You are on page 1of 64

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

HEMATOLOGI I

OLEH
Aminah O. Achmad
Astrit D. Haning
Diana M. Lowen
Jeni Lifu
Magdalena Agagoran
Mariana I.D. Domaking
Murniyanti Koku Yowa
Paulina Anin
Rosalina Teme
Ventri Faot
Yohana D.B. Hurint
Yumita Karanggulimu

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


POLTEKES KEMENKES KUPANG
2014/2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES KUPANG

Laporan ini dibuat sebagai syarat untuk mengikuti


Ujian Akhir Semester (UAS) dan telah disusun
pada tanggal 15 Juni 2015

Oleh Kelompok 4 Hematologi

Koordinator Praktikum Pembimbing Praktikum

Yustinus Arie Septian, S.ST Kuntum Ekawati Nurdin, S.ST


NIP. 1988 0904 2014 02 1001 NIP. 1986 0910 2014 02 2002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan bimbingan-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Hematologi ini dengan sebaik-baiknya.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam pembuatan laporan akhir praktikum ini.
Laporan ini berisikan tentang hasil praktikan hematologi yang telah dijalani selama
semester 2. Harapan penulis semoga laporan akhir praktikum ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat
kurang, oleh karena itu kritik, saran, dan masukkan dari pembaca kiranya dapat
menyempurnakan laporan ini.

Kupang, 15 Juni 2015


Penulis

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ................................................................................ i

Kata Pengantar ........................................................................................ ii

Daftar Isi.................................................................................................. iii

Bab I. Pendahuluan ................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Tujuan .......................................................................................... 3

Bab II. Pembahasan................................................................................. 4

Pengambilan Darah Vena ................................................................. 4

Pengambilan Darah Kapiler ............................................................. 9

Pengukuran Hb metode Sahli ........................................................... 13

Pengukuran Hb Metode Cyanmethemoglobin ................................. 18

Pengukuran Hematokrit .................................................................... 24

Pengukuran LED .............................................................................. 29

Hitung Jumlah Eritrosit .................................................................... 33

Hitung Jumlah Leukosit ................................................................... 38

iii
Hitung Jumlah Trombosit ................................................................. 43

Pembuatan Apusan Darah Tipis ....................................................... 48

Hitung Jenis Leukosit ....................................................................... 53

Bab III. kesimpulan ................................................................................. 57

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat
transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari
serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan
level tinggi punya sistem transportasi dengan darah. Darah merupakan suatu cairan yang
sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak
kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat
mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Darah pada
tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah
padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang
dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter.
Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia : Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke
seluruh tubuh, alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh , alat
pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh, alat pengangkut hasil
oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi, alat pengangkut getah hormon dari kelenjar
buntu, menjaga suhu temperatur tubuh, mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi
dan sel darah beku, mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll. Darah cair atau plasma
darah adalah cairan darah berbentuk butiran-butiran darah. Di dalamnya terkandung benang-
benang fibrin / fibrinogen yang berguna untuk menutup luka yang terbuka.
Sifat fisik sel darah merah :
 Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada
sentralnya dan berdiameter 7,65 mikro meter.
 Eritrosit terbungkus dalammembran sel dengan permeabilitas tinggi. Membran
inielastis dan fleksibel , sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapiler.

1
Komposisi Sel Darah Merah :
 Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin.
 Jumlah sel darah merah padalaki laki sehat berukuran rata rata adalah 4,2 sampai
5,5juta sel permilimeter kubik.
 Jumlah sel darah merah pada peremppuan sehat berukuran rata rata , jumlah sel
darah merahnya antara 3,2 sampai 5,2 juta sel per milimeter kubik.
Sifat fisik sel darah putih :
 Granulosit
1) Neutrofil à memiliki granula kecil berwarnamerah muda dalam
sitoplasmanya. Nukleusnya memiliki 3-5 lobus yang terhububgkan dengan
benang kromatin tipis. Diameternya mencapai 9-12 mikrometer.
2) Eosinofil à memilki granula sitplasma yang kasar dan besar. Dengan
perwanaan oranye kemwrahan. Sel ini memiliki nukleus berlobus dua, dan
berdiameter 12-15 mikrometer.
3) Basofil à memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak
beraturan dan akan berwarna keunguan sampai hitam serta memeperlihatkan
nukleus berbentuk S. Diameternya sekitar 12-15 mikrometer.
 Agranulosit
1) Limfosit à mengandung nukleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi
lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya bervariasi, ukuran terkecil 5-8
mikrometer; ukuran terbesar 15 mikrometer.
2) Monosit à merupakan sel darah terbesar diameternya rata rata berukuran 12-18
mikrometer. Nukleusnya besar , berbentuk seperti telur atau seperti ginjal,
yang dikelilingi sitoplasma .berwarnabiru keabuan pucat.
Komposisi sel darah putih :
60% terdiri dari neutrofil. 1-3 % eusinofil , kurang dari1% , basofil 30% limfosit , 3-8%
monosit.
Sifat fisik trombosit :
Ukuran trombosit mencapai setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmaterbungkus
suatu membran plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan
dengan proses koagulasi darah.

2
1.2. TUJUAN
1. Untuk dapat melakukan sampling darah vena
2. Untuk dapat melakukan sampling darah kapiler
3. Untuk dapat melakukan pemeriksaan kadar Hb dengan metode sahli dan
cyanmethemoglobin
4. Untuk melakukan pemeriksaan kadar hematokrit
5. Untuk dapat melakukan pemeriksaan LED
6. Untuk dapat menghitung jumlah eritrosit, leukosit dan trombosit
7. Untuk dapat membuat apusan darah tepi
8. Untuk dapat menghitung jenis leukosit

3
BAB II
PEMBAHASAN

Judul praktikum : pengambilan darah vena

Tujuan praktikum :
mampu dan terampil dalam pengambilan darah vena serta dapat melakukan tekniknya dengan
benar.

Prinsip pemeriksaan :
pembuluh darah di bendung dengan tourniquet supaya tampak jelas dan agar lebih memudahkan
saat pengambilan sampel darah.

Dasar teori :
Darah merupakan cairan yang terdiri dari banyak sel bebas yang membawa zat penting
yang diperlukan oleh tubuh melalui sebuah jalur yang disebut pembuluh darah. Kinerja darah
diatur oleh “master kontrol” yaitu jantung. Zat yang dibawa bisa apa saja, seperti oksigen,
mineral, protein, vitamin dan hormon yang berasal dari sistem endokrin. Hasil sisa olahan tubuh
seperti karbondioksida dibawa oleh darah ke paru-paru untuk ditukar dengan oksigen. Begitu
pula banyak racun dan bahan kimia yang tidak dikehendaki tubuh dibawa ke hati dan ginjal
untuk kemudian dideportasi keluar dari tubuh manusia melalui feces atau urine.
Hematologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari segala sesuatu tentang
darah yang meliputi jenis darah,volume darah dan bentuk darah.Sampling darah vena digunakan
untuk pengambilan darah dengan volume yang banyak. Dalam kegiatan pengumpulan sampel
darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek
laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena
(venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah
cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan
venipuncture.
Tempat pengambilan darah vena yang sering dilakukan pada orang dewasa yaitu :
1. Vena median,

4
2. Vena vemulans,dan
3. Vena sinus sagitalis

Pada pengambilan darah vena harus memperhatikan:

1. vena yang besar dan mudah di lihat


2. letak pengambilan darah harus searah dengan letak perpanjangan vena.
3. letak spuit harus sedikit menungging pada sudut 15 - 300
4. letak vena yang diambil darahnya,sebaiknya pada lengan bagian atas.

