Professional Documents
Culture Documents
Abstraksi
Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh kenyamanan terhadap minat membeli secara
online pada pemesanan tiket kereta api melalui website resmi PT. Kereta Api Indonesia. Sampel
pada penelitian ini adalah orang-orang yang belum pernah membeli sendiri tiket kereta api secara
online melalui website resmi PT. KAI, sebanyak 200 responden. Structural Equation Modeling
(SEM) yang dijalankan dengan perangkat lunak AMOS 21.0, digunakan untuk menganalisis
data. Hasil analisis menunjukkan bahwa kenyamanan berpengaruh terhadap minat membeli
secara online. Temuan empiris tersebut mengindikasikan bahwa kenyamanan berpengaruh
signifikan terhadap resiko yang dirasakan dengan nilai korelasi sebesar -0,273; kenyamanan
berpengaruh signifikan terhadap persepsi kemudahan penggunaan dengan nilai korelasi sebesar
0,262; persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh signifikan terhadap resiko yang dirasakan
dengan nilai korelasi sebesar -0,212; kenyamanan berpengaruh signifikan terhadap minat beli
online dengan nilai korelasi sebesar 0,232; resiko yang dirasakan berpengaruh signifikan terhadap
minat beli online dengan nilai korelasi sebesar -0,217; persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh
signifikan terhadap minat beli online dengan nilai korelasi sebesar 0,228.
Kata Kunci: Kenyamanan, Resiko yang dirasakan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, dan
Minat Beli secara Online
sebagai bentuk profesionalisme dan upaya masyarakat, yang mana pada sistem
penyediaan informasi lengkap tentang kereta tersebut masih memiliki berbagai kekurangan
api di Indonesia agar lebih dikenal dengan atau permasalahan, salah satunya adalah
baik oleh seluruh masyarakat Indonesia. kepadatan antrian pembelian tiket kereta api.
Salah satu masalah yang sangat sering di Permasalahan tersebut tidak lepas dari
hadapi PT. Kereta Api Indonesia adalah tingginya jumlah pengguna kereta api. Berikut
mengenai penjualan tiket kepada pembeli. adalah data jumlah penumpang kereta api
Sistem penjualan tiket kereta api secara di Indonesia dari Januari 2006 hingga Januari
kovensional masih sangat diminati oleh 2013:
Tabel 1
Data Jumlah Penumpang Kereta Api di Indonesia
1983). Ini berarti bahwa di dalam sistem tempat parkir sehingga dapat membantu
reservasi online melalui website seorang untuk menghemat dan mempersingkat waktu
pelanggan hanya perlu melakukan beberapa (Suki, 2005). Karena sifat dari website yang
klik dan mengetik data dalam waktu 5-10 menit menyediakan informasi produk dalam web-
sudah dapat memesan tiket, dibandingkan link, konsumen dapat melakukan pendekatan
dengan sistem lama secara konvensional terhadap produk atau apa yang mereka
yang harus datang ke loket / agen-agen inginkan secara lebih mudah dengan hanya
sehingga harus melakukan banyak usaha menggeser dan mengklik mouse. Proses
seperti pergi ke loket yang memerlukan pemesanan dalam website tentu juga lebih
transportasi. Melalui website calon pembeli terasa nyaman karena adanya pengiriman
tiket hanya perlu berada di depan layar pesan konfirmasi ke konsumen, termasuk
komputer. Kemudahan penggunaan sistem rincian pemesanan atau lainnya mengenai
reservasi online ini lebih menyederhanakan produk melalui email. Hal ini membantu
langkah-langkah pemesanan tiket dari pada menghemat waktu dan upaya konsumen.
