You are on page 1of 44

Maka :

DWT = Δ – LWT
= 7647,29 – 1912,253
= 5735,037 Ton
Koreksi DWT menurut Rumus Pendekatan “BOCKER”
DWT/Δ = (0,60 – 0,75)
5735,037/7647,29 = 0,749943705 ( memenuhi )

D. Menghitung Berat Muatan Bersih (Pb)


Pb = DWT – (Pf + Pa + Pl + Pm + Pc) (ton)
Dimana : DWT = bobot mati kapal
Pf = berat bahan bakar + cadangan 10 %
Pl = berat minyak lumas + cadangan 10 % Pa
Pa = berat air tawar + cadangan 10 %
Pm = berat bahan makanan + cadangan 10 %
Pc = Berat ABK, penumpang dan barang bawaan + cadangan
10%
1. Berat Bahan Bakar (Wfo)
Bhpme×Bme×S×(1,3≈1,5)
Wfo = Vd(km/ jam)×10−6

Dimana : a = 1057,86 seamiles


V = 13 knots
EHP ME = 98 % . BHP ME
= 98 % . 2547,9 Hp = 2496,942 Hp
EHP AE = 20 % . EHP ME
= 20 % . 2496,942Hp = 499,3884 Hp
Cf = Coeff. Berat pemakaian bahan bakar untuk diesel
= 0,0003395 ton/Bhp/jam

Wfo = 2547,9 x 175 x 1057,86 x 1,3 / 13 x 0,000001

= 613185639,9/0,000013 ton
= 4,7 ton
Untuk cadangan bahan bakar di tambah 10 %
Wfo = 10% x 4,7+ 4,7
= 0,47 + 4,7
= 5,17 ton
Spesifikasi volume bahan bakar = 1,25 m3 /ton . Pf
= 1,25 . 5,17
= 6,46 m3
Jadi Volume tanki yang dibutuhkan sebesar 6,46 m3

1. Berat bahan bakar mesin Bantu ( Wfb )


Diperkirakan = (0,2-0.1) x Wfo
= 0,1 x 4,7
= 0,47

2. Berat minyak pelumas


Wlo = 0,04 ( Wfo + Wfb )
= 0,04 . (4,7+0,47)
= 5,17
Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 3

3. Berat air tawar ( Wfw ) Berat air minum


S
Crew×Cf
Wfm = 24×Vd×103

=22 X 15 X 1057,86 / 24 X 13 X 1000


= 1,118 Ton

Dimana : Cf = (3÷5) kg/orang/hari.

 Cf = ( 10 – 20 ) Kg / orang
pf
Jadi : Wfm = γ
= 1,118 / 1
= 1,118 m³

Cuci dan mandi


S
Crew×Ccm
Wfcm = 24×Vd×103

= 22 X 200 X 1057,86 / 24 X 13 X 1000


= 5,594 m³

Dimana :
Ccm = ( 60 – 200 ) Kg /orang
Untuk kebutuhan air pendingin mesin diperkirakan ( 2 – 5 ) Kg /BHP

Jadi : berat total air tawar


Wfw =Wfm+Wfcm+Pendingin ME
= 1,118 + 5,594 + 0,002
= 6,714 m³

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 4

4. Berat makanan (Wp)


S
Crew×Cf
Wp = 24×15×103
= 22 X 5 X 1057,86 / 24 X 15 X 1000
= 0,323 Ton
Dimana : (3÷5) kg/orang/hari.

5. Berat crew dan barang bawaan


 Kebutuhan :
Crew = 75 Kg /orang
Barang = 60 Kg /orang
Kebutuhan total = 135 Kg /orang

Wcp = 22 x 135 Kg/Orang


= 2970 Kg
= 2,970 Ton
 Maka dari keseluruhan di dapatkan Consumable
= Wfo + Wfb+Wlo+Wfw+Wp+Wcp
= 4,7 + 0,47 + 5,17 + 1,118 + 0,323 + 2,970
= 14,751 Ton / hari

Total lama pelayaran 3 hari 9 Jam 25 menit 25,8 detik :


= Consumable x 3,390
= 14,751 x 3.390
= 50,00589 Ton
2. Berat Minyak Lumas (Pl)
Berat minyak lumas diperkirakan antara 2% sampai 4%
Pl = 2% x pf
= 2% x
= 0,9655382 ton
= 0,966 ton
Spesifikasi volume minyak lumas = 1,25 m³/ton . Pl
= 1,25 . 0,966

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 5

= 1,2 m³
Jadi volume tangki minyak lumas adalah 1,2 m³

3. Berat Air Tawar (Pa)


Berat air tawar terdiri dari dua macam :
 Air tawar untuk ABK (Pa1)
 Air tawar untuk pendingin Mesin (Pa2)
3.1 Berat air tawar untuk ABK
Pa1 =
Dimana : a = radius pelayaran = 546 Nautical Miles
Z = jumlah ABK (30 orang)
Ca1 = (50 - 100 ) kg/ orang/ hari, diambil 100
V = 12,7 knot
Pa1 =
= 1057,86 x 22 x 100 / 24 x 13
= 2327292 / 312
= 7459,269231 kg = 5,5 ton
3.2 Berat air tawar untuk pendingin mesin

P2 =
Dimana : Ca2 = Coeff. Pemakaian air pendingin mesin (0,02–0,05)
= diambil 0,03 kg/BHP/jam
EHP ME = 2496,942 Hp
EHP AE = 499,3884 Hp
Pa2 = 1057,86 (2496,942 + 499,3884) . 0,03 / 13 x 1000