Alat dan Bahan :


 Alat : tourniquet
 Bahan :
1. Spuit
2. kapas kering
3. kapas alcohol
4. tensoplast

Prosedur Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang di perlukan di atas meja
2. Tenangka pikiran dan pikirkan pasien, lakukan persiapan pada pasien, misalkan
menggulung lengan baju, menopang tangan di atas meja dan memeriksa vena yang akan di
tusuk.
3. Pasang tourniquet 10 cm di atas vena yang akan di tusuk
4. Sterilkan kulit yang akan di tusuk dengan kapas alcohol, biarkan kering.
5. Carilah posisi yang nyaman untuk menyuntik, kemudian tusuk vena yang akan di ambil
darahnya dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas dan kemiringan sudut penusukan
30-40˚.
6. Tarik holder sampai volume darah yang di inginkan.
7. Buka/ longgarkan tourniquet
8. Kelurkan jarum dari kulit atau vena.

5
9. Tutup lubang bekas jarum dengan kapas kering, gunakan kapas untuk menyerap darah yang
keluar.
10. Pasangkan tensoplast pada bekas luka tersebut.
11. Setelah di cabut dari vena jarum suntik harus segera di tutup. Sebelum di gunakan pastikana
pastikan bahwa hodernya dapat bekerja dengan baik dan jarum sudah terkancing dengan
kuat.

Hasil dan pembahasan :


 Hasil :
Volume darah yang di ambil dari vena sebanyak 3 ml. darah berwarna merah tua, kental.
Pengambilkan darah vena di lakukan sesuai dengan prosedur. Pengambilan darah vena di
lakukan pada :
Nama : Astrir Dwisudawati Haning
Umur : 17 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Volume darah yang di ambil : 5 ml
 Pembahasan :
Hal-hal yang perlu di lakukan dalam pengambilan darah vena :
 Pemasangan tourniquet untuk pembendungan darah vena:
Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi
( peningkatan nilai hematokrit), peningkatan kadar substrat (protein total,dll).
 Pelepasan tourniquet setelah jarum di lepaskan dapat menyebabkan hematoma.
 Penusukan :
Penusukan yang tidak sekali kena dapat menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat menyebabkan pembekuan. Selain itu penusukan berkali-kali dapat
menyebabkan hematoma.
 Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena dapat menyebabkan darah
bocor dengan akibat hematoma.

6
 Untuk pengambilan darah vena, vena yang umum di guanakn adalah vena mediana
cubital. Vena ini terletak pada interior lengan. Mediana cubital terletak dekat permukaan
kulit, cukup besar dan tidak ada pasokan syaraf besar. Apabila terjadi sesuatu seperti
luka , pembengkakan dan lain-lain maka vena chepalica dan vena basilica bisa menjadi
pilihan berikutnya. Pada bayi biasanya sampling darah vena menggunakan vena
jungulari superficialis.

7
LAMPIRAN GAMBAR

8
Judul Praktikum : Pengambilan Darah Kapiler

Tujuan Praktikum :
Untuk mengetahui cara pengambilan darah kapiler yang baik dan benar

Prinsip Praktikum :
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk berbagai pemeriksaan yang memerlukan sampel
dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar hemoglobin, kadar
hemotokrit, dan analisa gas darah dengan menggunakan lancet disposible.

Dasar Teori :
Pengambilan kapiler atau dikenal dengan istilah skin puncture yang berarti proses
pengambilan darah dengan tusukan kulit. Tempat yang biasa digunakan untuk pengambilan
darah kapiler adalah ujung jari tangan 2, 3, 4 atau daun telinga. Untuk bayi diambil ditumit
pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki. Lokasi pengambilan darah kapiler tidak
boleh menunjukan adanya gangguan peredaran darah seperti vasokonstriksi (pucat),
vasodilatasi (radang / trauma), konjeksi atau stanosis setempat.
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk test yang memerlukan sampel dengan volume
kecil. Sebelum melakukan penusukan pada kulit perlu diperhatikan dengan saksama keadaan
setempat apakah adanya peradangan atau dermatitis.
Penusukan dijari atau cuping telinga sebaikanya dilakukan pada bagian ujungnya.
Penusukan dicuping telinga dianjurkan berhati – hati mengingat pendarahan. Jika hal ini
terjadi maka sukar untuk berhenti. Alat yang dipakai untuk menusuk adalah hemolitik atau
lancet. Alat ini harus steril pemakaiannya harus disposible (sekali pakai)
Pengambilan darah kapiler dari ujung jari dapat dilakukan untuk pemeriksaan gula darah,
hemotokrit, kadar hemoglobin, sedangkan darah kapiler dari cuping telinga dapat digunakan
untuk pemeriksaan fsktor pembekuan darah. Adapun kendala yang paling sering ditemui
ketika pengambilan darah seperti pada pasien dewasa yang mempunyai kulit jari tebal maka
blood lancet yang digunakan harus berukuran agak besar dan penusukannya harus dalam
mengenai kapiler sehingga darah yang dihaslkan benar – benar darah kapiler bukan darah
jaringan. Selanjutnya kendala pada pasien anak – anak yaitu bagaimana cara membujuk

9
pasien agar kooperatif bisa dimaklumi bila anak biasanya takut melihat jarum suntik. Untuk
itu pendampingan orang tua sangat diperlukan untuk meminimalkan emosional anak – anak.

Alat dan Bahan :


 Alat :
1. Blood lancet
 Bahan :
1. Kapas alkohol
2. Tissue
3. Kapas kering
4. Sarung tangan
5. Masker

Prosedur kerja :
1. Pijat – pijat jari tangan yang akan ditusuk. (biasanya salah satu dari 3 jari selain jari
kelingking dan ibu jari) Sebelumnya, pastikan alat dan bahan yang akan dipakai
semuanya telah tersedia dan dalam keadaan steril.
2. Desinfeksi jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.
3. Tusuk jari dengan blood lancet steril tepat membelah sidik jari. Tusukan harus dalam
sehingga darah tidak harus diperas – peras keluar.
4. Setelah darah keluar buang tetes darah pertama menggunakan kapas kering, tetes
berikutnya yang dipakai untuk pemeriksaan
5. Letakan tabung mikrokapiler ditempat tusukan tadi agar darah masuk kedalamnya
sampai mencapai volume yang diinginkan (misalnya ¾ untuk pemeriksaan hematokrit)
6. Setelah selesai, tutup tempat tusukan dengan kapas kering untuk menghentikan
pendarahan.

10
Hasil dan Pembahasan :
 Hasil
Pengambilan darah kapiler dilakukan sesuai dengan prosedur diatas, pada pasien :
Nama pasien : Diana M. A. Louwen
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
 Pembahasan
1. Pemeriksaan laboratorium merupakan prosedur pemeriksaan khusus yang
dilakukan pada pasien untuk membantu menegakan diagnosis.
2. Sekumpulan pemeriksaan laboratorium yang dirancang untuk tujuan
tertentu misalnya untuk mendeteksi penyakit, menentukan risiko
memantau perkembangan penyakit, memantau pengobatan, dan lain-lain.
Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak
dijumpai dan potensial membahayakan.