secara konvensional. Sebagaimana pendapat Meskipun dalam beberapa kasus belanja
Zeithaml et al., (2002) bahwa prosedur online dianggap gagal apabila pemesanan
pemesanan yang sederhana, dapat diakses memakan waktu dan rumit. (Lim dan
tanpa batasan waktu dan pilihan prosedur Dubinsky, 2004)
pembayaran juga memainkan peranan dalam Kenyamanan dalam penelitian ini
membentuk persepsi kemudahan merujuk pada kenyamanan mengakses
bertransaksi online. website. Yale dan Venkatesh (1986) telah
Research gap yang terjadi adalah mengembangkan enam kelas kenyamanan:
didalam penelitian yang dilakukan oleh Chiang pemanfaatan waktu, aksesibilitas, portabilitas,
dan Dholakia (2003) serta Yusta dan Schultz ketepatan, kecekatan, dan menghindari
(2011) menyatakan bahwa kenyamanan ketidaknyamanan. Demikian pula Seider et
mempengaruhi minat beli online. Namun, hal al (2000) menyarankan 4 jalan untuk
ini bertentangan dengan penelitian yang memberikan kenyamanan, yaitu: kenyamanan
dilakukan oleh Jiang et al (2010) dan Poong akses, pencarian, possession, dan
et al (2007) yang menyatakan bahwa kenyamanan transaksi.
kenyamanan tidak mempengaruhi minat beli
online. Pengaruh Kenyamanan Terhadap
Persepsi Kemudahan Penggunaan
Kenyamanan (Convenience) Kenyamanan (convenience) merujuk
Kenyamanan diakui sebagai faktor pada kemungkinan dari pengaksesan layanan
yang mendorong keputusan konsumen untuk dimanapun pada saat kapanpun (Awamleh
membeli secara online di rumah. dan Fernandes, 2005). Di Indonesia hal ini
Kenyamanan ini adalah mengenai waktu, adalah faktor yang sangat penting, karena
ruang, dan penghematan upaya yang sistem pembelian tiket kereta api terasa lama
dilakukan konsumen. Tidak ada kerumunan dengan antrian, sehingga konsumen
orang yang berbelanja atau mengantri dan membutuhkan kenyamanan dalam memesan
tidak ada kemacetan lalu lintas atau kepadatan tiket. Pengaruh variabel kenyamanan terhadap
persepsi kemudahan penggunaan ini merujuk Tidak seperti konsumen offline, konsumen
pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan online khawatir dengan resiko dalam pembelian
oleh Rusu dan Shen (2012). Dari uraian di website, seperti kartu kredit, penipuan dan
diatas maka dapat ditarik suatu hipotesis tidak menerima produk yang tepat setelah
sebagai berikut: memesan (Van der Heijiden et al., 2001).
Di dalam lingkungan pembelian
H1 : Semakin tinggi tingkat kenyamanan, online, tedapat resiko privasi yang dirasakan
Semakin tinggi persepsi kemudahan konsumen. Perceived privacy didefinisikan
penggunaan. sebagai kemampuan konsumen untuk
mengontrol penyebaran informasi yang
diberikan selama transaksi online dan
Resiko yang dirasakan (Perceived Risk)
kemampuan untuk mengontrol kehadiran orang
Konsep dari perceived risk (resiko yang lain dilingkungan selama transaksi online
dirasakan) pertama kali diperkenalkan oleh (Goodwin, 1991). Pertukaran informasi melalui
Bauer (1960) dan telah sering digunakan untuk internet dapat membawa beberapa resiko, baik
mengatasi berbagai masalah dalam perilaku yang disebabkan oleh cacat fungsional atau
konsumen. Berdasarkan Kim et al (2007), masalah keamanan dalam sistem informasi
perceived risk dapat juga didefinisikan sebagai dan komunikasi teknis (bergantung pada
keyakinan konsumen mengenai potensi ketidakpastian sistem) atau dapat dijelaskan
ketidakpastian sebuah hasil negatif dari transaksi oleh perilaku aktor yang terlibat dalam transaksi
elektronik. Pada penelitian ini perceived risk online (ketidakpastian transaksi tertentu)
mengacu pada ketidakpastian terkait (Grabner-Kraeuter, 2008). Selain itu, konsumen
konsekuensi negatif dari penggunaan e-ticketing. enggan untuk memberikan informasi pribadi
Perceived risk (resiko yang dirasakan) khususnya data tentang status keuangan dan
ada karena kegagalan teknologi (misalnya fasilitas kredit ke internet karena fakta bahwa
pelanggaran dalam sistem) atau kesalahan tidak ada kontak mata langsung dan dengan
manusia (misalnya kesalahan memasukkan demikian konsumen perhatian tentang
data). Risiko yang paling sering dikutip penggunaan informasi pribadi mereka yang
berkaitan dengan belanja online meliputi: (1) tidak sah yang bisa menimbulkan kerugian
Resiko keuangan. Misalnya, Apakah informasi finansial yang cukup besar (Grabner-Krauter
kartu kredit saya aman?, (2) Resiko produk. & Faullant, 2008).