= 7314,687/1000 = 7,3ton

Berat air tawar total adalah :


Pa = Pa1 + Pa2
= 5,5 + 7,3
= 12,8 ton

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 6

untuk cadangan 10% = Pa + 10% Pa


= 12,8 + 0,1 . 12,8
= 14,08 Ton
Spesifikasi V air tawar = 1,0 m³/Ton x Pa
= 1,0 x 14,08
= 14,08 m³
Jadi Volume tangki air tawar yang dibutuhkan
V = 1 x Pa
= 1 x 14,08
= 14,08 m³

4. Berat Bahan Makanan (Pm)


Pm = a x z x Cm / 24 x Vs
Dimana : Cm = Coefficient kebutuhan bahan makanan = 2–5 kg/org/hari
= diambil 5 kg/org/hari
Pm = 1057,86 x 22 x 5 / 24 x 13
= 1163646 / 312
= 3729,634 kg = 3,7 ton
Untuk cadangan ditambah 10 % : Pm = Pm + 10% . Pm
= 3,7 + 0,1 . 3,7
= 4,07 ton
Spesifikasi volume bahan makanan = (2 – 3) m³/ton, diambil 3 m³/ton
Sehingga volume bahan makanan yang dibutuhkan.
V = 3 x Pm
= 3 x 4,07
= 12,21 m³

5. Berat Crew dan Barang Bawaan (Pc)


Pc = z x Cc
Dimana : Cc = Coefficient berat crew dan barang bawaan 150 – 200 kg/org/hari
= diambil 200 kg/org/hari
Pc = 22 x 200
= 4400 kg = 4,4 ton

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 7

Untuk cadangan tambahan 10 % : Pc = Pc + 10% . Pc


= 4,4 + 0,1 . 4,4
= 4,84 ton
Jadi total berat muatan bersih kapal (Pb)
Pb = DWT - (Pf + Pl + Pa + Pm + Pc)
= 5735,037- (43,8881 + 2 + 20,79 + 0,2948 + 6,6)
= 4310,21 – 140,93
= 4169,28 ton
Berat jenis muatan untuk kapal = 0,865 ton/m
tangker

Spesifikasi Bj muatan = 1/0,865 ton/m3 = 1,156

Spesifikasi Vol. muatan = V + V.Ekspansi + V.Konstruksi


= 100% +3% + 2% = 105%

Volume total
= 2276,32 .105% / 1,156
= 2390,136 / 1,156
= 2067,6
Vol ruang muat yang dibutuhkan :
V = 1,156 x 2067,6
= 2390 m3

4.7 Pembagian Ruang Utama Kapal


4.7.1. Penentuan Jarak Gading
 Jarak gading normal (a 0) untuk sistem gading-gading melintang kapal yang
panjangnya LPP < 100 m (BKI 2001 Sec 9-1)
Fs = Lpp / 500 + 0,48
= 84,4 / 500 + 0,48

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 8

= 0,169 + 0,48
= 0,649 = 650 mm
 Jarak gading ceruk buritan maksimum 600 mm, yaitu jarak gading dari ceruk buritan
sampai ujung buritan kapal, direncanakan 600 m.
 Jarak gading dari sekat tubrukan (collision bulkhead) sampai ujung haluan 600 mm,
jarak gading direncanakan 600 mm.
 Tinggi Double Bottom
h = 45 B + 350 mm
= 45.15 + 350 mm
= 675 + 350 = 1,025 mm = 1000 mm
 Tinggi double bottom pada kamar mesin
h` = h + 20%h
h` = 1000 + (20% x 1000 )
= 1200 mm

4.7.2 Penempatan Sekat Kedap Air


Menurut Bki 2006 sec 11. Pada suatu kapal harus mempunyai sekat tubrukan,
sekat tabung buritan (Stern Tube Bulkhead) dari sekat lintang kedap air pada tiap-
tiap ujung kamar mesin. Pada kapal dengan instalasi mesin buritan, sekat tabung buritan
menggantikan sekat belakang kamar mesin. Termasuk sekat – sekat yang dimaksudkan
dalam lain-lain. Pada umumnya jumlah sekat kedap air tergantung dari
panjangnya kapal dan tidak boleh kurang dari :
L < 65 = 3 sekat
65 < L < 85 = 4 sekat
L > 85 = 4 sekat

4.7.3 Penempatan Bulkhead


Sekat Ceruk Buritan Dipasang minimal 5 - 9 jarak gading dari Ap. Sehingga
direncanakan diletakkan pada frame 8 dengan jarak gading direncanakan.
Jadi, jarak dari AP = 4,8 m.

