Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
1. Agil (2016021000
2. Galuh Priambodo (2016021000
3. Mila Rosa A. (20160210046)
4. M. Yunus (20160210048)
5. M. Tamam (2016021000
A. Latar belakang
Sejak dahulu kala jasa transportasi laut sudah diketahui dan dimanfaatkan oleh manusia.
Terbukti dengan berhasilnya nenek moyang kita dimasa lampau yang berhasil menjelajahi dunia
dengan menggunakan perahu Pinisi yang fasilitasnya sangat terbatas.
Demikian pula untuk perkembangan di bidang perdagangan, penggunaan kapal laut juga sangat berperan
karena selain lebih murah, kapasitas muatannya juga lebih besar dan banyak kelebihan lainnya.
Kebutuhan akan alat transportasi laut yang antara lain kapal laut semakinbesar seiring dangan semakin
ketatnya persaingan di bidang ekonomi, sosial, politik,dan pertahanan dan keamanan. Untuk itu
kita termotifasi untuk merancang danmembuat kapal - kapal yang dalam pengoprasiannya layak teknis,
ekonomis serta mampu bersaing dengan kapal - kapal yang dihasilkan Negara lain. Sehingga dalam
perencanaan sebuah kapal,kita harus merencanakan konstriksinya juga.
Pengertian konstruksi dalam kaitannya dengan disiplin ilmu perkapalan adalah bagaimana suatu kapal
dibangun sesuai dengan urutan-urutannya, serta bagaimana hubungan dari bagian - bagian dari kapal serta
bagaimana cara penyambungannya.
Dalam pembangunan suatu kapal, diperlukan beberapa faktor yang harus diperhatikan. Selain
perencanaan bentuk dan karakteristik badan kapal, juga perencanaan kekuatan dan susunan kapal
itu sendiri. Konstruksi kapal pada umumnya teridri dari dua bagian utama, yaitu badan kapal dan
bangunan atas kapal atau rumah geladak.
Pada dasarnya proses penggambaran konstruksi ini dapat dilakukan dengan tiga macam
cara, yakni sistem konstruksi melintang, sistem konstruksi memanjang dan sistem konstruksi
kombinasi. Penggambaran yang akan dilakukan disini adalah penggambaran terhadap bagian midship,
detail, potongan, bukaan kulit, dan profile.
Pada umumnya konstruksi dari badan kapal, terdiri dari lambung kanan, dasar danatau beberapa geladak.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja yang termasuk dalam ukuran kapal ?
2. Apa saja itu penjelasan dari jarak gading & sekat ?
3. Apa saja macam tangki ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja ukuran – ukuran utama kapal.
2. Mengetahui penjelasan tentang jarak gading dan sekat melintan maupun membujur.
3. Mengetahui berbagai macam jenis tangki – tangki dalam kapal.
BAB II
PEMBAHASAN
LBP : adalah panjang kapal yang diukur dari haluan kapal pada garis air
sampai tinggi kemudi
Gambar 1. Ukuran Panjang Utama Kapa
2. Lebar kapal
B : Breadth ( lebar yang direncanakan ).
Adalah jarak mendatar dari gading tengah yang diukur pada
bagian luar gading. ( tidak termasuk tebal pelat lambung ) atau
lebar kulit kapal bagian dalam terbesar yang di ukur dari bagian
sebelah dalam kulit kapal.
3. Tinggi kapal
H(D) : Depth ( tinggi terendah dari geladak ).
Adalah jarak tegak dari garis dasar sampai garis geladak yang
terendah, umumnya diukur di tengah – tengah panjang kapal.
Ruangan pada akil digunakan untuk pergudangan, terutama untuk fasilitas peralatan pelayaran
seperti tali-temali. Pada Gambar di bawah ini diperlihatkan susunan peralatan pada geladak akil.