11
LAMPIRAN GAMBAR

12
Judul : Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli

Tujuan :
untuk dapat mengetahui cara pemeriksaan Hb dengan metode sahli dan dapat mengetahui kadar
Hb seseorang

prinsip :
Hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan dengan
standar warna dalam alat sahli.

Dasar Teori :
Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelahdarah
ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest.Pengukuran secara
visual dengan mencocokkan warna larutan sampel denganwarna batang gelas standar. Metode ini
memiliki kesalahan sebesar 10-15%,sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosi.
Anemia adalah suatukeadaan dengan kadar hemoglobin yang lebih rendah dari normal. Anemia
bisa jugaberarti suatu kondisi ketika terdapat defisiensi ukuran atau jumlah eritrosit
ataukandungan hemoglobin. Anemia yang paling umum ditemukan di masyarakatadalah anemia
gizi besi. Terjadinya anemia gizi besi ini dapat disebabkan olehbeberapa faktor, diantaranya
kandungan zat besi dalam makanan sehari-hari,penyerapan zat besi dari makanan yang sangat rendah, adanya
parasit dalam tubuhseperti cacing tambang atau cacing pita, diare, kehilangan banyak darah
akibatkecelakaan atau operasi karena penyakit (Wirakusumah, 1999). Anemia gizi besiadalah
anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Artinya,konsentrasi hemoglobin
dalam darah berkurang karena terganggunya pembentukansel-sel darah merah akibat kurangnya
kadar zat besi dalam darah. Semakin beratkurangnya kadar zat besi yang terjadi, akan semakin
berat anemia yang diderita.Anemia gizi besi berakibat buruk bagi penderita terutama bagi
golongan rawan giziyaitu anak balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui serta
pekerja

13
Alat dan Bahan :
 Alat :
1. Haemoglobinometer,terdiri dari
a. Pipet hemoglobin berskala 0,02 ml (ketelitian 1 %)
b. Standar Hb dengan warna pembanding
c. Tabung Hb berskala
d. Aspirator/selang penghisap
e. Batang pengaduk
f. Pipet Pasteur/pipet tetes
g. Sikat tabung
2. Peralatan pengambilan darah terdiri dari
a. Tourniquet
b. Spuit 3 cc
c. Tabung penampung darah berisi anticoagulant
d. Alkohol 70 %
e. Bulatan kapas kering
 Bahan
a. Reagen HCl 0,1 N
b. Aquadest
c. Tissue
d. Darah vena / darah kapiler dengan anticoagulant (EDTA)

Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Lakukan sampling darah vena
3. Masukkan HCl 0,1 N pada tabung pengencer haemometer sampai tanda 2 gr %
4. Hisap darah dengan pipet Hb sampai skala 0,02 ml.
5. Hapus darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet.
6. Catatlah waktu dan segera alirkan dari pipet ke dalam dasar tabung pengencer yang berisi
HCl itu (hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara)

14
7. Angkatlah pipet itu sedikit, lalu hisap HCl yang jernih itu ke dalam pipet,2 atau 3 kali
untuk membersihkan darah yang tertinggal dalam pipet.
8. Campurlah isi tabung itu supaya darah dan asam bersenyawa,warna
campuran menjadi coklat tua.
9. Tambahkan aquadest tetes demi tetes tiap kali diaduk dengan batang pengaduk yang
sudah tersedia,persamaan warna campuran dan batang standar harus dicapai 5 menit,
setelah saat darah dan HCl dicampur dalam alat sahli.
10. Bacalah kadar Hb dalam satuan gr %.

Hasil Dan Pembahasan :


 Data Pengamatan
Nama Pasien : Aminah O. Achmad
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Kadar Hemoglobin : 12,3 gr %
Hasil : Normal
 Pembahasan
Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam
diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada
dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan
mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin
ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya
kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa saja berada dalam
keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi kemampuan hemoglobin untuk
mengikat oksigen tidak bekerja secara maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor
lingkungan.
Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat dehidrasi
yang menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Pemeriksaan hemoglobin
dilakukan pengukuran dengan metode cyanmethemoglobin. Sebelumnya eritrosit dilisiskan
kemudian heme dioksidasi menjadi cyanmethemoglobin dan diukur dengan fotometer pada
panjang gelombang 540 nm.

15
Hemoglobin merupakan pigmen dari eritrosit yang sangat kompleks. Hemoglobin
merupakan persenyawaan antara protein, globin dan zat warna (heme). Keistimewaan dari
hemoglobin adalah dapat mengikat O2 dan CO2. Pada metode sahli, darah sengan larutan
HCl 0,1 N akan membentuk hematin yang berwarna coklat. Setelah itu, warna disamakan
dengan warna standar sahli dengan menambahkan aquadest sebagai pengencer.
Prinsip hemoglobin diubah mejadi asam hematin, kemudian warna yang terjadi
dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu.
Adapun beberapa hal yang menjadi sumber kesalahan, dari praktikum yang telah kami
lakukan ialah ialah: Tidak semua hemoglobin berubah menjadi hematin asam seperti
karboksihemoglobin, methemoglobin, sulfahemoglobin.
a. Kemampuan untuk membedakan warna tidak sama
b. Sumber cahaya yang kurang baik.
c. Kelelahan mata
d. Alat-alat kurang bersih

16
LAMPIRAN GAMBAR

17
Judul : Pemeriksaan Kadar Hemoglobin dengan Metode Cyanmethemoglobin

Tujuan : untuk dapat melakukan pemeriksaan kadar Hb dengan metode Cyanmethemoglobin

Prinsip :
Darah dicampur dengan larutan Drabkins ( mengandung K3Fe(CN)6) yang dapat mengoksidasi hemoglobin
(Fe2+) menjadi methemoglobin (Fe2+). Methemoglobin diubah oleh KCN dalam Drabkins menjadi
Cyanmethemoglobin. Perubahan warna yang terjadi di periksa dengan Spectofotometer dengan λ= 546 nm,
kemudian dibandingkan dengan standar Hb

Dasar Teori :
Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah atau eritrosit, yang
memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan pembawa
oksigen. Hemoglobin sangat berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah merah
dan memberi warna merah pada darah. Struktur hemoglobin yang abnormal bisa mengganggu
bentuk sel darah merah dan menghambat fungsi dan aliran darah melewati pembuluh darah.
Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan
membawa kembali karbondioksida dari seluruh jaringan tubuh sel ke paru-paru untuk
dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen : menerima, menyimpan
dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot. Sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh berada di
dalam hemoglobin (Sunita, 2001).
Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain metode Sahli,
oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin. Metode Sahli tidak dianjurkan karena memiliki
kesalahan yang besar, alatnya tidak dapat distandardisasi, dan tidak semua jenis hemoglobin
dapat diukur, seperti sulfhemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin. Dua metode
yang lain (oksihemoglobin dan sianmethemoglobin) dapat diterima dalam hemoglobinometri
klinik. Namun, dari dua metode tersebut, metode sianmethemoglobin adalah metode yang
dianjurkan oleh International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) sebab selain
mudah dilakukan juga mempunyai standar yang stabil dan hampir semua hemoglobin dapat
terukur, kecuali sulfhenoglobin.
Tingkat faktor kesalahan hanya berkisar kira-kira 2%.

