You are on page 1of 58

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Analisis Runtun Waktu (ARW) merupakan salah satu prosedur statistika yang
diterapkan untuk meramalkan struktur probabilistik keadaan yang akan terjadi dimasa yang
akan datang dalam rangka pengambilan keputusan untuk sebuah perencanaan tertentu
(Sediono,2016). Data runtun waktu adalah jenis data yang dikumpulkan menurut urutan waktu
dalam suatu rentan waktu tertentu. Model yang digunakan untuk memodelkan model tipe ini
adalah model-model time series baik secara seasional maupun non seasional .

Berdasarkan data time series non seasional didapatkan sejumlah data bulanan
mengenai jumlah penjualan komoditisi hasil kekayaan laut ke negara lain. Kegiatan menjual
barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor, modal ekspor utama Indonesia adalah kekayaan
alam. Dari kekayaan alam yang dimiliki, dapat diproduksi berbagai macam barang ekspor.
Kegiatan sedemikian itu akan menghasilkan devisa bagi negara. Kegiatan ekspor itu sendiri
terbagi menjadi dua yaitu ekspor migas dan ekspor non migas. Eskpor migas artinya komoditi
yang merupakan turunan dari hasil minyak bumi dan gas, seperti bensin, solar, minyak tanah
dan gas alam. Sedangkan eskpor non migas artinya segala sesuatu yang merupakan hasil alam
maupun industri tetapi bukan termasuk kategori minyak bumi dan gas alam.
Secara historis, Indonesia dan maritim memang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Besarnya potensi kekayaan laut yang dimiliki Indonesia, harus dimanfaatkan untuk
menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Upaya Pemerintah untuk menjadikan
Indonesia sebagai poros maritim dunia patut untuk diapresiasi dan didukung secara penuh.
Faktor sumber daya, kedaulatan, ekosistem dan geografis yang strategis, menjadi beberapa
instrumen penting yang dapat menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Oleh sebab
itu, Instrumen-instrumen ini harus terus dikembangkan dan dijaga, agar mimpi agar Indonesia
untuk bisa menjadi poros maritim dunia bisa terealisasikan.
Indonesia terkenal sebagai negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Semua
sumber daya alam ini bernilai ekonomis, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
bangsa dan negara. Berbicara mengenai sumber daya alam yang ada di laut, maka Indonesia

1
kaya akan hal itu, mulai dari ikan, crustacea, mollusca , dan berbagai jenis hasil laut lainnya.
Kekayaan tersebut merupakan salah satu potensi untuk menambah devisa negara dengan
adanya kegiatan ekspor yang dilakukan oleh pemerintah.
Guna mengetahui seberapa besar potensi tersebut , maka diperlukan suatu ilmu analisis
runtun waktu untuk meramalkan kondisi ekspor hasil kekayaan laut yang akan terjadi di waktu
selanjutnya, sehingga perlu adanya suatu kumpulan data yang berisi jumlah ekspor hasil
kekayaan laut (ikan, crustacea, mollusca, dll ) kemudian dapat dianalisis dan diperoleh hasil
peramalan yang baik. Maka dari itu penulis ingin menerapkan ilmu metode analisis runtun
waktu yang telah diperoleh dalam bidang ekspor hasil kekayaan laut sehingga dapat membantu
memperoleh suatu gambaran mengenai potensi ekspor hasil kekayaan laut yang akan terjadi di
waktu ke depannya.
Berdasarkan data time series seasional didapatkan sejumlah data mengenai jumlah
tenaga kerja di negara Australia.Negara persemakmuran Australia merupakan sebuah negara di
belahan bumi selatan yang juga menjadi nama benua terkecil di dunia. Sebagai sebuah negara
maju yang makmur, Australia adalah ekonomi terbesar ke-13 di dunia. Australia berperingkat
tinggi dalam banyak perbandingan kinerja antarbangsa seperti pembangunan, mutu kehidupan,
perawatan kesehatan, harapan hidup, pendidikan umum, kebebasan ekonomi, dan perlindungan
kebebasan sipil dan hak-hak politik. Sebagai salah satu negara maju di dunia, Australia
memiliki tingkat kesejahteraan penduduk yang tinggi. Tingginya tingkat kesejahteraan
penduduk di Australia dapat dilihat dari tinggi nya jumlah tenaga kerja yang ada di Australia.

Angkatan kerja banyak yang membutuhkan lapangan pekerjaan, namun umumnya baik
di Negara berkembang maupun Negara maju, laju pertumbuhan penduduknya lebih besar dari
pada laju pertumbuhan lapangan kerjanya. Oleh karena itu, dari sekian banyak angkatan kerja
tersebut, sebagian tidak bekerja atau menganggur. Dengan demikian, kesempatan kerja dan
pengangguran berhubungan erat dengan ketersedianya lapangan kerja bagi masyarakat.
Semakin banyak lapangan kerja yang tersedia di suatu Negara, semakin besar pula kesempatan
kerja bagi penduduk usia produktifnya, sehingga semakin kecil tingkat penganggurannya.

Sebagai negara maju, pemerintah negara Australia berkesempatan untuk meningkatkan


jumlah lapangan pekerjaan untuk mengurangi tingkat pengangguran serta meningkatkan jumlah
tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan penduduk. Australia memiliki

2
potensi sumber daya alam yang tinggi, sehingga pemerintah dapat memanfaatkan SDA yang
tersedia untuk menambah jumlah lapangan pekerjaan. Pemerintah Australia akan selalu
berupaya untuk meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan guna mengurangi tingkat
pengangguran.

Guna mengetahui apakah penambahan jumlah lapangan pekerjaan mempengaruhi


peningkatan jumlah tenaga kerja, maka diperlukan suatu ilmu analisis runtun waktu untuk
meramalkan peningkatan jumlah tenaga kerja yang akan terjadi di waktu selanjutnya, sehingga
perlu adanya suatu kumpulan data yang berisi data jumlah tenaga kerja kemudian dapat
dianalisis dan diperoleh hasil peramalan yang baik. Maka dari itu, penerapan ilmu metode
analisis runtun waktu dapat memberikan informasi mengenai jumlah tenaga kerja sehingga
dapat membantu memperoleh suatu gambaran mengenai kondisi yang akan terjadi di waktu ke
depannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pemodelan runtun waktu yang tepat digunakan untuk memodelkan data
bulanan hasil ekspor kekayaan laut (ikan,crustacea,mollusca, dll ) di Kalimantan
Timur pada periode tahun 2000-2009?
2. Bagaimana hasil peramalan (forecasting) 10 bulan setelah tahun 2009 pada data
bulanan hasil ekspor kekayaan laut (ikan,crustacea,mollusca, dll ) di Kalimantan
Timur pada periode tahun 2000-2009?
3. Bagaimana pemodelan runtun waktu yang tepat digunakan untuk memodelkan data
bulanan jumlah tenaga kerja di Australia pada tahun 1981-1990?
4. Bagaimana hasil peramalan (forecasting) 12 bulan setelah tahun 1990 pada data
bulanan jumlah tenaga kerja di Australia pada tahun 1981 - 1990?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Memperoleh model terbaik pada data bulanan hasil ekspor kekayaan laut
(ikan,crustacea,mollusca, dll ) di Kalimantan Timur pada periode tahun 2000-2009
sehingga mampu meramalakan hasil ekspor kekayaan laut pada daerah tersebut dalam
waktu yang diinginkan.

3
2. Memperoleh model terbaik pada data bulanan jumlah jumlah tenaga kerja di Australia
pada tahun 1981-1990 sehingga mampu meramalakan jumlah tenaga kerja pada negara
tersebut dalam waktu yang diinginkan. Hasil peramalan dapat digunakan sebagai
acuan tindak lanjut kedepannya yang harus dilakukan pemerintah Australia.

1.4 Mafaat Penelitian


1. Manfaat bagi penulis:
a) Menyelesaikan tugas mata kuliah Analisis Runtun Waktu
b) Menambah pengetahuan tentang aplikasi Analisis Runtun Waktu dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat bagi pihak lain
Pemerintah pengguna jasa pemodelan runtun waktu dapat mengetahui apa yang akan
terjadi di masa depan, sehingga mampu membuat keputusan atau kebijakan yang
bertujuan untuk kedepannya mengenai kegiatan ekspor kekayaan laut di Kalimantan
Timur serta mendapatkan gambaran mengenai upaya yang akan dilakukan negara
Australia untuk terus meningkatkan jumlah tenaga kerja.

4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Analisis Runtun Waktu


Analisis Runtun Waktu (ARW) merupakan salah satu prosedur statistika yang diterapkan
untuk meramalkan struktur probabilistik keadaan yang akan terjadi dimasa yang akan datang
dalam rangka pengambilan keputusan untuk sebuah perencanaan tertentu (Sediono,2016).
Data runtun waktu adalah jenis data yang dikumpulkan menurut urutan waktu dalam suatu
rentan waktu tertentu. Model yang digunakan untuk memodelkan model tipe ini adalah model-
model time series.
Dasar pemikiran runtun waktu adalah pengamatan sekarang (Zt) dipengaruhi oleh satu atau
beberapa pengamatan sebelumnya (Zt-k). Dengan kata lain, model runtun waktu dibuat karena
secara statistik ada korelasi antar deret pengamatan. Tujuan analisis runtun waktu antara lain
memahami dan menjelaskan mekanisme tertentu, meramalkan suatu nilai di masa depan, dan
mengoptimalkan sistem kendali (Makridakis, dkk, 1999).

2. 2 Konsep-Konsep Dalam Analisis Runtun Waktu


Analisis Runtun Waktu memiliki beberapa konsep penting sebagai syarat terbentuknya
suatu model sehingga bisa digunakan untuk forecasting (peramalan). Berikut adalah Konsep-
konsep penting tersebut :
1. Konsep Stokastik
Dalam Analsis Runtun Waktu terdapat 2 model, yaitu Model Deterministik dan
Model Stokastik (Probabilistik) selain itu juga didalam analisis runtun waktu, data
disimbolkan dengan Zt yang mengikuti proses stokastik. Suatu urutan pengamatan dari
variabel random Z(ω,t) dengan ruang sampel ω adan satuan waktu t dikatakan sebagai
proses stokastik.
2. Konsep Stationeritas
Suatu proses dalam analisis runtun waktu dikatakan stationer jika dalam proses
tersebut tidak terdapat perubahan kecenderungan baik dalam rata-rata maupun dalam
variansi. Apabila suatu data telah stationer berarti data tersebut dapat dikatakan bahwa
data tersebut tidak dipengaruhi oleh waktu.