1. Mesin Jangkar
2. Bolder
3. Ventilasi
4. Fairlead
5. Geladak Utama
6. Jangkar
7. Pagar pada geladak utama
8. Pagar pada geladak akil
9. Geladak akil
10. Penahan rantai
Bagian Belakang
Gambar 6. Gambar Bagian Belakang Kapal
1. Bangunan atas belakang
2. Bangunan atas
3. Rumah geladak
4. Ceruk buritan
5. Kamar mesin
6. Ruang muat
7. Geladak utama
8. Geladak kimbul
9. Geladak jembatan
10. Geladak
11. Geladak navigasi
Bagian Atas
Bagian atas kapal (Rumah geladak) adalah banguan di atas geladak kekuatan yang diletakkan di
luar 0,4 L bagian tengah kapal atau yang mempunyai panjang lebih kecil dari 0,2 L atau 15 m dan
sisi-sisi tidak selebar kapal. Pada umunya rumah geladak diletakkan di atas bangunan atas, baik di
depan atau di tengah kapal.
Rumah geladak yang teratas dipakai untuk ruangan kemudi, ruang peta, dan ruang komunikasi
radio. Selama pelayaran, kapal dikendalikan dari ruangan ini. Di atas geladak kimbul diletakkan
rumah geladak yang sesuai dengan kebutuhan.
Tebal pelat geladak terbuka di rumah geladak boleh 0,5 mm lebih kecil dari persyaratan untuk
geladak kimbul.
Geladak pada rumah geladak dapat pula dilapisi kayu. Menurut BKI, bila geladak terebut dilapisi
kayu, tebal geladak dapat dikurangi, 1 mm, namun tidak boleh kurang dari 5 mm, sedangkan tebal
lapisan kayu yang digunakan 50 mm – 60 mm. Di dalam rumah geladak, ketebalan geladak boleh
dikurangi 20%, tetapi tidak boleh kurang dari 5 mm.
Gambar 10. menunjukkan tempat fuel oil tank dan lubricating oil tank
b. Tangki ballast
Seperti diketahui sebelumnya fungsi dari sistem ballast adalah untuk meningkatkan
sarat kapal pada saat kapal sedang dalam muatan kosong. Untuk itu di kapal harus di
pasang sebuah sistem balas. Air yang digunakan untuk sistem ini diambil dari air laut,
setelah di ambil air diletakkan di dalam tangki. Besarnya tangki balas tergantung pada
ukuran kapal dan jenis kapal. Pada kapal tanker terkadang tidak ada tangki balas
sehingga tangki yang digunakan untuk balas adalah tangki muat. Pada ceruk haluan
dan buritan terkadang digunakan juga sebagai tangki ballast.
2. Sekat Memanjang
Telah dijelaskan bahwa dinding sekat memanjang hanya dipasang pada jenis kapal-
kapal tertentu saja, misalnya kapal tangki minyak, kapal muatan curah, dan kapal
pengangkut biji-bijian. Sekat memanjang pada kapal tangki dan muatan curah selain
untuk mengurangi luas permukaan bebas juga berfungsi untuk menambah kekuatan
memanjang kapal. Luas permukaan bebas muatan cair dan muatan curah perlu
diperkecil dengan pemasangan sekat memanjang karena permukaan zat cair atau
muatan curah akan berubah dengan kemiringan kapal. Perubahan luas permukaan
bebas yang cukup besar akan mengurangi stabilitas kapal tersebut, terutama pada
kapalkapal tanpa sekat memanjang.
Jenis sekat memanjang yang dipasang dapat berupa sekat rata atau sekat-sekat
yang mempunyai konstruksi khusus (sekat bergelombang). Susunan konstruksi pada
sekat rata sama dengan susunan konstruksi pada lambung kapal. Jika lambung
menggunakan gading-gading tegak, pada sekat memanjang dipasang penegarpenegar
tegak.
Pada system knstruksi memanjang diperlukan senta sekat memanjang yang
dihubungkan dengan senta mendatar untuk sekat melintang dan senta sisi untuk
lambung kapal. Diperlukan pula pelintang sisi pada sekat yang dihubungkan dengan
pelintang pada geladak dan pelintang sisi pada lambung kapal. Palang pengikat
menghubungkan antara pelintang sisi pada lambung dan pelintang sisi pada sekat.
Susunan konstruksi sekat memanjang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 16. Sistem konstruksi sekat memanjang pada kapal
1) Geladak
2) Pelintang sisi
3) Pelat sisi
4) Senta
5) Pembujur sisi
6) Sekat memanjang
7) Pembujur sekat
8) Pembujur alas