan C adalah koefisien persamaan Antoine untuk
mengitung tekanan sublimasi. Prediksi dari kelarutan zat padat juga memerlukan
informasi dari sifat fisik komponen-komponen yang terlibat dalam ekstraksi
seperti pada Tabel 2.
Tabel 1. Koefisien Antoine untuk beberapa senyawa padat yang digunakan pada
Persamaan 3.

You might also like