18
Prinsip pemeriksaan → Derivat hemoglobin dalam darah kecuali verdoglobin akan diubah
secara kuantitatif menjadi hemoglobincyanide (Cyanmethemoglobin) dengan menggunakan
larutan pereaksi, di mana reagen yang sudah siap pakai dalam kit. Maka proses reaksi yang
sempurna hanya terjadi dalam waktu 3 menit, warna yang terbentuk sangat stabil dan dapat
diukur dengan fotometer.
Macam – macam derivat Hb dalam darah :
1. Methemoglobin
2. Karboxyhemoglobin
3. Sulfhemoglobin.
Harga Normal hemoglobin Cyanmeth :
Wanita : 12 – 16 gr %.
Pria : 14 – 18 gr %.
Bayi baru lahir ( 0-4 minggu ) : 16 – 25 gr %.
Anak ( 1 bulan-2 tahun ) : 10 – 15 gr %.
Anak ( 2 – 6 tahun ) : 11 – 14 gr %.
Anak laki-laki ( 6-10 tahun ) : 11 – 14 gr %.
Anak perempuan ( 6-12 tahun ) : 11 – 14 gr %.

Alat dan Bahan :


 Alat
1. Tourniquet
2. Spuit
3. Pipet volume 5 ml
4. Mikropipette 20 mikron/pipet Hb 0,02 ml
Spektofotometer
5. Tabung Cuvet
6. Batang pengaduk
7. Beaker glass

19
 Bahan
1. Sampel darah vena dengan antikoagulan EDTA
2. Aquadest
Larutan drabkins
Komposisi larutan Drabkins :
Natrium Bicarbonat : 1 gr.
Kalium Sianida : 50 mg.
Kalium Ferrisianida : 200 mg.
Aquadest : 100 ml.
3. Tissue
4. Kapas alcohol
5. Bulatan kapas kering

Prosedur kerja :
1. Dengan menggunakan pipet volume, masukkan 5,0 ml larutan Drabkin ke dalam
tabung cuvet.
2. Dengan pipet hemoglobin diambil 20 µl darah, sebelah luar ujung dibersihkan
dengan tissue,lalu darah dimasukkan ke dalam tabung cuvet dengan membilasnya
beberapa kali.
3. Campurlah isi tabung dengan membalikkannya beberapa kali. Tindakan ini juga
akan menyelenggarakan perubahan hemoglobin menjadi sianmethemoglobin.
4. Bacalah dalam spektrofotometer pada λ = 546 nm.
Perhitungan
Kadar Hb : absorbansi x 36,77 gr %
Sebagai blanko digunakan larutan Drabkin
5. Kadar Hemoglobin ditentukan dari perbandingan absorbansinya dengan
absorbansi standard cyanmethemoglobin atau dibaca dari kurvetera.

20
Hasil Dan Pembahasan :
 Data Pengamatan
Pada praktikum dilakukan pada pasien :
Nama : Aminah O. Achmad
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Kadar Hb (gr %) : absorbansi × 36,77 gr %
0.305 × 36,77 gr %
11,2 gr %.
 Pembahasan
Pemeriksaan kadar Hb dilakukan pada mahasiswa, dan hasilnya dibawah ambang batas
Hb yang menjadi standar pengukuran.
Adapun beberapa hal yang menjadi sumber kesalahan, dari praktikum yang telah
dilakukan ialah:
1. Terjadinya jendalan darah
2. Darah yang hipemik menyebabkan hasilnya lebih tinggi dari
seharusnya.
3. Leukositosis berat mempengaruhi pengukuran lebih rendah dari seharusnya.
4. Kerusakan pereaksi
5. Pemipetan yang tidak akurat
6. Fotometer yang kurang baik
Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam
diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang
ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan
mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan
hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien,
misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa saja
berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi kemampuan
hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara maksimum dan akan
mempengaruhi pada faktor lingkungan.

21
Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat dehidrasi
yang menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Pemeriksaan hemoglobin
dilakukan pengukuran dengan metode cyanmethemoglobin. Sebelumnya eritrosit
dilisiskan kemudian heme dioksidasi menjadi cyanmethemoglobin dan diukur dengan
fotometer pada panjang gelombang 546 nm.
Hemoglobin merupakan pigmen dari eritrosit yang sangat kompleks. Hemoglobin
merupakan persenyawaan antara protein, globin dan zat warna (heme). Keistimewaan
dari hemoglobin adalah dapat mengikat O2 dan CO2.

22
LAMPIRAN GAMBAR

23
Judul : Pemeriksaan Hematokrit dengan Metode Mikrohematokrit

Tujuan :
mampu menghitung volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dan mampu menghitung
derajat anemia

Prinsip :
Eritrosit dipisahkan dengan cara memutarnya sampai Eritrosit mengendap

Dasar Teori :
Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan adalah presentase volume eritrosit
dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam waktu
tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah.
Pemeriksaa hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan darah khusus yang sering dikerjakan
dilaboratorium berguna untuk membantu diagnosa berbagai penyakit diantaranya Demam
Berdarah Dengues (DBD),Anemia,polisitemia. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan
dengan cara makro dan mikro. Pada cara makro digunakan tabung wintrobe sedangkan pada cara
mikro digunakan pipet kapiler. Metode hematokrit dapat diukur dengan menggunakan darah
vena dan darah kapiler. Darah kapiler digunakan bila jumlah darah yang dibutuhkan hanya
sedikit sedangkan bila jumlah darah yang yang dibutuhkan lebih dari 0,5 ml lebih baik
menggunakan darah vena.
Nilai hematokrit atau PCU dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology
analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu:
Metode Makrohematokrit
Metode Mikrohematokrit
Pada metode makro, tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %.
Sedangkan pada metode mikro, tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit,
nilai dinyatakan dalam %.
Nilai Rujukan :
Dewasa pria : 40-52 %
Dewasa wanita : 35-47 %

24
Bayi baru lahir : 44-72 %
Anak usia 1-3 tahun : 35-43 %
Anak usia 4-5 tahun :31-43 %
Anak usia 6-10 tahun : 33-45 %
Pada metode mikro, sampel darah dimasukan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran
panjang 75mm dengan diameter 1mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam yaitu yang
berisi heparin (bertambah merah ) untuk sampel darah kapiler (langsung) dan yang tanpa
(bertambah biru).
Metode mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup singkat,
sampel darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa anti
koagulan yang dapat diperoleh secara langsung.

Alat dan Bahan :


 Alat :
1. Tabung mikrohematokrit
2. Tabung EDTA
3. Centrifuge
4. Spuit 3cc
5. Torniquet
6. Kalkulator hematokrit
 Bahan :
1. Darah vena
2. Kapas kering
3. Kapas alkohol
4. Creatoceal
5. Tissue

Prosedur Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Lakukan pengambilan darah vena dan masukkan darah kedalam tabung EDTA
3. Isap darah dengan darah mikrohematokrit

25
4. Tutup ujung tabung atas dengan jari tangan, ujung tabung bawah tutup dengan plastisin.
Bersihkan dengan tissue.
5. Masukkan kedalam centrifuge. Usahakan sampel pada sisi kiri dan kanan seimbang.
6. Putar dengan centrifuge 10.00-12.00 rpm selama 5 menit
7. Hitung menggunakan kalkulator

Hasil dan Pembahasan :


 Hasil :
Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan Hematokrit
Nama : Yumita Karanggulimu
Umur : 19 tahun
Presentase hematokrit : 30 %
 Pembahasan :
Metode hematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup singkat, sampel
darah yang dibutuhkan juga sedikit. Teknik Pemerikaan hematokrit ini tidak cukup rumit
namun, harus dilakukan dengan penuh ketelitian. Dengan waktu yang cukup lama dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan.