Misalnya, Apakah produk memiliki kualitas yang
sama seperti yang terlihat didalam layar
Pengaruh Kenyamanan Terhadap
komputer? (3) Resiko kenyamanan. Misalnya,
Resiko yang diraskaan
Apakah saya memahami bagaimana cara atau
Pengaruh variabel kenyamanan
langkah-langkah atau tahapan-tahapan untuk
terhadap resiko yang dirasakan ini belum
memesan di website? (4) Resiko non
digunakan dalam penelitian sebelumnya tetapi
pengiriman. Misalnya, Bagaimana jika produk
dipandang sebagai pengaruh yang sangat
tidak di kirim?. Konsumen umumnya
penting dalam reservasi online via website.
mengasosiasikan tingkat yang lebih tinggi dari
Jiang et al (2012) dalam penelitiannya
resiko dari pembelian non-toko daripada
membagi kenyamanan kedalam beberapa
pembelian toko (Akaah dan Korgaonkar, 1988).
dimensi, yang termasuk didalamnya adalah Minat Beli secara Online / Online
kenyamanan akses dan kenyamanan Purchase Intention
tansaksi, jika kenyamanan dirasakan oleh Pemanfaatan teknologi menunjukkan
konsumen dalam bertransaksi online maka minat individu untuk menggunakan atau tidak
akan mengindikasikan bahwa konsumen tidak menggunakan teknologi dalam menyelesaikan
mengalami kendala atau potensi kerugian, serangkaian tugasnya. Idealnya, dalam
yang dapat pula dinyatakan bahwa tidak hubungannya dengan faktor kecocokan tugas-
terdapat resiko yang berakibat fatal. Sehingga teknologi, pemanfaatan teknologi diukur dari
kenyamanan akan sangat mempengaruhi seberapa besar keinginan pemakai untuk
persepsi resiko atau resiko yang dirasakan menggunakan sistem, kesesuaian akan
(perceived risk). Dari uraian diatas maka dapat kebutuhan, dukungan dalam
ditarik suatu hipotesis sebagai berikut: menggunakannya, dan
merekomendasikannya kepada orang lain
H2 : Semakin tinggi tingkat kenyamanan, (Maharsi dan Yuliani, 2007: p36).
maka semakin rendah resiko yang dirasakan. Operasionalisasi tersebut mencerminkan
minat pemakai untuk menggunakan teknologi
berdasarkan hasil evaluasinya atas faktor
Pengaruh Persepsi kemudahan kecocokan teknologi sehingga pemanfaatan
penggunaan terhadap Resiko yang teknologi berlangsung dalam situasi sukarela
diraskaan Menurut Sutantio (2004) salah satu
Pengaruh antara persepsi indikator bahwa suatu produk perusahaan
kemudahan penggunaan (perceived ease of sukses atau tidak dipasar adalah seberapa
use) dengan resiko yang dirasakan (perceived jauh tumbuhnya minat beli konsumen terhadap
risk) telah dilakukan oleh beberapa peneliti produk tersebut. Sedangkan Kinnear dan
terdahulu. Featherman dan Wells (2010) Taylor (1995) dalam Sutantio (2000)
serta Kamarulzaman dan Azmi (2010) berpendapat bahwa minat beli adalah tahap
menyatakan bahwa persepsi kemudahan kecenderungan konsumen untuk bertindak
penggunaan mempengaruhi resiko yang sebelum keputusan membeli benar-benar
dirasakan. Penelitian untuk mengetahui dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara
pengaruh persepsi kemudahan penggunaan pembelian aktual dengan minat pembelian.