4.7.4 Rencana Ruang Mesin

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 9

a. Ruang Mesin
Ruang mesin diletakkan antara gading No. 8 sampai No. 29 dengan panjang 12600
mm, dengan jarak gading 600 mm. Penentuan ruang mesin menurut model mesin
penggerak yang dipakai yaitu sebagai berikut :
Type = 16V26A (Wartsila)
KW = 5200
BHP = 7070
RPM = 1000
L(mm) = 5964
W(mm) = 2474
H(mm) = 3274
Dry weight(kg) = 37000 kg
b. Sekat Depan Kamar Mesin
Letak sekat tergantung dari panjang ruang mesin, dimana panjang ruang mesin
minimal 2 x panjang mesin. Menurut tabel panjang mesin untuk diesel dengan 2957 BHP
adalah 3562 mm. Sehingga panjang ruang mesin 2 x 3,562 m. Maka 7,124 m ,
Direncanakan 12,600 m.
12,600 / 0,6 = 21 jarak gading
1.5.3. Rencana Ruang Pompa dan Tangki Tangki
a. Ruang Pompa
Ditempatkan pada frame 29 sampai dengan frame 33, dengan jarak gading 0,64 m. Panjang
ruang pompa yaitu 4 x 0,64 = 2,56 m
b. Tangki bahan bakar
Ditempatkan pada frame 33 sampai dengan frame 36 dengan jarak gading 0,64m. Panjang
tangki bahan bakar yaitu, 3 x 0,64 = 1,92 m. Cofferdam ditempatkan pada frame 36 s/d 37
dengan jarak gading 0,64 m.
c. Tangki muat

 Lebar bebas tangki muat tidak boleh melebihi dari 0,5 B atau 5,85 m
 Panjang bebas tangki muat untuk kapal tanker L < 100 m atau kurang dari 5000
DWT, tidak boleh lebih dari 10 m atau kurang dari 700 m3

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 10

 Jumlah tangki muat direncanakan 6 tangki, dengan panjang total tangki muat 50,560
m . Cofferdam ditempatkan pada frame 116 s/d 117 dengan jarak gading 0,64m.
Sehingga didapat sekat antara tangki muat yaitu:
Tangki muat direncanakan 6 yaitu dengan perincian sebagai berikut :
 Tangki muat I antara Frame 104 s/d 116
 Tangki muat II antara Frame 91 s/d 104
 Tangki muat III antara Frame 78 s/d 91
 Tangki muat IV antara Frame 63 s/d 78
 Tangki muat V antara Frame 48 s/d 63
 Tangki muat V antara Frame 37 s/d 48
1.5.4. Pembagian Tangki – Tangki Double Bottom
a. Tangki Double Bottom Kamar Mesin
 Tangki harian direncanakan sebesar 5,75 m3 , dengan frame 8 sampai frame 12. Jarak
gading yaitu 0,6 m.
 Bilga tank direncanakan sebesar 3,24 m3 , dengan panjang 1,8 , lebar 1,5 dan tinggi
1,2 m yaitu pada frame 22 s/d 25. Jarak gading yaitu 0,6 m.
 Sludge tank di rencanakan sebesar 3,24 m3 , yang di bagi menjadi 2 tangki dengan
ukuran masing – masing tangki yaitu 1,62 m3 dan diletakkan pada bagian samping
pada kamar mesin. Dengan ukuran tiap tangki yaitu : 1,8 x 0,75 x 1,2 m yaitu pada
frame 26 s/d 29. Jarak gading yaitu 0,6 m.
 Tangki minyak lumas direncanakan sebesar 1,8 m3 , dengan ukuran 1,2 x 1,6 x 1,2 m
yaitu pada frame 27 s/d 29. Jarak gading yaitu 0,6 m.
b. Tangki Double Bottom Ruang Muat
 Tangki bahan bakar direncanakan sebesar 89,45 m3 , dengan frame 33 s/d 36 yang
dibuat menerus dari bottom sampai main deck .Jarak gading yaitu 0,64 m.
 Cofferdam ditempatkan pada frame 36 s/d 37 yang dibuat menerus dari bottom
sampai ke main deck , dengan jarak gading 0,64m.
 Tangki air tawar direncanakan 26,5 m3 pada frame 37 s/d 42 dengan jarak gading
yaitu 0,64 m.
 Cofferdam ditempatkan pada frame 42 s/d 43 dengan jarak gading 0,64m.
 Slop tank direncanakan sebesar 11,5m3 , pada frame 43 s/d 45 dengan jarak
gading 0,64 m.
 Cofferdam ditempatkan pada frame 45 s/d 46 dengan jarak gading 0,64m

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 11

 Tangki air ballast di rencanakan 494,56 m3 , pada frame 46 s/d 116 serta
cofferdam yang ditempatkan pada frame 116 s/d 117 . Selain itu, terdapat tangki
air ballast pada haluan (fore peak tank) pada frame 117 s/d 127 dan buritan (after
peak tank) pada frame -4 s/d 8.
Adapun rincian pembagian tangki air ballast yaitu:
 Tangki air ballast I antara frame 104 s/d 116
 Tangki air ballast II antara frame 91 s/d 104
 Tangki air ballast III antara frame 78 s/d 91
 Tangki air ballast IV antara frame 63 s/d 78
 Tangki air ballast V antara frame 48 s/d 63
 Tangki air ballast VI antara frame 46 s/d 48
1.5.5. Sekat Tubrukan
Menurut Bki 2006 Vol II sec 11 A.2.1 , Kapal barang dengan panjang Lc < 200 m harus
mempunyai sekat tubrukan yang letaknya tidak kurang dari 0,05 Lc dari garis tegak depan.
Kapal barang dengan Lc > 200 m harus mempunyai sekat tubrukan yang yang dipasang
paling sedikit 10m dari garis tegak depan. Semua kapal barang harus mempunyai sekat
tubrukan yang terletak tidak kurang dari 0,08 Lc .
Lc = 96 % x Lwl
= 96 % x 81,370
= 78,1152 m