26
LAMPIRAN GAMBAR

27
28
Judul : pemeriksaan Laju Endap Darah

Tujuan : Untuk mengetahui laju endap darah

Prinsip : darah diencerkan dengan Natrium Nitrat dan dimasukkan di Pipet westergreen

Dasar teori :
Laju Endap Darah (LED) atau dalam bahasa inggrisnya Erythrocyte Sedimentation Rate
(ESR) merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah. Proses pemeriksaan sedimentasi
(pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama
satu jam. Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah
(LED)-nya. Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi
oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam
kehamilan dan para lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah (LED) yang tinggi. Jadi orang
normal pun bisa memiliki Laju Endap Darah (LED) tinggi, dan sebaliknya bila Laju Endap
Darah (LED) normalpun belum tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah
(LED) masih termasuk pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan
anamnesis dari sang dokter. Bila memang Fe-nya yang turun tentunya harus cukup
mengkonsumsi tablet besi (Sulfusferrosus). Sekarang bentuknya tablet berbagai ragam. Ada yang
disatukan dengan Effervescent, atau dengan Vitamin B, dan sebagainya. Sedangkan bila kadar
proteinnya yang turun, tentunya harus konsumsi makanan atau minuman tinggi protein. Ini pun
bentuknya sudah beragam, ada yang berbentuk susu, berbentuk minuman bertenaga dan yang
paling banyak mungkin berbentuk makanan lauk-pauk sehari-hari.
Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux – sel
darah merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan. Di
laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai adalah cara
Wintrobe dan cara Westergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 — 20 mm/jam
dan untuk pria 0 — 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 — 15
mm/jam dan untuk pria 0 — 10 mm/jam

29
Nilai Normal:
a. Pria < 50 tahun =<15mm/jam
b. Pria > 50 tahun =<20mm/jam
c. Wanita < 50 tahun =<20mm/jam
d. Wanita > 50 tahu =<30mm/jam
e. Bayi Baru lahir = 0 – 2 mm/jam

Alat- Bahan :
 Alat :
1. Pipet Westergreen
2. Rak LED
3. Karet Pengisap
 Bahan :
1. NaCl 0,85 % 4 :1
2. Natrium Sitrat
3. Darah EDTA

Prosedur Kerja :
1. Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampe darah citrat
4:1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,8 % ) atau darah EDTA yang
diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%).
Homogenisasi sampel.
2. Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung
westergreen sampai tanda/skala 0
3. Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun
sinar matahari langsung
4. Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan/pengendapan eritrosit

30
Hasil dan Pembahasan :
 Data pengamatan :
Nama : Peatry Dengga
Umur : 22
Jenis kelamin : Perempuan
 Hasil nilai LED: 25 mm/jam (normal)
 Pembahasan :
Dari pemeriksaan Laju Endap Darah, didapatkan hasil 25 mm/jam (normal). Laju
endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) yang juga disebut kecepatan endap
darah (LED) atau laju sedimentasi eritrosit adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam
darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak
spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis,
kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi
stress fisiologis (misalnya kehamilan). Sebagian ahli hematologi, LED tidak andal karena
tidak spesifik, dan dipengaruhi oleh faktor fisiologis yang menyebabkan temuan tidak
akurat. Hasil normal : a. Pria : 0 - 15 mm/jam b. Wanita : 0 - 20 mm/jam
Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 nm per jam. LED ditentukan
dengan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah
merah yang mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ). Nilai LED meningkat pada
keadaan seperti kehamilan ( 35 mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam) dan
pada keadaan infeksi terutama yang disertai dengan kerusakan jaringan. Metode yang
dianjurkan oleh ICSH ( International Comunitet for Standardization in Hematology)
adalah cara westergren.

31
LAMPIRAN GAMBAR

32
Judul praktikum : Perhitungan Jumlah Eritrosit Dengan Menggunakan Kamar Hitung

Tujuan praktiukm :
untuk mengetahui bagaimana cara menghitung sel darah merah ( Eritrosit) dengan metode
manual / kamar hitung dan jumlah normal eritrosit pada manusia.

Prinsip praktikum :
pengenceran darah dengan larutan Hayem menyebabkan lisis sel leuosit dn trombosit sehingga
mempermudah perhitungan jumlah sel erirosit .darah diencerkan 200 kali dan sel eritrosit
dihitung pada 5 bidang sedang ditengah pada kamar hitung Improved Neubauer.

Dasar Teori :
Eritrosit adalah sel darah merah yang berbentuk biconcave (lempeng yang cekung kiri
dan kanan) yang berdiameter + 7 mikron. Warna eritrosit kekuningan dan dapat berwarna
merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.
Hemoglobin (molekul yang terlibat dalam transport O2 dalam sel darah merah) terbuat dari 95
% darah dan memberikan karakteristik darah berwarna merah. Fungsi sel darah merah yaitu :
a. O2 diangkut dalam benuk oxyhaemoglobin oleh sel darah merah dari
paru-paru ke jaringan.
b. CO2 sebagai carboxyhaemoglobin, diangkut dari jaringan ke paru-paru.
Eritrosit memiliki usia harapan hidup yaitu 120 hari. Pada akhir kehidupan sel darah
merah dihancurkan di limpa oleh macrophag. Sebagian diubah menjadi bilirubin dan
biiverdin, yaitu pigmen biru yang member warna empedu. Zat besi hasil penguraian
hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru.
Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari
1 % dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.
Pada laporan ini dibahas mengenai hitung jumlah eritrosit yang merupakan jumlah
eritrosit permilimeterkubik (mm3) atau mikroliter darah. Untuk menghitung jumlah sel darah
merah digunakan 2 metode yaitu : manual dan elektronik (automatic). Namun metode yang
digunakan adalah menggunakan kamar hitung (improved neubauer).

33
Penurunan eritrosit yaitu kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi
kronis, mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan,
hidrasi berlebihan, sedangkan peningkatan eritrosit yaitu polisitemia vera,
hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran tinggi, penyakit kardiovaskuler.
Nilai normal eritrosit dalam darah, yaitu :
a. Dewasa laki-laki : 4.50 – 5.50 x106sel/mm3
b. Dewasa perempuan : 4.80 – 5.0x106sel/mm3
c. Bayi baru lahir : 4.30 – 6.30x106sel/mm3
d. Anak usia 1-3 tahun:3.60 – 5.20x106sel/mm3
e. Anak usia 4-5 tahun:3.70 – 5.70x106sel/mm3
f. Anak usia 6-10 tahun:3.80 – 5.80x106sel/mm3

Alat dan Bahan :


 Alat :
1. Haemocytometer
2. Spuit
3. Deck glass
4. Mikroskop
5. cawan petri.
 Bahan :
1. Darah EDTA
2. Allkohol 75%
3. Reagen Hayem
4. kapas dan tissue

Prosedur kerja:
Pembuatan reagen hayem
1. Timbang NaSo4 5 gram
2. Timbaang Nacl 1 gram
3. Timbang Agcl 0,5 gram
4. Larutkan dengan aguadest 200 ml