5
3. Konsep Differencing
Konsep differencing dalam analisis runtun waktu berfungsi untuk mengatasi
persoalan pemodelan jika terdapat proses yang tidak stationer dalam mean (terdapat
kecenderungan). Ide dasar differencing adalah mengurangkan antara pengamatan Zt
dengan pengamatan sebelumnya Zt-1.
4. Konsep Transformasi Box-cox
Konsep Transformasi box-cox berfungsi untuk mengatasi permasalahan dalam
pemodelan yang didalamnya mengalami ketidakstationeran dalam variansi. Biasanya data
yang belum stationer dalam varian juga belum stationer dalam mean.
5. Konsep Fungsi Autokorelasi
Konsep fungsi autokorelasi (ACF) berperan khusus untuk mendeteksi awal sebuah
model dan kestationeran data. Apabila diagram ACF cenderung turun lambat atau turun
secara linear maka dapat disimpulkan bahwa data belum stationer dalam mean. Selain itu
fungsi tersebut juga mampu menunjukkan besarnya korelasi (hubungan linear) antara
pengamatan pada waktu t saat sekarang dengan pengamatan pada waktu-waktu
sebelumnya (t-1, t-2, … , t-k).
6. Konsep Fungsi Partial Autokorelasi
Konsep Partial autokorelasi (PACF) berfungsi untuk mendeteksi awal sebuah model.
PACF digunakna untuk mengukur keeratan anatar Zt dan Zt-k apabila pengaruh dari lag
waktu t = 1,2,3, … , k-1 dianggap terpisah. Selain itu PACF juga mampu menunjukkan
besarnya korelasi parsial (hubungan linear secara terpisah) antara pengamatan pada
waktu-waktu sebelumnya (t-1, t-2, … , t-k).
7. Konsep White Noise
Konsep white noise biasanya identik dengan galat (dalam regresi) dan disimbolkan
dengan ɑt yang merupakan variabel random berdistribusi iid N(0,σ2) yang tidak saling
berkorelasi dengan γ0 = cov(𝑎t, 𝑎t-k) = 0, k ≠ 0.
8. Konsep Parsimony
Prinsip parsimony ini mecari parameter yang minimal tetapi dapat menjelaskan model
secara baik (model dengan jumlah parameter yang sedikit). Untuk mendeteksi model valid
tidaknya dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut :
a. Uji signifikansi parameter

6
b. Uji white noise
c. Uji normalitas
d. Uji MSE, IAC, SBC
e. Uji parsimony

Dari ke delapan konsep tersebut, dapat digunakan untuk pembentukan model ARIMA Box-
Jenkins, yakni : identifikasi model, penaksiran parameter, pemeriksaan diagnostik dan
peramalan.

2. 3 Model-Model Analisis Runtun Waktu Non Musiman


Model-model dalam analisis runtun waktu stationer dibagi menjadi 3 model, yaitu :
a. Autoregresive orde p – AR(p)
Bentuk umum :
𝑎t = (1 - ϕ1B - ϕ2B2 - … - ϕpBp)Zt → 𝑎t = ϕp(B)Zt
b. Moving Avarage orde q – MA(q)
Bentuk umum :
Zt= (1 – θ1 B – θ2 B2 - ... – θqBq)𝑎t → Zt= θq(B) 𝑎t
c. Autoregresive Moving Avarage orde p dan q – ARMA (p,q)
Bentuk umum :

(1-ΦB) p Zt = (1-ɵB) q 𝑎t

2. 4 Model Analisis Runtun Waktu Musiman

Secara umum model ARW musiman dinyatakan sebagai model:


𝐴𝑅𝐼𝑀𝐴(𝑝, 𝑑, 𝑞)(𝑃, 𝐷, 𝑄)𝑆
yang mempunyai bentuk umum sebagai berikut:
∅𝑝 (𝐵) = (1 − ∅1 𝐵 − ∅2 𝐵 2 − ⋯ − ∅𝑝 𝐵 𝑝 ) → Polynomial AR(p) Non Seasonal
𝜃𝑞 (𝐵) = (1 − 𝜃1 𝐵 − 𝜃2 𝐵 2 − ⋯ − 𝜃𝑞 𝐵 𝑞 ) → Polynomial MA(q) Non Seasonal
ф𝑃 (𝐵 𝑆 ) = (1 − ф1 𝐵 𝑆 − ⋯ − ф𝑃 𝐵 𝑆 ) → Polynomial AR(P) Seasonal
𝛩𝑄 (𝐵 𝑆 ) = (1 − 𝛩1 𝐵 𝑆 − ⋯ − 𝛩𝑄 𝐵 𝑆 ) → Polynomial MA(Q) Seasonal

7
Berikut rincian model-model analisis runtun waktu musiman:

1. Model ARIMA (P,D,Q)S Musiman Non Multiplikatif Stasioner.


Bentuk umum model ini adalah
ф𝑃 (𝐵 𝑆 )Ż𝑡 = 𝛩𝑄 (𝐵 𝑆 )𝑎𝑡
Jenis-jenis model ini antara lain:
a) MODEL SAR  ARIMA (1,0,0)12 ATAU ARIMA (0,0,0)(1,0,0)12
𝑍𝑡 = ф1 𝑍𝑡−12 + 𝑎𝑡 dengan 𝑎𝑡 ~ 𝑁(0, 𝜎𝑎2 )
b) MODEL SMA  MODEL ARIMA (0,0,0)(0,0,1)12
𝑍𝑡 = 𝑎𝑡 − Θ1 𝑎𝑡−12 dengan 𝑎𝑡 ~ 𝑁(0, 𝜎𝑎2 )
c) MODEL SARMA  MODEL ARIMA (0,0,0)(1,0,1)12
𝑍𝑡 = ф1 𝑍𝑡−12 + 𝑎𝑡 − Θ1 𝑎𝑡−12
2. Model ARIMA (P,D,Q)S Musiman Non Multiplikatif Non Stasioner.
Bentuk umum jenis ARW ini adalah
Φ𝑃 (𝐵 𝑆 )(1 − 𝐵)𝐷 Ż𝑡 = Θ𝑄 (𝐵)𝑆 𝑎𝑡
Jenis – jenis model yang termasuk kelompok ini, antara lain:
a) Model SARI (0,0,0)(1,1,0)12
(1 − Φ1 𝐵12 )(1 − 𝐵)𝐷 Ż𝑡 = 𝑎𝑡
b) Model SIMA (0,0,0)(0,1,1)12
(1 − 𝐵)𝐷 Ż𝑡 = (1 − Θ1 𝐵12 )𝑎𝑡
c) Model SARIMA(0,0,0)(1,1,1)12
(1 − Φ1 𝐵12 )(1 − 𝐵)𝐷 Ż𝑡 = (1 − Θ1 𝐵12 )𝑎𝑡

Differencing dalam model D = 3, 4, 6, 12  (1 − 𝐵 4 )Ż𝑡 = Ż𝑡 − Ż𝑡−4


Biasanya disimbolkan dengan 𝑊𝑡 = (1 − 𝐵 4 )Ż𝑡 = Ż𝑡 − Ż𝑡−4
Dalam praktek, jika data asli belum di differencing, maka nilai ACF mendekati satu dan
turun secara lambat pada lag-lag 12, 24, 36, 48, … dan turun secara lambat –lag 12, 24, 36,
48, … serta turun seperti garis lurus, sehingga untuk menstasionerkan dilakukan operator
differencing musiman.

8
Jika data setelah differencing musiman, maka nilai ACF dan PACFnya akan mengikuti
nilai-nilai ACF dan PACF model ARIMA musiman yang stasioner, sesuai dengan orde
SAR dan SMA atau ARIMA (P,0,Q)12 = SARMA (P,Q) = ARMA (P,Q)12.
3. Model ARIMA (p,d,q)(P,D,Q)S Musiman Multiplikatif Stasioner.
Beberapa model yang termasuk dalam kelompok ini, antara lain:
a) Model ARIMA (0,0,1)(0,0,1)12  MASMA
Ż𝑡 = (1 − 𝜃1 𝐵)(1 − Θ1 𝐵12 )𝑎𝑡
b) Model ARIMA (1,0,0)(1,0,0)12  ARSAR
(1 − ∅1 𝐵)(1 − Φ1 𝐵12 )Ż𝑡 = 𝑎𝑡
c) Model ARIMA (0,0,1)(1,0,0)12  MASAR
(1 − Φ1 𝐵12 )Ż𝑡 = (1 − 𝜃1 𝐵)𝑎𝑡
d) Model ARIMA (1,0,0)(0,0,1)12  ARSMA
(1 − ∅1 𝐵)Ż𝑡 = (1 − Θ1 𝐵12 )𝑎𝑡
4. Model ARIMA (p,d,q)(P,D,Q)S Musiman Non Stasioner dalam Mean Non Musiman.
Bentuk umum model ini adalah :
∅𝑝 (𝐵)Φ𝑃 (𝐵 𝑠 )(1 − 𝐵)𝑑 (1 − 𝐵 𝑠 )𝐷 Ż𝑡 = 𝜃𝑞 (𝐵)Θ𝑄 (𝐵 𝑠 )𝑎𝑡
Dimana orde d tidak sama dengan nol. Hal ini menunjukkan bahwa model adalah non
stasioner dalam rata-rata non musiman.
5. Model ARIMA (p,d,q)(P,D,Q)S Musiman Non Stasioner dalam Mean Musiman.
Bentuk umum model ini adalah :
∅𝑝 (𝐵)Φ𝑃 (𝐵 𝑠 )(1 − 𝐵)𝑑 (1 − 𝐵 𝑠 )𝐷 Ż𝑡 = 𝜃𝑞 (𝐵)Θ𝑄 (𝐵 𝑠 )𝑎𝑡
Dimana orde D tidak sama dengan nol. Hal ini menunjukkan bahwa model adalah non
stasioner dalam rata-rata musiman.
6. Model ARIMA (p,d,q)(P,D,Q)SMusiman Non Stasioner dalam Mean Non Musiman dan
Mean Musiman.
Bentuk umum model ini adalah :
∅𝑝 (𝐵)Φ𝑃 (𝐵 𝑠 )(1 − 𝐵)𝑑 (1 − 𝐵 𝑠 )𝐷 Ż𝑡 = 𝜃𝑞 (𝐵)Θ𝑄 (𝐵 𝑠 )𝑎𝑡
Dimana orde d dan D tidak sama dengan nol. Hal ini menunjukkan bahwa model adalah
non stasioner dalam rata-rata non musiman maupun musiman.

9
2. 5 Forecasting
Forecasting (Peramalan) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa
yang akan datang dengan waktu yang diinginkan. Sedangkan ramalan adalah situasi atau
kondisi yang akan diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Untuk
memprediksikan hal tersebut diperlukan data yang akurat di masa lalu, untuk dapat melihat
situasi di masa yang akan datang.

10
BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

3. 1 Sumber Data
Data non – musiman yang dianalisis bersumber dari direkapitulasi oleh Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur yang memberikan informasi
mengenai nilai ekspor komoditi migas dan non migas di Kalimantan Timur dari tahun 2000
sampai dengan tahun 2017. Data ini diperoleh ketika penulis mengikuti lomba Pekan Analisis
Statistika yang diadakan oleh Univertsitas Mulawarman pada tahun 2018 . Data ini merupakan
salah satu persoalan dalam lomba tersebut. Terdapat berbagai sektor material yang di ekspor
antara lain (Mineral Fuel, Mineral Oil Products; Wood and Articles of Wood; Inorganic
Chemicals,Fertilizers, Animal or Vegt, Fats and Oils; Fish,Crustaceans,Moluscs,Oth;
Organic Chemicals; Nuclear React, Boilers,Mech.Appli; Vehicles other than railway; dan
Articles of iron and steel). Sedangkan data yang diambil untuk dianalisis hanya nilai ekspor
kekayaan laut yaitu ikan,crustacea,mollusca,dll) dari tahun 2000 sampai dengan 2009 yang
total berjumlah 120 data.
Data musiman yang dianalisis bersumber dari website Data Market. Data diakses pada
10 Mei 2018 yang berisi tentang data bulanan dari tahun1989 sampai dengan 1990 mengenai
jumlah jumlah tenaga kerja di Australia dalam satuan ribu orang.