L max = 0,08 x Lc
= 0,08 x 78,1152
= 6,25 m
Diambil 8 jarak gading dan direncanakan letak sekat pada frame 117 sampai Fp dengan
jarak gading 0,6 m.
1.6. Perhitungan Volume Ruangan Utama Kapal
1.6.1. Volume Ruang Mesin
Pada ruang mesin harus mempunyai dasar ganda (h min = 600 mm)
h = 45 B + 350 mm
= 45.11,7 + 350 mm
= 526,5 + 350 = 876,5 mm
= 1000 mm

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 12

 Tinggi double bottom pada kamar mesin h` = h + 20%h


h` = 1000 + (20% x 1000 )
= 1200 mm

2.2 Ruangan Utama (Main Spaces)


Pembagian ruangan – ruangan utama ( main – spaces ) yakni :
1. Ruangan Muatan.
2. Ruangan mesin.
3. Ruangan akomodasi anak buah kapal dan penumpang.
4. Ruang Navigasi.
5. Tangki – tangki.
6. Ruangan lainnya.

2.2.1 Ruangan Muatan ( Cargo Spaces )


 Menentukan kebutuhan volume ruang muatan berdasarkan jenis, jumlah dan spesifik
volume dari muatan yang akan diangkut.
 Menentukan panjang ruang muatan dan letak ruangan muatan kapal.
 Menentukan jumlah dan letak dari transverse watertight bulkhead berdasarkan
perhitungan flodable length ( watertight subdivision ) dengan memperhitungkan rules
klasifikasi mengenai hal ini, termasuk ketentuan mengenai collision bulkhead
( Forepeak bulkhead ) dan after peak bulkhead ( stuffing box bulkhead ).
 Menentukan tinggi double bottom berdasarkan peraturan klasifikasi.
 Menentukan frame – spacing berdasarkan peraturan klasifikasi.
 Menentukan jumlah dan tinggi geladak antara ( tween deck ) dengan memperhatikan
jenis dari muatan yang diangkut kapal.
 Menentukan jumlah dan ukuran serta letak dari hatchways ( lubang palkah ).
 Menentukan jumlah, kapasitas dan letak dari ventilator trunk.

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 13

2.2.2 Ruangan Mesin ( Machinery Spaces )


 Menentukan letak ruang mesin ( ditengah kapal, dibelakang kapal atau diantara
tengah dan belakang kapal ) dengan mempertimbangkan jenis muatan, volume ruang
muatan, ballast dan trim dan lain – lain.
 Menentukan kebutuhan volume ruangan mesin dan panjang ruang mesin dengan
memperhatikan ukuran mesin induk dan layout kamar mesin.
 Menentukan ukuran mesin induk berdasarkan jenis, jumlah tenaga dan putaran
mesin.
 Menentukan secara garis besar lay – out dari kamar mesin ( letak mesin induk, mesin
– mesin bantu dan lain – lain peralatan utama ).
 Menentukan tinggi pondasi mesin dengan memperhatikan tinggi double bottom dan
tinggi propeller shaft ( sumbu baling – baling ).
 Menentukan letak dan ukuran dari engine opening engine room skylight dan funnel
(cerobong), dengan memperhatikan juga means of scape.
 Untuk lay – out dari kamar mesin perlu juga di perhatikan settling dan service tanks.

2.2.3 Ruangan Akomodasi Anak Buah Kapal dan Penumpang


Menentukan letak, jumlah, jenis, kapasitas, dan ukuran dari ruangan – ruangan
berikut (termasuk perlengkapan didalamnya) berdasarkan tingkatan dan jumlah anak
buah kapal dan penumpang dengan memperhatikan super structure dan deck – house
yang tersedia.
 Sleeping room.
 Mess room ( dining room ).
 Washing accommodation.
 Hospital.
 Galley dan provision store.
 Acces ( jalan ), ladder dan stairs dalam hubungannya dengan means of escape sesuai
konvensi SOLAS 1960 / 1974.

2.2.4 Ruangan Navigasi


Menentukan letak dan luas dari ruangan navigasi yang meliputi :
 Wheel house.

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 14

 Chart room.
 Radio room.
 Dalam hubungan dengan navigasi perlu diperhatikan letak, jenis dan jumlah dari
lampu navigasi yang dibutuhkan.

2.2.5 Tangki – Tangki


Menentukan letak dan volume dari tangki – tangki ( yang merupakan bagian dari
badan kapal ) berikut:
 Tangki ballast.
 Tangki air tawar, yang didasarkan atas jumlah anak buah kapal dan penumpang dan
radius pelayaran.
 Tangki bahan bakar, yang didasarkan atas fuel consumption dan besarnya tenaga
mesin serta radius pelayaran kapal. Pada umumnya dibedakan antara jenis bahan
bakar H.V.F( Heavy Viscousity Fuel ) dan diesel oil.
 Tangki minyak pelumas yang didasarkan atas kebutuhan minyak pelumas.
 Tangki muatan cair ( deep – tanks untuk palm oil, latex, glyserine dan lain–lain ).