34
Mengisi pipet Eritrosit
1. Siapkan alat dan bahan
2. Hiasaplah darah sampai tanda 0.5 bersihkkan bagian luar pipet
3. Dengan pipet yang sama hisaplah larutan Hayem sampai tanda (o).hati-hati jangan
sampai ada gelembung uadara.
4. Lepaskan karet penghisap lalu tutup kedua ujung pipet dengan ujung jari / bisa juga karet
penghisap bisa dilepas.
5. Kocok perlahan-lahan selama 3 menit.
6. Jika tidak segera dihitung letakkan pipet dalam keeadaan horizontal.
Mengisi kamar hitung
1. Siapkan kamar hitung dan deck glass dalam keadaan bersih.
2. Letakkan kamar hitung dalam keadaan horizontal ,lalu basahi kedua tanggulnya dengan
air.letakkan deck glass diatasnya sampai menempel.
3. Kocok pipet tadi,jangan sampai ada cairan yang tumpah.
4. Buang 3 tetes pertama lalu tetes berikutnya dimaskan dalam kamar hitung.
5. Masukkan dalam kamar hitung dengan cara menyantuhkan ujung pipet dengan sudut 30
derajad pada permukaan kamar hitung ,maka dengan sendirinya kamar hitung akan terisi
cairan.
6. Biarkan kamar hitung selama 2-3 menit ,jika tidak dihitung segera dan simpan dalam
cawan petri yang diberi kapas basah.
7. Hitung dalam 5 kotak besar/80 kotak kecil.
Menghitung jumlah eritrosit.
1. Letakkan kamar hitung pada mikroskop kemudian gunakan lensa objektif 10x untuk
menentukkan lapang pandang.
2. Gunakan lensa objek 40x amati perbesaran sel yang merata.
3. Lalu hitung jumlah eritrosit pada 5 bidang sedang ditengah.

35
Hasil dan pembahasan :
Hasil yang didapat :
Nama pasien : Amina Otavia Ahmat
Umur pasien : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Jumlah eritrosit yang didapat ialah:
Kamar hitung pertama : 162 eritrosit
Kamar hitung kedua : 132 eritrosit
Kamar hitung ketiga : 163 eritrosit
Kamar hitung keempat : 128 eritrosit
Kamar hitung kelima : 130 erirosit
Perhitungan:
Eritrosit = P×KV×N
= 162+132+163+128+130 x10 x 1000
= 715 x 10.000
Eritrosit = 7.150.000 juta sel/l/darah

36
LAMPIRAN GAMBAR

37
Judul praktikum : Pemeriksaan Jumlah Leukosit Dengan Menggunakan
Kamar Hitung Improved Neubauer.

Tujuan Praktikum : Untuk Menghitung Jumlah Leukosit Dalam 1 mm3 Darah.

Prinsip Praktikum : Darah Diencerkan Dengan Larutan Turk Akan Melisiskan


Sel Selain Leukosit (Eritrosit dan Trombosit).

Dasar Teori :
Leukosit (white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah.
Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai
bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak
secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis.
Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter
darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter
kubik darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih.
Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Di dalam
tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja
secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan
berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup.
Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri,
melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada
sumsum tulang.
Leukosit turunannya meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk
makrofag, neutrofil, dan sel dendritik. Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh
jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi
sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau
radang akut,misalnya pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak),
apendiksitis (radang usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat

38
disebabkan oleh obat-obatan misalnya aspirin, prokainamid, alopurinol, antibiotika terutama
ampicilin, eritromycin, kanamycin, streptomycin, dan Iain-Iain.
Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi tertentu terutama
virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan obat-obatan, terutama
asetaminofen (parasetamol),kemoterapi kanker, antidiabetika oral, antibiotika (penicillin,
cephalosporin, kloramfenikol), sulfonamide (obat anti infeksi terutama yang disebabkan oleh
bakter).

Alat dan Bahan :


 Alat :
1. Pipet Thoma Leukosit.
2. Kamar Hitung Improved Neubauer.
3. Karet penghisap.
4. Cawan petri berisi tissue basah.
5. Mikroskop.
6. Kaca penutup (Deck glass).
7. Tabung EDTA.
 Bahan :
1. Kapas alkohol dan kapas kering.
2. Larutan Turk.
3. Darah (kapiler,EDTA,Oxalat).

Prosedur Kerja :
1. Isaplah darah (kapiler,EDTA,oxalat) dengan pipet leukosit sampai garis tanda 0,5
tepat.Hapuslah darah yang melekat pada ujung pipet.
2. Masukkan ujung pipet kedalam larutan Turk didisap perlahan-lahan sampai garis tanda 11.
Jangan sampai ada gelembung udara.
3. Angkat pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap
.Kocok pipet selama 3 menit.

39
4. Buang cairan dari pipet 3-4 tetes dan segera sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30ºC pada
permukaan kamar hitung dan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung itu
terisi cairan dengan daya kapilernya.
5. Biarkan kamar hitungitu 2-3 menit pada cawan petri yang telah berisi kapas basah supaya
leukosit mengendap.
6. Hitung jumlah leukosit dengan menggunakan objektif kecil 10x/40x pada 4 bidang besar.

Hasil dan Pembahasan :


 Hasil :
Dari pengamatan yang dilakukan di temukan jumlah sel leukosit sebanyak 2.300 sel/mm3.
Dari :
Nama :Rosalina Teme
Umur :20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
 Pembahasan :
Jumlah Leukosit = Nse×KV×P
KV = P×L×T
= ¼ x ¼ x 1/10
= 1/60.64
= 1/2,5
KV = 2,5 mm3
Jumlah Sel Leukosit = Nsel×KV×P
= 46.2,5.20
= 2.300 sel/mm3.
Nilai normal :
Dewasa : 4.000-11.000 Sel/mm3.
Bayi : 10.000-25.000 Sel/mm3.
Anak 1 Tahun : 6.000-18.000 Sel/mm3.
Anak 12 Tahun : 4.500-13.000 Sel/mm3.
Umum : 4.000-10.000 Sel/mm3.

40
Interpretasi Hasil :
Normal :4.000-10.000 Sel/mm3.
Leukopenia :< 4.000 Sel/mm3.
Leukositosis :> 10.000 Sel/mm3.

41
LAMPIRAN GAMBAR

Improved Neubauer Kaca penutup

Darah EDTA Pipet Thoma Leukosit Posisi ujung pipet 30º


.

42
Judul : hitung Jumlah Trombosit

Tujuan :
Untuk mengetahui jumlah trombosit / mm3 darah probandus secara langsung.

Prinsip :
Darah diencerkan dengan larutan Rees Ecker yang akan melisiskan sel selain Trombosit

Dasar Teori :
Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu mekanisme faali tubuh untuk
melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi utama
trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma-trauma
kecil yang terjadi sehari-hari dan mengawali penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah.
Mereka membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit pada jaringan sub-
endotel pada pembuluh darah yang luka) dan agregasi (perlekatan antar sel trombosit).
Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakarriot,suatu sel muda yang besar
dalam sumsum tulang. Megakariosit matang ditandai proses replikasi endomiotik inti danmakin
besarnya volume plasma,sehingga pada akhirnya sitoplasma menjadi granular dan terjadi
pelepasan trombosit. Setiap megakariotik mampu menghasilkan 3000-4000 trombosit,waktu
sekitar 10 hari. Umur trombosit pada darah perifer7-10 hri.
Jumlah trombosit normal adalah 150.000 – 450.000 per mmk darah. Dikatakan
trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000 – 150.000 per mmk darah.
Apabila jumlah trombosit kurang dari 60.000 per mmk darah maka akan cenderung terjadi
perdarahan. Jika jumlah trombosit di atas 40.000 per mmk darah biasanya tidak terjadi
perdarahan spontan, tetapi dapat terjadi perdarahan setelah trauma. Jika terjadi perdarahan
spontan kemungkinan fungsi trombosit terganggu atau ada gangguan pembekuan darah. Bila
jumlah trombosit kurang dari 40.000 per mmk darah, biasanya terjadi perdarahan spontan dan
bila jumlahnya kurang dari 10.000 per mmk darah perdarahan akan lebih berat. Dilihat dari segi
klinik, penurunan jumlah trombosit lebih memerlukan perhatian daripada kenaikannya
(trombositosis) karena adanya resiko perdarahan.