terhadap resiko yang dirasakan juga telah Bila pembelian aktual adalah pembelian yang
dilakukan oleh peneliti lain, seperti Featherman benar-benar dilakukan oleh konsumen,
et al (2010) yang memfokuskan pada pengaruh maka minat pembelian adalah niat untuk
antara persepsi kemudahan penggunaan melakukan pembelian pada kesempatan
terhadap resiko privasi (privacy risk). Dari mendatang.
uraian diatas maka dapat ditarik suatu Keller (1998) menyatakan minat
hipotesis sebagai berikut : konsumen (behavioral intention) adalah
seberapa besar kemungkinan konsumen
H3 : Semakin tinggi persepsi kemudahan membeli suatu merek atau seberapa besar
penggunaan, maka semakin rendah resiko kemungkinan konsumen tersebut berpindah
yang dirasakan. dari suatu merek ke merek lain. Sedangkan
menurut Ferdinand (2006), minat beli dapat Dholakia (2003) menemukan bahwa
diidentifikasi melalui indikator-indikator kenyamanan dan tipe produk sebagai dua
sebagai berikut: (1) minat transaksional, penyebab utama yang menggerakkan
yaitu kecenderungan seseorang untuk konsumen untuk belanja online pada
membeli produk, (2) minat referensial, yaitu internet. Kenyamanan pada penelitian
kecenderungan seseorang untuk tersebut lebih di fokuskan pada kenyamanan
mereferensikan produk kepada orang lain, lokasi akses. Chandra dan Sinha (2013)
(3) minat preferensial, yaitu minat yang dalam penelitiannya menemukan pengaruh
menggambarkan perilaku seseorang yang antara kenyamanan terhadap minat beli
memiliki preferensi utama pada produk online. Dari Jiang dan Rosenbloom (2005)
tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti dalam penemuannya menyarankan bahwa
bila terjadi sesuatu dengan produk konsumen lebih bersedia untuk membayar
preferensinya, (4) minat eksploratif, minat sebuah kenyamanan untuk membeli pada
ini menggambarkan perilaku seseorang yang toko online. Delafrooz et al (2010)
selalu mencari informasi mengenai produk menyatakan bahwa terdapat korelasi yang
yang diminatinya dan mencari informasi signifikan antara kenyamanan terhadap
untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk minat beli online. Lai dan Ulhas (2010)
tersebut. Minat beli diperoleh dari suatu menyatakan bahwa kenyamanan sebagai
proses belajar dan pemikiran yang faktor penting yang mempengaruhi minat
membentuk suatu persepsi. Minat pembelian untuk membeli online. Oleh karena itu, dari
ini menciptakan suatu motivasi yang terus uraian diatas dapat ditarik suatu hipotesis
terekam dalam benaknya dan menjadi suatu sebagai berikut:
keinginan yang sangat kuat yang pada
akhirnya ketika seorang konsumen harus H4 : Semakin tinggi tingkat kenyamanan,
memenuhi kebutuhannya akan maka semakin tinggi minat beli online.