3. 2 Teknik Analisis Data


Berikut adalah langkah-langkah untuk menganalisis data :

1. Mengecek kestasioneran data asli dalam mean dan varians.


Stat → Time Series → Time series plot → (pilih model plot) → masukkan data ke dalam
kotak “series” → OK
[keluar output plot time series data]
Stat → Time series → Autocorelation (untuk melihat model MA) → OK [keluar diagram
ACF yang memperlihatkan lag apakah sudah memenuhi syarat atau belum]
Stat → Time series → Partial Autocorelation (untuk melihat model AR) → OK
[keluar diagram PACF yang memperlihatkan lag apakah sudah memenuhi syarat atau
belum]

11
Stat → Control Charts → Box-Cox Transformation → masukkan kolom data → OK
[pada hasil output yang keluar akan terlihat apakah data sudah stasioner dalam varian atau
belum dengan melihat nilai λ (rounded value). Apabila nilai λ = 1 berarti data sudah
stasioner dalam mean dan varian, maka lanjutkan dengan langkah berikutnya. Jika belum
stasioner dalam varian maka identifikasi (plot time series dan Box Cox Transformation),
juga cek plot ACF dan PACF pada hasil transformasi Box-cox (seperti tahap sebelumnya)]
Stat → Control Charts → Box-Cox Transformation → masukkan kolom data → options
→ isi storage untuk menyimpan data transformasi → OK. [Apabila data belum stasioner
dalam varian, maka belum stasioner pula dalam mean, sehingga perlu dilakukan tahap
differencing yang mana berfungsi untuk menstationerkan dalam mean]
Stat → Time series → Difference → masukkan kolom data → isi storage (kolom
menyimpan hasil difference) → isi lag = 1 → OK.
[Gunakan data ini untuk mengecek plot time series, ACF, dan PACF seperti langkah
sebelumnya. Apabila masih belum stationer, maka lakukan differencing kedua untuk data
transformasi tersebut.]
Klik Stat → Time series → Difference → masukkan kolom data → isi storage (kolom
menyimpan hasil difference) → isi lag = 1 → OK
2. Menentukan model ARIMA non-musiman dan atau musiman dari plot ACF dan PACF
yang sudah stationer dalam mean maupun varians.
Klik Stat → Time Series → ARIMA → isi Autoregressive, difference, dan Moving
Average sesuai dengan kemungkinan-kemungkinan model (lag pada plot) → OK.
[membandingkan tiap-tiap model yang terlah dianalisis, dengan didasari pada syarat-
syarat yang telah dijelaskan sebelumnya]
3. Menguji normalitas residu pada data model yang berpeluang menjadi model terbaik.
Klik Stat → Time Series → ARIMA → isi Autoregressive, difference, dan Moving
Average sesuai dengan kemungkinan model data yang sudah terpilih → storage →
centang residual → OK.
[muncul output hasil residu data di worksheet Minitab]
Stat → Basic Statistics → Normality test → pilih Kolmogorov- Smirnov → OK

12
[Apabila nilai P-Value > 0,05, maka residu data dikatakan berdistribusi normal. Apabila
residu data tidak berdistribusi normal, maka masih bisa dilakukan forecasting namun
dengan hasil yang bias atau kurang baik]
4. Meramalkan data (forecasting)
Klik Stat → Time Series → ARIMA → masukkan orde sesuai dengan plot ACF dan plot
PACF → forecast → masukkan berapa lama waktu yang akan digunakan untuk
meramalkan data → masukkan jumlah data asli → OK
[keluar hasil output hasil forecasting dari data]

13
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pemodelan Data Non-Musiman
Menampilkan plot, ACF dan PACF dari data asli, untuk mengetahui kestationeran dalam
mean dan varians dari data.

Time Series Plot of Nilai Ekspor


17500000

15000000

12500000
Nilai Ekspor

10000000

7500000

5000000

1 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120
Index

Gambar 1. Plot time series data bulanan nilai ekspor kekayaan laut (ikan,
crustacea,mollusca,dll )di Kalimantan Timur pada periode tahun 2000-2009

Autocorrelation Function for Nilai Ekspor


(with 5% significance limits for the autocorrelations)

1.0
0.8
0.6
0.4
Autocorrelation

0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lag

Gambar 2. Plot ACF data bulanan nilai ekspor kekayaan laut (ikan,
crustacea,mollusca,dll ) di Kalimantan Timur pada periode tahun 2000-2009

14
Partial Autocorrelation Function for Nilai Ekspor
(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

1.0
0.8
0.6

Partial Autocorrelation 0.4


0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lag

Gambar 3. Plot PACF data bulanan nilai ekspor kekayaan laut (ikan,
crustacea,mollusca,dll ) di Kalimantan Timur pada periode tahun 2000-2009

Box-Cox Plot of Nilai Ekspor


Lower CL Upper CL
Lambda
5000000 (using 95.0% confidence)
Estimate 0.24

Lower CL -0.30
Upper CL 0.75
4000000
Rounded Value 0.00
StDev

3000000

2000000

Limit
1000000
-5.0 -2.5 0.0 2.5 5.0
Lambda

Gambar 4. Transformasi Box-cox data nilai ekspor kekayaan laut (ikan,


crustacea,mollusca,dll ) di Kalimantan Timur pada periode tahun 2000-2009
Karena terlihat adanya tren pada plot time series data asli, ACF data asli yang menunjukkan
ketidakstasioneran (turun secara signifikan), dan PACF data asli muncul pada lag 1dan 2 serta
hasil dari transformasi box-cox belum stationer, maka dilanjutkan mengeluarkan output hasil
transformasi box-cox (ln Zt) sehingga bisa distationerkan dalam mean dengan differencing.

15
Box-Cox Plot of ln zt
Lower CL Upper CL
60000 Lambda
(using 95.0% confidence)
Estimate 0.96
58000
Lower CL -0.65
Upper CL 2.72

56000 Rounded Value 1.00

StDev
54000

52000

50000 Limit

-5.0 -2.5 0.0 2.5 5.0


Lambda

Gambar 5. Hasil Transformasi box-cox data bulanan nilai ekspor kekayaan laut (ikan,
crustacea,mollusca,dll ) di Kalimantan Timur pada periode tahun 2000-2009 [data stationer
dalam varians]

Time Series Plot of ln zt


1300000

1200000

1100000
ln zt

1000000

900000

800000
1 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120
Index

Gambar 6. Plot time series Transformasi box-cox data bulanan nilai ekspor kekayaan laut
(ikan, crustacea,mollusca,dll ) di Kalimantan Timur pada periode tahun 2000-2009

16
Autocorrelation Function for ln zt
(with 5% significance limits for the autocorrelations)

1.0
0.8
0.6
0.4

Autocorrelation
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lag

Gambar 7. Plot ACF transformasi box-cox data bulanan nilai ekspor kekayaan laut (ikan,
crustacea,mollusca,dll ) di Kalimantan Timur pada periode tahun 2000-2009

Partial Autocorrelation Function for ln zt


(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

1.0
0.8
0.6
Partial Autocorrelation

0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lag

Gambar 8. Plot PACF transformasi Box-cox data bulanan nilai ekspor kekayaan laut
(ikan, crustacea,mollusca,dll ) di Kalimantan Timur pada periode tahun 2000-2009

Pada gambar 4 tercantumkan bahwa nilai rounded value = 0.00 yang artinya data perlu di
transformasi menjadi ln 𝑍𝑡 dan setelah data di transformasi box-cox data menjadi stationer
dalam varians, namun belum stationer dalam mean, sehingga perlu dilanjutkan pada tahap
differencing.

17
Time Series Plot of differencing
200000

100000

differencing 0

-100000

-200000
1 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120
Index

Gambar 9. Plot time series setelah transformasi dan differencing data bulanan nilai ekspor
kekayaan laut (ikan, crustacea,mollusca,dll ) di Kalimantan Timur pada periode tahun
2000-2009

Autocorrelation Function for differencing


(with 5% significance limits for the autocorrelations)

1.0
0.8
0.6
0.4
Autocorrelation

0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lag

Gambar 10. Plot ACF setelah transformasi dan differencing data bulanan nilai ekspor
kekayaan laut (ikan, crustacea,mollusca,dll ) di Kalimantan Timur pada periode tahun
2000-2009

18
Partial Autocorrelation Function for differencing
(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

1.0
0.8
0.6

Partial Autocorrelation
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lag

Gambar 11. Plot PACF setelah transformasi dan differencing data bulanan nilai ekspor
kekayaan laut (ikan, crustacea,mollusca,dll ) di Kalimantan Timur pada periode tahun
2000-2009
Berdasarkan output yang dihasilkan oleh hasil differencing plot time series sudah terlihat
stationer dalam varians dan mean. Sedangkan untuk plot ACF keluar pada lag 1 dan pada
PACF keluar pada lag 1 dan 2.
Menurut data yang telah di-differencing terdapat beberapa model yang berkemungkinan
menjadi model terbaik bagi data, yaitu ARIMA(0,1,1), ARIMA(2,1,0), dan ARIMA(2,1,1)

Pengujian model ARIMA


1. ARIMA (0,1,1) Deterministik

Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


MA 1 0.6609 0.0703 9.40 0.000
Constant 0.007122 0.005236 1.36 0.176

Differencing: 1 regular difference


Number of observations: Original series 120, after differencing 119
Residuals: SS = 3.27276 (backforecasts excluded)
MS = 0.02797 DF = 117

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48
Chi-Square 13.2 24.3 31.5 42.8
DF 10 22 34 46

19
P-Value 0.215 0.330 0.589 0.605

2. ARIMA (0,1,1) Probabilistik

Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


MA 1 0.6398 0.0719 8.91 0.000

Differencing: 1 regular difference


Number of observations: Original series 120, after differencing 119
Residuals: SS = 3.32200 (backforecasts excluded)
MS = 0.02815 DF = 118

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48
Chi-Square 13.0 24.3 31.5 43.0
DF 11 23 35 47
P-Value 0.291 0.389 0.638 0.640

3. ARIMA (2,1,0) Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.7342 0.0899 -8.16 0.000
AR 2 -0.2473 0.0901 -2.75 0.007
Constant 0.01526 0.01512 1.01 0.315

Differencing: 1 regular difference


Number of observations: Original series 120, after differencing 119
Residuals: SS = 3.15558 (backforecasts excluded)
MS = 0.02720 DF = 116

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48
Chi-Square 8.0 16.3 27.8 39.7
DF 9 21 33 45
P-Value 0.538 0.750 0.726 0.696

4. ARIMA (2,1,0) Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.7273 0.0897 -8.11 0.000
AR 2 -0.2404 0.0898 -2.68 0.009