2.2.6 Ruangan – Ruangan Lain


 Steering gear compartment, menentukan letak dan ukuran ruangan jenis, kapasitas
dan ukuran steering gear yang dipakai yang didasarkan atas momen torsi dari kemudi
( yang tergantung dari luas kemudi displacement dan kecepatan kapal ). Juga dengan
memperhatikan persyaratan SOLAS convention 1969 / 1974. Untuk ruangan
akomodasi perlu diperhatikan jenis, jumlah dan ukuran dari side scuttle ( jendela
kapal = side lights ) dan ukuran dari pintu.
 Menentukan lokasi dari ruangan untuk Emergency Source of Electrical Power.
 Menentukan lokasi dari CO2 room.
 Menentukan ruangan – ruangan berikut : Lamp store, paint store, rope store,
electrical store, boatswain store etc.

Peralatan bongkar muat :


 Menentukan jenis peralatan bongkar muat, jumlah, kapasitas dan ukuran dari derrick
boom, mast, cargo winch yang didasarkan atas beban dari alat – alat bongkar muat

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 15

( S.W.L. = Safe Working Load ), berikut penempatan dari peralatan bongkar muat
tersebut.
Life – boat dan launching devices :
 Menentukan jenis, jumlah, kapasitas dan ukuran life boat serta penempatannya yang
didasarkan atas jumlah anak buah kapal dan penumpang serta lokasi dari tempat
tinggal anak – buah kapal dan penumpang diatas kapal.
 Menentukan jenis launching devices ( dewi – dewi = davits ), ukuran dan
kapasitasnya yang didasarkan atas berat life – boat dan cara peluncurannya.
Peralatan Tambat :
 Menentukan jenis, jumlah, kapasitas dari peralatan tambat berikut beserta
penempatannya diatas kapal : Windlass ( mesin jangkar = anchor winch )Bollard
( bolder ). Warping winch. Port gangway ( tangga kapal ). Mooring capstan.
 Menentukan ukuran jangkar, rantai jangkar dan tali temalikapal yang di gabung atas
equipment number dari peraturan klasifikasi.
 Menentukan ukuran dan letak dari chainlocker (kotak rantai)

BAB III
PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN

3.1 Langkah-langkah Membuat Lines Plan

Adapun tahapan pengerjaan /pembuatan rencana garis ini, antara lain:

1. Perhitungan Data awal

2. Pembuatan Haluan dan Buritan, Forcastle deck, poop deck, dan bulwark

3. Pembuatan CSA

4. Pembuatan Body Plan

5. Pembuatan Half Breath Plan

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 16

Dalam pengumpulan data sesuai dengan metode untuk mengetahui beberapa


koefisien – koefisien dan variabel yang akan digunakan. Untuk pengolah data dan
perhitungan dalam hal ini dipergunakan program Excel, sedangkan untuk visualisasi
penggambaran digunakan AutoCad. Program Excel dan AutoCad tersebut digunakan
karena program tersebut tidak hanya mendukung dalam pengerjaan tetapi juga
mendukung pembelajaran mahasiswa karena kedua program tersebut hanya
menampilkan hasil masukan data dari operator dan bukan bekerja secara otomatis. Untuk
lebih jelasnya lihat penjabaran dibawah ini.

3.1.1 Perhitungan Data

DATA KAPAL
TYPE KAPAL : Oil Tanker
PANJANG Lpp : 84,4 m
LEBAR Bmld : 15 m
TINGGI Dmld : 7,9 m
SARAT T : 6,987 m
DISPLACEMENT Disp : 6,784 ton
KECEPATAN DINASVd : 12,7 knot
Poop Deck : 20,370 m
Fore Castle : 8,780 m

A. Penggambaran Penampang Samping (Rudder Blade)

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 17

 Luas Daun Kemudi ( A)


1,75. Lpp ..T
A = C1 x C2 x C3 x C4 x 100

1,75 x84 ,4 x6,987 340 mm


= 0,9 x 0,9 x 1 x 1 x 100
= 8,36 m3

 Tinggi Kemudi ( h )
h = ± 70% × T
= 0,7 × 6,987 = 4,89 m
4890 mm
 Lebar Kemudi ( b )
8,36
4, 89
A
¿
b= h = ¿¿ ¿ = 1,71 m
 Luas Bagian Balansir ( A' )
A' = 20% × A
= 20% × 8,36 = 1,67 m2
AP
 Lebar Bagian Balansir ( b' ) 1710 mm
'
Ai 1,67
b' = h = 4,89 = 0,34 m

C. Propeller
 Diameter Propeller ( D )
D = ± 70% × T = 0,7 × 6,987 = 4,89 m

 Diameter Ujung Depan ( df )


df = 0,1737 × D = 0,1737 × 4,89 = 0,85 m

 Diameter ujung belakang (da)


da = 0,131 x D = 0,131 x 4,89 = 0,64 m

 Panjang Boss Total ( L)


L = 0,167 × D = 0,167 × 4,89 = 0,82 m
 Ketirusan ( dA )
dA = 10% × df = 10% × 0,85 = 0,085 m

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 18

D. Stern Clearance

A =bxh
= 1,71 x 4,89 = 8,36 m

J = 0,0343 x T
= 0,0343 x 6,987 = 0,24 m

K = 0,0226 x Lpp
= 0,0226 x 84,400 = 1,91 m

L = r = 0,164 x t
= 0,164 x 6,987 = 1,15 m

M = (0,045 x t)+(0,5 x Dp)


= (0,045 x 6,987)+(0,5 x 4,89) = 2,76 m

N = 0,48 x df
= 0,48 x 0,85 = 0,41 m

O = 3%Lpp = 2,53 m

E. Pembuatan Sheer

 LWL = LPP + 3% LPP


= 84,4 + 3 x 84,4 / 100
= 84,4 + 2,53
= 86,93 m

 Camber = 2% x Bmld
= 0,02 x 15
= 0,3

3.1.2 Membuat Haluan dan Buritan

Geladak Utama, Geladak Akil dan Geladak Kimbul

Geladak Utama
Geladak utama kapal dapat berbentuk lurus ataupun memiliki kelengkungan. Geladak
utama yang memiliki kelengkungan biasanya memiliki keuntungan dari sisi penambahan
free board kapal tersebut. Namun untuk membuat geladak utama yang melengkung, harus
dihitung terlebih dahulu kelengkungannya yang dikenal dengan sheer standart.