mengaktualisasikan apa yang ada didalam
benaknya. Minat beli pada penelitian ini
merujuk pada minat transaksional. Pengaruh Persepsi Kemudahan
Penggunaan Terhadap Minat Beli
Online
Pengaruh Kenyamanan Terhadap Minat
Penelitian ekstensif selama dekade
Beli Online
terakhir memberikan bukti efek signifikan
Pengaruh antara kenyamanan
persepsi kemudahan penggunaan terhadap
terhadap minat beli online telah dibuktikan
niat penggunaan, baik secara langsung
oleh peneliti terdahulu melalui penelitian
maupun tidak langsung (Wang et al., 2003).
yang dilakukannya. Seperti penelitian yang
Penelitian terbaru Chen dan Barnes (2007)
dilakukan oleh Beneke et al (2010) serta
telah secara empiris menemukan bahwa dua
Yusta dan Schultz (2011) yang menyatakan
aspek teknologi antarmuka, yaitu persepsi
bahwa kenyamanan (convenience) memiliki
kemudahan penggunaan dan kegunaan yang
pengaruh langsung secara positif terhadap
dirasakan secara signifikan mempengaruhi
minat beli online (online purchase intention).
niat adaptasi pelanggan. Dengan merasakan
Penelitian yang dilakukan oleh Chiang dan
bahwa bertransaksi melalui website itu mudah
maka akan meningkatkan antusiasme kecil. Sehingga jika konsumen merasa bahwa
konsumen untuk memanfaatkan teknologi membeli melalui website tidak terdapat resiko
internet untuk bertransaksi, dengan kata lain atau jika konsumen memahami cara
akan meningkatkan minat beli secara online, menghindari resiko didalam online shopping
karena harapannya jika transaksi dilakukan maka minat belinya akan tinggi. Penelitian
tanpa banyak pengorbanan maka akan efektif yang dilakukan oleh Beneke et al (2010),
dan efisien, sehingga konsumen merasakan Bertea dan Zait (2011), Falk et al (2005), Zhu
keuntungan dari transaksi online. Jeong dan (2011), Featherman dan Wells (2010) juga
Yoon (2013) berpendapat bahwa Persepsi menyatakan bahwa resiko yang dirasakan
kemudahan penggunaan secara signifikan (perceived risk) berpengaruh negatif terhadap
berpengaruh positif terhadap minat beli online. minat untuk membeli online. Dari uraian
Li dan Huang (2009), Netz et al (2009), dan diatas maka dapat ditarik suatu hipotesis
Lee et al (2000), Kamarulzaman dan Azmi sebagai berikut:
(2010) menyatakan bahwa terdapat hubungan
positif antara persepsi kemudahan H6 : Semakin rendah resiko yang dirasakan,
penggunaan (perceived ease of use) dengan maka semakin tinggi minat beli online.
behavioral intention. Faqih (2013) berendapat
bahwa persepsi kemudahan penggunaan
berengaruh positif terhadap intention to use. METODE PENELITIAN
Dari uraian diatas maka dapat ditarik suatu
hipotesis sebagai berikut : Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh data yang
H5 : Semakin tinggi persepsi kemudahan menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
penggunaan, maka semakin tinggi minat beli lingkup dan waktu yang kita tentukan
online. (Margono, 2010:118). Sedangkan menurut
Sukmadinata (2011:250) populasi adalah
kelompok besar dan wilayah yang menjadi
Pengaruh Resiko yang dirasakan ruang lingkup penelitian kita. Populasi dalam
Terhadap Minat Beli Online penelitian ini adalah pria maupun wanita di
Liang dan Huang (1998) menemukan Kota Semarang, yang belum pernah membeli
bahwa online shopping intention (minat belanja sendiri tiket kereta api online melalui website.