Differencing: 1 regular difference


Number of observations: Original series 120, after differencing 119
Residuals: SS = 3.18361 (backforecasts excluded)
MS = 0.02721 DF = 117

20
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48
Chi-Square 8.0 16.4 27.7 39.7
DF 10 22 34 46
P-Value 0.629 0.793 0.767 0.732

5. ARIMA (2,1,1) Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.3954 0.3368 -1.17 0.243
AR 2 -0.0419 0.2298 -0.18 0.856
MA 1 0.3570 0.3274 1.09 0.278
Constant 0.010911 0.009749 1.12 0.265

Differencing: 1 regular difference


Number of observations: Original series 120, after differencing 119
Residuals: SS = 3.14300 (backforecasts excluded)
MS = 0.02733 DF = 115

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48
Chi-Square 8.4 17.3 27.0 38.3
DF 8 20 32 44
P-Value 0.400 0.633 0.719 0.714

6. ARIMA (2,1,1) Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.4774 0.3636 -1.31 0.192
AR 2 -0.0912 0.2398 -0.38 0.705
MA 1 0.2635 0.3600 0.73 0.466

Differencing: 1 regular difference


Number of observations: Original series 120, after differencing 119
Residuals: SS = 3.17608 (backforecasts excluded)
MS = 0.02738 DF = 116

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48
Chi-Square 8.0 16.8 27.0 38.5
DF 9 21 33 45
P-Value 0.533 0.723 0.761 0.741

Berdasarkan hasil output minitab beberapa model dapat dibuat ringkasan data dalam
bentuk tabel

21
No Model P-value (Signifikansi) P-value L Jung Box (WN) MSE
AR 1 AR 2 MA 1 Constan 12 24 36 48
1 ARIMA 0.00 0.176 0.215 0.33 0.589 0.605 0.02797
(0,1,1) D
2 ARIMA 0.00 0.291 0.389 0.638 0.64 0.02815
(0,1,1) P
3 ARIMA 0 0.007 0.315 0.750 0.726 0.696 0.02720
(2,1,0) D 0.538

4 ARIMA 0.00 0.009 0.629 0.793 0.767 0.732 0.02721


(2,1,0) P
5 ARIMA 0.243 0.856 0.278 0.265 0.400 0.633 0.719 0.714 0.02733
(2,1,1) D
6 ARIMA 0.192 0.705 0.466 0.533 0.723 0.761 0.741 0.02738
(2,1,1) P

Keterangan : D = Deterministik ; P = Probabilistik

Mengacu pada data tabel dapat diketahui bahwa model yang baik yaitu ARIMA (0,1,1)
Probabilistik dan ARIMA(2,1,0) Probabilistik, kemudian memeriksa lebih rinci pada nilai
MSE yang mana untuk memperoleh model terbaik harus memiliki nilai MSE yang paling
kecil. Sehingga model terbaik adalah ARIMA (2,1,0). Kemudian dilanjutkan dengan uji
normalitas pada residual model ARIMA (2,1,0).

ACF of Residuals for ln Zt


(with 5% significance limits for the autocorrelations)

1.0
0.8
0.6
0.4
Autocorrelation

0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lag

Gambar 12. Plot ACF residual pada model ARIMA (2,1,0) Probabilistik

22
PACF of Residuals for ln Zt
(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

1.0
0.8
0.6

Partial Autocorrelation
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lag

Gambar 13. Plot PACF residual pada model ARIMA (2,1,0) Probabilistik

Probability Plot of RESI1


Normal
99.9
Mean 0.01461
StDev 0.1636
99 N 119
KS 0.051
95 P-Value >0.150
90
80
70
Percent

60
50
40
30
20
10
5

0.1
-0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50
RESI1

Gambar 14. Plot normalitas residual pada model ARIMA (2,1,0) Probabilistik
Hipotesis :
𝐻0 : Residual data berdistibusi normal
𝐻1 : Residual data tidak berdistibusi normal
Daerah kritis : Ho ditolak jika P-Value < 0.05
Statistik Uji : Nilai P-Value (> 0,150)
Keputusan : Ho diterima, karena nilai P-value > 0.05
Kesimpulan : Residu dari data yang telah ditransformasi dan di differencing
berdistribusi normal. Sehingga dapat dilakukan forecasting.

23
Berdasarkan hasil output data normalitas residual model berdistribusi normal. Maka dari
itu ARIMA(2,1,0) telah memenuhi semua syarat, termasuk syarat parsimony yang dapat
didefinisikan data yang memiliki parameter sedikit namun mampu menjelaskan dengan baik,
sehingga ARIMA (2,1,0) merukan model terbaik pada data ini.

Jadi, dapat diperoleh persamaan model data tersebut adalah

𝜙𝑝 (𝐵)(1 – 𝐵)d 𝑍̇t = θq (𝐵) 𝑎t , dengan 𝑍̇t = ln 𝑍𝑡


(1 – 𝜙1 𝐵 − 𝜙2 𝐵 2) (1 – 𝐵)d 𝑍̇𝑡 = 𝑎t
(1 + 0.7273𝐵 +0.2404B ) (1 – B) ln 𝑍𝑡 = 𝑎𝑡
2 d
𝑎𝑡
ln 𝑍𝑡 =
(1 + 0.7273𝐵 + 0.2404𝐵 2 ) (1 − 𝐵)𝑑
𝑎𝑡
𝑍𝑡 = exp [ ]
(1+0.7273𝐵+0.2404𝐵2 ) (1−𝐵)𝑑

4.2 Forecasting Data Non – Musiman

Hasil dari forecasting data awal dengan model ARIMA (2,1,0) probabilistik 10 bulan
setelah Desember 2009:
Period Forecast Lower Upper Actual
121 16.4907 16.1674 16.8141
122 16.4784 16.1432 16.8136
123 16.4858 16.1046 16.8670
124 16.4834 16.0659 16.9008
125 16.4834 16.0377 16.9290
126 16.4840 16.0073 16.9606
127 16.4835 15.9798 16.9872
128 16.4837 15.9539 17.0135
129 16.4837 15.9289 17.0385
130 16.4836 15.9051 17.0622

4.3 Pemodelan Data Musiman

Menampilkan plot, ACF dan PACF dari data asli, sehingga bisa diketahui kestationeran
mean dan varians dari data.

24
Time Series Plot of Jumlah Tenaga Kerja
8000

7500

Jumlah Tenaga Kerja


7000

6500

6000
1 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120
Index

Gambar 15. Plot Time Series data asli Jumlah Tenaga Kerja di Australia tahun 1989-1990

Autocorrelation Function for Jumlah Tenaga Kerja


(with 5% significance limits for the autocorrelations)

1.0
0.8
0.6
0.4
Autocorrelation

0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lag

Gambar 16. Grafik ACF data asli Jumlah Tenaga Kerja di Australia tahun 1989-1990

25
Partial Autocorrelation Function for Jumlah Tenaga Kerja
(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

1.0
0.8
0.6

Partial Autocorrelation
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lag

Gambar 17. Grafik PACF data asli Jumlah Tenaga Kerja di Australia tahun 1989-1990

Karena terlihat adanya tren pada plot time series data asli Jumlah Tenaga Kerja di Australia
tahun 1989-1990, maka dilanjutkan mengeluarkan output hasil transformasi box-cox sehingga
bisa distationerkan dalam mean dengan differencing.

Box-Cox Plot of Jumlah Tenaga Kerja


Lower CL Upper CL
63 Lambda
(using 95.0% confidence)
Estimate 0.63
62
Lower CL -1.48
Upper CL 2.84
61 Rounded Value 0.50
StDev

60

59
Limit
58

57
-5.0 -2.5 0.0 2.5 5.0
Lambda

Gambar 18. Plot Box-Cox data asli Jumlah Tenaga Kerja di Australia tahun 1989-1990

26
Time Series Plot of Hasil Box-Cox
90.0

87.5

Hasil Box-Cox 85.0

82.5

80.0

1 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120
Index

Gambar 19. Plot Time Series data hasil transformasi box-cox Jumlah Tenaga Kerja di
Australia tahun 1989-1990

Autocorrelation Function for Hasil Box-Cox


(with 5% significance limits for the autocorrelations)

1.0
0.8
0.6
0.4
Autocorrelation

0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lag

Gambar 20. Grafik ACF data hasil transformasi box-cox Jumlah Tenaga Kerja di Australia
tahun 1989-1990

Pada gambar 18 tercantumkan bahwa nilai rounded value = 0.05 yang artinya data perlu di
transformasi menjadi √𝑍𝑡 dan setelah data di transformasi box-cox data menjadi stationer
dalam varians, namun belum stationer dalam mean, sehingga perlu dilanjutkan pada tahap
differencing.

27
Time Series Plot of diff1
1.0

0.5

0.0
diff1

-0.5

-1.0

-1.5
1 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120
Index

Gambar 21. Plot Time Series data hasil differencing 1 kali Jumlah Tenaga Kerja di Australia
tahun 1989-1990

Autocorrelation Function for diff1


(with 5% significance limits for the autocorrelations)

1.0
0.8
0.6
0.4
Autocorrelation

0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lag

Gambar 22. Grafik ACF data hasil differencing 1 kali Jumlah Tenaga Kerja di Australia
tahun 1989-1990

28
Partial Autocorrelation Function for diff1
(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

1.0
0.8
0.6

Partial Autocorrelation
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lag

Gambar 23. Grafik PACF data hasil differencing 1 kali Jumlah Tenaga Kerja di Australia
tahun 1989-1990
Berdasarkan hasil data hasil differencing 1 kali grafik ACF dan PACF terlihat bahwa lag
1 juga muncul kemudian muncul lag 12, yang berarti data Tenaga Kerja di Australia tahun
1989-1990 diduga merupakan data musiman multiplikatif (campuran antara musiman dan non
musiman) sehingga perlu di differencing sebanyak 12 kali. Namun sebelum itu, karena
terdapat beberapa lag yang tidak diinginkan maka perlu dilakukan differencing kedua
menggunakan data hasil differencing 1 kali.

Time Series Plot of diff 2

1
diff 2

-1

-2
1 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120
Index

Gambar 24. Plot Time Series data hasil differencing kedua kali Jumlah Jumlah Tenaga Kerja
di Australia tahun 1989-1990
29
Autocorrelation Function for diff 2
(with 5% significance limits for the autocorrelations)

1.0
0.8
0.6
0.4

Autocorrelation 0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lag

Gambar 25. Grafik ACF dat hasil differencing kedua kali Jumlah Jumlah Tenaga Kerja di
Australia tahun 1989-1990

Partial Autocorrelation Function for diff 2


(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

1.0
0.8
0.6
Partial Autocorrelation

0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Lag

Gambar 26. Grafik PACF dat hasil differencing kedua kali Jumlah Jumlah Tenaga Kerja di
Australia tahun 1989-1990

Berdasarkan hasil data hasil differencing 2 kali grafik ACF dan PACF terlihat bahwa lag
1 juga muncul kemudian muncul lag 12, yang berarti data Tenaga Kerja di Australia tahun
1989-1990 diduga merupakan data musiman multiplikatif (campuran antara musiman dan non
musiman) sehingga perlu di differencing sebanyak 12 kali.