43
Alat dan Bahan :
 Alat
1. Pipet Thoma Eristrosit
2. kamar Hitung Improved Neubauer
3. Deck Glass
4. Mikroskop
 Bahan
1. darah Kapiler / darah vena dengan antikoagulan ( EDTA )
2. Larutan Rees dan Ecker
3. Natrium Citrat 3,8 gram
Larutan Formaldehid 40% 2 ml
BCB 30 mg
Aquadest add 100 ml

Prosedur Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil darah vena dan masukan kedalam tabung yang berisi antikoagulan
EDTA,homogenkan
3. Darah dihisap menggunakan pipet thoma eritrosit sampai tanda 0,5 tepat
4. Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipete serta bagian luar,kemudian hisap
larutan rees ecker hingga tanda 101,homogenkan
5. Buang 3 tetes pertama lalu diteteskan dalam kamar hitung yang telah ditutupi dengan
deckglass,diamkan 3 menit dalam cawan petri yang berisi kapas bersih
6. Amati dibawah mikroskop perbesaran 10x,Amati dibawah mikroskop perbesaran 10x,40x.

44
Hasil dan pembahasan :

Nama : Aminah Oktaviyani Achmad


Umur : 19 tahun
JK : Perempuan
Jumlah Trombosit : 300.000 sel/mm3 darah
Hasil Perhitungan :
1 0 1 0 0 1 0 0

3 0 2 1 0 0 0 2

0 0 0 0 2 0 1 1

1 0 0 1 0 0 2 2

0 1 1 0
1 0 0 0
0 0 0 1
0 2 0 0

45
0 0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0

Pengenceran trombosit : (101-1) : 0,5 = 200X


Jumlah sel : Nsel x P x KV
KV = p x l x t
= 0,2x0,2x0,1x25R
= 10 sel/mm3,
Jumlah sel = 30x200x50
= 300.000 sel/mm3

Pembahasan :
Hitung trombosit secara langsung menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop
cahaya. Pada hitung trombosit cara Rees-Ecker, darah diencerkan ke dalam larutan yang
mengandung Brilliant Cresyl Blue sehingga trombosit tercat biru muda. Sel trombosit
dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop. Secara mikroskopik
trombosit tampak refraktil dan mengkilat berwarna biru muda/lila lebih kecil dari eritrosit
serta berbentuk bulat, lonjong atau koma tersebar atau bergerombol. Cara ini memiliki
kesalahan sebesar 16-25%, penyebabnya karena faktor teknik pengambilan sampel yang
menyebabkan trombosit bergerombol sehingga sulit dihitung, pengenceran tidak akurat dan
penyebaran trombosit yang tidak merata.

46
LAMPIRAN GAMBAR

47
Judul : Pembuatan Apusan Darah Tepi

Tujuan :
untuk dapat membuat apusan darah sesuai dengan prosedur dan kriteria apusan yang baik

Prinsip :
Setetes darah dihamparkan pada suatu glass obyek dengan panjang, lebar dan ketebelan tertentu,
kemudian diwarnai dengan larutan giemsa dan diamati, diperhatikan kondisi sediaan dibawah
mikroskop.

Dasar Teori :
Pada manusia umumnya memiliki volume darah sebanyak kurang lebih 5 liter dengan
unsur-unsur pembentuknya yaitu sel-sel darah, platelet, dan plasma. Sel darah terdiri dari
eritrosit danleukosit, platelet yang merupakan trombosit atau keping darah, sedangkan plasma
darah padadasarnya adalah larutan air yang mengandung :Air (90%)Zat terlarut (10%) yang
terdiri dari :- Protein plasma (albumin, globulin, fibrinogen) 7%- Senyawa Organik (As. Amino,
glukosa, vitamin, lemak) 2.1%- Garam organik (sodium, pottasium, calcium) 0.9%.
Sel darah pada umumnya dikenal ada tiga tipe yaitu: eritrosit, lekosit dan trombosit.
Eritrosit manusia dalam keadaan normal berbentuk cakram bulat bikonkaf dengan diameter 7,2
µm tanpa inti, lebih dari separoh komposisi eritrosit terdiri dari air (60%) dan sisanya berbentuk
substansi koloidal padat. Sel ni bersifat elastis dan lunak. Lekosit (sel darah putih) terdapat pada
bagian pinggir sel darah, lekosit ini dibagi menjadi dua yaitu granulosit dan agranulosit.
Untuk melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop cahaya pada umumnya dibuat
sediaan apus darah. Sediaan apus darah ini tidak hanya digunakan untuk mempelajari sel darah
tapi juga digunakan untuk menghitung perbandingan jumlah masing-masing sel darah.
Pembuatan preparat apus darah ini menggunakan suatu metode yang disebut metode oles
(metode smear) yang merupakan suatu sediaan dengan jalan mengoles atau membuat selaput
(film) dan substansi yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas benda yang bersih dan
bebas lemak untuk kemudian difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup (Handari,
2003).

48
Film darah (sediaan oles) dapat diwarnai dengan berbagai macam metode termasuk
larutan-larutan yang sederhana antara lain: pewarnaan Giemsa, pewarnaan acid fast, pewarnaan
garam, pewarnaan wright, dan lain-lain.Pewarnaan Giemsa disebut juga pewarnaan
Romanowski. Metode pewarnaan ini banyak digunakan untuk mempelajari morfologi sel-sel
darah, sel-sel lien, sel-sel sumsum dan juga untuk mengidentifikasi parasit-parasit darah misal
Tripanosoma, Plasmodia danlain-lain dari golongan protozoa.
Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam pembuatan preparat dengan metode
smear sebagai berikut:
1. Ketebalan film
2. Film difiksasi agar melekat erat pada gelas benda sehingga yakin bahwa sel-sel di
dalamnya strkturnya tetap normal
3. Memberi warna (pewarnaan)
4. Menutup dengan gelas penutup
Pewarnaan Giemsa disebut juga pewarnaaan Romanowski. Metode pewarnaan ini banyk
digunakan untuk mempelajari morfologi sel-sel darah, sel-sel lien, sel-sel sumsum dan juga
untuk mengidentifikasi parasit-parasit darah misal Tripanosoma, psedopodia dan lain-lain dari
golongan protozoa.
Hasil pewarnaan dengan giemsa pada darah manusia akan memperlihatkan eritrosit
berwarna merah muda, nukleolus lekosit berwarna ungu keniru-biruan, sitoplasma lekosit
berwarna sangat ungu muda, granula dari lekosit eosinofil berwarna ungu tua, granula dari
lekosit netrofil dan lekosit basofil berwarna ungu

Alat dan Bahan :


 Alat :
1. Objek glass
2. Pipet tetes
3. Rak pewarnaan
4. Alat pendorong

49
 Bahan :
1. Larutan giemsa
2. Metanol
3. Sampel (darah vena)

Prosedur kerja :
 Pembuatan apusan darah tipis :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Teteskan satu tetes darah diatas objek glass ± 2cm dari tepi. Letakkan kaca tersebut
diatas meja dengan darah disebelah kanan.
3. Dengan tangan kanan letekkan kaca penggeser didepan tetesan darah.
4. Dengan mantap dorong kaca penghapus kedepan hingga didapat hapusan yang semakin
keujung semakin tipis.
5. Biarkan hapusan tersebut sampai kering.
 Pengecetan dengan larutan giemsa
1. Apusan diletekkan diatas rak pewarnaan.
2. Teteskan methanol sampai menutupi seluruh permukaan apusan tersebut selama 1 - 3
menit.
3. Buang sisa methanol, kemudian warnai dengan larutan giemza 1 : 3 (1 ml giemsa + 3ml
aquadest) selama 10 – 15 menit.
4. Cuci dengan air lalu keringkan.