online) tergantung pada tingkat perceived risk Sampel yang digunakan dalam
(resiko yang dirasakan). Sementara (Tan, penelitian ini merujuk pada Hair et al (2010, P.662)
1999) berpendapat bahwa semakin rendah dimana kriteria sampel size diambil dari ukuran
resiko yang dirasakan, semakin tinggi minimum sampel size dengan jumlah sampel
kecenderungan untuk belanja online. jika yang representatif bilamana konstruk variabelnya
konsumen dapat mengurangi resiko kerugian d” 7 dengan persyaratan nilai communalities 0.5
seperti kerugian finansial, fungsional, dan maka sample size minimal yang diperlukan untuk
privasi maka kemungkinan mengalami penelitian ini adalah sebesar 200 responden,
ketidakpastian pemesanan, kesalahan dengan spesifikasi responden adalah jumlah
pemesanan serta konsekuensi negatif akan tertentu dari calon pembeli tiket kereta api online,
Tabel 2
Hasil Pengujian kelayakan Structural Equation Model
Gambar 1
FULL MODEL
Tabel 3
Hasil Regression Weights Analisis Structural Equation Model
Estimate S.E. C.R. P Label
peou <—- kenyamanan .374 .119 3.132 .002 par_5
p_risk <—- kenyamanan -.341 .102 -3.341 *** par_6
p_risk <—- peou -.186 .070 -2.664 .008 par_11
minat_beli <—- kenyamanan .326 .108 3.032 .002 par_10
minat_beli <—- p_risk -.243 .084 -2.892 .004 par_12
minat_beli <—- peou .225 .072 3.116 .002 par_13
k1 <—- peou 1.000
k2 <—- peou 1.320 .105 12.547 *** par_1
k3 <—- peou 1.300 .105 12.341 *** par_2
r3 <—- p_risk 1.000
r2 <—- p_risk .913 .059 15.375 *** par_3
r1 <—- p_risk .926 .067 13.861 *** par_4
c2 <—- kenyamanan 1.229 .127 9.668 *** par_7
c1 <—- kenyamanan 1.245 .125 9.945 *** par_8
c3 <—- kenyamanan 1.148 .124 9.240 *** par_9
c4 <—- kenyamanan 1.000
mbo <—- minat_beli 1.000
Tabel 4
Kesimpulan Hipotesis
Hipotesis Hasil Uji
H1 Semakin tinggi tingkat kenyamanan,
maka semakin tinggi persepsi kemudahan penggunaan Diterima
H2 Semakin tinggi tingkat kenyamanan,
maka semakin rendah resiko yang dirasakan Diterima
H3 Semakin tinggi persepsi kemudahan penggunaan,
maka semakin rendah resiko yang dirasakan Diterima
H4 Semakin tinggi tingkat kenyamanan,
maka semakin tinggi minat beli online Diterima
H5 Semakin tinggi persepsi kemudahan penggunaan,
maka semakin tinggi minat beli online Diterima
H6 Semakin rendah tingkat resiko yang dirasakan,
maka semakin tinggi minat beli online Diterima
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
penelitian ini dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 5 telah
menunjukkan bahwa hipotesis yang dibangun mendapatkan justifikasi dukungan secara
selaras dengan data empiris yang diteliti, empiris, sehingga dapat diaplikasikan.
memiliki kesamaan hasil serta memperkuat
penelitian terdahulu yang menjadi rujukan Pengaruh Resiko yang dirasakan
pada penelitian ini. Penelitian tersebut antara terhadap Minat Beli secara Online
lain penelitian yang dilakukan oleh Beneke
et al (2010), Yusta dan Schultz (2011), Chiang
H6 : Semakin rendah resiko yang dirasakan,
dan Dholakia (2003), Chandra dan Sinha
maka semakin tinggi minat beli online.
(2003), Jiang and Rosenbloom (2005),
Delafrooz et al (2010), serta Lai dan Ulhas
(2010). Kesimpulan ini mampu menunjukkan Dari pengujian yang telah dilakukan,
bahwa hipotesis 4 telah mendapatkan dapat disimpulkan bahwa hipotesis 6 pada
justifikasi dukungan secara empiris, sehingga penelitian ini dapat diterima. Hal ini
dapat diaplikasikan. menunjukkan bahwa hipotesis yang
dibangun selaras dengan data empiris yang
Pengaruh Persepsi Kemudahan diteliti, memiliki kesamaan hasil serta
Penggunaan terhadap Minat Beli memperkuat penelitian terdahulu yang
Online menjadi rujukan pada penelitian ini.