30
Time Series Plot of diff 12
1.0

0.5

diff 12 0.0

-0.5

-1.0

1 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120
Index

Gambar 27. Plot Time Series data hasil differencing lag 12 Jumlah Jumlah Tenaga Kerja di
Australia tahun 1989-1990

Autocorrelation Function for diff 12


(with 5% significance limits for the autocorrelations)

1.0
0.8
0.6
0.4
Autocorrelation

0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
Lag

Gambar 28. Grafik ACF dat hasil differencing lag 12 Jumlah Jumlah Tenaga Kerja di
Australia tahun 1989-1990

31
Partial Autocorrelation Function for diff 12
(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

1.0
0.8
0.6

Partial Autocorrelation
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
Lag

Gambar 29. Grafik PACF dat hasil differencing lag 12 Jumlah Jumlah Tenaga Kerja di
Australia tahun 1989-1990

Menurut hasil grafik ACF dan PACF baik data differencing 1 kali maupun 12 kali dapat
diperoleh beberapa model yang mungkin merupakan model terbaik dengan ACF(1,12) dan
PACF(1,2,12, dan 24). Sehingga beberapa kemungkinan model yang terbentuk beserta output
minitab nya adalah :

ARIMA (1,2,0)(1,1,0)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.5971 0.0795 -7.51 0.000
SAR 12 -0.5586 0.0845 -6.61 0.000
Constant -0.00062 0.02559 -0.02 0.981
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 7.14839 (backforecasts excluded)
MS = 0.06940 DF = 103

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 46.2 73.2 113.6 130.3
DF 9 21 33 45
P-Value 0.000 0.000 0.000 0.000

ARIMA (1,2,0)(1,1,0)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.5971 0.0791 -7.55 0.000
SAR 12 -0.5586 0.0841 -6.64 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106

32
Residuals: SS = 7.14849 (backforecasts excluded)
MS = 0.06874 DF = 104

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 46.2 73.1 113.6 130.3
DF 10 22 34 46
P-Value 0.000 0.000 0.000 0.000

ARIMA (1,2,0)(2,1,0)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.6089 0.0784 -7.77 0.000
SAR 12 -0.7764 0.0927 -8.37 0.000
SAR 24 -0.4550 0.1011 -4.50 0.000
Constant -0.00437 0.02376 -0.18 0.855
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 6.10117 (backforecasts excluded)
MS = 0.05982 DF = 102

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 45.4 58.7 108.2 125.9
DF 8 20 32 44
P-Value 0.000 0.000 0.000 0.000

ARIMA (1,2,0)(2,1,0)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.5993 0.0784 -7.64 0.000
SAR 12 -0.7031 0.0932 -7.55 0.000
SAR 24 -0.3830 0.1019 -3.76 0.000

Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12


Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 6.18082 (backforecasts excluded)
MS = 0.06001 DF = 103
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 43.4 56.4 100.8 117.0
DF 9 21 33 45
P-Value 0.000 0.000 0.000 0.000

ARIMA (1,2,0)(0,1,1)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.5811 0.0798 -7.29 0.000
SMA 12 0.8698 0.0785 11.08 0.000
Constant -0.001021 0.004891 -0.21 0.835

Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12


Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 5.14988 (backforecasts excluded)
MS = 0.05000 DF = 103

33
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48
Chi-Square 36.8 45.6 76.7 92.7
DF 9 21 33 45
P-Value 0.000 0.001 0.000 0.000

ARIMA (1,2,0)(0,1,1)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.5813 0.0794 -7.32 0.000
SMA 12 0.8696 0.0778 11.18 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 5.15115 (backforecasts excluded)
MS = 0.04953 DF = 104

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 36.7 45.5 76.6 92.6
DF 10 22 34 46
P-Value 0.000 0.002 0.000 0.000

ARIMA (1,2,0)(1,1,1)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.5867 0.0811 -7.23 0.000
SAR 12 -0.1020 0.1164 -0.88 0.383
SMA 12 0.8695 0.0897 9.69 0.000
Constant -0.000780 0.004625 -0.17 0.866
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 5.08910 (backforecasts excluded)
MS = 0.04989 DF = 102

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 37.5 46.9 82.9 99.6
DF 8 20 32 44
P-Value 0.000 0.001 0.000 0.000

ARIMA (1,2,0)(1,1,1)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.5761 0.0807 -7.14 0.000
SAR 12 -0.1396 0.1138 -1.23 0.223
SMA 12 0.8707 0.0862 10.11 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 5.07593 (backforecasts excluded)
MS = 0.04928 DF = 103

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 38.1 47.6 84.8 101.9
DF 9 21 33 45
P-Value 0.000 0.001 0.000 0.000

34
ARIMA (1,2,0)(2,1,1)12 Deterministik
Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.5836 0.0832 -7.01 0.000
SAR 12 -0.2685 0.1258 -2.13 0.035
SAR 24 -0.2328 0.1292 -1.80 0.075
SMA 12 0.8147 0.1175 6.93 0.000
Constant -0.001700 0.004635 -0.37 0.715
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 5.08573 (backforecasts excluded)
MS = 0.05035 DF = 101

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 37.0 46.4 82.6 95.6
DF 7 19 31 43
P-Value 0.000 0.000 0.000 0.000

ARIMA (1,2,0)(2,1,1)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.5789 0.0813 -7.12 0.000
SAR 12 -1.2358 0.2002 -6.17 0.000
SAR 24 -0.2788 0.1578 -1.77 0.080
SMA 12 -0.8401 0.1807 -4.65 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 7.26940 (backforecasts excluded)
MS = 0.07127 DF = 102

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 45.8 69.1 112.5 133.0
DF 8 20 32 44
P-Value 0.000 0.000 0.000 0.000

ARIMA (2,2,0)(1,1,0)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.9101 0.0843 -10.80 0.000
AR 2 -0.5303 0.0847 -6.26 0.000
SAR 12 -0.5883 0.0832 -7.07 0.000
Constant -0.00020 0.02184 -0.01 0.993
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 5.15436 (backforecasts excluded)
MS = 0.05053 DF = 102
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 17.0 33.7 52.2 63.1
DF 8 20 32 44
P-Value 0.030 0.028 0.013 0.031

ARIMA (2,2,0)(1,1,0)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.9101 0.0838 -10.86 0.000

35
AR 2 -0.5303 0.0843 -6.29 0.000
SAR 12 -0.5883 0.0828 -7.11 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 5.15438 (backforecasts excluded)
MS = 0.05004 DF = 103
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 17.0 33.7 52.2 63.0
DF 9 21 33 45
P-Value 0.049 0.039 0.018 0.039

ARIMA (2,2,0)(2,1,0)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.9326 0.0842 -11.07 0.000
AR 2 -0.5376 0.0854 -6.30 0.000
SAR 12 -0.8079 0.0955 -8.46 0.000
SAR 24 -0.4111 0.0992 -4.14 0.000
Constant -0.00504 0.02040 -0.25 0.805
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 4.45664 (backforecasts excluded)
MS = 0.04413 DF = 101

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 15.2 24.1 45.6 60.4
DF 7 19 31 43
P-Value 0.033 0.194 0.044 0.041

ARIMA (2,2,0)(2,1,0)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.9214 0.0839 -10.99 0.000
AR 2 -0.5162 0.0850 -6.07 0.000
SAR 12 -0.8287 0.0944 -8.77 0.000
SAR 24 -0.4649 0.0981 -4.74 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 4.44278 (backforecasts excluded)
MS = 0.04356 DF = 102

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 15.2 23.9 48.0 63.2
DF 8 20 32 44
P-Value 0.056 0.246 0.035 0.030

ARIMA (2,2,0)(0,1,1)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.8549 0.0870 -9.82 0.000
AR 2 -0.4786 0.0880 -5.44 0.000
SMA 12 0.8666 0.0799 10.85 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.96834 (backforecasts excluded)
MS = 0.03853 DF = 103

36
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 14.7 23.3 42.0 55.8
DF 9 21 33 45
P-Value 0.098 0.326 0.135 0.129

ARIMA (2,2,0)(0,1,1)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.8586 0.0875 -9.81 0.000
AR 2 -0.4809 0.0885 -5.44 0.000
SMA 12 0.8668 0.0814 10.65 0.000
Constant -0.001716 0.004229 -0.41 0.686
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.96657 (backforecasts excluded)
MS = 0.03889 DF = 102
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 15.1 23.7 42.4 56.3
DF 8 20 32 44
P-Value 0.057 0.255 0.103 0.102

ARIMA (2,2,0)(1,1,1)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.8574 0.0882 -9.72 0.000
AR 2 -0.4882 0.0889 -5.49 0.000
SAR 12 -0.1077 0.1166 -0.92 0.358
SMA 12 0.8662 0.0923 9.39 0.000
Constant -0.001315 0.004428 -0.30 0.767
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.87244 (backforecasts excluded)
MS = 0.03834 DF = 101

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 15.9 25.6 45.1 61.6
DF 7 19 31 43
P-Value 0.026 0.141 0.049 0.033

ARIMA (2,2,0)(1,1,1)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.8543 0.0877 -9.74 0.000
AR 2 -0.4895 0.0885 -5.53 0.000
SAR 12 -0.1180 0.1169 -1.01 0.315
SMA 12 0.8596 0.0955 9.00 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.86841 (backforecasts excluded)
MS = 0.03793 DF = 102
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 15.3 24.6 44.2 60.5
DF 8 20 32 44
P-Value 0.054 0.217 0.074 0.049

37
ARIMA (2,2,0)(2,1,1)12 Deterministik
Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.8448 0.0891 -9.49 0.000
AR 2 -0.4774 0.0900 -5.30 0.000
SAR 12 -0.1978 0.1315 -1.50 0.136
SAR 24 -0.1653 0.1285 -1.29 0.201
SMA 12 0.8307 0.1164 7.14 0.000
Constant -0.002296 0.004077 -0.56 0.575
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.93974 (backforecasts excluded)
MS = 0.03940 DF = 100
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 15.3 25.0 47.2 61.8
DF 6 18 30 42
P-Value 0.018 0.124 0.024 0.025

ARIMA (2,2,0)(2,1,1)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.8477 0.0885 -9.58 0.000
AR 2 -0.4803 0.0895 -5.37 0.000
SAR 12 -0.2003 0.1326 -1.51 0.134
SAR 24 -0.1352 0.1299 -1.04 0.301
SMA 12 0.8312 0.1170 7.11 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.95345 (backforecasts excluded)
MS = 0.03914 DF = 101
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48
Chi-Square 15.4 24.6 46.4 61.2
DF 7 19 31 43
P-Value 0.032 0.175 0.037 0.035

ARIMA (0,2,1)(1,1,0)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


SAR 12 -0.6043 0.0836 -7.23 0.000
MA 1 0.9782 0.0389 25.13 0.000
Constant -0.0013902 0.0007734 -1.80 0.075
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 4.83993 (backforecasts excluded)
MS = 0.04699 DF = 103
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 22.7 50.3 80.5 96.7
DF 9 21 33 45
P-Value 0.007 0.000 0.000 0.000