Hasil Dan Pembahasan :


 Data Pengamatan :
Nama : Aminah O. Achmad
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
 Hasil Percobaan :
Dari percobaan yang dibuat, didapat sediaan apusan darah tepi yang hampir memenuhi
kriteria apusan yang baik.

50
 Pembahasan :
Kriteria sediaan yang baik :
a. Sediaan tidak melebar sampai tepi kaca obje (Panjangnya 1/2-2/3 kaca objek).
b. Pada sediaan harus ada bagian yang cukup tipis untuk diperiksa. Pada bagian itu
eritrosit tidak menumpuk dan tidak menyusun gumpalan rouleaux.
c. Pinggir sediaan harus rata tidak boleh ada bergaris-garis atau berlobang-lobang
d. Ujung sediaan tidak boleh seperti bendera sobek
e. Penyebaran leukosit tidak boleh buruk, leuksit tidak boleh menumpuk pada pinggir atau
tepi sediaan.
Hal yang Perlu Diperhatikan pada Pengecatan:
a. Darah harus benar-benar kering pada saat digenangi dengan methanol (fiksasi)
b. Sebelum di genangi giemsa sediaan harus benar-bener kering (dari methanol)
Hal-hal yang mempengaruhi hasil dari sediaan apus :
 Kondisi kaca objek
 Kaca objek harus: Kering, bersih dan bebas dari lemak dan sisi terpendek kaca objek
untuk menggeser darah harus rata.
 Kemiringan kaca objek penggeser darah dan kecepatan menggeser mempengeruhi
ketebalan sediaan.
 Semakin kecil sudut kaca objek penggeser atau semakin lambat menggeser maka hasil
sediaan semakin tipis.

51
LAMPIRAN GAMBAR

52
Judul praktikum : Menghitung jenis sel leukosit dengan apusan darah tipis

Tujuan :
Untuk mengetahui dan menghitung jenis-jenis leukosit (Neutrofil batang, Neutrofil segmen,
Limfosit, Monosit, Basofil, Eusinofil)

Prinsip praktikum :
Mengidentifikasi dan menghitung jenis leukosit sekurang-kurangnya 100 sel dan dinyatakan
dalam %.

Dasar Teori :
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.
Terdapat 5 jenis leukosit yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan
patogen. Sel-sel tersebut adalah Neutrofil, limfosit, monosit, eusinofil dan basofil. Hasil hitung
jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyebab
penyakit.
Jenis-jenis leukosit antara lain :
Neutrofil
Neutrofil adalah sel darah putih yang berjumlah 50-60% dalam tubuh. Jenis sel yang memiliki
granula kecil berwarna merah muda dalam sitoplasmanya. Ada dua jenis neutrofil, yaitu
neutrofil batang (berbentuk seperti gagang telfon) dan neutrofil segmen (memiliki 3-5 lobus yang
berhubungan dengan benang kromatin tipis)
Basofil
Sel darah putih yang berjumlah 0,01-0,03% dalam tubuh,berdiameter 12-15µm, berbentu v dan
berbintik-bintik.
Eusinofil
Leukosit yang berjumlah 7% di dalam sel dan mengalami peningkatan tekait dengan adanya
asma.
Monosit
Jenis leukosit yang berjumlah 1-3% dalam tubuh, dan merupakan pertahanan tubuh terhadap
infeksi.

53
Limfosit
Jenis leukosit yang berjumlah 20-25% dalam tubuh, tidak bergranula,memiliki warna biru pucat,
berinti sel satu.

Alat dan Bahan :


 Alat :
1. Sediaan apusan darah tipis
2. mikroskop
 Bahan :
1. Imersi oil

Prosedur Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil slide apusan darah tepi yang telah di buat
3. Amati di mikroskop dengan minyak imersi perbesaran 100x
4. Hitung jumlah jenis leukosit dalam 100x lapangan pandang

Hasil dan Pembahasan :


Tabel pengamatan :
Jenis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Leukosit
Basofil 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Eusinofil 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Neutrofil
0 1 2 2 2 1 2 2 0 12
batang
Neutrofil
8 7 7 6 5 7 7 7 6 9 69
segmen
Limfosit 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 17
Monosit 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2
Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

54
Pembahasan :
100
Basofil : × 0 = 0%
100
100
Eusinofil : × 0 = 0%
100
100
Neutrofil batang : 100 × 12 = 12%

100
Neutrofil segmen : 100 × 69 = 69%
100
Limfosit : × 17 = 17%
100
100
Monosit : 100 × 2 = 2%

55
LAMPIRAN GAMBAR

56
BAB III

KESIMPULAN

1. Pada pasien pengambilan darah vena,alat dan bahan yang digunakan harus steril,kondisi
pasien harus rileks dan tenang.Perlu dilakukan pengambilan darah dengan prosedur yang
sesuai. Sampling darah vena secara baik dan benar sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan
dan tidak menimbulkan keluhan pada pasien:
a. Pembendungan yang terlalu lama akan mempengaruhi hasill pemeriksaan karena akan
terjadi hemokonsentrasi.
b. Vena yang dapat ditusuk yaitu: pada orang dewasa adalah vena mediana cubiti, pada
bayi vene juguralis superfialis atau sinus sagitalis superior.
c. Penusukkan harus tepat pada vena agar tidak menimbulkanl hematum.
2. Pemeriksaan laboratorium merupakan prosedur pemeriksaan khusus yang dilakukan pada
pasien untuk membantu menegakan diagnosis. Sekumpulan pemeriksaan laboratorium yang
dirancang untuk tujuan tertentu misalnya untuk mendeteksi penyakit, menentukan risiko
memantau perkembangan penyakit, memantau pengobatan, dan lain-lain. Mengetahui ada
tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensial membahayakan.
3. Kadar hemoglobin dalam darah sangat tergantung pada jenis kelamin dan umur seseorang.
a. Pria dewasa : 13.2 - 17.3 gr %
b. Perempuan : 11.7 - 15.5 gr %
c. Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 gr %
d. Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 gr %
e. Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 gr %
f. Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 gr %
Pada pemeriksaan kadar hematokrit dalam darag harus di perhatikan beberapa hal, yaitu
sebagau berikut.
1) Darah kapiler tetesan darah pertama harus dibuang karena
mengandung cairan intrastitial.
2) Pemeriksaan darah yang ditunda lebih dari 68 jam akan meningkatkan kadar
hematokrit.

57
3) Bahan pemeriksaan tidak di campur hingga homogen sebelum
pemeriksaan dilakukan akan mengakibatkan kesalahan.
4) Darah yang diperiksa tidak boleh mengandung bekuan.

4. Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat
lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan
patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung
jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses
penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis
sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%)
dikalikan jumlah leukosit total (sel/μl).

58

You might also like