Untuk menghitung/membuat sheer standart maka LPP dibagi menjadi 6 bagian.


Pembagian tersebut meliputi 3 bagian di depan Midship dan 3 di belakang midship. Masing-
FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan
Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 19

masing digaris dan dibuat sesuai dengan ukuran peraturan sheer standart untuk kapal tanker
sebagai berikut :

SHEER STANDART

Forecastle deck
Forecastle deck merupakan bangunan yang terletak tepat diatas main deck pada
bagian haluan yang memiliki ketinggian 2,4-2,5 meter diukur dari geladak utama (upper
deck side line), sedangkan untuk panjang dari bangunan ini ditentukan panjangnya mencapai
Collision Bulkhead atau 5% sampai 8% Lpp. Serta diletakkan tepat pada frame/gading.

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 20

Bulwark
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak pada geladak tepi pada
upper deck, forecastle deck dan poop deck yang berfungsi sebagai pembatas untuk sisi kapal
pada geladak paling rendah. Direncanakan setinggi 1000 mm diukur pada geladak terendah.

Poop Deck (Geladak Kimbul)


Poop deck merupakan bangunan yang terletak diatas main deck pada bagian buritan
yang memilki ketinggian 2.4 sampai 2.5 meter diukur dari geladak utama (upper deck side
line) sedangkan untuk panjang dari bangunan akan dijelaskan pada penjelasan berikutnya

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 21

Catatan:

1. Jarak gading pada buritan sampai tabung poros maksimum A maks =600 mm. Diambil
jarak gading di bagian ini sebesar 600 mm
2. Jarak gading pada daerah sekat tabung poros kearah depan mengikuti rumus :

Ao = Lpp/500 + 0.48 Ao < 1000 mm


perhitungan jarak sekat tabung poros, sekat kamar mesin, sekat tubrukan adalah
sebagai berikut :
 Sekat tabung poros :

Perhitungan sekat dimulai dari AP dan menggunakan jarakgading = 600mm

Sekat tabung poros minimal 3 jarak gading dari 0.35T jadi terletak pada
gading ke 10 dari AP

 Sekat kamar mesin

Jarak sekat kamar mesin dari AP adalah antara 17% - 20% Lpp dari AP dan
terletak di nomor gading 35

 Sekat tubrukan/ collusion bulkhead

Letak collision Bulkhead diambil 130 jg dari sekat kamar mesin atau pada no
gading 165

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 22

3.1.3 Membuat CSA


3.1.3.1 Penentuan Ukuran
A.Perhitungan LCB
Koefisien blok ᵟ
L*B*T*ρ = 9066.68
ᵟ0= Vdisp/L*B*T*ρ
= 0.001
Koefisien midship
β= 0,9+0,1
= 0.9027
Koef Bidang Air
a= 0,778*δ+0,248
= 0.25
Longitudinal centre of Buoyancy
LCB = 0,01[1,40+0,025/1,05*β(δ+β]+0,36(1,62-β)(δa-δf)
= 0.006663

3.1.3.2 Penentuan Cpa dan Cpf


Coefficient Prismatic Aft (CPA) dan Coefficient Prismatik Fore
(CPF) bisa ditentukan dengan memplot harga LCB dan harga CP.

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 23

Cpa = 0,74
Cpf = 0,76

3.1.3.3 Penggambaran dan Perhitungan Csa

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 24

120.000

100.000

80.000
CALCULATED OF AREA

60.000

40.000

20.000

0.000
00 50 00 00 00 00 00 00 00 00 00 50 .0
0
0. 0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 9. 10

STATION

3.1.4 Membuat Body Plan

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 25

Dalam membuat rencana garis yang paling utama adalah pembuatan Body
Plan. Body Plan adalah gambar bentuk penampang badan kapal yang dilihat dari arah
haluan. Biasanya body plan diletakkan pada bagian daerah tengah gambar sheer plan,
namun kadang kala diletakkan di bagian atas diantara gambar lines plan lainnya. Pada
gambar ini pandangan dari haluan tersebut dipisahkan oleh bidang tengah vertical yang
berupa sebuah garis yang diletakkan di bagian tengah secara tegak lurus. Pada sisi
kanan bidang tengah ditunjukkan separuh bentuk badan bagian haluan, sedangkan sisi
kiri bidang tengah ditunjukkan separuh bentuk badan bagian buritan. Berikut langkah-
langkah membuat body plan:
a. Pertama kita buat persegi panjang dengan B sebagai lebar dan T sebagai tinggi.
Kemudian bagi B menjadi 2 bagian dan sebuah garis tengah yang disebut centre
line. Bagian kanan adalah sisi haluan dan bagian kiri adalah sisi buritan.
b. Kemudian pada garis T dari centre line diukur garis yang sebesar A/2T. lalu daric
entre line pada garis T diukur juga B/2. Dan selanjutnya buat bentuk body plan.
c. Dalam hal itu jika kita menggunakan software autocad, kita hanya menggunakan
perintah AREA untuk mengetahui luasan daerah arsirannya.