Penelitian tersebut antara lain penelitian
yang dilakukan oleh Liang dan Huang (1998),
H5 : Semakin tinggi persepsi kemudahan
Tan (1999), Beneke et al (2010), Bertea
penggunaan, maka semakin tinggi minat beli
dan Zait (2011), Falk et al (2005), Zhu et
online.
al (2011), Featherman dan Wells (2010),
serta Kamarulzaman dan Azmi (2010).
Dari pengujian yang telah dilakukan, Kesimpulan ini mampu menunjukkan bahwa
dapat disimpulkan bahwa hipotesis 5 pada hipotesis 6 telah mendapatkan justifikasi
penelitian ini dapat diterima. Hal ini dukungan secara empiris, sehingga dapat
menunjukkan bahwa hipotesis yang diaplikasikan.
dibangun selaras dengan data empiris yang
diteliti, memiliki kesamaan hasil serta IMPLIKASI TEORITIS
memperkuat penelitian terdahulu yang
menjadi rujukan pada penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan
Penelitian tersebut antara lain penelitian bahwa kenyamanan, resiko yang dirasakan
yang dilakukan oleh Wang et al (2003), Chen dan persepsi kemudahan penggunaan
dan Barnes (2007), Jeong and Yoon (2013), mampu mempengaruhi minat beli secara
Li dan Huang (2009), Thavornchak dan online tiket kereta api melalui website. Hasil
Taratanaphol (2009), Kamarulzaman dan dari penelitian ini mampu mempertegas
Azmi (2010), Lee et al (2000) dan Faqih beberapa penelitian terdahulu seperti terlihat
(2013). Kesimpulan ini mampu pada tabel berikut:
Tabel 5
Implikasi Teoritis
- Pada variabel minat beli online hanya Journal of Marketing Studies, vol. 2,
terdapat satu indikator, untuk itu penelitian no. 2, pp. 212-222.
mendatang perlu menambahkan indikator
Bertea, P.E., & Zait, A., 2011, Reflective versus
– indikator lain seperti minat referensial,
formative measurement models for
minat preferensial, minat eksploratif, dll.
perceived risk, EMAC Regional
Conference, University of IASI.
*****
Chandra, A.K., & Sinha, D.K., 2013, Factors
affecting the online shopping
DAFTAR REFERENSI behaviour: a study with reference to
bhilai durg, International Journal of
Akaah, I.P., & Korgaonkar, P.K., 1988, A Advanced Research in Management
Conjoint Investigation of the Relative and Social Sciences, vol. 2, no. 5,
Important of Risk-Relievers in Direct pp. 160 – 177.
Marketing, Journal of Advertising
Chen, Y.H., Barnes, S., 2007, Initial trust and
Research, vol. 28, issue 4, pp. 38-
online buyer behavior, Ind. Manage.
44.
Data Syst, vol. 107, no. 1, pp. 21-
Albarq AN., 2006, Intention to shop online 36.
among university students in Jordan,
Chiang, K.P., & Dholakia, R.R., 2003, Factors
Universiti Utara Malaysia.
Driving Consumer Intention to Shop
Awamleh, R., & Fernandes, C., 2005, Online: An Empirical Investigation,
Empirical Investigation of Internet Journal of Consumer Psychology, vol.
Banking in the UAE: Bank adoption 13(1&2), pp. 177-183.
levels in the context of customer
Dehbashi, S., 2007, Factor Affecting on Iranian
satisfaction and influencers of
Customers’ Acceptance Towards E-
adoption among potential users (WP),
Ticketing Provided by Airlines,
In E. Morgan & F. Fai (Eds.),
Published Master Thesis in
Innovation, Change and Competition
Department of Business
in International Business Proceedings,
Administration and Social Sciences,
pp. 1-26.