ARIMA (0,2,1)(1,1,0)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P

38
SAR 12 -0.5925 0.0838 -7.07 0.000
MA 1 0.9519 0.0400 23.80 0.000

Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12


Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 4.95899 (backforecasts excluded)
MS = 0.04768 DF = 104
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 22.8 47.9 77.5 92.9
DF 10 22 34 46
P-Value 0.012 0.001 0.000 0.000

ARIMA (0,2,1)(2,1,0)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


SAR 12 -0.7717 0.0987 -7.82 0.000
SAR 24 -0.3111 0.1043 -2.98 0.004
MA 1 0.9675 0.0462 20.93 0.000
Constant -0.0017695 0.0008639 -2.05 0.043
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 4.29918 (backforecasts excluded)
MS = 0.04215 DF = 102
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48
Chi-Square 20.4 38.5 72.3 92.0
DF 8 20 32 44
P-Value 0.009 0.008 0.000 0.000

ARIMA (0,2,1)(2,1,0)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


SAR 12 -0.7944 0.0958 -8.30 0.000
SAR 24 -0.4328 0.1018 -4.25 0.000
MA 1 0.9384 0.0422 22.24 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 4.34786 (backforecasts excluded)
MS = 0.04221 DF = 103

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 19.6 31.8 66.5 86.3
DF 9 21 33 45
P-Value 0.021 0.061 0.000 0.000

ARIMA (0,2,1)(0,1,1)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


MA 1 0.8920 0.0547 16.31 0.000
SMA 12 0.8565 0.0881 9.73 0.000
Constant -0.0005434 0.0005943 -0.91 0.363
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.73541 (backforecasts excluded)
MS = 0.03627 DF = 103
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

39
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 15.7 21.8 44.4 59.2
DF 9 21 33 45
P-Value 0.072 0.411 0.089 0.076

ARIMA (0,2,1)(0,1,1)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


MA 1 0.8853 0.0493 17.96 0.000
SMA 12 0.8624 0.0841 10.25 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.75903 (backforecasts excluded)
MS = 0.03614 DF = 104
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 15.4 21.3 43.7 58.4
DF 10 22 34 46
P-Value 0.119 0.503 0.123 0.103

ARIMA (0,2,1)(1,1,1)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


SAR 12 -0.3226 0.1110 -2.91 0.004
MA 1 1.0039 0.0005 2186.41 0.000
SMA 12 0.8563 0.0884 9.69 0.000
Constant -0.00085155 0.00007138 -11.93 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.38339 (backforecasts excluded)
MS = 0.03317 DF = 102

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 14.9 24.0 50.8 67.9
DF 8 20 32 44
P-Value 0.061 0.240 0.018 0.012

ARIMA (0,2,1)(1,1,1)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


SAR 12 -0.1936 0.1137 -1.70 0.092
MA 1 0.9192 0.0449 20.49 0.000
SMA 12 0.8688 0.0866 10.03 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.56733 (backforecasts excluded)
MS = 0.03463 DF = 103
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 13.4 20.1 44.6 59.9
DF 9 21 33 45
P-Value 0.147 0.515 0.086 0.068
ARIMA (0,2,1)(2,1,1)12 Deterministik
Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P

40
SAR 12 -1.0677 0.3175 -3.36 0.001
SAR 24 -0.4705 0.1956 -2.41 0.018
MA 1 0.9695 0.0393 24.69 0.000
SMA 12 -0.3048 0.3395 -0.90 0.371
Constant -0.0022718 0.0008530 -2.66 0.009
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 4.51379 (backforecasts excluded)
MS = 0.04469 DF = 101

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 23.1 46.9 82.0 106.0
DF 7 19 31 43
P-Value 0.002 0.000 0.000 0.000

ARIMA (0,2,1)(2,1,1)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


SAR 12 -0.2747 0.1409 -1.95 0.054
SAR 24 -0.1851 0.1384 -1.34 0.184
MA 1 0.8981 0.0430 20.86 0.000
SMA 12 0.7677 0.1355 5.66 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.63212 (backforecasts excluded)
MS = 0.03561 DF = 102
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 11.8 16.5 41.3 53.3
DF 8 20 32 44
P-Value 0.161 0.688 0.126 0.158

ARIMA (1,2,1)(1,1,0)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.2808 0.1061 -2.65 0.009
SAR 12 -0.5993 0.0827 -7.25 0.000
MA 1 0.8311 0.0625 13.30 0.000
Constant -0.001407 0.003534 -0.40 0.691
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 4.70135 (backforecasts excluded)
MS = 0.04609 DF = 102
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 15.0 35.9 63.0 74.6
DF 8 20 32 44
P-Value 0.059 0.016 0.001 0.003

ARIMA (1,2,1)(1,1,0)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.2825 0.1058 -2.67 0.009
SAR 12 -0.5976 0.0824 -7.25 0.000
MA 1 0.8273 0.0630 13.13 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 4.71094 (backforecasts excluded)

41
MS = 0.04574 DF = 103
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 15.0 35.6 62.6 74.1
DF 9 21 33 45
P-Value 0.091 0.024 0.001 0.004

ARIMA (1,2,1)(2,1,0)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P
AR 1 -0.3077 0.1059 -2.91 0.005
SAR 12 -0.8051 0.0945 -8.52 0.000
SAR 24 -0.4436 0.1007 -4.40 0.000
MA 1 0.8010 0.0710 11.28 0.000
Constant -0.002292 0.003876 -0.59 0.556
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 4.04788 (backforecasts excluded)
MS = 0.04008 DF = 101
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 12.4 22.5 56.1 69.4
DF 7 19 31 43
P-Value 0.087 0.261 0.004 0.007

ARIMA (1,2,1)(2,1,0)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.3029 0.1053 -2.88 0.005
SAR 12 -0.8107 0.0950 -8.53 0.000
SAR 24 -0.4149 0.1013 -4.10 0.000
MA 1 0.8125 0.0673 12.08 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 4.07413 (backforecasts excluded)
MS = 0.03994 DF = 102
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 12.6 23.4 56.5 69.9
DF 8 20 32 44
P-Value 0.127 0.267 0.005 0.008

ARIMA (1,2,1)(0,1,1)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.2624 0.1081 -2.43 0.017
MA 1 0.8347 0.0625 13.35 0.000
SMA 12 0.8797 0.0795 11.07 0.000
Constant -0.0007632 0.0006977 -1.09 0.277
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.52699 (backforecasts excluded)
MS = 0.03458 DF = 102

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 10.2 17.6 40.5 52.1
DF 8 20 32 44
P-Value 0.253 0.614 0.145 0.189

42
ARIMA (1,2,1)(0,1,1)12 Probabilistik
Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P
AR 1 -0.2621 0.1084 -2.42 0.017
MA 1 0.8269 0.0632 13.08 0.000
SMA 12 0.8818 0.0781 11.28 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.54760 (backforecasts excluded)
MS = 0.03444 DF = 103
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 9.8 16.8 39.5 51.0
DF 9 21 33 45
P-Value 0.371 0.721 0.202 0.249

ARIMA (1,2,1)(1,1,1)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P
AR 1 -0.2253 0.1071 -2.10 0.038
SAR 12 -0.1846 0.1138 -1.62 0.108
MA 1 0.8800 0.0563 15.64 0.000
SMA 12 0.8764 0.0859 10.20 0.000
Constant -0.0010634 0.0004858 -2.19 0.031
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.36184 (backforecasts excluded)
MS = 0.03329 DF = 101
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 9.4 17.7 42.3 54.6
DF 7 19 31 43
P-Value 0.225 0.545 0.084 0.111

ARIMA (1,2,1)(1,1,1)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.2418 0.1087 -2.22 0.028
SAR 12 -0.1773 0.1144 -1.55 0.124
MA 1 0.8439 0.0612 13.78 0.000
SMA 12 0.8739 0.0870 10.04 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.41879 (backforecasts excluded)
MS = 0.03352 DF = 102
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 9.3 16.5 40.9 52.7
DF 8 20 32 44
P-Value 0.320 0.688 0.134 0.173

ARIMA (1,2,1)(2,1,1)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P
AR 1 -0.2152 0.1071 -2.01 0.047
SAR 12 -0.2957 0.1282 -2.31 0.023
SAR 24 -0.2293 0.1275 -1.80 0.075
MA 1 0.8967 0.0570 15.73 0.000
SMA 12 0.8161 0.1168 6.99 0.000
Constant -0.0014662 0.0004419 -3.32 0.001
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12

43
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.32951 (backforecasts excluded)
MS = 0.03330 DF = 100
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 8.2 15.4 40.5 50.2
DF 6 18 30 42
P-Value 0.227 0.632 0.095 0.180

ARIMA (1,2,1)(2,1,1)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P
AR 1 -0.2562 0.1074 -2.39 0.019
SAR 12 -0.4692 0.1546 -3.04 0.003
SAR 24 -0.2710 0.1479 -1.83 0.070
MA 1 0.8481 0.0614 13.82 0.000
SMA 12 0.6178 0.1508 4.10 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.54990 (backforecasts excluded)
MS = 0.03515 DF = 101

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 9.8 16.0 47.3 58.8
DF 7 19 31 43
P-Value 0.202 0.654 0.031 0.055

ARIMA (2,2,1)(1,1,0)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P
AR 1 -0.4006 0.1252 -3.20 0.002
AR 2 -0.1940 0.1192 -1.63 0.107
SAR 12 -0.6033 0.0831 -7.26 0.000
MA 1 0.7421 0.0904 8.21 0.000
Constant -0.001590 0.005351 -0.30 0.767
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 4.59876 (backforecasts excluded)
MS = 0.04553 DF = 101
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 11.0 29.9 55.6 66.2
DF 7 19 31 43
P-Value 0.137 0.053 0.004 0.013

ARIMA (2,2,1)(1,1,0)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P
AR 1 -1.3110 0.0828 -15.83 0.000
AR 2 -0.3378 0.0833 -4.05 0.000
SAR 12 -0.5863 0.0852 -6.88 0.000
MA 1 -1.0104 0.0000 -32738.75 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 7.53072 (backforecasts excluded)
MS = 0.07383 DF = 102
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 47.5 77.6 120.4 140.1
DF 8 20 32 44
P-Value 0.000 0.000 0.000 0.000

44
ARIMA (2,2,1)(2,1,0)12 Deterministik
Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.4892 0.1311 -3.73 0.000
AR 2 -0.2463 0.1245 -1.98 0.051
SAR 12 -0.8230 0.0973 -8.46 0.000
SAR 24 -0.4744 0.1030 -4.61 0.000
MA 1 0.6757 0.1055 6.40 0.000
Constant -0.003910 0.006234 -0.63 0.532
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.90819 (backforecasts excluded)
MS = 0.03908 DF = 100
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 5.4 14.2 42.7 55.5
DF 6 18 30 42
P-Value 0.490 0.713 0.062 0.080