3.1.4.1 Merancang Jari-jari Bilga


Radius bilga tanpa Rise of Floor :
R2= 2,33 ( 1 – CM ) B.T

3.1.5 Membuat Half Breadth Plan


Half breadth adalah gambar separuh potongan badan kapal secara membujur,
dilihat dari sisi atas yang dipotong mulai dari bidang dasar sampai ke bidang sarat
tertinggi d. berikut langkah-langkah membuat Half breadth Plan:
a. Menentikan jumlah WL yang ingin dibuat
b. Pada umumnya WL dibuat berdasar ukuran meter
c. Garis WL diukur dari base line
d. Selanjutnya WL tersebut digambar di body plan
e. Kemudian ukur setiap station pada garis WL terhadap centre line
f. Setelah diukur, gambar half breadth sesuai dengan jarak WL terhadap Centre line
yang sudah diukur.
3.1.5.1 Membuat Sent Line

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 26

a. Membuat sent line dengan cara menarik garis diagonal pada kedua sisi
body plan dimulai dari centre line ke sisi bawah body plan . kemudian ukur
jarak tiap station pada garis sent line.
b. Setelah mengetahui jarak antar station dari sent line, selanjutnya kita
proyeksikan ke half breadth plan.

3.1.5.2 Membuat Buttock Line


a. Membuat garis tegak lurus pada body plan dengan jarak yang sudah
ditentukan.
b. Tarik garis lurus yang memotong BL dan station pada body plan, kemudian
tarik garis lurus yang memotong BL dan WL pada half breadth plan.

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 27

3.2 Langkah-langkah Membuat Hydrostatic Curve’s


Adapun langkah-langkah membuat kurva Hidrostatik sebagai berikut :
3.2.1 Membuat perhitungan Hidrostatik
3.2.2 Membuat Kurva/grafik hidrostatik

Dalam pengumpulan data sesuai dengan buku petunjuk yang ada, yaitu untuk
mengetahui beberapa koefisien – koefisien dan variabel yang akan digunakan. Untuk
pengolah data dan perhitungan dalam hal ini dipergunakan program Excel, sedangkan
untuk visualisasi penggambaran digunakan AutoCad. Program Excel dan AutoCad
tersebut digunakan karena program tersebut tidak hanya mendukung dalam pengerjaan
tetapi juga mendukung pembelajaran mahasiswa karena kedua program tersebut hanya
menampilkan hasil masukan data dari operator dan bukan bekerja secara otomatis . untuk
lebih jelasnya lihat penjabaran dibawah ini.

3.2.1 Membuat Kurva Hidrostatik


Adapun dibawah ini cara membuat kurva hidrostatik:
a. Membuat garis X dan Y dalam pembuatan kurva seperti diagram cartesius.
b. Menentukan skala Y yaitu skala tinggi dari kurva tersebut.
c. Selanjutnya, kita melihat dari perhitungan hidrostatik kita dan mulai menggambar
kurva hidrostatik.
d. Dari hasil perhitungan result hidrostatik kita membuat skala dalam bentuk kotak.
Yang per kotak mewakili skala tertentu(harus dibuat secermat mungkin).
e. Selanjutnya, kita menghubungkan setiap perhitungan di dalam skala kotak
sehingga membentuk sebuah kurva.
f. Demikian seterusnya sampai ke-20 sifat hidrostatik.

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 28

RESULT OF HYDROSTATIC CALCULATION

No. WATER LINE 1 2 3 5 T


1 Water Plan Area (WPA) m² 858.264 930.713 956.629 994.834 1061.721
2 Water Plan Coefficient (Cw) 0.658 0.714 0.734 0.763 0.814
3 TPC = WPA × Γ ton/cm 8.797 9.540 9.805 10.197 10.883
Midship Section Area
4 (MSA) m² 12.838 27.459 42.449 72.449 102.254
5 Midship Coefficient (CФ) 0.856 0.915 0.943 0.966 0.976
6 Block Coefficient (Cb) 0.586 0.638 0.667 0.699 0.724
7 Cp = Cb / CФ 0.685 0.697 0.707 0.724 0.742
8 Centre of Floatation (ФF) m 1.995 1.919 1.974 1.617 0.346
9 Centre of Bouyance (ФB) m 2.377 1.916 1.935 1.873 1.063
10 KB m 0.528 1.507 2.502 4.007 6.004
11 TBM m 13.839 7.830 5.317 3.262 2.486
12 TKM = KB + TBM m 14.367 9.336 7.819 7.268 8.490
13 LBM m 427.672 219.705 146.813 91.765 74.818
14 LKM = KB + LBM m 428.200 221.212 149.315 95.772 80.823
15 Wetted Surface Area (WSA) m² 311.335 491.630 657.459 988.003 1331.742
16 Shell Displacement (Sd) ton 38.294 60.470 80.867 121.524 163.804
17 Moulded Displacement (Δ) ton 783.255 1706.149 2674.627 4671.631 6759.25
18 Full Displacement Δ΄=Δ+Sd ton 821.549 1766.620 2755.494 4793.156 6923.06
19 MCT=(ΔxLBM)/(Lwlx100) ton.m/cm 38.534 43.121 45.171 49.315 58.175
20 DDT = ФF x TPC/Lwl ton.cm 0.202 0.211 0.223 0.190 0.043
X

