You are on page 1of 3

1.

Menguatnya paham – paham individualisme, egoisme sektoral, sikap materialistis,


dan mengendurnya sikap toleransi

Hidup dijaman yang semuanya semakin canggih membuat seseorang semakin berubah
mengenai gaya hidup dan cara berperilaku. Perkembangan teknologi yang tidak bisa
dipungkiri semakin berkembang pesat dan arus globalisasi yang masuk ke Indonesia semakin
memunculkan masalah yang baru bagi pergaulan atau perilaku masyarakat masa kini,
khususnya di Indonesia. Sejak masuknya arus globalisasi dan didukung berkembangnya
teknologi yang canggih membuat masayarakat indonesia mulai bersikap individualisme,
padahal dulunya Indonesia pada sejarah nenek moyang merupakan negara yang menerapkan
dan menjunjung tinggi semangat gotong royong, serta mempunyai sikap sosial yang tinggi.

Indonesia dulunya juga merupakan negara timur yang penduduknya ramah dan sopan,
akan tetapi saat ini jarang sekali kita temui hal yang demikian. Hanya segelintir orang saja
yang bersikap demikian. Mengapa hal itu terjadi? Karena masyarakat Indonesia saat ini mulai
bersikap atau berprilaku individualisme.

Sikap individualisme merupakan paham yang menganggap diri sendiri (kepribadian)


lebih penting dibandingkan dengan orang lain. Mereka yang bersikap individualisme selalu
mementingkan dirinya sendiri, mereka tidak memperdulikan orang lain dan hanya peduli
terhadap urusannya masing-masing. Seseorang yang individualis tidak dapat menilai apa
yang ada disekitarnya, yang ada hanya bagaimana dia melakukan segala aktivitasnya dengan
baik tanpa orang lain. Menjadi orang yang bersifat individualis terkadang cenderung lebih
tertutup dalam mengerjakan sesuatu seperti apa yang dia inginkan.

Misalnya contoh dalam kehidupan sehari-hari masyarakat perkotaan, meskipun tidak


begitu terlihat mencolok, namun pada kenyataannya sikap individualisme masyarakat
perkotaan menjadi gambaran umum dimana ada beberapa sikap atau perilaku masyarakat
kota yang menggambarkan sikap individualisme seperti :

Kurangnya komunikasi antar satu orang dengan individu lainnya yang ada disekitarnya.
(tetangga dan lingkungan sekitar)

Kurangnya kepedulian terhadap kepentingan orang lain yang ada di sekitarnya.

Minimnya interaksi dengan orang lain, seperti tetangga disekitar rumah, rekan kerja yang
biasanya paling sering bertemu dan bertatap muka.

Faktor-faktor munculnya masyarakat yang bersifat individualisme yaitu:

Orang yang cenderung individualis tidak terbiasa dengan hal-hal yang ramai atau melibatkan
banyak orang untuk bergaul.

Orang yang individualis merasa dirinya tidak dibutuhkan oleh orang lain, sehingga ia lebih
nyaman mengasingkan diri.

Orang individualis muncul akibat krisis kepercayaan kepada orang lain, sehingga ia merasa
apa yang ia lakukan itu selalu benar dan apa yang dilakukan orang lain salah.
Selain faktor-faktor munculnya masyarakat individualisme, adapula dampak negatif dari
masyarakat yang bersikap atau berprilaku individualis, seperti :

Kehilangan rasa solidaritas terhadap sesama.

Egoisme yang tak terbatas.

Kesulitas dalam bersosialisasi.

Oleh karena itu untuk mengatasi masyarakat yang bersikap atau mempunyai sifat
individualis di lingkungan sekitar masyarakat, maka ada beberapa cara untuk mengatasinya
agar tidak semakin tumbuh pesat orang-orang yang bersikap individualisme.

Yang pertama yaitu membuat prioritas berdasarkan moral.

Kedua, menumbuhkan kembali semangat gotong royong, karena dengan cara gotong royong
kegiatan yang dikerjakan lebih cepat selesai dan setiap individu dapat merasakan pentingnya
gotong royong, selain itu dapat menumbuhkan tali persaudaraan atau silaturahmi masyarakat
semakin erat.

Ketiga, meningkatkan rasa solidaritas atau kepedulian antar individu yang satu dengan yang
lain.

Keempat, Menumbuhkan sifat rela berkorban.

Kelima, bahwasanya manusia adalah makhluk sosial, jadi manusia tidak bisa hidup sendiri
dan perlu bantuan orang lain.

Keenam, Menanamkan kesadaran dan motivasi pada individu sehingga individu akan
berubah dengan kesadaran dirinya.

Ketujuh, harus bisa mengedepankan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi. Dll

Kita harus bisa mencegah sebelum terjadi dan bisa mengatasi jika sudah terjadi. Kita juga
harus bisa menyaring apa yang baik kita ambil dan apa yang buruk kita tinggalkan. Dengan
demikian kita tidak perlu menunggu waktu lama hingga individualisme terkikis dari budaya
masyarakat Indonesia.

Egoisme sektoral adalah sifat egois (menang sendiri) yang bukan mengatasnamakan
kepentingan orang banyak, tapi sektor yang di dekatnya saja. Hal ini sering
menimbulkan konflik-konflik di antara rakyat Indonesia.

Sedangkan materialistik adalah watak yang diwujudkan melalui sikap hidup yang
mendambakan materi, ingin menguasai dan memiliki banda. Walaupun beragama, seseorang
bisa saja menjadi materialistik.

Mengendurnya sikap toleransi pun ada karena sikap sikap egois baik dari individu
maupun kelompok, seolah – olah sudah tidak ada yang penting terhadap sesuatu yang
notabenenya minoritas sehingga selalu dikatakan bahwa kaum minoritas selalu menang

You might also like