ARIMA (2,2,1)(2,1,0)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P
AR 1 -0.4881 0.1314 -3.72 0.000
AR 2 -0.2537 0.1241 -2.04 0.044
SAR 12 -0.8275 0.0976 -8.48 0.000
SAR 24 -0.4398 0.1037 -4.24 0.000
MA 1 0.6670 0.1078 6.19 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.93329 (backforecasts excluded)
MS = 0.03894 DF = 101
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 5.4 14.8 41.9 54.8
DF 7 19 31 43
P-Value 0.611 0.733 0.092 0.107

ARIMA (2,2,1)(0,1,1)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P
AR 1 -0.3644 0.1263 -2.89 0.005
AR 2 -0.1824 0.1189 -1.53 0.128
MA 1 0.7512 0.0883 8.51 0.000
SMA 12 0.8885 0.0771 11.52 0.000
Constant -0.0010188 0.0009742 -1.05 0.298
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.46003 (backforecasts excluded)
MS = 0.03426 DF = 101
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 7.5 14.7 37.4 49.5
DF 7 19 31 43
P-Value 0.376 0.740 0.197 0.231

ARIMA (2,2,1)(0,1,1)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 -0.3650 0.1270 -2.87 0.005

45
AR 2 -0.1835 0.1192 -1.54 0.127
MA 1 0.7435 0.0901 8.26 0.000
SMA 12 0.8888 0.0767 11.59 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.47770 (backforecasts excluded)
MS = 0.03410 DF = 102
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 6.9 13.7 36.2 48.1
DF 8 20 32 44
P-Value 0.545 0.844 0.279 0.310

ARIMA (2,2,1)(1,1,1)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P
AR 1 -0.3234 0.1235 -2.62 0.010
AR 2 -0.1603 0.1179 -1.36 0.177
SAR 12 -0.1941 0.1151 -1.69 0.095
MA 1 0.7949 0.0792 10.03 0.000
SMA 12 0.8777 0.0852 10.30 0.000
Constant -0.0014708 0.0007222 -2.04 0.044
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.32336 (backforecasts excluded)
MS = 0.03323 DF = 100

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic


Lag 12 24 36 48
Chi-Square 5.8 13.1 36.2 48.4
DF 6 18 30 42
P-Value 0.447 0.784 0.203 0.231

ARIMA (2,2,1)(1,1,1)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P
AR 1 -0.3404 0.1263 -2.70 0.008
AR 2 -0.1715 0.1194 -1.44 0.154
SAR 12 -0.1724 0.1160 -1.49 0.140
MA 1 0.7651 0.0862 8.88 0.000
SMA 12 0.8750 0.0857 10.22 0.000
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 3.36555 (backforecasts excluded)
MS = 0.03332 DF = 101
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 5.4 11.9 34.7 46.7
DF 7 19 31 43
P-Value 0.611 0.889 0.296 0.325

ARIMA (2,2,1)(2,1,1)12 Deterministik


Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P
AR 1 -0.3870 0.1259 -3.07 0.003
AR 2 -0.1765 0.1222 -1.44 0.152
SAR 12 -1.3499 0.2748 -4.91 0.000
SAR 24 -0.3954 0.2088 -1.89 0.061
MA 1 0.7631 0.0880 8.67 0.000
SMA 12 -0.8260 0.2536 -3.26 0.002
Constant -0.003331 0.008997 -0.37 0.712

46
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 4.64051 (backforecasts excluded)
MS = 0.04687 DF = 99
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 12.8 31.4 58.4 68.5
DF 5 17 29 41
P-Value 0.026 0.018 0.001 0.004

ARIMA (2,2,1)(2,1,1)12 Probabilistik


Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P
AR 1 -0.4032 0.1254 -3.22 0.002
AR 2 -0.1983 0.1212 -1.64 0.105
SAR 12 -1.4071 0.3020 -4.66 0.000
SAR 24 -0.4536 0.2306 -1.97 0.052
MA 1 0.7510 0.0900 8.34 0.000
SMA 12 -0.8278 0.2806 -2.95 0.004
Differencing: 2 regular, 1 seasonal of order 12
Number of observations: Original series 120, after differencing 106
Residuals: SS = 4.62329 (backforecasts excluded)
MS = 0.04623 DF = 100
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 12.2 31.8 59.1 69.5
DF 6 18 30 42
P-Value 0.057 0.023 0.001 0.005

Berdasarkan hasil output minitab beberapa model dapat dibuat ringkasan data dalam bentuk tabel

P-Value (parameter) P-Value (Ljung-Box) MSE


Model
SAR SAR SMA
AR 1 AR 2 MA 1 Constant Lag 12 Lag 24 Lag 36 Lag 48
12 24 12
ARIMA
(1,2,0)(1,1,0)12 0,000 0,000 0,981 0,000 0,000 0,000 0,000 0,06940
Deterministik
ARIMA
(1,2,0)(1,1,0)12 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,06874
Probabilistik
ARIMA
(1,2,0)(2,1,0)12 0,000 0,000 0,000 0,855 0,000 0,000 0,000 0,000 0,05982
Deterministik
ARIMA
(1,2,0)(2,1,0)12 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,06001
Probabilistik
ARIMA
(1,2,0)(0,1,1)12 0,000 0,000 0,835 0,000 0,001 0,000 0,000 0,05000
Deterministik

47
ARIMA
(1,2,0)(0,1,1)12 0,000 0,000 0,000 0,002 0,000 0,000 0,04953
Probabilistik
ARIMA
(1,2,0)(1,1,1)12 0,000 0,383 0,000 0,866 0,000 0,001 0,000 0,000 0,04989
Deterministik
ARIMA
(1,2,0)(1,1,1)12 0,000 0,223 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,04928
Probabilistik
ARIMA
(1,2,0)(2,1,1)12 0,000 0,035 0,075 0,000 0,715 0,000 0,000 0,000 0,000 0,05035
Deterministik
ARIMA
(1,2,0)(2,1,1)12 0,000 0,000 0,080 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,07127
Probabilistik
ARIMA
(2,2,0)(1,1,0)12 0,000 0,000 0,000 0,993 0,030 0,028 0,013 0,031 0,05053
Deterministik
ARIMA
(2,2,0)(1,1,0)12 0,000 0,000 0,000 0,049 0,039 0,018 0,039 0,05004
Probabilistik
ARIMA
(2,2,0)(2,1,0)12 0,025 0,000 0,000 0,000 0,805 0,033 0,194 0,044 0,041 0,04413
Deterministik
ARIMA
(2,2,0)(2,1,0)12 0,000 0,000 0,000 0,000 0,056 0,246 0,035 0,030 0,04356
Probabilistik
ARIMA
(2,2,0)(0,1,1)12 0,000 0,000 0,000 0,686 0,057 0,225 0,103 0,102 0,03889
Deterministik
ARIMA
(2,2,0)(0,1,1)12 0,000 0,000 0,000 0,098 0,326 0,135 0,129 0,03853
Probabilistik
ARIMA
(2,2,0)(1,1,1)12 0,000 0,000 0,358 0,000 0,767 0,026 0,141 0,049 0,033 0,03834
Deterministik
ARIMA
(2,2,0)(1,1,1)12 0,000 0,000 0,315 0,000 0,054 0,217 0,074 0,049 0,03793
Probabilistik
ARIMA
(2,2,0)(2,1,1)12 0,000 0,000 0,136 0,201 0,000 0,575 0,018 0,128 0,024 0,025 0,03940
Deterministik
ARIMA
(2,2,0)(2,1,1)12 0,000 0,000 0,134 0,301 0,000 0,032 0,175 0,037 0,035 0,03914
Probabilistik

48
ARIMA
(0,2,1)(1,1,0)12 0,000 0,000 0,075 0,007 0,000 0,000 0,000 0,04699
Deterministik
ARIMA
(0,2,1)(1,1,0)12 0,000 0,000 0,012 0,001 0,000 0,000 0,04768
Probabilistik
ARIMA
(0,2,1)(2,1,0)12 0,000 0,000 0,004 0,043 0,009 0,008 0,000 0,000 0,04215
Deterministik
ARIMA
(0,2,1)(2,1,0)12 0,000 0,000 0,000 0,021 0,061 0,000 0,000 0,04221
Probabilistik
ARIMA
(0,2,1)(0,1,1)12 0,000 0,000 0,363 0,072 0,411 0,089 0,076 0,03627
Deterministik
ARIMA
(0,2,1)(0,1,1)12 0,000 0,000 0,119 0,503 0,123 0,103 0,03614
Probabilistik
ARIMA
(0,2,1)(1,1,1)12 0,000 0,004 0,000 0,000 0,061 0,24 0,018 0,012 0,03317
Deterministik
ARIMA
(0,2,1)(1,1,1)12 0,000 0,092 0,000 0,147 0,515 0,086 0,068 0,03463
Probabilistik
ARIMA
(0,2,1)(2,1,1)12 0,000 0,001 0,018 0,000 0,371 0,002 0,000 0,000 0,000 0,04469
Deterministik
ARIMA
(0,2,1)(2,1,1)12 0,000 0,054 0,184 0,000 0,161 0,668 0,126 0,158 0,03561
Probabilistik
ARIMA
(1,2,1)(1,1,0)12 0,009 0,000 0,000 0,691 0,059 0,016 0,001 0,003 0,04609
Deterministik
ARIMA
(1,2,1)(1,1,0)12 0,009 0,000 0,000 0,091 0,024 0,001 0,004 0,04574
Probabilistik
ARIMA
(1,2,1)(2,1,0)12 0,005 0,000 0,000 0,000 0,556 0,087 0,261 0,004 0,007 0,04008
Deterministik
ARIMA
(1,2,1)(2,1,0)12 0,005 0,000 0,000 0,000 0,127 0,267 0,005 0,008 0,03994
Probabilistik
ARIMA
(1,2,1)(0,1,1)12 0,017 0,000 0,000 0,277 0,253 0,614 0,145 0,189 0,03458
Deterministik

49
ARIMA
(1,2,1)(0,1,1)12 0,017 0,000 0,000 0,371 0,721 0,202 0,249 0,03444
Probabilistik
ARIMA
(1,2,1)(1,1,1)12 0,038 0,000 0,108 0,000 0,031 0,225 0,545 0,084 0,111 0,03329
Deterministik
ARIMA
(1,2,1)(1,1,1)12 0,028 0,000 0,124 0,000 0,320 0,688 0,134 0,173 0,03352
Probabilistik
ARIMA
(1,2,1)(2,1,1)12 0,047 0,000 0,023 0,075 0,000 0,001 0,227 0,632 0,095 0,180 0,03330
Deterministik
ARIMA
(1,2,1)(2,1,1)12 0,019 0,000 0,003 0,070 0,000 0,202 0,654 0,031 0,055 0,03515
Probabilistik
ARIMA
(2,2,1)(1,1,0)12 0,002 0,107 0,000 0,000 0,767 0,137 0,053 0,004 0,013 0,04553
Deterministik
ARIMA
(2,2,1)(1,1,0)12 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,07383
Probabilistik
ARIMA
(2,2,1)(2,1,0)12 0,000 0,051 0,000 0,000 0,000 0,532 0,490 0,713 0,062 0,080 0,03908
Deterministik
ARIMA
(2,2,1)(2,1,0)12 0,000 0,044 0,000 0,000 0,000 0,611 0,733 0,092 0,107 0,03894
Probabilistik
ARIMA
(2,2,1)(0,1,1)12 0,005 0,128 0,000 0,000 0,298 0,376 0,740 0,197 0,231 0,03426
Deterministik
ARIMA
(2,2,1)(0,1,1)12 0,005 0,127 0,000 0,000 0,545 0,844 0,279 0,310 0,03410
Probabilistik
ARIMA
(2,2,1)(1,1,1)12 0,010 0,177 0,000 0,095 0,000 0,434 0,447 0,784 0,203 0,231 0,03323
Deterministik
ARIMA
(2,2,1)(1,1,1)12 0,008 0,154 0,000 0,140 0,000 0,611 0,889 0,296 0,325 0,03332
Probabilistik
ARIMA
(2,2,1)(2,1,1)12 0,003 0,152 0,000 0,000 0,061 0,002 0,712 0,026 0,018 0,001 0,004 0,04687
Deterministik
ARIMA
(2,2,1)(2,1,1)12 0,002 0,105 0,000 0,000 0,052 0,004 0,057 0,023 0,001 0,005 0,04623
Probabilistik