GRAFIK HIDROSTATIK
FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan
Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 29

WPA CW
Result Of WPA

Result Of CW
Water Line Water Line

TPC MSA
Result Of MSA
Result Of TPC

Water Line Water Line

Midship Coefficient
Result of MC

Water Line

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 30

Block Coefficient CP

Result Of CP
Result of BC

Water Line Water Line

Centre of floatation Centre of bouyance


Result Of CF

Result Of CB

Water Line Water Line

KB
Result Of KB

Water Line

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 31

TBM TKM

Result Of TKM
Result Of TBM

Water Line Water Line

LBM LKM
Result Of LKM
Result Of LBM

Water Line Water Line

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 32

Shell Displacement Moulded Displacement

Result Of MD
Result Of SD

Water Line Water Line

Full Displacement MCT


Result Of MCT
Result Of FD

Water Line Water Line

DDT
Result OF DDT

Water Line

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 33

PERHITUNGAN HYDRISTATIC CURVE

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 34

WL-0,00 M s/d WL-1,00 M


Lwl = 86.93 Meter
h (jarak station ) = 4.22 Meter
Bmld = 15 Meter
Β = 0.5 Meter
WLx = 0 Meter
T = 1 Meter

[1] = 305.07
[2] = 38.513
[3] = 1629.706
[4] = 90.402
[5] = 917.968
[6] = 11277.10
[7] = 144.236
[8] = 6591.144
[9] = 110.664
T = 0.12 m

WPA = 2 x 1/3 x α x [1] = 858.264 M²


Cw = (WPA) / (L x B) = 0.658
ФF = ([7] x α) / [1] = 1.995 M
MSA = 2 x 1/3 x β x [2] = 12.838 M²
MSA" = 0.000 M²
MSA' (total) = = 12.838 M²
CФ = MSA' / (B/T) = 0.856
{(WLx + β)+([4] x β)} /
KB = [3] = 0.528 M
ФB = ([5] x α) / [3] = 2.377 M
2 x 1/3 x 1/3 x α x β x
V = [3] = 764.151 M³
V' (total) = Vx + V = 764.151 M³
∆ = ∆xΓ = 783.255 Ton
Cb = V' / (L x B x T) = 0.586
10575.41
IT = 2 x 1/3 x 1/3 x α x [6] = 2 M^4
TBM = IT / V' = 13.839
[7]² / [1] = 68.194
([8] - ([7]² / [1])) x 2/3 x 326806.0
IL = α³ = 79 M^4
LBM = IL / V' = 427.672

WSA = 2 x 1/3 x α x [9] = 311.335 M²


(+)
Difference of WSA = 0.000 M²
WSA' (total) = 311.335 M²

(1,025/1,000) x t x
Shell Displacement = WSA = 38.294 Ton
Difference of Shell (-)
Displacement = = 0.000 Ton
Total Shell Displacement = = 38.294 Ton

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 35

∆' (total) = V' x Γ = 783.255 Ton

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 36

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 37

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 38

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 39

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 40

3.3 Langkah-langkah Membuat Bonjean Curve’s


Adapun langkah-langkah membuat bonjean sebagai berikut:
3.3.1 membuat perhitungan Bonjean
3.3.2 membuat diagram bonjean

Dalam pengumpulan data sesuai dengan buku petunjuk yang ada, yaitu untuk
mengetahui beberapa koefisien – koefisien dan variabel yang akan digunakan. Untuk
pengolah data dan perhitungan dalam hal ini dipergunakan program Excel, sedangkan
untuk visualisasi penggambaran digunakan AutoCad. Program Excel dan AutoCad
tersebut digunakan karena program tersebut tidak hanya mendukung dalam pengerjaan
tetapi juga mendukung pembelajaran mahasiswa karena kedua program tersebut hanya
menampilkan hasil masukan data dari operator dan bukan bekerja secara otomatis . untuk
lebih jelasnya lihat penjabaran dibawah ini.

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 41

3.3.1 Membuat Perhitungan Bonjean

BONJEAN CALCULATION TABLE

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 42

3.2.2 Membuat Diagram Bonjean


Adapun cara membuat diagram bonjean sebagai berikut:
a. Membuat garis X dan Y, sama halnya seperti membuat diagram cartesius.
b. Membuat skala Y yaitu skala tinggi, dan membuat skala X yaitu skala panjang.
c. Selanjutnya, kita menghitung luasan setiap stationnya (skala area).

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 43

BAB IV
PENUTUP

4.1 SIMPULAN
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Lines plan, Hidrostatik
dan Bonjean merupakan langkah awal dari pembuatan design kapal, karena
dalam tahap inilah dapat ditentukan bentuk kapal yang akan kita buat. Oleh
karena itu, dalam pembuatan tahap ini harus dilakukan dengan secermat
mungkin dan seakurat mungkin dalam perhitungan maupun dalam
perancangan agar tidak akan terjadi salah perhitungan ataupun design yang
tidak sesuai dengan yang seharusnya.

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan


Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 44

DAFTAR PUSTAKA

Adjie,P Darma.1996.Teori Bangunan Kapal-1.Surabaya:FTIK UHT.


Adjie,P Darma.1996.Lines Plan.Surabaya:FTIK UHT.

FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan

You might also like