You are on page 1of 1

BAB V

Kuratif
BAGAN PERMASALAHAN Deteksi dini: Oksigen nasal kanul 1,5
Anamnesis: sesak nafas lpm
± 3 hari SMRS, pasien batuk (+) terus-menerus, batuk Infus D5 ½ NS 96/4/4 tpm
berdahak, dahak sulit keluar, batuk terdengar “grok-grok”, Inj Ampicillin 350 mg / 6
terkadang pasien muntah. Tiap kali batuk mengeluarkan jam intravena
lendir, mengi (-), sesak napas (-), demam (-), nafas cepat (- Inj Gentamisin 50 mg / 24
), cekungan dinding dada (-). Pasien dibawa ke IGD Preventif
jam intravena Menjelaskan Promotif
rumah sakit di Pati dan dilakukan rawat inap selama 3 Paracetamol 100 mg/ 4-6 kepada orang tua Memberikan
hari. Tidak kunjung ada perbaikan akhirnya pasien dibawa jam (T ≥ 38˚C) pasien bahwa pengetahuan mengenai
ke RSDK. Nebulisasi ventolin 1 anak tidak boleh bronkopneumonia,
Pada saat di IGD RSDK, pasien tampak sesak napas (+), respul + NaCl 0,9% 2 cc terkena paparan defek septum atrium,
sesak dirasakan terus menerus, saat menyusu ASI tiap 8 jam asap rokok dan CTEV, gizi kurang
terputus-putus (+), tampak biru (-), berkeringat di dahi (+), Nebulisasi pulmicort 1 polusi udara perawakan pendek, Rehabilitatif
tampak cekungan pada dinding dada. Pasien juga demam respul + NaCl 0,9% 2 cc untuk mencegah berat badan kurang Menjaga kualitas dan
(+) 400C, batuk (+) bertambah ngekel, nafas cepat (+), tiap 8 jam
BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien diberi oksigen, terjadinya sesak kuantitas gizi anak,
BC / D tiap 12 jam
obat penurun panas, dan diinfus. napas dan istirahat cukup.
Saat ini, pasien tampak sesak napas, sesak dirasakan
berkurang dari sebelumnya, terkadang saat menyusu ASI
terputus-putus (+), tampak biru (-), berkeringat di dahi (-),
tampak cekungan pada dinding dada (+). Pasien juga tidak
demam, batuk (+) berkurang, nafas cepat (-), BAB dan Penatalaksanaan Komprehensif
BAK tidak ada keluhan.
Pemeriksaan Fisik:
Anak laki-laki Tanggal 4 April 2018
1 tahun 1 bulan, Anak tampak composmentis, aktif, suhu 36,8 oC, RR: Diagnosis Utama: Bronkopneumoni
32x/menit, nadi:124x/menit, isi dan tegangan cukup. Diagnosis Komorbid: Defek septum atrium, CTEV
Faktor Risiko 6,9 kg ; 69 cm Nafas cuping hidung (-), retraksi epigastrial (+), auskultasi Diagnosis Gizi: Gizi kurang, perawakan pendek, berat
 Riwayat batuk ± 2 bulan paru SD vesikuler (+/+), ST ronki basah halus (+/+) badan kurang TUMBUH
yang lalu
Bronkopneumonia, Pemeriksaan penunjang: Diagnosis perkembangan: Perkembangan anak tidak KEMBANG
 Riwayat tanggal Defek Septum Atrium Ø X-foto thorax AP-lat: Gambaran bronkopneumonia sesuai dengan usia ANAK
27/02/18 berdasarkan 4,5-5,2mm, CTEV, Gizi Ekokardiografi Defek Septum Atrium Ø 4,5-5,2mm Diagnosis imunisasi: lengkap sesuai usia, booster (-) KURANG
ekokardiografi Pemeriksaan Antropometri: gizi kurang, perawakan Diagnosis sosial ekonomi: kurang
dikatakan mengalami
kurang perawakan pendek, berat badan kurang OPTIMAL
defek septum atrium pendek, berat badan Status Gizi: kurang
kurang Imunisasi Dasar: kesan lengkap sesuai usia
Diet: susu SGM 4x80cc, ASI, bubur 1/2 porsi 2 x sehari

Kebutuhan Dasar Anak


Penatalaksanaan Holistik

Asuh Asih Asah Lingkungan mikro Lingkungan mini Lingkungan meso Lingkungan makro
Ayah bekerja sebagai karyawan Kasih sayang Stimulasi oleh ayah Anak memiliki risiko infeksi Orang tua memiliki kemauan Keluarga besar turut Anjuran kepada keluarga
perusahaan air minum kemasan, berasal dari dan ibu. Pendidikan paru akibat penyakit defek untuk turut andil dalam terapi membantu dalam untuk rutin membayar
ibu seorang ibu rumah tangga. orang tua. Anak terakhir ayah dan septum atrium yang anak yaitu membawa anak ke merawat pasien BPJS sehingga pelayanan
Perawatan pasien sehari hari dideritanya. rumah sakit apabila anak sakit,
menghabiskan ibu adalah tamat asuransi kesehatan untuk
oleh ibu pasien. Bila sakit, Anak berinteraksi dengan memeriksakan anak dengan anak dan keluarga dapat
pasien dibawa berobat ke banyak waktu SLTA.
baik dengan keluarga rutin, memberikan makanan terjamin
puskesmas di dekat rumah. dengan ibunya
bergizi untuk anaknya.

You might also like