50
Setelah diringkas dalam bentuk tabel, sekilas diketahui bahwa terdapat beberapa model
terbaik diantaranya ARIMA (2,2,0)(0,1,1)12 probabilistik , ARIMA (1,2,1)(0,1,1)12 probabilistik ,
dan (2,2,1)(2,1,0)12 probabilistik. Kemudian perhatikan nilai MSE, model terbaik memiliki nilai
MSE paling kecil, sehingga dapat diketahui bahwa model terbaik sementara adalah ARIMA
(1,2,1)(0,1,1)12 probabilistik. Dikatakan sementara karena belum diketahui apakah residual sudah
normal atau belum, untuk mengetahui data residual sudah normal atau belum, maka perlu
dilakukan pengujian normalitas.

ACF of Residuals for Hasil Box-Cox


(with 5% significance limits for the autocorrelations)

1.0
0.8
0.6
0.4
Autocorrelation

0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

3 6 9 12 15 18 21 24
Lag

Gambar 30. Plot ACF residual pada model ARIMA(1,2,1)(0,1,1)12 Probabilistik

PACF of Residuals for Hasil Box-Cox


(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

1.0
0.8
0.6
Partial Autocorrelation

0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0

3 6 9 12 15 18 21 24
Lag

51
Gambar 31. Plot PACF residual pada model ARIMA(1,2,1)(0,1,1)12 Probabilistik

Probability Plot of RESI2


Normal
99.9
Mean -0.01442
StDev 0.1832
99 N 106
AD 0.210
95 P-Value 0.858
90
80
70
Percent

60
50
40
30
20
10
5

0.1
-0.75 -0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50
RESI2

Gambar 32. Plot normalitas data ARIMA(1,2,1)(0,1,1)12 Probabilistik


𝐻0 : Residual berdistibusi normal
𝐻1 : Residual tidak berdistibusi normal
Daerah kritis : Ho ditolak jika P-Value < 0.05
Nilai P-Value 0.858)
Keputusan : Ho diterima, karena nilai P-value > 0.05
Kesimpulan : Residu dari data yang telah transformasi dan di differencing
berdistribusi normal. Sehingga dapat dilakukan forecasting.
Berdasarkan hasil output data normalitas residual model berdistribusi normal. Maka dari
itu ARIMA(1,2,1)(0,1,1)12 probabilistik telah memenuhi semua syarat, termasuk syarat
parsimony yang dapat didefinisikan data yang memiliki parameter sedikit namun mampu
menjelaskan dengan baik, sehingga ARIMA(1,2,1)(0,1,1)12 probabilistik merukan model
terbaik pada data ini.

Jadi, dapat diperoleh persamaan model data tersebut adalah

(1 − ∅1 𝐵)(1 − 𝐵)2 (1 − 𝐵12 )Ż𝑡 = (1 − 𝜃1 𝐵)(1 − Θ1 𝐵12 )𝑎𝑡 , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 Ż𝑡 = √𝑍𝑡

(1 − ∅1 𝐵)(1 − 𝐵)2 (1 − 𝐵12 )√𝑍𝑡 = (1 − 𝜃1 𝐵)(1 − Θ1 𝐵12 )𝑎𝑡


(1 − ∅1 𝐵)2 (1 − 𝐵)4 (1 − 𝐵12 )2 𝑍𝑡 = (1 − 𝜃1 𝐵)2 (1 − Θ1 𝐵12 )2 𝑎𝑡 2

52
(1 − 𝜃1 𝐵)2 (1 − Θ1 𝐵12 )2 𝑎𝑡 2
𝑍𝑡 =
(1 − ∅1 𝐵)2 (1 − 𝐵)4 (1 − 𝐵12 )2
2
(1 − 𝜃1 𝐵)(1 − Θ1 𝐵12 )𝑎𝑡
𝑍𝑡 =[ ]
(1 − ∅1 𝐵)(1 − 𝐵)2 (1 − 𝐵12 )
2
(1 − 0,8269𝐵)(1 − 0,8818𝐵12 )𝑎𝑡
𝑍𝑡 =[ ]
(1 + 0,2621𝐵)(1 − 𝐵)2 (1 − 𝐵12 )

4.4 Forecasting Data Musiman

Hasil dari forecasting data Jumlah tenaga kerja di Australia pada tahun 1981 -1990 dengan
model ARIMA(1,2,1)(0,1,1)12 probabilistik pada data setelah ke 120

Forecasts from period 120

95% Limits
Period Forecast Lower Upper Actual
121 87.8473 87.4835 88.2111
122 88.4394 87.9473 88.9316
123 88.8696 88.2336 89.5057
124 88.7390 87.9615 89.5165
125 88.7368 87.8131 89.6604
126 88.6694 87.5954 89.7434
127 88.7153 87.4860 89.9446
128 88.3161 86.9266 89.7057
129 88.9143 87.3594 90.4693
130 88.6412 86.9159 90.3666
131 88.6739 86.7731 90.5747
132 89.0728 86.9916 91.1540

53
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah menganalisis data non – musiman , diperoleh model terbaik bagi data bulanan
nilai ekspor kekayaan laut (ikan, crustacea,mollusca,dll ) di Kalimantan Timur pada periode
tahun 2000-2009 adalah ARIMA (2,1,0) dengan model
(1 + 0.7273𝐵 +0.2404B2) (1 – B)d ln 𝑍𝑡 = 𝑎𝑡
Diperoleh pula hasil forecasting berdasarkan data, sebagai berikut

Period Forecast Lower Upper Actual


121 16.4907 16.1674 16.8141
122 16.4784 16.1432 16.8136
123 16.4858 16.1046 16.8670
124 16.4834 16.0659 16.9008
125 16.4834 16.0377 16.9290
126 16.4840 16.0073 16.9606
127 16.4835 15.9798 16.9872
128 16.4837 15.9539 17.0135
129 16.4837 15.9289 17.0385
130 16.4836 15.9051 17.0622

Karena data yang digunakan untuk forecasting adalah data transformasi box-cox maka
untuk mencari peramalan yang sesuai dengan data asli adalah dengan cara memasukkan data
hasil forecasting ke dalam model yang telah ada.

Hasil forecasting 10 bulan setelah Desember 2009

Hasil Forecast Hasil Forecast Data Asli


No. Data Box-Cox exp( Data Forecasting)
16.49075
121 14515785
16.47837
122 14337291
16.4858
123 14444112
16.48337
124 14409142
16.48335
125 14408830
16.48395
126 14417456
16.48352
127 14411257
16.48369
128 14413691

54
16.48367
129 14413411
16.48364
130 14413030

Setelah menganalisis data musiman , diperoleh model terbaik bagi data bulanan
jumlah tenaga kerja di Australia pada periode tahun 1989 – 1990 adalah
ARIMA(1,2,1)(0,1,1)12 probabilistik dengan model
(1 − ∅1 𝐵)(1 − 𝐵)2 (1 − 𝐵12 )Ż𝑡 = (1 − 𝜃1 𝐵)(1 − Θ1 𝐵12 )𝑎𝑡 , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 Ż𝑡 = √𝑍𝑡
2
(1 − 0,8269𝐵)(1 − 0,8818𝐵12 )𝑎𝑡
𝑍𝑡 =[ ]
(1 + 0,2621𝐵)(1 − 𝐵)2 (1 − 𝐵12 )
Diperoleh pula hasil forecasting berdasarkan data, sebagai berikut

Forecasts from period 120

95% Limits
Period Forecast Lower Upper Actual
121 87.8473 87.4835 88.2111
122 88.4394 87.9473 88.9316
123 88.8696 88.2336 89.5057
124 88.7390 87.9615 89.5165
125 88.7368 87.8131 89.6604
126 88.6694 87.5954 89.7434
127 88.7153 87.4860 89.9446
128 88.3161 86.9266 89.7057
129 88.9143 87.3594 90.4693
130 88.6412 86.9159 90.3666
131 88.6739 86.7731 90.5747
132 89.0728 86.9916 91.1540

Karena data yang digunakan untuk forecasting adalah data transformasi box-cox maka
untuk mencari peramalan yang sesuai dengan data asli adalah dengan cara memasukkan data
hasil forecasting ke dalam model yang telah ada.
Hasil forecasting 12 bulan setelah Desember 1990

No. Hasil Forecast Data Hasil Forecast Data Asli


Transformasi (Data Forecasting)2
121 87.8473 7717.15
122 88.4394 7821.54
123 88.8696 7897.81
124 88.739 7874.6
125 88.7368 7874.21
126 88.6694 7862.26
127 88.7153 7870.41

55
128 88.3161 7799.74
129 88.9143 7905.76
130 88.6412 7857.27
131 88.6739 7863.06
132 89.0728 7933.97
5.2 Saran
1. Lebih memperhatikan dalam proses pengambilan data, karena jika saat pengambilan data
maupun dalam proses memasukkan data terdapat kesalahan bisa mempengaruhi hasil
forecasting, sehingga hasil forecasting yang seharusnya mampu berguna bagi pemerintah
malah tidak berguna bagi pemerintah.
2. Hasil forecasting hanyalah berupa peramalan, sehingga belum tentu akan terjadi sespesifik
data forecasting.

56
DAFTAR PUSTAKA

Sediono, A.2016. Diktat Kuliah Analisis Runtun Waktu.Surabaya:Universitas Airlangga

Faruk,Fahrulraz.”Refleksi Indonesia sebagai Negara Maritim”. 10 Mei 2018.


https://geotimes.co.id/opini/refleksi-indonesia-sebagai-negara-maritim

Raharjo,Kurniawan.”Penduduk dan Tenaga Kerjaan”. 15 Mei 2018.


https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/18/penduduk-dan-tenaga-kerja-makalah-
ekonomi-pembangunan/

NN.” Monthly number of employed persons in Australia: thousands. Feb 1978 – Apr 1991”. 10
Mei 2018. https://datamarket.com/data/set/22t8/monthly-number-of-employed-persons-in-
australia-thousands-feb-1978-apr-1991#!ds=22t8&display=line

57
LAMPIRAN

58

You might also like