Lulea University of Technology.
Bauer, R. A., 1960, Consumer behavior as
Delafrooz, N., Paim, L.H., & Khatibi, A., 2010,
risk taking. In D. F. Cox (Ed.), Risk
Understanding consumer’s internet
taking as information handling in
purchase intention in Malaysia, African
consumer behavior (23-33). Boston:
Journal of Business Management, vol.
Graduate School of Business
5(3), pp. 2837-2846.
Administration, Harvard University.
eMarketer, 2007, Online Transaction Reports.
Beneke, J., Scheffer, M.K., & Du, W., 2010,
Retrieved 2013 July 20th, from http:/
Beyond Price – An Exploration into
/shop.org.
the Factors That Drive Young Adults
to Purchase Online, International Falk, T., Schepers, J., Hammerschmidt, M.,
Conceptual Model, Journal of E- Lim, H., & Dubinsky, A.J., 2004, Consumers’
Government Studies and Best perceptions of e-shopping
Practices, vol. 2010. characteristics: an expectancy-value
approach, Journal of Services
Keller, K.L., 1998, "Brand Equity," in the
Marketing, vol. 18, no. 7, pp. 500 –
Handbook of Technology
513.
Management, ed. Richard Dorf, CRC
Press Inc., vol. 12, pp. 59-65. Maharsi, S., dan Mulyadi, Y., 2007, Faktor-
faktor yang mempengaruhi Minat
Kim, D. J., Ferrin, D. L., & Rao, H. R., 2007,
Nasabah Menggunakan Internet
A trust-based consumer decision-
Banking dengan menggunakan
making model in electronic
Kerangka Technology Acceptance
commerce: The role of trust,
Model. Journal Universitas Kristen
perceived risk, and their antecedents.
Petra, pp. 19-20.
Decision Support System, vol. 44, pp.
544-564. Margono, 2010, Metodologi Penelitian
Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Kinnear, Thomas C., & James R. Taylor.,
1995, Marketing Research: An Applied Miniwatts Marketing Group, 2012, Internet
Approach, McGraw Hill Text. Users in Asia, Retrieved 2013 October
7th, from http://
Lai, J.Y., & Ulhas, K.R., 2010, Understanding
w w w. i n t e r n e t w o r l d s t a t s . c o m /
acceptance of dedicated e-textbook
stats3.htm.
applications for learning (Involving
Taiwanese university students), The Poong, Y.S., Talha, M., & Uchenna, C.E., 2007,
Electronic Library, vol. 30, no. 3, pp. The influence of malaysian
321-338. consumers’ demographics and
technology features on intention to use
Lee, D., Park, J., & Ahn, J., 2000, On The
e-commerce, Proceedings of the
Explanation Of Factors Affecting E-
International Conference on Internet
Commerce Adoption.
Business: Business Trends,
Li, Y.-H., & Huang, J.-W., 2009, Applying Systems, and Education, pp. 63 – 72.
Theory of Perceived Risk and
Rogers, E.M., 1983, Diffusion of Innovations
Technology Acceptance Model in the
(4th ed.): The Free Press, New York,
Online Shopping Channel, World
NY.
Academy of Science, Engineering and
Technology. Rusu, R.F., & Shen, N.S., 2012, An Empirical
Study on E-banking Acceptance in the
Liang, T.P., & Huang, J.S., 1998, An Empirical
United Arab Emirates (UAE), Journal
Study on Consumer Acceptance of
Electronic Banking Systems, vol.
Products in Electronic Markets: A
2012.
Transaction Cost Model, Decision
Support Systems, vol. 24, no. 1, pp. Seiders, K., Berry, L. L., & Gresham, L., 2000,
29-43. Attention retailers: How convenient is